• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI PADA JURUSAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI PADA JURUSAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1Maksud Penelitian ... 10

1.3.2Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan ... 13

2.1.1Konsep Dasar Kewirausahaan ... 13

2.1.2Tinjauan Terhadap Pendidikan Kewirausahaan ... 16

2.1.3Pembelajaran Kewirausahaan di SMK ... 19

2.1.3.1 Konsep Dasar Pembelajaran ... 19

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Kewirausahaan ... 24

2.1.3.3 Desain Pembelajaran Kewirausahaan ... 25

2.1.3.4 Indikator-Indikator Pembelajaran Kewirausahaan ... 30

2.1.4Tinjauan Tentang Minat ... 31

2.1.4.1 Pengertian Minat... 31

2.1.4.2 Jenis-Jenis Minat ... 34

2.1.4.3 Minat Berwirausaha ... 35

2.1.4.4 Indikator-Indikator Minat Berwirausaha ... 37

2.1.1 Kajian Peneltian Terdahulu ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran ... 39

(2)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 43

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 44

3.3 Populasi dan Sampel ... 47

3.3.1 Populasi ... 47

3.3.2 Sampel ... 48

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5 Analisis Deskripsi Angket ... 53

3.6 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 54

3.6.1 Uji Validitas ... 54

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 58

3.7 Teknik Analisis Data ... 60

3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 60

3.7.1.1 UjiNormalitas ... 60

3.7.1.2 Uji Linearitas ... 61

3.8 Pengujian Hipotesis ... 61

3.8.1 Analisis Regresi Sederhana ... 62

3.8.2 Koefisien Determinasi ... 64

3.8.3 Uji Hipotesis (Uji F) ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 68

4.1.1 Identitas Sekolah SMK Negeri 1 Bandung ... 68

4.1.2 Sejarah Singkat Perkembangan SMK Negeri 1 Bandung ... 68

4.1.3 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Bandung ... 70

4.1.4 Visi dan Misi SMK Negeri 1 Bandung ... 71

4.1.4.1 Visi SMK Negeri 1 Bandung... 71

4.1.4.2 Misi SMK Negeri 1 Bandung ... 71

4.1.5 Tujuan SMK Negeri 1 Bandung ... 72

4.2 Deskrpsi Hasil Penelitian... 72

4.2.1 Gambaran Indikator-Indikator Pembelajaran Kewirausahaan ... 73

(3)

4.2.3 Gambaran Indikator-Indikator Minat Berwirausaha ... 81

4.2.4 Gambaran Umum Minat Berwirausaha ... 94

4.3 Pengujian Hipotesis ... 96

4.3.1 Teknik Analisis Data ... 96

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 96

4.3.1.2 Uji Linearitas ... 99

4.3.1.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 99

4.3.1.4 Koefisien Determinasi ... 101

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 101

4.3.2.1 Uji Keberartian Regrese (Uji Statistik F) ... 101

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 110

5.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... xii

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Pendidikan ... 2

Tabel 1.2 Rekapitulasi Penelusuran Tamatan Siswa SMK Negeri 1 Bandung ... 5

Tabel 1.3 Angket Pra Penelitian... 9

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian... 46

Tabel 3.2 Jumlah Populasi ... 48

Tabel 3.3 Distribusi Sampling... 50

Tabel 3.4 Pengambilan Sampel Terpilih ... 51

Tabel 3.5 Skala Numerik... 52

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 56

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 57

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 59

Tabel 3.9 Penolong Regresi Linear Sederhana ... 62

Tabel 3.10 Anova ... 65

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Materi Pembelajaran Kewirausahaan ... 73

Tabel 4.2 Indikator Materi Pembelajaran Kewirausahaan ... 74

Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Metodei Pembelajaran Kewirausahaan... 75

Tabel 4.4 Indikator Metode Pembelajaran Kewirausahaan ... 75

Tabel 4.5 Kriteria Kemampuan Guru... 77

Tabel 4.6 Indikator Kemampuan Guru ... 77

Tabel 4.7 Kriteria Penilaian Pengalaman Langsung ... 78

Tabel 4.8 Indikator Pengalaman Langsung ... 79

Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Indikator a, b, c, d ... 80

Tabel 4.10 Rekapitulasi Pembelajaran Kewirausahaan ... 80

Tabel 4.11 Kriteria Penilaian Ketertarikan Terhadap Kewirausahaan ... 82

Tabel 4.12 Indikator Ketertarikan Terhadap Kewirausahaan ... 83

Tabel 4.13 Kriteria Penilaian Kesediaan Untuk Terlibat Dalam Kewirausahaan ... 84

Tabel 4.14 Indikator Kesediaan Untuk Terlibat Dalam Kegiatan Kewirausahaan ... 84

Tabel 4.15 Kriteria Penilaian Melihat Peluang Untuk Berwirausaha ... 85

(5)

Tabel 4.17 Kriteria Penilaian Memanfaatkan Potensi Yang Dimiliki Untuk Berwirausaha 87

Tabel 4.18 Indikator Memanfaatkan Potensi yang Dimiliki Untuk Berwirausaha ... 87

Tabel 4.19 Kriteria Penilaian Keberanian Dalam Menghadapi Risiko ... 88

Tabel 4.20 Indikator Keberanian Dalam Menghadapi Risiko ... 89

Tabel 4.21 Kriteria Penilaian Keberanian Dalam Menghadapi Tantangan ... 90

Tabel 4.22 Indikator Keberanian Dalam Menghadapi Tantangan ... 90

Tabel 4.23 Kriteria Penilaian Perasaan Senang Terhadap Kewirausahaan ... 91

Tabel 4.24 Indikator Perasaan Senang Terhadap Kewirausahaan ... 92

Tabel 4.25 Kriteria Penilaian Keinginan Mewujudkan Cita-Cita Dalam Kewirausahaan .... 93

Tabel 4.26 Indikator Keinginan Untuk Mewujudkan Cita-Cita Dalam Kewirausahaan ... 93

Tabel 4.27 KriteriaPenilaian Indikator a, b, c, d, e, f, g, h ... 94

Tabel 4.28 Rekapitulasi Minat Berwirausaha ... 95

Tabel 4.29 Uji Linearitas... 99

Tabel 4.30 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ... 99

Tabel 4.31 Koefisien Determinasi... 101

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Dasar Pembelajaran Kewirausahaan ... 27

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 41

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Bandung ... 70

Gambar 4.2 Grafik Q.Q Plot Pembelajaran Kewirausahaan ... 97

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Krisis global yang melanda Amerika sejak akhir tahun 2008 yang diawali

dengan ambruknya sektor perbankan di USA dan merambat ke berbagai sektor di

kawasan Eropa, Asia terutama Asean dan Indonesia pada tahun 2009. Krisis

global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

Indonesia melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak dan

dampaknya adalah meningkatnya jumlah pengangguran. Hal ini didukung oleh

pernyataan Ketua Kamar Dagang Indonesia Suryo Bambang Sulisto yang

mengemukakan bahwa saat ini pertumbuhan lapangan kerja lamban, pertumbuhan

tenaga kerja setiap tahunnya sebesar 2,91 juta, sedangkan lapangan pekerjaan

yang tersedia hanya 1,6 juta sehingga terdapat gap sebesar 1,3 juta orang yang

kemungkinan menjadi pengangguran terbuka.

Pendidikan yang menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kondisi

perekonomian ternyata belum terealisasi. Seharusnya dengan kualitas pendidikan

yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik pula. Namun pada

kenyataannya jumlah pengangguran terdidik di Indonesia masih banyak. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 mengenai tingkat pengangguran berdasarkan

(8)

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT ) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2010-2012

(persen)

Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan

2010 2011 2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari

SD Ke Bawah 3,71 3,81 3,37 3,56 3,69

Sekolah Menengah

Pertama 7,55 7,45 7,83 8,37 7,80

Sekolah Menengah Atas 11,90 11,90 12,17 10,55 10,34 Sekolah Menengah

Kejuruan 13,81 11,87 10,00 10,43 9,51

Diploma I/II/III 15,71 12,78 11,59 7,61 7,50

Universitas 14,24 11,92 9,95 8,02 6,95

Jumlah 7,41 7,14 6,80 6,56 6,32

Sumber: Badan Pusat Statistik

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa lulusan SMA dan SMK

yang menjadi pengangguran menempati posisi teratas. Hal ini bertentangan

dengan posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

pasal 18 dan pasal 15 yang menyebutkan bahwa “satuan pendidikan menengah

kejuruan sebagai lanjutan dari pendidikan dasar yang bertujuan mempersiapkan

peserta didik terutama dalam bidang pekerjaan tertentu”. Dengan kata lain SMK

dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap pakai di

lapangan kerja dan mudah terserap ke dunia kerja. Pendidikan menengah kejuruan

merupakan jalur pendidikan formal yang mempersiapkan lulusannya untuk

menjadi tenaga kerja yang terampil, kreatif, produktif, dan berkompetisi untuk

memasuki dunia usaha dan industri. Selain itu, lulusan SMK juga dipersiapkan

untuk mampu membuka usaha atau berwirausaha.

Masalah pengangguran tersebut menuntut pemerintah melakukan upaya

(9)

Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan

Membudidayakan Kewirausahaan (GNMK). Sejak itu kewirausahaan mulai

diselenggarakan di Indonesia. Namun pada kenyataannya jumlah wirausaha di

Indonesia masih sangat sedikit, seperti yang dikatakan oleh Deputi Menteri

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Bidang Pengembangan Sumber Daya

Manusia, Agus muharam bahwa “Jumlah Wirausaha di Indonesia saat ini 1,56%

kita masih di bawah Cina Jepang, Singapura dan Malaysia yang jumlah

wirausahanya sudah diatas 5%. Padahal idealnya Indonesia saat ini memiliki 4,8

juta wirausaha”.

Data tersebut menunjukan bahwa wirausaha di Indonesia dikatakan masih

sedikit. Terdapat dua hal yang menghambat perkembangan ssesorang untuk

beriwirausaha. Pertama adalah persoalan mindset atau pola pikir yakni masih

banyak lulusan yang berpikir sebagai pencari kerja, bukan pencipta kerja.

Sehingga persaingan dalam mencari pekerjaan semakin ketat dan lapangan

pekerjaan yang tersedia semakin sedikit. Konsep pendidikan yang menghasilkan

pekerja bukan pencipta lapangan kerja masih merupakan arus utama dalam

pendidikan nasional Indonesia khusunya kurikulum pendidikan di SMK yang

memang ditujukan untuk mengasah kemampuan keterampilan dunia kerja. Seperti

yang terjadi juga pada SMK Negeri 1 Bandung.

SMK Negeri 1 Bandung merupakan sebuah sekolah menengah kejuruan

yang beralamat di Jl. Wastukencana No.3 Bandung. SMK Negeri 1 Bandung

merupakan salah satu bagian dari SMK sebagai penghasil tenaga kerja tingkat

(10)

akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, dan usaha perjalanan wisata

(UJP). Bidang keahlian akuntansi merupakan salah satu program keahlian yang

menghasilkan lulusan tenaga kerja terampil dan professional. Berbagai prestasi

telah diraih oleh kompetensi keahlian akuntansi diantaranya: Lomba Kompetensi

Siswa Jurusan Akuntansi juara I tahun 2003, Lomba Cepat Tepat Akuntansi (UPI)

juara II tahun 2009, Lomba Cepat Tepat Akuntansi IX (UPI) juara III tahun 2008

dan lain sebagainya.

Dalam bidang keahlian akuntansi para siswa diharapkan memiliki

kemampuan dalam bidangnya tersebut, agar menjadi tenaga kerja terampil dan

professional. Dengan memiliki keahlian akuntansi, siswa dapat membuat laporan

keuangan untuk keperluan informasi keuangan yang sesuai dengan tujuan

perusahaan. Apabila tujuan perusahaan telah tercapai otomatis keahlian akuntansi

yang diharapkan pun telah dimiliki oleh siswa dan tujuan sekolah pun akan

tercapai. Siswa akan termotivasi bekerja untuk mengaplikasikan keahliannya dan

mendapatkan penghasilan sendiri. Melalui praktek tersebut secara langsung siswa

juga memperoleh nilai-nilai kewirausahaan yang dibentuk melalui praktek

tersebut nilai-nilai yang dapat diperoleh antara lain: percaya diri, memiliki

inisiatif, memiliki motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan, dan berani

mengambil resiko. Siswa yang telah berhasil dalam praktek otomatis telah

memiliki kemampuan dalam akuntansi dan memperoleh nilai-nilai kewirausahaan

sehingga para siswa dapat dengan mudah bekerja di perusahaan atau membuka

usaha sendiri dengan menerapkan usaha yang kreatif dan inovatif. Maka dari itu

(11)

Pada kenyataannya yang terjadi sekarang menunjukan bahwa lulusan

SMK menjadi salah satu penyumbang jumlah pengangguran terbanyak setelah

SMA. Selain itu jumlah wirausaha di Indonesia pun masih sedikit. Begitu pula

yang terjadi pada SMK Negeri 1 Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh dari

hasil penelusuran dokumentasi Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 1

Bandung, menunjukan bahwa persentase lulusan yang bekerja menurun, selain itu

jumlah lulusan yang wirausaha pun cenderung menurun dan masih sedikit. Hal ini

dapat dilihat pada tabel 1.2 mengenai rekapitulasi penelusuran tamatan siswa

SMK Negeri 1 Bandung.

Tabel 1.2

Rekapitulasi Penelusuran Tamatan Siswa SMK Negeri 1 Bandung

Tahun Lulus

Program Keahlian Bekerja Wirausaha Melanjutkan Lain-lain

Jurusan Jumlah % % % %

2007/ 2008

Akuntansi 109 85,32 5,50 7,34 1,84

Adm Perkantoran 103 61,17 1,94 6,80 30,09

Pemasaran 73 68,49 1,37 2,74 27,40

UPW 34 55,88 2,94 11,76 29,41

Jumlah 319 70,53 3,13 6,58 19,75

2008/ 2009

Akuntansi 106 56,60 2,83 14,15 26,42

Adm Perkantoran 114 57,02 3,51 9,65 29,82

Pemasaran 77 81,82 3,90 14,29 0

UPW 37 78,38 2,70 18,92 0

Jumlah 334 64,97 3,29 13,17 18,56

2009/ 2010

Akuntansi 147 54,42 2,72 11,56 31,29

Adm Perkantoran 111 79,28 0,90 5,41 14,41

Pemasaran 111 70,27 0,90 8,11 20,72

UPW 73 72,60 4,11 10,96 12,33

Jumlah 442 67,65 2,04 9,05 21,27

2010/ 2011

Akuntansi 151 75,70 0,66 17,22 6,62

(12)

Pemasaran 99 37,37 2,02 10,10 50,50

UPW 68 61,76 1,47 35,29 1,47

Jumlah 466 57,30 1,50 12,88 25,97

Sumber: Bimbingan Konseling SMK Negeri 1 Bandung

Berdasarkan data pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa lulusan siswa SMK

Negeri 1 Bandung yang bekerja persentasenya menurun yaitu pada tahun

2007/2008 sebesar 70,53%, 2008/2009 sebesar 64,97%, 2009/2010 sebesar

67,65% dan 2010/2011 sebesar 57,30%. Diikuti pula oleh persentase jumlah

lulusan yang wirausaha pun cenderung menurun dan dikatakan masih sedikit yaitu

pada tahun 2007/2008 sebesar 3,13%, 2008/2009 sebesar 3,29%, 2009/2010

sebesar 2,04% dan 2010/2011 sebesar 1,50%. Hal ini menimbulkan pertanyaan

mengapa data di SMK Negeri 1 Bandung tersebut menunjukan lulusan yang

bekerja dan wirausaha menurun, padahal jika dilihat SMK Negeri 1 Bandung

merupakan sekolah unggulan serta banyak prestasi yang telah diraih dalam bidang

keahliannya masing-masing khususnya dalam bidang akuntansi.

Pemerintah memiliki harapan yang begitu besar terhadap SMK untuk

dapat menanggulangi pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Namun di sisi lain kinerja SMK yang telah ada ternyata belum

optimal. Menurut Suyanto (2007) belum optimalnnya kinerja SMK ini ditandai

oleh pencapaian indikator keberhasilan yang belum optimal. Indikator-indikator

yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Terserapnya tamatan di dunia kerja sesuai dengan kompetensi pada program keahliannya.

2. Mampu mengembangkan diri dalam berwirausaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru.

(13)

Dapat disimpulkan bahwa terjadi kesenjangan antara data yang telah

disajikan dengan harapan pemerintah. Hal yang terungkap dalam tabel 1.2

bertentangan dengan harapan pemerintah pada poin satu dan dua. Poin pertama

dikatakan bahwa lulusan terserap ke dunia kerja sesuai dengan kompetensi

program keahliannya, namun yang terjadi bahwa lulusan yang bekerja ternyata

persentasenya mengalami menurun. Poin kedua lulusan mampu mengembangkan

diri dalam berwirausaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru, namun

yang terjadi lulusan yang wirausaha dikatakan masih sedikit

Oleh karena itu, diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan pendidikan

kewirausahaan di sekolah diwujudkan dengan adanya mata pelajaran/ diklat

kewirausahaan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Suryana (2006:63)

mengemukakan bahwa:

Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut kewirausahaan dapat diawali dan

berkembang. Salah satu faktor tersebut adalah pendidikan. Melalui pendidikan

kewirausahaan diharapkan rasa ketertarikan dan keingintahuan siswa terhadap

wirausaha dapat ditumbuhkan sehingga akan membentuk sikap wirausaha guna

mencetak para wirausaha-wirausaha baru.

Menurut Iskandar (2001:9) mengemukakan minat wirausaha adalah:

(14)

dengan tindakan berusaha yang dilakukannya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan belajar dari kegagalan yang dialami.

Menurut Pendapat Surya (2004) minat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari:

1. Cita-cita dan keyakinan, tujuan belajar yang berhubungan dengan cita-cita atau harapan merupakan pendorong untuk belajar lebih baik

2. Ketertarikan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan inovatif

3. Sikap sesorang yang mencerminkan minat, yaitu kemauan kerja keras terhadap sesuatu, ketabahan dan keuletan pada kegiatan, sikap positif dan senag terhadap sesuatu, disiplin waktu dan belajar

Faktor eksternal terdiri dari:

1. Keluarga

2. Teman Pergaulan (Teman Sekolah) 3. Lingkungan masyarakat sekitar

Dari pendapat Surya disebutkan bahwa sikap mencerminkan minat. Sikap

dapat diperoleh di lingkungan sekolah seperti yang dikemukakan oleh Yoesoef

(Purwanto, 2002:16) bahwa “Untuk membentuk sikap kewirausahaan, termasuk

didalamnya minat adalah mulai dengan tahap pemahaman teori, studi kasus, dan

pemberian motivasi, ketiga tahapan ini dapat dilakukan dilingkungan sekolah”.

Melalui proses belajar di lingkungan sekolah, minat dapat diperoleh dan

ditumbuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Super dan

Criter (Karno,1986:5) ”Proses identifikasi dan proses belajar turut membentuk

minat, maka kegiatan belajar mengajar di sekolah pun dapat mempengaruhi

pertumbuhan minat”. Pernyataan ini didukung pula oleh angket yang disebarkan

sebelum penelitian kepada 30 responden kelas XI jurusan akuntansi, pernyataan

(15)

ditentukan oleh faktor apa? hasil yang diperoleh dapat digambarkan sebagai

berikut.

Tabel 1.3 Angket Pra Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat %

a. Cita-cita dan keyakinan bahwa belajar lebih baik dari sekarang untuk mewujudkan masa depan memperoleh tujuan menjadi seorang wirausaha

53,3

b. Ketertarikan menciptakan sesuatu yang baru dan inovatif 13,3

c. Kerja keras terhadap sesuatu 3,3

d. Ketabahan dan keuletan pada setiap kegiatan 0

e. Sikap positif, kecenderungan terhadap wirausaha 10

f. Rasa senang terhadap kegiatan wirausaha 20

g. Disiplin waktu dan belajar 0

h. Keluarga, orang tua selalu mendorong saya untuk berwirausaha 0 i. Teman pergaulan (teman sekolah), karena teman saya sering

mengadakan transaksi jual beli 0

j. Lingkungan masyarakat sekitar 0

Jumlah 100

Merujuk kepada pendapat Surya (2004)

Berdasarkan tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa pilihan terbanyak 53,3%

responden memilih poin (a) yaitu cita-cita dan keyakinan bahwa belajar lebih baik

dari sekarang untuk mewujudkan masa depan dan memperoleh tujuan menjadi

seorang wirausaha, artinya mereka setuju bahwa pembelajaran mempengaruhi

tumbuhnya minat berwirausaha karena di dalam pembelajaran tidak hanya berisi

materi saja yang harus diajarkan melainkan nilai-nilai kewirausahaan yang

ditanamkan pada siswa untuk menumbuhkan minat berwirausaha.

Sehubungan dengan adanya latar belakang yang telah dipaparkan, maka

penulis merasa tertarik dan mencoba mengamati dan mencermati pembelajaran

(16)

“Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha

Siswa Kelas XI Pada Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung Tahun

Ajaran 2012/2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, penulis

membuat rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran pembelajaran kewirausahaan siswa kelas XI pada

jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

2. Bagaimana gambaran mengenai tingkat minat berwirausaha siswa kelas XI

pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran

2012/2013.

3. Bagaimana pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap minat

berwirausaha siswa kelas XI pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1

Bandung tahun ajaran 2012/2013.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dipaparkan, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

(17)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang

telah dipaparkan adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis gambaran mengenai pembelajaran kewirausahaan siswa

kelas XI pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran

2012/2013.

2. Menganalisis gambaran mengenai tingkat minat berwirausaha siswa kelas

XI pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran

2012/2013.

3. Menganalisis bagaimana pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap

minat berwirausaha siswa kelas XI pada jurusan akuntansi di SMK Negeri

1 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan dua kegunaan adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi peneliti lain serta masyarakat luas dalam

mengembangkan bidang kajian sejenis, khususnya bidang pembelajaran

(18)

2. Kegunaan praktis

a. Bagi lembaga pendidikan SMK, penelitian ini diharapkan dapat

memberi informasi untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan

minat berwirausaha bagi para siswa.

b. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang

pentingnya pembelajaran kewirausahaan guna meningkatkan minat

berwirausaha sehingga para siswa dapat menjadi seorang wirausaha

setelah lulus dan tidak tergantung sebagai pencari kerja bahkan dapat

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

verifikatif. Arikunto (2010:3) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal

lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan

penelitian. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang paling sederhana

dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini

peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah penelitian. Dalam

hal ini peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang

diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian

secara lugas. Sedangkan penelitian verifikatif menurut Arikunto (2006:8)

merupakan:

Penelitian yang bertujuan mengecek hasil penelitian lain inilah yang diberi nama verifikatif. Penelitian verifikatif dimaksudkan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan.

Dengan demikian, metode penelitian yang cocok untuk digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif verifikatif. Melalui metode penelitian deskriptif

dapat diperoleh deskripsi mengenai bagaimana pembelajaran kewirausahaan dan

(20)

menguji apakah pembelajaran kewirausahaan berpengaruh terhadap minat

berwirausaha siswa.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Arikunto (2010:161) variabel adalah objek penelitian, atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono

(2011:38), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat

didefinisikan “atribut atau sifat atau nilai dari orang atau obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Pembelajaran

Kewirausahaan. Pembelajaran kewirausahaan ini diartikan sebagai proses

mentransferkan ilmu kewirausahaan kepada peserta didik dengan tujuan

tertentu yaitu untuk menumbuhkan minat wirausaha serta mencetak wirausaha

baru. Merujuk pada pendapat Suherman (2010) dan Supriatna (2012) yang

telah dikemukakan sebelumnya, maka indikator-indikator pembelajaran

(21)

1) Materi pembelajaran kewirausahaan yang dapat memotivasi untuk

berwirausaha.

2) Metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat wirausaha.

3) Kemampuan guru yang dapat menumbuhkan minat wirausaha.

4) Pengalaman langsung yang dapat menumbuhkan minat berwirausaha.

2. Variabel Terikat (Y) Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah minat berwirausaha. Minat berwirausaha ini

diartikan sebagai rasa ketertarikan, rasa senang, dan ingin terlibat dalam

kegiatan wirausaha. Merujuk kepada Iskandar (2001), maka

indikator-indikator minat wirausaha adalah sebagai berikut:

1) Ketertarikan terhadap kewirausahaan.

2) Kesediaan untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan.

3) Melihat peluang untuk berwirausaha.

4) Memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk berwirausaha.

5) Keberanian dalam menghadapi risiko.

6) Keberanian dalam menghadapi tantangan.

7) Perasaan senang terhadap kegiatan kewirausahaan.

8) Keinginan untuk mewujudkan cita-cita dalam kewirausahaan.

Penjelasan variabel-variabel tersebut dapat dilihat dalam tabel operasional

(22)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Pengukuran Skala

Variabel X Pembelajaran Kewirausahaan 1. Materi pembelajaran kewirausahaan yang dapat memotivasi berwirausaha

Tingkat pemahaman materi pembelajaran

kewirausahaan Interval

Tingkat kemampuan pembelajaran

kewirausahaan yang memberikan inspirasi kepada siswa untuk mau berwirausaha

Interval

Tingkat kemampuan materi pembelajaran kewirausahaan dapat membekali,

menggambarkan tentang manfaat kewirausahaan di masa depan

Interval

Tingkat kemampuan pembelajaran kewirausahaan menumbuhkan minat berwirausaha Interval 2. Metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat berwirausaha

Tingkat kemampuan metode pembelajaran kewirausahaan dapat menunjang pemahaman siswa

Interval

Tingkat kemampuan metode pembelajaran kewirausahaan sangat menarik sehingga dapat menumbuhkan minat berwirausaha siswa

Interval

3.Kemampuan guru yang dapat menumbuhkan minat

wirausaha.

Tingkat kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran kewirausahaan

Interval

Tingkat kesesuaian pengalaman Guru berwirausaha (atau masih berwirausaha sebagai kerja sampingan)

Interval

Tingkat kemampuan cara pembelajaran Guru yang mengaspirasi siswa dalam

menumbuhkan minat berwirausaha siswa

Interval 4.Pengalaman langsung yang dapat menumbuhkan minat berwirausaha

Tingkat kemampuan pengalaman langsung yang menjadi bekal dan gambaran manfaat pembelajaran kewirausahaan di masa depan

Interval

Tingkat kemampuan pengalaman langsung yang menumbuhkan minat siswa terhadap kewirausahaan

Interval

Tingkat kemampuan pengalaman langsung yang dapat mendorong siswa untuk berani dalam berwirausaha

Interval

Indikator Pembelajaran Kewirausahaan merujuk kepada pendapat Suherman (2010) dan Nana Supriatna (2012)

Variabel Y Minat

1. Ketertarikan terhadap

Tingkat ketertarikan siswa terhadap

(23)

Tingkat keingintahuan siswa mengenai

wirausaha Interval

2. Kesediaan untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan

Tingkat keinginan siswa untuk berwirausaha Interval

Tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan

wirausaha Interval

3. Melihat peluang untuk berwirausaha

Tingkat kesadaran siswa terhadap peluang

wirausaha yang tersedia Interval

Tingkat pemanfaatan siswa mengenai

peluang tersebut untuk berwirausaha Interval 4. Memanfaatkan

potensi yang dimiliki untuk berwirausaha

Tingkat kesadaran siswa terhadap potensi

yang dimiliki Interval

Tingkat pemanfaatan siswa mengenai

potensi tersebut untuk berwirausaha Interval 5. Keberanian

dalam menghadapi risiko

Tingkat keberanian siswa dalam mencoba

serta tidak pernah merasa takut gagal Interval Tingkat keberanian siswa dalam

menghadapi risisko Interval

6. Keberanian dalam menghadapi tantangan

Tingkat rasa suka siswa terhadap tantangan Interval Tingkat rasa suka siswa terhadap hal-hal

yang baru Interval

7. Perasaan senang terhadap kegiatan kewirausahaan

Tingkat rasa senang siswa terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan kewirausahaan Interval Tingkat rasa senang siswa dalam membaca

buku-buku tentang kewirausahaan Interval Tingkat rasa senang siswa dalam mengamati

kegiatan bisnis Interval

8. Keinginan untuk

mewujudkan cita-cita dalam kewirausahaan

Tingkat kesiapan mental siswa untuk

berwirausaha Interval

Tingkat rasa percaya diri siswa dalam mewujudkan keinginan berwirausaha

Interval

Indikator minat berwirausaha merujuk kepada pendapat Iskandar (2001)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2011:80) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

(24)

kesimpulannya. Hal yang sama dikatakan oleh Arikunto (2011:173) populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari kedua pendapat tersebut dapat

disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang mempunyai

karakteristik atau sifat yang dimiliki objek dan subyek itu sendiri.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI

pada Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung sebanyak 177 siswa dari 5

kelas Akuntansi

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Jumlah siswa

XI AK 1 35

XI AK 2 36

XI AK 3 35

XI AK 4 35

XI AK 5 36

Jumlah 177

Sumber: Pengolahan Data

3.3.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2011:80) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto

(2010: 174) bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

cara sampel random, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dimana seluruh

populasi mempunyai kemungkinan terpilih menjadi sampel. Teknik sampel

(25)

acak. Penentuan ukuran sampel diambil berdasarkan rumus slovin (Husein Umar,

2003:141) adalah sebagai berikut:

n= �

1+ � 2

keterangan:

n = Ukuran sampel keseluruhan N= Ukuran populasi

e= nilai kritis yang diujikan (toleransi kesalahan, e= 0,1)

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka didapat sampel siswa sebagai

berikut:

n= �

1+ � 2 = 177 1+ 177(0,1)2 =

177

2,77 = 63,89 di bulatkan menjadi 64 responden

Dari perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini

adalah 64 orang. Setelah menentukan ukuran sampel keseluruhan, selanjutnya

mengalokasikan atau menyebarkan satuan-satuan sampling ke dalam strata

dengan menggunakan alokasi proposional, dengan rumus:

ni= ��

� x n

Riduwan (2010:25)

Keterangan:

ni = Jumlah Sample Kelompok/ Menurut Kelas N = Jumlah Populasi Keseluruhan

Ni = jumlah populasi menurut kelas n = Jumlah Sampel

Dengan demikian untuk menentukan ukuran sampel tiap kelas adalah

(26)

Tabel 3.3 Distribusi Sampling

Kelas Jumlah siswa

Sample

� = �

� ��

XI AK 1 35 35

177x 64 = 12,65

XI AK 2 36 36

177x 64 = 13,01

XI AK 3 35 35

177x 64 = 12,65

XI AK 4 35 35

177x 64 = 12,65

XI AK 5 36 36

177x 64 = 13,01

Jumlah 177 64

Sumber: Pengolahan Data

Prosedur dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel secara

manual. Langkah-langkah dalam distribusi pengambilan sampel secara menurut

Hamid Darmadi (2011:58) adalah sebagai berikut:

1. Buat daftar nama satuan sampling, dalam penelitian yang digunakan adalah daftar absen siswa.

2. Beri nomor urut semua satuan sampling, dalam penelitian ini yang digunakan adalah nomor absen.

3. Nomor urut satuan sampling ditulis pada lembaran-lembaran kertas berukuran kecil: kertas kosong di potong menjadi bagian yang berukuran kotak kecil, kemudian di tulis urutan nomor absen siswa pada kertas kosong tersebut 4. Gulung kertas-kertas tersebut kemudian masukkan ke dalam kotak 5. Ambil gulungan kertas tersebut satu persatu dari kotak sampai mencapai

(27)

Tabel 3.4

Sampel Terpilih Hasil Undian Berdasarkan Nomor Absen Siswa

Kelas Nomor Absen Siswa

XI AK 1 06, 08, 10, 12, 15, 19, 20, 22, 28,29, 32, 33, 35 XI AK 2 03, 05, 06, 07, 10, 16, 18, 21, 25, 28, 30, 32, 34 XI AK 3 03, 06, 08, 11, 12, 15, 20, 24, 25, 29, 31, 32, 33 XI AK 4 01, 04, 05, 08, 11, 14, 15, 19, 21, 25, 28, 31, 33 XI AK 5 2, 5, 7, 14, 17, 19, 22, 24, 27, 29, 30, 31, 35 Sumber: Pengolahan Data

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penyusunan instrumen penelitian merupakan salah satu rangkaian kegiatan

yang sangat penting dalam penelitian, karena data yang digunakan untuk

menjawab masalah diperoleh melalui instrumen. Adapun instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal- hal yang ia ketahui. Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian

ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pengaruh

pembelajaran kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.

Skala penilaian angket yang digunakan adalah Skala Numerik (numerical

scale), karena digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Numerik menggunakan

angka-angka pada pilihan jawabannya. Pilihan jawaban yang diberikan berupa

angka-angka dari angka 1 sampai dengan angka 5. Skala ini menggunakan lima

(28)

mencantumkan angka numerik diantara lima buah opsi tersebut. Adapun kriteria

pembobotan nilai untuk lima buah opsi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.5 Skala Numerik

No Item Pertanyaan Skor

5 4 3 2 1

Sumber: Sugiyono (2011:94)

Keterangan:

 Angka 5 dinyatakan untuk pertanyaan positif tertinggi/ selalu  Angka 4 dinyatakan pertanyaan positif tinggi/ sering

 Angka 3 dinyatakan untuk pertanyaan positif sedang/kadang-kadang  Angka 2 dinyatakan untuk pertanyaan positif rendah/ jarang

 Angka 1 dinyatakan untuk pertanyaan positif sangat rendah/ tidak pernah

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penyusunan angket dan

pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Langkah-langkah penyusunan angket

a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai angket

b) Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket

c) Menyusun urutan atau pertanyaan

d) Membuat format

Format angket harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan

responden dalam mengisinya.

e) Membuat petunjuk pengisian,

Petunjuk pengisian dibuat sesuai dengan format yang mencerminkan cara

(29)

2. Langkah selanjutnya adalah langkah uji coba setelah angket sudah tersusun.

Uji coba dilakukan karena angket yang telah disusun belum merupakan angket

yang baku. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan angket yang valid

dan reliabel agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati

kebenaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:168) yaitu

instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

reliabel.

3.5 Analisis Deskriptif Angket

Perumusan masalah deskriptif dengan tujuan untuk menjelaskan distribusi

data dari variabel yang diteliti dan sekaligus mengetahui gambaran umum

mengenai pembelajaran kewirausahaan variabel X dan minat berwirausaha

variabel Y siswa jurusan akuntansi kelas XI di SMK Negeri 1 Bandung. Adapun

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

RS = ( − )

(Umar, 2002: 201)

Keterangan:

(30)

Untuk menentukan klasifikasi untuk setiap item pernyataan, maka

dilakukan perhitungan sebagai berikut:

 Skor tertinggi: banyaknya responden x skor tertinggi setiap item x jumlah

pertanyaan

 Skor terendah: banyaknya responden x skor terendah setiap item x jumlah

pertanyaan

3.6 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

Instrument yang akan dipergunakan dalam penelitian ini diuji terlebih

dahulu validitas dan reliabilitas untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya dengan tujuan untuk mengetahui instrumen tersebut bisa

dipergunakan atau tidak dalam penelitian ini.

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas bertujuan untuk menguji

sebuah tes dikatakan valid atau tidak. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat

dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan

maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki

validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan

(31)

Suatu data dikatakan valid apabila data tersebut sesuai dengan kenyataan

yang ada. Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi

product moment dengan angka kasar. Dalam penelitian ini terlebih dahulu akan

dilakukan uji coba angket kepada 30 orang responden. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui valid, reliabel atau tidaknya pertanyaan yang akan diujikan kepada

responden dalam penelitian ini. Setelah pertanyaan yang diujikan ternyata valid

dan reliabel, selanjutnya pertanyaan akan diujikan kepada sampel. Untuk menguji

validitas soal peneliti menggunakan program SPSS Statistics 20 for Window.

Langkah-langkah dalam melakukan uji validitas adalah sebagai berikut:

1. Klik Start-Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor

3. Pada Name ketik Soal_1- Soal_14 dan Skor_Total

4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 dan pada kolom Label ketikkan Soal 1-Soal 13 dan Skor Total

5. Klik data view pada data editor terlihat kolom Soal_1-Soal_13 dan Skor Total, ketikkan data sesuai dengan variabelnya

6. Klik Analyze-Correlate-Bivariate

7. Klik semua variabel dan masukkan ke kotak variabel dari kiri ke kanan 8. Kemudian pada kolom Test of Significance klik One-tailed

9. Klik Ok

Harga rhitung kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel dengan taraf

signifikansi (α) = 0,05 n= 30. Kriteria pengujian instrument dapat dikatakan valid

yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:

- Jika rhitung > rtabel berarti item soal dikatakan valid dan layak digunakan

dalam penelitian.

- Jika rhitung < rtabel berarti item soal dikatakan tidak valid dan tidak dapat

(32)
[image:32.595.134.494.181.461.2]

Berikut hasil perhitungan uji validitas dari setiap item:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel X Pembelajaran Kewirausahaan

No Item Nilai korelasi ( )

Nilai �� (n= 30, α= 5%)

Keterangan

1. 0,134 0,361 Tidak Valid

2. 0,612 0,361 Valid

3. 0,626 0,361 Valid

4. 0,521 0,361 Valid

5. 0,579 0,361 Valid

6. 0,740 0,361 Valid

7. 0,404 0,361 Valid

8. 0,519 0,361 Valid

9. 0,483 0,361 Valid

10. 0,475 0,361 Valid

11. 0,738 0,361 Valid

12. 0,685 0,361 Valid

13. 0,552 0,361 Valid

14. 0,474 0,361 Valid

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 3.9, diketahui bahwa dalam angket penelitian yang

mengukur pembelajaran kewirausahaan terdapat 1 item soal yang tidak valid yaitu

item nomor 1. Item yang tidak valid akan dihilangkan, sedangkan 13 item lainnya

yang dinyatakan valid akan digunakan untuk penelitian dan diujicobakan kepada

(33)
[image:33.595.135.492.149.570.2]

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Y Minat Berwirausaha

No Item Nilai Korelasi

� �

Nilai �� (n= 30, α= 5%)

Keterangan

1. 0,394 0,361 Valid

2. 0,535 0,361 Valid

3. 0,635 0,361 Valid

4. 0,611 0,361 Valid

5. 0,494 0,361 Valid

6. 0,597 0,361 Valid

7. 0,436 0,361 Valid

8. 0,536 0,361 Valid

9. 0,577 0,361 Valid

10. 0,215 0,361 Tidak Valid

11. 0,429 0,361 Valid

12. 0,174 0,361 Tidak Valid

13. 0,209 0,361 Tidak Valid

14. 0,525 0,361 Valid

15 0,496 0,361 Valid

16 0,405 0,361 Valid

17 0,471 0,361 Valid

18 0,548 0,361 Valid

19 0,637 0,361 Valid

20 0,320 0,361 Tidak Valid

21 0,772 0,361 Valid

22 0,242 0,361 Tidak Valid

23 0,842 0,361 Valid

24 0,576 0,361 Valid

25 0,690 0,361 Valid

26 0,616 0,361 Valid

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 3.10, diketahui bahwa dalam angket penelitian yang

mengukur minat berwirausaha terdapat 5 item soal yang tidak valid yaitu item

nomor 10,12,13,20, dan 22. Item yang tidak valid akan dihilangkan, sedangkan 21

item lainnya yang dinyatakan valid akan digunakan untuk penelitian dan

(34)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Realiabilitas menurut Arikunto (2009:90) adalah ketetapan suatu tes

apabila diteskan kepada subjek yang sama. Dalam penelitian ini, untuk menguji

reliabilitas soal peneliti menggunakan program SPSS Statistics 20 for Window.

Langkah-langkah dalam melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Klik Start-Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor

3. Pada Name ketik Soal_1- Soal_14 dan Skor_Total

4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 dan pada kolom Label ketikkan Soal 1-Soal 13 dan Skor Total

5. Klik data view pada data editor terlihat kolom Soal_1-Soal_13 dan Skor Total, ketikkan data sesuai dengan variabelnya

6. Klik Analyze-Scale-Reliability Analysis

7. Klik variabel soal yang dikatakan valid yaitu Soal 2-Soal 13 dan masukkan ke kotak variabel dari kiri ke kanan tanpa variabel Skor Total

8. Klik Statistics pada kolom Descriptive for check list item, scale, scale if item deleted

9. Klik Continue, kemudian klik Ok

Hasil �11 kemudian di konsultasikan dengan nilai tabel r product moment

dengan signifikansi 5% n= 30. Kriteria pengujian instrument dapat dikatakan

valid yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:

- Jika r11 > rtabel , maka reliabel, sebaliknya

(35)
[image:35.595.108.541.184.279.2]

Berikut hasil uji reliabilitas yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai

Reliabilitas ��

Nilai �� (n= 30, α= 5%)

Keterangan

Pembelajaran Kewirausahaan 0,829 0,361 Reliabel

Minat Berwirausaha 0,894 0,361 Reliabel

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 3.11, dapat diketahui hasil uji reliabilitas instrument

penelitian angket pembelajaran kewirausahaan dan minat berwirausaha. Untuk

angket pembelajaran kewirausahaan diperoleh nilai �11= 0,829 sedangkan

�� = 0,374 yang diperoleh dari tabel r dengan n= 30 dan taraf signifikan 5%,

maka dapat disimpulkan angket pembelajaran kewirausahaan dikatakan reliabel.

Sedangkan untuk angket minat berwirausaha diperoleh nilai �11= 0,894 dan

= 0,374 yang diperoleh dari tabel r product moment dengan n= 30 dan taraf

signifikan 5%, maka dapat disimpulkan angket minat berwirausaha dikatakan

(36)

3.7Teknik Analisis Data

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui ketepatan data yang digunakan dalam penelitian maka

harus dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut:

3.7.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang kita olah

berdistribusi normal atau tidak. Tujuan dari dilakukannya uji normalitas tentu saja

untuk mengetahui apakah suatu penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan

asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk

distribusi normal, tetapi jika tidak berdistribusi normal maka statistik parametrik

tidak dapat digunakan. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan

bantuan program komputer SPSS Statistics 20 for Window.

Langkah-langkah dalam melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Klik Start-Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor

3. Pada Name ketik x

4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 dan pada kolom Label ketikkan pembelajaran kewirausahaan

5. Klik data view pada data editor terlihat kolom x, ketikkan data sesuai dengan variabelnya

6. Klik Descriptive Statistics – P-Plots

7. Klik variabel x dan masukkan ke kotak variabel 8. Kemudian klik OK

Untuk perhitungan normalitas variabel y minat berwirausaha dilakukan

(37)

3.7.1.2Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah

garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak, kalau tidak linear

maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Dalam penelitian ini uji normalitas

dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS Statistic 20 for windows.

Langkah-langkah dalam melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Klik Start – Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor

3. Pada kolom Name ketik x, untuk kolom Name baris kedua ketik y

4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk variabel x dan y dan ketikan nama variabel x (pembelajaran kewirausahaan), y (minat berwirausaha) pada kolom Label.

5. Klik data view pada SPSS data editor

6. Terlihat kolom x dan y, ketikkan data sesuai dengan variabelnya. 7. Klik Analyze - Compare Means - Means

8. Klik variabel terikat (Y) dan masukkan ke kotak Dependent List, kemudian klik variabel bebas (X) dan masukkan ke Independent List.

9. Klik Options, pada Statistics for First Layer klik Test for Linearity, kemudian klik Continue

10.Klik OK

3.8Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dalam kegiatan anlisis data adalah dengan melakukan uji

hipotesis. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh antara variabel x dan variabel y. Melalui pengujian hipotesis ini

akan diambil kesimpulan menerima atau menolak hipotesis. Prosedur pengujian

(38)

3.8.1 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana bertujuan untuk menelaah hubungan antara

variabel x dan variabel y dan untuk mengetahui apakah pembelajaran

kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI

pada jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesis ini

adalah sebagai berikut:

[image:38.595.111.464.283.711.2]

Langkah 1: Buat tabel penolong untuk menghitung regresi sederhana

Tabel 3.9

Tabel Penolong untuk Menghitung Regresi Sederhana

Sumber: Pengolahan Data

Langkah 2: Hitung α dan b dengan rumus

a = Yi Xi

2 ( X

i)( XiYi)

n Xi2− ( Xi)2

atau

b =n XiYi− Xi ( Yi) n Xi2−( Xi)2

(Sugiyono, 2012:262) No

Responden

Xi Yi XiYi Xi2 Yi2

Jumlah X

(39)

Langkah 3: Buat persamaan regresi dengan memasukkan α dan b ke dalam rumus

(Sugiyono, 2012: 261)

Keterangan: Y

= Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) arah garis turun

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan

adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga

naik turun. Dengan demikian niali Y ini akan bervariasi, namun nilai tersebut

tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang

menyebabkannya.

Dalam penelitian ini untuk menguji analisis regresi sederhana peneliti

menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20 for Windows.

Langkah-langkah dalam melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Klik Start – Program IBM SPSS Statistics 20 2. Klik variable view pada data editor

3. Pada kolom Name ketik X, untuk kolom Name baris kedua ketik Y

4. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk variabel x dan y dan ketikan nama variabel x (pembelajaran kewirausahaan), y (minat berwirausaha) pada kolom Label.

5. Klik data view pada SPSS data editor

6. Terlihat kolom x dan y, ketikkan data sesuai dengan variabelnya. 7. Klik Analyze-Regression-Linear

8. Pilih variabel Y sebagai variabel dependent dan variabel X sebagai variabel Independent pindahkan dari kiri ke kanan.

9. Kemudian Klik Ok

(40)

3.8.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel x terhadap y. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai

berikut:

Sugiyono (2012:275)

Keterangan

KD = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi

Hasil persentase koefisien determinasi itu diartikan sebagai besarnya

pengaruh yang diberikan variabel X dalam mempengaruhi variabel Y. Dalam

penelitian ini perhitungan koefisien determinasi peneliti menggunakan bantuan

program SPSS Statistics 20 for Windows.

3.8.3 Uji Hipotesis (Uji F)

Uji F persamaan regresi dilakukan untuk mengetahui keberartian arah

regresi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tabel penolong yang

(41)

Tabel 3.10

Analysis of Varians (ANOVA)

No Sumber Varians Dk JK RJK F

(Total) (n) Yi2 Yi2

1 Regresi (a) 1 ( Yi)2/n ( Yi)2/n RJK(b/a)/

RJK(res) 2 Regresi (b/a) 1 JK(reg )= JK(b/a) RJK(b/a) = JK(b/a)

3 Residu n-2 JK(res )= (Yi−Y)2 RJK(res )= ( − )2/n-2 4 Tuna Cocok

(TC)

k-2 JK(TC) RJK(TC)=JK(TC)/k-2

5 Kekeliruan (E) n-k JK(E) RJK(E)=JK(E)/n-k Sumber: Sugiyono (2012:266)

Untuk pengisian tabel ANOVA di atas didasarkan pada langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah kuadrat regresi

JKreg (a) = ( Yi)2/n

b. Menentukan jumlah Kuadrat b terhadap a

JK reg (b/a)= b -( �)( )

c. Menentukan jumlah kuadrat residu

JK res = 2- JK reg (b/a) – JK reg (a)

d. Menentukan jumlah kuadrat kekeliruan

JK (E) = Y2− ( Y)2

e. Menentukan jumlah kuadrat tuna cocok

JK (TC) = JK res – JK (E)

f. Uji signifikansi regresi ( keberartian)

Ho: Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)

(42)

Untuk menguji hipotsis nol menggunakan F sig hitung = RJKreg (b/a)

RJKres

dibandingkan dengan F sig tabel dengan α = 0,5, dk pembilang = 1 dan dk

penyebut = n-2. Untuk menguji hipotesis nol kriterianya adalah sebagai

berikut:

- Jika F sig hitung > F sig tabel, maka tolak H0 dan Ha diterima artinya

pembelajaran kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat

berwirausaha siswa, sebaliknya

- Jika F sig hitung < F sig tabel, maka terima H0 dan Ha ditolak artinya

pembelajaran kewirausahaan tidak berpengaruh positif terhadap minat

berwirausaha siswa

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan

keputusan penerimaan atau penolakkan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

Ho : β = 0; Regresi tidak berarti, artinya pembelajaran kewirausahaan

tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha

Ho : β = 0; Regresi berarti, artinya pembelajaran kewirausahaan

berpengaruh terhadap minat berwirausaha

(43)

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis dengan uji F peneliti

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

a. Pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan pada siswa Kelas XI Jurusan

Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung berada pada kategori sering. Artinya

karena secara keseluruhan pembelajaran kewirausahaan berada pada kategori

positif tinggi atau sering, maka pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik

karena sering menumbuhkan minat berwirausaha siswa.

b. Minat berwirausaha siswa kelas XI Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1

Bandung berada pada kategori sering. Artinya karena secara keseluruhan

minat berwirausaha berada pada kategori yang sering, maka siswa telah

memiliki minat berwirausaha.

c. Pembelajaran kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha

siswa kelas XI Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung. Artinya

semakin baik pembelajaran kewirausahaan maka akan meningkatkan minat

(45)

5.2Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memeberikan

saran atau masukan sebagai berikut:

a. Pembelajaran kewirausahaan yang sudah berada pada kategori sering dapat

dipertahankan. Sedangkan untuk indikator yang berada pada kategori

kadang-kadang harus lebih dioptimalkan lagi.

b. Minat berwirausaha yang berada pada kategori sering sebaiknya dapat

dipertahankan. Sedangkan untuk indikator yang berada pada kategori jarang

harus diperbaiki dan indikator yang berada pada kategori kadang-kadang

lebih dioptimalkan lagi.

c. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha yang tidak diteliti

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Alma, B. (2006). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabet.

Dananjaya, U. (2010). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa.

Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.

Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Iskandar, B. (2001). Kewirausahaan. Bandung: Sinar baru.

Riduwan. (2010). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Siregar, E. dan Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (2004). Statistika Untuk Ekonomi Dan Niaga II. Bandung: Tarsito.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

(47)

Suherman, E. (2010). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Suryana. (2003). Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses). Bandung: Salemba Empat.

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat & Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Umar,H.(2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Program Studi Pendidikan Akuntansi UPI.

. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI.

Sumber Karya Tulis

Ariningsih, A. (2011). Pengaruh Mata Kuliah Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Entrepereneur Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto, I. (2002). Pengaruh Pelatihan Kerja Industri terhadap Sikap Kewirausahaan Siswa SMK Negeri 2 Majalengka. Tesis pada FPLS PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ramliani, R. (2011). Studi Minat Berwirausaha Siswa Program Studi Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 5 Bandung. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Supriatna, N. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan dan Pelatihan Kerja terhadap Sikap Kewirausahaan: Studi Persepsional Siswa SMK Se-Kota Bandung. Tesis pada PIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

T.O Karno. (1986). Minat Sikap Siswa SMA terhadap Wirausaha dalam Hubungannya dengan Pelaksanaan Orang Tua dan Pendidikan Keterampilan di Sekolah. Tesis pada PFS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber Artikel

Agus M. (2012). Jumlah Wirausaha di Indonesia Tahun 2012. Koran Kompas Senin 5 Maret 2012

(48)

Ferehesti N.D. (2010). Mencermati RAPBN 2010. [Online]. Tersedia: http://suaramerdeka.com. [22 September 2012]

Sumber Jurnal

Ciputra. (2007). Entrepreneurial Education To Solve The Problem of Poverty and Unemployment in Indonesia. Bogor

Citra, S.M. (2010). Mendorong Pilihan Karir Berwirausaha. [Online].

Tersedia:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-conten/uploads/2010/06/mendorong-pilihan-kari-berwirausaha.pdf. [22 September 2012]

Fu’adi, I.F. dkk.(2009). Hubungan Minat Berwirausaha dengan Prestasi Praktik

Kerja Industri Siswa Kelas XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2008/2009. Jurnal PTM. 9, (2), 92- 98.

Indarti, N. dan Rostiani, R. (2008). Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia.

Lieli S. dan Hani S. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.13, (2), 124-134.

Wibowo, M. (2011). Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha Lulusan SMK 6, (2), 109-122.

Sumber Internet

Badan Pusat Statistik. (2012).Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2012. [Online]. Tersedia: http://www.bps.go.id/brs_file/naker_07mei12.pdf [27 Oktober 2012]

Manggala, Y. (2011). Pengangguran Indonesia Bertambah 1,3 Juta Orang perTahun.[Online].Tersedia:http://www.republika.co.id/berita/nasional/um um/12/05/01/m3crmx-pengangguran-indonesia-bertambah-13-juta-orang-per-tahun[7 Juli 2012]

Gambar

Gambar 4.3  Grafik Q-Q Plot Minat Berwirausaha .............................................................
Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT ) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Tabel 1.2 Rekapitulasi Penelusuran Tamatan Siswa
Tabel 1.3 Angket Pra Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Taman Balekambang sebagai salah satu tempat wisata budaya dan lingkungan di Kota Solo yang juga sekaligus sebagai paru - paru kota memang terus melakukan pembenahan

[r]

• ANGKA KODE INSTITUSI untuk Sekolah yang tercetak pada Surat Aktivasi Akun yang dibagikan Kemdikbud ke sekolah-sekolah melalui LPMP dan Dinas Pendidikan Kab/Kota di program

Dimunculkan form isian seperti gambar dibawah ini untuk pembukuan Penerimaan dana dan silakan lakukan pengisian kemudian klik tombol Simpan.. Untuk pembukuan Pengeluaran silakan

beberapa faktor risiko terhadap terjadinya kasus penyakit hepatitis C. - Bagi pihak rumah sakit: Diharapkan dapat menjadi bahan

Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG 2) ... Format Observasi Aktivitas Siswa ... Format Observasi Tes Hasil Belajar Siswa ... Format Observasi Catatan Lapangan

Negatif Positif Infeksi HCV akut awal; HCV kronik pada pasien dengan status imunosupresi; pemeriksaan HCV RNA positif palsu. Negatif Negatif Tidak adanya infeksi HCV