• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBINAAN GURU TERHADAP TINGKAT LITERASI TIK DAN DAMPAKNYA PADA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU : Survei terhadap KKG Penerima Block Grant ICT di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBINAAN GURU TERHADAP TINGKAT LITERASI TIK DAN DAMPAKNYA PADA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU : Survei terhadap KKG Penerima Block Grant ICT di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Lokasi Penelitian dan Sumber Data ... 12

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Implementasi Program Pembinaan Guru ... 13

B. Kelompok Kerja Guru ... 15

1. Konsep Kelompok Kerja Guru ... 15

2. Organisasi ... 17

3. Pengelolaan KKG ... 18

C. Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 34

1. Pengertian TIK ... 34

2. Literasi TIK ... 36

3. Literasi Informasi ... 39

4. Komponen TIK ... 43

5. Pemahaman Perangkat TIK ... 46

6. Pemanfaatan Internet ... 48

7. Keterampilan Literasi Informasi ... 55

D. Kompetensi Guru ... 58

1. Pengertian Kompetensi Guru ... 58

2. Kompetensi Profesional Guru ... 61

E. Kerangka Pemikiran ... 79

F. Asumsi Penelitian ... 81

G. Hipotesis Penelitian ... 82

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 83

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 85

(2)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 89

E. Instrumen Penelitian ... 90

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 94

1. Uji Validitas ... 94

2. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 96

3. Uji Reliabilitas ... 99

4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 101

G. Teknik Analisis Data ... 102

1. Deskripsi Variabel Penelitian dengan Perhitungan WMS ... 102

2. Uji Statistik ... 104

a. Uji Prasyarat ... 104

1) Uji Normalitas ... 104

2) Uji Linearitas ... 105

3) Uji Multikolinieritas ... 109

4) Uji Heteroskedastisitas ... 110

b. Uji Hipotesis ... 112

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 119

1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 119

a. Masa Kerja ... 119

b. Jenis Kelamin dan Pendidikan Terakhir ... 121

c. Golongan ... 122

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 123

a. Implementasi Program Pembinaan Guru ... 123

b. Tingkat Literasi TIK ... 125

c. Kompetensi Profesional Guru ... 128

3. Uji Hipotesis Penelitian ... 130

a. Analisis Korelasi ... 130

b. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 132

B. Pembahasan ... 142

1. Gambaran Implementasi Program Pembinaan Guru 142 2. Gambaran Tingkat Literasi TIK ... 143

3. Gambaran Kompetensi Profesional Guru ... 145

4. Pengaruh Implementasi Program Pembinaan Guru terhadap Tingkat Literasi TIK ... 146

5. Hubungan Jalur Implementasi Program Pembinaan Guru terhadap Tingkat Literasi TIK dan Kompetensi Profesional Guru ... 149

(3)

B. Rekomendasi ... 154

DAFTAR PUSTAKA ... 158

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 159

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kinerja Total KKG/MGMP Provinsi Kalimantan Barat ... 8

3.1 Distribusi Sampel ... 87

3.2 Kisi-kisi Instrumen Implementasi Program Pembinaan Guru .... 91

3.3 Kisi-kisi Instrumen Tingkat Literasi TIK ... 91

3.4 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Profesional Guru ... 93

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Implementasi Program Pembinaan Guru ... 96

3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tingkat Literasi TIK ... 97

3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Profesional Guru .... 99

3.8 Kriteria Penafsiran Uji Reliabilitas ... 100

3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 101

3.10 Kriteria Penafsiran Data ... 103

3.11 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 105

3.12 Hasil Uji Linearitas Garis Regresi ... 107

3.13 Hasil Uji Multikolinieritas ... 101

3.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 111

3.15 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 112

4.1 Statistik Deskripsi Karakteristik Masa Kerja Guru ... 120

4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin dan Pendidikan ... 121 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Golongan Responden ... 122

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Implementasi Program Pembinaan Guru ... 124

4.5 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Tingkat Literasi TIK ... 126

4.6 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kompetensi Profesional Guru ... 128

4.7 Nilai Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 131

4.8 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 131

4.9 Tabel Anova untuk Model Sub Struktur-1 ... 134

4.10 Tabel Model Summary untuk Model Sub Struktur-1 ... 135

4.11 Tabel Koefisien untuk Model Sub Struktur-1 ... 135

4.12 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub Struktur-1 ... 135

(4)

4.14 Tabel Koefisien untuk Model Sub Struktur-2 ... 136

4.15 Tabel Model Summary untuk Model Sub Struktur-2 ... 136

4.16 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub Struktur -2 ... 140

4.17 Besarnya Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel Penelitian ... 141

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peralatan TIK ... 34

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 78

3.1 Pengaruh antar variabel ... 83

4.1 Grafik Masa Kerja Responden ... 120

4.2 Grafik karakteristik jenis kelamin dan pendidikan responden .. 122

4.3 Grafik karakteristik golongan responden ... 123

4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Implementasi Program Pembinaan Guru ... 125

4.5 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Literasi TIK ... 127

4.6 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Profesional Guru ... 130

4.7 Diagram Sub Struktur -1 ... 132

4.8 Diagram Sub Struktur-2 ... 133

4.9 Hasil Koefisien Jalur Sub Struktur-1 ... 136

4.10 Hasil Koefisien Jalur Sub Struktur-2 ... 140

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kisi-kisi instrumen ... 161

2 Instrumen ... 164

3 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 174

4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 183

5 Hasil Transformasi Data Variabel Instrumen ... 186

6 Hasil Uji Normalitas ... 192

7 Hasil Uji Linearitas ... 193

8 Hasil Uji Multikolinieritas ... 194

9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 195

10 Hasil Analisis Korelasi ... 196

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil

tidaknya program pendidikan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh

karena itu pendidik mendapat perhatian utama dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang mutlak harus

dilakukan oleh pemerintah. Rendahnya mutu pendidikan dapat menghambat

penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan

untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah

masalah efektifitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran. Hal tersebut masih

menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan

khusus dalam dunia pendidikan yaitu: rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas

guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya

kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan

kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan.

Mutu pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini

dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

(7)

peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per-kepala yang

menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun.

Survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), mengatakan

bahwa mutu pendidikan di Indonesia berada pada urutan kedua belas dari dua

belas negara di Asia, ini sangat memalukan bukan jika kita berada di urutan paling

akhir. Indonesia berada persis dibawah Vietnam, data yang dilaporkan The World

Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah,

yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan

masih menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat

sebagai pengikut (follower) bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di

dunia.

Beberapa dokumen penelitian World Bank (2009, 2010, 2011) juga

mengatakan salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam pengembangan

profesional guru di Indonesia adalah jumlah guru yang masih terlalu besar dan

penyebarannya yang kurang merata. Di Indonesia, TSR (Teacher Student Ratio)

adalah sebesar 19:1 untuk SD dan 15,6:1 untuk SMP. Sedangkan penyebarannya

masih belum merata dengan SD di daerah perkotaan mengalami kelebihan guru

sampai dengan 66%, dan SD di daerah terpencil masih mengalami kekurangan

guru sampai 68%. Di luar itu semua, jumlah ditemukan juga bahwa jumlah guru

(8)

Apabila berbicara mengenai mutu pendidikan, maka salah satu komponen

yang memegang peranan penting adalah pendidik. Pendidik senantiasa

diperhatikan oleh banyak pihak ketika berbicara masalah pendidikan, karena

pendidik selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan.

Pendidik memegang peran utama dalam pendidikan, khususnya yang

diselenggarakan baik pendidikan formal maupun non-formal di sekolah. Pendidik

juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik dan mutu pendidikan secara

umum. Dalam hal ini Mulyasa (2007: 5) menyatakan, “Upaya perbaikan apa pun

yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan

berkualitas”.

Pendidik mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya

mewujudkan mutu pendidikan yang baik, terutama pada pendidikan dasar. Untuk

itu seorang pendidik dituntut memiliki kualifikasi akademik dan beberapa

kompetensi dalam mengimplementasikan pembelajaran. Hal ini tercantum dalam

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV pasal

10 ayat (1) yang menyebutkan, “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola

(9)

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,

dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai

bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,

dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagaimana

dijelaskan di atas adalah kompetensi profesional. Dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru pada Pasal 3 ayat (7)

disebutkan bahwa:

Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu, dan

b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Untuk mencapai kompetensi tersebut, maka seorang guru diharapkan

(10)

ini dapat dicapai di antaranya melalui kemampuan guru untuk mengakses

sumber-sumber pengetahuan, baik dalam bentuk media cetak maupun yang berasal dari

media elektronik. Kemampuan untuk mengakses sumber-sumber belajar tersebut

tentu saja harus didasari pada literasi guru pada perangkat yang mendukung,

terutama dalam mengakses sumber belajar dari media elektronik, terutama melalui

website. Melalui literasi atau kemampuan untuk mengenal dan menggunakan

media elektronik seperti komputer ataupun laptop yang dihubungkan dengan

jaringan internet, diharapkan guru memiliki kemampuan untuk meningkatkan

kompetensi profesionalnya.

Untuk meningkatkan profesionalisme guru tersebut, maka pemerintah

telah mengusahakan wadah pembinaan profesional yang tidak formal dan

dilakukan di tingkat gugus sekolah dengan melibatkan para Pembina guru, yaitu

kepala sekolah dan pengawas sekolah. Wadah ini di tingkat sekolah dasar dikenal

dengan nama KKG (Kelompok Kerja Guru).

Kelompok Kerja Guru tersebut di Provinsi Kalimantan Barat telah eksis

dalam beberapa tahun terakhir. Keberadaan KKG tersebut dimaksud untuk

membantu pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan. Lembaga ini berfungsi sebagai wadah untuk menampung berbagai

masalah, memecahkan masalah, mengembangkan dan menularkan berbagai

gagasan baru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Terbentuknya KKG

(11)

khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan KBM dan masalah pendidikan

lainnya.

Untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan KKG sebagai wadah bagi

guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam proses pembelajaran, maka

pemerintah c.q. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi

Kalimantan Barat melalui DIPA LPMP Provinsi Kalimantan Barat Nomor

0814.0/023-08.0/XVI/2008 telah menyalurkan dana blockgrant berbasis ICT bagi

KKG yang ada di Provinsi Kalimantan Barat.

Penyaluran blockgrant berbasis ICT tersebut dilakukan dengan mekanisme

pengajuan proposal oleh masing-masing KKG. Berdasarkan data dari LPMP pada

tahun 2009, jumlah KKG yang mendapatkan dana blockgrant berbasis ICT

tersebut sejumlah 99 buah KKG. Melalui program ini diharapkan guru di dalam

KKG dapat memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk meningkatkan literasi

mereka pada TIK dan mengembangkan kemampuan mereka dalam meningkatkan

profesionalitas mereka.

Tingkat literasi tersebut secara sederhana meliputi kemampuan untuk

menentukan informasi yang diperlukan, mengakses informasi secara efektif dan

efisien, menilai informasi secara kritis, memanfaatkan informasi yang diperoleh

untuk mencapai tujuan yang diharapkan, serta memahami berbagai aturan dalam

mengakses dan menggunakan informasi secara etis dan legal (American Library

Association, 2000). Tingkat literasi yang diperoleh guru pada akhirnya akan dapat

(12)

penguasaan terhadap materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu; penguasaan terhadap standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu; kemampuan

mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif;

mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif; serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

Salah satu KKG penerima dana block grant berbasis ICT tersebut adalah

KKG Gugus I Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. KKG yang

terletak di wilayah Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya ini

mewadahi sebanyak 65 orang guru yang berasal dari 4 buah Sekolah Dasar Negeri

(SDN) di wilayah tersebut. Pusat kegiatan KKG ini biasanya dilakukan di SDN 39

Sungai Kakap yang merupakan sekolah inti. KKG Gugus I ini pada tahun

anggaran 2009 memperoleh block grant berbasis ICT. Bantuan yang diberikan

berupa perangkat keras seperti laptop, printer, modem, dan InFocus.

Melalui pemberian block grant berbasis ICT tersebut diharapkan

kompetensi profesional guru khususnya di wilayah Sungai Kakap Kabupaten

Kubu Raya dapat meningkat. Namun demikian, pada saat melakukan wawancara

singkat dengan beberapa guru yang berasal dari sekolah imbas di bawah naungan

KKG Gugus I tersebut, peneliti melihat bahwa kompetensi profesional yang

(13)

kompetensi guru daerah terpencil (block grant ICT) tahun 2009, kabupaten ini

menduduki peringkat ke-10 dari sebelas kabupaten yang menjadi sasaran monev,

dengan persentase capaian hanya sebesar 70,6%. Selain itu, pada saat

dilaksanakannya Uji Kompetensi Awal (UKA) tahun 2012, dari 176 orang guru

yang ikut serta pada kecamatan Sungai Kakap, hanya sebanyak 148 orang

(84,09%) yang dinyatakan layak untuk mengikuti PLPG.

Tabel 1.1

Kinerja Total KKG/MGMP Provinsi Kalimantan Barat

NO KABUPATEN SKOR PERSEN

1 SINTANG 2391 79,7

2 KAYONG UTARA 2223 79,4

3 KETAPANG 2158 77,1

4 LANDAK 1951 75,0

5 BENGKAYANG 1877 78,2

6 SAMBAS 1847 77,0

7 MELAWI 1574 78,7

8 SANGGAU 1244 69,1

9 SEKADAU 1189 74,3

10 KUBURAYA 1130 70,6

11 KAPUAS HULU 1022 73,0

Sumber: Hasil Monev LPMP Kalimantan Barat

Adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan tersebut mendorong

peneliti untuk mengangkatnya dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah dengan

(14)

KKG Penerima Blockgrant ICT di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu

Raya)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan

masalah merupakan pemfokusan terhadap kajian-kajian penelitian dalam bentuk

pertanyaan penelitian untuk kemudian dilakukan penelitian dan pembahasannya.

Pentingnya rumusan masalah adalah untuk membatasi dan memperjelas masalah

yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini

yaitu: Bagaimanakah Pengaruh Implementasi Program Pembinaan Guru

terhadap Tingkat Literasi TIK dan dampaknya pada Kompetensi

Profesional Guru.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirinci kedalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran implementasi program pembinaan guru di KKG

Gugus I Sungai Kakap?

2. Bagaimanakah gambaran tingkat literasi TIK guru di KKG Gugus I Sungai

Kakap?

3. Bagaimanakah gambaran kompetensi profesional guru di KKG Gugus I

Sungai Kakap?

(15)

5. Bagaimanakah hubungan jalur implementasi program pembinaan guru

terhadap tingkat literasi TIK dan kompetensi profesional guru?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana

pengaruh implementasi program pembinaan guru terhadap tingkat literasi TIK dan

kompetensi profesional guru di KKG Gugus I Kecamatan Sungai Kakap

Kabupaten Kubu Raya.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk:

a. Mengetahui gambaran implementasi program pembinaan guru di KKG Gugus

I Sungai Kakap.

b. Mengetahui gambaran tingkat literasi TIK guru di KKG Gugus I Sungai

Kakap.

c. Mengetahui gambaran kompetensi profesional guru di KKG Gugus I Sungai

Kakap.

d. Mengetahui pengaruh implementasi program pembinaan guru terhadap

tingkat literasi TIK.

e. Mengetahui hubungan jalur implementasi program pembinaan guru terhadap

(16)

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka hasil penelitian

ini memiliki manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan,

yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat mengkaji lebih dalam

tentang pengaruh dan hubungannya antara implementasi program pembinaan

guru dengan tingkat literasi TIK dan kompetensi profesional guru, sehingga

dapat memberikan kontribusi terhadap teori-teori pendidikan khususnya

menyangkut kegiatan program pembinaan guru dalam KKG, juga menjadi

studi lanjutan yang relevan dan sebagai bahan kajian bagi tenaga edukatif dan

ilmu pengetahuan yang berkembang pada dunia pendidikan saat ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam

menyiapkan rencana pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat penilaian.

b. Bagi Kelompok Kerja Guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan gambaran mengenai dampak pelaksanaan pemberian block

grant berbasis ICT terhadap tingkat literasi TIK dan peningkatan

(17)

c. Bagi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, diharapkan hasil penelitian

ini memberikan informasi mengenai implementasi program pembinaan

guru dari KKG.

d. Bagi Peneliti, kesempatan penelitian yang dilakukan ini merupakan upaya

menambah wawasan berfikir ilmiah, terutama dalam rangka pelaksanaan

program pembinaan guru secara teoritis dan kaitannya dengan pelaksanaan

di lapangan.

e. Bagi penelitian lebih lanjut. Untuk peneliti yang akan melanjutkan

penelitian yang berkaitan dengan pembinaan guru dan literasi TIK melalui

kegiatan KKG dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan kajian

yang relevan.

E. Lokasi Penelitian dan Sumber Data

Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu

Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Kubu Raya memiliki 9 (sembilan)

wilayah kecamatan, yaitu Batu Ampar, Kubu, Teluk Pakedai, Sungai Kakap,

Sungai Raya, Terentang, Sungai Ambawang, Rasau Jaya dan Kuala Mandor B.

Sebagian dari kecamatan tersebut tersebar di beberapa pulau kecil. Berdasarkan

pertimbangan atas karakteristik wilayah tersebut, maka peneliti menetapkan lokasi

(18)

Pontianak. Target populasi adalah semua guru SD di KKG Gugus I Kecamatan

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian

secara efektif dan efisien. Sugiyono (2008:3) mengemukakan bahwa “Metode

penelitian pada dasarnya adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah berarti kegiatan

penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan

sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara

yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti

bahwa cara-cara yang dilakukan dalam kegiatan penelitian itu dapat diamati oleh

indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui

cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti bahwa proses yang digunakan dalam

penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian ini merupakan tipe penelitian verifikatif yaitu penelitian yang

bertujuan menguji hipotesis. Metode yang digunakan adalah Explanatory

Survey Method, yaitu suatu penelitian survey yang bertujuan untuk menguji

hipotesis dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang

terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui

(20)

pembinaan guru dari KKG (X) terhadap tingkat literasi TIK (Y) dan kompetensi

profesional guru (Z).

Secara lebih sistematis, pengaruh antara variabel penelitian ini

digambarkan sebagai berikut :

X Y Z

rXY rYZ

Gambar 3.1 Pengaruh antar variabel

Penelitian ini menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam

menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu

populasi dan sampel, volume dan sebarannya. Karena data hasil penelitian

berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antara

variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga dapat

ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang

pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan

demikian digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat

dijadikan angka yang cukup akurat. Konsekuensi metode penelitian ini

memerlukan operasionalisasi variabel-variabel yang dapat diukur secara

kuantitatif sedemikian rupa untuk dapat digunakan model uji hipotesis dengan

metode statistika. Implementasi Program Pembinaan

Guru dari KKG

Tingkat Literasi

TIK

(21)

Analisa yang diperoleh dari penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif

untuk melihat hubungan setiap variabel penelitian dan secara statistik untuk

melihat pengaruh antar variabel sebab-akibat. Penggunaan analisa statistik

diberlakukan sesuai dengan jenis data dalam penelitian dan jenis skala

pengukuran data.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi

bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi

juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang

diteliti itu.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah guru anggota KKG di Gugus

I Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah guru

tersebut adalah 65 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai

(22)

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2010:118) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Besarnya sampel suatu penelitian dapat dilakukan dengan menarik

sebagian atau seluruh dari populasi yang akan diteliti. Apabila populasi besar dan

peneliti tidak mungkin mengambil semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposive sample. Hal ini dilakukan mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto

(2010: 183), “Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan,

misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat

mengambil sampel yang besar dan jauh”. Selain itu, penggunaan purposive

sample dalam penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa

pengambilan sampel didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu

yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. Karena populasi yang diteliti memiliki

karakteristik yang sama (homogen) maka sebanyak 65 guru yang akan diambil

sebagai sampel.

Sementara itu, pengambilan sampel dilakukan dengan karakteristik

sebagai berikut:

1. Sampel adalah guru yang bertugas di salah satu SDN yang berada di dalam

(23)

3. Masa kerja minimal 5 tahun.

Berdasarkan karakteristik tersebut maka diperoleh sampel dengan

distribusi sebagaimana tergambar dalam tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Distribusi Sampel

No Nama Sekolah Jenis Kelamin Jumlah

L P

1 SDN 39 Sungai Kakap 7 17 24

2 SDN 08 Sungai Kakap 5 16 21

3 SDN 33 Itik Laut 3 7 10

4 SDN 34 Belidak Laut 8 2 10

Jumlah 65

Sumber : Data NUPTK Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel diperlukan untuk menghindari perbedaan

penafsiran terhadap variabel-variabel penelitian, dan variabel ini bersumber

dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar penyusunan kerangka berpikir

yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial. Merujuk pada

pengertian definisi operasional variabel menurut Mc Millan, J dan

Schumacer, S (2001:84) sebagai berikut :

(24)

Definisi operasional dimaksudkan untuk mengukur, mengkategorikan

dan memanipulasi variabel berdasarkan aktifitas atau kegiatan khusus dari

variabel tersebut. Menurut Riduwan (2006:10) “Definisi operasional yang

dirumuskan untuk setiap variabel harus sampai melahirkan indikator-indikator dari

setiap variabel yang diteliti yang kemudian dijabarkan dalam instrumen penelitian”.

Variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang

terkandung dalam hipotesis-hipotesis penelitian yang dirumuskan, yaitu

dengan cara menjelaskan pengertian-pengertian konkret dari setiap variabel

sehingga dimensi dan indikator-indikatornya serta kemungkinan derajat nilai atau

ukurannya dapat ditetapkan.

Variabel-variabel penelitian ini terdiri atas variabel implementasi program

pembinaan guru, tingkat literasi TIK dan kompetensi profesional. Operasional

masing-masing variabel tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Pengaruh dapat diartikan sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu

(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan

seseorang.

2. Implementasi Program Pembinaan Guru

Implementasi Program pembinaan guru adalah merupakan usaha-usaha untuk

mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap

tenaga kependidikan. Tujuan dari kegiatan pembinaan ini adalah tumbuhnya

(25)

3. Literasi TIK

Adapun yang dimaksud dengan literasi TIK dalam penelitian ini adalah

kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, perangkat komunikasi,

dan/atau jaringan (komputer) untuk memecahkan permasalahan terkait

informasi, agar dapat berperan dalam masyarakat informasi. Kemampuan ini

meliputi kemampuan menggunakan teknologi sebagai perangkat untuk

meneliti, mengorganisasi, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi.

4. Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi Profesional Guru di dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai

suatu kemampuan seorang guru di dalam melaksanakan pekerjaan sebagai

seorang tenaga pendidik yang harus didahului dengan proses persiapan

(pendidikan) agar mereka memiliki sejumlah keterampilan untuk

melaksanakan pekerjaannya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

suatu penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data atau

dengan kata lain, pengumpulan data adalah suatu prosedur atau cara yang

dilakukan untuk memperoleh data dalam upaya pemecahan masalah.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

alat pengukuran sebagai berikut : untuk literasi TIK menggunakan test, sedangkan

(26)

mengunakan kuesioner (angket). Soal diberikan dengan menggunakan alternatif

pilihan ganda. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Jenis angket yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang

menghendaki jawaban pendek dan jawaban yang diberikan dengan membubuhkan

tanda tertentu yaitu berupa tanda silang (X).

Daftar pertanyaan disusun dengan disertai alternatif jawabannya dan

responden diminta untuk memilih salah satu jawaban dari alternatif yang sudah

disediakan. Alasan peneliti menggunakan angket tertutup dalam penelitian ini

adalah agar:

1. Mudah diisi oleh responden.

2. Dengan angket, responden memiliki keleluasaan dalam menjawab pertanyaan

karena tidak terpengaruh oleh sikap mental hubungan antara peneliti dengan

responden.

3. Pengumpulan data lebih efisien ditinjau dari segi tenaga, waktu dan biaya.

4. Responden tidak dituntut untuk berfikir keras dalam mencari jawaban setiap

pertanyaan karena alternatif jawaban telah tersedia.

E. Instrumen Penelitian

(27)

dilakukan oleh peneliti untuk merumuskan pertanyaan untuk memperoleh data

serta memudahkan dalam menyusun instrumen (alat pengumpul data) adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan variabel-variabel yang dianggap penting untuk ditanyakan dan

mengacu pada teori-teori mendasar.

2. Menjabarkan variabel-variabel tersebut menjadi sub variabel atau dimensi.

3. Menjabarkan sub variabel kedalam indikator.

4. Membuat pertanyaan berdasarkan indikator tersebut.

5. Membuat kisi-kisi instrumen untuk variabel X, variabel Y dan variabel Z.

Adapun kisi-kisi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kisi-kisi instrumen variabel X yaitu implementasi program pembinaan guru

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

Implementasi Program Pembinaan Guru

No Variabel Dimensi Indikator Jumlah

Item No. Item

1 Implementasi

Program

Pembinaan

Guru

1.Perencanaan 1.1 Tujuan Program

1.2 Jadwal

1.3 Sarana Belajar

1.4 Pendanaan

7

3

2

1

1 s/d 7

8 s/d 10

11 s/d 12

13

2.Pelaksanaan 2.1 Materi

2.2 Instruktur

2.3 Operasional Pelaksanaan

2.4 Media dan perlengkapan 1 1 1 3 14 15 16

17 s/d 19

3.Evaluasi 3.1Aspek yang di evaluasi

3.2Proses pelaksanaan

3

3

20 s/d 22

(28)

2. Kisi-kisi instrumen variabel Y yaitu tingkat literasi TIK

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Tingkat Literasi TIK

No Variabel Dimensi Indikator Jumlah

Item No Item 2 Tingkat

Literasi TIK

1. Komponen TIK

1.1Mampu memahami komputer/system computer

1.2Mampu memahami komponen komunikasi 1.3Mengetahui penggunaan

TIK

4

2

2

1, 2, 3, 4

5,6

7,8

Lanjutan Tabel 3.3

No Variabel Dimensi Indikator Jumlah

Item No Item 2. Pemahaman

Perangkat TIK

2.1Mampu memanfaatkan komputer/laptop 2.2Mampu menggunakan

LCD Proyektor 1 1 9 10 3. Pemanfaatan Internet

3.1Mampu menggunakan internet sebagai alat komunikasi

3.2Mampu memanfaatkan internet untuk

mengakses informasi 3.3Mampu memanfaatkan

internet dalam pendidikan dan pembelajaran

3.4Mampu memanfaatkan internet sebagai pelengkap 1 2 3 1 11 12, 13 14, 15, 16 17 4.Keterampilan Literasi Informasi

4.1Mampu mengetahui kebutuhan akan informasi 4.2Mampu mengetahui

dimana sumber informasi 1

1

18

(29)

informasi

4.4Mampu memiliki pemahaman tentang kebutuhan untuk mengevaluasi hasil temuan informasi 4.5Mampu memiliki etika

dan tanggung jawab dalam penggunaan informasi

4.6Mampu memiliki

pemahaman tentang cara mengkomunikasikan informasi yang ditemukan 4.7Mampu memiliki

pemahaman memanej temuan 2 1 1 1 21, 22 23 24 25

3. Kisi-kisi instrumen variabel Z yaitu kompetensi profesional guru

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Profesional Guru

No Variabel Dimensi Indikator Jumlah

Item No.Item 3 Kompetensi

Profesional Guru

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

1.1Mampu menguasai materi pelajaran 1.2Mampu menguasai

konsep mata pelajaran 1 1 1 2

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

2.1Mampu memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu

2.2Mampu memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

(30)

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

3.1Mampu memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat pekembangan peserta didik 3.2Mampu mengolah

materi pembelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik 3 1 9, 10, 11 12 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

4.1Mampu melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri terus menerus

2 13, 14

Lanjutan Tabel 3.4

No Variabel Dimensi Indikator Jumlah

Item No.Item 4.2Mampu

memanfaat-kan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan 4.3Mampu melakukan

penelitian tindakan kelas untuk

peningkatan keprofesionalan 4.4Mampu mengikuti

kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber 2 2 3 15, 16 17,18 19,20, 21 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

5.1Mampu memanfaat-kan teknologi informasi dan

(31)

kan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKG Kemendiknas, 2010

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah instrumen selesai ditetapkan dan disusun, maka akan dilakukan uji

coba instrumen. Kegiatan ini penting dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui

tingkat validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap

konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Berkaitan dengan pengujian validitas instrument menurut Riduwan (2004:

109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keandalan atau kesahihan alat ukur.

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari korelasi antara

bagian-bagian dan alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan

setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment

adalah:

� = −( )( )

2−( )2 2−( )2

(32)

n = jumlah responden

X = skor variabel X

Y = skor variabel Y

Setelah harga r yang diperoleh dari perhitungan di atas, kemudian

nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r dalam tabel statistik. Dengan

menggunakan taraf signifikan atau a = 5 % dan derajad kebebasan (dk =

n-2), maka akan diperoleh nilai r tabel tersebut.

Kaidah keputusan dapat diambil seperti berikut :

Jika rhitung > rtabel berarti alat instrumen penelitian yang digunakan valid.

Jika rhitung < rtabel berarti alat instrumen penelitian yang digunakan tidak valid.

2. Hasil Uji Validitas Instrumen

Untuk menghitung validitas instrumen menggunakan bantuan program

SPSS 17, menggunakan metode Corrected Item-Total Correlation. Adapun

kaidah keputusannya untuk uji validitas adalah jika nilai Corrected Item-Total

Correlation (r) > r tabel berarti dinyatakan valid dan sebaliknya.

a. Validitas Instrumen Implementasi Program Pembinaan Guru (X)

Untuk memperoleh data yang berkenaan dengan variabel implementasi

program pembinaan guru dikembangkan sebanyak 25 item pertanyaan dengan

(33)

instrumen variabel X tidak valid karena nilai r < 0,374. Sehingga jumlah

instrumen yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 20 item pertanyaan.

Namun syarat validitas isi dan konstruk tetap terpenuhi yaitu bahwa antara isi

instrumen disesuaikan dengan program pembinaan yang dirasakan guru dari

KKG. Hasil analisis validitas lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Implementasi Program Pembinaan Guru

No

Soal r tabel r hitung Keterangan No

Soal r tabel r hitung Keterangan 1 0.374 0.279 Tidak valid 14 0.374 0.773 Valid

2 0.374 0.499 Valid 15 0.374 0.731 Valid

3 0.374 0.664 Valid 16 0.374 0.776 Valid

4 0.374 0.041 Tidak valid 17 0.374 0.443 Valid

5 0.374 0.450 Valid 18 0.374 0.421 Valid

6 0.374 0.471 Valid 19 0.374 0.463 Valid

7 0.374 0.594 Valid 20 0.374 0.639 Valid

Lanjutan Tabel 3.5

No

Soal r tabel r hitung Keterangan No

Soal r tabel r hitung Keterangan 8 0.374 0.071 Tidak valid 21 0.374 0.610 Valid

9 0.374 0.517 Valid 22 0.374 0.738 Valid

10 0.374 -.335 Tidak valid 23 0.374 0.696 Valid

11 0.374 0.409 Valid 24 0.374 0.762 Valid

12 0.374 0.585 Valid 25 0.374 0.545 Valid

13 0.374 0.058 Tidak valid

b. Validitas Instrumen Tingkat Literasi TIK (Y)

Untuk memperoleh data yang berkenaan dengan variabel tingkat literasi

(34)

diperoleh nilai r tabel sebesar 0,374. Hasil perhitungan dengan menggunakan

SPSS diperoleh bahwa butir pertanyaan nomor 1, 4, 11, 12 dan 14 instrumen

variabel Y tidak valid karena nilai r < 0,374. Sehingga jumlah instrumen yang

dipakai dalam penelitian ini menjadi 20 item pertanyaan. Namun syarat

validitas isi dan konstruk tetap terpenuhi yaitu bahwa antara isi instrumen

disesuaikan dengan tingkat pemahaman guru tentang literasi TIK. Hasil

analisis validitas lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Tingkat Literasi TIK

No

Soal r tabel r hitung Keterangan No

Soal r tabel r hitung Keterangan 1 0.374 0.091 Tidak valid 14 0.374 -.134 Tidak valid

2 0.374 0.625 Valid 15 0.374 0.494 Valid

3 0.374 0.372 Valid 16 0.374 0.431 Valid

4 0.374 -.357 Tidak valid 17 0.374 0.692 Valid

Lanjutan Tabel 3.6

No

Soal r tabel r hitung Keterangan No

Soal r tabel r hitung Keterangan

5 0.374 0.500 Valid 18 0.374 0.918 Valid

6 0.374 0.489 Valid 19 0.374 0.547 Valid

7 0.374 0.598 Valid 20 0.374 0.516 Valid

8 0.374 0.732 Valid 21 0.374 0.817 Valid

9 0.374 0.735 Valid 22 0.374 0.926 Valid

10 0.374 0.633 Valid 23 0.374 0.412 Valid

11 0.374 0.229 Tidak valid 24 0.374 0.648 Valid 12 0.374 0.000 Tidak valid 25 0.374 0.608 Valid

13 0.374 0.534 Valid

(35)

Untuk memperoleh data yang berkenaan dengan variabel kompetensi

profesional guru dikembangkan sebanyak 25 item pertanyaan dengan empat

pilihan jawaban. Menggunakan taraf kepercayaan 95% dan jumlah responden

30 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,374. Hasil perhitungan dengan

menggunakan SPSS diperoleh bahwa butir pertanyaan nomor 2, 10, 14, 15 dan

22 instrumen variabel Z tidak valid karena nilai r < 0,374. Sehingga jumlah

instrumen yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 20 item pertanyaan.

Namun syarat validitas isi dan konstruk tetap terpenuhi yaitu bahwa antara isi

instrumen disesuaikan dengan kompetensi profesional guru. Hasil analisis

validitas lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Profesional Guru

No

Soal r tabel r hitung Keterangan No

Soal r tabel r hitung Keterangan

1 0.374 0.852 Valid 14 0.374 0.217 tidak valid

2 0.374 0.344 tidak valid 15 0.374 0.258 tidak valid

3 0.374 0.448 Valid 16 0.374 0.509 valid

4 0.374 0.445 Valid 17 0.374 0.414 valid

5 0.374 0.455 Valid 18 0.374 0.475 valid

6 0.374 0.687 Valid 19 0.374 0.689 valid

7 0.374 0.462 Valid 20 0.374 0.475 valid

8 0.374 0.431 Valid 21 0.374 0.610 valid

(36)

11 0.374 0.381 Valid 24 0.374 0.623 valid

12 0.374 0.486 Valid 25 0.374 0.474 valid

13 0.374 0.436 Valid

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan andalan

alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen

dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu

menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang

digunakan adalah Koefisien Alpha (�) Cronbach (1955) sebagai berikut :

� = −

1 1−

� 2

�2

Keterangan:

rii = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

σb2 = jumlah varians butir

σi2 = varians total

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan

teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half). Dimana butir-butir

pertanyaan instrumen pada masing-masing variabel dibelah menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok skor ganjil dan kelompok skor genap. Masing-masing

(37)

korelasinya, setelah didapat nilai atau harga koefisien korelasi dimasukkan dalam

rumus Spearmen Brown (Sugiyono, 2008:190) sebagai berikut :

� = 2.� 1 +�

Keterangan :

ri = koefisien reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan ganjil dan genap

Setelah mendapatkan nilai ri tersebut, kemudian dibandingkan dengan nilai

tabel reliabilitas berikut ini :

Tabel 3.8 Kriteria Penafsiran Uji Reliabilitas

No Interval Kriteria

1 0.00 – 0.199 Sangat rendah

2 0.20 – 0.399 Rendah

3 0.40 – 0.599 Sedang

4 0.60 – 0.799 Tinggi

5 0.80 – 1.00 Sangat tinggi

4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk menghitung uji reliabilitas instrumen menggunakan bantuan

program SPSS 17, dilihat dari perbandingan nilai Alpha Cronbach dengan nilai r

tabel, jika Alpha Cronbach > r tabel maka dinyatakan reliabel dan sebaliknya.

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh ringkasan reliabilitas tiap

instrumen pada tabel 3.9 mengindikasikan tingginya reliabilitas instrumen.

(38)

Variabel

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of

Items Part 1 Part 2

Implementasi Program Pembinaan Guru .784 .808 20

Tingkat Literasi TIK .678 .862 20

Kompetensi Profesional Guru .883 .847 20

a. Reliabilitas Instrumen Implementasi Program Pembinaan Guru (X)

Dari perhitungan menggunakan program SPSS 17 dihasilkan nilai r hitung

untuk item ganjil adalah 0,784 dan item genap adalah 0,808. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa korelasi reliabilitas alat pengumpul data variabel X

tentang Implementasi Program Pembinaan Guru untuk item ganjil dan item

genap dinyatakan reliabel (signifikan).

b. Reliabilitas Instrumen Tingkat Literasi TIK (Y)

Dari perhitungan menggunakan program SPSS 17 dihasilkan nilai r hitung

untuk item ganjil adalah 0,678 dan item genap adalah 0,862. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa korelasi reliabilitas alat pengumpul data variabel Y

tentang Tingkat Literasi TIK untuk item ganjil dan item genap dinyatakan

reliabel (signifikan).

c. Reliabilitas Instrumen Kompetensi Profesional Guru (Z)

Dari perhitungan menggunakan program SPSS 17 dihasilkan nilai r

hitung untuk item ganjil adalah 0,883 dan item genap adalah 0,847. Dengan

(39)

variabel Z tentang Kompetensi Profesional Guru untuk item ganjil dan item

genap dinyatakan reliabel (signifikan).

G. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Variabel Penelitian dengan Perhitungan WMS

Penjelasan secara deskripsi dilakukan untuk mengetahui frekuensi skor

setiap alternatif jawaban yang dipilih responden pada setiap pertanyaan.

Selanjutnya, menghitung rata-rata skor setiap butir pertanyaan dengan metode

Weighted Means Scored (WMS). Rumus yang digunakan adalah :

=

Keterangan :

= nilai rata-rata skor

= adalah jumlah jawaban yang diberi bobot

n = menunjukkan jumlah responden

Hasil perhitungan WMS kemudian dikonsultasikan dengan tolak ukur

yang disusun berdasarkan skala instrumen dengan rumus:

= � � − �

(40)

n = jumlah item pertanyaan

ρ = kemungkinan skor jawaban (probabilitas)

T = skor jawaban tertinggi

R = skor jawaban terendah

K = jumlah interval kelas

Adapun kriteria variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10 Kriteria Penafsiran Data

No. Interval Skor Kriteria

1 1 – 1,75 Sangat Rendah

2 1,751 – 2,501 Rendah

3 2,502 – 3,252 Tinggi

4 3,253 – 4 Sangat tinggi

2. Uji Statistik

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi

(41)

yang berdistribusi normal. Normal atau tidaknya suatu data berdasarkan

patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang

sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya rnelakukan perbandingan antara

data yang kita miliki dengan data yang berdistribusi normal yang memiliki

mean dan standar deviasi yang sama dengan data yang kita miliki. Banyak

jenis teknik uji normalitas yang dapat digunakan dalam penelitian,

diantaranya adalah Kolmogorof-Smirnov, Lilliefors, Chi-Square dan Shapiro

Wilk. Khusus dalam penelitian ini, uji normalitas data diperoleh dengan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dari masing-masing variabel. Analisis data ini

dilakukan dengan menggunakan alat uji K-S yang ada pada program SPSS versi

17.0 for windows. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas berdasarkan

probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 (lebih besar dari 0,05), dapat diputuskan

bahwa data penelitian berdistribusi normal.

Untuk melakukan pengujian normalitas data penelitian diperlukan

hipotesis sebagai berikut:

Ho: Data berdistribusi normal

Ha: Data tidak berdistribusi normal

Dengan menggunakan fungsi Explore pada pada program SPSS, dapat diperoleh

hasil uji normalitas data seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 3.11

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Variabel

(42)

Implementasi Program Pembinaan Guru (X) 0,064 65 0,200

Tingkat Literasi TIK (Y) 0,109 65 0,053

Kompetensi Profesional Guru (Z) 0,102 65 0,093

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2012

Terlihat dari tabel 3.11 pada kolom Sig. diperoleh nilai signifikansi varibel

implementasi program pembinaan guru (X) sebesar 0,200, untuk variabel tingkat

literasi TIK (Y) sebesar 0,053 dan variabel kompetensi profesional guru (Z)

sebesar 0,093. Nilai signifikansi dari masing-masing variabel ini > 0,05 yang

berarti bahwa Ho diterima atau data dari masing-masing variabel berdistribusi

normal.

2) Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan langkah untuk mengetahui status linier tidaknya

distribusi data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas akan

menentukan teknik analisis regresi yang akan digunakan. Jika hasil uji linieritas

merupakan data yang linier maka digunakan analisis regresi linier. Sebaliknya

jika hasil uji linearitas merupakan data yang tidak linier maka analisis regresi

yang digunakan nonlinier.

Dasar pengambilan keputusan dari uji ini dapat diketahui dengan dua

alternatif, yaitu dilihat dari nilai signifikansi dan harga koefisien F (Sudarmanto,

2005: 135). Jika menggunakan harga koefisien/nilai signifikansi, hubungan

(43)

Selain dengan metode tersebut di atas, penentuan linearitas suatu data

hasil penelitian melalui diagram pencar probabilitas yang dalam program

SPSS biasa disingkat P-P Plot. Dengan diagram ini dapat diketahui

normalitas sampel, linearitas, keterhubungan dan kesamaan variansi. Diagram

ini menggambarkan nilai residu amatan yang dihitung secara komulatif dan

dicocokkan dengan nilai residu normal yang digambarkan dengan garis hints

linear dari kiri bawah ke kanan atas. Bila nilai residu arnatan berkonsentrasi

dan sejalan dengan garis tersebut, maka sampel berdistribusi normal dan

regresi berbentuk linear.

Pengujian linearitas pada penelitian ini terdiri dari pengaruh implementasi

program pembinaan guru terhadap kompetensi profesional guru dan pengaruh

tingkat literasi TIK terhadap kompetensi profesional guru. Pengujian persyaratan

ini dilakukan untuk menentukan status linear tidaknya distribusi data penelitian

sehingga dapat ditentukan bentuk analisis regresi yang dipergunakan. Hipotesis

yang digunakan untuk menguji linearitas garis regresi tersebut adalah :

Ho: Model regresi tidak berbentuk linear

Ha: Model regresi berbentuk linear

Adapun rangkuman hasil perhitungan uji persyaratan linearitas seperti pada tabel

berikut ini :

Tabel 3.12

Hasil Uji Linearitas Garis Regresi

Model Summary and Parameter Estimates

(44)

Equation

Model Summary Parameter Estimates

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .267 22.995 1 63 .000 32.162 .429

The independent variable is Implementasi_Program_Pembinaan_Guru.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable:Kompetensi_Profesional_Guru

Equation

Model Summary Parameter Estimates

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .279 24.322 1 63 .000 33.091 .448

The independent variable is Tingkat_Literasi_TIK.

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2012

Tabel 3.12 diatas menunjukkan bahwa garis regresi tersebut adalah linear

atau Ha diterima karena nilai signifikansi (Sig.) adalah 0,000 dan 0,000 yang

berarti < 0,05. Oleh sebab itu, analisis yang digunakan pada uji hipotesis adalah

analisis regresi linear maka sampel berdistribusi normal dan regresi berbentuk

linear.

(45)

Gambar 3.5

Grafik Hasil Uji Linieritas Variabel X

Gambar 3.6

(46)

Gambar 3.7

Grafik Hasil Uji Linieritas Variabel Z

3) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditujukan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel

independen). Menurut Wijaya yang dikutip oleh Henky (2011:94) menyatakan

bahwa dalam uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinieritas.

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai toleransi dan nilai VIF (variance inflation

factor), jika VIF < 10 maka tingkat kolonieritas dapat ditoleransi, nilai eigen value

yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinieritas serta nilai

(47)

Tabel 3.13

Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Implementasi_Program_Pembinaan_Guru .656 1.525

Tingkat_Literasi_TIK .656 1.525

Sumber : Hasil pengolahan data tahun 2012

Berdasarkan tabel 3.13 hasil perhitungan data diatas, diketahui nilai

tolerance masing-masing data penelitian adalah 0,656 dan 0,656 yang berarti

berada di atas 0.1 yang menjadi nilai standar tolerance, nilai VIF pada

variable X dan Y adalah 1,525 dan 1,083 berada di bawah 10. Maka dapat

disimpulkan bahwa model ini termasuk regresi linier sempurna atau

mendekati sempurna.

4) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan

varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan

tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas, ada beberapa metode antara lain dengan cara uji Spearman’s

rho, uji Park, uji Gleiser dan dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots

regresi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji Spearman’s rho untuk uji

heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi.

Uji Spearman’s rho yaitu dengan mengkorelasikan nilai residual hasil

(48)

Metode pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas dengan

Spearman’s rho yaitu jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan

residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika

signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas.

Selanjutnya, uji heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada

scatterplots regresi. Metode pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas

dengan melihat scatterplot yaitu jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak

jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

Tabel 3.14

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Nilai Kesimpulan

Implementasi Program

Pembinaan Guru (X) 0,091 Tidak terjadi heteroskedastisitas Tingkat Literasi TIK (Y) 0,177 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Dari perhitungan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel X

sebesar 0,091 dan variabel Y sebesar 0,177. Karena nilai signifikansi lebih dari

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah

(49)

1) Analisis Korelasi

Perhitungan korelasi menggunakan rumus Korelasi Product Moment (r).

Korelasi ini digunakan untuk mengetahui derajat atau keeratan hubungan antara

variabel endogen dan variabel eksogen. Nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1).

Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada

korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

� = � −

[� 2−( )2][� 2 − 2]

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi

nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.15

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

2) Analisis Jalur (Path Analysis)

Perhitungan untuk menentukan kontribusi variabel eksogen terhadap

variabel endogen dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan regresi

berdasarkan analisis jalur sesuai dengan kerangka penelitian yang ditetapkan.

(50)

berbentuk sebab akibat. Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana

yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel

dependen yang terakhir. Tujuan dari analisis jalur adalah untuk menerangkan

akibat langsung dan tidak langsung dari beberapa variabel sebagai variabel

penyebab terhadap beberapa variabel lainnya sebagai variabel akibat.

Hubungan antar variabel dalam analisis jalur ada 2 yaitu :

1. Kontribusi atau pengaruh langsung biasanya digambarkan panah satu arah dari

satu variabel ke variabel lainnya.

2. Kontribusi atau pengaruh tidak langsung digambarkan dengan panah satu arah

pada satu variabel pada variabel lain, kemudian dari variabel lain panah satu

arah ke variabel berikutnya.

Ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan dalam menggunakan

analisis jalur yaitu :

1. Hubungan antar variabel harus linier dan aditif

2. Semua variabel residu tak punya korelasi satu sama lain

3. Pola hubungan antar variabel adalah rekursif atau hubungan yang tidak

melibatkan arah pengaruh yang timbal balik

4. Skala pengukuran variabel sekurang-kurangnya adalah interval

Sebelum melakukan analisis jalur kita gambarkan dahulu pola hubungan

antar variabel penyebab dan variabel akibat yang didasarkan pada teori-teori yang

(51)

dimana :

Y : variabel akibat (endogenus)

X1, X2, ...Xk : variabel penyebab (eksogenus)

� : koefisien jalur antara variabel akibat dan variabel penyebab

� : variabel residu

Pada saat menggambarkan diagram jalur ada beberapa perjanjian :

a. Hubungan antar variabel digambarkan oleh anak panah biasa berkepala

tunggal ( ) atau berkepala dua ( )

b. Panah berkepala satu menunjukkan pengaruh. Variabel yang digambarkan pada

ujung anak panah merupakan variabel akibat, sedangkan variabel yang

pertama digambarkan sebagai variabel penyebab. Sebagai contoh bila X1

mempengaruhi X2 maka gambar panahnya adalah : X1 X2

c. Hubungan sebab akibat merupakan hubungan yang mengikuti hubungan

asimetrik, tetapi ada kemungkinan bahwa hubungan kausal itu

menggambarkan hubungan timbal balik. Jadi X1 bisa mempengaruhi X2 , X2

juga bisa mempengaruhi X1. Dapat digambarkan : X1 X2

d. Bisa terjadi hubungan merupakan korelatif, keadaan seperti ini anak panahnya

berkepala dua dan gambarnya : X1 X2

e. Dalam keadaan nyata tidak pernah seseorang bisa mengisolasi hubungan

pengaruh secara murni, artinya bahwa struktur kejadian banyak sekali yang

(52)

bisa digambarkan diperlihatkan oleh suatu variabel tertentu disebut variabel

residu dan diberi simbol �

Langkah-langkah untuk pengolahan data menggunakan analisis jalur adalah

seperti berikut :

a. Menggambar dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi

hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya.

b. Menghitung matriks korelasi antar variabel

X1 X2 X3 Y

R =

1 �1 2

1 …

1 �123 1

Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah

menggunakan Pearson”s Coefficient of Correlation (Product Momen t

Coefficient) dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien

korelasi dari Karl Pearson ini adalah karena variabel-variabel yang hendak

dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval.

Rumus Pearson”s Coefficient of Correlation adalah :

� = � −

[� 2( )2][ 22]

c. Menghitung matriks korelasi variabel eksogenus

X1 X2 .... Xk

R =

1 �1 2

1 …

(53)

d. Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogenus

X1 X2 .... Xk

�1−1 =

∁11 ∁12 …

∁22 …

1 ∁2 …

e. Menghitung semua koefisien jalur � , dimana i = 1,2, ....k; melalui

rumus :

� 1

2

=

∁11 ∁12 …

∁22 …

… ∁1 ∁2 … ∁ � 1

2

f. Menghitung pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogenus dari dua

atau lebih varaibel eksogenus, dapat secara sendiri-sendiri maupun secara

bersama-sama. Pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial), bisa berupa pengaruh

langsung, bisa juga berupa pengaruh tidak langsung, yaitu melalui

variabel eksogen yang lainnya.

Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung

serta pengaruh total variabel eksogenus terhadap variabel endogenus secara

parsial, dengan rumus :

 Besarnya kontribusi atau pengaruh langsung variabel eksogenus terhadap

variabel endogenus = � 1� 1

(54)

 Besarnya kontribusi atau pengaruh total variabel eksogenus terhadap

variabel endogenus adalah penjumlahan besarnya pengaruh langsung

terhadap pengaruh tidak langsung = � 1 ×� 1 + � 1 ×�1 2 ×

� 1

g. Menghitung �

1 2…

2 , yaitu koefisien determinasi total

1, 2, . .. terhadap atau besarnya pengaruh eksogenus secara

bersama-sama terhadap variabel endogenus dengan menggunakan rumus :

�2 1 2… = � 1 � 2 …. �

� 1

2

h. Menghitung besarnya variabel residu, yaitu variabel yang mempengaruhi

variabel endogenus di luar variabel eksogenus, dengan rumus :

� � = 1− � 1 2…

2

i. Menguji kebermaknaan setiap koefisien jalur yang telah dihitung, dengan

statistik uji yang digunakan adalah :

= �

1− � 1 2…

2 ∁

− −1

dimana :

u dan i = 1,2, ....k

k = banyaknya variabel eksogen dalam substruktur yang sedang diuji

(55)

Kriteria pengujian : ditolak � jika nilai t lebih besar dari nilai tabel t. >

� − −1

j. Menguji kebermaknaan koefisien jalur secara keseluruhan yang telah dihitung,

dengan statistik uji yang digunakan adalah :

� = − −

1 �

1 2…

2

1− �

1 2…

2

dengan :

i = 1,2,...k

k = banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang sedang diuji

F = mengikuti tabel distribusi F, dengan derajat bebas k dan n-k-1.

Kriteria pengujian : Ditolak � jika nilai hitung F lebih besar dari nilai

tabel F. � > � , − −1

k. Menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogenus

terhadap variabel endogenus, dengan statistik uji yang digunakan adalah :

= � − �

1− �

1 2…

2 +∁ −2

Kriteria pengujian : ditolak � jika nilai t lebih besar dari nilai tabel t. >

(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menyajikan kesimpulan penelitian yang merupakan muara hasil

penelitian dan jawaban atas pertanyaan penelitian. Berdasarkan kesimpulan hasil

penelitian tersebut diajukan rekomendasi-rekomendasi yang relevan dengan

penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dihadapi oleh unit procurement UNDP Indonesia adalah proses procurement yang masih bersifat manual dimana dalama kegiatan pembuatan dokumen seperti

Kepemilikan, dan Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan Property dan Real Estate yang Go

Hal ini sesuai hasil prapenelitian yang dilakukan melalui interview dan observasi pada bulan Oktober 2014 di kelas V SD Negeri 2 Ogowele, terungkap sebagai

Dari keterangan tersebut di atas, dapat dilihat manfaat dari shampo cairan batang pisang yang dapat dimaanfaatkan oleh masyarakat.. untuk menyuburkan rambut, shampo cairan

Perangkat keras ini juga memanfaaatkan signal arus searah yang akan diintegrasikan dengan jaringan LAN yang digunakan sebagai monitoring pada setiap komputer server

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Chen, Lin ja Lin (2008), tutkivat artikkelissaan rotaation vaikutuksia tilintarkastuksen laatuun taiwanilaisella aineistolla. Tutkimus keskittyy siihen, onko