• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER : Eksperimen Kuasiterhadap Siswa Kelas V SD di Gugus Melati Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER : Eksperimen Kuasiterhadap Siswa Kelas V SD di Gugus Melati Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MENULIS DIALOG SEDERHANA

MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF

BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER

(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas V SD di Gugus Melati Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

oleh

ISMAIL SAID

NIM. 1104047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PEMBELAJARAN MENULIS DIALOG SEDERHANA

MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF

BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER

(Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas V di Gugus melati Kec. Astanajapura-Cirebon)

Oleh Ismail Said

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada Program Studi Pendidikan Dasar

Sekolah Pascasarjana UPI

© Ismail Said 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Hj. Vismaia S. Damayanti, M.Pd.

NIP. 19670415199203 2 001

Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd.

NIP. 19600120 198703 1 001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar,

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd.

(4)

PEMBELAJARAN MENULIS DIALOG SEDERHANA

MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF

BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER

(Eksperimen Kuasiterhadap Siswa Kelas V SD di Gugus Melati Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan Pendekatan Komunikatif Berbasis Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Menulis Dialog Sederhana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan teknik deskriptif analisis dengan data kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar kelas V semester 1. Adapun sampel dalampenelitian ini berjumlah 40 siswa yang masing-masing kelas terdiri dari 20 siswa untuk kelas eksperimen dan 20 siswa lainnya untuk kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis dialog sederhana yang bermuatan nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran menulis melalui pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter efektif meningkatkan keterampilan menulis dialog sederhana siswa khususnya kelas V pada SDN 1 Astanajapura.

(5)

LEARNING TO WRITE SIMPLE DIALOGUE

WITH THE COMMUNICATIVE APPROACH

BASED ON CHARACTER VALUES

(Quasi Experiment to elementary 5th Grade Students in The Cluster Bed Astanajapura-Cirebon Districts)

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the effect of the application of Communicative Approach Based On Characters Values in The Learning to Write Simple Dialogue. The method used in this research is a quasi experimental with a descriptive analysis technique of quantitative data. The population in this research is the elementary 5th Grade Students of first semester. The sample in this research were forty students consisting of twenty students for class experiments and twenty other students for class control. The instrument used in this research is a writing simple dialogue test that contains the character values. Based on the research results, it is concluded that the Learning To Write Simple Dialogue With The Communicative Approach Based On Character Values effectively improve the writing simple dialogue skills of students elementary 5th grade at SDN 1 Astanajapura.

(6)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Struktur Organisasi Tesis ... 12

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Pembelajaran Menulis ... 13

a. Pengertian Menulis ... 13

b. Tujuan Pembelajaran Menulis ... 16

c. Manfaat pembelajaran Menulis ... 19

d. Pembelajaran Menulis Sebagai Suatu Proses ... 21

e. Pembelajaran Menulis di Kelas V Sekolah Dasar ... 25

f. Pembelajaran Menulis Dialog Sederhana ... 28

g. Unsur-unsurdalamMenulis Dialog Sederhana ... 30

h. Teknik Menulis Dialog ... 30

2. Pendekatan Komunikatif ... 31

a. Pengertian Pendekatan Komunikatif ... 31

b. Ciri dan Karakteristik Pendekatan Komunikatif ... 35

c. Penerapan Pendekatan Komunikatif ... 37

d. Manfaat Pendekatan Komunikatif ... 38

3. Pendidikan Karakter ... 39

a. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Karakter ... 41

b. Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter di SD ... 44

c. Prinsip Pembelajaran Menulis Dialog Bermuatan Nilai-Nilai Karakter ... 49

B. Kerangka Pemikiran ... 52

(7)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 55

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 58

C. Definisi Operasional ... 59

D. Instrumen Penelitian ... 60

1. Tes ... 60

2. Observasi ... 66

E. Teknik Pengumpulan Data ... 66

F. Analisis Data ... 67

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi HasilPenelitian ... 81

B. Pembahasan ... 158

BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 166

B. Rekomendasi ... 167

DAFTAR PUSTAKA ... 169

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

„Kesejahteraan sebuah bangsa bermula dari karakter kuat warganya‟

kata-kata tersebut diungkapkan Marcus Tulius Cicero 106-43 SM, cendikiawan Republik Roma, untuk mengingatkan warganya mengenai manfaat praktis kebajikan (Saptono, 2011: 15). Sebuah risalah cukup menarik juga pernah dikemukakan oleh seorang penulis Suriah lulusan Al-Azhar University tahun 1952 bernama Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya yang berjudul Tarbiyatul Aulad Fil Islam terbitan Beirut. Beliau mengungkapkan bahwa:

di antara keutamaan Islam bagi umat manusia, ia telah memberikan metode yang tepat dan sempurna bagi mereka dalam pendidikan rohani, pembinaan generasi, pembentukan umat, dan pembangunan budaya serta penerapan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban (madaniyah). Semua itu dimaksudkan untuk mengubah umat manusia dari kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah, dan ketentraman.

(9)

putra-putri Indonesia yang khususnya berlabel pelajar tengah berada dalam kubangan dekadensi moral yang sangat memprihatinkan.

Berbagai aksi kekerasan dan amoral: tawuran, geng motor, narkoba, seks bebas, merupakan bentuk konkrit dekadensi moral yang terjadi dikalangan pelajar dan telah menyentuh semua tingkat pendidikan tidak terkecuali pendidikan dasar. Watak beringas, sulit dikendalikan, komunikasi yang tidak santun, baik antar teman maupun orang dewasa, jauh dari mencerminkan nilai-nilai kebaikan yang dewasa ini juga dirasakan terjadi pada level pendidikan dasar.

Fakta ini sesungguhnya merupakan bahan renungan bersama bagi semua komponen penyelenggara pendidikan akan arti penting membangun karakter dalam proses pendidikan khususnya pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran sehingga tidak kemudian menyudutkan salah satu pihak dan men-judge-nya sebagai yang paling bertanggung jawab.

Bukankah pendidikan itu unik dan cakupannya luas tak terbatas. Oleh sebab itu, pendidikan tidak boleh hanya terpaku pada transfer materi ajar dari guru ke murid (transfer of knowledge), melainkan harus utuh (komprehensif) serta menyentuh semua aspek hidup dan kehidupan: kognitif, afektif, dan psikomotor.

(10)

ini dirasakan semakin memudar, akan menjelma kembali menjadi warna-warni indah yang semakin menguatkan citra dan jatidiri kita sebagai bangsa yang bermartabat dan berperadaban luhur.

Menyangkut hal tersebut, pemerintah telah membuat desain induk pembangunan karakter sebagai panduan dasar dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang bermuatkan nilai-nilai karakter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar dibawah ini:

Gambar 1.1

Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa (sumber: Puskur Kemdikbud)

(11)

sekolah karakter, tempat terbaik untuk menanamkan karakter”, lantas Marvin Berkowitz (Saptono, 2011) mempertegas „effective character education is not edding a program or set of programs to a school. Rather it is a tranformation

of the culture and life of the school’. Pemerintah melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada, tengah memformulasikan sebuah sistem pendidikan yang terintegrasi pada pemerolehan nilai-nilai karakter yang hal tersebut sesungguhnya merupakan pengejawantahan dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(12)

Pembiasaan dan pemodelan (modeling) menjadi penting dan bersifat urgen, karena bagaimanapun sebuah proses pembelajaran yang dilakukan tanpa adanya bimbingan serta pengawasan dari seorang guru ditambah kurangnya contoh konkrit yang bisa langsung dilihat serta dirasakan keberadaannya oleh peserta didik, maka laksana berjalan tanpa arah dan bagai malam kelam tanpa cahaya bintang gemintang.

Guru, idealnya adalah seorang figur (prototipe) yang dapat dijadikan sebagai panutan. Melaluinya generasi bangsa ini tercerahkan dari berbagai kejahilan sifat dan sikap yang dapat menjauhkan manusia dari karakter dirinya yang hakiki. Bukankah dalam setiap individu terdapat berbagai karakter positif dan juga negatif sebagai bawaan (fitrah), yang melalui keduanya citra diri dapat terwakili.

Sekolah melalui proses penyelenggaraan sistem pembelajarannya telah menjadi pusat perhatian seluruh elemen bangsa yang perlu dikaji kembali, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya. Hal tersebut dikarenakan segala kebijakan yang menyangkut pendidikan formal bermuara pada pelaksanaan di sekolah, sehingga maju mundurnya kualitas pendidikan bergantung dari sejauhmana pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan.

(13)

Sekolah Dasar. Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP, 2006: 10) tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah agar siswa memiliki kemampuan diantaranya:

(1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan, (2) menghargai dan bangga dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan Bahasa Indinesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Melalui proses pembelajaran bahasa yang dinamis diharapkan akan tercipta suatu bentuk komunikasi lisan antara pendidik dan peserta didik serta peserta didik dan peserta didik yang terpola melalui keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis sehingga suasana pembelajaran terhindar dari kejenuhan. Sejalan dengan apa yang dikemukakan Dadang (2011: 226) bahwa “bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari”.

(14)

menulis secara efektif dan efisien, baik menulis prosa, puisi ataupun naskah dialog sederhana.

Para ahli pengajaran bahasa menempatkan keterampilan menulis pada tahapan tertinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Bagimanapun seseorang tidak akan pernah memiliki keterampilan menulis yang baik jika tanpa diawali pengusaan yang baik terhadap keterampilan berbahasa yang telah disebutkan di awal tadi.

Menurut Tarigan (1994: 4) “Keterampilan menulis merupakan ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar”. Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, penguasaan keterampilan menulis mutlak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari begitupun dengan menulis dialog sederhana, namun pada kenyataannya pembelajaran menulis dialog sederhana kurang mendapat perhatian yang serius, sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis dialog sederhana merupakan sesuatu yang sulit. Pembelajaran menulis dialog sederhana di SD sering kurang ditangani dengan baik, kalaupun ada pelaksanaannya kurang sistematis.

(15)

1) Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis dialog sederhana yang dilaksanakan di SD kurang kontekstual, sehingga apa yang diajarkan kurang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

2) Siswa kurang tertarik pada pembelajaran menulis dialog sederhana karena hasil karyanya tidak pernah dipublikasikan, sehingga mereka kurang termotivasi untuk menulis.

3) Siswa kurang sadar akan kesalahannya dalam menulis karena tidak pernah ada proses perbaikan maupun catatan dari guru pada waktu penilaian hasil tulisan mereka berupa balikan, sehingga mereka sering dihadapkan pada kesulitan yang sama dan kesalahan yang sama pada waktu menulis, terutama kesalahan kalimat dan ejaan.

4) Siswa kurang memiliki keterampilan menuangkan gagasan ke dalam tulisan. Hal ini karena bekal pengetahuan (skemata) para siswa kurang memadai.

5) Siswa kurang memiliki keterampilan menulis yang baik, karena bekal pengetahuan ejaan dan kaidah bahasa kurang memadai.

(16)

Hal ini mengingat bahwa dalam pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter, siswa tidak hanya belajar bagaimana cara menulis dialog sederhana yang baik namun secara tidak langsung juga akan membimbing siswa untuk belajar berkomunikasi, berdiskusi, dan bekerjasama dengan baik yang bermuatan nilai-nilai karakter.

Pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter menitik beratkan pada terjadinya komunikasi selama proses belajar berlangsung, namun demikian posisi guru juga sangat berperan penting sebagai pembimbing selama proses berlangsung yang sifatnya hanya sebagai fasilitator dalam rangka memberikan stimulus terhadap siswa sehingga lebih bersemangat. Hermawan (2011) menyebutkan bahwa “pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang lebih mengandalkan kreativitas siswa dalam melakukan latihan”.

Pada tahap ini keterlibatan guru secara langsung mulai dikurangi untuk memberi kesempatan pada siswa dalam mengembangkan kemampuan sendiri. Hal tersebut senada dengan apa yang dikemukakan Dadang (2011: 60) bahwa “desain atau rencana pembelajaran dengan pendekatan ini hanya bersifat kerangka, yang terpenting adalah komunikasinya”.

(17)

dialog sederhana. Guru dapat melakukan asistensi (bimbingan) ketika proses sedang berlangsung, sehingga siswa dengan sendirinya akan mengetahui bagaimana cara menyampaikan ide/gagasan dengan baik, berkomunikasi secara santun dan saling bertoleransi dalam keberagaman pendapat. Lebih dari itu semua, siswa diharapkan mampu menulis dialog sederhana bermuatan nilai-nilai karakter dengan baik.

Berdasarkan pada paparan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan mencoba mengusung judul “Pembelajaran Menulis Dialog Sederhana Melalui Pendekatan Komunikatif Berbasis Nilai-Nilai Karakter”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah yang dapat dimunculkan dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana profil menulis dialog sederhana siswa SD kelas V di Gugus Melati Kecamatan Astanajapura?

2. Bagaimana rancangan pembelajaran menulis dialog sederhana dengan pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter?

3. Seberapa besar pengaruh pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter terhadap peningkatan keterampilan menulis dialog sederhana? 4. Bagaimana perkembangan nilai-nilai karakter yang terwujud dalam tulisan

(18)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter terhadap peningkatan keterampilan menulis dialog sederhana dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran terlangsung (kelas kontrol) dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia;

2. untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter terhadap terwujudnya nilai-nilai karakter dalam tulisan dialog sederhana dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran terlangsung (kelas kontrol) pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti: Memberikan pengalaman dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi pengembangan penerapan pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD.

2. Bagi Guru: Membantu dalam merancang proses kegiatan belajar yang efektif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Serta dapat menjadi referensi bagi peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. 3. Bagi Siswa: Membantu siswa untuk mengembangkan potensi

(19)

menulis dialog sederhana serta merangsang siswa dalam keberanian mengemukakan ide, pendapat, pertanyaan dan sumbang saran sesuai etika dan norma susila.

E. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi pada penelitian ini terdiri dari:

- BAB I: PENDAHULUAN

Yang di dalamnya memuat pembahasan tentang: Latar Belakang

Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, dan Struktur Organisasi.

- BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

Yang di dalamnya memuat pembahasan tentang: Tinjauan Pustaka,

Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.

- BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Yang di dalamnya memuat pembahasan tentang: Desain Penelitian,

Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

- BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yang di dalamnya memuat pembahasan tentang: Hasil Penelitian, dan

Pembahasan hasil penelitian.

- BAB V: SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Yang di dalamnya memuat pembahasan tentang: Simpulan, dan

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang keterampilan siswa dalam menulis dialog sederhana dengan pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter. Selain itu penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh data berkaitan dengan aktivitas guru selama proses pembelajaran.

Desain penelitian ini merupakan kuasi eksperimen (non equivalent control group design) dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Pertimbangan desain tersebut dikarenakan dalam penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Selain dari pada itu sulit sekali menemukan kelas yang memiliki karakteristik yang sama persis. Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa desain ini memiliki kelompok kontrol namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen.

(21)

dalam proses pembelajarannya menggunakan metode terlangsung. Menurut Sugiyono (2007: 116) pada jenis desain eksperimen ini terjadi pengelompokan subjek tidak secara acak, adanya pretest (O1 dan O3), dan adanya postest (O2 dan O4). Kelas eksperimen memeroleh perlakuan pembelajaran dengan pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter (X1), sedangkan untuk kelas kontrol memeroleh perlakuan pembelajaran dengan metode terlangsung (X2).

Gambar 3.1.

Desain Alur Pembelajaran Pada Saat Penelitian

Keterangan:

O1 = Prates kelas eksperimen O2 = Pascates kelas eksperimen

X1 = Pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter X2 = Pembelajaran dengan metode terlangsung

O3 = Prates kelas kontrol O4 = Pascates kelas kontrol

O1 X1 O2

KelasEksperimen

O3 X2 O4

(22)

Berdasarkan pada uraian di atas, selanjutnya peneliti membuat desain alur penelitian sebagai upaya untuk memudahkan kontrolisasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan penelitian ini, sebagai berikut:

Gambar 3.2

Desain Alur Pelaksanaan Penelitian

Identifikasi Masalah

Observasi Awal

Pra Tes

Pasca Tes

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Metode Terlangsung

Pendekatan Komunikatif Berbasis

Nilai-Nilai Karakter

Analisis Data

(23)

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi penelitian bertempat di Gugus Melati Desa Astanajapura Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tepatnya pada SDN 1 Astanajapuran dan SDN 2 Astanajapura. Pemilihan subjek dan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa di sekolah tersebut belum melaksanakan pembelajaran menulis dialog sederhana melalui pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter, bahkan cenderung masih menggunakan pendekatan terlangsung dalam proses belajarnya.

2. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Astanajapura sebanyak 46 siswa dan SDN 2 Astanajapura sebanyak 34 siswa, sehingga jumlah populasi keseluruhan adalah 80 siswa.

3. Penarikan sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan pada rumus yang dikembangkan oleh Surakhmad (1998: 100). Sebagai berikut:

S = 15% +

x (50% - 15%)

dimana:

S = Jumlah sampel yang diambil n = Jumlah anggota populasi sehingga:

S = 15% +

x (50% - 15%)

S = 15% +

x 35%

S = 15% + ,02 x 35% S = 0,507

(24)

Dengan melihat hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel adalah 40 siswa. Sehingga diperoleh ketentuan 20 siswa diambil dari SDN 1 Astanajapura sebagai kelas eksperimen dan 20 siswa diambil dari SDN 2 Astanajapura sebagai kelas kontrol.

Alasan pemilihan kelas V sebagai sampel penelitian adalah dengan pertimbangan bahwa perkembangan intelektual anak usia kelas V sekolah dasar rata-rata berada pada tahap operasional konkrit, yang pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis dan masih sangat terikat pada fakta-fakta perseptual. Selain itu pada tahap ini anak sudah mengerti moral baik dan buruk, sehingga teori diatas sangat relevan terkait dengan penelitian pembelajaran menulis dialog sederhana dengan pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter.

C. Definisi Operasional

1. Menulis dialog sederhana merupakan kemampuan untuk menyusun dan atau merangkaikan simbol-simbol grafis yang mewakili bahasa menjadi kalimat-kalimat percakapan antar dua tokoh atau lebih secara sistematis dan sederhana, dengan tujuan mengungkapkan pikiran dan perasaan menjadi sebuah informasi yang dapat dimengerti.

(25)

agar siswa mencapai kematangan dan kedewasaan dalam hal sikap, tingkah laku, watak dan tabiat.

D. Instrumen Penelitian 1. Tes

Instrumen tes digunakan untuk mendapatkan data keterampilan siswa dalam menulis dialog sederhana. Tes dilakukan dalam bentuk tes awal yang dilaksanakan di masing-masing kelas sebelum perlakuan, dan tes akhir untuk kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter serta kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran terlangsung. Adapun kriteria penilaian secara umum, meliputi: 1) kualitas dan ruang lingkup isi berbasis nilai-nilai karakter; 2) organisasi dan penyajian isi; 3) gaya dan bentuk bahasa; dan 4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, estetika. Selain itu penilaian disesuaikan dengan tuntutan materi dan indikator keterampilan menulis naskah dialog sederhana pada pembelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar kelas lima semester dua.

Berikut contoh instrumen tes menulis naskah dialog sederhana berdasarkan pengalaman pribadi berbasis nilai-nilai karakter:

a. Instruksi:

(26)

membaca, disiplin, peduli lingkungan, tolong menolong atau nilai-nilai kebaikan lainnya.

b. Petunjuk Umum:

1) Penulisan dialog harus memperhatikan unsur-unsur karangan narasi (alur, tokoh, dan latar).

2) Isi dialog harus komunikatif, masuk akal serta menggunakan kata-kata denotatif atau konkrit.

3) Bahasa disesuaikan dengan EYD.

4) Tulislah identitas diri secara lengkap pada lembar kerja. 5) Berdo’a sebelum mengerjakan tugas.

Pedoman penilaian penulisan dialog sederhana berbasis nilai-nilai karakter, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Kisi-kisi Kriteria dan Pembobotan Nilai Tes Menulis Dialog Sederhana Melalui Pendekatan Komunikatif Berbasis Nilai-nilai Karakter

(dikembangkan dari Burhan Nurgiyantoro)

Indikator Kriteria Penilaian Skor Maks Mampu menulis naskah

dialog yang memuat struktur dan unsur karangan narasi

Mengandung struktur karangan narasi (tema, alur, tokoh, dan latar). Menunjukan adanya keterpaduan antara tema, alur, tokoh dan latar.

20

Mampu menulis naskah dialog berdasarkan pengalaman pribadi

Ide tulisan berdasarkan pengalaman pribadi.Tulisan berkembang sesuai dengan

(27)

Indikator Kriteria Penilaian Skor Maks tema. Komunikatif dengan

menggunakan kata-kata dalam naskah dialog

Tulisan mengungkap

pengalaman yang masuk akal serta tanggap terhadap nilai-nilai karakter

20

Mampu menggunakan kosa kata yang variatif denga pengorganisasian yang menarik

Penggunaan dan pemilihan kata bervariasi dengan susunan

kalimat yang jelas 20

Mampu menulis naskah dialog sesuai dengan kaidah kebahasaan

Tulisan menggunakan kaidah ejaan yang disempurnakan. Tulisan dapat dipahami dengan baik melalui kalimat sederhana yang efektif

20

Nilai Akhir = Jumlah Skor Seluruh Aspek

Tabel 3.2

Deskriptor Penilaian Menulis Dialog Sederhana

Melalui Pendekatan Komunikatif Berbasis Nilai-Nilai Karakter

Indikator

Nilai Tiap Aspek

(28)

Indikator

Nilai Tiap Aspek

(29)

Indikator

Nilai Tiap Aspek

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat

Kurang 18 – 20 15 – 17 12 – 14 6 – 11 1 – 5 Karakter pengalaman

(30)

Tabel 3.3.

Nilai dan Kategori Tes Menulis Dialog Sederhana Berbasis Nilai-nilai Karakter

No Nilai Kategori

1 85 – 100 Sangat Baik

2 75 – 84 Baik

3 65 – 74 Cukup

4 56 – 64 Kurang Baik

5 < 55 Sangat Kurang

Nurgiyantoro (2012)

Tabel 3.4.

Nilai dan Kategori Masing-Masing Aspek

Tes Menulis Dialog Sederhana Berbasis Nilai-nilai Karakter

No Nilai Kategori

1 18 – 20 Sangat Baik

2 15 – 17 Baik

3 12 – 14 Cukup

4 6 – 11 Kurang Baik

5 1 – 5 Sangat Kurang

(31)

2. Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses pembelajaran, baik untuk kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan komunikatif, maupunkelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran terlangsung.

Indikator aktivitas guru yang dianalisis meliputi: kemampuan guru memotivasi siswa saat membuka pelajaran, penguasaan bahan ajar, sikap guru dalam proses pembelajaran, kemampuan membimbing siswa, kemampuan mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja siswa, kemampuan mengevaluasi dan menutup pelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran baik melalui tes maupun non tes terhadap keterampilan menulis dialog sederhana serta aktualisasi nilai-nilai karakter yang terwujud di dalamnya. Kegiatan ini dilakukan terhadap kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan pendekatan komunikatif berbasis nilai-nili karakter dan kelas kontrol yang tetap menggunakan metode terlangsung.

Langkah pengumpulan data dalam penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu:

(32)

kemampuan awal siswa dalam keterampilan menulis dialog sederhana. Selain itu dilakukan pula studi pustaka untuk mengetahui penelitian-penelitian yang relevan dengan permasalahan variabel penelitian-penelitian.

2. Pengembangan instrumen pembelajaran menulis dialog sederhana berbasisnilai-nilai karakter, meliputi langkah-langkah menentukan materi dan subjek penelitian, menyusun RPP, menyususn kisi-kisi, validasi instrumen, analisis instrumen, dan penyusunan soal pra tes dan postes. 3. Melakukan pra tes untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

4. Melakukan perlakuan dengan menggunakan pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter untuk kelas eksperimen dan tidak menggunakan perlakuan untuk kelas kontrol.

5. Memberikan pascatest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.

6. Membandingkan performa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan tes-tes signifikan statistik.

F. Analisis Data

(33)

Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data penelitian ini sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis, dimana hipotesis pada penelitian ini adalah: Ho ditolak jika harga hitungan ± < harga tabel.

Ho ditolak jika harga hitungan ± ≥ harga tabel.

b. Melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan distribusi t-student dengan rumus T = Sup (ɸ - Ʃp).

c. Melakukan pengujian homogenitas terhadap varian pada kedua

populasi dengan rumus: F =

d. Menghitung rata-rata hasil tes, pretes maupun postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus:

χ

= ∑

e. Menentukan perbedaan rata-rata pretes dan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan distribusi t-Student dengan rumus:

dimana: S2 =

(34)

g. Data hasil observasi pembelajaran serta data yang diolah secara deskriptif akan diolah dan ditafsirkan dengan kriteria seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.5.

Kriteria Penilaian Data Deskriptif

No Skor Kriteria

1 1,00 – 1,69 Kurang Baik (K)

2 1,70 – 2,59 Cukup(C)

3 2,60 – 3,50 Baik (B)

4 3,51 – 4,00 Sangat Baik (S)

Nurgiyantoro (2012)

Tabel 3.6

Deskriptor Penilaian Data Deskriptif

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

1 Kemampuan membuka pelajaran

a. Pengkondisian persiapan pembelajaran b. Melaksanakan

apersepsi c. Memberikan

motovasi d. Menyampaikan

tujuan pembelajaran

SANGAT BAIK (S)

Guru sangat baik dalam melakukan pengkondisian persiapan pembelajaran, apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran sehingga mampu menggugah perhatian dan respon dari peserta didik secara optimal.

4

BAIK (B)

Guru melakukan pengkondisian persiapan pembelajaran, apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran sehingga mampu

(35)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

menggugah perhatian dan respon dari peserta didik.

CUKUP (C)

Guru melakukan pengkondisian persiapan pembelajaran dan motivasi namun tidak penyampaian tujuan pembelajaran sehingga menyebabkan peserta didik kurang terlihat

memberikan respon.

2

KURANG (K)

Guru melakukan pengkondisian persiapan pembelajaran namun tidak memberikan motivasi, tidak

penyampaian tujuan pembelajaran dan apersepsi sehingga menyebabkan peserta didik kurang terlihat memberikan respon.

1

2 Sikap guru dalam proses pembelajaran

a. Kejelasan suara b. Mimik muka dalam

berbicara

c. Gerak anggota badan dalam berbicara d. Antusis dalam

menang-gapi peserta didik

e. Mobilisasi gerak badan dalam ruang kelas

SANGAT BAIK (S)

Guru sangat baik dan berusaha tampil baik dengan komunikasi jelas dan menggunakan gesture lyang mendukung komunikasi dengan peserta didik, sehingga pesan dengan jelas dapat didengar oleh peserta didik dan peserta didik meresponnya.

4

BAIK (B)

Guru berusaha tampil baik dengan komunikasi jelas dan menggunakan gesture yang mendukung komunikasi dengan peserta didik, sehingga pesan dengan jelas dapat didengar oleh peserta didik dan ada sebagian kecil peserta didik meresponnya.

(36)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

CUKUP (C)

Guru berusaha tampil baik dengan komunikasi jelas dan menggunakan gesture yang mendukung komunikasi dengan peserta didik, sehingga pesan dengan jelas dapat didengar oleh peserta didik namun tidak ada respon dari peserta didik.

2

KURANG (K)

Guru tidak berusaha tampil baik dengan komunikasi jelas dan menggunakan gesture yang mendukung komunikasi dengan peserta didik, sehingga pesan tidak jelas didengar oleh peserta didik dan tidak ada respon dari peserta didik.

1

3 Pengorganisasian lingkungan belajar a. Menyediakan

lingkung-an kelas yang kaya akan penglaman dan aktivitas

b. Mengondisikan kelas c. Memfasilitasi

kebutuhan peserta didik dalam belajar termasuk kolaborasi dengan masyarakat d. Memperkaya sumber

belajar peserta didik

SANGAT BAIK (S)

Guru menyediakan lingkungan kelas yang kaya akan pengalaman dan aktivitas, mengkondisikan suasana kelas, memfasilitasi peserta didik dalam belajar dan memperkaya sumber belajar peserta didik sehingga tercipta

lingkungan belajar yang bisa

memotivasi peserta didik untuk bisa belajar dengan nyaman dan

menyenangkan.

4

BAIK (B)

Guru menyediakan lingkungan kelas yang kaya akan pengalaman dan aktivitas, mengkondisikan suasana kelas, memfasilitasi peserta didik dalam belajar namun tidak memperkaya sumber belajar peserta didik. Tapi tercipta lingkungan belajar yang bisa memotivasi peserta didik untuk bisa belajar dengan nyaman dan

menyenangkan.

(37)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

CUKUP (C)

Guru cukup menyediakan lingkungan kelas yang kaya akan pengalaman dan aktivitas, mengkondisikan suasana kelas namun tidak memfasilitasi peserta didik dalam belajar dan tidak memperkaya sumber belajar peserta didik. Peserta didik cukup nyaman dengan ini.

2

KURANG (K)

Guru kurang menyediakan lingkungan kelas yang kaya akan pengalaman dan aktivitas, mengkondisikan suasana kelas, memfasilitasi peserta didik dalam belajar dan tidak memperkaya sumber belajar peserta didik sehingga

lingkungan belajar tidak menyenangkan.

1

4 Penguasaan bahan belajar

a. Kejelasan dalam menerapkan materi b. Kejelasan dalam

memberikan contoh c. Bahan ajar disajikan

sesuai dengan langkah-langkah d. Kejelasan dalam menghubungkan

Guru sangat jelas menerangkan materi, memberi-kan contoh yang sesuai dengan materi, bahan ajar disajikan sesiau dengan langkah-langkah pen-dekatan pembelajaran komunikatif dan jelas dalam menghubungkan materi pembelajaran dengan nilai-nilai karakter di lingkungan opeserta didik. Sehingga memicu respon positif dari peserta didik.

4

BAIK (B)

Guru jelas menerangkan materi,

memberikan contoh yang sesuai dengan materi, bahan ajar disajikan sesiau dengan langkah-langkah pen-dekatan pembelajaran komunikatif dan jelas dalam menghubungkan materi

pembelajaran dengan nilai-nilai karakter di lingkungan peserta didik.

3

CUKUP (C)

(38)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

memberik-an contoh yang sesuai dengan materi, bahan ajar disajikan sesiau dengan langkah-langkah pen-dekatan pembelajaran komunikatif dan jelas dalam menghubungkan materi pembelajaran dengan nilai-nilai karakter di lingkungan peserta didik.

KURANG (K)

Guru sangat kurang dalam menerangkan materi, tidak memberikan contoh yang sesuai dengan materi, bahan ajar tidak disajikan sesuai dengan langkah-langkah pendekatan pembelajaran komunikatif dan kurang jelas dalam menghubungkan materi pembelajaran dengan nilai-nilai karakter di

lingkungan peserta didik.

1

5 Pengorganisasian peserta didik

a. Guru membagi kelompok dan

b. Membagi kelompok dengan adil dan heterogen

SANGAT BAIK (S)

Guru sangat tepat dalam membagi kelompok secara adil dan heterogen. Memberi penjelasan mengenai tanggung jawab sesuai dengan kemampuan peserta didik sehingga semua peserta didik merasa nyaman berada dalam dalam kelompok dan menerima dengan baik tanggung jawabnya.

4

BAIK (B)

Guru membagi kelompok secara adil dan heterogen. Memberi penjelasan mengenai tanggung jawab sesuai dengan kemampuan peserta didik sehingga semua peserta didik merasa nyaman berada dalam dalam kelompok dan menerima dengan baik tanggung jawabnya.

(39)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

CUKUP (C)

Guru cukup antusias membagi kelompok secara adil dan heterogen. Memberi penjelasan mengenai tanggung jawab sesuai dengan

kemampuan peserta didik namun hanya kira-kira setengah peserta didik yang memperlihatkan tanggung jawabnya.

2

KURANG (K)

Guru kurang antusias dalam membagi kelompok secara adil dan heterogen. Memberi penjelasan mengenai

tanggung jawab secukupnya sehingga sebagian besar peserta didik berleha-leha dan tidak bertanggung jawab.

1

6 Kemampuan

menumbuhkan nilai karakter

a. Memotivasi anak untuk berbagi pengetahuan dan tanggungjawab b. Membantu peserta

didik menganalisis respon peserta didik lain serta melihat konsekuensi dari setiap tindakan c. Membimbing peserta

didik untuk

memandang masalah dari berbagai sudut d. Mendorong peserta didik untuk bangga melakukan tindakan nilai karakter e. Menjadi teladan

SANGAT BAIK (S)

Guru sangat baik dalam memotivasi anak untuk berbagi pengetahuan dan tanggungjawab, membantu peserta didik menganalisis respon peserta didik lain serta melihat konsekuensi dari setiap tindakan, membimbing peserta didik untuk memandang masalah dari berbagai sudut, mendorong peserta didik untuk bangga melakukan tindakan nilai karakter dan menjadi teladan dalam melakukan tindakan nilai karakter.

4

BAIK (B)

Guru bisa memotivasi anak untuk berbagi pengetahuan dan

tanggungjawab, membantu peserta didik menganalisis respon peserta didik lain serta melihat konsekuensi dari setiap tindakan, membimbing peserta didik untuk memandang masalah dari berbagai sudut, mendorong peserta

(40)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

dalam melakukan tindakan nilai karakter

didik untuk bangga melakukan tindakan nilai karakter dan menjadi teladan dalam melakukan tindakan nilai karakter.

CUKUP (C)

Guru cukup baik dalam memotivasi anak untuk berbagi pengetahuan dan tanggungjawab, membantu peserta didik menganalisis respon peserta didik lain serta melihat konsekuensi dari setiap tindakan, membimbing peserta didik untuk memandang masalah dari berbagai sudut, mendorong peserta didik untuk bangga melakukan tindakan nilai karakter dan menjadi teladan dalam melakukan tindakan nilai karakter.

2

KURANG (K)

Guru kurang memotivasi anak untuk berbagi pengetahuan dan

tanggungjawab, membantu peserta didik menganalisis respon peserta didik lain serta melihat konsekuensi dari setiap tindakan, membimbing peserta didik untuk memandang masalah dari berbagai sudut, mendorong peserta didik untuk bangga melakukan tindakan nilai karakter dan menjadi teladan dalam melakukan tindakan nilai karakter.

(41)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

7 Kemampuan

membimbing peserta didik dalam

pembelajaran

a. Penyajian materi sesuai tujuan pembelajaran b. Kecermatan dalam

memanfaatkan waktu c. Memperhatikan

prinsip-prinsip pendekatan komunikatif d. Antusias dalam

membimbing kegiatan belajar siswa

e. Melakukan diskusi secara berkelompok f. Meningkatkan level

informasi dan dukungan belajar berdasarkan kebutuhan anak

SANGAT BAIK (S)

Guru sangat baik dalam penyajian materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, cermat dalam

memanfaatkan waktu, memperhatikan prinsip-prinsip pendekatan komunikatif, antusias dalam membimbing kegiatan belajar siswa, melakukan diskusi secara berkelompok dan terus meningkat-kan level informasi dan dukungan belajar berdasarkan kebutuhan anak

4

BAIK (B)

Guru membimbing peserta didik dengan memperhatikan prinsip-prinsip

pendekatan komunikatif, antusias dalam kegiatan belajar siswa, melakukan diskusi secara berkelompok dan terus meningkatkan level informasi dan dukungan belajar berdasarkan kebutuhan anak

3

CUKUP (C)

Guru cukup mampu membimbing peserta didik dengan memperhatikan prinsip-prinsip pendekatan komunikatif, antusias dalam kegiatan belajar siswa, melakukan diskusi secara berkelompok namun hanya sebagiannya saja yang memberikan respon antusias

2

KURANG (K)

Guru kurang mampu menyajikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, tidak cermat dalam memanfaatkan waktu dan kurang memperhatikan prinsip-prinsip pendekatan komunikatif serta kurang antusias dalam

membimbing kegiatan belajar siswa sehingga siswa kurang termotivasi

(42)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

8 Kemampuan

mengembangkan dan menilai terhadap hasil belajar peserta didik a. Memberikan

penghargaan terhadap hasil kerja b. Memberi respon

terhadap hasil kerja peserta didik c. Memberi dorongan

untuk

mempresentasikan hasil karya di depan kelas

d. Respon guru memicu semangat belajar peserta didik

SANGAT BAIK (S)

Guru sangat antusias memberikan penghargaan terhadap hasil kerja, merespon terhadap hasil kerja peserta didik, mendorongan untuk

mempresentasi-kan hasil karya di depan kelas dan respon guru memicu

semangat belajar peserta didik.

4

BAIK (B)

Guru antusias memberikan penghargaan terhadap hasil kerja, merespon terhadap hasil kerja peserta didik, mendorongan untuk mempresentasikan hasil karya di depan kelas dan respon guru memicu semangat belajar peserta didik.

3

CUKUP (C)

Guru cukup baik dalam memberikan penghargaan terhadap hasil kerja, merespon terhadap hasil kerja peserta didik, mendorongan untuk

mempresentasi-kan hasil karya di depan kelas dan respon guru sedikit memicu semangat belajar peserta didik.

2

KURANG (K)

Guru kurang memberikan penghargaan terhadap hasil kerja, merespon terhadap hasil kerja peserta didik, mendorongan untuk mempresentasikan hasil karya di depan kelas dan respon guru tidak memicu semangat belajar peserta didik.

1

Guru sangat teliti dan memperkaya pemikiran dalam menggunakan penilaian menulis sesuai dengan

pedoman penilaian, tujuan pembelajaran dan rencana yang sudah disusun.

(43)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

b. Kesesuaian penilaian dengan rencana yang sudah disusun

BAIK (B)

Guru menggunakan penilaian menulis sesuai dengan pemdoman penilaian, tujuan pembelajaran dan rencana yang sudah disusun.

3

CUKUP (C)

Guru menggunakan penilaian menulis cukup sesuai dengan pemdoman penilaian, tujuan pembelajaran dan rencana yang sudah disusun.

2

KURANG (K)

Guru tidak menggunakan penilaian menulis yang sesuai dengan pemdoman penilaian, tujuan pembelajaran dan rencana yang sudah disusun.

1

10 Kemampuan menutup pembelajaran

a. Membuat simpulan materi pembelajaran b. Memeberikan

kesempatan bertanya pada peserta didik mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan c. Pemberian informasi

materi pembelajaran selanjutnya

SANGAT BAIK (S)

Guru sangat baik dalam menutup pembelajaran dengan membuat simpulan materi pembelajaran, memeberikan kesempatan bertanya pada peserta didik mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.

4

BAIK (B)

Guru menutup pembelajaran dengan membuat simpulan materi

pembelajaran, memeberikan

kesempatan bertanya pada peserta didik mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.

(44)

No Aspek yang

Diamati Indikator Nilai

CUKUP (C)

Guru menutup pembelajaran dengan membuat simpulan materi pembelajaran dan memberikan informasi materi pembelajaran selanjutnya.

2

KURANG (K)

Guru menutup pembelajaran dengan membuat simpulan materi pembelajaran saja.

(45)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Secara umum keterampilan menulis dialog sederhana peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dikenai perlakuan berada pada ketegori cukup. Setelah diberikan perlakuan mengalami peningkatan yang signifikan dengan berada pada kategori yang baik khususnya untuk kelas eksperimen. Sementara itu untuk kelas kontrol yang tetap menggunakan pendekatan terlangsung berada dalam kategori cukup (tetap).

Dengan demikian maka pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran menulis dialog sederhana peserta didik. Hal ini terbukti dengan peningkatan N-gain sebesar 0,39 dalam kategori sedang. Sebaliknya kelas kontrol hanya berada diangka 0,12 yang berarti ada dalam kategori peningkatan yang rendah.

(46)

1. Kategori sangat baik : Dari tidak ada meningkat jadi 7 siswa 2. Kategori baik : Dari 3 siswa meningkat jadi 5 siswa

3. Kategori cukup : Dari 15 siswa tersisa 7 siswa ( 7 siswa naik ke kategori sangat baik dan 1 siswa ke kategori baik) 4. Kategori kurang : Dari 2 siswa tersisa 1 (1 siswa ke kategori baik)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulannya diatas, maka diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Guru

(47)

2. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan pendekatan komunikatif berbasis nilai-nilai karakter penting untuk dilakukan dan diikuti secara baik, mengingat di dalamnya terdapat proses pembelajaran yang menyenangkan dan tentunya sarat dengan berbagai makna, selain dapat membantu siswa dalam memahami dan mengaplikasi bagaimana cara agar dapat menulis dengan baik, tentu efek yang tidak dirasakan secara langsung adalah siswa menjadi pribadi yang halus dalam bertutur kata. Yang demikian itu terjadi karena selama proses pembelajaran siswa diarahkan untuk dapat menggunakan kosa kata yang bernilai kebaikan dalam tulisannya. Sehingga dari sinilah kemudian siswa dapat terbiasa berkomunikasi dengan bahasa dan gaya yang santun.

3. Bagi Peneliti

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset.

Cox, C. (1999). Teaching Language Arts: A Student and Responce Centered Classroom. London: Allyn & Bacon.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Wacana Intelektual.

Departemen Pendidikan Nasional.(2007). Dokumen KTSP Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dewi, Ima Irmalasari. (2011). Pengaruh Pendekatan Komunikatif Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi pada Universitas Muhammadiyah.

Djuanda, Dadan. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Furqon. (2009). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Gall, Meredith D., Gall, Joyce P. & Borg, Walter R. (2003). Educational

Research An Introduction (Seventh Edition). USA: Pearson Education.

Ghazali, S. A. (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama.

Iskandarwassid. & Sunendar, Dadang. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset.

Jason, Beale. (2010). Is Communicative Language Teaching A Thing Of The Past? [Online]. Tersedia:http://www.jasonbeale.com/essaypages/clt_ essay.html. [20-10-2012]

Joyce, Bruce., Weil, Marsha. & Calhoun, Emily. (2009). Models of Teaching (Eighth Edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Koesoema A, Doni. (2007). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

(49)

Lickona, Thomas. (2012). Educating For Character How Our School Can Teach Respect and Responsibility. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Littlewood, William. (1984). Communicative Language Teaching an Introduction. Sydney: Cambridg University Press.

Lyesmaya, D. (2011). Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositori dengan Pendekatan Proyek Sebagai Perwujudan Nilai-Nilai Karakter. Tesis pada SPs UPI Bandung.

Nashih, Ulwan Abdullah. (1994). Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Beirut: Darus Salam, Cet. III.

Nur Tanjung, Bahdin. & Ardial, H. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurjamal, Daeng. (2011). Terampil Berbahasa, Menyusun Karya Tulis Akademik, Memandu Acara (MC-Moderator) dan Menulis Surat. Bandung: Alfabeta.

Nurgiantoro, Burhan. (2012). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE, Cet. III.

Olivia, Femi. (2012). Career Skills For Kids Mencetak Anak Brilian dengan Metode Biowriting Mengasah Kepandaian Anak Lewat Kegiatan Menulis Kreatif dan Bereksperimen dengan Kekuatan Kata-Kata. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Opik. (2012). Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositorik Berorientasi Pendidikan Karakter Melalui Penerapan Pendekatan Conferencing. Tesis pada SPs UPI Bandung.

Potter, Clarkson N. (1991). Writing for Publication. New York: Harpercollins, Inc.

Rahman, H. (2012). Model Mengajar & Bahan Pembelajaran. Bandung: Alqaprint Jatinangor.

Rahman. (2012). Model Mengajar & Bahan Pembelajaran. Bandung: Alqa Print Jatinangor, Cet. Ke-6.

Ramli, T. (2003). Pengertian Pendidikan Karakter. [Online]. Tersedia: http:// blog.condingwear.com/bacaan-99-pengertian-pendidikan-karakter.html. [14-10-2012]

Rasyid, Harun. & Mansur. (2009). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.

(50)

Saptono. (2011). Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter, Wawasan, Strategi dan Langah Praktis. Esensi Erlangga Group.

St. Y, Slamet. (2007). Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparti. (2007). Strategi Pembelajaran Menulis di SD kelas IV. Jurnal Didaktika, Vol.2 No. 1 Maret 2007: 259-271.

Susetyo, Budi. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Penghitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: Refika PT. Aditama.

Syafi’ie, I. (1998). Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Syarif, Elina., Zulkarnaini, & Sumarmo. (2009). Pembelajaran Menulis. Jakarta: Depdiknas, Ditjen PMPTK.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tarigan, Henry Guntur (1990). Pengajaran Kompetensi Komunikatif. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1989). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud

Tilaar, H. A. R. (2002). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Tompkins, G. E. (1994). Teaching Writing: Balancing Process and Product. New York: Macmillan College Publishing Company.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

---. (2010). Draft Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Gambar

Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Gambar 1.1 (sumber: Puskur Kemdikbud)
Gambar 3.1.
Gambar  3.2 Desain Alur Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.1.
+4

Referensi

Dokumen terkait

7) Pencairan triwulan kedua dan seterusnya diajukan oleh bendahara ~ pengeluaran pembantu sesuai angka 1) sampai dengan angka 4) di atas dengan memper- hatikan perubahan alokasi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (P3TIR - BATAN) telah menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Aplikasi Teknologi Isotop dan

Untuk program student exchange wajib mendaftar via ITS GE (namun ada beberapa kasus mendaftar via Dept), kesempatan short program sebagian besar via ITS GE khususnya

beberapa staf desa dan Ibu Camat Cisoka selain itu juga kelompok KKN Jingga Kelana sedang mempersiapkan program kerja lainnya seperti pembuatan TBM di mana saya dan

Dari wacana ini muncul persoalan-persoalan bagaimana memahami ajaran mistik dari berbagai sumber yang dimuat dalam karya sastra Jawa dan bagaimana cara mempraktikkannya

3. Pimpinan adalah Pimpinan Universitas yang terdiri atas Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, dan Ketua Program

Lamotrigin ditetapkan sebagai mood stabilizers dengan mekanisme kerjanya yang saling melengkapi dengan obat carbamazepin yang sama-sama bekerja pada kanal VSSCs, dan obat ini

Pendidikan yang berorientasi Barat ini meskipun masih bersifat terbatas untuk beberapa golongan saja, antara lain anak-anak Indonesia yang orang tuanya adalah pegawai