• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri Kota Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri Kota Serang."

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

iii

C. Fokus dan Pertanyaan Penelitian………..7

D. Tujuan Penelitian……….10

E. Definisi Operasional………11

F. Manfaat Penelitian………..14

BAB II. MODEL PEMBELAJARAN POBLEM SOLVING DI SMP………15

A. Teori Belajar………..15

B. Model Pembelajaran………...20

1.Konsep Dasar Model Pembelajaran………20

2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran……..21

3.Jenis Model Pembelajaran………..23

C. Problem Solving Solving sebagai Model Pembelajaran………..,.24

D. Landasan Filosofis dan Psikologis Model Pembelajaran Problem Solving…………..………..29

E. Karakteristik Siswa SMP………...31

1. Perkembangan Kognitif………...31

2. Perkembangan Moral………...33

(2)

iv

1. Karakteristik bidang Studi IPS………34

2. Tujuan Pembelajaran IPS……….38

3. Hakekat Bidang Studi IPS………..41

4. Pembelajaran IPS di SMP………43

a.Kurikulum IPS di SMP……….43

b.Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran IPS di SMP………46

c. Guru Mata Pelajaran IPS………..47

d. Peningkatan Hasil Belajar………49

G. Kemampuan Berpikir……….50

1. Jenis-jenis pengembangan Kemampuan Berpikir………51

2. Kemampuan Berpikir Kritis……….53

H. Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran IPS………..55

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………58

D. Teknik dan Alat pengumpulan Data...………...65

E. Langkah-langkah Penelitian………...………67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN………102

A. Diskripsi Hasil Penelitian……….102

B. Pengembangan Model Pembelajaran Pada Mata pelajaran IPS..118

C. Hasil Penelitian Lapangan………121

D. Pembahasan………..146

1. Perencanaan Model Pembelajaran problem Solving yang Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis…….………….155

2. Pengembangan Pelaksanaan Model pembelajaran problem Solvig yang Dapat meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis………...163

3. Pengembangan Evaluasi model pembelajaran problem Solving pada Mata pelajaran IPS………..………..167

(3)

v

5. Hasil Belajar Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran dengan

Model Pembelajaran Problem Solving……….. 174

6. Karakteristik Model Hasil pengembangan……….176

a. Faktor pendukung……….177

b. Kendala-kendala dalam Pengembangan Model pembelajaran Problem Solving……….178

1. 143 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………180

A. Simpulan ………...180

B. Rekomendasi……….181

(4)

vi

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen..……….72

3.2 Kisi-kisi Penilaian kemampuan Berpikir Kritis………76

4.1 Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman……….103

4.2 Persepsi Guru Mengenahi Tugas dan Fungsinya…..……….104

4.3 Persepsi Guru Terhadap pembelajaran IPS……..……….105

4.4 Persepsi Guru Tentang Model pembelajaran Problem Solving……..…...107

4.5 Persepsi Guru Tentang Perencanaan Pembelajaran…..……….108

4.6 Persepsi Guru Tentang Implementasi…..………..111

4.7 Persepsi Guru Terhadap Evaluasi Hasil Belajar………..………..112

4.8 Sarana dan Prasarana Milik Sekolah…..………114

4.9 Persepsi Siswa Terhadap Minat dan Cara Belajar………..115

4.10 Persepsi Siswa Mengenahi Cara, Media dan Evaluasj…..………117

4.11 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru.………122

4.12 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru (kualitas)……….122

4.13 Hasil Belajar Siswa ( uji coba terbatas 1)………..………123

4.14 Paired Samples Test……..……….124

4.15 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru……….………127

4.16 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru (kualitas)….………127

4.17 Hasil Belajar Siswa ( uji coba terbatas 1)………..128

4.18 Paired Samples Test………..……….129

4.19 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru………..131

4.20 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru (kualitas)………..132

4.21 Hasil Belajar Siswa ( uji coba terbatas 1)………..133

4.22 Paired Samples Test………..……….134

4.23 Hasil pengujian Uji Coba Luas I……….…..139

4.24 Hasil pengujian Uji Coba Luas II………..142

4.25 Hasil pengujian Uji Coba Luas III..………..145

(5)

vii

DAFTAR BAGAN/GAMBAR

1.1 Peta Variabel Model Pembelajaran Problem Solving………8

3.1 Langkah langkah Penelitian……….71

4.1 Bagan………..152

4.2 Desain model pembelajaran Problem Solving………153

4.1 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas I (kuantitas)………..137

4.2 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas I (kualitas)…….………...137

4.3 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas II (kuantitas)…..…………..….140

4.4 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas II (kualitas)...………….…..….140

4.5 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas III (kuantitas)………..….143

4.6 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas III (kualitas)………..……..….144

4.7 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas I (kuantitas)………..…....168

4.8 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas I (kualitas)…..………….…….169

4.9 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas II (kuantitas)……….169

4.10 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas II (kualitas)..……….170

4.11 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas III (kuantitas)……..………….170

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak didik agar dapat menemukan dirinya. Ini artinya pendidikan adalah suatu proses untuk membentuk seseorang agar menjadi manusia yang manusia. Dalam hal ini perlu ada kematangan sehingga pendidikan menjadi sebuah proses pendewasaan diri seseorang dan masyarakat. Dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1, butir 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat, bangsa dan negara.

(7)

sebagaimana pada catatan BPS tahun 2000 bahwa terbukti penduduk yang belum tamat sekolah dasar dan yang berpendidikan sekolah dasar masih mendominasi yakni sebesar 75 %, dibandingkan dengan tingkat pendidikan SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi yang hanya 25 %. Untuk itu upaya yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan pendidikan dasar dan lanjutan pertama yakni dengan melaksanakan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang terkenal dengan “ Wajardiknas”.

(8)

Memperhatikan tujuan pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial, maka topik topik yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial seharusnya disajikan dengan cara menarik, dengan menggunakan permasalahan riil sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis, mampu belajar memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial, sehingga siswa merasa tertarik dan melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar, apalagi pada tujuan itu memuat pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah.Sebagaimana pendapat Hasan (1996:12) bahwa kemampuan bukan saja berhubungan dengan disiplin ilmu sosial tertentu tetapi juga dapat berupa kemampuan yang bersifat umum dalam menghadapi masalah sehari-hari. Seorang siswa dalam kenyataan kehidupan sehari-harinya pun tidak lepas dari keharusan membuat berbagai macam keputusan.

(9)

masalah hendaknya dimaknai secara positif karena dengan adanya masalah orang akan mencoba melakukan problem solving/pemecahan masalah untuk mengatasi masalah yang dihadapinya atau bisa jadi orang mengatasi masalah untuk mencapai kemajuan, Sukmadinata (2004:241) mengemukakan, kemajuan sesungguhnya dicapai karena keberhasilan manusia memecahkan masalah yang dihadapinya. Hampir semua kemajuan, pembaharuan, temuan atau inovasi berawal dari adanya masalah, hambatan, kesulitan, ancaman. Orang, kelompok atau bangsa yang maju adalah yang mampu mengatasi dan memecahkan masalah.

Sehubungan dengan pentingnya mengembangkan kemampuan memecahkan masalah ini, Sanjaya (2006:214) mengungkapkan dengan mengajarkan pemecahan masalah kepada siswa akan mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Lemahnya kemampuan berpikir kritis siswa dan kemampuan memecahkan masalah merupakan masalah yang menggejala, dari hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan terjadi pada siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Serang, dimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah masih rendah dan nampaknya perlu diupayakan untuk meningkatkan kemampuan tersebut melalui pengembangan metode pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah.

(10)
(11)

Melihat kenyataan tersebut maka konsep pembelajaran IPS sekarang ini perlu diubah, dengan kata lain strategi pembelajaran yang digunakan perlu divariasikan dengan berbagai metode yang dapat memberikan kesempatan siswa berperan aktif sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Untuk mengatasi masalah-masalah dalam pencapaian tujuan pembelajaran IPS SMP di Kota Serang , maka penulis akan menggunakan model pembelajaran problem solving yang merupakan suatu cara belajar aktif yang mengembangkan kemampuan anak untuk berfikir dan bertindak secara logis, kreatif dan kritis untuk memecahkan masalah. Model ini dikembangkan agar melatih peserta didik untuk berpikir kritis, sehingga dapat mendorong dan mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik yang pada akhirnya mampu memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Pemecahan masalah sangat penting dalam proses belajar mengajar agar anak dapat mengembangkan cara berpikir memecahkan masalah yang dijumpai sehari-hari baik di lingkungan terdekat maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas, dibekali kemampuan menghadapi tantangan baru yang akan muncul dalam kehidupannya di masa depan sesuai dengan perkembangan jaman, dibekali kemampuan dasar bagaimana menanggapi masalah, merumuskan masalah dan memilih alternatif pemecahan secara tepat.

B. Rumusan Masalah

(12)

Kondisi ini kecenderungan pengelolaan pembelajaran lebih berorientasi pada proses menghafal materi pelajaran. Artinya dalam setiap kegiatan pembelajaran guru memandang siswa sebagai objek yang harus diisi dengan berbagai informasi. Pola pembelajaran yang satu arah ini mengakibatkan kemampuan berpikir siswa tidak berkembang dan jauh dari tujuan ideal. Untuk itu perlu dilakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat. Inovasi yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu mengembangkan model problem solving yang dipandang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Bertumpu pada preposisi yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu “Model pembelajaran problem solving bagaimanakah yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir

kritis siswa pada mata pelajaran IPS ?”.

C. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

(13)

lainnya. Berikut perumusan peta variabel variabel yang yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa.

Sumber: dimodifikasi dari Sukmadinata (2008:276) Gambar 1.1

Peta Perumusan variabel penelitian

Dari peta variabel diatas dapat diketahui bahwa ada lima variabel pokok yang saling mempengaruhi terhadap proses pembelajaran IPS . Pertama, kurikulum yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran dan evaluasi hasil belajar. Kedua, kondisi guru yaitu latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar. Ketiga, kondisi siswa yang berhubungan dengan minat belajar IPS , tingkat kecerdasan siswa, motivasi belajar dan latar belakang sosial siswa. Keempat, sarana dan prasarana yaitu yang berhubungan dengan media dan

PBM

(14)

sumber belajar dan kelima lingkungan, dimana sekolah,keluarga dan masyarakat itu berada.

Kelima variabel pokok tersebut penulis bagi menjadi dua kategori yakni variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2009:61) Variabel independen disebut sebagai variabel bebas, adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) . Variabel dependen (variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah model pembelajaran problem solving dan sebagai variabel terikatnya adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

(15)

proses pembelajaran akan dibatasi pada desain, implementasi dan evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan fokus masalah yang penulis uraikan diatas maka dikembangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai landasan pemikiran bagi peneliti , adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi pembelajaran IPS saat ini dilihat dari perencanaan, implementasi, dan evaluasi pembelajaran yang terkait dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis

2. Model pembelajaran problem solving yang bagaimana yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dilihat dari perencanaan, implementasi dan evaluasinya?

3. Bagaimana kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan model pembelajaran problem solving?

4. Faktor apakah yang mendukung dan menghambat dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?

D. Tujuan penelitian

(16)

tersebut yang masih umum maka dapat dijabarkan mejadi tujuan yang lebih rinci antara lain:

1. Memperoleh gambaran kondisi pembelajaran IPS di SMP saat ini terutama dilihat dari : perencanaan, implementasi dan evaluasi terkait dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri di Kota Serang.

2. Menemukan desain model pembelajaran problem solving yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri di Kota Serang .

3. Mengetahui efektifkah penggunaan model pembelajaran problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar siswa SMP Negeri di Kota Serang .

4. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat model pembelajaran problem solving dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP.

E. Definisi Operasional

(17)

dalam bentuk yang dapat diobservasi , diukur atau diamati ( tidak kabur) dan dapat diuji . Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini, adalah:

1. Model Pembelajaran Problem solving .

Model Pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum atau rencana pembelajaran jangka panjang. Model pembelajaran memiliki a) tujuan, b) langkah-langkah kegiatan, c)peranan guru dan siswa, d) menggunakan berbagai metode, e) dukugan system seperti alat bantu dan evaluasi.Model Pembelajaran Problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan masalah atau jawabannya oleh siswa.Permasalahan itu dapat diajukan atau diberikan guru kepada siswa , dari siswa bersama guru, atau dari siswa sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan pembelajaran siswa. Jadi model ini memberikan tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Adapun langkah langkah model pembelajaran problem solving sebagai berikut:

a. merumuskan masalah b. merumuskan hipotesis

c. mengumpulkan dan mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis

d. pembuktian hipotesis

(18)

2. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan jenis berpikir yang konvergen , yaitu menuju satu titik . Lawan dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif yaitu jenis berpikir yang divergen yang bersifat menyebar dari satu titik. Berpikir kritis adalah suatu proses yang dilakukan manusia secara spesifik dengan cara mengidentifikasi dan mengkaji kearah yang lebih sempurna dan terfokus dengan apa yang diyakininya untuk sebuah keputusan dengan alasan alasan yang memadai dan logis.Proses yang dilakukan manusia secara spesifik dan mengkaji kearah yang lebih sempurna merupakan ciri-ciri yang terdapat pada proses berpikir tingkat tinggi.

Adapun ciri-ciri berpikir kritis menurut Costa (1985:277) diantaranya:

Pandai mendeteksi permasalahan, mampu mengidentifikasi perbedaan perbedaan informasi, mengumpulkan data untuk pembuktian,mampu mengidentifikasi, mampu mendaftar alternative pemecahan masalah dengan masalah lainnya, mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya, mampu menarik kesimpulan yang tersedia yang diperoleh dari lapangan, mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia, mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi dan mampu mengklasifikasikan informasi serta ide.

Dari kutipan diatas kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan membuktikan, mengidentifikasi, membuat hubungan yang berurutan hingga mengambil kesimpulan dari permasalah yang ada.

(19)

permasalahan yang satu dengan permasalahan yang lain, dan penarikan kesimpulan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah

1. Bagi guru, khususnya yang mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama penelitian ini dapat menambah wawasan guru di lapangan dan dapat dijadikan acuan bagi guru dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

2. Bagi Kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial di sekolahnya.

3. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi untuk dijadikan alternatif model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Bagi masyarakat yang tergabung dalam komite sekolah, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk dipromosikan kembali kepada masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan.

(20)
(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model pembelajaran problem

solving yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada

siswa SMP kelas VIII. Pengembangan model ini menggunakan pendekatan penelitian

dan perkembangan ( research and development) R & D yang merujuk pada teori Borg

dan Gall (2003; 571). Langkah-langkah penelitian dari proses penelitian ini mengacu

pada siklus, yang mendasar pada kajian dan temuan penelitian untuk kemudian

dikembangkan menjadi suatu produk.

Sesuai dengan karakteristik masalah yang dikaji, kegiatan penelitian ini

didasarkan pada penelitian dan pengembangan, oleh karena itu harus dikerjakan

secara kolaboratif dan efektif. Sukmadinata (2006:167)mengatakan bahwa dalam

penelitian dan pengembangan ada beberapa metode yang digunakan diantaranya

adalah :

a. Metode deskriptif, yang digunakan dalam pnelitian awal untuk menghimpun

data tentang kondisi yang ada.

b. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba

(22)

c. Metode eksperimen, yang digunakan untuk menguji keampuhan dari produk

tersebut.

Metodologi penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengembangan

model pembelajaran problem solving dalam upaya meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa SMP pada mata pelajaran IPS. Dari aspek pendekatan

metodologi, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini

menurut Brog dan Gall (2003:571) mencakup 10 (sepuluh) langkah, yaitu:

1) Research and information collecting (Penelitian dan pengumpulan informasi).

Tahap ini merupakan studi pendahuluan sebagai bentuk pengumpulan data,

pengukuran kebutuhan, studi literature, observasi, penelitian dalam skala

kecil, serta pertimbangan untuk menunjang penelitian dan pengembangan

model problem solving pada mata pelajaran IPS.

2) Planning (perencanaan), merupakan tahapan perancangan berbagai kegiatan

dan prosedur yang akan ditempuh dalam penelitian diantaranya perumusan

tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau

langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam skala kecil, yaitu uji

terbatas penelitian dan pengembangan model pembelajaran problem solving

(23)

3) Develop preliminary from of product (pengembangan produk awal),

Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrument

evaluasi. Pengembangan produk awal adalah menyusun model pembelajaran

problem solving pada mata pelajaran IPS berdasarkan studi pendahuluan.

4) Preliminary field testing (uji coba awal) merupakan kegiatan uji coba

lapangan awal yang melibatkan sekolah dan subyek dalam jumlah terbatas.

Pada tahap ini dilakukan analisis data berdasarkan angket, hasil wawancara

serta observasi. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh deskripsi data

kualitatif awal dan model hipotetik yang akan diujicobakan pada langkah

berikutnya.

5) Main product revision (revisi produk) , yaitu meliputi kegiatan memperbaiki,

dan menyempurnakan hasil ujicoba terbatas mengenahi pelaksanaan dan

pengembangan model pembelajaran problem solving pada mata pelajaran IPS

dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, yang hasilnya akan dijadikan

bahan uji coba yang lebih luas.

6) Main field testing (uji coba utama), yaitu uji coba model yang lebih luas

dengan melibatkan sekolah dan subyek dalam jumlah yang lebih banyak. Data

yang dikumpulkan adalah kuantitatif pre-test dan post-test dan hasilnya

(24)

lebih luas akan dilakukan pada tiga sekolah ( SMP N 11 Kota Serang, SMP N

15 Kota Serang dan SMP 17 Kota Serang)

7) Operational product revision ( penyempurnaan produk hasil uji lapangan).

Merupakan langkah yang ditempuh untuk merevisi secara operasional dengan

menggunakan informasi dan data yang terkumpul melalui uji coba lapangan

di tahap pertama sehingga pada tahap ini dan atau selanjutnya dapat dilakukan

peningkatan dan penyempurnaan produk penelitian.

8) Operational field testing (uji coba operasional) , yaitu uji coba model yang

melibatkan sekolah dan subyek yang lebih banyak. Pada langkah ini data

dikumpulkan dari angket, observasi, hasil wawancara yang kemudian

dianalisis.

9) Revisi produk akhir (final product revision), yang didasarkan pada model

operasional dan uji coba model yang lebih luas.

10)Penyebaran dan distribusi (dissemination and distribution), pada langkah ini

dilakukan monitoring sebagai control terhadap kualitas model.

Dari kesepuluh langkah yang dikembangkan oleh Borg dan Gall tersebut diatas,

dalam penelitian ini hanya menggunakan langkah pertama sampai ke tujuh yang telah

diadaptasikan sesuai dengan keperluan penelitian tanpa mengurangi dari penelitian

(25)

menjadi tiga tahap , menurut Sukmadinata ( 2008 : 184) yang memungkinkan

dilakukan oleh peneliti, yaitu:

1. Studi pendahuluan. Pada tahap ini akan dikaji teori-teori yang berkaitan

dengan model pembelajaran problem solving beserta hasil-hasil penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, serta kondisi yang aktual

pembelajaran yang dilaksanakan dalam peningkatan kemampuan berpikir

kritis.

2. Perencanaan dan pengembangan Model. Pada tahap ini akan dirumuskan

tujuan pengembangan dan rancangan model pembelajaran problem solving.

Dalam menyusun rancangan model dilakukan beberapa kegiatan antara lain:

mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum

yang berlaku, merumuskan materi, evaluasi, metode dan media dalam

pembelajaran.

3. Uji coba model. Pada tahap ini ada dua langkah yang dilakukan yaitu pertama

uji coba terbatas dan kedua uji coba luas. Selama pelaksanaan uji coba

terbatas dilakukan pengamatan dengan mencatat hal-hal yang dianggap

penting selama proses pembelajaran berlangsung, setelah dilakukan uji coba

terbatas dilakukan revisi dan penyempurnaan berdasarkan hasil uji coba

(26)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian untuk pengembangan model problem solving, pada

pelaksanaan uji coba terbatas pada 1 sekolah yakni Smp N 10 Kota Serang dengan

kelas paralel yang diambil 1 kelas. Sedangkan untuk ujicoba luasnya dilakukan pada

3 sekolah yang mewakili kelas tinggi, sedang, rendah yakni di SMP N 15 Kota

Serang, SMP N 11 Kota Serang, SMP N 17 Kota Serang.. Alasan pengambilan lokasi

ini didasarkan pada pertimbangkan yaitu pertama peneliti tinggal dan bekerja di Kota

Serang, serta adanya dukungan dari kepala sekolah dan dukungan dari pihak guru

IPS di sekolah tersebut yang mau bekerjasama membantu peneliti, kedua SMP N 15

Kota Serang merupakan sekolah yang sudah lama berdiri di Kota Serang yang

dulunya bernama SMP N 7 Serang dan dilihat dari hasil lulusannya sekolah ini

mendapat akreditas sangat baik, ketiga SMP N 11 Kota Serang mendapat akreditasi

sedang , keempat SMP N 17 Kota Serang merupakan sekolah yang mendapat

akreditasi cukup.

C. Subyek Penelitian

Adapun subyek penelitianya adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas

VIII pada semester 2 di empat sekolah , dan masing-masing sekolah diwakili oleh

satu kelas yang merupakan kelas inti pada sekolah tersebut. Jumlah subjek penelitian

yaitu 12 orang guru IPS dari empat SMP, yakni SMP N 10 Kota Serang dengan

(27)

kelas VIII 30 siswa , SMP N 17 Kota Serang dengan jumlah siswa 35, dan SMP N 11

Kota Serang dengan jumlah siswa 34. Adapun subyek penelitian meliputi populasi

dan sampel penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekumpulan obyek/subyek yang dapat berupa orang,

benda peristiwa maupun gejala yang terjadi disekeliling kita. Selain itu

populasi bukan hanya sekedar kumpulan yang menunjukkan kuantitas suatu

obyek/subyek penelitian , tetapi seluruh krakteristik/sifat yang dimiliki subyek

atau obyek tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2009: 117)

bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnya.

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana model

pembelajaran problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa tingkat SMP pada mata pelajaran IPS.Maka yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah manusia , yaitu siswa kelas VIII semester

dua pada 24 sekolah negeri di Kota Serang.

2. Sampel penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data yang dianggap mewakili karakterisik/sifat yang dimiliki oleh populasi

(28)

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan

sampel pada studi pendahuluan menggunakan teknik cluster sampling ( area

sampling) berdasarkan area di 6 lokasi kecamatan di Kota Serang , yakni kecamatan

Serang, Cipocokjaya, Walantaka, Curug, Kasemen, Taktakan. Tiap kecamatan

diambil satu sekolah.

Pengembangan model pembelajaran pada uji coba terbatas pengambilan

sampel menggunakan teknik purposive sampling dilakukan pada satu sekolah (SMP

N 10 Kota Serang) untuk uji coba terbatas adapun alasan pemilihan sekolah tersebut

merupakan sekolah pada kategori sedang . Untuk uji coba luas pengambilan sampel

dengan menggunakan teknik stratified random sampling dipilih tiga sekolah yakni

(SMP N 11 Kota Serang, SMP N 15 Kota Serang , SMP N 17 Kota Serang) . Ketiga

sekolah ini mewakili kategori sekolah peringkat atas, sedang dan rendah.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk menunjang terlaksananya penelitian ini digunakan alat pengumpulan

data berupa instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah 1)

observasi, 2) angket, 3) wawancara, 4) tes, dan 5) studi dokumentasi. Pada studi

pendahuluan dilakukan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi,

sedangkan pada tahap uji coba terbatas menggunakan observasi, wawancara dan

(29)

1.Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati merekam

dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam

kegiatan observasi di kelas VIII pada mata pelajaran IPS peneliti menggunakan

pedoman observasi yang berbentuk format isian dengan memberikan atau

membubuhkan tanda centang(v) pada aspek yang muncul. Tujuan observasi adalah

untuk memantau proses, hasil dan dampak perbaikan pembelajaran yang

direncanakan.

2.Angket

Angket atau kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

perencanaan , pelaksanaan, dan evaluasi yang telah dilakukan dalam pembelajaran

IPS, dan proyeksi-proyeksi pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

problem solving.

3.Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan guru IPS , siswa,

dan kepala sekolah . Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peneliti

memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada sumber data maka diperlukan

alat-alat bantu wawancara seperti buku catatan, tape recorder, dan camera. Tujuan

dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan data pelaksanaan pembelajaran IPS

(30)

4.Tes

Tes ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran yang didasarkan

pada model pembelajaran problem solving. Tes ini juga untuk mengetahui hasil

pembelajaran setelah menggunakan model pembelajaran problem solving.

5.Dokumentasi

Dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dokumen-dokumen yang ada seperti bahan/ materi , RPP, Silabus dan soal ulangan.

E. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah langkah penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang dikemukakan

Sukmadinata (2008:184) sebagai penyederhana dari 10 langkah dari Gall dan Borg

(2003:571), yaitu studi pendahuluan, pengembangan model dan uji coba model.

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran/data awal tentang

berbagai kondisi dan potensi di lapangan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini

antara lain sebagai berikut:

a. Mengkaji kondisi dan perilaku pembelajaran IPS saat ini

(31)

c. Mengkaji teori-teori yang relevan dengan model pembelajaran problem

solving dan kemampuan berpikir kritis.

d. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan pelaksanaan

model pembelajaran problem solving dan berpikir kritis siswa

e. Melakukan kegiatan survai lapangan ditujukan untuk menghimpun data

tentang kondisi pembelajaran IPS di SMP saat ini. Aspek aspek yang diteliti

menyangkut perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, model pembelajaran

yang digunakan, evaluasi hasil belajar, penggunaan media dan fasilitas

pembelajaran. Selain itu dari guru didapatkan data mengenahi latar belakang

guru dan siswa, seperti latar belakang pendidikan, pengetahuan dan persepsi

tentang pembelajaran IPS dan motivasi belajar IPS.

2. Tahap penyusunan dan perencanaan model

Melalui penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada mata pelajaran

IPS dengan merujuk pada domain teknologi pembelajaran diharapkan dapat mencapai

hasil yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Merumuskan desain pembelajaran terdiri atas

• Melihat dan mengkaji kurikulum di SMP sebagai acuan program

pengajaran berupa analisis materi pelajaran dan persiapan pengajaran

(RPP)

(32)

• Pengembangan materi,media, metode dan model pembelajaran

problem solving yang ideal .

• Menyusun langkah-langkah pembelajaran problem solving untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

b. Merumuskan kawasan pengembangan, yaitu meliputi pengembangan strategi

pembelajaran berdasarkan sumber yang relevan.

c. Merumuskan kawasan pemanfaatan yakni pemanfaatan media dan

implementasinya pada proses pembelajaran.

d. Merumuskan kawasan pengelolaan yaitu pengelolaan alokasi waktu, fasilitas

belajar dan sistem penyampaian.

e. Merumuskan kawasan penilaian, yaitu penilaian formatif maupun penilaian

sumatif.

3. Tahap pengujian dan pengembangan(Uji coba program pembelajaran).

Pada tahap ini dilakukan pengujian model dengan menguji kelebihan model

pembelajaran problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

dibandingkan dengan model yang biasa digunakan oleh guru. Dalam tahapan ini

digunakan tiga sekolah untuk uji coba luas yang mewakili sekolah baik, sedang dan

kurang.

Dengan melihat tahapan diatas maka penelitian dan pengembangan (Research

and Development) merupakan metode penghubung atas pemutus kesenjangan

(33)

penelitian-penelitian dasar yang bersifat teoritis saja dengan penelitian terapan yang

bersifat praktis.Dengan kesenjangan yang dimaksud menurut Sukmadinata

(2008:165) dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan

pengembangan (Research and Development ). Maka melalui metode penelitian dan

pengembangan hasil yang diharapkan dalam penelitian adalah untuk menghasilkan

suatu model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa pada mata pelajaran IPS di SMP.

Ketiga tahapan pelaksanaan penelitian pengembangan model pembelajaran

(34)
(35)

F. Pengembangan Instrumen

Mengacu kepada definisi operasional dan penjelasan istilah yang telah

dikemukakan pada Bab I, maka dikembangkan instrumen penelitian . Sebelum

disusun butir-butir pertanyaan terlebih dahulu dibuat kisi-kisi penyusunan instrumen

yang memetakan permasalahan, sub masalah, indikator, sumber data, dan teknik

pengumpulan data yang digunakan. Berpegang pada kisi-kisi tersebut dirumuskan

butir-butir pertanyaan. Sebelum instrument-instrumen tersebut digunakan dalam

penelitian diadakan penilaian dan ujicoba . penilaian akan dimintakan dari para ahli

terutama pembimbing, sedangkan uji coba instrumen akan dilakukan kepada

guru(untuk angket) dan siswa (untuk tes). Setelah mendapatkan

penyempurnaan-penyempurnaan baru digunakan dalam penelitian sebenarnya.

Tabel : 3.1

Kisi-kisi Penyusunan Instrumen penelitian

Masalah Sub masalah Indikator Sumber Data

(36)
(37)

Bagaimana - Kesesuaian alokasi waktu

- Tujuan diadakannya

- cara siswa belajar IPS - persepsi siswa terhadap

cara guru mengajar IPS di kelas

- aktivitas siswa di kelas menurut persepsi siswa .

(38)

Bagaimana sarana dan prasarana yang dapat

mendukung pembelajaran IPS

Guru, Kepala Sekolah

dan Ka TU

(39)

Tabel 3.2

Kisi kisi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis

Masalah Sub masalah Indikator sumber data

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara,catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara

(40)

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola , memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami. (Sugiyono,

2005:89)

Data yang telah dikumpulkan melalui berbagai alat pengumpul data,

selanjutnya diolah dan dianalisis dengan rasional (induktif dan deduktif). Data hasil

belajar siswa dianalisis dengan menggunakan teknik persentase dan uji –t.

Pengumpulan dan penganalisisan data dilakukan selama proses penelitian

berlangsung (tahap perencanaan, pelaksanaan dan kulminasi). Prosedur yang

dilakukan dalam analisa data ini meliputi: analisa data, refleksi dan tindakan.

H. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri di Kota Serang pada kelas VIII semester 2 tahun pelajaran 2009/2010 mulai

bulan Maret sampai bulan Mei 2010.

I.Uji Coba Terbatas

Pelaksanaan uji coba model pembelajaran dilakukan melalui uji coba terbatas

dan uji coba luas. Uji coba terbatas dilakukan disatu sekolah yakni SMP N 10 Kota

Serang dengan tiga kali pertemuan setiap kali pertemuan 2 jam pelajaran. Sebelum

dilaksanakan uji coba model pembelajaran dilakukan pretest untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan penguasaan materi sebelum dilaksanakan proses

(41)

atau posttest tujuannya untuk mengetahui sejauh mana model tersebut berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa . Hal ini dilakukan pada uji coba terbatas pertama, kedua

dan ketiga.

Tujuan dilakukan uji coba terbatas yakni untuk mengetahui kesesuaian dan

kebermaknaan model pembelajaran yang dikembangkan. Melalui uji coba terbatas

akan dilakukan perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan guna

menyempurnakan model pembelajaran yang digunakan, hasil penyempurnaan pada

uji coba terbatas akan siap digunakan di uji coba lebih luas. Adapun penyempurnaan

model pada kegiatan uji coba terbatas difokuskan pada perencanaan,implementasi

pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

1. Uji Coba Terbatas Pertama (siklus 1)

Draf uji coba terbatas pertama difokuskan pada kegiatan perencanaan,

implementasi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Desain model pembelajaran uji

(42)

Draf Awal Uji Coba Pertama (siklus 1)

I. Rancangan

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa memahami permasalahan ketenagakerjaan dalam kegiatan ekonomi dan upaya penanggulangannya

2. Materi Pembelajaran

Tenaga kerja ( masalah menjadi titik tolak pembahasan)

3. Metode Pembelajaran

Metode ceramah, tanyajawab, diskusi

4. Media dan Sumber Pembelajaran

a. Sumber buku IPS Terpadu kelas VIII semester 2

b. Media pembelajaran yang relevan dengan pokok pembahasan

5. Evaluasi

a. Evaluasi proses b. Evaluasi hasil

II. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pendahuluan

• Memberi salam kepada siswa

• Memeriksa kehadiran kehadiran siswa dan membentuk kelompok

diskusi

• Menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan

• Mengadakan pretest

b. Kegiatan Inti

Perumusan Masalah

Perumusan Hipotesis

• Mengumpulkan dan mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis

Pembuktian hipotesis

Menentukan pilihan penyelesaian

c. Kegiatan Penutup

Menyimpulkan materi

• Menanyakan kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung

Memberi tugas dirumah (PR)

III. Evaluasi

(43)

a) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan siklus 1 berpedoman pada draf model awal

pembelajaran problem solving yang telah disusun berdasarkan hasil refleksi studi

pendahuluan. Draf awal tersebut berupa RPP model pembelajaran problem solving

seperti yang disajikan diatas.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I adalah implementasi perencanaan tindakan

siklus 1 yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dengan

menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanyajawab, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Kegiatan awal (pendahuluan) alokasi waktu 20 menit (dilakukan secara

klasikal)

• Guru memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran hari ini.

• Guru menyampaikan topik dan tujuan yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari siswa.

• Guru melakukan pretest.

2. Kegiatan Inti alokasi waktu 40 menit

(44)

• Guru menyampaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran

• Guru membimbing siswa agar termotivasi untuk merumuskan

permasalahan secara aktif.

• Guru dan siswa menetapkan rumusan masalah yang disepakati

bersama.

b)Tahap perumusan hipotesis

o Guru mengarahkan siswa agar memberi jawaban sementara berkaitan

dengan permasalahan yang sedang dikaji.

o Masing-masing kelompok memberikan hipotesis sesuai dengan

rumusan masalah.

c) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian

hipotesis.

o Secara berkelompok menjaring informasi yang ada sesuai dengan

pertanyaan yang diajukan guru.

o Siswa secara berkelompok mengolah informasi yang diajukan sesuai

dengan permasalahan yang diajukan.

d)Tahap pembuktian hipotesis

Siswa membuktikan bahwa sektor tenaga kerja dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat.

e) Tahap menentukan pilihan penyelesaiannya

o Merumuskan penyelesaian masalah berdasarkan hasil temuan dalam

pengujian hipotesis.

(45)

o merumuskan kesimpulan pemecahan masalah pada pokok bahasan dari

hasil diskusi

3. Kegiatan Penutup alokasi waktu 20 menit

• Siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan guru.

• Siswa mengerjakan soal post test

• Refleksi

c) Observasi/Pengamatan

Observasi /pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru dan siswa dalam

pelaksanaan tindakan pembelajaran. Pelaksanaan observasi tersebut dibantu oleh

seorang kolaborator, yaitu seorang rekan guru. Pengamatan terhadap guru dilakukan

pada aspek-aspek pelaksanaan pembukaan pembelajaran, kegiatan inti dan penutup.

Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran yakni

mengenahi keaktifan siswa dalam diskusi.

Berdasarkan pengamatan kolaborator diperoleh masukan sebagai berikut:

• Dalam pembukaan guru kurang memotivasi siswa sehingga siswa kurang

(46)

• Dalam proses kegiatan inti, siswa kurang aktif, hanya beberapa anak yang

tergolong prestasinya baik saja yang aktif, sehingga proses pembelajaran

kurang begitu hidup.

• Para siswa sebagian besar lambat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan guru.

d.) Refleksi

Setelah rencana tindakan siklus I dilaksanakan, diamati prosesnya dengan

bantuan kolaborator , direnungkan serta didiskusikan hasilnya, diperoleh hasil

refleksi sebagai berikut: dari segi proses, pelaksanaan model pembelajaran problem

solving model awal pada ujicoba terbatas siklus 1 masih menunjukkan beberapa

kelemahan yaitu siswa kurang bersemangat dan kurang aktif dalam proses

pembelajaran. Dari segi hasil belajar model pembelajaran ini belum menunjukkan

hasil maksimal meskipun terjadi peningkatan kemampuan dari hasil pretest dan hasil

postest.

Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan penyempurnaan pada siklus

berikutnya berupa upaya upaya sebagai berikut:

• Pemberian motivasi lebih optimal dalam pembukaan.

(47)

2. Uji Coba Terbatas Kedua (Siklus 2)

Pelaksanaan pengembangan model pembelajaran problem solving pada uji

coba terbatas kedua dilakukan dengan memperhatikan saran maupun usulan yang

diberikan pada refleksi siklus 1 yakni pemberian motivasi lebih optimal dan

penambahan penggunaan metode penugasan. Draf uji coba terbatas kedua difokuskan

pada kegiatan perencanaan, implementasi dan evaluasi hasil belajar.

a. Desain pembelajaran

Persiapan mengajar pada uji coba terbatas ke dua merupakan hasil revisi dari

uji coba terbatas pertama. Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan format yang

sama yakni topic kegiatan, tujuan pembelajaran, media , langkah-langkah

pembelajaran dan evaluasi. Desain pembelajaran uji coba terbatas ke dua sebagai

berikut:

Draf Uji Coba Terbatas Kedua (siklus 2)

I. Rancangan

1. Tujuan Pembelajaran

a. Standar Kompetensi, memahami kegiatan perekonomian Indonesia

b. Kompetensi Dasar, mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya

c. Indikator

• Mengidentifikasi permasalahan dasar yang berhubungan dengan tenaga kerja di Indonesia (jumlah mutu, persebaran dan angka pengagguran)

• Mengidentifikasi peningkatan mutu tenaga kerja

(48)

2. Materi Pembelajaran

Angkatan kerja ( Masalah sebagai titik tolak pembahasan)

3. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanyajawab, diskusi, penugasan

4. Media dan Sumber Belajar

• Sumber buku IPS Terpadu kelas VIII semester 2

• Media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan

5. Eavluasi

menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan

• Mengumpulkan dan mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis

Pembuktian hipotesis

Menentukan pilihan penyelesaian

c. Kegiatan Penutup

• Menanyakan kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung

Memberi tugas (PR)

III. Evaluasi

a. Evaluasi Proses (dilaksanakan dalam bentuk observasi) • Guru menilai keterlibatan siswa dalam pembelajaran

b. Evaluasi Hasil (dilaksanakan dalam bentuk tes tulisan)

• Melakukan testertulis kepada siswa dalam bentuk pretest dan posttest. • Membuat karya tulis tentang ketenagakerjaan di Indonesia

IV. Refleksi dan Perbaikan

a. Refleksi

(49)

Alokasi waktu hendaknya digunakan seefisien mungkin b. Perbaikan

• Hendaknya guru mengupayakan siswa terlibat dalam proses

pembelajaran.

b.Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 2 adalah implementasi perencanaan tindakan siklus 2 yang

telah disusun. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode

ceramah, diskusi, tanyajawab, penugasan dengan prosedur sebagai berikut:

1). Kegiatan awal (pendahuluan) alokasi waktu 20 menit (dilakukan secara klasikal)

• Guru memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran hari ini.

• Guru menyampaikan topik dan tujuan yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari siswa.

• Guru melakukan pretest.

2). Kegiatan Inti alokasi waktu 40 menit

a) Tahap perumusan masalah

• Guru menyampaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran

• Guru membimbing siswa agar termotivasi untuk merumuskan

permasalahan secara aktif.

• Guru dan siswa menetapkan rumusan masalah yang disepakati bersama.

(50)

b)Tahap perumusan hipotesis

o Guru mengarahkan siswa agar memberi jawaban sementara berkaitan

dengan permasalahan yang sedang dikaji.

o Masing-masing kelompok memberikan hipotesis sesuai dengan

rumusan masalah.

c) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.

- Secara berkelompok menjaring informasi yang ada sesuai dengan

pertanyaan yang diajukan guru.

- Siswa secara berkelompok mengolah informasi yang diajukan sesuai

dengan permasalahan yang diajukan.

d) Tahap pembuktian hipotesis

- Siswa membuktikan bahwa sektor tenaga kerja dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat.

e) Tahap menentukan pilihan penyelesaiannya

- Merumuskan penyelesaian masalah berdasarkan hasil temuan dalam

pengujian hipotesis.

- Masing-masing kelompok menanggapi hasil temuan kelompok lain

- Merumuskan kesimpulan pemecahan masalah pada pokok bahasan dari

hasil diskusi

3. Kegiatan Penutup alokasi waktu 20 menit

a. Siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan guru.

(51)

c. Refleksi

3) Observasi/Pengamatan

Observasi /pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru dan siswa dalam

pelaksanaan tindakan pembelajaran. Pelaksanaan observasi tersebut dibantu oleh

seorang kolaborator, yaitu seorang rekan guru. Pengamatan terhadap guru dilakukan

pada aspek-aspek pelaksanaan pembukaan pembelajaran, kegiatan inti dan penutup.

Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran yakni

mengenahi keaktifan siswa dalam diskusi.

Berdasarkan pengamatan kolaborator diperoleh masukan sebagai berikut:

• Dalam pembukaan guru cukup bagus dalam memotivasi siswa sehingga siswa

begitu antusias.

• Dalam proses kegiatan inti, siswa mulai aktif, sudah mulai bermunculan

siswa siswa yang dikelasnya bukan kategori siswa berprestasi meskipun

belum begitu banyak.

• Waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas guru masih dianggap

kurang, hal ini menandakan siswa belum optimal dalam menggunakan waktu

(52)

4.) Refleksi

Setelah rencana tindakan siklus 2 dilaksanakan, diamati prosesnya dengan

bantuan kolaborator , direnungkan serta didiskusikan hasilnya, diperoleh hasil

refleksi sebagai berikut: dari segi proses, pelaksanaan model pembelajaran problem

solving model awal pada ujicoba terbatas siklus 2 masih menunjukkan beberapa hal

yang perlu disempurnakan. Beberapa hal itu yakni mengenahi penggunakan waktu

yang tersedia belum optimal, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga belum

optimal.. Dari segi hasil belajar model pembelajaran ini belum menunjukkan hasil

maksimal meskipun terjadi peningkatan kemampuan dari hasil pre test dan hasil post

test dan juga dibandingkan dengan siklus 1.

Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan penyempurnaan pada siklus

berikutnya berupa upaya upaya sebagai berikut:

• Optimalisasi penggunaan waktu dalam proses pembelajaran

• Penambahan penggunaan metode permainan yang merangsang siswa lebih

aktif lagi yakni kupon bertanya

3. Uji Coba Terbatas Ketiga (Siklus 3)

Pelaksanaan pengembangan model pembelajaran problem solving pada uji

(53)

sebagai pelaksanaan model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan

siswa serta sikap positif terhadap pembelajaran berkelompok dan diskusi. Draf

ujicoba model pembelajaran pada siklus 3 di fokuskan pada kegiatan perencanaan ,

implementasi dan evaluasi hasil.

a. Perencanaan Tindakan

Persiapan mengajar dalam pelaksanaan pengembangan model

pembelajaran problem solving pada siklus 3 ini merupakan hasil revisi dari persiapan

mengajar pada siklus 2 . Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan format yang

sama topik/kegiatan, tujuan pembelajaran, media langkah-langkah pembelajarandan

evaluasi. Desain model pembelajaran uji coba terbatas ketiga ( siklus 3) adalah

sebagai berikut:

Uji Coba Terbatas Ketiga (siklus 3)

I. Rancangan

1. Tujuan Pembelajaran

a. Standar Kompetensi, memahami kegiatan perekonomian Indonesia

b. Kompetensi Dasar, mendeskripsi permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya.

c. Indikator

• Mengidentifikasikan permasalahan dasar yang berhubungan

dengan tenaga kerja di Indonesia (jumlah mutu, persebaran dan angka pengangguran)

• Mengidentifikasi peningkatan mutu tenaga kerja

• Mengidentifikasi peranan pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia

2. Materi Pembelajaran

(54)

3. Metode Pembelajaran

Metode tanyajawab, diskusi, permainan kupon bertanya, penugasan

4. Media dan Sumber Belajar

a. Sumber buku IPS Terpadu krlas VIII semester 2

b. Media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan 5. Evaluasi

a. Evaluasi Proses b. Evaluasi Hasil

II. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pendahuluan

• Memberi salam, memeriksa kehadiran siswa dan menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan

• Mengadakan pretest

b. Kegiatan Inti

Perumusan Masalah

Perumusan Hipotesis

• Mengumpulkan dan mengelompokan data sebagai bahan

pembuktian hipotesis

Pembuktian hipotesis

Menentukan pilihan penyelesaian

c. Kegiatan Penutup

• Menanyakan kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung

• Memberi tugas dirumah

III. Evaluasi

a. Evaluasi Proses (dilaksanakan dalam bentuk observasi) • Guru menilai keterlibatan siswa dalam pembelajaran b. Evaluasi Hasil (dilaksanakan dalam bentuk tes tulisan)

Guru melakukan tes tulis

b.Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 3 adalah implementasi perencanaan tindakan siklus 3 yang

(55)

ceramah, diskusi, permainan kupon bertanya, tanyajawab, penugasan dengan prosedur

sebagai berikut:

a. Kegiatan awal (pendahuluan) alokasi waktu 20 menit (dilakukansecara klasikal)

• Guru memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran hari ini.

• Guru menyampaikan topik dan tujuan yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari siswa.

• Guru melakukan pretest.

b. Kegiatan Inti alokasi waktu 40 menit

1) Tahap perumusan masalah

• Guru menyampaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran

• Guru membimbing siswa agar termotivasi untuk merumuskan

permasalahan secara aktif.

• Guru dan siswa menetapkan rumusan masalah yang disepakati bersama.

2)Tahap perumusan hipotesis

o Guru mengarahkan siswa agar memberi jawaban sementara berkaitan

dengan permasalahan yang sedang dikaji.

o Masing-masing kelompok memberikan hipotesis sesuai dengan

rumusan masalah.

3) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.

- Secara berkelompok menjaring informasi yang ada sesuai dengan

(56)

- Siswa secara berkelompok mengolah informasi yang diajukan sesuai

dengan permasalahan yang diajukan.

4) Tahap pembuktian hipotesis

- Siswa membuktikan bahwa sektor tenaga kerja dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat.

5) Tahap menentukan pilihan penyelesaiannya

- Merumuskan penyelesaian masalah berdasarkan hasil temuan dalam

pengujian hipotesis.

- Masing-masing kelompok menanggapi hasil temuan kelompok lain

- merumuskan kesimpulan pemecahan masalah pada pokok bahasan dari

hasil diskusi

c. Kegiatan Penutup alokasi waktu 20 menit

a. Siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan guru.

b. Siswa mengerjakan soal post test

c. Refleksi

c) Observasi/Pengamatan

Observasi /pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru dan siswa dalam

pelaksanaan tindakan pembelajaran. Pelaksanaan observasi tersebut dibantu oleh

seorang kolaborator, yaitu seorang rekan guru. Pengamatan terhadap guru dilakukan

(57)

Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran yakni

mengenahi keaktifan siswa dalam diskusi.

Berdasarkan pengamatan kolaborator diperoleh masukan sebagai berikut:

• Dalam pembukaan guru cukup bagus dalam memotivasi siswa sehingga siswa

begitu antusias.

• Dalam proses kegiatan inti, siswa begitu aktif, sudah begitu banyak

bermunculan siswa siswa yang dikelasnya bukan kategori siswa berprestasi.

• Permainan kupon bertanya sangat bagus digunakan untuk merangsang siswa

aktif dalam proses pembelajaran..

d.) Refleksi

Setelah rencana tindakan siklus 3 dilaksanakan, diamati prosesnya dengan

bantuan kolaborator , direnungkan serta didiskusikan hasilnya, diperoleh hasil

refleksi sebagai berikut: dari segi proses, pelaksanaan model pembelajaran problem

solving model awal pada ujicoba terbatas siklus 3 menunjukkan hasil yang termasuk

kategori sangat baik sekali. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran untuk uji coba

(58)

J. Penyajian Uji Coba Lebih Luas

a. Uji coba lebih luas 1

Pelaksanaan uji coba luas 1 dilaksanan di SMP N 11 Kota Serang . Uji coba

Lebih luas 1 dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dalam tiga siklus. Pada

ketiga siklus tersebut tidak ada penyempurnaan model pembelajaran problem solving.

Kelemahan-kelemahan dan masukan masukan dari kolaborator banyak berkenaan

dengan perlunya upaya optimalisasi setiap kegiatan yang telah ditetapkan dalam

perencanaan. Dengan demikian perencanaan tindakan yang disusun dalam bentuk

RPP tiap siklus adalah tetap RPP model problem solving model akhir sementara dari

hasil uji coba terbatas . Namun pada setiap pelaksanaan RPP model pembelajaran

problem solving dalam setiap siklusnya terdapat beberapa kelemahan dan mendapat

beberapa masukan yang berkenaan dengan perlunya optimalisasi penggunaan metode

dan pelaksanaan setiap kegiatan dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan

pembukaan, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup. Jadi hasil refleksi

setiap akhir siklus sampai siklus ke 3 berupa pada tekanan optimalisasi kegiatan guru

dan siswa denngan scenario pembelajaran sebagaimana ditetapkan dalam RPP model

pembelajaran problem solving hasil pengembangan uji coba terbatas.

b. Uji Coba Lebih Luas II

Uji coba luas II dilaksanakan di SMP N 15 Kota Serang. Uji coba lebih luas II

(59)

tiga siklus. Pada ketiga siklus tersebut tidak ada penyempurnaan model pembelajaran

problem solving. Kelemahan-kelemahan dan masukan masukan dari kolaborator

banyak berkenaan dengan perlunya upaya optimalisasi setiap kegiatan yang telah

ditetapkan dalam perencanaan. Dengan demikian perencanaan tindakan yang disusun

dalam bentuk RPP tiap siklus adalah tetap RPP model problem solving model akhir

sementara dari hasil uji coba terbatas . Namun pada setiap pelaksanaan RPP model

pembelajaran problem solving dalam setiap siklusnya terdapat beberapa kelemahan

dan mendapat beberapa masukan yang berkenaan dengan perlunya optimalisasi

penggunaan metode dan pelaksanaan setiap kegiatan dalam proses pembelajaran yang

meliputi kegiatan pembukaan, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup. Jadi

hasil refleksi setiap akhir siklus sampai siklus ke 3 berupa pada tekanan optimalisasi

kegiatan guru dan siswa, waktu pembelajaran dengan skenario pembelajaran

sebagaimana ditetapkan dalam RPP model pembelajaran problem solving hasil

pengembangan uji coba terbatas.

c. Uji Coba Lebih Luas III

Pelaksanaan uji coba lebih luas III dilaksanakan di SMP N 17 Kota

Serang.Uji coba lebih luas III pun sama dengan ujicoba lebih luas II dilaksanakan

sebanyak tiga kali pertemuan dalam tiga siklus. Pada siklus 1 dan 2 tidak ada

penyempurnaan model pembelajaran problem solving. Kelemahan-kelemahan dan

masukan dari kolaborator hanya berkenaan dengan perlunya upaya optimalisasi setiap

(60)

dalam bentuk RPP pada siklus 1 dan 2 adalah tetap RPP model pembelajaran problem

solving akhir dari hasil uji coba terbatas.

Berbeda dengan siklus 1 dan 2 diatas , pada siklus 3 terdapat penyempurnaan

model pembelajaran problem solving berdasarkan masukan dan hasil refleksi siklus

2. Penyempurnaan itu berupa penambahan penggunaan metode penemuan pada

proses pembelajaran inti sehingga penggunaan metode menjadi metode ceramah,

diskusi tanyajawab, bermain kupon bertanya, penemuan dan penugasan. Model

pembelajaran problem solving pada siklus ke 3 adalah RPP model pembelajaran

problem solving penyempurnaan dari siklus 2 yang sekaligus menjadi model final

pembelajaran problem solving dalam penelitian ini. Model final itu dapat

dikemukakan dalam bentuk RPP model pembelajaran problem solving seperti

(61)

RPP Model Pembelajaran problem Solving ( Final)

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/ Semester : VIII/Genap

Pokok Bahasan : Ketenagakerjaan

Sub Pokok Bahasan : Peran Pemerintah dalam Menangulangi Masalah

Ketenagakerjaan di Indonesia

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A.Standar Kompetensi

Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

B.Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber

daya dalam kegiatan ekonomi serta peran pemerintah dalam upaya

penanggulangannya.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi permasalahan peningkatan mutu tenaga kerja

2. Mengidentifikasi peranan pemerintah dalam mengatasi tenaga kerja di Indonesia

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Memecahkan permasalahan dasar yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.

2. Siswa dapat menjelaskan upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia.

E. Materi Pembelajaran

1. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia

2. Peran pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia.

(62)

1. Model Pembelajaran Problem Solving

2. Metode Pembelajaran menggunakan metode kombinasi: ceramah,penemuan, diskusi, tanyajawab dengan permainan kupon bertanya , penugasan.

G. Langkah-langkah pembelajaran

1. Kegiatan awal (pendahuluan) alokasi waktu 20 menit (dilakukan secara klasikal)

a. Guru memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran hari ini.

b. Guru menyampaikan topik dan tujuan yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari siswa.

c. Guru melakukan pretest.

2. Kegiatan Inti alokasi waktu 40 menit

a. Tahap perumusan masalah

• Guru menyampaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran

• Guru membimbing siswa agar termotivasi untuk merumuskan

permasalahan secara aktif.

• Guru dan siswa menetapkan rumusan masalah yang disepakati bersama.

b. Tahap perumusan hipotesis

o Guru mengarahkan siswa agar memberi jawaban sementara berkaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji.

o Masing-masing kelompok memberikan hipotesis sesuai dengan

rumusan masalah.

d. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.

- Secara berkelompok menjaring informasi yang ada sesuai dengan pertanyaan yang diajukan guru.

- Siswa secara berkelompok mengolah informasi yang diajukan sesuai dengan permasalahan yang diajukan.

e. Tahap pembuktian hipotesis

(63)

f. Tahap menentukan pilihan penyelesaiannya

- Merumuskan penyelesaian masalah berdasarkan hasil temuan dalam pengujian hipotesis.

- Masing-masing kelompok menanggapi hasil temuan kelompok lain

- merumuskan kesimpulan pemecahan masalah pada pokok bahasan dari hasil diskusi

3. Kegiatan Penutup alokasi waktu 20 menit

a. Siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan guru.

b. Siswa mengerjakan soal post test

c. Refleksi

H. Sumber , Alat dan Media Pembelajaran

1. Sumber : Buku IPS terpadu kelas VIII

2. Media : media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan

I. Evaluasi (Proses dan Hasil)

1. Evaluasi proses (dilaksanakan dalam bentuk observasi)

2. Evaluasi hasil (dilakukan dalam bentuk tes tulisan)

Lembar pengamatan (observasi) proses pembelajaran problem solving

No Nama Siswa Mengajukan

pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Kemukakan pendapat

Keterangan

Keterangan:

(64)

Aktif : siswa melakukan dua kegiatan pada tabel

Kurang aktif : siswa melakukan satu kegiatan pada tabel

Pasif : siswa tidak melakukan kegiatan pada tabel

Lembar pengamatan (observasi) proses pembelajaran problem solving

No Nama Siswa Mendeteksi masalah

Alternatif pemecahan masalah

Menghubungkan masalah yang satu dengan yang lain

Keterangan

Keterangan:

Sangat kritis : siswa melakukan empat kegiatan pada tabel

Kritis : siswa melakukan tiga kegiatan pada tabel

Kurang kritis : siswa melakukan dua kegiatan diskusi pada tabel

Pasif : tidak melakukan kegiatan diskusi

(65)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu upaya untuk menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, dalam pembelajaran ini siswa menjadi subyek pembelajaran, sehingga siswa lebih dominan dibandingkan guru. Pembelajaran ini mengubah pola teacher centered menjadi student centered (berpusat pada siswa). Siswa secara sistematis diarahkan lebih mandiri, aktif dan kreatif, demokratis, berpikir logis dan berwawsan luas. Hal ini akan membawa dampak yang positif terhadap hasil pembelajaran. Dan hal ini juga dapat membuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran problem solving dengan melakukan perbandingan pretest dan posttest. Model Pembelajaran Problem Solving telah memberi perubahan terhadap hasil belajar siswa mencakup metode, strategi dan skenario pembelajaran yang diterapkan di kelas.

Gambar

Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas I (kuantitas)…………………..137
Gambar 1.1 Peta Perumusan variabel penelitian
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian
Tabel : 3.1 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembesaran dan penyempitan duct akan terjadi perubahan kecepatan yang mengakibatkan kehilangan tekanan udara dalam duct , karena besarnya kehilangan tekanan sangat

[r]

Dalam rangka meningkatkan motivasi dan dukungan serta perhatian dari Pemerintah Kota Dumai di Bidang Pendidikan, perlu diberikan beasiswa bagi Mahasiswa dan

Vakuola merupakan organel bermembran yang berisi cairan vakuola.Sebenarnya vakuola terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan.Namun,Vakuola pada

Selain itu, orang yang memiliki kelebihan pengetahuan yang sudah barang tentu karena kelebihan barang otak, apabil disertai dengan iman munkin

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, data yang telah direduksi akan

The result of this research is the level of mastering both of adjective clause, adjective phrase, and reducing adjective clause into adjective phrase of the third year students

To find out about the students interest in reading novel, the writer analyze the Sixth Semester Students as sample, in this step the research is trying to find out about the