iv
PENANGKAPAN SERTA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH PASUKAN NATO DAN PASUKAN OPOSISI NTC TERHADAP
KOLONEL MUAMMAR KHADAFFI DITINJAU DARI HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL
Komang Andaru Pradipta 110110070006
ABSTRAK
Muammar Khadaffi memimpin Libya dengan gaya kepemimpinan yang cenderung otoriter. Setelah 42 tahun rakyat Libya hidup dalam ketidakbebasan rezim diktator Khadaffi, muncul gerakan oposisi untuk melakukan perubahan. Setelah sepekan meningkatnya kekerasan, masyarakat internasional mulai mempertimbangkan tindakan terhadap pemerintah Muammar Khadaffi. Pada tanggal 19 Maret 2011, NATO melancarkan operasi terhadap pasukan Muammar Khadaffi. Sebelum meninggal, dalam keadaan terluka akibat penganiayaan massal yang dilakukan oleh pasukan oposisi terhadapnya, Muammar Khadaffi yang telah menyatakan menyerah dan memohon kepada tentara oposisi agar tidak ditembak mati tetap tidak ditanggapi oleh pasukan NTC. Diduga kuat, Khadaffi tewas karena berondongan peluru tersebut. Dari kasus diatas, muncul pertanyaan apakah penyiksaan serta pembunuhan Muammar Khadaffi oleh pasukan oposisi NTC melanggar ketentuan yang terdapat dalam Konvensi Jenewa III. Pertanyaan lain yang muncul adalah apakah NATO dapat diminta pertanggung jawaban internasionalnya atas tindakan penyiksaan dan pembunuhan terhadap Muammar Khadaffi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif terhadap data sekunder berkenaan dengan kasus penangkapan dan pembunuhan terhadap Muammar Khadaffi dianalisis menggunakan dasar hukum yang terdapat Konvensi Jenewa tahun 1949 beserta protokol tambahannya tahun 1977, dan instrumen hukum internasional lainnya seperti tanggung jawab negara beserta kedudukannya dalam hukum internasional tersebut.