• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG SUKUN DAN TEPUNG UBI KAYU DALAM PEMBUATAN FLAKE YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KECAMBAH KACANG HIJAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG SUKUN DAN TEPUNG UBI KAYU DALAM PEMBUATAN FLAKE YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KECAMBAH KACANG HIJAU."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG SUKUN DAN TEPUNG UBI KAYU DALAM PEMBUATAN FLAKE YANG DIPERKAYA DENGAN

TEPUNG KECAMBAH KACANG HIJAU

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Oleh :

CORRY AQIRA FEBRIANI 0911122035

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(2)

Oleh : Corry Aqira Febriani

Pembimbing : Dr. Ir. Novelina, MS dan Prof. Dr. Ir. Fauzan Azima, MS

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilaksanakn di Laboratorium Teknolohi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisiko kimia dan organoleptik produk flake berbahan baku tepung sukun, ubi kayu, dan kecambah kacang hijau. Penelitian dilakukan dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Dengan perlakuan sebagai berikut: A (20% Tepung sukun + 30% Tepung ubi kayu + 15% Tepung kecambah kacang hijau), B (22,5% Tepung sukun + 27,5%% Tepung ubi kayu + 15% Tepung kecambah kacang hijau), C (25% Tepung sukun + 25% Tepung ubi kayu + 15% Tepung kecambah kacang hijau), D (27,5% Tepung sukun + 22,5% Tepung ubi kayu + 15% Tepung kecambah kacang hijau) dan E (30% Tepung sukun + 20% Tepung ubi kayu + 15% Tepung kecambah kacang hijau).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pencampuran tepung sukun dan tepung ubi kayu pada berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua analisis kecuali analisis penetapn nilai energi. Hasil uji organoleptik menunjukan perlakuan B sebagai produk yang paling disukai panelis dari segi aroma, tekstur, warna, dan rasa. Hasil analisis terhadap perlakuan B diperoleh rata-rata nilai kadar air (2,26 %), kadar abu (2,84 %), kadar protein (8,92 %), kadar lemak (8,68 %), kadar karbohidrat (77,69 %), kadar serat kasar (9,29 %), uji kekerasan (0,26 kg/cm2), daya serap air (120,61%), dan nilai kalori (371,41 kkal/100 g bahan).

(3)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Volume produksi bahan pangan pokok di Indonesia cenderung tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Sejak terjadi krisis ekonomi, pemenuhan kebutuhan bahan pangan pokok nasional Indonesia di masa yang akan datang cenderung mengalami kesulitan. Salah satu cara untuk memecahkan masalah yang menghambat pemenuhan kebutuhan bahan pangan pokok adalah diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan pangan alternatif berupa tepung alternatif. Pemanfaatan tepung alternatif untuk substitusi bahan pangan pokok sumber karbohidrat dalam pembuatan produk pangan olahan dapat menghemat konsumsi bahan pangan pokok beras. Salah satu cara dengan memanfaatkan buah sukun sebagai sumber bahan tepung alternatif.

Tanaman sukun merupakan salah satu jenis buah-buahan yang potensial sebagai sumber karbohidrat. Kandungan karbohidrat buah sukun adalah 27% (Widowati, 2003). Bobot buah sukun rata-rata adalah 1500 g dengan bobot daging buah yang dapat dimakan sekitar 1350 g (Widowati, 2003). Berarti satu buah sukun dengan bobot daging 1350 g mengandung karbohidrat sebesar 365 g. Jika konsumsi beras rata-rata perkapita untuk sekali makan sebanyak 150 g (117 g karbohidrat, kadar karbohidrat beras sekitar 78%), maka satu buah sukun dapat dikonsumsikan sebagai pengganti beras untuk 3-4 orang. Selain itu buah sukun juga mengandung serat, mineral dan vitamin yang juga dibutuhkan dalam metabolisme zat gizi.

(4)

Ubi kayu merupakan salah satu produk pertanian yang banyak mengandung karbohidrat dan juga merupakan makanan pokok sebelum adanya beras di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Barat tahun 2011 produksi ubi kayu 191.946 ton. Ubi kayu banyak mengandung karbohidrat terutama pati. Pengolahan ubi kayu menjadi tepung ada beberapa jenis yaitu tepung ubi kayu (casava), tepung tapioka dan tepung mocaf. Tepung tapioka telah banyak digunakan untuk membuat produk pangan. Diantaranya adalah makanan jajanan pasar, kue kering dan lain-lain. Adapun penambahan tepung ubi kayu sebagai tepung campuran dalam pembuatan flake ini dikarenakan pemamfaatannya masih belum optimal dan dalam pembuatan flake dibutuhkan pati untuk menghasilkan produk flake yang rapuh dan mudah menyerap air. Oleh karena itu, pembuatan flake ini dicampur dengan tepung ubi kayu agar menghasilkan flake yang diinginkan.

Pencampuran antara tepung sukun dan tepung ubi kayu dapat memenuhi kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh tubuh, namun kebutuhan akan protein masih kurang. Oleh karena itu, perlu ditambah dengan tepung yang banyak mengandung protein. Protein banyak terdapat pada kacang-kacangan. Salah satunya adalah kacang hijau yang kaya akan asam amino lisin. Pengecambahan kacang hijau dapat menambah nilai gizinya, selain proteinnya yang semakin banyak kandungan gizi lainnya juga meningkat seperti kadar vitamin C, kalsium, fosfor dan asam amino. Selain itu dengan dilakukannya perkecambahan dapat meningkatkan daya cerna, mempermudah pengupasan kulit, dan menurunkan aktivitas lipoksigenase penyebab bau langu serta menurunkan dan menghilangkan senyawa anti gizi.

(5)

3

kuning kecoklatan dan biasanya dikonsumsi dengan menggunakan susu atau dapat juga dikonsumsi langsung sebagai makanan ringan (Tamtarini dan Yuwanti, 2005). Flake umumnya dijadikan menu sarapan pagi karena lebih mudah disajikan dan lebih menarik atau disukai oleh banyak konsumen.

Berdasarkan penelitian pendahuluan, flake dari pencampuran tepung sukun dan tepung ubi kayu dapat diterima dari segi tekstur, aroma, rasa, dan warna. Dari hasil penelitian pendahuluan ini didapatkan bahwa flake yang memiliki banyak campuran tepung sukun lebih memiliki tekstur yang keras dan jika dicampur dengan air mempunyai daya serap yang lebih baik sehingga panelis menyukainya serta analisi kadar proteinnya sebesar 8,56% per 100 g bahan.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Tepung Sukun dan Tepung Ubi Kayu Dalam Pembuatan Flake yang Diperkaya dengan Tepung Kecambah Kacang Hijau

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik mutu flake yang dihasilkan dari pencampuran tepung sukun dengan tepung ubi kayu yang diperkaya dengan tepung kecambah kacang hijau.

2. Mendapatkan formula flake yang tepat dari campuran tepung sukun dengan tepung ubi kayu yang diperkaya dengan tepung kecambah kacang hijau.

1.3 Manfaat Penelitian

1. Meningkatkan manfaat dari sukun, ubi kayu, dan kacang hijau sebagai diversifikasi pangan.

(6)

1.4Hipotesa Penelitian

H0 : Perbedaan tingkat perbandingan tepung sukun dan tepung ubi kayu tidak berpengaruh terhadap sifat fisiko kimia dan organoleptik dari flake.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah di lakukan dengan menggunakan uji statistic Kendall Tau diketahui bahwa nilai signifikasi 0,039 ( p>0,05) maka Ha

Setelah dilakukan pengujian secara keseluruhan terhadap variabel prediktor nilai rapor, nilai UN, jalur masuk, pilihan jurusan, tempat tinggal, metode belajar,

Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik

Dengan Rahman, Rahim dan Ilmu-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MANAJEMEN REPOSITORY KOLEKSI KARYA ILMIAH

Dalam penelitian pengaruh variasi suhu pemanasan awal ( pre-heating ) substrat pada metode thermal spray coating terhadap nilai kekerasan material baja karbon sedang

Strategi utama pengembangan pendidikan konservasi bagi masyarakat suku Tengger di desa enclave TNBTS adalah dengan menyelenggarakan pendidikan konservasi berbasis

Selain diatas ada lagi sastrawan yang berkarya pada tahun pujangga baru tidak digolongkan sebagai sastrawan angkatan pujangga baru karena mereka mengorbit

Uji tempel sinar dilakukan untuk bahan-bahan yang bersifat sebagai Uji tempel sinar dilakukan untuk bahan-bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan-bahan yang