iii
C. Fokus dan Pertanyaan Penelitian………..7
D. Tujuan Penelitian……….10
E. Definisi Operasional………11
F. Manfaat Penelitian………..14
BAB II. MODEL PEMBELAJARAN POBLEM SOLVING DI SMP………15
A. Teori Belajar………..15
B. Model Pembelajaran………...20
1.Konsep Dasar Model Pembelajaran………20
2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran……..21
3.Jenis Model Pembelajaran………..23
C. Problem Solving Solving sebagai Model Pembelajaran………..,.24
D. Landasan Filosofis dan Psikologis Model Pembelajaran Problem Solving…………..………..29
E. Karakteristik Siswa SMP………...31
1. Perkembangan Kognitif………...31
2. Perkembangan Moral………...33
iv
1. Karakteristik bidang Studi IPS………34
2. Tujuan Pembelajaran IPS……….38
3. Hakekat Bidang Studi IPS………..41
4. Pembelajaran IPS di SMP………43
a.Kurikulum IPS di SMP……….43
b.Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran IPS di SMP………46
c. Guru Mata Pelajaran IPS………..47
d. Peningkatan Hasil Belajar………49
G. Kemampuan Berpikir……….50
1. Jenis-jenis pengembangan Kemampuan Berpikir………51
2. Kemampuan Berpikir Kritis……….53
H. Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran IPS………..55
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………58
D. Teknik dan Alat pengumpulan Data...………...65
E. Langkah-langkah Penelitian………...………67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN………102
A. Diskripsi Hasil Penelitian……….102
B. Pengembangan Model Pembelajaran Pada Mata pelajaran IPS..118
C. Hasil Penelitian Lapangan………121
D. Pembahasan………..146
1. Perencanaan Model Pembelajaran problem Solving yang Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis…….………….155
2. Pengembangan Pelaksanaan Model pembelajaran problem Solvig yang Dapat meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis………...163
3. Pengembangan Evaluasi model pembelajaran problem Solving pada Mata pelajaran IPS………..………..167
v
5. Hasil Belajar Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Problem Solving……….. 174
6. Karakteristik Model Hasil pengembangan……….176
a. Faktor pendukung……….177
b. Kendala-kendala dalam Pengembangan Model pembelajaran Problem Solving……….178
1. 143 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………180
A. Simpulan ………...180
B. Rekomendasi……….181
vi
DAFTAR TABEL
3.1 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen..……….72
3.2 Kisi-kisi Penilaian kemampuan Berpikir Kritis………76
4.1 Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman……….103
4.2 Persepsi Guru Mengenahi Tugas dan Fungsinya…..……….104
4.3 Persepsi Guru Terhadap pembelajaran IPS……..……….105
4.4 Persepsi Guru Tentang Model pembelajaran Problem Solving……..…...107
4.5 Persepsi Guru Tentang Perencanaan Pembelajaran…..……….108
4.6 Persepsi Guru Tentang Implementasi…..………..111
4.7 Persepsi Guru Terhadap Evaluasi Hasil Belajar………..………..112
4.8 Sarana dan Prasarana Milik Sekolah…..………114
4.9 Persepsi Siswa Terhadap Minat dan Cara Belajar………..115
4.10 Persepsi Siswa Mengenahi Cara, Media dan Evaluasj…..………117
4.11 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru.………122
4.12 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru (kualitas)……….122
4.13 Hasil Belajar Siswa ( uji coba terbatas 1)………..………123
4.14 Paired Samples Test……..……….124
4.15 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru……….………127
4.16 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru (kualitas)….………127
4.17 Hasil Belajar Siswa ( uji coba terbatas 1)………..128
4.18 Paired Samples Test………..……….129
4.19 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru………..131
4.20 Hasil Observasi dan Pengamatan Guru (kualitas)………..132
4.21 Hasil Belajar Siswa ( uji coba terbatas 1)………..133
4.22 Paired Samples Test………..……….134
4.23 Hasil pengujian Uji Coba Luas I……….…..139
4.24 Hasil pengujian Uji Coba Luas II………..142
4.25 Hasil pengujian Uji Coba Luas III..………..145
vii
DAFTAR BAGAN/GAMBAR
1.1 Peta Variabel Model Pembelajaran Problem Solving………8
3.1 Langkah langkah Penelitian……….71
4.1 Bagan………..152
4.2 Desain model pembelajaran Problem Solving………153
4.1 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas I (kuantitas)………..137
4.2 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas I (kualitas)…….………...137
4.3 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas II (kuantitas)…..…………..….140
4.4 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas II (kualitas)...………….…..….140
4.5 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas III (kuantitas)………..….143
4.6 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas III (kualitas)………..……..….144
4.7 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas I (kuantitas)………..…....168
4.8 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas I (kualitas)…..………….…….169
4.9 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas II (kuantitas)……….169
4.10 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas II (kualitas)..……….170
4.11 Gambar Hasil Pengamatan Uji Coba luas III (kuantitas)……..………….170
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak didik agar dapat menemukan dirinya. Ini artinya pendidikan adalah suatu proses untuk membentuk seseorang agar menjadi manusia yang manusia. Dalam hal ini perlu ada kematangan sehingga pendidikan menjadi sebuah proses pendewasaan diri seseorang dan masyarakat. Dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1, butir 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat, bangsa dan negara.
sebagaimana pada catatan BPS tahun 2000 bahwa terbukti penduduk yang belum tamat sekolah dasar dan yang berpendidikan sekolah dasar masih mendominasi yakni sebesar 75 %, dibandingkan dengan tingkat pendidikan SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi yang hanya 25 %. Untuk itu upaya yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan pendidikan dasar dan lanjutan pertama yakni dengan melaksanakan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang terkenal dengan “ Wajardiknas”.
Memperhatikan tujuan pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial, maka topik topik yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial seharusnya disajikan dengan cara menarik, dengan menggunakan permasalahan riil sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis, mampu belajar memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial, sehingga siswa merasa tertarik dan melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar, apalagi pada tujuan itu memuat pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah.Sebagaimana pendapat Hasan (1996:12) bahwa kemampuan bukan saja berhubungan dengan disiplin ilmu sosial tertentu tetapi juga dapat berupa kemampuan yang bersifat umum dalam menghadapi masalah sehari-hari. Seorang siswa dalam kenyataan kehidupan sehari-harinya pun tidak lepas dari keharusan membuat berbagai macam keputusan.
masalah hendaknya dimaknai secara positif karena dengan adanya masalah orang akan mencoba melakukan problem solving/pemecahan masalah untuk mengatasi masalah yang dihadapinya atau bisa jadi orang mengatasi masalah untuk mencapai kemajuan, Sukmadinata (2004:241) mengemukakan, kemajuan sesungguhnya dicapai karena keberhasilan manusia memecahkan masalah yang dihadapinya. Hampir semua kemajuan, pembaharuan, temuan atau inovasi berawal dari adanya masalah, hambatan, kesulitan, ancaman. Orang, kelompok atau bangsa yang maju adalah yang mampu mengatasi dan memecahkan masalah.
Sehubungan dengan pentingnya mengembangkan kemampuan memecahkan masalah ini, Sanjaya (2006:214) mengungkapkan dengan mengajarkan pemecahan masalah kepada siswa akan mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Lemahnya kemampuan berpikir kritis siswa dan kemampuan memecahkan masalah merupakan masalah yang menggejala, dari hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan terjadi pada siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Serang, dimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah masih rendah dan nampaknya perlu diupayakan untuk meningkatkan kemampuan tersebut melalui pengembangan metode pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah.
Melihat kenyataan tersebut maka konsep pembelajaran IPS sekarang ini perlu diubah, dengan kata lain strategi pembelajaran yang digunakan perlu divariasikan dengan berbagai metode yang dapat memberikan kesempatan siswa berperan aktif sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Untuk mengatasi masalah-masalah dalam pencapaian tujuan pembelajaran IPS SMP di Kota Serang , maka penulis akan menggunakan model pembelajaran problem solving yang merupakan suatu cara belajar aktif yang mengembangkan kemampuan anak untuk berfikir dan bertindak secara logis, kreatif dan kritis untuk memecahkan masalah. Model ini dikembangkan agar melatih peserta didik untuk berpikir kritis, sehingga dapat mendorong dan mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik yang pada akhirnya mampu memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Pemecahan masalah sangat penting dalam proses belajar mengajar agar anak dapat mengembangkan cara berpikir memecahkan masalah yang dijumpai sehari-hari baik di lingkungan terdekat maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas, dibekali kemampuan menghadapi tantangan baru yang akan muncul dalam kehidupannya di masa depan sesuai dengan perkembangan jaman, dibekali kemampuan dasar bagaimana menanggapi masalah, merumuskan masalah dan memilih alternatif pemecahan secara tepat.
B. Rumusan Masalah
Kondisi ini kecenderungan pengelolaan pembelajaran lebih berorientasi pada proses menghafal materi pelajaran. Artinya dalam setiap kegiatan pembelajaran guru memandang siswa sebagai objek yang harus diisi dengan berbagai informasi. Pola pembelajaran yang satu arah ini mengakibatkan kemampuan berpikir siswa tidak berkembang dan jauh dari tujuan ideal. Untuk itu perlu dilakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat. Inovasi yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu mengembangkan model problem solving yang dipandang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Bertumpu pada preposisi yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu “Model pembelajaran problem solving bagaimanakah yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa pada mata pelajaran IPS ?”.
C. Fokus dan Pertanyaan Penelitian
lainnya. Berikut perumusan peta variabel variabel yang yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa.
Sumber: dimodifikasi dari Sukmadinata (2008:276) Gambar 1.1
Peta Perumusan variabel penelitian
Dari peta variabel diatas dapat diketahui bahwa ada lima variabel pokok yang saling mempengaruhi terhadap proses pembelajaran IPS . Pertama, kurikulum yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran dan evaluasi hasil belajar. Kedua, kondisi guru yaitu latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar. Ketiga, kondisi siswa yang berhubungan dengan minat belajar IPS , tingkat kecerdasan siswa, motivasi belajar dan latar belakang sosial siswa. Keempat, sarana dan prasarana yaitu yang berhubungan dengan media dan
PBM
sumber belajar dan kelima lingkungan, dimana sekolah,keluarga dan masyarakat itu berada.
Kelima variabel pokok tersebut penulis bagi menjadi dua kategori yakni variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2009:61) Variabel independen disebut sebagai variabel bebas, adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) . Variabel dependen (variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah model pembelajaran problem solving dan sebagai variabel terikatnya adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
proses pembelajaran akan dibatasi pada desain, implementasi dan evaluasi pembelajaran.
Berdasarkan fokus masalah yang penulis uraikan diatas maka dikembangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai landasan pemikiran bagi peneliti , adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi pembelajaran IPS saat ini dilihat dari perencanaan, implementasi, dan evaluasi pembelajaran yang terkait dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis
2. Model pembelajaran problem solving yang bagaimana yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dilihat dari perencanaan, implementasi dan evaluasinya?
3. Bagaimana kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan model pembelajaran problem solving?
4. Faktor apakah yang mendukung dan menghambat dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?
D. Tujuan penelitian
tersebut yang masih umum maka dapat dijabarkan mejadi tujuan yang lebih rinci antara lain:
1. Memperoleh gambaran kondisi pembelajaran IPS di SMP saat ini terutama dilihat dari : perencanaan, implementasi dan evaluasi terkait dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri di Kota Serang.
2. Menemukan desain model pembelajaran problem solving yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri di Kota Serang .
3. Mengetahui efektifkah penggunaan model pembelajaran problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar siswa SMP Negeri di Kota Serang .
4. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat model pembelajaran problem solving dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP.
E. Definisi Operasional
dalam bentuk yang dapat diobservasi , diukur atau diamati ( tidak kabur) dan dapat diuji . Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini, adalah:
1. Model Pembelajaran Problem solving .
Model Pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum atau rencana pembelajaran jangka panjang. Model pembelajaran memiliki a) tujuan, b) langkah-langkah kegiatan, c)peranan guru dan siswa, d) menggunakan berbagai metode, e) dukugan system seperti alat bantu dan evaluasi.Model Pembelajaran Problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan masalah atau jawabannya oleh siswa.Permasalahan itu dapat diajukan atau diberikan guru kepada siswa , dari siswa bersama guru, atau dari siswa sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan pembelajaran siswa. Jadi model ini memberikan tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Adapun langkah langkah model pembelajaran problem solving sebagai berikut:
a. merumuskan masalah b. merumuskan hipotesis
c. mengumpulkan dan mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
d. pembuktian hipotesis
2. Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan jenis berpikir yang konvergen , yaitu menuju satu titik . Lawan dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif yaitu jenis berpikir yang divergen yang bersifat menyebar dari satu titik. Berpikir kritis adalah suatu proses yang dilakukan manusia secara spesifik dengan cara mengidentifikasi dan mengkaji kearah yang lebih sempurna dan terfokus dengan apa yang diyakininya untuk sebuah keputusan dengan alasan alasan yang memadai dan logis.Proses yang dilakukan manusia secara spesifik dan mengkaji kearah yang lebih sempurna merupakan ciri-ciri yang terdapat pada proses berpikir tingkat tinggi.
Adapun ciri-ciri berpikir kritis menurut Costa (1985:277) diantaranya:
Pandai mendeteksi permasalahan, mampu mengidentifikasi perbedaan perbedaan informasi, mengumpulkan data untuk pembuktian,mampu mengidentifikasi, mampu mendaftar alternative pemecahan masalah dengan masalah lainnya, mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya, mampu menarik kesimpulan yang tersedia yang diperoleh dari lapangan, mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia, mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi dan mampu mengklasifikasikan informasi serta ide.
Dari kutipan diatas kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan membuktikan, mengidentifikasi, membuat hubungan yang berurutan hingga mengambil kesimpulan dari permasalah yang ada.
permasalahan yang satu dengan permasalahan yang lain, dan penarikan kesimpulan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah
1. Bagi guru, khususnya yang mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama penelitian ini dapat menambah wawasan guru di lapangan dan dapat dijadikan acuan bagi guru dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
2. Bagi Kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial di sekolahnya.
3. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi untuk dijadikan alternatif model pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Bagi masyarakat yang tergabung dalam komite sekolah, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk dipromosikan kembali kepada masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model pembelajaran problem
solving yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada
siswa SMP kelas VIII. Pengembangan model ini menggunakan pendekatan penelitian
dan perkembangan ( research and development) R & D yang merujuk pada teori Borg
dan Gall (2003; 571). Langkah-langkah penelitian dari proses penelitian ini mengacu
pada siklus, yang mendasar pada kajian dan temuan penelitian untuk kemudian
dikembangkan menjadi suatu produk.
Sesuai dengan karakteristik masalah yang dikaji, kegiatan penelitian ini
didasarkan pada penelitian dan pengembangan, oleh karena itu harus dikerjakan
secara kolaboratif dan efektif. Sukmadinata (2006:167)mengatakan bahwa dalam
penelitian dan pengembangan ada beberapa metode yang digunakan diantaranya
adalah :
a. Metode deskriptif, yang digunakan dalam pnelitian awal untuk menghimpun
data tentang kondisi yang ada.
b. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba
c. Metode eksperimen, yang digunakan untuk menguji keampuhan dari produk
tersebut.
Metodologi penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengembangan
model pembelajaran problem solving dalam upaya meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa SMP pada mata pelajaran IPS. Dari aspek pendekatan
metodologi, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan
(Research and Development). Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini
menurut Brog dan Gall (2003:571) mencakup 10 (sepuluh) langkah, yaitu:
1) Research and information collecting (Penelitian dan pengumpulan informasi).
Tahap ini merupakan studi pendahuluan sebagai bentuk pengumpulan data,
pengukuran kebutuhan, studi literature, observasi, penelitian dalam skala
kecil, serta pertimbangan untuk menunjang penelitian dan pengembangan
model problem solving pada mata pelajaran IPS.
2) Planning (perencanaan), merupakan tahapan perancangan berbagai kegiatan
dan prosedur yang akan ditempuh dalam penelitian diantaranya perumusan
tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau
langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam skala kecil, yaitu uji
terbatas penelitian dan pengembangan model pembelajaran problem solving
3) Develop preliminary from of product (pengembangan produk awal),
Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrument
evaluasi. Pengembangan produk awal adalah menyusun model pembelajaran
problem solving pada mata pelajaran IPS berdasarkan studi pendahuluan.
4) Preliminary field testing (uji coba awal) merupakan kegiatan uji coba
lapangan awal yang melibatkan sekolah dan subyek dalam jumlah terbatas.
Pada tahap ini dilakukan analisis data berdasarkan angket, hasil wawancara
serta observasi. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh deskripsi data
kualitatif awal dan model hipotetik yang akan diujicobakan pada langkah
berikutnya.
5) Main product revision (revisi produk) , yaitu meliputi kegiatan memperbaiki,
dan menyempurnakan hasil ujicoba terbatas mengenahi pelaksanaan dan
pengembangan model pembelajaran problem solving pada mata pelajaran IPS
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, yang hasilnya akan dijadikan
bahan uji coba yang lebih luas.
6) Main field testing (uji coba utama), yaitu uji coba model yang lebih luas
dengan melibatkan sekolah dan subyek dalam jumlah yang lebih banyak. Data
yang dikumpulkan adalah kuantitatif pre-test dan post-test dan hasilnya
lebih luas akan dilakukan pada tiga sekolah ( SMP N 11 Kota Serang, SMP N
15 Kota Serang dan SMP 17 Kota Serang)
7) Operational product revision ( penyempurnaan produk hasil uji lapangan).
Merupakan langkah yang ditempuh untuk merevisi secara operasional dengan
menggunakan informasi dan data yang terkumpul melalui uji coba lapangan
di tahap pertama sehingga pada tahap ini dan atau selanjutnya dapat dilakukan
peningkatan dan penyempurnaan produk penelitian.
8) Operational field testing (uji coba operasional) , yaitu uji coba model yang
melibatkan sekolah dan subyek yang lebih banyak. Pada langkah ini data
dikumpulkan dari angket, observasi, hasil wawancara yang kemudian
dianalisis.
9) Revisi produk akhir (final product revision), yang didasarkan pada model
operasional dan uji coba model yang lebih luas.
10)Penyebaran dan distribusi (dissemination and distribution), pada langkah ini
dilakukan monitoring sebagai control terhadap kualitas model.
Dari kesepuluh langkah yang dikembangkan oleh Borg dan Gall tersebut diatas,
dalam penelitian ini hanya menggunakan langkah pertama sampai ke tujuh yang telah
diadaptasikan sesuai dengan keperluan penelitian tanpa mengurangi dari penelitian
menjadi tiga tahap , menurut Sukmadinata ( 2008 : 184) yang memungkinkan
dilakukan oleh peneliti, yaitu:
1. Studi pendahuluan. Pada tahap ini akan dikaji teori-teori yang berkaitan
dengan model pembelajaran problem solving beserta hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, serta kondisi yang aktual
pembelajaran yang dilaksanakan dalam peningkatan kemampuan berpikir
kritis.
2. Perencanaan dan pengembangan Model. Pada tahap ini akan dirumuskan
tujuan pengembangan dan rancangan model pembelajaran problem solving.
Dalam menyusun rancangan model dilakukan beberapa kegiatan antara lain:
mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum
yang berlaku, merumuskan materi, evaluasi, metode dan media dalam
pembelajaran.
3. Uji coba model. Pada tahap ini ada dua langkah yang dilakukan yaitu pertama
uji coba terbatas dan kedua uji coba luas. Selama pelaksanaan uji coba
terbatas dilakukan pengamatan dengan mencatat hal-hal yang dianggap
penting selama proses pembelajaran berlangsung, setelah dilakukan uji coba
terbatas dilakukan revisi dan penyempurnaan berdasarkan hasil uji coba
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian untuk pengembangan model problem solving, pada
pelaksanaan uji coba terbatas pada 1 sekolah yakni Smp N 10 Kota Serang dengan
kelas paralel yang diambil 1 kelas. Sedangkan untuk ujicoba luasnya dilakukan pada
3 sekolah yang mewakili kelas tinggi, sedang, rendah yakni di SMP N 15 Kota
Serang, SMP N 11 Kota Serang, SMP N 17 Kota Serang.. Alasan pengambilan lokasi
ini didasarkan pada pertimbangkan yaitu pertama peneliti tinggal dan bekerja di Kota
Serang, serta adanya dukungan dari kepala sekolah dan dukungan dari pihak guru
IPS di sekolah tersebut yang mau bekerjasama membantu peneliti, kedua SMP N 15
Kota Serang merupakan sekolah yang sudah lama berdiri di Kota Serang yang
dulunya bernama SMP N 7 Serang dan dilihat dari hasil lulusannya sekolah ini
mendapat akreditas sangat baik, ketiga SMP N 11 Kota Serang mendapat akreditasi
sedang , keempat SMP N 17 Kota Serang merupakan sekolah yang mendapat
akreditasi cukup.
C. Subyek Penelitian
Adapun subyek penelitianya adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas
VIII pada semester 2 di empat sekolah , dan masing-masing sekolah diwakili oleh
satu kelas yang merupakan kelas inti pada sekolah tersebut. Jumlah subjek penelitian
yaitu 12 orang guru IPS dari empat SMP, yakni SMP N 10 Kota Serang dengan
kelas VIII 30 siswa , SMP N 17 Kota Serang dengan jumlah siswa 35, dan SMP N 11
Kota Serang dengan jumlah siswa 34. Adapun subyek penelitian meliputi populasi
dan sampel penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan sekumpulan obyek/subyek yang dapat berupa orang,
benda peristiwa maupun gejala yang terjadi disekeliling kita. Selain itu
populasi bukan hanya sekedar kumpulan yang menunjukkan kuantitas suatu
obyek/subyek penelitian , tetapi seluruh krakteristik/sifat yang dimiliki subyek
atau obyek tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2009: 117)
bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnya.
Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana model
pembelajaran problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa tingkat SMP pada mata pelajaran IPS.Maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah manusia , yaitu siswa kelas VIII semester
dua pada 24 sekolah negeri di Kota Serang.
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data yang dianggap mewakili karakterisik/sifat yang dimiliki oleh populasi
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan
sampel pada studi pendahuluan menggunakan teknik cluster sampling ( area
sampling) berdasarkan area di 6 lokasi kecamatan di Kota Serang , yakni kecamatan
Serang, Cipocokjaya, Walantaka, Curug, Kasemen, Taktakan. Tiap kecamatan
diambil satu sekolah.
Pengembangan model pembelajaran pada uji coba terbatas pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling dilakukan pada satu sekolah (SMP
N 10 Kota Serang) untuk uji coba terbatas adapun alasan pemilihan sekolah tersebut
merupakan sekolah pada kategori sedang . Untuk uji coba luas pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik stratified random sampling dipilih tiga sekolah yakni
(SMP N 11 Kota Serang, SMP N 15 Kota Serang , SMP N 17 Kota Serang) . Ketiga
sekolah ini mewakili kategori sekolah peringkat atas, sedang dan rendah.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk menunjang terlaksananya penelitian ini digunakan alat pengumpulan
data berupa instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah 1)
observasi, 2) angket, 3) wawancara, 4) tes, dan 5) studi dokumentasi. Pada studi
pendahuluan dilakukan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi,
sedangkan pada tahap uji coba terbatas menggunakan observasi, wawancara dan
1.Observasi
Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati merekam
dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam
kegiatan observasi di kelas VIII pada mata pelajaran IPS peneliti menggunakan
pedoman observasi yang berbentuk format isian dengan memberikan atau
membubuhkan tanda centang(v) pada aspek yang muncul. Tujuan observasi adalah
untuk memantau proses, hasil dan dampak perbaikan pembelajaran yang
direncanakan.
2.Angket
Angket atau kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
perencanaan , pelaksanaan, dan evaluasi yang telah dilakukan dalam pembelajaran
IPS, dan proyeksi-proyeksi pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
problem solving.
3.Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan guru IPS , siswa,
dan kepala sekolah . Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peneliti
memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada sumber data maka diperlukan
alat-alat bantu wawancara seperti buku catatan, tape recorder, dan camera. Tujuan
dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan data pelaksanaan pembelajaran IPS
4.Tes
Tes ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran yang didasarkan
pada model pembelajaran problem solving. Tes ini juga untuk mengetahui hasil
pembelajaran setelah menggunakan model pembelajaran problem solving.
5.Dokumentasi
Dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dokumen-dokumen yang ada seperti bahan/ materi , RPP, Silabus dan soal ulangan.
E. Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah langkah penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang dikemukakan
Sukmadinata (2008:184) sebagai penyederhana dari 10 langkah dari Gall dan Borg
(2003:571), yaitu studi pendahuluan, pengembangan model dan uji coba model.
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran/data awal tentang
berbagai kondisi dan potensi di lapangan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini
antara lain sebagai berikut:
a. Mengkaji kondisi dan perilaku pembelajaran IPS saat ini
c. Mengkaji teori-teori yang relevan dengan model pembelajaran problem
solving dan kemampuan berpikir kritis.
d. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan pelaksanaan
model pembelajaran problem solving dan berpikir kritis siswa
e. Melakukan kegiatan survai lapangan ditujukan untuk menghimpun data
tentang kondisi pembelajaran IPS di SMP saat ini. Aspek aspek yang diteliti
menyangkut perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, model pembelajaran
yang digunakan, evaluasi hasil belajar, penggunaan media dan fasilitas
pembelajaran. Selain itu dari guru didapatkan data mengenahi latar belakang
guru dan siswa, seperti latar belakang pendidikan, pengetahuan dan persepsi
tentang pembelajaran IPS dan motivasi belajar IPS.
2. Tahap penyusunan dan perencanaan model
Melalui penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada mata pelajaran
IPS dengan merujuk pada domain teknologi pembelajaran diharapkan dapat mencapai
hasil yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Merumuskan desain pembelajaran terdiri atas
• Melihat dan mengkaji kurikulum di SMP sebagai acuan program
pengajaran berupa analisis materi pelajaran dan persiapan pengajaran
(RPP)
• Pengembangan materi,media, metode dan model pembelajaran
problem solving yang ideal .
• Menyusun langkah-langkah pembelajaran problem solving untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
b. Merumuskan kawasan pengembangan, yaitu meliputi pengembangan strategi
pembelajaran berdasarkan sumber yang relevan.
c. Merumuskan kawasan pemanfaatan yakni pemanfaatan media dan
implementasinya pada proses pembelajaran.
d. Merumuskan kawasan pengelolaan yaitu pengelolaan alokasi waktu, fasilitas
belajar dan sistem penyampaian.
e. Merumuskan kawasan penilaian, yaitu penilaian formatif maupun penilaian
sumatif.
3. Tahap pengujian dan pengembangan(Uji coba program pembelajaran).
Pada tahap ini dilakukan pengujian model dengan menguji kelebihan model
pembelajaran problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dibandingkan dengan model yang biasa digunakan oleh guru. Dalam tahapan ini
digunakan tiga sekolah untuk uji coba luas yang mewakili sekolah baik, sedang dan
kurang.
Dengan melihat tahapan diatas maka penelitian dan pengembangan (Research
and Development) merupakan metode penghubung atas pemutus kesenjangan
penelitian-penelitian dasar yang bersifat teoritis saja dengan penelitian terapan yang
bersifat praktis.Dengan kesenjangan yang dimaksud menurut Sukmadinata
(2008:165) dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan
pengembangan (Research and Development ). Maka melalui metode penelitian dan
pengembangan hasil yang diharapkan dalam penelitian adalah untuk menghasilkan
suatu model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa pada mata pelajaran IPS di SMP.
Ketiga tahapan pelaksanaan penelitian pengembangan model pembelajaran
F. Pengembangan Instrumen
Mengacu kepada definisi operasional dan penjelasan istilah yang telah
dikemukakan pada Bab I, maka dikembangkan instrumen penelitian . Sebelum
disusun butir-butir pertanyaan terlebih dahulu dibuat kisi-kisi penyusunan instrumen
yang memetakan permasalahan, sub masalah, indikator, sumber data, dan teknik
pengumpulan data yang digunakan. Berpegang pada kisi-kisi tersebut dirumuskan
butir-butir pertanyaan. Sebelum instrument-instrumen tersebut digunakan dalam
penelitian diadakan penilaian dan ujicoba . penilaian akan dimintakan dari para ahli
terutama pembimbing, sedangkan uji coba instrumen akan dilakukan kepada
guru(untuk angket) dan siswa (untuk tes). Setelah mendapatkan
penyempurnaan-penyempurnaan baru digunakan dalam penelitian sebenarnya.
Tabel : 3.1
Kisi-kisi Penyusunan Instrumen penelitian
Masalah Sub masalah Indikator Sumber Data
Bagaimana - Kesesuaian alokasi waktu
- Tujuan diadakannya
- cara siswa belajar IPS - persepsi siswa terhadap
cara guru mengajar IPS di kelas
- aktivitas siswa di kelas menurut persepsi siswa .
Bagaimana sarana dan prasarana yang dapat
mendukung pembelajaran IPS
Guru, Kepala Sekolah
dan Ka TU
Tabel 3.2
Kisi kisi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
Masalah Sub masalah Indikator sumber data
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara,catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola , memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami. (Sugiyono,
2005:89)
Data yang telah dikumpulkan melalui berbagai alat pengumpul data,
selanjutnya diolah dan dianalisis dengan rasional (induktif dan deduktif). Data hasil
belajar siswa dianalisis dengan menggunakan teknik persentase dan uji –t.
Pengumpulan dan penganalisisan data dilakukan selama proses penelitian
berlangsung (tahap perencanaan, pelaksanaan dan kulminasi). Prosedur yang
dilakukan dalam analisa data ini meliputi: analisa data, refleksi dan tindakan.
H. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri di Kota Serang pada kelas VIII semester 2 tahun pelajaran 2009/2010 mulai
bulan Maret sampai bulan Mei 2010.
I.Uji Coba Terbatas
Pelaksanaan uji coba model pembelajaran dilakukan melalui uji coba terbatas
dan uji coba luas. Uji coba terbatas dilakukan disatu sekolah yakni SMP N 10 Kota
Serang dengan tiga kali pertemuan setiap kali pertemuan 2 jam pelajaran. Sebelum
dilaksanakan uji coba model pembelajaran dilakukan pretest untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dan penguasaan materi sebelum dilaksanakan proses
atau posttest tujuannya untuk mengetahui sejauh mana model tersebut berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa . Hal ini dilakukan pada uji coba terbatas pertama, kedua
dan ketiga.
Tujuan dilakukan uji coba terbatas yakni untuk mengetahui kesesuaian dan
kebermaknaan model pembelajaran yang dikembangkan. Melalui uji coba terbatas
akan dilakukan perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan guna
menyempurnakan model pembelajaran yang digunakan, hasil penyempurnaan pada
uji coba terbatas akan siap digunakan di uji coba lebih luas. Adapun penyempurnaan
model pada kegiatan uji coba terbatas difokuskan pada perencanaan,implementasi
pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
1. Uji Coba Terbatas Pertama (siklus 1)
Draf uji coba terbatas pertama difokuskan pada kegiatan perencanaan,
implementasi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Desain model pembelajaran uji
Draf Awal Uji Coba Pertama (siklus 1)
I. Rancangan
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa memahami permasalahan ketenagakerjaan dalam kegiatan ekonomi dan upaya penanggulangannya
2. Materi Pembelajaran
Tenaga kerja ( masalah menjadi titik tolak pembahasan)
3. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanyajawab, diskusi
4. Media dan Sumber Pembelajaran
a. Sumber buku IPS Terpadu kelas VIII semester 2
b. Media pembelajaran yang relevan dengan pokok pembahasan
5. Evaluasi
a. Evaluasi proses b. Evaluasi hasil
II. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pendahuluan
• Memberi salam kepada siswa
• Memeriksa kehadiran kehadiran siswa dan membentuk kelompok
diskusi
• Menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan
• Mengadakan pretest
b. Kegiatan Inti
• Perumusan Masalah
• Perumusan Hipotesis
• Mengumpulkan dan mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
• Pembuktian hipotesis
• Menentukan pilihan penyelesaian
c. Kegiatan Penutup
• Menyimpulkan materi
• Menanyakan kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung
• Memberi tugas dirumah (PR)
III. Evaluasi
a) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan siklus 1 berpedoman pada draf model awal
pembelajaran problem solving yang telah disusun berdasarkan hasil refleksi studi
pendahuluan. Draf awal tersebut berupa RPP model pembelajaran problem solving
seperti yang disajikan diatas.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I adalah implementasi perencanaan tindakan
siklus 1 yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanyajawab, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal (pendahuluan) alokasi waktu 20 menit (dilakukan secara
klasikal)
• Guru memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran hari ini.
• Guru menyampaikan topik dan tujuan yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari siswa.
• Guru melakukan pretest.
2. Kegiatan Inti alokasi waktu 40 menit
• Guru menyampaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran
• Guru membimbing siswa agar termotivasi untuk merumuskan
permasalahan secara aktif.
• Guru dan siswa menetapkan rumusan masalah yang disepakati
bersama.
b)Tahap perumusan hipotesis
o Guru mengarahkan siswa agar memberi jawaban sementara berkaitan
dengan permasalahan yang sedang dikaji.
o Masing-masing kelompok memberikan hipotesis sesuai dengan
rumusan masalah.
c) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian
hipotesis.
o Secara berkelompok menjaring informasi yang ada sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan guru.
o Siswa secara berkelompok mengolah informasi yang diajukan sesuai
dengan permasalahan yang diajukan.
d)Tahap pembuktian hipotesis
Siswa membuktikan bahwa sektor tenaga kerja dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
e) Tahap menentukan pilihan penyelesaiannya
o Merumuskan penyelesaian masalah berdasarkan hasil temuan dalam
pengujian hipotesis.
o merumuskan kesimpulan pemecahan masalah pada pokok bahasan dari
hasil diskusi
3. Kegiatan Penutup alokasi waktu 20 menit
• Siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan guru.
• Siswa mengerjakan soal post test
• Refleksi
c) Observasi/Pengamatan
Observasi /pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru dan siswa dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran. Pelaksanaan observasi tersebut dibantu oleh
seorang kolaborator, yaitu seorang rekan guru. Pengamatan terhadap guru dilakukan
pada aspek-aspek pelaksanaan pembukaan pembelajaran, kegiatan inti dan penutup.
Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran yakni
mengenahi keaktifan siswa dalam diskusi.
Berdasarkan pengamatan kolaborator diperoleh masukan sebagai berikut:
• Dalam pembukaan guru kurang memotivasi siswa sehingga siswa kurang
• Dalam proses kegiatan inti, siswa kurang aktif, hanya beberapa anak yang
tergolong prestasinya baik saja yang aktif, sehingga proses pembelajaran
kurang begitu hidup.
• Para siswa sebagian besar lambat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan guru.
d.) Refleksi
Setelah rencana tindakan siklus I dilaksanakan, diamati prosesnya dengan
bantuan kolaborator , direnungkan serta didiskusikan hasilnya, diperoleh hasil
refleksi sebagai berikut: dari segi proses, pelaksanaan model pembelajaran problem
solving model awal pada ujicoba terbatas siklus 1 masih menunjukkan beberapa
kelemahan yaitu siswa kurang bersemangat dan kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Dari segi hasil belajar model pembelajaran ini belum menunjukkan
hasil maksimal meskipun terjadi peningkatan kemampuan dari hasil pretest dan hasil
postest.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan penyempurnaan pada siklus
berikutnya berupa upaya upaya sebagai berikut:
• Pemberian motivasi lebih optimal dalam pembukaan.
2. Uji Coba Terbatas Kedua (Siklus 2)
Pelaksanaan pengembangan model pembelajaran problem solving pada uji
coba terbatas kedua dilakukan dengan memperhatikan saran maupun usulan yang
diberikan pada refleksi siklus 1 yakni pemberian motivasi lebih optimal dan
penambahan penggunaan metode penugasan. Draf uji coba terbatas kedua difokuskan
pada kegiatan perencanaan, implementasi dan evaluasi hasil belajar.
a. Desain pembelajaran
Persiapan mengajar pada uji coba terbatas ke dua merupakan hasil revisi dari
uji coba terbatas pertama. Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan format yang
sama yakni topic kegiatan, tujuan pembelajaran, media , langkah-langkah
pembelajaran dan evaluasi. Desain pembelajaran uji coba terbatas ke dua sebagai
berikut:
Draf Uji Coba Terbatas Kedua (siklus 2)
I. Rancangan
1. Tujuan Pembelajaran
a. Standar Kompetensi, memahami kegiatan perekonomian Indonesia
b. Kompetensi Dasar, mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya
c. Indikator
• Mengidentifikasi permasalahan dasar yang berhubungan dengan tenaga kerja di Indonesia (jumlah mutu, persebaran dan angka pengagguran)
• Mengidentifikasi peningkatan mutu tenaga kerja
2. Materi Pembelajaran
Angkatan kerja ( Masalah sebagai titik tolak pembahasan)
3. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanyajawab, diskusi, penugasan
4. Media dan Sumber Belajar
• Sumber buku IPS Terpadu kelas VIII semester 2
• Media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan
5. Eavluasi
menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan
• Mengumpulkan dan mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
• Pembuktian hipotesis
• Menentukan pilihan penyelesaian
c. Kegiatan Penutup
• Menanyakan kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung
• Memberi tugas (PR)
III. Evaluasi
a. Evaluasi Proses (dilaksanakan dalam bentuk observasi) • Guru menilai keterlibatan siswa dalam pembelajaran
b. Evaluasi Hasil (dilaksanakan dalam bentuk tes tulisan)
• Melakukan testertulis kepada siswa dalam bentuk pretest dan posttest. • Membuat karya tulis tentang ketenagakerjaan di Indonesia
IV. Refleksi dan Perbaikan
a. Refleksi
• Alokasi waktu hendaknya digunakan seefisien mungkin b. Perbaikan
• Hendaknya guru mengupayakan siswa terlibat dalam proses
pembelajaran.
b.Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus 2 adalah implementasi perencanaan tindakan siklus 2 yang
telah disusun. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode
ceramah, diskusi, tanyajawab, penugasan dengan prosedur sebagai berikut:
1). Kegiatan awal (pendahuluan) alokasi waktu 20 menit (dilakukan secara klasikal)
• Guru memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran hari ini.
• Guru menyampaikan topik dan tujuan yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari siswa.
• Guru melakukan pretest.
2). Kegiatan Inti alokasi waktu 40 menit
a) Tahap perumusan masalah
• Guru menyampaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran
• Guru membimbing siswa agar termotivasi untuk merumuskan
permasalahan secara aktif.
• Guru dan siswa menetapkan rumusan masalah yang disepakati bersama.
b)Tahap perumusan hipotesis
o Guru mengarahkan siswa agar memberi jawaban sementara berkaitan
dengan permasalahan yang sedang dikaji.
o Masing-masing kelompok memberikan hipotesis sesuai dengan
rumusan masalah.
c) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
- Secara berkelompok menjaring informasi yang ada sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan guru.
- Siswa secara berkelompok mengolah informasi yang diajukan sesuai
dengan permasalahan yang diajukan.
d) Tahap pembuktian hipotesis
- Siswa membuktikan bahwa sektor tenaga kerja dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
e) Tahap menentukan pilihan penyelesaiannya
- Merumuskan penyelesaian masalah berdasarkan hasil temuan dalam
pengujian hipotesis.
- Masing-masing kelompok menanggapi hasil temuan kelompok lain
- Merumuskan kesimpulan pemecahan masalah pada pokok bahasan dari
hasil diskusi
3. Kegiatan Penutup alokasi waktu 20 menit
a. Siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan guru.
c. Refleksi
3) Observasi/Pengamatan
Observasi /pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru dan siswa dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran. Pelaksanaan observasi tersebut dibantu oleh
seorang kolaborator, yaitu seorang rekan guru. Pengamatan terhadap guru dilakukan
pada aspek-aspek pelaksanaan pembukaan pembelajaran, kegiatan inti dan penutup.
Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran yakni
mengenahi keaktifan siswa dalam diskusi.
Berdasarkan pengamatan kolaborator diperoleh masukan sebagai berikut:
• Dalam pembukaan guru cukup bagus dalam memotivasi siswa sehingga siswa
begitu antusias.
• Dalam proses kegiatan inti, siswa mulai aktif, sudah mulai bermunculan
siswa siswa yang dikelasnya bukan kategori siswa berprestasi meskipun
belum begitu banyak.
• Waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas guru masih dianggap
kurang, hal ini menandakan siswa belum optimal dalam menggunakan waktu
4.) Refleksi
Setelah rencana tindakan siklus 2 dilaksanakan, diamati prosesnya dengan
bantuan kolaborator , direnungkan serta didiskusikan hasilnya, diperoleh hasil
refleksi sebagai berikut: dari segi proses, pelaksanaan model pembelajaran problem
solving model awal pada ujicoba terbatas siklus 2 masih menunjukkan beberapa hal
yang perlu disempurnakan. Beberapa hal itu yakni mengenahi penggunakan waktu
yang tersedia belum optimal, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga belum
optimal.. Dari segi hasil belajar model pembelajaran ini belum menunjukkan hasil
maksimal meskipun terjadi peningkatan kemampuan dari hasil pre test dan hasil post
test dan juga dibandingkan dengan siklus 1.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan penyempurnaan pada siklus
berikutnya berupa upaya upaya sebagai berikut:
• Optimalisasi penggunaan waktu dalam proses pembelajaran
• Penambahan penggunaan metode permainan yang merangsang siswa lebih
aktif lagi yakni kupon bertanya
3. Uji Coba Terbatas Ketiga (Siklus 3)
Pelaksanaan pengembangan model pembelajaran problem solving pada uji
sebagai pelaksanaan model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan
siswa serta sikap positif terhadap pembelajaran berkelompok dan diskusi. Draf
ujicoba model pembelajaran pada siklus 3 di fokuskan pada kegiatan perencanaan ,
implementasi dan evaluasi hasil.
a. Perencanaan Tindakan
Persiapan mengajar dalam pelaksanaan pengembangan model
pembelajaran problem solving pada siklus 3 ini merupakan hasil revisi dari persiapan
mengajar pada siklus 2 . Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan format yang
sama topik/kegiatan, tujuan pembelajaran, media langkah-langkah pembelajarandan
evaluasi. Desain model pembelajaran uji coba terbatas ketiga ( siklus 3) adalah
sebagai berikut:
Uji Coba Terbatas Ketiga (siklus 3)
I. Rancangan
1. Tujuan Pembelajaran
a. Standar Kompetensi, memahami kegiatan perekonomian Indonesia
b. Kompetensi Dasar, mendeskripsi permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya.
c. Indikator
• Mengidentifikasikan permasalahan dasar yang berhubungan
dengan tenaga kerja di Indonesia (jumlah mutu, persebaran dan angka pengangguran)
• Mengidentifikasi peningkatan mutu tenaga kerja
• Mengidentifikasi peranan pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia
2. Materi Pembelajaran
3. Metode Pembelajaran
Metode tanyajawab, diskusi, permainan kupon bertanya, penugasan
4. Media dan Sumber Belajar
a. Sumber buku IPS Terpadu krlas VIII semester 2
b. Media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan 5. Evaluasi
a. Evaluasi Proses b. Evaluasi Hasil
II. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pendahuluan
• Memberi salam, memeriksa kehadiran siswa dan menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan
• Mengadakan pretest
b. Kegiatan Inti
• Perumusan Masalah
• Perumusan Hipotesis
• Mengumpulkan dan mengelompokan data sebagai bahan
pembuktian hipotesis
• Pembuktian hipotesis
• Menentukan pilihan penyelesaian
c. Kegiatan Penutup
• Menanyakan kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung
• Memberi tugas dirumah
III. Evaluasi
a. Evaluasi Proses (dilaksanakan dalam bentuk observasi) • Guru menilai keterlibatan siswa dalam pembelajaran b. Evaluasi Hasil (dilaksanakan dalam bentuk tes tulisan)
• Guru melakukan tes tulis
b.Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus 3 adalah implementasi perencanaan tindakan siklus 3 yang
ceramah, diskusi, permainan kupon bertanya, tanyajawab, penugasan dengan prosedur
sebagai berikut:
a. Kegiatan awal (pendahuluan) alokasi waktu 20 menit (dilakukansecara klasikal)
• Guru memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran hari ini.
• Guru menyampaikan topik dan tujuan yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari siswa.
• Guru melakukan pretest.
b. Kegiatan Inti alokasi waktu 40 menit
1) Tahap perumusan masalah
• Guru menyampaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran
• Guru membimbing siswa agar termotivasi untuk merumuskan
permasalahan secara aktif.
• Guru dan siswa menetapkan rumusan masalah yang disepakati bersama.
2)Tahap perumusan hipotesis
o Guru mengarahkan siswa agar memberi jawaban sementara berkaitan
dengan permasalahan yang sedang dikaji.
o Masing-masing kelompok memberikan hipotesis sesuai dengan
rumusan masalah.
3) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
- Secara berkelompok menjaring informasi yang ada sesuai dengan
- Siswa secara berkelompok mengolah informasi yang diajukan sesuai
dengan permasalahan yang diajukan.
4) Tahap pembuktian hipotesis
- Siswa membuktikan bahwa sektor tenaga kerja dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
5) Tahap menentukan pilihan penyelesaiannya
- Merumuskan penyelesaian masalah berdasarkan hasil temuan dalam
pengujian hipotesis.
- Masing-masing kelompok menanggapi hasil temuan kelompok lain
- merumuskan kesimpulan pemecahan masalah pada pokok bahasan dari
hasil diskusi
c. Kegiatan Penutup alokasi waktu 20 menit
a. Siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan guru.
b. Siswa mengerjakan soal post test
c. Refleksi
c) Observasi/Pengamatan
Observasi /pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru dan siswa dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran. Pelaksanaan observasi tersebut dibantu oleh
seorang kolaborator, yaitu seorang rekan guru. Pengamatan terhadap guru dilakukan
Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran yakni
mengenahi keaktifan siswa dalam diskusi.
Berdasarkan pengamatan kolaborator diperoleh masukan sebagai berikut:
• Dalam pembukaan guru cukup bagus dalam memotivasi siswa sehingga siswa
begitu antusias.
• Dalam proses kegiatan inti, siswa begitu aktif, sudah begitu banyak
bermunculan siswa siswa yang dikelasnya bukan kategori siswa berprestasi.
• Permainan kupon bertanya sangat bagus digunakan untuk merangsang siswa
aktif dalam proses pembelajaran..
d.) Refleksi
Setelah rencana tindakan siklus 3 dilaksanakan, diamati prosesnya dengan
bantuan kolaborator , direnungkan serta didiskusikan hasilnya, diperoleh hasil
refleksi sebagai berikut: dari segi proses, pelaksanaan model pembelajaran problem
solving model awal pada ujicoba terbatas siklus 3 menunjukkan hasil yang termasuk
kategori sangat baik sekali. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran untuk uji coba
J. Penyajian Uji Coba Lebih Luas
a. Uji coba lebih luas 1
Pelaksanaan uji coba luas 1 dilaksanan di SMP N 11 Kota Serang . Uji coba
Lebih luas 1 dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dalam tiga siklus. Pada
ketiga siklus tersebut tidak ada penyempurnaan model pembelajaran problem solving.
Kelemahan-kelemahan dan masukan masukan dari kolaborator banyak berkenaan
dengan perlunya upaya optimalisasi setiap kegiatan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan. Dengan demikian perencanaan tindakan yang disusun dalam bentuk
RPP tiap siklus adalah tetap RPP model problem solving model akhir sementara dari
hasil uji coba terbatas . Namun pada setiap pelaksanaan RPP model pembelajaran
problem solving dalam setiap siklusnya terdapat beberapa kelemahan dan mendapat
beberapa masukan yang berkenaan dengan perlunya optimalisasi penggunaan metode
dan pelaksanaan setiap kegiatan dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan
pembukaan, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup. Jadi hasil refleksi
setiap akhir siklus sampai siklus ke 3 berupa pada tekanan optimalisasi kegiatan guru
dan siswa denngan scenario pembelajaran sebagaimana ditetapkan dalam RPP model
pembelajaran problem solving hasil pengembangan uji coba terbatas.
b. Uji Coba Lebih Luas II
Uji coba luas II dilaksanakan di SMP N 15 Kota Serang. Uji coba lebih luas II
tiga siklus. Pada ketiga siklus tersebut tidak ada penyempurnaan model pembelajaran
problem solving. Kelemahan-kelemahan dan masukan masukan dari kolaborator
banyak berkenaan dengan perlunya upaya optimalisasi setiap kegiatan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan. Dengan demikian perencanaan tindakan yang disusun
dalam bentuk RPP tiap siklus adalah tetap RPP model problem solving model akhir
sementara dari hasil uji coba terbatas . Namun pada setiap pelaksanaan RPP model
pembelajaran problem solving dalam setiap siklusnya terdapat beberapa kelemahan
dan mendapat beberapa masukan yang berkenaan dengan perlunya optimalisasi
penggunaan metode dan pelaksanaan setiap kegiatan dalam proses pembelajaran yang
meliputi kegiatan pembukaan, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup. Jadi
hasil refleksi setiap akhir siklus sampai siklus ke 3 berupa pada tekanan optimalisasi
kegiatan guru dan siswa, waktu pembelajaran dengan skenario pembelajaran
sebagaimana ditetapkan dalam RPP model pembelajaran problem solving hasil
pengembangan uji coba terbatas.
c. Uji Coba Lebih Luas III
Pelaksanaan uji coba lebih luas III dilaksanakan di SMP N 17 Kota
Serang.Uji coba lebih luas III pun sama dengan ujicoba lebih luas II dilaksanakan
sebanyak tiga kali pertemuan dalam tiga siklus. Pada siklus 1 dan 2 tidak ada
penyempurnaan model pembelajaran problem solving. Kelemahan-kelemahan dan
masukan dari kolaborator hanya berkenaan dengan perlunya upaya optimalisasi setiap
dalam bentuk RPP pada siklus 1 dan 2 adalah tetap RPP model pembelajaran problem
solving akhir dari hasil uji coba terbatas.
Berbeda dengan siklus 1 dan 2 diatas , pada siklus 3 terdapat penyempurnaan
model pembelajaran problem solving berdasarkan masukan dan hasil refleksi siklus
2. Penyempurnaan itu berupa penambahan penggunaan metode penemuan pada
proses pembelajaran inti sehingga penggunaan metode menjadi metode ceramah,
diskusi tanyajawab, bermain kupon bertanya, penemuan dan penugasan. Model
pembelajaran problem solving pada siklus ke 3 adalah RPP model pembelajaran
problem solving penyempurnaan dari siklus 2 yang sekaligus menjadi model final
pembelajaran problem solving dalam penelitian ini. Model final itu dapat
dikemukakan dalam bentuk RPP model pembelajaran problem solving seperti
RPP Model Pembelajaran problem Solving ( Final)
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : VIII/Genap
Pokok Bahasan : Ketenagakerjaan
Sub Pokok Bahasan : Peran Pemerintah dalam Menangulangi Masalah
Ketenagakerjaan di Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A.Standar Kompetensi
Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
B.Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber
daya dalam kegiatan ekonomi serta peran pemerintah dalam upaya
penanggulangannya.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi permasalahan peningkatan mutu tenaga kerja
2. Mengidentifikasi peranan pemerintah dalam mengatasi tenaga kerja di Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Memecahkan permasalahan dasar yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.
2. Siswa dapat menjelaskan upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia.
E. Materi Pembelajaran
1. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia
2. Peran pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia.
1. Model Pembelajaran Problem Solving
2. Metode Pembelajaran menggunakan metode kombinasi: ceramah,penemuan, diskusi, tanyajawab dengan permainan kupon bertanya , penugasan.
G. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan awal (pendahuluan) alokasi waktu 20 menit (dilakukan secara klasikal)
a. Guru memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran hari ini.
b. Guru menyampaikan topik dan tujuan yang akan dipelajari sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari siswa.
c. Guru melakukan pretest.
2. Kegiatan Inti alokasi waktu 40 menit
a. Tahap perumusan masalah
• Guru menyampaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran
• Guru membimbing siswa agar termotivasi untuk merumuskan
permasalahan secara aktif.
• Guru dan siswa menetapkan rumusan masalah yang disepakati bersama.
b. Tahap perumusan hipotesis
o Guru mengarahkan siswa agar memberi jawaban sementara berkaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji.
o Masing-masing kelompok memberikan hipotesis sesuai dengan
rumusan masalah.
d. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
- Secara berkelompok menjaring informasi yang ada sesuai dengan pertanyaan yang diajukan guru.
- Siswa secara berkelompok mengolah informasi yang diajukan sesuai dengan permasalahan yang diajukan.
e. Tahap pembuktian hipotesis
f. Tahap menentukan pilihan penyelesaiannya
- Merumuskan penyelesaian masalah berdasarkan hasil temuan dalam pengujian hipotesis.
- Masing-masing kelompok menanggapi hasil temuan kelompok lain
- merumuskan kesimpulan pemecahan masalah pada pokok bahasan dari hasil diskusi
3. Kegiatan Penutup alokasi waktu 20 menit
a. Siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan guru.
b. Siswa mengerjakan soal post test
c. Refleksi
H. Sumber , Alat dan Media Pembelajaran
1. Sumber : Buku IPS terpadu kelas VIII
2. Media : media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan
I. Evaluasi (Proses dan Hasil)
1. Evaluasi proses (dilaksanakan dalam bentuk observasi)
2. Evaluasi hasil (dilakukan dalam bentuk tes tulisan)
Lembar pengamatan (observasi) proses pembelajaran problem solving
No Nama Siswa Mengajukan
pertanyaan
Menjawab pertanyaan
Kemukakan pendapat
Keterangan
Keterangan:
Aktif : siswa melakukan dua kegiatan pada tabel
Kurang aktif : siswa melakukan satu kegiatan pada tabel
Pasif : siswa tidak melakukan kegiatan pada tabel
Lembar pengamatan (observasi) proses pembelajaran problem solving
No Nama Siswa Mendeteksi masalah
Alternatif pemecahan masalah
Menghubungkan masalah yang satu dengan yang lain
Keterangan
Keterangan:
Sangat kritis : siswa melakukan empat kegiatan pada tabel
Kritis : siswa melakukan tiga kegiatan pada tabel
Kurang kritis : siswa melakukan dua kegiatan diskusi pada tabel
Pasif : tidak melakukan kegiatan diskusi
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu upaya untuk menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, dalam pembelajaran ini siswa menjadi subyek pembelajaran, sehingga siswa lebih dominan dibandingkan guru. Pembelajaran ini mengubah pola teacher centered menjadi student centered (berpusat pada siswa). Siswa secara sistematis diarahkan lebih mandiri, aktif dan kreatif, demokratis, berpikir logis dan berwawsan luas. Hal ini akan membawa dampak yang positif terhadap hasil pembelajaran. Dan hal ini juga dapat membuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran problem solving dengan melakukan perbandingan pretest dan posttest. Model Pembelajaran Problem Solving telah memberi perubahan terhadap hasil belajar siswa mencakup metode, strategi dan skenario pembelajaran yang diterapkan di kelas.