DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.3.1Maksud Penelitian ... 10
1.3.2Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian... 11
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan ... 13
2.1.1Konsep Dasar Kewirausahaan ... 13
2.1.2Tinjauan Terhadap Pendidikan Kewirausahaan ... 16
2.1.3Pembelajaran Kewirausahaan di SMK ... 19
2.1.3.1 Konsep Dasar Pembelajaran ... 19
2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Kewirausahaan ... 24
2.1.3.3 Desain Pembelajaran Kewirausahaan ... 25
2.1.3.4 Indikator-Indikator Pembelajaran Kewirausahaan ... 30
2.1.4Tinjauan Tentang Minat ... 31
2.1.4.1 Pengertian Minat... 31
2.1.4.2 Jenis-Jenis Minat ... 34
2.1.4.3 Minat Berwirausaha ... 35
2.1.4.4 Indikator-Indikator Minat Berwirausaha ... 37
2.1.1 Kajian Peneltian Terdahulu ... 38
2.2 Kerangka Pemikiran ... 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ... 43
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 44
3.3 Populasi dan Sampel ... 47
3.3.1 Populasi ... 47
3.3.2 Sampel ... 48
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.5 Analisis Deskripsi Angket ... 53
3.6 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 54
3.6.1 Uji Validitas ... 54
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 58
3.7 Teknik Analisis Data ... 60
3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 60
3.7.1.1 UjiNormalitas ... 60
3.7.1.2 Uji Linearitas ... 61
3.8 Pengujian Hipotesis ... 61
3.8.1 Analisis Regresi Sederhana ... 62
3.8.2 Koefisien Determinasi ... 64
3.8.3 Uji Hipotesis (Uji F) ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 68
4.1.1 Identitas Sekolah SMK Negeri 1 Bandung ... 68
4.1.2 Sejarah Singkat Perkembangan SMK Negeri 1 Bandung ... 68
4.1.3 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Bandung ... 70
4.1.4 Visi dan Misi SMK Negeri 1 Bandung ... 71
4.1.4.1 Visi SMK Negeri 1 Bandung... 71
4.1.4.2 Misi SMK Negeri 1 Bandung ... 71
4.1.5 Tujuan SMK Negeri 1 Bandung ... 72
4.2 Deskrpsi Hasil Penelitian... 72
4.2.1 Gambaran Indikator-Indikator Pembelajaran Kewirausahaan ... 73
4.2.3 Gambaran Indikator-Indikator Minat Berwirausaha ... 81
4.2.4 Gambaran Umum Minat Berwirausaha ... 94
4.3 Pengujian Hipotesis ... 96
4.3.1 Teknik Analisis Data ... 96
4.3.1.1 Uji Normalitas ... 96
4.3.1.2 Uji Linearitas ... 99
4.3.1.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 99
4.3.1.4 Koefisien Determinasi ... 101
4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 101
4.3.2.1 Uji Keberartian Regrese (Uji Statistik F) ... 101
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 110
5.2 Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Pendidikan ... 2
Tabel 1.2 Rekapitulasi Penelusuran Tamatan Siswa SMK Negeri 1 Bandung ... 5
Tabel 1.3 Angket Pra Penelitian... 9
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian... 46
Tabel 3.2 Jumlah Populasi ... 48
Tabel 3.3 Distribusi Sampling... 50
Tabel 3.4 Pengambilan Sampel Terpilih ... 51
Tabel 3.5 Skala Numerik... 52
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 56
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 57
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 59
Tabel 3.9 Penolong Regresi Linear Sederhana ... 62
Tabel 3.10 Anova ... 65
Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Materi Pembelajaran Kewirausahaan ... 73
Tabel 4.2 Indikator Materi Pembelajaran Kewirausahaan ... 74
Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Metodei Pembelajaran Kewirausahaan... 75
Tabel 4.4 Indikator Metode Pembelajaran Kewirausahaan ... 75
Tabel 4.5 Kriteria Kemampuan Guru... 77
Tabel 4.6 Indikator Kemampuan Guru ... 77
Tabel 4.7 Kriteria Penilaian Pengalaman Langsung ... 78
Tabel 4.8 Indikator Pengalaman Langsung ... 79
Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Indikator a, b, c, d ... 80
Tabel 4.10 Rekapitulasi Pembelajaran Kewirausahaan ... 80
Tabel 4.11 Kriteria Penilaian Ketertarikan Terhadap Kewirausahaan ... 82
Tabel 4.12 Indikator Ketertarikan Terhadap Kewirausahaan ... 83
Tabel 4.13 Kriteria Penilaian Kesediaan Untuk Terlibat Dalam Kewirausahaan ... 84
Tabel 4.14 Indikator Kesediaan Untuk Terlibat Dalam Kegiatan Kewirausahaan ... 84
Tabel 4.15 Kriteria Penilaian Melihat Peluang Untuk Berwirausaha ... 85
Tabel 4.17 Kriteria Penilaian Memanfaatkan Potensi Yang Dimiliki Untuk Berwirausaha 87
Tabel 4.18 Indikator Memanfaatkan Potensi yang Dimiliki Untuk Berwirausaha ... 87
Tabel 4.19 Kriteria Penilaian Keberanian Dalam Menghadapi Risiko ... 88
Tabel 4.20 Indikator Keberanian Dalam Menghadapi Risiko ... 89
Tabel 4.21 Kriteria Penilaian Keberanian Dalam Menghadapi Tantangan ... 90
Tabel 4.22 Indikator Keberanian Dalam Menghadapi Tantangan ... 90
Tabel 4.23 Kriteria Penilaian Perasaan Senang Terhadap Kewirausahaan ... 91
Tabel 4.24 Indikator Perasaan Senang Terhadap Kewirausahaan ... 92
Tabel 4.25 Kriteria Penilaian Keinginan Mewujudkan Cita-Cita Dalam Kewirausahaan .... 93
Tabel 4.26 Indikator Keinginan Untuk Mewujudkan Cita-Cita Dalam Kewirausahaan ... 93
Tabel 4.27 KriteriaPenilaian Indikator a, b, c, d, e, f, g, h ... 94
Tabel 4.28 Rekapitulasi Minat Berwirausaha ... 95
Tabel 4.29 Uji Linearitas... 99
Tabel 4.30 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ... 99
Tabel 4.31 Koefisien Determinasi... 101
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola Dasar Pembelajaran Kewirausahaan ... 27
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 41
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Bandung ... 70
Gambar 4.2 Grafik Q.Q Plot Pembelajaran Kewirausahaan ... 97
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Krisis global yang melanda Amerika sejak akhir tahun 2008 yang diawali
dengan ambruknya sektor perbankan di USA dan merambat ke berbagai sektor di
kawasan Eropa, Asia terutama Asean dan Indonesia pada tahun 2009. Krisis
global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di
Indonesia melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak dan
dampaknya adalah meningkatnya jumlah pengangguran. Hal ini didukung oleh
pernyataan Ketua Kamar Dagang Indonesia Suryo Bambang Sulisto yang
mengemukakan bahwa saat ini pertumbuhan lapangan kerja lamban, pertumbuhan
tenaga kerja setiap tahunnya sebesar 2,91 juta, sedangkan lapangan pekerjaan
yang tersedia hanya 1,6 juta sehingga terdapat gap sebesar 1,3 juta orang yang
kemungkinan menjadi pengangguran terbuka.
Pendidikan yang menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kondisi
perekonomian ternyata belum terealisasi. Seharusnya dengan kualitas pendidikan
yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik pula. Namun pada
kenyataannya jumlah pengangguran terdidik di Indonesia masih banyak. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 mengenai tingkat pengangguran berdasarkan
Tabel 1.1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT ) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2010-2012
(persen)
Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan
2010 2011 2012
Februari Agustus Februari Agustus Februari
SD Ke Bawah 3,71 3,81 3,37 3,56 3,69
Sekolah Menengah
Pertama 7,55 7,45 7,83 8,37 7,80
Sekolah Menengah Atas 11,90 11,90 12,17 10,55 10,34 Sekolah Menengah
Kejuruan 13,81 11,87 10,00 10,43 9,51
Diploma I/II/III 15,71 12,78 11,59 7,61 7,50
Universitas 14,24 11,92 9,95 8,02 6,95
Jumlah 7,41 7,14 6,80 6,56 6,32
Sumber: Badan Pusat Statistik
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa lulusan SMA dan SMK
yang menjadi pengangguran menempati posisi teratas. Hal ini bertentangan
dengan posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 18 dan pasal 15 yang menyebutkan bahwa “satuan pendidikan menengah
kejuruan sebagai lanjutan dari pendidikan dasar yang bertujuan mempersiapkan
peserta didik terutama dalam bidang pekerjaan tertentu”. Dengan kata lain SMK
dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap pakai di
lapangan kerja dan mudah terserap ke dunia kerja. Pendidikan menengah kejuruan
merupakan jalur pendidikan formal yang mempersiapkan lulusannya untuk
menjadi tenaga kerja yang terampil, kreatif, produktif, dan berkompetisi untuk
memasuki dunia usaha dan industri. Selain itu, lulusan SMK juga dipersiapkan
untuk mampu membuka usaha atau berwirausaha.
Masalah pengangguran tersebut menuntut pemerintah melakukan upaya
Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudidayakan Kewirausahaan (GNMK). Sejak itu kewirausahaan mulai
diselenggarakan di Indonesia. Namun pada kenyataannya jumlah wirausaha di
Indonesia masih sangat sedikit, seperti yang dikatakan oleh Deputi Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Bidang Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Agus muharam bahwa “Jumlah Wirausaha di Indonesia saat ini 1,56%
kita masih di bawah Cina Jepang, Singapura dan Malaysia yang jumlah
wirausahanya sudah diatas 5%. Padahal idealnya Indonesia saat ini memiliki 4,8
juta wirausaha”.
Data tersebut menunjukan bahwa wirausaha di Indonesia dikatakan masih
sedikit. Terdapat dua hal yang menghambat perkembangan ssesorang untuk
beriwirausaha. Pertama adalah persoalan mindset atau pola pikir yakni masih
banyak lulusan yang berpikir sebagai pencari kerja, bukan pencipta kerja.
Sehingga persaingan dalam mencari pekerjaan semakin ketat dan lapangan
pekerjaan yang tersedia semakin sedikit. Konsep pendidikan yang menghasilkan
pekerja bukan pencipta lapangan kerja masih merupakan arus utama dalam
pendidikan nasional Indonesia khusunya kurikulum pendidikan di SMK yang
memang ditujukan untuk mengasah kemampuan keterampilan dunia kerja. Seperti
yang terjadi juga pada SMK Negeri 1 Bandung.
SMK Negeri 1 Bandung merupakan sebuah sekolah menengah kejuruan
yang beralamat di Jl. Wastukencana No.3 Bandung. SMK Negeri 1 Bandung
merupakan salah satu bagian dari SMK sebagai penghasil tenaga kerja tingkat
akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, dan usaha perjalanan wisata
(UJP). Bidang keahlian akuntansi merupakan salah satu program keahlian yang
menghasilkan lulusan tenaga kerja terampil dan professional. Berbagai prestasi
telah diraih oleh kompetensi keahlian akuntansi diantaranya: Lomba Kompetensi
Siswa Jurusan Akuntansi juara I tahun 2003, Lomba Cepat Tepat Akuntansi (UPI)
juara II tahun 2009, Lomba Cepat Tepat Akuntansi IX (UPI) juara III tahun 2008
dan lain sebagainya.
Dalam bidang keahlian akuntansi para siswa diharapkan memiliki
kemampuan dalam bidangnya tersebut, agar menjadi tenaga kerja terampil dan
professional. Dengan memiliki keahlian akuntansi, siswa dapat membuat laporan
keuangan untuk keperluan informasi keuangan yang sesuai dengan tujuan
perusahaan. Apabila tujuan perusahaan telah tercapai otomatis keahlian akuntansi
yang diharapkan pun telah dimiliki oleh siswa dan tujuan sekolah pun akan
tercapai. Siswa akan termotivasi bekerja untuk mengaplikasikan keahliannya dan
mendapatkan penghasilan sendiri. Melalui praktek tersebut secara langsung siswa
juga memperoleh nilai-nilai kewirausahaan yang dibentuk melalui praktek
tersebut nilai-nilai yang dapat diperoleh antara lain: percaya diri, memiliki
inisiatif, memiliki motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan, dan berani
mengambil resiko. Siswa yang telah berhasil dalam praktek otomatis telah
memiliki kemampuan dalam akuntansi dan memperoleh nilai-nilai kewirausahaan
sehingga para siswa dapat dengan mudah bekerja di perusahaan atau membuka
usaha sendiri dengan menerapkan usaha yang kreatif dan inovatif. Maka dari itu
Pada kenyataannya yang terjadi sekarang menunjukan bahwa lulusan
SMK menjadi salah satu penyumbang jumlah pengangguran terbanyak setelah
SMA. Selain itu jumlah wirausaha di Indonesia pun masih sedikit. Begitu pula
yang terjadi pada SMK Negeri 1 Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh dari
hasil penelusuran dokumentasi Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 1
Bandung, menunjukan bahwa persentase lulusan yang bekerja menurun, selain itu
jumlah lulusan yang wirausaha pun cenderung menurun dan masih sedikit. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 1.2 mengenai rekapitulasi penelusuran tamatan siswa
SMK Negeri 1 Bandung.
Tabel 1.2
Rekapitulasi Penelusuran Tamatan Siswa SMK Negeri 1 Bandung
Tahun Lulus
Program Keahlian Bekerja Wirausaha Melanjutkan Lain-lain
Jurusan Jumlah % % % %
2007/ 2008
Akuntansi 109 85,32 5,50 7,34 1,84
Adm Perkantoran 103 61,17 1,94 6,80 30,09
Pemasaran 73 68,49 1,37 2,74 27,40
UPW 34 55,88 2,94 11,76 29,41
Jumlah 319 70,53 3,13 6,58 19,75
2008/ 2009
Akuntansi 106 56,60 2,83 14,15 26,42
Adm Perkantoran 114 57,02 3,51 9,65 29,82
Pemasaran 77 81,82 3,90 14,29 0
UPW 37 78,38 2,70 18,92 0
Jumlah 334 64,97 3,29 13,17 18,56
2009/ 2010
Akuntansi 147 54,42 2,72 11,56 31,29
Adm Perkantoran 111 79,28 0,90 5,41 14,41
Pemasaran 111 70,27 0,90 8,11 20,72
UPW 73 72,60 4,11 10,96 12,33
Jumlah 442 67,65 2,04 9,05 21,27
2010/ 2011
Akuntansi 151 75,70 0,66 17,22 6,62
Pemasaran 99 37,37 2,02 10,10 50,50
UPW 68 61,76 1,47 35,29 1,47
Jumlah 466 57,30 1,50 12,88 25,97
Sumber: Bimbingan Konseling SMK Negeri 1 Bandung
Berdasarkan data pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa lulusan siswa SMK
Negeri 1 Bandung yang bekerja persentasenya menurun yaitu pada tahun
2007/2008 sebesar 70,53%, 2008/2009 sebesar 64,97%, 2009/2010 sebesar
67,65% dan 2010/2011 sebesar 57,30%. Diikuti pula oleh persentase jumlah
lulusan yang wirausaha pun cenderung menurun dan dikatakan masih sedikit yaitu
pada tahun 2007/2008 sebesar 3,13%, 2008/2009 sebesar 3,29%, 2009/2010
sebesar 2,04% dan 2010/2011 sebesar 1,50%. Hal ini menimbulkan pertanyaan
mengapa data di SMK Negeri 1 Bandung tersebut menunjukan lulusan yang
bekerja dan wirausaha menurun, padahal jika dilihat SMK Negeri 1 Bandung
merupakan sekolah unggulan serta banyak prestasi yang telah diraih dalam bidang
keahliannya masing-masing khususnya dalam bidang akuntansi.
Pemerintah memiliki harapan yang begitu besar terhadap SMK untuk
dapat menanggulangi pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Namun di sisi lain kinerja SMK yang telah ada ternyata belum
optimal. Menurut Suyanto (2007) belum optimalnnya kinerja SMK ini ditandai
oleh pencapaian indikator keberhasilan yang belum optimal. Indikator-indikator
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Terserapnya tamatan di dunia kerja sesuai dengan kompetensi pada program keahliannya.
2. Mampu mengembangkan diri dalam berwirausaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Dapat disimpulkan bahwa terjadi kesenjangan antara data yang telah
disajikan dengan harapan pemerintah. Hal yang terungkap dalam tabel 1.2
bertentangan dengan harapan pemerintah pada poin satu dan dua. Poin pertama
dikatakan bahwa lulusan terserap ke dunia kerja sesuai dengan kompetensi
program keahliannya, namun yang terjadi bahwa lulusan yang bekerja ternyata
persentasenya mengalami menurun. Poin kedua lulusan mampu mengembangkan
diri dalam berwirausaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru, namun
yang terjadi lulusan yang wirausaha dikatakan masih sedikit
Oleh karena itu, diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan pendidikan
kewirausahaan di sekolah diwujudkan dengan adanya mata pelajaran/ diklat
kewirausahaan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Suryana (2006:63)
mengemukakan bahwa:
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut kewirausahaan dapat diawali dan
berkembang. Salah satu faktor tersebut adalah pendidikan. Melalui pendidikan
kewirausahaan diharapkan rasa ketertarikan dan keingintahuan siswa terhadap
wirausaha dapat ditumbuhkan sehingga akan membentuk sikap wirausaha guna
mencetak para wirausaha-wirausaha baru.
Menurut Iskandar (2001:9) mengemukakan minat wirausaha adalah:
dengan tindakan berusaha yang dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami.
Menurut Pendapat Surya (2004) minat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari:
1. Cita-cita dan keyakinan, tujuan belajar yang berhubungan dengan cita-cita atau harapan merupakan pendorong untuk belajar lebih baik
2. Ketertarikan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan inovatif
3. Sikap sesorang yang mencerminkan minat, yaitu kemauan kerja keras terhadap sesuatu, ketabahan dan keuletan pada kegiatan, sikap positif dan senag terhadap sesuatu, disiplin waktu dan belajar
Faktor eksternal terdiri dari:
1. Keluarga
2. Teman Pergaulan (Teman Sekolah) 3. Lingkungan masyarakat sekitar
Dari pendapat Surya disebutkan bahwa sikap mencerminkan minat. Sikap
dapat diperoleh di lingkungan sekolah seperti yang dikemukakan oleh Yoesoef
(Purwanto, 2002:16) bahwa “Untuk membentuk sikap kewirausahaan, termasuk
didalamnya minat adalah mulai dengan tahap pemahaman teori, studi kasus, dan
pemberian motivasi, ketiga tahapan ini dapat dilakukan dilingkungan sekolah”.
Melalui proses belajar di lingkungan sekolah, minat dapat diperoleh dan
ditumbuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Super dan
Criter (Karno,1986:5) ”Proses identifikasi dan proses belajar turut membentuk
minat, maka kegiatan belajar mengajar di sekolah pun dapat mempengaruhi
pertumbuhan minat”. Pernyataan ini didukung pula oleh angket yang disebarkan
sebelum penelitian kepada 30 responden kelas XI jurusan akuntansi, pernyataan
ditentukan oleh faktor apa? hasil yang diperoleh dapat digambarkan sebagai
berikut.
Tabel 1.3 Angket Pra Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat %
a. Cita-cita dan keyakinan bahwa belajar lebih baik dari sekarang untuk mewujudkan masa depan memperoleh tujuan menjadi seorang wirausaha
53,3
b. Ketertarikan menciptakan sesuatu yang baru dan inovatif 13,3
c. Kerja keras terhadap sesuatu 3,3
d. Ketabahan dan keuletan pada setiap kegiatan 0
e. Sikap positif, kecenderungan terhadap wirausaha 10
f. Rasa senang terhadap kegiatan wirausaha 20
g. Disiplin waktu dan belajar 0
h. Keluarga, orang tua selalu mendorong saya untuk berwirausaha 0 i. Teman pergaulan (teman sekolah), karena teman saya sering
mengadakan transaksi jual beli 0
j. Lingkungan masyarakat sekitar 0
Jumlah 100
Merujuk kepada pendapat Surya (2004)
Berdasarkan tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa pilihan terbanyak 53,3%
responden memilih poin (a) yaitu cita-cita dan keyakinan bahwa belajar lebih baik
dari sekarang untuk mewujudkan masa depan dan memperoleh tujuan menjadi
seorang wirausaha, artinya mereka setuju bahwa pembelajaran mempengaruhi
tumbuhnya minat berwirausaha karena di dalam pembelajaran tidak hanya berisi
materi saja yang harus diajarkan melainkan nilai-nilai kewirausahaan yang
ditanamkan pada siswa untuk menumbuhkan minat berwirausaha.
Sehubungan dengan adanya latar belakang yang telah dipaparkan, maka
penulis merasa tertarik dan mencoba mengamati dan mencermati pembelajaran
“Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha
Siswa Kelas XI Pada Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, penulis
membuat rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pembelajaran kewirausahaan siswa kelas XI pada
jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2012/2013.
2. Bagaimana gambaran mengenai tingkat minat berwirausaha siswa kelas XI
pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran
2012/2013.
3. Bagaimana pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha siswa kelas XI pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1
Bandung tahun ajaran 2012/2013.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dipaparkan, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang
telah dipaparkan adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis gambaran mengenai pembelajaran kewirausahaan siswa
kelas XI pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran
2012/2013.
2. Menganalisis gambaran mengenai tingkat minat berwirausaha siswa kelas
XI pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran
2012/2013.
3. Menganalisis bagaimana pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap
minat berwirausaha siswa kelas XI pada jurusan akuntansi di SMK Negeri
1 Bandung tahun ajaran 2012/2013.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan dua kegunaan adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi peneliti lain serta masyarakat luas dalam
mengembangkan bidang kajian sejenis, khususnya bidang pembelajaran
2. Kegunaan praktis
a. Bagi lembaga pendidikan SMK, penelitian ini diharapkan dapat
memberi informasi untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan
minat berwirausaha bagi para siswa.
b. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang
pentingnya pembelajaran kewirausahaan guna meningkatkan minat
berwirausaha sehingga para siswa dapat menjadi seorang wirausaha
setelah lulus dan tidak tergantung sebagai pencari kerja bahkan dapat
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
verifikatif. Arikunto (2010:3) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal
lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang paling sederhana
dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini
peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah penelitian. Dalam
hal ini peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang
diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian
secara lugas. Sedangkan penelitian verifikatif menurut Arikunto (2006:8)
merupakan:
Penelitian yang bertujuan mengecek hasil penelitian lain inilah yang diberi nama verifikatif. Penelitian verifikatif dimaksudkan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan.
Dengan demikian, metode penelitian yang cocok untuk digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif verifikatif. Melalui metode penelitian deskriptif
dapat diperoleh deskripsi mengenai bagaimana pembelajaran kewirausahaan dan
menguji apakah pembelajaran kewirausahaan berpengaruh terhadap minat
berwirausaha siswa.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Arikunto (2010:161) variabel adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono
(2011:38), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan “atribut atau sifat atau nilai dari orang atau obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X) Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Pembelajaran
Kewirausahaan. Pembelajaran kewirausahaan ini diartikan sebagai proses
mentransferkan ilmu kewirausahaan kepada peserta didik dengan tujuan
tertentu yaitu untuk menumbuhkan minat wirausaha serta mencetak wirausaha
baru. Merujuk pada pendapat Suherman (2010) dan Supriatna (2012) yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka indikator-indikator pembelajaran
1) Materi pembelajaran kewirausahaan yang dapat memotivasi untuk
berwirausaha.
2) Metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat wirausaha.
3) Kemampuan guru yang dapat menumbuhkan minat wirausaha.
4) Pengalaman langsung yang dapat menumbuhkan minat berwirausaha.
2. Variabel Terikat (Y) Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah minat berwirausaha. Minat berwirausaha ini
diartikan sebagai rasa ketertarikan, rasa senang, dan ingin terlibat dalam
kegiatan wirausaha. Merujuk kepada Iskandar (2001), maka
indikator-indikator minat wirausaha adalah sebagai berikut:
1) Ketertarikan terhadap kewirausahaan.
2) Kesediaan untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan.
3) Melihat peluang untuk berwirausaha.
4) Memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk berwirausaha.
5) Keberanian dalam menghadapi risiko.
6) Keberanian dalam menghadapi tantangan.
7) Perasaan senang terhadap kegiatan kewirausahaan.
8) Keinginan untuk mewujudkan cita-cita dalam kewirausahaan.
Penjelasan variabel-variabel tersebut dapat dilihat dalam tabel operasional
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Pengukuran Skala
Variabel X Pembelajaran Kewirausahaan 1. Materi pembelajaran kewirausahaan yang dapat memotivasi berwirausaha
Tingkat pemahaman materi pembelajaran
kewirausahaan Interval
Tingkat kemampuan pembelajaran
kewirausahaan yang memberikan inspirasi kepada siswa untuk mau berwirausaha
Interval
Tingkat kemampuan materi pembelajaran kewirausahaan dapat membekali,
menggambarkan tentang manfaat kewirausahaan di masa depan
Interval
Tingkat kemampuan pembelajaran kewirausahaan menumbuhkan minat berwirausaha Interval 2. Metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat berwirausaha
Tingkat kemampuan metode pembelajaran kewirausahaan dapat menunjang pemahaman siswa
Interval
Tingkat kemampuan metode pembelajaran kewirausahaan sangat menarik sehingga dapat menumbuhkan minat berwirausaha siswa
Interval
3.Kemampuan guru yang dapat menumbuhkan minat
wirausaha.
Tingkat kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran kewirausahaan
Interval
Tingkat kesesuaian pengalaman Guru berwirausaha (atau masih berwirausaha sebagai kerja sampingan)
Interval
Tingkat kemampuan cara pembelajaran Guru yang mengaspirasi siswa dalam
menumbuhkan minat berwirausaha siswa
Interval 4.Pengalaman langsung yang dapat menumbuhkan minat berwirausaha
Tingkat kemampuan pengalaman langsung yang menjadi bekal dan gambaran manfaat pembelajaran kewirausahaan di masa depan
Interval
Tingkat kemampuan pengalaman langsung yang menumbuhkan minat siswa terhadap kewirausahaan
Interval
Tingkat kemampuan pengalaman langsung yang dapat mendorong siswa untuk berani dalam berwirausaha
Interval
Indikator Pembelajaran Kewirausahaan merujuk kepada pendapat Suherman (2010) dan Nana Supriatna (2012)
Variabel Y Minat
1. Ketertarikan terhadap
Tingkat ketertarikan siswa terhadap
Tingkat keingintahuan siswa mengenai
wirausaha Interval
2. Kesediaan untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan
Tingkat keinginan siswa untuk berwirausaha Interval
Tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan
wirausaha Interval
3. Melihat peluang untuk berwirausaha
Tingkat kesadaran siswa terhadap peluang
wirausaha yang tersedia Interval
Tingkat pemanfaatan siswa mengenai
peluang tersebut untuk berwirausaha Interval 4. Memanfaatkan
potensi yang dimiliki untuk berwirausaha
Tingkat kesadaran siswa terhadap potensi
yang dimiliki Interval
Tingkat pemanfaatan siswa mengenai
potensi tersebut untuk berwirausaha Interval 5. Keberanian
dalam menghadapi risiko
Tingkat keberanian siswa dalam mencoba
serta tidak pernah merasa takut gagal Interval Tingkat keberanian siswa dalam
menghadapi risisko Interval
6. Keberanian dalam menghadapi tantangan
Tingkat rasa suka siswa terhadap tantangan Interval Tingkat rasa suka siswa terhadap hal-hal
yang baru Interval
7. Perasaan senang terhadap kegiatan kewirausahaan
Tingkat rasa senang siswa terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan kewirausahaan Interval Tingkat rasa senang siswa dalam membaca
buku-buku tentang kewirausahaan Interval Tingkat rasa senang siswa dalam mengamati
kegiatan bisnis Interval
8. Keinginan untuk
mewujudkan cita-cita dalam kewirausahaan
Tingkat kesiapan mental siswa untuk
berwirausaha Interval
Tingkat rasa percaya diri siswa dalam mewujudkan keinginan berwirausaha
Interval
Indikator minat berwirausaha merujuk kepada pendapat Iskandar (2001)
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2011:80) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
kesimpulannya. Hal yang sama dikatakan oleh Arikunto (2011:173) populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari kedua pendapat tersebut dapat
disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang mempunyai
karakteristik atau sifat yang dimiliki objek dan subyek itu sendiri.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI
pada Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung sebanyak 177 siswa dari 5
kelas Akuntansi
Tabel 3.2
Jumlah Populasi Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas Jumlah siswa
XI AK 1 35
XI AK 2 36
XI AK 3 35
XI AK 4 35
XI AK 5 36
Jumlah 177
Sumber: Pengolahan Data
3.3.2 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2011:80) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto
(2010: 174) bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
cara sampel random, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dimana seluruh
populasi mempunyai kemungkinan terpilih menjadi sampel. Teknik sampel
acak. Penentuan ukuran sampel diambil berdasarkan rumus slovin (Husein Umar,
2003:141) adalah sebagai berikut:
n= �
1+ � 2
keterangan:
n = Ukuran sampel keseluruhan N= Ukuran populasi
e= nilai kritis yang diujikan (toleransi kesalahan, e= 0,1)
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka didapat sampel siswa sebagai
berikut:
n= �
1+ � 2 = 177 1+ 177(0,1)2 =
177
2,77 = 63,89 di bulatkan menjadi 64 responden
Dari perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini
adalah 64 orang. Setelah menentukan ukuran sampel keseluruhan, selanjutnya
mengalokasikan atau menyebarkan satuan-satuan sampling ke dalam strata
dengan menggunakan alokasi proposional, dengan rumus:
ni= ��
� x n
Riduwan (2010:25)
Keterangan:
ni = Jumlah Sample Kelompok/ Menurut Kelas N = Jumlah Populasi Keseluruhan
Ni = jumlah populasi menurut kelas n = Jumlah Sampel
Dengan demikian untuk menentukan ukuran sampel tiap kelas adalah
Tabel 3.3 Distribusi Sampling
Kelas Jumlah siswa
Sample
� = �
� ��
XI AK 1 35 35
177x 64 = 12,65
XI AK 2 36 36
177x 64 = 13,01
XI AK 3 35 35
177x 64 = 12,65
XI AK 4 35 35
177x 64 = 12,65
XI AK 5 36 36
177x 64 = 13,01
Jumlah 177 64
Sumber: Pengolahan Data
Prosedur dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel secara
manual. Langkah-langkah dalam distribusi pengambilan sampel secara menurut
Hamid Darmadi (2011:58) adalah sebagai berikut:
1. Buat daftar nama satuan sampling, dalam penelitian yang digunakan adalah daftar absen siswa.
2. Beri nomor urut semua satuan sampling, dalam penelitian ini yang digunakan adalah nomor absen.
3. Nomor urut satuan sampling ditulis pada lembaran-lembaran kertas berukuran kecil: kertas kosong di potong menjadi bagian yang berukuran kotak kecil, kemudian di tulis urutan nomor absen siswa pada kertas kosong tersebut 4. Gulung kertas-kertas tersebut kemudian masukkan ke dalam kotak 5. Ambil gulungan kertas tersebut satu persatu dari kotak sampai mencapai
Tabel 3.4
Sampel Terpilih Hasil Undian Berdasarkan Nomor Absen Siswa
Kelas Nomor Absen Siswa
XI AK 1 06, 08, 10, 12, 15, 19, 20, 22, 28,29, 32, 33, 35 XI AK 2 03, 05, 06, 07, 10, 16, 18, 21, 25, 28, 30, 32, 34 XI AK 3 03, 06, 08, 11, 12, 15, 20, 24, 25, 29, 31, 32, 33 XI AK 4 01, 04, 05, 08, 11, 14, 15, 19, 21, 25, 28, 31, 33 XI AK 5 2, 5, 7, 14, 17, 19, 22, 24, 27, 29, 30, 31, 35 Sumber: Pengolahan Data
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penyusunan instrumen penelitian merupakan salah satu rangkaian kegiatan
yang sangat penting dalam penelitian, karena data yang digunakan untuk
menjawab masalah diperoleh melalui instrumen. Adapun instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal- hal yang ia ketahui. Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian
ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pengaruh
pembelajaran kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
Skala penilaian angket yang digunakan adalah Skala Numerik (numerical
scale), karena digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Numerik menggunakan
angka-angka pada pilihan jawabannya. Pilihan jawaban yang diberikan berupa
angka-angka dari angka 1 sampai dengan angka 5. Skala ini menggunakan lima
mencantumkan angka numerik diantara lima buah opsi tersebut. Adapun kriteria
pembobotan nilai untuk lima buah opsi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.5 Skala Numerik
No Item Pertanyaan Skor
5 4 3 2 1
Sumber: Sugiyono (2011:94)
Keterangan:
Angka 5 dinyatakan untuk pertanyaan positif tertinggi/ selalu Angka 4 dinyatakan pertanyaan positif tinggi/ sering
Angka 3 dinyatakan untuk pertanyaan positif sedang/kadang-kadang Angka 2 dinyatakan untuk pertanyaan positif rendah/ jarang
Angka 1 dinyatakan untuk pertanyaan positif sangat rendah/ tidak pernah
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penyusunan angket dan
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Langkah-langkah penyusunan angket
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai angket
b) Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket
c) Menyusun urutan atau pertanyaan
d) Membuat format
Format angket harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
responden dalam mengisinya.
e) Membuat petunjuk pengisian,
Petunjuk pengisian dibuat sesuai dengan format yang mencerminkan cara
2. Langkah selanjutnya adalah langkah uji coba setelah angket sudah tersusun.
Uji coba dilakukan karena angket yang telah disusun belum merupakan angket
yang baku. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan angket yang valid
dan reliabel agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati
kebenaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:168) yaitu
instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan
reliabel.
3.5 Analisis Deskriptif Angket
Perumusan masalah deskriptif dengan tujuan untuk menjelaskan distribusi
data dari variabel yang diteliti dan sekaligus mengetahui gambaran umum
mengenai pembelajaran kewirausahaan variabel X dan minat berwirausaha
variabel Y siswa jurusan akuntansi kelas XI di SMK Negeri 1 Bandung. Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
RS = ( − )
(Umar, 2002: 201)
Keterangan:
Untuk menentukan klasifikasi untuk setiap item pernyataan, maka
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Skor tertinggi: banyaknya responden x skor tertinggi setiap item x jumlah
pertanyaan
Skor terendah: banyaknya responden x skor terendah setiap item x jumlah
pertanyaan
3.6 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
Instrument yang akan dipergunakan dalam penelitian ini diuji terlebih
dahulu validitas dan reliabilitas untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya dengan tujuan untuk mengetahui instrumen tersebut bisa
dipergunakan atau tidak dalam penelitian ini.
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas bertujuan untuk menguji
sebuah tes dikatakan valid atau tidak. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki
validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
Suatu data dikatakan valid apabila data tersebut sesuai dengan kenyataan
yang ada. Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
product moment dengan angka kasar. Dalam penelitian ini terlebih dahulu akan
dilakukan uji coba angket kepada 30 orang responden. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui valid, reliabel atau tidaknya pertanyaan yang akan diujikan kepada
responden dalam penelitian ini. Setelah pertanyaan yang diujikan ternyata valid
dan reliabel, selanjutnya pertanyaan akan diujikan kepada sampel. Untuk menguji
validitas soal peneliti menggunakan program SPSS Statistics 20 for Window.
Langkah-langkah dalam melakukan uji validitas adalah sebagai berikut:
1. Klik Start-Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor
3. Pada Name ketik Soal_1- Soal_14 dan Skor_Total
4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 dan pada kolom Label ketikkan Soal 1-Soal 13 dan Skor Total
5. Klik data view pada data editor terlihat kolom Soal_1-Soal_13 dan Skor Total, ketikkan data sesuai dengan variabelnya
6. Klik Analyze-Correlate-Bivariate
7. Klik semua variabel dan masukkan ke kotak variabel dari kiri ke kanan 8. Kemudian pada kolom Test of Significance klik One-tailed
9. Klik Ok
Harga rhitung kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel dengan taraf
signifikansi (α) = 0,05 n= 30. Kriteria pengujian instrument dapat dikatakan valid
yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jika rhitung > rtabel berarti item soal dikatakan valid dan layak digunakan
dalam penelitian.
- Jika rhitung < rtabel berarti item soal dikatakan tidak valid dan tidak dapat
Berikut hasil perhitungan uji validitas dari setiap item:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Untuk Variabel X Pembelajaran Kewirausahaan
No Item Nilai korelasi (� � )
Nilai � �� (n= 30, α= 5%)
Keterangan
1. 0,134 0,361 Tidak Valid
2. 0,612 0,361 Valid
3. 0,626 0,361 Valid
4. 0,521 0,361 Valid
5. 0,579 0,361 Valid
6. 0,740 0,361 Valid
7. 0,404 0,361 Valid
8. 0,519 0,361 Valid
9. 0,483 0,361 Valid
10. 0,475 0,361 Valid
11. 0,738 0,361 Valid
12. 0,685 0,361 Valid
13. 0,552 0,361 Valid
14. 0,474 0,361 Valid
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 3.9, diketahui bahwa dalam angket penelitian yang
mengukur pembelajaran kewirausahaan terdapat 1 item soal yang tidak valid yaitu
item nomor 1. Item yang tidak valid akan dihilangkan, sedangkan 13 item lainnya
yang dinyatakan valid akan digunakan untuk penelitian dan diujicobakan kepada
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Y Minat Berwirausaha
No Item Nilai Korelasi
� �
Nilai � �� (n= 30, α= 5%)
Keterangan
1. 0,394 0,361 Valid
2. 0,535 0,361 Valid
3. 0,635 0,361 Valid
4. 0,611 0,361 Valid
5. 0,494 0,361 Valid
6. 0,597 0,361 Valid
7. 0,436 0,361 Valid
8. 0,536 0,361 Valid
9. 0,577 0,361 Valid
10. 0,215 0,361 Tidak Valid
11. 0,429 0,361 Valid
12. 0,174 0,361 Tidak Valid
13. 0,209 0,361 Tidak Valid
14. 0,525 0,361 Valid
15 0,496 0,361 Valid
16 0,405 0,361 Valid
17 0,471 0,361 Valid
18 0,548 0,361 Valid
19 0,637 0,361 Valid
20 0,320 0,361 Tidak Valid
21 0,772 0,361 Valid
22 0,242 0,361 Tidak Valid
23 0,842 0,361 Valid
24 0,576 0,361 Valid
25 0,690 0,361 Valid
26 0,616 0,361 Valid
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 3.10, diketahui bahwa dalam angket penelitian yang
mengukur minat berwirausaha terdapat 5 item soal yang tidak valid yaitu item
nomor 10,12,13,20, dan 22. Item yang tidak valid akan dihilangkan, sedangkan 21
item lainnya yang dinyatakan valid akan digunakan untuk penelitian dan
3.6.2 Uji Reliabilitas
Realiabilitas menurut Arikunto (2009:90) adalah ketetapan suatu tes
apabila diteskan kepada subjek yang sama. Dalam penelitian ini, untuk menguji
reliabilitas soal peneliti menggunakan program SPSS Statistics 20 for Window.
Langkah-langkah dalam melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
1. Klik Start-Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor
3. Pada Name ketik Soal_1- Soal_14 dan Skor_Total
4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 dan pada kolom Label ketikkan Soal 1-Soal 13 dan Skor Total
5. Klik data view pada data editor terlihat kolom Soal_1-Soal_13 dan Skor Total, ketikkan data sesuai dengan variabelnya
6. Klik Analyze-Scale-Reliability Analysis
7. Klik variabel soal yang dikatakan valid yaitu Soal 2-Soal 13 dan masukkan ke kotak variabel dari kiri ke kanan tanpa variabel Skor Total
8. Klik Statistics pada kolom Descriptive for check list item, scale, scale if item deleted
9. Klik Continue, kemudian klik Ok
Hasil �11 kemudian di konsultasikan dengan nilai tabel r product moment
dengan signifikansi 5% n= 30. Kriteria pengujian instrument dapat dikatakan
valid yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jika r11 > rtabel , maka reliabel, sebaliknya
Berikut hasil uji reliabilitas yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai
Reliabilitas ���
Nilai � �� (n= 30, α= 5%)
Keterangan
Pembelajaran Kewirausahaan 0,829 0,361 Reliabel
Minat Berwirausaha 0,894 0,361 Reliabel
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 3.11, dapat diketahui hasil uji reliabilitas instrument
penelitian angket pembelajaran kewirausahaan dan minat berwirausaha. Untuk
angket pembelajaran kewirausahaan diperoleh nilai �11= 0,829 sedangkan
�� = 0,374 yang diperoleh dari tabel r dengan n= 30 dan taraf signifikan 5%,
maka dapat disimpulkan angket pembelajaran kewirausahaan dikatakan reliabel.
Sedangkan untuk angket minat berwirausaha diperoleh nilai �11= 0,894 dan
�� = 0,374 yang diperoleh dari tabel r product moment dengan n= 30 dan taraf
signifikan 5%, maka dapat disimpulkan angket minat berwirausaha dikatakan
3.7Teknik Analisis Data
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui ketepatan data yang digunakan dalam penelitian maka
harus dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut:
3.7.1.1Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang kita olah
berdistribusi normal atau tidak. Tujuan dari dilakukannya uji normalitas tentu saja
untuk mengetahui apakah suatu penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan
asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk
distribusi normal, tetapi jika tidak berdistribusi normal maka statistik parametrik
tidak dapat digunakan. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan
bantuan program komputer SPSS Statistics 20 for Window.
Langkah-langkah dalam melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
1. Klik Start-Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor
3. Pada Name ketik x
4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 dan pada kolom Label ketikkan pembelajaran kewirausahaan
5. Klik data view pada data editor terlihat kolom x, ketikkan data sesuai dengan variabelnya
6. Klik Descriptive Statistics – P-Plots
7. Klik variabel x dan masukkan ke kotak variabel 8. Kemudian klik OK
Untuk perhitungan normalitas variabel y minat berwirausaha dilakukan
3.7.1.2Uji Linieritas
Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah
garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak, kalau tidak linear
maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Dalam penelitian ini uji normalitas
dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS Statistic 20 for windows.
Langkah-langkah dalam melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
1. Klik Start – Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor
3. Pada kolom Name ketik x, untuk kolom Name baris kedua ketik y
4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk variabel x dan y dan ketikan nama variabel x (pembelajaran kewirausahaan), y (minat berwirausaha) pada kolom Label.
5. Klik data view pada SPSS data editor
6. Terlihat kolom x dan y, ketikkan data sesuai dengan variabelnya. 7. Klik Analyze - Compare Means - Means
8. Klik variabel terikat (Y) dan masukkan ke kotak Dependent List, kemudian klik variabel bebas (X) dan masukkan ke Independent List.
9. Klik Options, pada Statistics for First Layer klik Test for Linearity, kemudian klik Continue
10.Klik OK
3.8Pengujian Hipotesis
Langkah terakhir dalam kegiatan anlisis data adalah dengan melakukan uji
hipotesis. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh antara variabel x dan variabel y. Melalui pengujian hipotesis ini
akan diambil kesimpulan menerima atau menolak hipotesis. Prosedur pengujian
3.8.1 Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana bertujuan untuk menelaah hubungan antara
variabel x dan variabel y dan untuk mengetahui apakah pembelajaran
kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI
pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesis ini
adalah sebagai berikut:
[image:38.595.111.464.283.711.2]Langkah 1: Buat tabel penolong untuk menghitung regresi sederhana
Tabel 3.9
Tabel Penolong untuk Menghitung Regresi Sederhana
Sumber: Pengolahan Data
Langkah 2: Hitung α dan b dengan rumus
a = Yi Xi
2 − ( X
i)( XiYi)
n Xi2− ( Xi)2
atau
b =n XiYi− Xi ( Yi) n Xi2−( Xi)2
(Sugiyono, 2012:262) No
Responden
Xi Yi XiYi Xi2 Yi2
Jumlah X
Langkah 3: Buat persamaan regresi dengan memasukkan α dan b ke dalam rumus
(Sugiyono, 2012: 261)
Keterangan: Y
= Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) arah garis turun
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan
adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga
naik turun. Dengan demikian niali Y ini akan bervariasi, namun nilai tersebut
tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang
menyebabkannya.
Dalam penelitian ini untuk menguji analisis regresi sederhana peneliti
menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20 for Windows.
Langkah-langkah dalam melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
1. Klik Start – Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor
3. Pada kolom Name ketik X, untuk kolom Name baris kedua ketik Y
4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk variabel x dan y dan ketikan nama variabel x (pembelajaran kewirausahaan), y (minat berwirausaha) pada kolom Label.
5. Klik data view pada SPSS data editor
6. Terlihat kolom x dan y, ketikkan data sesuai dengan variabelnya. 7. Klik Analyze-Regression-Linear
8. Pilih variabel Y sebagai variabel dependent dan variabel X sebagai variabel Independent pindahkan dari kiri ke kanan.
9. Kemudian Klik Ok
3.8.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel x terhadap y. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai
berikut:
Sugiyono (2012:275)
Keterangan
KD = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi
Hasil persentase koefisien determinasi itu diartikan sebagai besarnya
pengaruh yang diberikan variabel X dalam mempengaruhi variabel Y. Dalam
penelitian ini perhitungan koefisien determinasi peneliti menggunakan bantuan
program SPSS Statistics 20 for Windows.
3.8.3 Uji Hipotesis (Uji F)
Uji F persamaan regresi dilakukan untuk mengetahui keberartian arah
regresi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tabel penolong yang
Tabel 3.10
Analysis of Varians (ANOVA)
No Sumber Varians Dk JK RJK F
(Total) (n) Yi2 Yi2
1 Regresi (a) 1 ( Yi)2/n ( Yi)2/n RJK(b/a)/
RJK(res) 2 Regresi (b/a) 1 JK(reg )= JK(b/a) RJK(b/a) = JK(b/a)
3 Residu n-2 JK(res )= (Yi−Y)2 RJK(res )= ( �− )2/n-2 4 Tuna Cocok
(TC)
k-2 JK(TC) RJK(TC)=JK(TC)/k-2
5 Kekeliruan (E) n-k JK(E) RJK(E)=JK(E)/n-k Sumber: Sugiyono (2012:266)
Untuk pengisian tabel ANOVA di atas didasarkan pada langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah kuadrat regresi
JKreg (a) = ( Yi)2/n
b. Menentukan jumlah Kuadrat b terhadap a
JK reg (b/a)= b � -( �)( )
c. Menentukan jumlah kuadrat residu
JK res = 2- JK reg (b/a) – JK reg (a)
d. Menentukan jumlah kuadrat kekeliruan
JK (E) = Y2− ( Y)2
e. Menentukan jumlah kuadrat tuna cocok
JK (TC) = JK res – JK (E)
f. Uji signifikansi regresi ( keberartian)
Ho: Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)
Untuk menguji hipotsis nol menggunakan F sig hitung = RJKreg (b/a)
RJKres
dibandingkan dengan F sig tabel dengan α = 0,5, dk pembilang = 1 dan dk
penyebut = n-2. Untuk menguji hipotesis nol kriterianya adalah sebagai
berikut:
- Jika F sig hitung > F sig tabel, maka tolak H0 dan Ha diterima artinya
pembelajaran kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha siswa, sebaliknya
- Jika F sig hitung < F sig tabel, maka terima H0 dan Ha ditolak artinya
pembelajaran kewirausahaan tidak berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha siswa
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakkan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
Ho : β = 0; Regresi tidak berarti, artinya pembelajaran kewirausahaan
tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha
Ho : β = 0; Regresi berarti, artinya pembelajaran kewirausahaan
berpengaruh terhadap minat berwirausaha
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis dengan uji F peneliti
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
a. Pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan pada siswa Kelas XI Jurusan
Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung berada pada kategori sering. Artinya
karena secara keseluruhan pembelajaran kewirausahaan berada pada kategori
positif tinggi atau sering, maka pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik
karena sering menumbuhkan minat berwirausaha siswa.
b. Minat berwirausaha siswa kelas XI Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1
Bandung berada pada kategori sering. Artinya karena secara keseluruhan
minat berwirausaha berada pada kategori yang sering, maka siswa telah
memiliki minat berwirausaha.
c. Pembelajaran kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha
siswa kelas XI Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung. Artinya
semakin baik pembelajaran kewirausahaan maka akan meningkatkan minat
5.2Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memeberikan
saran atau masukan sebagai berikut:
a. Pembelajaran kewirausahaan yang sudah berada pada kategori sering dapat
dipertahankan. Sedangkan untuk indikator yang berada pada kategori
kadang-kadang harus lebih dioptimalkan lagi.
b. Minat berwirausaha yang berada pada kategori sering sebaiknya dapat
dipertahankan. Sedangkan untuk indikator yang berada pada kategori jarang
harus diperbaiki dan indikator yang berada pada kategori kadang-kadang
lebih dioptimalkan lagi.
c. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha yang tidak diteliti
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Alma, B. (2006). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabet.
Dananjaya, U. (2010). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa.
Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.
Iskandar, B. (2001). Kewirausahaan. Bandung: Sinar baru.
Riduwan. (2010). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Siregar, E. dan Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (2004). Statistika Untuk Ekonomi Dan Niaga II. Bandung: Tarsito.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. (2010). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Suryana. (2003). Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses). Bandung: Salemba Empat.
Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat & Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Umar,H.(2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Program Studi Pendidikan Akuntansi UPI.
. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI.
Sumber Karya Tulis
Ariningsih, A. (2011). Pengaruh Mata Kuliah Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Entrepereneur Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwanto, I. (2002). Pengaruh Pelatihan Kerja Industri terhadap Sikap Kewirausahaan Siswa SMK Negeri 2 Majalengka. Tesis pada FPLS PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Ramliani, R. (2011). Studi Minat Berwirausaha Siswa Program Studi Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 5 Bandung. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Supriatna, N. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan dan Pelatihan Kerja terhadap Sikap Kewirausahaan: Studi Persepsional Siswa SMK Se-Kota Bandung. Tesis pada PIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
T.O Karno. (1986). Minat Sikap Siswa SMA terhadap Wirausaha dalam Hubungannya dengan Pelaksanaan Orang Tua dan Pendidikan Keterampilan di Sekolah. Tesis pada PFS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sumber Artikel
Agus M. (2012). Jumlah Wirausaha di Indonesia Tahun 2012. Koran Kompas Senin 5 Maret 2012
Ferehesti N.D. (2010). Mencermati RAPBN 2010. [Online]. Tersedia: http://suaramerdeka.com. [22 September 2012]
Sumber Jurnal
Ciputra. (2007). Entrepreneurial Education To Solve The Problem of Poverty and Unemployment in Indonesia. Bogor
Citra, S.M. (2010). Mendorong Pilihan Karir Berwirausaha. [Online].
Tersedia:
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-conten/uploads/2010/06/mendorong-pilihan-kari-berwirausaha.pdf. [22 September 2012]
Fu’adi, I.F. dkk.(2009). Hubungan Minat Berwirausaha dengan Prestasi Praktik
Kerja Industri Siswa Kelas XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2008/2009. Jurnal PTM. 9, (2), 92- 98.
Indarti, N. dan Rostiani, R. (2008). Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia.
Lieli S. dan Hani S. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.13, (2), 124-134.
Wibowo, M. (2011). Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha Lulusan SMK 6, (2), 109-122.
Sumber Internet
Badan Pusat Statistik. (2012).Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2012. [Online]. Tersedia: http://www.bps.go.id/brs_file/naker_07mei12.pdf [27 Oktober 2012]
Manggala, Y. (2011). Pengangguran Indonesia Bertambah 1,3 Juta Orang perTahun.[Online].Tersedia:http://www.republika.co.id/berita/nasional/um um/12/05/01/m3crmx-pengangguran-indonesia-bertambah-13-juta-orang-per-tahun[7 Juli 2012]