• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEMIOTIK VCD TERHADAP PEMBELAJARAN "MENGGAMBAR KREATIF BERSAMA OISTEIN KRISTIASEN DAN FABER-CASTELL SERI 4".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SEMIOTIK VCD TERHADAP PEMBELAJARAN "MENGGAMBAR KREATIF BERSAMA OISTEIN KRISTIASEN DAN FABER-CASTELL SERI 4"."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi informasi di dunia. Media telah mengubah fungsi menjadi lebih praktis, dinamis dan mengglobal. Media juga tidak lepas dari segala bentuk kebaikan di mana pada saat yang bersamaan dibarengi dengan kemunculan bentuk-bentuk kejahatan yang direpresentasikan melalui media cetak dan elektronik.

Kebebasan media dalam menyampaikan informasi haruslah dibarengi dengan penelitian agar mengetahui ihwal yang menjadi landasan pembuatan media tersebut. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengontrol wahana informasi yang aman untuk dikonsumsi pengaruhnya oleh audience, sehinggga terciptalah suatu adiksi informasi yang positif bagi perkembangan pemikiran audience.

Media yang berkembang pada saat ini juga didukung dengan aksiologi teknologi sesuai dengan bentuk media masing-masing, seperti media cetak membutuhkan aksiologi profesi desain grafis, media audio visual membutuhkan aksiologi profesi desain multimedia. Tetapi karena pengaruh dari cepatnya teknologi informasi yang dapat diakses melalui internet, maka harus bisa menjadi desainer multifungsi, baik itu desain grafis maupun desain multimedia.

(2)

Peneliti yang sebelumnya adalah seorang desain grafis, sampai saat ini mengembangkan talenta agar menguasai desain multimedia. Walaupun masih dalam tahap pembuatan website, tetapi hal ini harus dilakukan agar mempunyai resistensi diri untuk menghadapi persaingan yang terjadi.

Desainer harus mampu membuat penciptaan seni didukung kepekaan terhadap lingkungan yang terjadi saat ini, dengan memperhatikan perasaan yang memberikan rangsangan pada rasa keindahan karya yang akan dibuat, mencintai karya yang sedang dikerjakan, adanya imajinasi dari rangsangan karya yang akan dibuat, serta ekspresi desainer dituangkan dalam karya sehingga berkesan kepada pengamat seni. Maka dari itu, seorang desainer harus bekerja sesuai dengan kemauan masing-masing, seperti ada yang bekerja secara freelance (pekerja bebas) maupun bekerja di perusahaan. Perusahaan yang mempunyai seorang desainer, pasti berkeinginan untuk memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk berasosiasi dengan masyarakat agar produknya lebih dikenal luas. Pembuatan informasi melalui media sangat kaya akan proses interaksi encoding (pesan disusun) dan decoding (makna didapat) untuk memahami informasi yang didapat, karena terjadi proses difusi yang nantinya berpengaruh terhadap citra produk mereka.

(3)

dan menggambar. Produk-produk tersebut digunakan untuk mendukung kelangsungan hidup manusia, seperti kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

Media promosi yang berkemampuan difusi informasi audiovisual dengan target konsumen anak-anak, biasanya menyukai sesuatu dari unsur bermain dan belajar yang merangsang daya imajinasinya untuk mengembangkan kreativitas mereka, seperti peralatan menggambar. Media promosi yang menggunakan audiovisual terutama ditujukan untuk anak-anak. Dunia anak-anak yang masih “polos” lugu dan lucu sangat mudah untuk “dikuasai” dengan dialihkan perhatian mereka terhadap sesuatu yang menarik hati, yaitu kebutuhan khusus anak-anak disesuaikan dengan kegemaran masing-masing yang berbeda satu sama lainnya. Perbedaan tersebut terutama dalam mengembangkan bakat dimulai dari diri sendiri yaitu kemampuan dasar imajinasi dan kreasi. Salah satu kegiatan yang mendukung proses imajinasi dan kreasi adalah menggambar.

Diakui bahwa menggambar merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan telah diberikan daya pikiran untuk membuat imajinasi, sehingga manusia pun membuat aksiologi profesi pelukis maupun ilustrator. Ilmu dari melukis tersebut dikenal dengan nama seni rupa, dapat dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa sampai dengan orang tua. Proses belajar menggambar dapat dilakukan di pendidikan formal maupun informal melalui media pembelajaran.

(4)

pembelajaran di pendidikan seni rupa tersebut dimanfaatkan oleh Faber-Castell untuk membuat suatu media pembelajaran menggambar. Media yang diiringi promosi produk Faber-Castell program Playing and Learning atau lebih dikenal dengan istilah Red Range, yaitu rangkaian produk menggambar dan mewarnai yang ditujukan untuk anak-anak berusia 3 s.d 12 tahun. Program Playing and Learning memberikan dunia fantasi penuh warna bertujuan mengembangkan kreasi menggambar anak-anak. Kegiatan menggambar anak-anak merupakan langkah awal untuk meningkatkan prestasi belajar yang nantinya dapat membuat sebuah kreativitas, sehingga akan menghasilkan inovasi bagi perkembangan daya imajinasi individu berupa penciptaan karya seni.

Faber-Castell adalah salah satu produsen peralatan tulis-menulis dan menggambar telah membuka cabang di berbagai Negara. Persaingan produksi dengan produk lain membuat Faber-Castell melakukan teknik penjualan menyertakan hadiah (dinamakan premium) di beberapa produk kategori Playing and Learning. Produk dari Faber-Castell yang peneliti lihat di lapangan seperti Connector Pen berhadiah premium VCD (Video Compact Disk) yang juga merupakan media pembelajaran menggambar, salah satu media Desain Komunikasi Visual yang berhubungan dengan desain multimedia interaktif.

(5)

telah konsumen beli. VCD juga merupakan alat bantu audiovisual yang berinteraksi antara Faber-Castell kepada audience terutama anak-anak.

Desain Komunikasi Visual yang terdapat pada VCD pembelajaran produksi Faber-Castell membawakan informasi dari perusahaan Faber-Castell kepada konsumen yang telah membeli produk Faber-Castell. Penyajian VCD tersebut memuat unsur komunikasi verbal, komunikasi nonverbal dan komunikasi visual, juga berhubungan dengan tanda verbal, tanda nonverbal dan tanda visual, yang dapat dikaji dengan ilmu semiotika bagaimana tanda itu dibuat, bagaimana maksud dari tanda itu, dan tujuan dari tanda tersebut.

Semiotika adalah ilmu mengenai tanda baik itu tanda dari kehidupan sehari-hari, seperti berinteraksi dengan alam lingkungan sekitarnya, dengan manusia dan dengan elektronik. Tanda-tanda dalam aktivitas manusia sehari-hari membantu menjalani kehidupan berdasarkan dengan konvensi yang berlaku. Semiotika sangat sarat akan tanda yang dapat memudahkan manusia untuk memahami informasi yang ditangkap berdasarkan makna, yaitu petanda dan penanda. Manusia akan selalu dipenuhi oleh informasi yang disampaikan media dan dapat dipahami dengan ilmu semiotika.

(6)

Video pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell berjudul “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 1 s.d Seri 4”, yang telah peneliti tinjau di lapangan adalah sebagai berikut:

1. “Menggambar Kreatif bersama Einstein dan Faber-Castell: Petunjuk Menggambar Kreatif untuk Anak-anak Seri 1”.

2. “Menggambar Kreatif bersama Einstein dan Faber-Castell: Petunjuk Menggambar Kreatif untuk Anak-anak Seri 2”.

3. “Menggambar Kreatif bersama Einstein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 3”. 4. “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 4”.

VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell yang terdiri dari empat seri, peneliti tertarik untuk memilih VCD pembelajaran seri keempat sebagai objek penelitian. Alasan peneliti memilih seri keempat adalah bahwa penyampaiannya lebih banyak mengarah kepada cara menggambar binatang langsung dilakukan di alam bebas, seperti di hutan dan lapangan bermain. Hal ini dilihat dari tokoh Oistein Kristiansen yang menggambar langsung di alam bebas mencoba memberikan penjelasan cara menggambar hewan ke bentuk yang lebih lucu dan lebih sederhana.

Peneliti tertarik untuk menganalisis semiotik terhadap VCD pembelajaran produksi Faber-Castell bekerjasama dengan Oistein Kristiansen sebagai pengajar menggambar, dapat ditelusuri dari alasan peneliti sebagai berikut:

(7)

penyampaian materi menggambar baik secara verbal maupun visual. Hal ini dapat dilihat dari karakterisasi perwujudan visual hasil menggambar yang dilakukan oleh Oistein Kristiansen.

2. Video pembelajaran menggambar merupakan salah satu media massa yang bertanggung jawab terhadap penyampaian pesan video tersebut dalam mengkondisikan pesan-pesan yang disebarkan.

3. Peneliti tertarik terhadap produk yang dihasilkan media. Salah satu ilmu yang tepat untuk menganalisis media yang sarat akan tanda adalah semiotika. Ilmu ini akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis semiotik terhadap VCD Pembelajaran “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 4”. Peneliti mempelajari VCD sebagai teks media dengan analisis tekstual yang memberikan sebuah pemahaman mengenai tanggapan peneliti. 4. Peneliti sebelumnya seorang desainer yang menciptakan desain grafis maupun

desain multimedia mengolah seni ke penciptaan didukung ilmu dari Desain Komunikasi Visual, sedangkan dalam penelitian ini peneliti akan belajar mengolah seni yang diilmiahkan menggunakan analisis semiotik. Penciptaan media desain dengan penambahan ilmu pengetahuan yang relevan, memberikan nilai tambah bagi peneliti untuk menghadapi perkembangan teknologi dan informasi.

(8)

B. Rumusan Masalah

Difusi informasi teknologi dari media pembelajaran Faber-Castell disampaikan kepada anak-anak dan orang tua anak-anak tersebut, sampai saat ini mempengaruhi konsumen Faber-Castell yang dikonstruktif melalui kepandaian seorang seniman bernama Oistein Kristiansen. Peneliti menginterpretasi sebuah VCD pembelajaran menggambar produk Faber-Castell hanya membahas ihwal yang berkaitan dengan jenis makna, tanda dan kode.

Maka berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian umum, yaitu “Bagaimana tingkatan tanda dan jenis kode berdasarkan teori Roland Barthes dan jenis tanda berdasarkan teori Charles Sanders Peirce serta penerapannya pada VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell?”

Sedangkan masalah penelitian khusus, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkatan tanda, yaitu: denotasi dan konotasi berdasarkan teori Roland Barthes dan penerapannya pada VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell?

2. Bagaimana jenis tanda, yaitu: ikon, indeks dan simbol berdasarkan teori Charles Sanders Peirce dan penerapannya pada VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell?

(9)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum

Penelitian bertujuan umum untuk memberikan pemahaman analisis semiotik terhadap eksistensi tanda dari jenis makna, tanda dan kode yang sering digunakan dalam VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castel. Maka dari itu, melalui pemahaman analisis semiotik diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman antara komunikator dan komunikan terhadap pesan-pesan media dalam konteks penyebaran informasi kepada audience.

2. Tujuan Khusus

Penelitian bertujuan khusus untuk memahami analisis semiotik terhadap VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell, dengan menggunakan teori Roland Barthes berdasarkan jenis makna denotasi dan konotasi serta berdasarkan jenis kode hermeneutika, kode semantik, kode simbolik, kode narasi dan kode kultural; teori Charles Sanders Peirce berdasarkan jenis tanda ikon, indeks dan simbol.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

(10)

2. Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana akan menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan mengenai analisis semiotik VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell;

3. PT. Faber-Castell International Indonesia mendapat hasil penelitian yang akan dijadikan pedoman membuat VCD pembelajaran menggambar selanjutnya; 4. Bagi yang akan membuat video pembelajaran akan mendapat informasi

mengenai cara belajar yang layak dibuat, terutama mengenai gagasan penciptaan video pembelajaran.

5. Masyarakat khususnya mahasiswa dan umumnya orang tua akan mendapat wawasan analisis semiotik terhadap VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell.

E. Metode Penelitian

(11)

objek yang akan diteliti menggunakan metode yaitu: observasi yang telah dilakukan peneliti bertujuan untuk mencari data penelitian; eksplorasi data pustaka dilakukan untuk membantu penulis dalam mengkaji dan menambah literatur penulisan penelitian melalui buku, surat kabar, majalah serta internet.

F. Sistematika Penulisan

Tesis ini terbagi atas lima bab dengan bab pertama dimulai pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian analisis semiotik terhadap VCD pembelajaran “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 4”.

Bab kedua memaparkan landasan teori berdasarkan semiotika, hubungan antara semiotika dengan video, Desain Komunikasi Visual serta hal-hal yang berhubungan dengan DKV yaitu unsur-unsur DKV, video sebagai media pembelajaran serta teknik video, setelah itu yang terakhir adalah aktor.

Bab ketiga merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar telah disajikan pada Bab pertama.

Bab keempat berisi data dari PT. Faber-Castell International Indonesia, analisis semiotik terhadap VCD pembelajaran “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 4”, rangkuman sequence VCD, serta sintesis jenis tanda, makna dan kode.

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002: 136). Peneliti tertarik untuk menganalisis teks media dari VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell seri 4, dengan menggunakan metode analisis tekstual. Sebagaimana dikemukakan oleh Stokes (2006: 57) bahwa:

Sebagian besar bentuk analisis tekstual mensyaratkan Anda memiliki akses yang sering pada objek analisis Anda, dan itu dapat menghabiskan waktu.

Penelitian menggunakan metode analisis tekstual dengan pendekatan semiotik, dilakukan untuk mencari makna teks atau citra (image). Semiotika dapat berbahan sejumlah penafsiran terhadap makna dari VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell seri 4. Sebagaimana dikemukakan oleh Stokes (2006: 57) bahwa:

Analisis semiotik sangat interpretatif. Pembaca yang berbeda tidak selalu memiliki penafsiran yang sama. Sebuah analisis tekstual yang baik bergantung pada tingkat persuasi argumen tersebut, dan dalam hal ini kerap bergantung pada keterampilan penulisan. Anda bisa memamerkan keterampilan menulis dalam sebuah esai analitis. Tetapi Anda hanya akan mengekspos kelemahan-kelemahan Anda jika bukan seorang penulis yang baik.

Metode analisis tekstual yang digunakan berhubungan dengan penelitian kualitatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Santana (2007: 144) bahwa:

(13)

Textual analysis meliputi bahasan multidimensi dari bacaan tekstual, seperti variasi bentuk-bentuk wacana, posisi-posisi ideologis, dan strategi-strategi naratif, konstruksi imaji dan pelbagai dampaknya. Ini juga menyangkut bahasan dari studi analisis isi kuantitatif (yang membedah penjumlahan, perkataan episode-episode kekerasan di dalam teks) sampai ke studi kualitatif (yang membedah imaji-imaji mengenai women, blacks, or other groups, atau pemakaian teori-teori kritis untuk membuka pemaknaan sebuah teks, atau menjelaskan bagaimana sebuah teks memproduksi pemaknaan.

Maka dari itu penelitian tesis ini menggunakan metode analisis tekstual dengan pendekatan semiotik, yaitu teori semiotika struktural mengkaji struktur gambar, sedangkan Peirce membantu dalam menjelaskan bagian yang ada dari semiotika struktural.

A. Sumber dan Jenis Data

1. Sumber Data

Lofland dan Lofland (Moleong, 2002: 112) mengemukakan bahwa ”sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”

a. Kata-kata dan tindakan

(14)

b. Sumber tertulis yang digunakan peneliti, yaitu:

1) Sumber buku semiotik, Desain Komunikasi Visual, prosedur penelitian, media pembelajaran, video dan komputer.

2) Dokumen pribadi, seperti tugas-tugas perkuliahan S1 dan S2, skripsi dan tesis.

c. Foto

Foto yang digunakan peneliti adalah foto dari adegan VCD Faber-Castell seri 4. Beberapa foto telah diolah dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS2 untuk menerangkan teknik pengambilan gambar dan menganalisis VCD Faber-Castell seri 4.

2. Jenis Data

Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian ataupun peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk kategori-kategori. Jika dilihat jenisnya maka kita dapat membedakan data kualitatif sebagai data primer dan data sekunder (Sarwono dan Lubis, 2007: 98-99), sebagai berikut:

a. Data primer, berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan informan yang dijadikan sampel penelitian. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.

b. Data sekunder, berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data ini ialah:

1) Data bentuk teks: dokumen, pengumuman, surat-surat, spanduk. 2) Data bentuk gambar: foto, animasi, billboard.

3) Data bentuk suara: hasil rekaman kaset.

(15)
[image:15.595.114.514.258.628.2]

Penelitian ini lebih banyak menggunakan data sekunder, yaitu data dalam bentuk teks seperti buku dan dokumen, serta dalam bentuk kombinasi teks, gambar dan suara di VCD Faber-Castell seri 4. Data sekunder yang dikumpulkan peneliti juga ada secara online dengan menggunakan media internet. Pencarian secara online dengan bantuan Google sebagai server mesin pencari, dapat dilakukan dengan cara yang sederhana (Sarwono dan Lubis, 2007: 106), yaitu:

a. Carilah lokasi alat pencarian, biasanya berada di atas berbentuk kotak di mana di sisinya tertera kata Go atau Search.

b. Masukkan kata kunci ke dalam kotak pencarian, misalnya “semiotik”. c. Klik kata Search atau Go sehingga Anda akan memperoleh alamat-alamat

yang berisi masalah yang kita cari tersebut.

B. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat mengumpulkan data penelitian, agar lebih mudah disusun dengan pola tertentu sehingga hasil yang dicapai lebih baik.

Secara umum alat pengambilan data dapat dibagi dua (Sarwono dan Lubis, 2007: 99), yaitu: panduan wawancara dan peneliti sendiri. Penelitian ini lebih banyak melibatkan peneliti sendiri yang menjadi alat untuk memperoleh informasi. Sedangkan instrumen yang digunakan peneliti adalah:

1. Seperangkat komputer berguna untuk melihat dan mendengarkan VCD pembelajaran Faber-Castell, mengetik tesis dan browsing internet.

(16)

3. Printer berguna untuk mencetak hasil pengetikan tesis. 4. Modem berguna untuk koneksi ke internet

5. Pedoman pengamatan penelitian adalah dengan kegiatan pengamatan VCD Faber-Castell seri 4, apa saja yang ada dalam tampilan audiovisual. VCD dapat digunakan berulang-ulang sehingga apa yang ada dalam VCD dapat mencocokkan kembali benar tidaknya analisis, dengan hasil pengamatan dilihat pada bab empat.

C. Sumber Data dan Lokasi Penelitian

Sumber data adalah VCD pembelajaran “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 4”. Lokasi penelitian di ruang belajar rumah peneliti beralamat di jalan Terusan Palasari V no. 39E RT 05/RW 07, Cilengkrang II, kode pos 40615, Kelurahan Palasari, Kecamatan Cibiru-Bandung.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menggunakan persiapan dan pengumpulan data serta analisis data, adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dimulai dari mencari objek penelitian dengan observasi ke toko

buku Gramedia di jalan Merdeka no. 43, kode pos 40117-Bandung dan menemukan VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell Seri 1 s.d 4.

(17)

3. Proposal penelitian dibuat di semester dua pada perkuliahan Seminar Penelitian. Semester tiga membuat proposal sebagai salah satu syarat mata kuliah Tesis dengan objek penelitian tetap di VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell. Mata kuliah Tesis dan SK diperpanjang untuk semester empat.

4. Peneliti membuat surat izin kepada PT. Faber-Castell untuk menggunakan VCD pembelajaran “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 4” sebagai objek penelitian. Surat izin ini dikirim kepada Ibu Rini Lestari, Public Relation PT. Faber-Castell International Indonesia (FCII). Beralamat di Kantor Pusat SENTRA LATUMETEN, Jl. Prof. Dr. Latumeten No. 50 Blok AA 10, Jakarta Barat, kode pos11460, DKI Jakarta- Indonesia. Pengiriman via email beralamat di http://info.fcii@faber-castell.co.id.

E. Analisis Data

Tahapan-tahapan dalam menyelenggarakan sebuah analisis semiotik mengenai VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell seri 4 (Stokes, 2006: 80-81) adalah sebagai berikut:

(18)

2. Mengumpulkan teks; citra (image) yang ingin peneliti amati dalam VCD tersebut di antaranya adalah yang berhubungan dengan jenis makna denotasi dan konotasi serta jenis kode hermeneutika, kode semantik, kode simbolik, kode narasi, kode kultural berdasarkan teori Roland Barthes; jenis tanda ikon, indeks dan simbol berdasarkan teori Charles Sanders Peirce. Maka dari itu, peneliti mengumpulkan semua teks yang akan dikaji sebelum mengawali analisis semiotik, seperti mengumpulkan sumber tertulis dari buku semiotik, Desain Komunikasi Visual, prosedur penelitian, media pembelajaran, video dan komputer.

3. Jelaskan teks tersebut; peneliti memberi perhatian pada makna denotasi, yaitu: unsur-unsur Desain Komunikasi Visual; teknik video dari komunikasi verbal, nonverbal dan visual; jenis tanda ikon, indeks dan simbol.

4. Tafsirkan teks tersebut; tahap ini menggunakan makna konotasi yang merupakan bagian manusiawi dari proses bagaimana mengambil gambar dari VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell seri 4.

5. Jelaskan kode-kode kultural; untuk menjelaskan citra yang diperoleh dari pengetahuan kultural, dengan menciptakan makna tertentu terhadap VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell seri 4.

6. Buat generalisasi; tahap ini menjelaskan bagaimana peneliti membuat sintesis dari VCD pembelajaran menggambar produksi Faber-Castell seri 4.

(19)

F. Tahapan Penelitian

Semiotik analitik digunakan untuk menganalisis semiotik terhadap VCD pembelajaran “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 4” dengan kerangka penelitian sebagai berikut:

Bagan 3.1. Kerangka Tahapan Penelitian. Pertama

Kajian Literatur tentang teori Semiotika berdasarkan teori dari Roland Barthes yaitu jenis makna dan jenis kode serta teori dari Charles Sanders Peirce yaitu jenis tanda.

Kedua

Menonton dan menguraikan hal-hal yang terdapat pada VCD pembelajaran “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 4”.

Keempat

Analisis DKV sesuai dengan kajian teori

Kelima

Analisis semiotik berdasarkan ikon, indeks dan simbol

(20)

Langkah pertama, penelitian ini dimulai dengan melakukan studi literatur mengenai analisis semiotik berdasarkan teori Roland Barthes dan Charles Sanders Peirce.

Langkah kedua, menonton keseluruhan VCD pembelajaran “Menggambar Kreatif bersama Oistein Kristiansen dan Faber-Castell Seri 4”. Setelah menonton video tersebut diperoleh ilmu pengetahuan menggambar yang diajarkan oleh Oistein Kristiansen, cara membuat pola menggambar sederhana dari bentuk hewan yang menghasilkan gambar yang dibuat dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Gambar hewan yang dibuat oleh Oistein Kristiansen walaupun agak berbeda dari hewan yang asli, peneliti dapat mengetahui nama dari hewan tersebut. Hal ini disebabkan karena penandanya mencirikan petanda bentuk hewan aslinya yang direpresentasikan melalui gambar Oistein.

Langkah ketiga, memilah mana yang termasuk komunikasi verbal, non verbal dan visual. Langkah keempat, menganalisis DKV sesuai dengan kajian teori. Langkah kelima, menganalisis semiotik berdasarkan ikon, indeks dan simbol. Hal-hal yang dilakukan dari langkah kedua sampai langkah kelima juga berhubungan dengan makna denotasi.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku:

Alwasilah, A. Chaedar. (2008). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Apriyatno, V. (2007). Cara Mudah Menggambar dengan Pensil. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Atmaja, Y. et al. (2007). Video Komunitas. Yogyakarta: InsistPress.

Audifax. (2006). Imagining Lara Croft: Psikosemiotika, Hiperealitas dan Simbol-simbol Ketaksadaran. Yogyakarta: Jalasutra.

Barnard, M. (2009). Fashion sebagai Komunikasi: Cara Mengomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas dan Gender. Yogyakarta: Jalasutra.

Barthes, R. (1994). Elements of Semiology. USA: Seventeenth Printing.

________. (2007). Membedah Mitos-mitos Budaya Massa: Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol dan Representasi. Bandung: Jalasutra.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bayu, W.M. dan Gora, W.S. (2007). Bikin Film Indie itu Mudah!. Yogyakarta: Andi.

Bracher, M. (1997). Jacques Lacan, Diskursus, dan Perubahan Sosial: Pengantar Kritik-Budaya Psikoanalisis. New York: Cornell University Press.

Budiman, K. (1999). Kosa Semiotika. LKis.

Burton, G. (2008). Yang Tersembunyi di Balik Media: Pengantar Kepada Kajian Media. Yogyakarta: Jalasutra.

Chaney, D. (2009). Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

(22)

David, K. dan A. Manners, A. (1999). Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1983). Hasil Seminar Penelitian

Kebudayaan. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendy, H. (2008). Mari Membuat Film: Panduan menjadi Produser. Yogyakarta: Panduan.

Effendy, O.U. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Einon, Dorothy. (2002). Anak Kreatif. Batam: Karisma Publishing Group.

El Saptaria, R. (2006). Acting Handbook: Panduan Praktis Akting untuk Film dan Teater. Bandung: Rekayasa Sains.

Endraswara, S. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Fiske, J. (2007). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Gregory, S & Caldwell, G. (2008). Video for Change: Panduan Video untuk Advokasi. Yogyakarta: InsistPress.

Halim, N. (2004). Jurus Pintar Kartunis: Teknik Dasar Menggambar Kartun untuk Pemula. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hamalik, O. (2000). Teknologi dalam Pendidikan. Bandung: Yayasan Partisipasi Pembangunan Indonesia.

Harland, R. (2006). Superstrukturalisme: Pengantar Komprehensif kepada Semiotika, Strukturalisme dan Postrukturalisme. Yogyakarta: Jalasutra. Hendratman, H. (2006). Tips n Trix Computer Graphics Design!. Bandung:

Informatika.

(23)

Imaijumi, Y. et al. (1983). Khazanah Pengetahuan Bagi Anak-anak: Tetumbuhan. Jakarta: Tira Pustaka.

______________. (1983). Khazanah Pengetahuan Bagi Anak-anak: Serangga. Jakarta: Tira Pustaka.

______________. (1983). Khazanah Pengetahuan Bagi Anak-anak: Binatang. Jakarta: Tira Pustaka.

Jefkins, F. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga (anggota IKAPI).

Kadir, A. & Ch. Triwahyuni, T. (2003). Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Publisher.

Kusmiati, R.A. et al. (1999). Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan (anggota IKAPI).

Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Madjadikara, A.S. (2005). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan: Bimbingan

Praktis Penulisan Naskah Iklan (Copywriting). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Maryaeni. (2005). Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nuradi. et al. (1996). Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Piliang, Y.A. (2003). Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

__________. (2004). Antara Semiotika Signifikasi, Komunikasi dan Ekstra-Komunikasi” dalam Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Sidakarya.

__________. (2004). Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Yogyakarta: Jalasutra.

Sachari, A. (2002). Estetika: Makna, Simbol dan Daya. Bandung: ITB.

(24)

Santana K., S. (2007). Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Santrock, John W. (2007). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Sardar, Z. (2008). Membongkar Kuasa Media. Yogyakarta: Resist Book.

Sarup, M. (2008). Panduan Pengantar untuk Memahami Postrukturalisme & Posmodernisme. Yogyakarta: Jalasutra.

Sarwono, J. dan Lubis, H. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Severin, Werner J. dan James W. Tankard, Jr. (2008). Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada media Group.

Sihombing, D. (2001). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Simon, H. (1996). Teknik Menggambar. Semarang: Dahara Prize.

Sobur, A. (2006). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

_______. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Stevens, T. (1985). Kaligrafi: dari A sampai Z. Bandung: Angkasa (Anggota

IKAPI).

Stokes, J. (2006). How to Do Media and Cultural Studies: Panduan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Yogyakarta: Bentang.

Storey, J. (2007). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop: Pengantar Komprehensif Teori dan Metode. Yogyakarta: Jalasutra.

Sudjana S., D. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

___________. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

(25)

Sugiharto, B. (2008). Humanisme dan Humaniora: Relevansinya Bagi Pendidikan. Yogyakarta: Jalasutra.

Tarigan, H.G. (1992). Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tinarbuko, S. (2008). Semiotika Komunikasi Visual: Metode Analisis Tanda dan Makna pada Karya Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra. __________. (2009). Iklan Politik dalam Realitas Media. Yogyakarta: Jalasutra. Uchjana Effendy, O. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: P4ST UPI.

Usman, H. dan Setiady. (2004). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Van Zoest, A. (1993). Semiotika: Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Kita Lakukan dengannya. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.

Wardhana, W.A., dan Ardianto, A.S. (2007). Menyingkap Rahasia Jadi Penulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Whitaker, H. dan Halas, J. (2006). Timing for Animation (Pengaturan Waktu untuk Film Animasi). Malang: Bayumedia Publishing – Anggota IKAPI Jatim.

Winarno, S. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito.

Wong, W. (1995). Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung: ITB. ________. (1996). Beberapa Asas Merancang Trimatra. Bandung: ITB.

(26)

Sumber dari Tesis:

Listiani, W. (2007). Bahasa Film Rindu Kami Padamu Karya Sutradara Garin Nugroho: Analisis Struktur, Kode dan Dinamika Tanda. Tesis Magister pada Program Magister Desain ITB. Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber dari Internet: http://id.wikipedia.org

http://www.faber-castell.com

http://www.google.com

http://www.oisteinart.com

(27)
(28)

Lampiran 4.1. Susunan Tim Pembuat VCD Pembelajaran Menggambar Faber-Castell Seri 4.

PRESENTED BY EINSTEIN KRISTIANSEN

LAYOUT ARTIST DIANA NG ANIMATOR SUEANN TEO

EDITORS JOSH YONG JIAHAN

MELVIN LIM CAMERA MELISSA CHEW SIONG CHUNG HUA HENRIK ROALDNES MARLON SORKEN

MARIE OVINES JAN KRISTIANSEN

PRODUCER CAMILLE FAYLONA EXECUTIVE PRODUCER

EINSTEIN KRISTIANSEN MARK HILLMAN

(29)
(30)
(31)

Elly Herliya Bapak Ir. Nana Sury anak bungsu dari d Denpasar-Bali.

Penulis mena 1993, SMP PGRI 11 tahun 1999. Kuliah kemudian bergabung wisudawan I ISI Denp

Penulis perna Unggul (Warung De Penulis mempunyai berukuran paling bes cyber, membuat http://senirupa.upi.edu

komputer. Keinginan Director dan 3D Studi

Penulis memb grafis di garment me untuk melanjutkan p Pendidikan Seni – Sek Penulis bekerja sebag dan freelance designe

RIWAYAT HIDUP

iyani, buah cinta dari pasangan suam uryana Karso (almarhum) dengan Ibu Yani S dua bersaudara, dilahirkan pada tanggal 2

namatkan pendidikan di SD Muhammadiyah 11 Badung lulus tahun 1996, SMK Negeri 2 h S1 di PSSRD Universitas Udayana tahun ng dengan STISI membentuk ISI Denpasar, enpasar tahun 2004.

nah bekerja sebagai desain grafis di CV. W Desain), PT. CSBI Suzuki Bali, dan PT. Su

pengalaman yang sangat berkesan untuk besar (billboard), aktif untuk mengikuti kom

website beralamat di http://www.ro edu, http://pendidikanseni.sps.upi.edu, serta

an yang belum terpenuhi, yaitu belajar progra udio Max.

mberanikan diri untuk melepaskan pekerjaan memproduksi pakaian merek Spicy, dan pind pendidikan S2 (Magister Pendidikan) di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan p

agai asisten dosen di Jurusan Pendidikan Seni R ner.

378

ami istri, yaitu i Suryani, sebagai

2 Juni 1980 di

yah I lulus tahun 2 Denpasar lulus un 1999. PSSRD r, penulis sebagai

Wahana Rancang Suluban Garment. k membuat cetak omunitas di dunia .rosydesigner.com,

a membuat buku gram Macromedia

Gambar

gambar dan suara di VCD Faber-Castell seri 4. Data sekunder yang dikumpulkan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil simpulan dari penelitian perbedaan pengaruh senam vitalisasi otak dan senam lansia terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia, terdapat

penelitian ini adalah: “ Bagaimanakah pengaruh konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) terhadap Informasi Asimetris pada. perusahaan Real Estate

Hasil penelitian ini didapat dari kuesioner yang diberikan peneliti kepada responden dengan hasil sebanyak 38 responden (82, 6%) menyatakan ibu lebih memilih

mengkaji hal-hal yang mempengaruhi peningkatan kesadaran masyarakat dalam hal pengendalian kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang terpadu;.. merumuskan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Yayasan Mizan Amanah telah memiliki Sistem Informasi Manajemen yang cukup baik, hal itu ditunjukkan dengan sudah adanya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik cair terhadap konsumsi air minum dan mortalitas pada broiler.. Penelitian ini dilakukan

Materi pembelajaran dalam Mata Kuliah Logika disusun dalam 6 pokok bahasan, yaitu: konsep logika proposisi yang mencangkup operator, hukum, dan tabel logika, konsep logika predikat

15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) menurut Undang-Undang Bank Indonesia (UUBI) dengan pidana penjara/kurungan, dikhawatirkan denda tidak akan dibayar karena