PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E
UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA
MATA PELAJARAN PRODUKTIF
(Studi Quasi Eksperimen untuk Mata Pelajaran Kelistrikan Otomotif Pada Siswa Kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 8 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh:
SYAEFUL MUNAWAR
E.0551. 1002878
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Penerapan Model Pembelajaran Learning
Cycle 5E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMK Pada Mata Pelajaran Produktif
Oleh Syaeful Munawar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Syaeful Munawar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Syaeful Munawar 1002878
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Drs. Nana Sumarna, MT NIP. 19520107 198203 1 001
Pembimbing II
Drs. Tatang Permana, M.Pd NIP. 19651110 199203 1 007
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Syaeful Munawar (2013). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Pada Mata Pelajaran Produltif;
Bandung: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan data hasil studi pendahuluan di SMK Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 pada kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) yang mempunyai masalah pada kompetensi memperbaiki sistem pengapian, dimana hasil belajar siswa pada kompetensi memperbaiki sistem pengapian sangat kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi memperbaiki sistem pengapian dengan menerapkan model pembelajaran learning cycle 5E di kelas tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen (one group time series). Penelitian kuasi eksperimen ini diberikan kepada siswa kelas XI TKR-6 SMK Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada semester 1. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari data nilai hasil belajar pada seri pertama (nilai rata-rata kelas 7,88 dengan besar gain dinormalisasi 0,62 dan ketuntasan belajar 85,29 %), seri kedua (nilai rata-rata kelas 8,65 dengan besar gain dinormalisasi 0,68 dan ketuntasan belajar 100 %), dan seri ketiga (nilai rata-rata kelas 9,15 dengan besar gain dinormalisasi 0,86 dan ketuntasan belajar 100 %). Tiga seri yang telah dilakukan menunjukan bahwa masalah pada kelas XI TKR-6 SMK Negeri 8 Bandung, dapat terselesaikan dan pembelajaran menjadi tuntas. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKR-6 SMK Negeri 8 Bandung.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Learning Cycle 5E, Hasil Belajar, Memperbaiki
ABSTRACT
This study was conducted based on the results of preliminary studies at SMK Negeri 8 Bandung Academic Year 2011/2012 in class XI Light Vehicle Engineering program expertise (TKR) -6 that has problems with competence repair ignition system, where student learning outcomes to improve the competency of the ignition system is very less. The purpose of this research is to improve student learning outcomes in competency repair ignition system by applying the model of learning in the classroom 5E learning cycle tersebut.Metode used is kuasieksperimen method (one-group time series). Quasi-experimental study was given to the students of class XI TKR-6 SMK Negeri Bandung 8 Academic Year 2012/2013 semester 1.Pengumpulan data using the test. The results of this study can be seen from the data values in the first series of learning outcomes (average grade 7.88 to 0.62 and the normalized gain of the completeness study 85.29%), the second series (average grade 8.65 with large normalized gain mastery learning 0.68 and 100%), and the third series (average grade of 9.15 to 0.86 of the normalized gain mastery learning and 100%). Three series that has been done shows that the problem of class XI TKR-6 SMK Negeri 8 Bandung can be resolved and tuntas.Maka learning can be concluded that the implementation of the 5E Learning Cycle learning model to improve learning outcomes of students of class XI TKR-6 SMK Negeri 8 Bandung.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
UCAPAN TERIMA KASIH……….. ii
ABSTRAK………... iii
DAFTAR ISI……… iv
DAFTAR TABEL……….. vi
DAFTAR GAMBAR………. vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah……… 5
C. Batasan Masalah………...…… 6
D. Tujuan Penelitian……….. 6
E. Manfaat Penelitian……… 7
F. Struktur Organisasi Penelitian..……… 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar……… 9
1. Definisi Belajar……….. 9
2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar……….. 10
3. Pembelajaran………. 13
4. Model Pembelajaran……….. 14
B. Hasil Belajar..………. 17
1. Definisi Hasil Belajar………. 17
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar………. 18
3. Evaluasi Hasil Belajar……… 20
C. Model Pembelajaran Learning Cycle………. 22
1. Pengertian Model Pembelajaran Learning Cycle……… 22
2. Perkembangan Model Pembelajaran Learning Cycle……… 22
D. Kaitan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E dengan Mata Pelajaran Produktif……….. 27
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)……….. 28
G. Kerangka Pemikiran………. 29
H. Anggapan Dasar……….. 31
I. Hipotesis Penelitian………. 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian……… 33
B. Populasi dan Sampel Penelitian………...……….. 34
C. Difinisi Operasional………... 34
D. Variabel & Paradigma Penelitian……….……….. 35
E. Prosedur Penelitian………. 36
F. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen……….. 39
G. Teknik Pengumpulan Data………. 43
H. Teknik Pengolahan Data……… 43
I. Teknik Analisis Data………... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Uji Coba Instrumen……….. 46
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan……… 47
C. Pengujian Hipotesis……….. 52
D. Temuan dan Pembahasan Penelitian……… 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 55
B. Saran……… 56
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Nilai Ujian Tengah Semester Genap Kelas XI TKR 1
Tahun Ajaran 2011/2012……… 3
1.2 Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil kompetensi
Memperbaiki Sistem Pengapian Kelas XI TKR
2 Tahun Ajaran 2011/2012………. 4
2.1 Aktifitas Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran
Learning Cycle 5E……… 25
3.1 Desain penelitian one group time series design……….. 33
3.2 Klasifikasi Validitas butir Soal……… 40
3.3 Kriteria Realibilitas Instrumen Tes……….. 41
3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes………… 42
3.5 Interpretasi Daya Pembeda Instrumen Tes……….. 43
3.7 Interpretasi Nilai Gain Dinormalisasi……… 44
4.1 Data Hasil Post Test Seri I……….. 47
4.2 Rekapitulasi skor Siswa Pada tes Hasil Belajar Seri I… 48
4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal Seri I………. 48
4.4 Data Hasil Post Test Seri II………. 49
4.5 Rekapitulasi skor Siswa Pada tes Hasil Belajar Seri II.. 49
4.6 Kriteria Ketuntasan Minimal Seri II..………. 49
4.7 Data Hasil Post Test Seri III……….. 50
4.8 Rekapitulasi skor Siswa Pada tes Hasil Belajar Seri III. 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Model Learning Cycle 5E……….. 24
3.1 Hubungan Antara Dua Variabel………. 35
3.2 Paradigma Penelitian……….. 36
3.3 Alur Tahapan Penelitian………. 38
4.1 Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Seri I… 48 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Seri II.. 50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi
pembangunan bangsa suatu negara. Pentingnya pendidikan, baik bersifat formal
maupun non formal disadari sepenuhnya oleh pemerintah. Mencetak sumber daya
manusia berkualitas dan berwawasan internasional haruslah menjadi tujuan utama
pendidikan di Indonesia. Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan dalam
kehidupan sehari-hari, di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II pasal (3) menyatakan:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan nasional yang diatur sebagai salah satu jalur pendidikan yang
diselenggarakan pemerintah dan masyarakat, terdiri dari berbagai jenjang jenis
pendidikan. Pada jenjang tingkat menengah atas terdapat dua jenis sekolah, yaitu:
sekolah umum dan sekolah kejuruan. Masing-masing sekolah tersebut memiliki
karakteristik komponen yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik pokok dilihat
jelas pada aspek kurikulum maupun tujuan yang dihasilkan. Secara langsung adanya
perbedaan-perbedaan tersebut akan berpengaruh pula terhadap komponen-komponen
penting yang terlibat dalam proses pendidikan disekolah.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal
yang mempersiapkan siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai juru teknik. Menyiapkan
lulusan SMK yang berkualitas sesuai dengan tujuan di atas harus didukung sumber
daya yang baik, diantaranya: kurikulum, alat serta sarana dan prasarasa sekolah yang
2
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik
dan siswa sebagai peserta didik diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar
atau proses pembelajaran. Pada konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar
merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada
seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk
kurikulum.
Guru memiliki peranan penting dalam keberhasilan belajar mengajar siswa
karena terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Pada saat PBM berlangsung
di dalam kelas, guru seharusnya menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student center) agar siswa dapat mandiri atau mengurangi
ketergantungan pada guru. Namun kenyataanya cenderung masih mendominasi, yaitu
aktivitas guru jauh lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas siswa. Hal ini
menyebabkan siswa kurang aktif, dan pembelajaran menjadi membosankan karena
terasa monoton. Hal tersebut menyebabkan motivasi belajar, inisiatif untuk bertanya,
dan mengungkapkan pendapat jarang dilakukan oleh siswa. Persoalan ini sungguh
tidak membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Belajar merupakan suatu proses yang bertujuan untuk merubah orang dari tidak
bisa menjadi bisa, dari yang kurang baik menjadi baik. “Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan pada tujuan dan proses berbuat melaui berbagai
pengalaman” (Susilana, 2006:92). Sedangkan menurut Sudjana (Susilana, 2006:92). „Belajar merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu‟. Hal ini
berkaitan dengan teori belajar kontruktivisme, dimana dalam proses pembelajaran
siswa dituntut untuk berperan aktif dalam menemukan pengetahuannya sendiri
(student center), sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada SMK Negeri 8 Bandung pada saat
peneliti bertindak sebagai praktikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) terutama
mata pelajaran produktif ditemukan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran
3
pada siswa, sehingga proses komunikasi hanya satu arah, dan proses pembelajaran
dilakukan berupa ceramah. Walaupun guru berupaya membuat siswa aktif, namun
dari 32 orang siswa yang hadir, hanya tujuh orang siswa yang mendominasi
pembelajaran, berarti hanya sekitar 22% siswa yang aktif dalam pembelajaran.
Rendahnya keaktifan siswa ini sejalan dengan data nilai ujian rata-rata mata
pelajaran produktif pada saat Ujian Tengah Semester (UTS), yaitu sebesar 64 dari
sekala 100, dan tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar
70. Sebagaimana yang tertuang pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Nilai Ujian Tengah Semester Genap Kelas XI TKR 1 Tahun Ajaran 2011/2012
No Nilai Keterangan Frekuensi Persentase% Ketuntasan Belajar
(Sumber: Guru Mata Pelajaran Produktif)
Tabel 1.1 tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas XI TKR
semester 2 SMK Negeri 8 Bandung masih rendah. Siswa dinyatakan berhasil jika
dalam proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh ketuntasan (mastery ≥ 70)
menguasai kompetensi yang dipelajarinya, sesuai dengan standar atau kriteria
kompetensi yang telah memenuhi semua persyaratan minimal untuk dinyatakan
kompeten dikonversi dengan lambang angka 70 (dalam sekala 0 sampai dengan 100)
sebagai batas lulus.
Mata pelajaran produktif pada kelas XI TKR terbagi menjadi beberapa mata
pelajaran pokok yang harus ditempuh oleh siswa terdiri dari; kelistrikan, chasis,
power train, dan perbaikan motor otomotif. Pada mata pelajaran kelistrikan dengan
standar kompetensi memperbaiki sistem pengapian didapat hasil ujian akhir semester
4
Tabel 1.2
Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Kompetensi Memperbaiki Sistem Pengapian Kelas XI TKR 2 Tahun 2012/2013
No Nilai Keterangan Frekuensi Persentase% Ketuntasan Belajar
(Sumber: Guru Mata Pelajaran Produktif)
Tabel 1.2 tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas XI TKR 2 pada
standar kompetensi memperbaiki sistem pengapian semester 1 SMK Negeri 8
Bandung masih rendah, dengan nilai rata-rata 44 dan ketuntasan belajarnya 31%.
Hasil studi pendahuluan di atas, mengungkapkan fakta bahwa hasil belajar siswa
untuk mata pelajaran produktif masih rendah. Permasalahan ini dapat di atasi dengan
menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Soni Irawan terhadap siswa SMK pada mata pelajaran produktif
teknik sepeda motor, didapatkan hasil sebagai berikut: Setelah diterapkan model
pembelajaran Learning Cycle 5E, hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata
meningkat 0,24 poin menjadi 7,02 dan persentase ketuntasan belajar meningkat
21,62%. Pada siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 8,32 dan ketuntasan belajar
89,19%, pada siklus III nilai rata-rata menjadi 8,49 dan persentase ketuntasan belajar
89,18%. (Irawan S, 2010:63). Selain itu adapun penelitian yang dilakukan oleh Irham
Fadhila terhadap siswa SMK pada mata pelajaran pengenalan sistem refrigrasi dan
tata udara, didapatkan hasil sebagai berikut: setelah diterapkan model pembelajaran
Learning Cycle, hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata pre tes 40,06
meningkat menjadi 76,90. Pada siklus II nilai rata-rata 32,77 meningkat menjadi
5
Berdasarkan fakta-fakta tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E
untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK pada mata pelajaran Produktif”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalahnya yaitu:
a. Proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini, masih berorientasi pada
guru(teacher centered) dari pada berpusat pada siswa(student centered),
sehingga siswa tidak terbiasa untuk berinteraksi sosial dengan guru atau teman
sekelasnya.
b. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pelajaran Produktif kurang
bervariasi.
c. Siswa kurang aktif dan terkesan pasif dalam belajarnya yang mengakibatkan
siswa merasa jenuh saat proses pembelajaran.
d. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran produktif.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimanakah cara penerapan model agar hasil belajar siswa setelah
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E Meningkat?
b. Bagaimanakah cara penerapan model agar peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih tinggi?
c. Bagaimanakah cara penerapan model agar hasil belajar siswa setelah
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mencapai Kriteria
6
d. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle 5E bila disbandingkan dengan sebelum menggunakan model
Learning Cycle 5E.
C. Batasan Masalah
Supaya pembahasan permasalahan dalam penelitian ini cakupannya tidak terlalu
luas, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Tahapan model pembelajaran Learning Cycle 5E yang diterapkan pada
penelitian ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bybee (2006), meliputi
fase Engage, Explore, Explain, Elaborate, dan Evaluate.
2. Hasil belajar yang akan diteliti dibatasi pada aspek hafalan (recall) yang
disebut C1, aspek pemahaman (comprehension) yang disebut C2, aspek
penerapan (aplication) yang disebut C3, dan aspek analisis (analysis) yang
disebut C4.
3. Pengumpulan data untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dilakukan
dengan tes tertulis, yaitu Pre test dan Post test, skor gain dinormalisasi dari
setiap siklus.
4. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian semu (Quasi Eksperiment).
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka yang
menjadi tujuan penelitian ini, adalah:
1. Mengetahui cara penerapan model untuk mendapatkan hasil belajar siswa sesuai
Standar Kompetensi Memperbaiki Sistam pengapian setelah menggunakan
model pembelajaran Learning Cycle 5E.
2. Mengetahui cara penerapan model untuk mendapatkan peningkatan hasil belajar
siswa pada Standar Kompetensi Memperbaiki Sistam pengapian setelah
7
3. Mengetahui cara penerapan model untuk mendapatkan ketercapaian Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) siswa, pada Standar Kompetensi Memperbaiki
Sistam pengapian setelah menggunakan model pembelajaran Learning Cycle
5E.
4. Mengetahui cara penerapan model untuk mendapatkan perbandingan hasil
belajar siswa sebelum dan setelah setelah menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle 5E.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain:
1. Bagi Siswa, diharapkan akan membantu dalam hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru, diharapkan dapat memperluas wawasan guru tentang cara
meningkatkan hasil belajar siswa serta model pembelajaran Learning Cycle 5E
dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di
sekolah.
3. Bagi Peneliti, diharapkan dapat memberikan masukan pada peneliti lain dalam
hasil belajar siswa yang dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran
Learning Cycle 5E.
F. Struktur Organisasi Penulisan
Struktur organisasi dibuat untuk mempermudah dalam pembahasan dan
penyusunan hasil penelitian, struktur organisasi yang akan diuraikan adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan berisikan latar belakang masalah, identifikasi dan
perumusan masalah, variable penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, difinisi
oprasional dan struktur organisasi.
Bab II Kajian Pustaka menjelaskan teori-teori yang mendukung pada proses
8
Bab III Metode Penelitian menjelaskan tentang desain penelitian, populasi dan
sampel yang akan diteliti, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis ujicoba instrumen, dan teknik pengolahan data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan menjelaskan tentang hasil penelitian yang
didapat dan pembahasan dari hasil penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (quasi experiment). Metode ini digunakan karena penelitian
bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan
model pembelajaran Learning Cycle 5E. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,
maka metode ini digunakan tanpa menggunakan kelas kontrol atau kelas
pembanding. Adapun tujuan metode eksperimen semu menurut Panggabean
(1996:27) adalah untuk memperoleh informasi dengan tidak mengontrol atau
memanipulasi semua variabel yang relevan.
Desain penelitian yang digunakan adalah one group time series design.
Desain ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian One Group Time series design
Pre Test Treatment Post Test
T1 X T1
T2 X T2
T3 X T3
Keterangan :
T1 = Tes awal (pretest) dan Tes Akhir (post test) seri 1
T2 = Tes awal (pretest) dan Tes Akhir (post test) seri 2
T3 = Tes awal (pretest) dan Tes Akhir (post test) seri 3
X = Perlakuan (treatment) denganmenerapkan model siklus belajar
5E
Pada penelitian ini, sampel penelitian akan diberi perlakuan (treatment) yaitu
berupa penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E sebanyak tiga kali
(tiga seri pembelajaran). Pada setiap seri pembelajaran, sampel penelitian akan di
34
kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan treatment yaitu berupa penggunaan
model pembelajaran Learning Cycle 5E dan terakhir diberi tes akhir (posttes)
dengan menggunakan instrumen yang sama seperti pada tes awal (pretes).
Instrumen yang digunakan sebagai pretes dan post-tes dalam penelitian ini
merupakan instrumen untuk mengukur hasil belajar yang telah diuji cobakan
terlebih dahulu. Cara mengetahui peningkatan hasil belajar setelah penggunaan
model pembelajaran Learning Cycle 5E, hasil pretes dan postes kelompok
eksperimen pada tiap seri diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari.” Bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi disebut sampel.
Penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas XI TKR di
SMK Negeri 8 di Kota Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang tersebar dalam
tujuh kelas.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan sampel
penelitian ini adalah purposive sample, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:124). Sesuai dengan rekomendasi
koordinator guru produktif dan guru bidang studi Teknik Kendaraan Ringan, di
sekolah yang bersangkutan, serta kelas yang belum menerima materi Standar
Kompetensi Memperbaiki Sistem Pengapian, maka sampel penelitian yang
digunakan adalah kelas XI TKR 6 di SMK Negeri 8 di Kota Bandung dengan
jumlah siswa sebanyak 34 orang.
C. Difinisi Oprasional
1. Model pembelajaran Learning Cycle 5E adalah model pembelajaran yang
berlandaskan teori kontruktivisme, dimana siswa berperan aktif dalam
35
Learning Cycle 5E terdiri dari 5 fase, yaitu: Engage, Explore, Explain,
Elaborate dan Evaluate.
2. Hasil belajar merupakan penilaian setelah dilakukan proses pembelajaran,
hasil belajar siswa dapat diukur melalui ranah kognitif, afektif dan
psikomotor, namun pada penelitian ini, aspek yang akan di bahas yaitu pada
ranah kognitif saja. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
adalah tes hasil belajar berupa tes tertulis.
D. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu independen (bebas)
dan dependen (terikat). Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependent (variabel terikat). Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono. 2004:3). Variabel pada penelitian ini adalah:
a. Variabel independent (bebas): model pembelajaran learning cycle 5E pada
Kompetensi Memperbaiki Sistem Pengapian.
b. Variabel dependent (terikat): hasil belajar siswa pada Kompetensi
Memperbaiki Sistem Pengapian.
Hubungan antara dua variabel yang dimaksud yang diperhatikan oleh Gambar
3.1 berikut:
Gambar 3.1: Hubungan Antara Dua Variabel
Gambar 3.1 di atas merupakan hubungan antara dua variabel, yaitu penerapan
model pembelajaran learning cycle 5E (X) dan hasil belajar siswa (Y). Hubungan
ini menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru (Y)
Hasil Belajar Siswa (X)
36
berkaitan erat dengan hasil belajar siswa dalam Standar Kompetensi Memperbaiki
Sistem Pengapian.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian dibuat untuk memudahkan dalam mencapai tujuan
penelitian yang telah diterapkan. Paradigma penelitian menurut Sugiyono
(2009:66) adalah sebagai berikut:
Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Sejalan dengan pendapat di atas, maka penulis menggambarkan paradigma
penelitian seperti pada Gambar 3.2.
Paradigma penelitian ditunjukan oleh Gambar 3.2 di bawah ini:
Keterangan: : Wilayah Penelitian
Gambar 3.2: Paradigma Penelitian.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Berikut akan dijelaskan perincian langkah
37
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
a. Kajian pustaka, yaitu mengkaji sumber-sumber yang berkaitan dengan hasil
belajar dan model pembelajaran Learning Cycle 5E.
b. Telaah kurikulum TKR SMK dan penentuan materi pembelajaran yang
dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar pembelajaran yang
diterapkan dapat memperoleh hasil akhir sesuai dengan kompetensi dasar
yang dijabarkan dalam kurikulum.
c. Membuat instrument penelitian.
d. Melakukan uji coba dan analisis instrument penelitian.
e. Membuat surat pengantar dari jurusan.
f. Menghubungi pihak sekolah yang hendak dijadikan tempat penelitian untuk
meminta izin dan menentukan tanggal pelaksanaan penelitian.
g. Menghubungi guru produktif yang bersangkutan untuk menentukan sampel
dan tanggal pelaksanaan penelitian.
h. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ialah menerapkan model
pembelajaran Learning Cycle 5E dalam pembelajaran sebanyak tiga seri
pembelajaran, setiap seri pembelajaran meliputi:
a. Memberikan tes awal (pretes) untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum
diberi perlakuan (treatment).
b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran
Learning Cycle 5E dalam pembelajaran pada kelas eksperimen.
c. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, dilakukan observasi keterlaksanaan
model pembelajaran Learning Cycle 5E yang dilakukan oleh observer.
d. Memberikan tes akhir (postes) untuk mengukur hasil belajar siswa setelah
38
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretes dan postes serta instrumen
lainnya.
b. Membahas hasil penelitian.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan
data.
Alur Tahapan Penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut:
39
F. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen
Sugiyono (2009:148) mengatakan bahwa: “instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati”. semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu di uji
coba, agar data yang diperoleh merupakan data yang benar. Hasil uji coba
instrumen kemudian di analisis kelayakannya dari segi validitas, realibilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
Berikut merupakan uraian teknik analisis hasil uji coba instrumen:
1. Validitas Butir Soal
Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketetapan suatu tes. Tes yang
valid (absah =sah) adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur. Validitas
tes menunjukkan tingkat ketepatan tes dalam mengukur sasaran yang hendak
diukur. Cara mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi Pearson’s
Product moment sebagai berikut:
rXY = koefisien korelasi skor butir soal dengan skor total.
X = skor siswa pada butir yang diuji validitasnya
Y = skor total yang diperoleh siswa
N = Jumlah siswa.
Menurut Arikunto. S (2008:75), interpretasi mengenai besarnyan koefisien
40
Reabilitas tes menurut Arikunto. S (2008 : 86) “Realibilitas tes berhubungan
dengan masalah ketetapan tes, atau seandainya hasilnya berubah-ubah perubahan
yang terjadi sangat kecil dan dapat diartikan tidak berarti”.
Pada penelitian ini, dalam teknik perhitungan realibilitas butir soal
digunakan metode belah dua (split-half method) atau sering juga disebut
single-test-single-trial method. Saat menggunakan metode ini pengetes hanya
menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali.
Ketika penyekoran perangkat test dibelah dua yang bernomor ganjil dan
yang bernomor genap, kemudian dihitung kolerasinya dengan persamaan sebagai
berikut:
r 11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r1/21/2 = Korelasi antara skor-skor tiap belahan tes.
Menurut Arikunto. S (2008:75) interpretasi nilai koefisien korelasi
41
terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Menghitung tingkat kesukaran soal digunakan persamaan sebagai berikut:
%
TK = indeks tingkat kesukaran tes dalam bentuk uraian
SA = jumlah skor kelompok atas
SB = jumlah skor kelompok bawah
IA = Jumlah skor ideal kelompok atas
IB = jumlah skor ideal kelompok bawah
Menurut Karnoto (1996:16) Interpretasi tingkat kesukaran ditunjukkan pada
42
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Nilai TK (%) Interpretasi
suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat D. Untuk menghitung daya pembeda soal digunakan
persamaan:
DP = indeks daya pembeda butir soal tertentu
SA = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
SB = jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
IA = jumlah skor ideal salah satu kelompok (atas atau bawah) pada butir
soal yang sedang diolah
Menurut Karnoto (1996: 15) interpretasi daya pembeda ditunjukkan pada
43
Tabel 3.5
Interpretasi Daya Pembeda Instrumen Tes
Nilai DP (%) Interpretasi
Negatif – 10 Sangat buruk 10 – 19 Buruk 20 – 29 Cukup 30 – 49 Baik 50 keatas Sangat baik
(Karnoto, 1996 :15)
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan tes. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen
tes yang digunakan berbentuk tes Pilihan Ganda dalam bentuk pre-test dan
pos-test (soal pre-pos-test sama dengan soal post-pos-test). Langkah-langkah yang ditempuh
dalam pembuatan soal adalah:
1) Membuat kisi-kisi soal.
2) Membuat soal tes hasil belajar siswa berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
3) Malakukan uji coba soal di sekolah.
4) Melakukan analisis soal yang meliputi uji validitas, uji realibilitas,
menghitung tingkat kesukaran dan menghitung daya pembeda soal.
H. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil tes (Pre-test dan
Post-test). Adapun teknik pengolahan data-data tersebut langkah-langkah yang
dilakukan adalah:
a. Pemberian Skor
Memberi skor pada lembar jawaban siswa dengan berpatokan pada rubrik
penilaian yang telah dibuat. Kemudian menentukan skor maksimal ideal (SMI).
b. Gain Dinormalisasi
Perhitungan dan pengklasifikasian gain yang dinormalisasi akan digunakan
44
klasifikasi pada Tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.7
Ketuntasan belajar menyatakan tuntasnya pembelajaran siswa pada setiap
akhir materi tertentu atau pada akhir semester. Ketuntasan belajar tiap sekolah
berbeda, untuk SMKN 8 Bandung Ketuntasan belajanya 75% dan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk kompetensi memperbaiki sistem pengapian
adalah 7 dalam sekala 10. Artinya minimal siswa mendapatkan nilai 7 dan
minimal 75% siswa mendapatkan nilai 7 atau lebih. Ketuntasan belajar ini
dihitung sebagai berikut:
45
H. Teknik Analisis Data Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menerima atau menolak besaran statistik
yang diuji, dengan membandingkannya terhadap besaran perameter yang telah
terstandar pada Tabel-Tabel statistik. Pada penelitian ini digunakan uji t untuk dua
mean berpasangan (dependent), karena data diperoleh dari sampel yang sama.
Pada pengujian hipotesis untuk dua mean yang berpasangan tidak diperlukan
pengujian normalitas dan homogenitas data terlebih dahulu karena sampel yang
digunakan sama, maka data dianggap terdistribusi normal dan homogen. Seperti
yang dikatakan oleh Minium,E.W. (1993:308)
Adapun persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian
ini adalah:
√ ……..(3.10)
(Minium,E.W. 1993:308)
Keterangan:
= Rata-rata dari selisih nilai pre-test dan post-test
S = Simpangan baku dari selisih nilai pre-test dan post test
n = Jumlah sampel
Pada pengujian hipotesis ini tingkat kepercayaan yang digunakan adalah α = 0,05
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap data hasil penelitian
yang telah dilakukan di SMKN 8 Bandung kelas XI TKR 6 mengenai penerapan
model pembelajaran Learning Cycle 5E untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran produktif, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Melalui penerapan model pembelajaran Learning cycle 5E, maka hasil belajar
siswa pada setiap seri dilihat dari nilai rata-rata post test yang dilakukan setelah
proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E
untuk seri I (7,88), seri II (8,65) dan seri III (9,15).
2. Melalui penerapan model pembelajaran Learning cycle 5E, maka peningkatan
hasil belajar siswa setelah dilakukan proses belajar mengejar menggunakan model
pembelajaran Learning Cycle 5E pada kompetensi memperbaiki sistem pengapian
yang dilihat berdasarkan hasil pre-test dan post- test. Besar “gain dinormalisasi”
(<G>) pada seri I (0,62), seri II (0,67) dengan criteria “sedang” dan seri III (0,86)
dengan kategori “tinggi”.
3. Melalui penerapan model pembelajaran Learning cycle 5E, maka peningkatan
ketuntasan belajar setelah dilakukan proses belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran Learning Cycle 5E pada mata pelajaran produktif, apabila
dibandingkan dengan hasil penelitian pendahuluan. Nilai rata-rata kelas pada
penelitian pendahuluan adalah sebesar 4,40 dengan persentase ketuntasan
belajarnya adalah 31%, sedangkan setelah dilakukan proses belajar mengajar
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E, nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 8,56 dengan persentasi ketutasan belajarnya 95,10 %.
4. Melalui penerapan model pembelajaran Learning cycle 5E, maka secara
56
diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E. hal ini sesuai dengan hasil
pengujian hipotesis, dimana thitung (19,43) > ttabel (2,034).
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan kepada:
1. Para pelaksanaan pendidikan terutama guru mata pelajaran produktif teknik
kendaraan ringan (TKR) agar penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E
ini diterapkan pada kompetensi memperbaiki sistem pengapian agar pendekatan
pembelajaran berpusat pada siswa (student center) seperti yang disampaikan
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
2. Para peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran Learning Cycle 5E untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi selain Kompetensi Memperbaiki Sistem Pengapian, dan dapat juga
menerapkan model pembelajaran Learning cycle 7E yang merupakan
pengembangan dari model pembelajaran Learning Cycle 5E untuk meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bybee, W. Roger et. al. (2006). “The BSCS 5E Instructional model: Origin, Effectivenes, and Application” [Online].Tersedia: http://www.bscs.org/pdf/bscs5eexecsummary.pdf. [27 September 2012].
Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar.Jakarta : Erlangga.
Daryanto (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif . Jakarta: AV Publisher.
Dimyati. dkk. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadhila, I. (2011) Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengenalan
Sistem Refrigrasi. Skripsi JPTM FPTK UPI: Tidak Diterbitkan
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung :
UPI.
Grafura, L (2007). Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). (Online).Tersedia:http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelaj aran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle.hotml [27 September 2012].
Hake, R. R. (1998). “Interactive Engagement Versus Traditional Methode: A Six Thousand Student Survey Of Mechanics Test Data For Introdictory Physics Courses” Journal Of American Association of Physics Teachers.
66, (1), 64-74.
Irawan, S. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Kompetensi Memelihara Sistem Bahan Bakar Bensin. Skripsi JPTM FPTK UPI: Tidak Diterbitkan.
58
Minium, E.W. et all. (1993). “Statistical Reasoning In Psychology and Education”.
New York: Johny Wiley & Sons, Inc.
Ozdal, J. (2003). A Mathematics Lesson Designed Using 5E Learning Cycle Model.
[online]. Tersedia:
www.rtb.com.tr/.../A_%20Mathematics_%20Lesson_%20Designed%20_
Using_%205ELearningCycleModel.pdf [16 November 2012]
Panggabean, L.P. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung.
Ruhimat, T. (2009) Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kertekpen FIP UPI.
Sagala, Syaiful (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
SMKN 8 Bandung (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMKN 8 Banding. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Siregar, Syafarudin. (2005). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suparno, P. (1997). Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanius
Susilana, R.dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat(20) dan Pasal 3