• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA:Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas IV SDN Citigeu Kabupaten Sukabumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA:Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas IV SDN Citigeu Kabupaten Sukabumi."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas IV SDN Citigeu Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

RINI LESTARI 0810355

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

Oleh Rini Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rini Lestari. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SDN Citigeu Kabupaten Sukabumi)

Oleh, Rini Lestari

0810355

Disetujui dan Disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs, Muslim, M.Pd NIP. 196406061990031003

Pembimbing II

Drs. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 195509271985031001

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Indonesia

(4)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN

DAN KEGUNAANNYA

Oleh RINI LESTARI

0810355

(5)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION MODEL TYPE STAD COOPERATIVE LEARNING TO IMPROVE STUDENT LEARNING ABOUT NATURE MATERIALS AND

USEFULNESS

By RINI:LESTARI

0810355

(6)

DAFTAR ISI

F. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning) …. ... 8

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. ... 11

C. KeterampilanKerjasama………. 14

D. Hasil Belajar ... 16

E. Pembelajaran IPA……… 16

F. Konsep Sifat Bahan dan Kegunaannya... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

(7)

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Prosedur Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA……….. 71

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan

oleh manusia secara sadar menuju kedewasaan baik mental, emosional, maupun

intelektual. Dengan kedewasaannya manusia diharapkan mampu bertanggungjawab

atas dirinya maupun berperan aktif di dalam kehidupan masyarakat.

Upaya-upaya dalam dunia pendidikan telah banyak dilakukan

penelitian-penelitian yang berkaitan dengan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan

terus dilaksanakan dan dikembangkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan

salah satu bentuk penelitian yang sering dilakukan PTK perlu dilakukan karena masih

banyak kekurangan dan kelemahan yang dirasakan dalam proses pembelajaran masih

bersifat konvensional, sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa tentang

materi yang disampaikan dengan dilakukannya PTK diharapkan akan dapat diketahui

bagaimana harusnya pembelajaran dilaksanakan agar mampu meningkatkan hasil

belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum dengan menggunakan

model dan teknik pembelajaran yang tepat.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di Sekolah Dasar

(SD).IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan

dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi. Pembelajaran IPA

diharapkan bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam penerapan dalam kehidupan

(9)

Siswa sebagai subjek pendidikan, di tuntut supaya aktif dalam belajar mencari

informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru hanya berperan

sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian ilmu

pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan

mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami,

berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru

apabila ada kesulitan.

Pada kenyataan di lapangan terutama kelas IV B SDN Citigeu pelajaran IPA

merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang disukai.Hal ini terlihat dari hasil

ulangan tengah semester (UTS) yang di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Dari 20 siswa, hanya 40 % yang mendapatkan nilai UTS di atas KKM dan 60%

mendapatkan nilai UTS di bawah KKM. Siswa yang mencapai nilai dibawah KKM

yaitu 63, padahal target yang diharapkan 70.dan setelah di identifikasi ternyata ada

beberapa masalah yang terjadi di dalam pembelajaran IPA yaitu:

1. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Hal ini dapat

terlihat ketika proses pembelajaran, siswa tidak mau untuk bertanya dan

kurang berani mengungkapkan pendapatnya.

2. Kurangnya perhatian siswa saat belajar, hal ini terbukti saat guru

menyampaikan materi, sebagian siswa malah asik bicara dengan temannya

dan ketika guru mengajukan pertanyaan siswa tidak mampu

menjawabnya.

Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang di

sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab

pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak berani menjawab, jika ada

itu hanya beberapa siswa saja dan jika ada kendala siswa tidak berani bertanya. Nilai

(10)

yang di gunakan adalah 70. Namun masih terdapat 60 % dari siswa dalam

pembelajaran IPA mendapat nilai di bawah standar yaitu ( 40 – 60 ).

Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkatan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPA di SDN Citigeu merupakan masalah yang harus di

tanggulangi. Salah satu model pembelajaran di duga dapat mengatasi yaitu model

pembelajaran kooperatif. Melalui model pembelajaran kooperatif ini siswa dapat

belajar lebih aktif mengeluarkan pendapatnya dan suasana yang kondusif untuk

mengembangkan pengetahuan, sikap, keaktifan serta keterampilan sosial seperti

keterampilan bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat .

Slavin (dalam Nurasma 2008 : 1) menyatakan bahwa“ Cooperative learning

methods share the idea that students work together to learn and are responsible for

their teammates learning as their own” yang berarti bahwa dalam belajar kooperatif

siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok”.

Banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat di gunakan dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif pada penelitian ini di batasi pada model

STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model STAD diadakan untuk

pencapaian hasil belajar, Penerimaan terhadap perbedaan individu dan juga untuk

pengembangan sosial.

Menurut slavin (dalam Nurasma, 2008 : 50), Model STAD adalah siswa di

tempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang

merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam

setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau

(11)

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran tipe

STAD adalah model pembelajaran kelompok dengan anggota yang heterogen untuk

mencapai tujuan pembelajaran.Model STAD ini membantu dan memotivasi semangat

siswa untuk berhasil memecahkan suatu masalah secara bersama. Model

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model yang paling sederhana,

sehingga model pembelajaran tersebut dapat di gunakan oleh guru-guru yang baru

memulai menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa di tuntut untuk bekerja sama,

dengan bekerja sama siswa akan lebih mudah memahami materi tersebut karena

melalui belajar dari teman sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses

penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi

yang di pelajari. Hal ini di dukung oleh pendapat Nur Asma (2008:3) bahwa “ Siswa

lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya”. Selanjutnya Ari (2007:96)

berpendapat bahwa “Anak-anak lebih mengerti bahasa anak daripada bahasa yang

digunakan oleh orang dewasa”.

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa belajar berkelompok dapat

memudahkan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, sehingga yang di

pelajari menjadi lebih bermakna bagi dirinya dan bagi orang-orang di sekelilingnya.

Selain itu dengan belajar kelompok akan membawa pengaruh positif terhadap diri

siswa, sesuai dengan hasil penelitian.

Slavin (dalam Nurasma, 2008:44) mengatakan bahwa “ Unsur tujuan

kelompok dan tanggung jawab individual menunjukkan pengaruh positif yang nyata

pada hasil belajar siswa kelas dua sampai kelas duabelas dalam seluruh mata

(12)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini di batasi pada

materi “Sifat ahan dan Kegunaannya” pada mata pelajaran IPA kelas IV Semester I.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik membuat penelitian yang berjudul “

Implementasi Model Kooperatif Learning STAD untuk meningkatkan Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar “

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar siswa tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya melalui pembelajaran cooperative

learning Tipe STAD di Kelas IV SDN Citigeu Desa Tanjungsari Kecamatan

jampangtengah Kabupaten Sukabumi” Sedangkan sub pertanyaan yang akan menjadi

fokus penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran cooperative learningtipe STAD

untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan

kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu?

2. Bagaimanakah perkembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran

cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa

tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu?

3. Seberapa besar hasil belajar melalui implementasi model cooperative

learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat

bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu?

C.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian rumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini akan diajukan rumusan hipotesis tindakan yaitu: “ melalui implementasi model Cooperative Learning tipe STAD pembelajaran IPA tentang sifat bahan dan

(13)

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini

adalah untuk meneningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan

kegunaannya melalui model cooperative learning Tipe STAD di Kelas IV SDN

Citigeu Desa Tanjungsari Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas secara khusus adalah untuk :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran cooperative learningtipe

STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan

kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu

2. Mendeskripsikan perkembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran

cooperative learningtipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa

tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu

3. Mendeskripsikan besarnya peningkatan hasil belajar siswa melalui

implementasi model pembelajaran cooperative learningtipe STAD untuk

meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya di

kelas IV SDN Citigeu

E. Manfaat Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA

di kelas IV SDN Citigeu terutama tentang sifat bahan dan kegunaannya

1. Bagi Penulis, mendapat gambaran tentang pembelajaran cooperative

learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat

bahan dan kegunaannya di kelas IV SD.

2. Bagi siswa, Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar

menggunakan model STAD.

3. Bagi guru, bermanfaat Sebagai bahan masukan dalam menjalankan proses

(14)

4. Bagi Sekolah, di harapkan dengan dilakaukannya penelitian ini akan

memberikan motivasi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran

disekolah.

F. Definisi Operasional

1. Model cooperative learningadalah sebuah model pembelajan

berkelompok dan data siswa kerja sama dalam memecahkan masalah atau

tugas-tugas kelompoknya.

2. Tipe STAD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu model

pembelajaran siswa dalam sebuah kelompok kecil terdiri dari 4-5 orang

yang heterogen dalam prestasi dan jenis kelamin. Dalam pelaksanaan

pembelajaran STAD, meliputi beberapa langkah yakni pertama guru

memberikan materi, kedua siswa melakukan kerja kelompok dalam

mengerjakan lembartugas bisa memahami materi, ketiga tes individu

berupa soal evaluasi, dan yang keempat atau terakhir penghargaan

kelompok pada kelompok memiliki nilai tertinggi.

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar yang

dapat dilihat perubahannya menuju kearah yang lebih positif yang

berkaitan dengan kemampuan kognitif dan afektif siswa. Hasil belajar

dalam asfek afektif, peneliti menggunakan penelitian secara kelompok.

Alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif adalah pretest

dan post-test berupa essay dan dinyatakan dalam skor test. Sedangkan alat

atau instrumen yang digunakan untuk mengukur hasi belajar afektif

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal belajar

siswa di kelas kemudian bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan selama ini,

serta bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode yang digunakan

penelitian dalam proses pengambilan data adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif.

Metode kulaitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata yang tertulis / lisan dari orng-orang dan perilaku yang

diamati.

PTK merupakan salah satu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru sebagai

pengelola program pendidikan.Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang

dilakukan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan

tujuan untuk memperbaiki dan atau kualitas pembelajaran. Dengan melakukan PTK

berarti guru akan dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan dalam upaya

meningkatkan pembelajaran kelas selama ini. PTK merupakan salah satu upaya untuk

guru dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.Selain itu, PTK juga merupakan kegiatan

yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru kepada sekelompok siswa di dalam sebuah

ruangan atau kelas yang, yang bertujuan untuk mengelola pembelajaran sehingga

(16)

B. Model Penelitian

Rancangan model Penelitian TindakanKelas yang dilaksanakan dalam

pembelajaran ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis & MC

Taggart (Zainal Aqib 2006:23) yaitu model siklus. Pada model ini, apabila pada awal

penelitian tindakan ditemukan kekurangan maka perencanaan dan pelaksanaan

tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya sampai target

yang diinginkan.Model ini mempunyai empat tahapan pada setiap siklus yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Secara skematis ke empat tahapan

tersebut dapat digambarkan dalam bagan PTK sebagai berikut:

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc. Taggart

pelaksanaan

perencanaan pengamatan

refleksi

Siklus 3

refleksi

Siklus 1

pelaksanaan

perencanaan pengamatan

Siklus 2

pelaksanaan

perencanaan pengamatan

(17)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV

terhadap konsep sifat bahan dan kegunaannya dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan model siklus menurut Kemis dan Mc. Taggart ( Aqib 2006: 23). Tahap

penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi

dan refleksi dalam setiap tindakan dengan berpatok pada refleksi awal.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang ditetapkan adalah siswakelas IV B SDN Citigeu Desa

Tanjungsari Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.Tahu pelajaran

2011-2012. Ditinjau dari letak geografis, SDN Citigeu berlokasi lumayan jauh dari pusat

kota Sukabumi sehingga keberadaan fasilitas umum belum terlalu maju.

Latar belakang ekonomi masyarakat sebagian besar dari golongan ekonomi

menengah kebawah. Hal tersebut dapat dilihat dari absensi harian siswa yang

menunjukkan bahwa orangtua wali murid sebagian besar adalah petani, buruh, dan

wiraswasta.

Siswa kelas IV B keseluruhan berjumlah 20 siswa. Bahasa ibu yang

digunakan siswa sehari-hari adalah bahasa sunda

Tabel 3.1Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Sept Okt Nop Des

4 Pelaksanaan siklus I 5 Pelaksanaan siklus II

6 Penyusunan laporan

(18)

D. Prosedur Penelitian

Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Persiapan

a. Permintaan izin dari kepala sekolah SDN Citigeu

b. Obserrvasi dan wawancara untuk mengetahui situasi dan kondisi siswa

c. Identifikasi permasalahan

Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji buku sumber kelas IV,

model-model pembelajaran dan membuat perencanaan sesuai dengan model-model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

d. Mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran dengan model

kooperatif tipe STAD

e. Membuat kesepakatan bersama guru kelas dalam pemanfaatan waktu

pelaksanaan

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru

sekaligus praktis dalam pembelajaran dikelas dalam kolaborasi dengan guru kelas IV

SD N citigeu yang berperan sebagai observer.Di dalam hal ini selaku praktis peneliti

melakukan tindakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA

kelas IV.Sedangkan observer adalah mengamati pembelajaran atau aktivitas siswa

dalam kelompok.

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan

dalam dua siklus. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melakukan

rencana pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sebagai berikut:

Siklus 1

a. Perencanaan penelitian

(19)

2) Merencanakan dan menyusun lembar observasi untuk mengetahui

aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung

3) Merencanakan bahan soal pretes untuk menentukan nilai awal siswa

4) Merencanakan bahan diskusi dan tugas untuk kegiatan kelompok

melakukan praktek

5) Merencanakan pengelompokan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dikelas

b. Kegiatan pendahuluan

1) Guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

2) Guru dan siswa berdo’a untuk memusatkan perhatian

3) Guru mengecek kehadiran siswa

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

dengan cara menghubungkan yang telah dipelajari siswa dengan

hal-hal penting bagi mereka dan memberitahukan tentang

reward/penghargaan bagi siswa yang mendapat skor tertinggi

5) Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan pertanyaan

- Apa nama perubahan wujud dari berbagai benda?

- Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perubahan wujud benda?

6) Guru memberikan motivasi dengan menggali pengetahuan awal siswa

tentang benda yang tahan api dan kedap air

- Apakah jenis bahan jembatan yang kalian ketahui?

- Apakah besi mudah terbakar oleh api?

- Apakah kegunaan dari jembatan?

- Apakah jenis bahan stoples yang kamu ketahui?

- Apakah plastik mudah menyerap air?

- Apakah kegunaan dari stoples?

7) Guru membagikan soal pre-test kepada siswa mengenai materi yang

(20)

8) Guru mendemonstrasikan pengujian bahan benda yang tahan api

dengan cara membakar paku sambil memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke benda yang tahan api

9) Guru menyajikan materi tentang benda yang tahan api dan benda yang

kedap air

10)Siswa dikelompokan menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 5

anggota yang heterogen

11)Guru memberikan tugas pada tiap kelompok untuk melakukan

percobaan dan mengamati kegiatan dengan menggunakan LKS

c. Observasi

1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dengan anggota

kelompoknya dan melakukan Tanya jawab dalam kelompoknya

2) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, melakukan tanyajawab,

bekerja sama melakukan percobaan, mengisi LKS, serta membantu

kelompoknya apabila ada hal yang belum dimengerti.

3) Perwakilan kelompok menyampaikan laporan hasil kerja kelompok

4) Kelompok lain memberikan tanggapan tanggapan tentang presentasi

dari kelompok yang mendapat giliran presentasi

5) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang masih belum dipahami

6) Guru memberikan koreksi tentang jawaban dan pendapat siswa

kemudian memberikan penguatan tentang benda yang tahan api dan

kedap air

7) Guru memberikan penghargaaan (reward) terhadap kelompok yang

menjawab dengan benar dan member motivasi kepada semua siswa

untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

8) Siswa mengerjakan soal post-test secara individu

d. Refleksi

(21)

2) Peneliti berdiskusi dengan observer

3) Peneliti mengevaluasi LKS dalam tugas kelompok

4) Peneliti mengevaluasi hasil pretes dan postes

5) Hasil refleksi dari siklus 1 yang masih memiliki kekurangan akan

diperbaiki dalam kegiatan siklus berikutnya

Siklus II

a. Perencanaan Penelitian

1) Pada siklus kedua, peneliti merencanakan rencana pembelajaran

2) Merencanakan dan menyusun lembar observasi untuk mengetahui

aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung

3) Merencanakan bahan soal pretes untuk menentukan nilai awal siswa

4) Merencanakan bahan diskusi dan tugas untuk kegiatan kelompok

melakukan praktek

5) Merencanakan pengelompokan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dikelas

b. Kegiatan pendahuluan

1) Guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

2) Guru dan siswa berdo’a untuk memusatkan perhatian

3) Guru mengecek kehadiran siswa

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

dengan cara menghubungkan yang telah dipelajari siswa dengan

hal-hal penting bagi mereka dan memberitahukan tentang

reward/penghargaan bagi siswa yang mendapat skor tertinggi

5) Guru memberikan apersepsi dengan menyajikan pertanyaan:

- Sebutkan benda-benda yang memiliki sifat tahan api?

- Sebutkan benda-benda yang memiliki sifat kedap air?

6) Guru memberikan motivasi dengan menggali pengetahuan awal siswa

(22)

- Apakah bahan pembuat kaca jendela yang kalian ketahui?

- Apakah kaca jendela dapat dilalui cahaya?

- Apa nama benda yang sering digunakan untuk pondasi rumahmu?

- Kenapa besi sering digunakan sebagai rangka jembatan?

7) Guru membagikan soal pre-testkepada siswa mengenai materi yang

akan dipelajari

8) Guru mendemonstrasikan pengujian bahan benda yang tembus

pandang dengan cara menyalakan lampu senter kemudian diarahkan

ke kaca sambil memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke

benda yang tembus pandang

9) Guru menyajikan materi tentang benda yang tembus pandang dan

benda yang kuat dan keras

10)Siswa dikelompokan menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 5

anggota yang heterogen

11)Guru memberikan tugas pada tiap kelompok untuk melakukan

percobaan dan mengamati kegiatan dengan menggunakan LKS

c. Observasi

1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dengan anggota

kelompoknya dan melakukan Tanya jawab dalam kelompoknya

2) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, melakukan tanyajawab,

bekerja sama melakukan percobaan, mengisi LKS, serta membantu

kelompoknya apabila ada hal yang belum dimengerti.

3) Perwakilan kelompok menyampaikan laporan hasil kerja kelompok

4) Kelompok lain memberikan tanggapan tanggapan tentang presentasi

dari kelompok yang mendapat giliran presentasi

(23)

6) Guru memberikan koreksi tentang jawaban dan pendapat siswa

kemudian memberikan penguatan tentang benda yang tembus pandang

dan benda yang kuat dan keras

7) Guru memberikan penghargaaan (reward) terhadap kelompok yang

menjawab dengan benar dan member motivasi kepada semua siswa

untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

8) Siswa mengerjakan soal post-test secara individu

d. Refleksi

1) Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa

2) Peneliti berdiskusi dengan observer

3) Peneliti mengevaluasi LKS dalam tugas kelompok

4) Peneliti mengevaluasi hasil pre-test dan post-test

5) Hasil refleksi dari siklus 2 yang masih memiliki kekurangan akan

diperbaiki dalam kegiatan siklus berikutnya

e. Observasi

Observasi yang dimaksud dalam hal ini adalah kegiatan pengamatan terhadap

seluruh aktivitas pembelajaran. Observer mencatat kejadian-kejadian penting untuk

kemudian dihimpun sebagai catatan lapangan lapangan selama proses

berlangsungnya pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk melihat proses dan

dampak dari tindakan guru terhadap proses dan hasil belajar.

f. Refleksi Tindakan

Dalam tahap ini observer dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan

yang baru di lakukan. Hal-hal yang di diskusikan adalah : menganalisis tindakan

yang baru di lakukan, menjelaskan kelemaham-kelemahan penyimpangan

pelaksanaan pembelajaran yang sudah di rancang, melakukan intervensi,

penyimpulan data yang di peroleh selama proses pembelajaran. Hasil refleksi sebagai

(24)

Jika penelitian dilakukan melalui beberapa siklus, maka refleksi terakhir

peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain untuk

melanjutkan dalam kesempatan lain.

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang menginventansikan data

tentang sikap dan dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya dan dilakukan

dengan mengamati kegiatan dan perilaku siswa secara langsung.

Observasi dalam penelitian tindakan ini betujuan untuk mendokumentasikan

pengaruh tindakan yang terkait ke tindakan selanjutnya sebagai dasar bagi refleksi

yang akan dilakukan pada tindakan atau siklus berikutnya. Dalam lembar

observasiada dua aspek yang diamati yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa yang

berisi indikator-indikator dari aspek yang harus ada dalam pembelajaran.

2. Lembar Kerja Kelompok

Lembar kerja kelompok yang digunakan selama penelitian ini adalah

pengujian mengenai sifat benda dan kegunaannya dari benda-benda yang telah

disediakan.Lembar kerja kelompok dibuat untuk mendapatkan hasil belajar secara

kelompok sebagai mana yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Penilaian Kemampuan Kerjasama Individu dalam Kelompok

Selama siswa melaksanakan kerja kelompok, setiap individu akan diambil

data mengenai kemampuan kerjasamanya, pengambilan data ini digunakan untuk

mengetahui berapa banyak siswa yang aktif atau berapa banyak siswa yang

pasif/lemah melalui beberapa indikator seperti memotivasi temaan, aktif sebagai

(25)

Tabel 3.2

Lembar Observasi Kerjasama Siswa

Kode Siswa

Aspek yang diamati

Temuan Memotivasi

teman

Aktif sebagai tutor

Bertanya/ meminta bantuan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Jumlah

(26)

Tes hasil belajar adalah alat untuk menggambarkan siswa dan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sifta bahan

dan kegunaannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Tes ini tetulis terdiri dari Postes yang dilakukan untuk memperoleh data

kemampua pemahaman siswa terhadap materi setelah pembelajaran siswa terhadap

materi setelah pembelajaran yang disertai dengan LKS yang dikerjakan secara

berkelompok.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pada dasarnya prosedur pengolahan data dilakukan sepanjang penelitian secara

berkelanjutan dari hasil pendahuluan, pelaksanaan dan akhir pelaksanaan program

tindakan.Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam

menyusun dan mengkaji data yang diperoleh sehingga mampu menyajikan informasi

untuk menjawab masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini.

Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, hal yang selanjutnya dilakukan

dalah pengolahan data. Dalam pengolahan data peneliti menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data dari soal pre-test

b. Menganalisis data dari hasil kerja kelompok yang dituangkan dalam tes

kinerja dalam bentuk tugas kelompok

c. Mengidentifikasi data dari penilaian individu dalam kerja kelompok

d. Mengumpulkan data dari soal post-test

e. Menyiapkan hasil penelitian

(27)

Data yang terkumpul kemudian dianalisis.Data-data tersebut berawal dari

beberapa sumber yang telah dikumpulkan yaitu dari hasil observasi, kegiatan atau

aktivitas siswa dan guru saat melakukan pembelajaran serta nilai siswa dalam soal tes

hasil belajar dan kerja kelompok.

Analaisis data baik yang bersifat kualitatif ataupun yang bersifat kuantitatif

sebelumnya dianalisis kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data yang

kemudian dipresentasikan dan akan ditarik sebuah kesimpulan.

Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorikan, kemudian peneliti

mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan

peneliti, diantaranya:

a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan

b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus

c. Menganalisis data dari hasil belajar siswa pada setiap siklus. Untuk

mengukur pemahaman siswa dan partisipasi siswa, peneliti menggunakan

pedoman skala penilaian yang di adaptasi Arikunto (2009:35) dengan

modifikasi penulis sendiri yang tertera pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 yaitu

(28)

Persentase Tafsiran

100 Seluruhnya

90-99 Hampir seluruhnya

70-89 Sebagian besar

51-69 Lebih dari setengahnya

50 Setengahnya

30-49 Hamper setengahnya

1-29 Setengah kecil

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiantindakankelasyang dilakukanpadamatapelajaran

IPA tentangSifatBahandanKegunaannya di kelas IV SDN Citigeu,

dapatdiambilkesimpulansebagaiberikut:

1. Penerapan model Cooperative Learningtipe

STADterbuktidapatmeningkatkanhasilbelajarsiswamerupakansuatu model belajar

yang tepatuntukdigunakandalampembelajaran IPA.

TepatnyapadamateriSifatBahandanKegunaannya.

2. Penerapan model Cooperative Learningtipe STADditerimaolehseluruhsiswa,

karenainimerupakanhal yang

barubagimerekasehinggamerekaaktifdanbersemangatdalambelajardanjugadengan

penerapan model pembelajaraninikerjasamaantarsiswamenjaditinggi.

Tanggungjawabmasing-masinganggotalebihbesar,

sertakemampuanberkomunikasimerekamenjadilebihbaikdarisebelumnya. Hal

tesebutdapatdilihatdari data observasisiswa (NA, RBA, RH, dan AR)

padasikluspertamamendapatjumlahaspek yang dilakukantidaklebihbanyakdari

yang tidakdilakukan, danpadasikluskeduasiswa (NA, RBA, RH, dan AR) Aspek

yang dilakukannyameningkatmenjadilebihbanyakdaripada yang tidakdilakukan.

3. Hasilbelajarsiswamengalamipeningakatanpadasetiapsiklusnya. Padasiklus

Idiperolehhasilberdasarkantabel 4.6makaperolehanhasilbelajarsiswapadasiklus I

yaitunilai rata-rata postessebesar 75Denganjumlahsiswa yang mencapainilai

KKM IPA (70) ialah 17 orang atausebesar 85 %. Padasiklus II

diperolehhasilberdasarkan table 4.10 yaitunilai rata-rata postessebesar

87,5Denganjumlahsiswa yang mencapainilai KKM IPA (70) ialah 20 orang

(30)

B. Saran

SetelahmemperhatikankesimpulandalamkegiatanPenelitianTindakanKelasini

makadapatdiajukanbeberapa saran sebagaiberikut:

1. PembelajaranCooperative Learning Tipe STAD

memerlukanwaktulebihbanyakdaripadapembelajarankonvesional, olehsebabitu,

pengaturanwaktuuntukpelaksanaandiskusikelompokdanpresentasiantarkelompokp

erludibuatsecaracermat.

2. Guru diharapkandapatmencobamengkajidanmengimplementasikan model

pembelajarantersebuttentangmaterilainnyapadapembelajaran IPA.

3. Pendekatanpribadi guru terhadapsiswaperludilakukanagar

siswamemperolehkepercayaandiridanmerasaadasuasanabarudalampembelajaran.

4. Sebaiknyasegalabentukpersiapanterkaitpelaksanaantahapan-tahapan STAD

dipersiapkandenganlebihmatang,

terutamapadasaatpembagiankelompokbelajarkarenabiasanyasiswamemilih-milihtemanuntukmenjadikanyasatukelompok.

5. Denganterjalinnyahubungansosialdiantarasiswa, guru

diharapkandapatmembaurkankembalikelompoksiswa agar

diantarasemuasiswadapatterjalinhubungan yang baikdlam proses pembelajaran.

6. Penelitihanyamambatasipenelitianpadaaktivitaskerjasamasaatpelaksanaanya,

adabaiknyaapabilauntukpenelitianmendatang, diamatipadaaktivitas yang

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.(2006). PenelitianTindakanKelas.Jakarta :BumiAksara.

Aqib, Zaenal. (2009). PenelitianTindakanKelasUntuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung :YramaWidya.

Iyus.(2008). ImplementasiPendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) UntukMeningkatkanAktivitasBelajarSiswaPadaPembelajaran IPS di SekolahDasar.Skripsi.FIP UPI Bandung.Tidakditerbitkan.

KementrianPendidikanNasional.(2010). PengembanganPendidikanBudayadan

KarakterBangsa. Jakarta :Tidakditerbitkan.

Kesuma, Darma. (2011). PerencanaanPembelajaran (Bahan Ajar Mata Kuliah PerencanaanPembelajaranSekolahDasar. Bandung : FIP.

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruangKelas. Jakarta :Grasindo.

Muslichah, Asy’ari. (2006). Keterampilan Proses dalamPembelajaran IPA.Jakarta : Trenada Media.

Poejadi. (2005). KeterampilanDasar Proses. Bandung :SinarBaru.

Riani, Tita. (2012). Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipe STAD untuk MeningkatkanHasilBelajarSiswadalamPembelajaran IPA.Skripsi. FIP UPI Bandung :Tidakditerbitkan.

(32)

Rositawati, S. danMuharam, Aris.(2008). BSE IPA untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta :PendidikanNasional.

Slavin, Robert.(2008). Cooperative Learning (Teori, Riset, danPraktik).Bandung : Nusa Media

Trianto.(2007). Mendesain Model PembelajaranInovatifdanProgresif.Jakarta : KencanaPrenada Media Group.

Gambar

Gambar  3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.1Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2  Lembar Observasi Kerjasama Siswa
Tabel 3.3 Pedoman Nilai
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ario Wirawan Salatiga untuk dapat memiliki koping yang baik dalam menghadapi sakitnya serta memberikan informasi pada masyarakat luas tentang gambaran koping pada

Hasil penelitian menunjukkan faktor yang membuat korban perselingkuhan mempertahankan perkawinannya selain ketangguhan pribadi yang dimiliki informan faktor lain yang

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis porsi belanja APBD pendidikan ter hadap total APBD, menganalisis tingkat penyerapan belanja APBD

Unit amatan merupakan unit yang merupakan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang hal – hal yang hendak dianalisis, sedangkan

Sebagai informasi dan bahan masukan ide serta gagasan pemikiran atau saran- saran bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan pelayanan jasa yang diharapkan dapat memberikan

Nasional Propinsi di seluruh Indonesia di samping jabatannya, menjadi Pengawas kegiatan PRONA pada Proyek Pengurusan Hak dan Sertipikasi Tanah Propinsi dan Bagian

Perencanaan jalan Pagaralam- Tanjung Sakti- Batas Bengkulu haruslah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan, metode ilmiah yang telah teruji, serta analisis yang tepat

[r]