IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas IV SDN Citigeu Kabupaten Sukabumi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
RINI LESTARI 0810355
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA
Oleh Rini Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Rini Lestari. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA
(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SDN Citigeu Kabupaten Sukabumi)
Oleh, Rini Lestari
0810355
Disetujui dan Disahkan oleh :
Pembimbing I
Drs, Muslim, M.Pd NIP. 196406061990031003
Pembimbing II
Drs. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 195509271985031001
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Indonesia
ABSTRAK
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN
DAN KEGUNAANNYA
Oleh RINI LESTARI
0810355
ABSTRACT
IMPLEMENTATION MODEL TYPE STAD COOPERATIVE LEARNING TO IMPROVE STUDENT LEARNING ABOUT NATURE MATERIALS AND
USEFULNESS
By RINI:LESTARI
0810355
DAFTAR ISI
F. Definisi Operasional... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning) …. ... 8
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. ... 11
C. KeterampilanKerjasama………. 14
D. Hasil Belajar ... 16
E. Pembelajaran IPA……… 16
F. Konsep Sifat Bahan dan Kegunaannya... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24
C. Subjek Penelitian ... 26
D. Prosedur Penelitian ... 27
E. Instrumen Penelitian ... 32
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
B. Pembahasan ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 69
B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA……….. 71
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan
oleh manusia secara sadar menuju kedewasaan baik mental, emosional, maupun
intelektual. Dengan kedewasaannya manusia diharapkan mampu bertanggungjawab
atas dirinya maupun berperan aktif di dalam kehidupan masyarakat.
Upaya-upaya dalam dunia pendidikan telah banyak dilakukan
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan
terus dilaksanakan dan dikembangkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
salah satu bentuk penelitian yang sering dilakukan PTK perlu dilakukan karena masih
banyak kekurangan dan kelemahan yang dirasakan dalam proses pembelajaran masih
bersifat konvensional, sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa tentang
materi yang disampaikan dengan dilakukannya PTK diharapkan akan dapat diketahui
bagaimana harusnya pembelajaran dilaksanakan agar mampu meningkatkan hasil
belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum dengan menggunakan
model dan teknik pembelajaran yang tepat.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di Sekolah Dasar
(SD).IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan
dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi. Pembelajaran IPA
diharapkan bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam penerapan dalam kehidupan
Siswa sebagai subjek pendidikan, di tuntut supaya aktif dalam belajar mencari
informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru hanya berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian ilmu
pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan
mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami,
berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru
apabila ada kesulitan.
Pada kenyataan di lapangan terutama kelas IV B SDN Citigeu pelajaran IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang disukai.Hal ini terlihat dari hasil
ulangan tengah semester (UTS) yang di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Dari 20 siswa, hanya 40 % yang mendapatkan nilai UTS di atas KKM dan 60%
mendapatkan nilai UTS di bawah KKM. Siswa yang mencapai nilai dibawah KKM
yaitu 63, padahal target yang diharapkan 70.dan setelah di identifikasi ternyata ada
beberapa masalah yang terjadi di dalam pembelajaran IPA yaitu:
1. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Hal ini dapat
terlihat ketika proses pembelajaran, siswa tidak mau untuk bertanya dan
kurang berani mengungkapkan pendapatnya.
2. Kurangnya perhatian siswa saat belajar, hal ini terbukti saat guru
menyampaikan materi, sebagian siswa malah asik bicara dengan temannya
dan ketika guru mengajukan pertanyaan siswa tidak mampu
menjawabnya.
Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang di
sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab
pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak berani menjawab, jika ada
itu hanya beberapa siswa saja dan jika ada kendala siswa tidak berani bertanya. Nilai
yang di gunakan adalah 70. Namun masih terdapat 60 % dari siswa dalam
pembelajaran IPA mendapat nilai di bawah standar yaitu ( 40 – 60 ).
Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkatan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA di SDN Citigeu merupakan masalah yang harus di
tanggulangi. Salah satu model pembelajaran di duga dapat mengatasi yaitu model
pembelajaran kooperatif. Melalui model pembelajaran kooperatif ini siswa dapat
belajar lebih aktif mengeluarkan pendapatnya dan suasana yang kondusif untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, keaktifan serta keterampilan sosial seperti
keterampilan bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat .
Slavin (dalam Nurasma 2008 : 1) menyatakan bahwa“ Cooperative learning
methods share the idea that students work together to learn and are responsible for
their teammates learning as their own” yang berarti bahwa dalam belajar kooperatif
siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok”.
Banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat di gunakan dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif pada penelitian ini di batasi pada model
STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model STAD diadakan untuk
pencapaian hasil belajar, Penerimaan terhadap perbedaan individu dan juga untuk
pengembangan sosial.
Menurut slavin (dalam Nurasma, 2008 : 50), Model STAD adalah siswa di
tempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang
merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam
setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran tipe
STAD adalah model pembelajaran kelompok dengan anggota yang heterogen untuk
mencapai tujuan pembelajaran.Model STAD ini membantu dan memotivasi semangat
siswa untuk berhasil memecahkan suatu masalah secara bersama. Model
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model yang paling sederhana,
sehingga model pembelajaran tersebut dapat di gunakan oleh guru-guru yang baru
memulai menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa di tuntut untuk bekerja sama,
dengan bekerja sama siswa akan lebih mudah memahami materi tersebut karena
melalui belajar dari teman sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses
penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi
yang di pelajari. Hal ini di dukung oleh pendapat Nur Asma (2008:3) bahwa “ Siswa
lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya”. Selanjutnya Ari (2007:96)
berpendapat bahwa “Anak-anak lebih mengerti bahasa anak daripada bahasa yang
digunakan oleh orang dewasa”.
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa belajar berkelompok dapat
memudahkan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, sehingga yang di
pelajari menjadi lebih bermakna bagi dirinya dan bagi orang-orang di sekelilingnya.
Selain itu dengan belajar kelompok akan membawa pengaruh positif terhadap diri
siswa, sesuai dengan hasil penelitian.
Slavin (dalam Nurasma, 2008:44) mengatakan bahwa “ Unsur tujuan
kelompok dan tanggung jawab individual menunjukkan pengaruh positif yang nyata
pada hasil belajar siswa kelas dua sampai kelas duabelas dalam seluruh mata
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini di batasi pada
materi “Sifat ahan dan Kegunaannya” pada mata pelajaran IPA kelas IV Semester I.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik membuat penelitian yang berjudul “
Implementasi Model Kooperatif Learning STAD untuk meningkatkan Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar “
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar siswa tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya melalui pembelajaran cooperative
learning Tipe STAD di Kelas IV SDN Citigeu Desa Tanjungsari Kecamatan
jampangtengah Kabupaten Sukabumi” Sedangkan sub pertanyaan yang akan menjadi
fokus penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran cooperative learningtipe STAD
untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan
kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu?
2. Bagaimanakah perkembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran
cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu?
3. Seberapa besar hasil belajar melalui implementasi model cooperative
learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat
bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu?
C.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian rumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini akan diajukan rumusan hipotesis tindakan yaitu: “ melalui implementasi model Cooperative Learning tipe STAD pembelajaran IPA tentang sifat bahan dan
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini
adalah untuk meneningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan
kegunaannya melalui model cooperative learning Tipe STAD di Kelas IV SDN
Citigeu Desa Tanjungsari Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas secara khusus adalah untuk :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran cooperative learningtipe
STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan
kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu
2. Mendeskripsikan perkembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran
cooperative learningtipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tentang sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV SDN Citigeu
3. Mendeskripsikan besarnya peningkatan hasil belajar siswa melalui
implementasi model pembelajaran cooperative learningtipe STAD untuk
meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bahan dan kegunaannya di
kelas IV SDN Citigeu
E. Manfaat Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA
di kelas IV SDN Citigeu terutama tentang sifat bahan dan kegunaannya
1. Bagi Penulis, mendapat gambaran tentang pembelajaran cooperative
learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat
bahan dan kegunaannya di kelas IV SD.
2. Bagi siswa, Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar
menggunakan model STAD.
3. Bagi guru, bermanfaat Sebagai bahan masukan dalam menjalankan proses
4. Bagi Sekolah, di harapkan dengan dilakaukannya penelitian ini akan
memberikan motivasi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
disekolah.
F. Definisi Operasional
1. Model cooperative learningadalah sebuah model pembelajan
berkelompok dan data siswa kerja sama dalam memecahkan masalah atau
tugas-tugas kelompoknya.
2. Tipe STAD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu model
pembelajaran siswa dalam sebuah kelompok kecil terdiri dari 4-5 orang
yang heterogen dalam prestasi dan jenis kelamin. Dalam pelaksanaan
pembelajaran STAD, meliputi beberapa langkah yakni pertama guru
memberikan materi, kedua siswa melakukan kerja kelompok dalam
mengerjakan lembartugas bisa memahami materi, ketiga tes individu
berupa soal evaluasi, dan yang keempat atau terakhir penghargaan
kelompok pada kelompok memiliki nilai tertinggi.
3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar yang
dapat dilihat perubahannya menuju kearah yang lebih positif yang
berkaitan dengan kemampuan kognitif dan afektif siswa. Hasil belajar
dalam asfek afektif, peneliti menggunakan penelitian secara kelompok.
Alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif adalah pretest
dan post-test berupa essay dan dinyatakan dalam skor test. Sedangkan alat
atau instrumen yang digunakan untuk mengukur hasi belajar afektif
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal belajar
siswa di kelas kemudian bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan selama ini,
serta bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode yang digunakan
penelitian dalam proses pengambilan data adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif.
Metode kulaitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata yang tertulis / lisan dari orng-orang dan perilaku yang
diamati.
PTK merupakan salah satu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru sebagai
pengelola program pendidikan.Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
dilakukan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan
tujuan untuk memperbaiki dan atau kualitas pembelajaran. Dengan melakukan PTK
berarti guru akan dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan dalam upaya
meningkatkan pembelajaran kelas selama ini. PTK merupakan salah satu upaya untuk
guru dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.Selain itu, PTK juga merupakan kegiatan
yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru kepada sekelompok siswa di dalam sebuah
ruangan atau kelas yang, yang bertujuan untuk mengelola pembelajaran sehingga
B. Model Penelitian
Rancangan model Penelitian TindakanKelas yang dilaksanakan dalam
pembelajaran ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis & MC
Taggart (Zainal Aqib 2006:23) yaitu model siklus. Pada model ini, apabila pada awal
penelitian tindakan ditemukan kekurangan maka perencanaan dan pelaksanaan
tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya sampai target
yang diinginkan.Model ini mempunyai empat tahapan pada setiap siklus yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Secara skematis ke empat tahapan
tersebut dapat digambarkan dalam bagan PTK sebagai berikut:
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc. Taggart
pelaksanaan
perencanaan pengamatan
refleksi
Siklus 3
refleksi
Siklus 1
pelaksanaan
perencanaan pengamatan
Siklus 2
pelaksanaan
perencanaan pengamatan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV
terhadap konsep sifat bahan dan kegunaannya dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan model siklus menurut Kemis dan Mc. Taggart ( Aqib 2006: 23). Tahap
penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi
dan refleksi dalam setiap tindakan dengan berpatok pada refleksi awal.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang ditetapkan adalah siswakelas IV B SDN Citigeu Desa
Tanjungsari Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.Tahu pelajaran
2011-2012. Ditinjau dari letak geografis, SDN Citigeu berlokasi lumayan jauh dari pusat
kota Sukabumi sehingga keberadaan fasilitas umum belum terlalu maju.
Latar belakang ekonomi masyarakat sebagian besar dari golongan ekonomi
menengah kebawah. Hal tersebut dapat dilihat dari absensi harian siswa yang
menunjukkan bahwa orangtua wali murid sebagian besar adalah petani, buruh, dan
wiraswasta.
Siswa kelas IV B keseluruhan berjumlah 20 siswa. Bahasa ibu yang
digunakan siswa sehari-hari adalah bahasa sunda
Tabel 3.1Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Sept Okt Nop Des
4 Pelaksanaan siklus I 5 Pelaksanaan siklus II
6 Penyusunan laporan
D. Prosedur Penelitian
Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Persiapan
a. Permintaan izin dari kepala sekolah SDN Citigeu
b. Obserrvasi dan wawancara untuk mengetahui situasi dan kondisi siswa
c. Identifikasi permasalahan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji buku sumber kelas IV,
model-model pembelajaran dan membuat perencanaan sesuai dengan model-model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
d. Mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran dengan model
kooperatif tipe STAD
e. Membuat kesepakatan bersama guru kelas dalam pemanfaatan waktu
pelaksanaan
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini pelaksanaan dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru
sekaligus praktis dalam pembelajaran dikelas dalam kolaborasi dengan guru kelas IV
SD N citigeu yang berperan sebagai observer.Di dalam hal ini selaku praktis peneliti
melakukan tindakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA
kelas IV.Sedangkan observer adalah mengamati pembelajaran atau aktivitas siswa
dalam kelompok.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan
dalam dua siklus. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melakukan
rencana pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sebagai berikut:
Siklus 1
a. Perencanaan penelitian
2) Merencanakan dan menyusun lembar observasi untuk mengetahui
aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung
3) Merencanakan bahan soal pretes untuk menentukan nilai awal siswa
4) Merencanakan bahan diskusi dan tugas untuk kegiatan kelompok
melakukan praktek
5) Merencanakan pengelompokan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dikelas
b. Kegiatan pendahuluan
1) Guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Guru dan siswa berdo’a untuk memusatkan perhatian
3) Guru mengecek kehadiran siswa
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
dengan cara menghubungkan yang telah dipelajari siswa dengan
hal-hal penting bagi mereka dan memberitahukan tentang
reward/penghargaan bagi siswa yang mendapat skor tertinggi
5) Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan pertanyaan
- Apa nama perubahan wujud dari berbagai benda?
- Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perubahan wujud benda?
6) Guru memberikan motivasi dengan menggali pengetahuan awal siswa
tentang benda yang tahan api dan kedap air
- Apakah jenis bahan jembatan yang kalian ketahui?
- Apakah besi mudah terbakar oleh api?
- Apakah kegunaan dari jembatan?
- Apakah jenis bahan stoples yang kamu ketahui?
- Apakah plastik mudah menyerap air?
- Apakah kegunaan dari stoples?
7) Guru membagikan soal pre-test kepada siswa mengenai materi yang
8) Guru mendemonstrasikan pengujian bahan benda yang tahan api
dengan cara membakar paku sambil memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke benda yang tahan api
9) Guru menyajikan materi tentang benda yang tahan api dan benda yang
kedap air
10)Siswa dikelompokan menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 5
anggota yang heterogen
11)Guru memberikan tugas pada tiap kelompok untuk melakukan
percobaan dan mengamati kegiatan dengan menggunakan LKS
c. Observasi
1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dengan anggota
kelompoknya dan melakukan Tanya jawab dalam kelompoknya
2) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, melakukan tanyajawab,
bekerja sama melakukan percobaan, mengisi LKS, serta membantu
kelompoknya apabila ada hal yang belum dimengerti.
3) Perwakilan kelompok menyampaikan laporan hasil kerja kelompok
4) Kelompok lain memberikan tanggapan tanggapan tentang presentasi
dari kelompok yang mendapat giliran presentasi
5) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang masih belum dipahami
6) Guru memberikan koreksi tentang jawaban dan pendapat siswa
kemudian memberikan penguatan tentang benda yang tahan api dan
kedap air
7) Guru memberikan penghargaaan (reward) terhadap kelompok yang
menjawab dengan benar dan member motivasi kepada semua siswa
untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
8) Siswa mengerjakan soal post-test secara individu
d. Refleksi
2) Peneliti berdiskusi dengan observer
3) Peneliti mengevaluasi LKS dalam tugas kelompok
4) Peneliti mengevaluasi hasil pretes dan postes
5) Hasil refleksi dari siklus 1 yang masih memiliki kekurangan akan
diperbaiki dalam kegiatan siklus berikutnya
Siklus II
a. Perencanaan Penelitian
1) Pada siklus kedua, peneliti merencanakan rencana pembelajaran
2) Merencanakan dan menyusun lembar observasi untuk mengetahui
aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung
3) Merencanakan bahan soal pretes untuk menentukan nilai awal siswa
4) Merencanakan bahan diskusi dan tugas untuk kegiatan kelompok
melakukan praktek
5) Merencanakan pengelompokan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dikelas
b. Kegiatan pendahuluan
1) Guru membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Guru dan siswa berdo’a untuk memusatkan perhatian
3) Guru mengecek kehadiran siswa
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
dengan cara menghubungkan yang telah dipelajari siswa dengan
hal-hal penting bagi mereka dan memberitahukan tentang
reward/penghargaan bagi siswa yang mendapat skor tertinggi
5) Guru memberikan apersepsi dengan menyajikan pertanyaan:
- Sebutkan benda-benda yang memiliki sifat tahan api?
- Sebutkan benda-benda yang memiliki sifat kedap air?
6) Guru memberikan motivasi dengan menggali pengetahuan awal siswa
- Apakah bahan pembuat kaca jendela yang kalian ketahui?
- Apakah kaca jendela dapat dilalui cahaya?
- Apa nama benda yang sering digunakan untuk pondasi rumahmu?
- Kenapa besi sering digunakan sebagai rangka jembatan?
7) Guru membagikan soal pre-testkepada siswa mengenai materi yang
akan dipelajari
8) Guru mendemonstrasikan pengujian bahan benda yang tembus
pandang dengan cara menyalakan lampu senter kemudian diarahkan
ke kaca sambil memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke
benda yang tembus pandang
9) Guru menyajikan materi tentang benda yang tembus pandang dan
benda yang kuat dan keras
10)Siswa dikelompokan menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 5
anggota yang heterogen
11)Guru memberikan tugas pada tiap kelompok untuk melakukan
percobaan dan mengamati kegiatan dengan menggunakan LKS
c. Observasi
1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dengan anggota
kelompoknya dan melakukan Tanya jawab dalam kelompoknya
2) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, melakukan tanyajawab,
bekerja sama melakukan percobaan, mengisi LKS, serta membantu
kelompoknya apabila ada hal yang belum dimengerti.
3) Perwakilan kelompok menyampaikan laporan hasil kerja kelompok
4) Kelompok lain memberikan tanggapan tanggapan tentang presentasi
dari kelompok yang mendapat giliran presentasi
6) Guru memberikan koreksi tentang jawaban dan pendapat siswa
kemudian memberikan penguatan tentang benda yang tembus pandang
dan benda yang kuat dan keras
7) Guru memberikan penghargaaan (reward) terhadap kelompok yang
menjawab dengan benar dan member motivasi kepada semua siswa
untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
8) Siswa mengerjakan soal post-test secara individu
d. Refleksi
1) Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa
2) Peneliti berdiskusi dengan observer
3) Peneliti mengevaluasi LKS dalam tugas kelompok
4) Peneliti mengevaluasi hasil pre-test dan post-test
5) Hasil refleksi dari siklus 2 yang masih memiliki kekurangan akan
diperbaiki dalam kegiatan siklus berikutnya
e. Observasi
Observasi yang dimaksud dalam hal ini adalah kegiatan pengamatan terhadap
seluruh aktivitas pembelajaran. Observer mencatat kejadian-kejadian penting untuk
kemudian dihimpun sebagai catatan lapangan lapangan selama proses
berlangsungnya pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk melihat proses dan
dampak dari tindakan guru terhadap proses dan hasil belajar.
f. Refleksi Tindakan
Dalam tahap ini observer dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan
yang baru di lakukan. Hal-hal yang di diskusikan adalah : menganalisis tindakan
yang baru di lakukan, menjelaskan kelemaham-kelemahan penyimpangan
pelaksanaan pembelajaran yang sudah di rancang, melakukan intervensi,
penyimpulan data yang di peroleh selama proses pembelajaran. Hasil refleksi sebagai
Jika penelitian dilakukan melalui beberapa siklus, maka refleksi terakhir
peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain untuk
melanjutkan dalam kesempatan lain.
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang menginventansikan data
tentang sikap dan dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya dan dilakukan
dengan mengamati kegiatan dan perilaku siswa secara langsung.
Observasi dalam penelitian tindakan ini betujuan untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan yang terkait ke tindakan selanjutnya sebagai dasar bagi refleksi
yang akan dilakukan pada tindakan atau siklus berikutnya. Dalam lembar
observasiada dua aspek yang diamati yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa yang
berisi indikator-indikator dari aspek yang harus ada dalam pembelajaran.
2. Lembar Kerja Kelompok
Lembar kerja kelompok yang digunakan selama penelitian ini adalah
pengujian mengenai sifat benda dan kegunaannya dari benda-benda yang telah
disediakan.Lembar kerja kelompok dibuat untuk mendapatkan hasil belajar secara
kelompok sebagai mana yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3. Penilaian Kemampuan Kerjasama Individu dalam Kelompok
Selama siswa melaksanakan kerja kelompok, setiap individu akan diambil
data mengenai kemampuan kerjasamanya, pengambilan data ini digunakan untuk
mengetahui berapa banyak siswa yang aktif atau berapa banyak siswa yang
pasif/lemah melalui beberapa indikator seperti memotivasi temaan, aktif sebagai
Tabel 3.2
Lembar Observasi Kerjasama Siswa
Kode Siswa
Aspek yang diamati
Temuan Memotivasi
teman
Aktif sebagai tutor
Bertanya/ meminta bantuan
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Jumlah
Tes hasil belajar adalah alat untuk menggambarkan siswa dan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sifta bahan
dan kegunaannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Tes ini tetulis terdiri dari Postes yang dilakukan untuk memperoleh data
kemampua pemahaman siswa terhadap materi setelah pembelajaran siswa terhadap
materi setelah pembelajaran yang disertai dengan LKS yang dikerjakan secara
berkelompok.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pada dasarnya prosedur pengolahan data dilakukan sepanjang penelitian secara
berkelanjutan dari hasil pendahuluan, pelaksanaan dan akhir pelaksanaan program
tindakan.Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam
menyusun dan mengkaji data yang diperoleh sehingga mampu menyajikan informasi
untuk menjawab masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini.
Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, hal yang selanjutnya dilakukan
dalah pengolahan data. Dalam pengolahan data peneliti menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data dari soal pre-test
b. Menganalisis data dari hasil kerja kelompok yang dituangkan dalam tes
kinerja dalam bentuk tugas kelompok
c. Mengidentifikasi data dari penilaian individu dalam kerja kelompok
d. Mengumpulkan data dari soal post-test
e. Menyiapkan hasil penelitian
Data yang terkumpul kemudian dianalisis.Data-data tersebut berawal dari
beberapa sumber yang telah dikumpulkan yaitu dari hasil observasi, kegiatan atau
aktivitas siswa dan guru saat melakukan pembelajaran serta nilai siswa dalam soal tes
hasil belajar dan kerja kelompok.
Analaisis data baik yang bersifat kualitatif ataupun yang bersifat kuantitatif
sebelumnya dianalisis kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data yang
kemudian dipresentasikan dan akan ditarik sebuah kesimpulan.
Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorikan, kemudian peneliti
mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan
peneliti, diantaranya:
a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan
b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus
c. Menganalisis data dari hasil belajar siswa pada setiap siklus. Untuk
mengukur pemahaman siswa dan partisipasi siswa, peneliti menggunakan
pedoman skala penilaian yang di adaptasi Arikunto (2009:35) dengan
modifikasi penulis sendiri yang tertera pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 yaitu
Persentase Tafsiran
100 Seluruhnya
90-99 Hampir seluruhnya
70-89 Sebagian besar
51-69 Lebih dari setengahnya
50 Setengahnya
30-49 Hamper setengahnya
1-29 Setengah kecil
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiantindakankelasyang dilakukanpadamatapelajaran
IPA tentangSifatBahandanKegunaannya di kelas IV SDN Citigeu,
dapatdiambilkesimpulansebagaiberikut:
1. Penerapan model Cooperative Learningtipe
STADterbuktidapatmeningkatkanhasilbelajarsiswamerupakansuatu model belajar
yang tepatuntukdigunakandalampembelajaran IPA.
TepatnyapadamateriSifatBahandanKegunaannya.
2. Penerapan model Cooperative Learningtipe STADditerimaolehseluruhsiswa,
karenainimerupakanhal yang
barubagimerekasehinggamerekaaktifdanbersemangatdalambelajardanjugadengan
penerapan model pembelajaraninikerjasamaantarsiswamenjaditinggi.
Tanggungjawabmasing-masinganggotalebihbesar,
sertakemampuanberkomunikasimerekamenjadilebihbaikdarisebelumnya. Hal
tesebutdapatdilihatdari data observasisiswa (NA, RBA, RH, dan AR)
padasikluspertamamendapatjumlahaspek yang dilakukantidaklebihbanyakdari
yang tidakdilakukan, danpadasikluskeduasiswa (NA, RBA, RH, dan AR) Aspek
yang dilakukannyameningkatmenjadilebihbanyakdaripada yang tidakdilakukan.
3. Hasilbelajarsiswamengalamipeningakatanpadasetiapsiklusnya. Padasiklus
Idiperolehhasilberdasarkantabel 4.6makaperolehanhasilbelajarsiswapadasiklus I
yaitunilai rata-rata postessebesar 75Denganjumlahsiswa yang mencapainilai
KKM IPA (70) ialah 17 orang atausebesar 85 %. Padasiklus II
diperolehhasilberdasarkan table 4.10 yaitunilai rata-rata postessebesar
87,5Denganjumlahsiswa yang mencapainilai KKM IPA (70) ialah 20 orang
B. Saran
SetelahmemperhatikankesimpulandalamkegiatanPenelitianTindakanKelasini
makadapatdiajukanbeberapa saran sebagaiberikut:
1. PembelajaranCooperative Learning Tipe STAD
memerlukanwaktulebihbanyakdaripadapembelajarankonvesional, olehsebabitu,
pengaturanwaktuuntukpelaksanaandiskusikelompokdanpresentasiantarkelompokp
erludibuatsecaracermat.
2. Guru diharapkandapatmencobamengkajidanmengimplementasikan model
pembelajarantersebuttentangmaterilainnyapadapembelajaran IPA.
3. Pendekatanpribadi guru terhadapsiswaperludilakukanagar
siswamemperolehkepercayaandiridanmerasaadasuasanabarudalampembelajaran.
4. Sebaiknyasegalabentukpersiapanterkaitpelaksanaantahapan-tahapan STAD
dipersiapkandenganlebihmatang,
terutamapadasaatpembagiankelompokbelajarkarenabiasanyasiswamemilih-milihtemanuntukmenjadikanyasatukelompok.
5. Denganterjalinnyahubungansosialdiantarasiswa, guru
diharapkandapatmembaurkankembalikelompoksiswa agar
diantarasemuasiswadapatterjalinhubungan yang baikdlam proses pembelajaran.
6. Penelitihanyamambatasipenelitianpadaaktivitaskerjasamasaatpelaksanaanya,
adabaiknyaapabilauntukpenelitianmendatang, diamatipadaaktivitas yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.(2006). PenelitianTindakanKelas.Jakarta :BumiAksara.
Aqib, Zaenal. (2009). PenelitianTindakanKelasUntuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung :YramaWidya.
Iyus.(2008). ImplementasiPendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) UntukMeningkatkanAktivitasBelajarSiswaPadaPembelajaran IPS di SekolahDasar.Skripsi.FIP UPI Bandung.Tidakditerbitkan.
KementrianPendidikanNasional.(2010). PengembanganPendidikanBudayadan
KarakterBangsa. Jakarta :Tidakditerbitkan.
Kesuma, Darma. (2011). PerencanaanPembelajaran (Bahan Ajar Mata Kuliah PerencanaanPembelajaranSekolahDasar. Bandung : FIP.
Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruangKelas. Jakarta :Grasindo.
Muslichah, Asy’ari. (2006). Keterampilan Proses dalamPembelajaran IPA.Jakarta : Trenada Media.
Poejadi. (2005). KeterampilanDasar Proses. Bandung :SinarBaru.
Riani, Tita. (2012). Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipe STAD untuk MeningkatkanHasilBelajarSiswadalamPembelajaran IPA.Skripsi. FIP UPI Bandung :Tidakditerbitkan.
Rositawati, S. danMuharam, Aris.(2008). BSE IPA untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta :PendidikanNasional.
Slavin, Robert.(2008). Cooperative Learning (Teori, Riset, danPraktik).Bandung : Nusa Media
Trianto.(2007). Mendesain Model PembelajaranInovatifdanProgresif.Jakarta : KencanaPrenada Media Group.