• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan Tindak Pidana Pemilihan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penanganan Tindak Pidana Pemilihan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DASAR HUKUM

• UU No. 1 Tahun 2015 jo UU No. 8 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-undang

• UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana/ KUHAP

(3)

PEMILIHAN

Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang selanjutnya disebut

Pemilihan adalah pelaksanaan

kedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara langsung dan demokratis.

(4)

TINDAK PIDANA PEMILIHAN

Tindak pidana pemilihan adalah salah satu

bentuk dari pelanggaran pemilihan.

Pengertian pelanggaran pemilihan bisa ditemukan

pada Pasal 1 Angka 35 Perbawaslu No. 11 Tahun

2014 jo. Perbawaslu No. 02 Tahun 2015:

• Pelanggaran Pemilu (pemilihan) adalah tindakan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait Pemilu.

Catatan: Kata Pemilu dalam Perbawaslu No. 02 tahun 2015 juga mencakup

(5)

KLASIFIKASI PELANGGARAN

PELANGGARAN PEMILIHAN

Pelanggaran

Kode Etik Tindak PidanaPemilihan

Pelanggaran

Administrasi Sengketa Pemilihan

(6)

TINDAK PIDANA PEMILIHAN

• Tindak Pidana Pemilu (pemilihan) adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun 2015 jo UU No. 8 Tahun 2015 (Pasal 1 angka 37 Perbawaslu No. 11 Tahun 2014 jo Perbawaslu No. 02 Tahun 2015).

(7)

PENGGOLONGAN TINDAK PIDANA

NO KLASIFIKASI PASAL

1 Keterangan tidak sebenarnya.

Pasal 177, Pasal 84, Pasal 185

2 Menghilangkan hak orang lain.

Pasal 178 (1), Pasal 180 (1), Pasal 180 (2)

3 Pembuatan/ penggunaan surat palsu.

Pasal 179, Pasal 181, Pasal 184, Pasal 186 (1)

4 Penggunaan kekerasan. Pasal 182, Pasal 183, Pasal 195

5 Pelanggaran aturan pelaksana kampanye.

Pasal 187 (1), Pasal 187 (2), Pasal 187 (3), Pasal 187 (4)

6 Pelanggaran aturan dana kampanye.

(8)

NO KLASIFIKASI PASAL

7 Pelibatan Aparatur/Pejabat Negara.

Pasal 188, Pasal 189, Pasal 190

8 Pengunduran diri/penarikan calon.

Pasal 191 (1), Pasal 191 (2)

9 Tidak membuat atau

menandatangani dokumen tertentu.

Pasal 193 (2), Pasal 193 (4)

10 Tidak melakukan suatu hal tertentu.

Pasal 193 (3), Pasal 193 (4), Pasal 193 (5), Pasal 193 (6), Pasal 197 (2), Pasal 198.

11 Tidak menetapkan suatu hal tertentu.

Pasal 186 (2), Pasal 193 (1), Pasal 197 (1)

(9)

SENTRA GAKKUMDU

Untuk

menyamakan

pemahaman

dan

pola

penanganan tindak pidana

Pemilihan, Bawaslu Provinsi,

dan/atau Panwas Kabupaten

/Kota,

Kepolisian

Daerah

dan/atau Kepolisian Resor,

dan

Kejaksaan

Tinggi

dan/atau Kejaksaan Negeri

membentuk

sentra

penegakan hukum terpadu.

(10)

LAPORAN/ TEMUAN

TINDAK PIDANA

PENYIDIK POLRI KEJAKSAAN

PN PUTUS PERMOHONAN BANDING BANDING EKSEKUSI KEJAKSAAN PENGAWAS PEMILIHAN

7 hr Max

5 hr

14 hr

3 hr 3 hr

5 hr

ALUR PENYELESAIAN TINDAK PIDANA

7 hr 3 hr 3 hr 7 hr 3 hr 3 hr Catatan:

Hari = hari kerja

Putusan banding bersifat final & mengikat

(11)

PELAPORAN

No. Tindakan Maksimal waktu

(hari kerja)

Subyek Hukum

1 Penyampaian laporan 7 (tujuh) hari sejak ditemukan pelanggaran

1. Pemilih 2. Pemantau

Pemilihan

3. Peserta Pemilihan 2 Pengkajian kebenaran laporan 3 (tiga) hari sejak laporan

diterima

Pengawas Pemilihan

3 Permintaan keterangan tambahan

+ 2 (dua) hari dari poin no. 2

Pengawas Pemilihan

4 Meneruskan laporan ke polisi 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak diputuskan kebenaran

laporan

(12)

DUGAAN TINDAK PIDANA

Dugaan dapat berasal dari :

Temuan Pengawas Pemilihan

Pengawas pemilihan antara lain adalah Bawaslu

Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan,

PPL, dan Pengawas TPS (pasal 134 ayat (1) UU No. 1

tahun 2015 jo UU No. 08 Tahun 2015)

Laporan Pelanggaran Pemilihan

dapat disampaikan oleh:

a. Pemilih;

b. Pemantau Pemilihan; atau

(13)

LAPORAN PELANGGARAN

Laporan pelanggaran Pemilihan disampaikan

secara tertulis yang memuat paling sedikit:

a. nama dan alamat pelapor;

b. pihak terlapor;

c. waktu dan tempat kejadian perkara; dan

d. uraian kejadian.

(14)

KEWENANGAN DALAM BERACARA

• Dalam tindak pidana pemilihan kewenangan penyidikan dan penuntutan mengikuti aturan hukum acara dalam KUHAP, di mana Penyidik adalah Penyidik POLRI dan Penuntut Umum adalah Jaksa pada Kejaksaan Republik Indonesia.

• Kewenangan mengadili pada tingkat pertama juga tetap pada PN, namun UU mengamanatkan keberadaan Majelis Khusus yang ditetapkan secara khusus berdasarkan Keputusan Ketua MA untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana Pemilihan.

(15)

PENYIDIKAN

&

PRA-PENUNTUTAN

No. Tindakan Maksimal waktu

(hari kerja)

Instansi

1 Maksimal penyidikan sejak laporan diterima sampai dilimpah ke penuntut umum

14 (empat belas) hari

2 Petunjuk penuntut umum apabila berkas belum lengkap

3 (tiga) hari

3 Pengembalian berkas oleh penyidik setelah mengikuti petunjuk penuntut umum

3 (tiga) hari

4 Pelimpahan berkas dari penuntut umum kepada pengadilan

(16)

PENUNTUTAN &

UPAYA HUKUM

No. Tindakan Maksimal waktu

(hari kerja)

Instansi

1 Sidang s/d putus 7 (tujuh) hari sejak berkas dilimpah

2 Penyelesaian Putusan Pengadilan yang dapat mempengaruhi perolehan suara peserta Pemilihan

5 (lima) hari sebelum KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota

menetapkan hasil Pemilihan

BANDING

(upaya hukum terakhir dalam tindak pidana pemilihan) 1 Mengajukan permohonan banding 3 (tiga) hari setelah putusan

dibacakan / TDW

2 Limpah Berkas Banding dari PN ke PT

3 (tiga) hari sejak permohonan banding diterima

(17)

PELAKSANAAN PUTUSAN

No Tindakan Maksimal waktu

(hari kerja)

Instansi

1 Penyampaian putusan kepada penuntut umum

3 (tiga) hari setelah putusan dibacakan

(18)
(19)

Referensi

Dokumen terkait

mAbs fase II menunjukkan bahwa trigliserida menurun secara signifikan sebesar 16-26% pada kondisi penurunan aktivitas PCSK9, terutama pada pasien yang memiliki kadar

Selain untuk menekan atau mengurangi jumlah korban jiwa, harta dan dampak psikologis akibat bencana, pengurangan risiko bencana dengan membangun kesiapsiagaan juga

Terkait dengan dihapusnya jabatan Kayim dan selanjutnya ditempatkannya di tempat tugas baru sebagai staf pada urusan dan seksi yang ada serta kekosongan karena purna

Metode yang digunakan terhadap “Analisis Semiotik Dalam Kumpulan Puisi Love Poems ‘Aku dan Kamu’ Saduran Sapardi Djoko Damono,” adalah metode kualitatif deskriptif..

Selanjutnya, tabel di atas juga menunjukkan bahwa besarnya korelasi variabel stres kerja dengan variabel kinerja kerja adalah sebesar -0,011 dan berpola negatif artinya korelasi

Siti Rahayu Hassan, Mohammad Syuhaimi Ab-Rahman, Aswir Premadi and Kasmiran Jumari. The Development of Heart Rate Variability Analysis Software for Detection of Individual

[r]

8. Retribusi adalah sebagian atau seluruh biaya Penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik dan non medik di rumah sakit yang dibebankan kepada masyarakat sebagai imbalan atas