• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kadar Potasium Darah Penderita Cedera Kepala Sedang Dan Cedera Kepala Berat Di Ruang Emergensi Bedah Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung - Comparison Of Blood Potassium Measurement In Moderate Head Injury And Severe Head Injury At Emergency

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Kadar Potasium Darah Penderita Cedera Kepala Sedang Dan Cedera Kepala Berat Di Ruang Emergensi Bedah Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung - Comparison Of Blood Potassium Measurement In Moderate Head Injury And Severe Head Injury At Emergency"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

COM PARISON OF BLOOD POTASSIUM M EASUREM ENT IN M ODERATE HEAD

INJURY AND SEVERE HEAD INJURY

AT EM ERGENCY ROOM IN BANDUNG HASAN SADIKIN HOSPITAL

M . Zafrullah Arifin

Neurosurgery Depart ement of Padjadjaran University/ Hasan Sadikin

Hospital

Abstract

Objective. Theorit ical, trauma (w hich also include head injury), may stimulate increasing release of ACTH by ant erior hypophyisis. This is caused by increased CRH secretion by hypot halamus. Increasing secret ion of ACTH w ill cause mineralocorticoid secretion, one of t hem is aldosterone, by cortex of adrenal gland. This w ill end to low er of pot assium ext racellular due t o diuresise of K+ ion in renal tubule.

M ethod. Prospect ive st udy w as done to 120 patients w it h head injury, 95 of t hem w as moderate head injury, 25 patient s w ith severe head injury. 77 is male, and 43 is female, w ith 2-97 years old in age. All of t hem came to Hasan Sadikin Hospit al Bandung w it hin February 2008- April 2008. W e make an analysis t o know about the increasing rate of blood pot assium.

Result. In our study, we found that 60 patient s w ere having a decreasing rat e of blood pot assium , 52 patients w ere having normal rate of blood pot assium and only 8 pat ient s w ere having an increasing rat e of blood potassium . We found significant difference of blood potassium rate in patients w it h severe head injury and m oderat e head injury. The difference is sm aller than

α (0,007 < 0,05).

Conclusion. There is a significant difference of blood potassium rat e in patient w ith m oderate head injury and severe head injury.

(2)

2

PERBANDINGAN KADAR POTASIUM DARAH

PENDERITA CEDERA KEPALA SEDANG DAN CEDERA KEPALA BERAT

DI RUANG EM ERGENSI BEDAH

RUM AH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

M . Zafrullah Arifin, SpBS

Bagian Bedah Saraf FK- UNPAD/ RS. DR. Hasan Sadikin Bandung

Abstrak

Objekt if. Secara t eoritis, setiap trauma t ermasuk t rauma kepala akan m erangsang peningkatan sekresi ACTH oleh hypofisis ant erior sebagai akibat dari peningkatan sekresi CRH oleh hypot halam us. Peningkatan ACTH ini akan diikut i oleh peningkatan sekresi m ineralokort ikoid seperti aldost eron oleh cortex adrenal yang pada tahap berikut nya akan diikuti oleh penurunan kadar kalium ekst raseluler sebagai akibat adanya diuresis ion K+ dalam t ubulus ginjal.

M etode. Penelit ian prospektif dilakukan terhadap 120 pasien cedera kepala, terdir i dari 95 orang cedera kepala sedang dan 25 orang cedera berat , 77 orang laki-laki dan 43 perempuan dengan usia antara 2-97 tahun yang dating ke RSHS Bandung imulai dari bulan Februari 2008 sampai dengan bulan April 2008. Kemudian dilakukan analisa unt uk mengetahui peningkatan kadar pot assium dalam darah.

Hasil. Pada pem eriksaan hasil potassium darah didapat kan 60 orang dengan kadar pot assium m enurun, 52 orang normal dan 8 orang meningkat . Didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan kadar pot assium darah antara pasien dengan derajat cedera kepala sedang dan pasien dengan derajat cedera kepala berat dengan taraf signifikansi yang lebih kecil dari α (0,007 < 0,05).

Kesim pulan. Terdapat perbedaan kadar pot assium darah antara pasien dengan derajat cedera kepala sedang dan pasien dengan derajat cedera kepala

(3)

3

PERBANDINGAN KADAR POTASIUM DARAH

PENDERITA CEDERA KEPALA SEDANG DAN CEDERA KEPALA BERAT

DI RUANG EM ERGENSI BEDAH

RUM AH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

PENDAHULUAN

Di negara berkembang seperti Indonesia, kejadian kecelakaan yang menyebabkan

penderit a mengalami cedera kepala masih memiliki angka yang cukup tinggi. Angka

kejadian t rauma kepala dapat mencapai 27% dari seluruh kejadian kecelakaan yang

menimpa pejalan kaki, dan didominasi oleh anak-anak dan usia lanjut. Sedangkan pada

pengendara sepeda motor, angka kejadian cedera kepala dapat mencapai angka 75% yang

didominasi oleh kelompok umur remaja dan dew asa muda. Kejadian cedera kepala ini

menjadi salah sat u yang penyebab angka kemat ian yang t inggi pada kelompok umur

dew asa muda, set elah gangguan jant ung dan keganasan. 1)

Cedera kepala dapat diklasifikasikan berdasarkan 3 hal, berdasarkan mekanisme

luka, berdasarkan derajat at au berat-rangannya cedera dan berdasarkan morfologi.

Berdasarkan mekanisme cedera kepala dibagi menjadi 2 kelompok yait u : kepala t ert ut up

dan cedera kepala dengan penet rasi at au luka t embus. Sedangkan berdasarkan derajatnya

cedera kepala dikat egorikan berdasarkan nilai at au score yang didapatkan dengan

menggunakan GCS (Gla ssgow Coma Scale) yang kemudian dikategorikan menjadi cedera

kepala ringan dengan GCS 14-15, cedera kepala sedang dengan GCS 9-13 dan cedera

kepala berat dengan nilai GCS

≤ 8

. 2)

Sedangkan berdasarkan morfologinya cedera kepala dibagi menjadi cedera kepala

dengan fraktur tengkorak dan cedera kepala dengan lesi int racranial. Frakt ur t engkorak

dapat t erjadi pada calvaria at au t empurung kapala maupun pada dasar tengkorak at au

basis cranii. Jenis fraktur yang terjadi dapat berupa fraktur linier, frakt ur stealat e, frakt ur

(4)

4 epidural, hem atom subdural, hem at om int racerebral, hematom sub-arachoid dan

contusion cerebri. 2)

Pada penderit a dengan cedera kepala dapat terjadi penurunan kesadaran yang

disebabkan oleh berbagai fakt or. Yang pert ama adalah fakt or primer, ar tinya penurunan

kesadaran t ersebut disebabkan oleh kerusakan primer pada ot ak. Sedangkan fakt or

sekunder adalah fakt or selain fakt or pada ot ak, t etapi efek t idak langsung pada jaringan

otak seperti keadaan hipoksia, hiperglikemia keadaan karena proses met abolisme lain

yang memberikan pengaruh pada jaringan otak.

Trauma, dimanapun lokasinya, dapat menyebabkan timbulnya respon dari t ubuh.

Respon yang diberikan oleh tubuh dapat berupa respon selular, respon imunologis

maupun respon hormonal. Sist em saraf pusat ikut berperan dalam merespon proses

inflamasi yang t erjadi dalam t ubuh. Inflamasi yang yang berasal dari lokasi yang spesifik

akan mengirimkan sinyal afferent menuju hypothalam us yang kemudian akan

menyampaikan pesan yang berlawanan menuju tempat terjadinya inflamasi unt uk

mengurangi pengeluaran mediat or inflamasi oleh im m unocyte. 3)

Selain it u, keadaan pasca t rauma, st res emosional dan rasa nyeri dapat

merangsang nucleus paravent rikuler di hypot halam us untuk mensekresikan CRH

(Cort icot ropin-Relesing Horm one) dimana CRH ini akan merangsang produksi dan sekresi

hypofisis ant erior yang kemudian akan diikut i oleh peningkat an sekresi hormon-hormon

yang dihasilkan oleeh hypofisis ant erior, t erm asuk ACTH. ACTH ini kemudian akan

merangsang cortex adrenal yang menghasilkan m ineralokort ikoid yang berperan dalam

pengat uran elekt rolit dan volume cairan t ubuh sert a glukokortikoid yang mengat ur

metabolisme karbohiddrat dan prot ein. Peningkatan m ineralokortikoid yang salah

sat unya adalah aldosteron akan berdampak pada perubahan kadar ion Na+ dan ion K+. Akan t erjadi peningkat an kadar natrium dalam cairan yang disebabkan karena ret ensi

nat rium di tubulus ginjal yang disertai dengan peningkat an deplesi kalium at au potassium

(5)

5 yang relat if lama pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan kadar kalium at au

pot assium ekstraseluler. 3)

Aldosteron, salah sat u m ineralokortikoid, disint esa, disimpan dan dilepaskan di

dalam zona glom erulosa kelenjar adrenal. ACTH adalah stimulat or ut ama unt uk

pelepasan aldost eron. Fungsi utama dari aldosteron adalah memelihara volume

intravaskuler dengan mekanisme mempertahankan natrium (sodium ) dan mengurangi

kalium (potassium ) dan ion hidrogen di t ubulus distal di nefron. Pasien dengan defisiensi

aldosteron memiliki kecenderungan unt uk mengalami hipotensi dan hiperkalem i,

sedangkan bila t erjadi kelebihan aldosteron maka akan t erjadi edem a, hipert ensi,

hipokalem i dan alkalosis m et abolik. 3)

Hormon adenocort icot ropic (ACTH) di sint esa dan dilepaskan oleh kelenjar

hypofisis anterior. Pada orang sehat , pelepasan ACTH diregulasi oleh sinyal circadian

dimana peningktan terbesar dari produksi ACTH terjadi pada malam hari hingga beberapa

saat sepelum pagi hari. Pola ini berubah secara dramatis at au hilang saat terjadi injuri.

Kebanyakan injuri ditandai dengan peningkat an cort icot rophin-releasing hormone dan

ACTH yang sebanding seca proporsional dengan derajat berat ringannya injuri. Nyeri,

kecemasan, vasopressin, angiotensin II, cholecyst okinin, vasoactive int est inal polypeptide

(VIP), cat echolam ine dan pro-inflam m at ory cytokines adalah mediat or pent ing at au ut ama

dari yang dikeluarkan saat t erjadi injuri. Selain it u, peningkat an ACTH secara langsung

akan merangsang peningkat an produksi dan pelepasan glukokort ikoid dan

m ineralokort ikoid yang dihasilkan oleh m edulla adrenal. 4)

Secara t eorit is, setiap t rauma t ermasuk t rauma kepala akan merangsang

peningkatan sekresi ACTH oleh hypofisis anterior sebagai akibat dari peningkatan sekresi

CRH oleh hypot halam us. Peningkatan ACTH ini akan diikuti oleh peningkatan sekresi

m ineralokort ikoid seperti aldosteron oleh cort ex adrenal yang pada tahap berikutnya akan

(6)

6 Berdasarkan t eori t ersebut penelit i t ert ar ik untuk melihat perbandingan kadar

kalium atau pot assium darah pada penderit a cedera kepala sedang dan cedera kepala

berat yang diraw at di bagian Emergensi Bedah RS dr. Hasan Sadikin Bandung.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah melihat apakah terdapat penurunan kadar

pot assium darah pada penderit a cedera kepala sedang dan cedera kepala berat serta

membandingkan kadar pot asium darah pada pasien cedera kepala sedang dengan kadar

pot assium darah pada pasien cedera kepala berat .

M ETODOLOGI PENELITIAN

Sampel yang digunakan dalam penelit ian ini berupa purposive sam ple, art inya

sampel yang diambil dari populasi dengan krit er ia yang disesuaikan dengan t ujuan

penelit ian. Pada penelit ian ini subyek yang digunakan adalah pasien yang t elah di

diagnosis dengan cedera kepala sedang (M oderate Head Injury) dan cedera kepala berat

(Severe Head Injury) yang dibaw a ke Emergensi Bedah Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin

Bandung pada kurun w akt u ant ara 1 Februari 2008 sampai dengan 30 April 2008 serta

memenuhi krit eria sebagai berikut :

1. Penderita cedera kepala sedang atau cedera kepala berat

2. Tidak mengalami m ultiple organ t raum a

3. Dikirim ke RSHS antara 8 sampai dengan 12 jam setelah kejadian

Set elah sampel dipilih kemudian dilakukan pemeriksaan laborat orium darah

berupa kadar kalium at au pot assium dengan menggunakan alat unt uk analisa kimia darah.

Kemudian sampel dikelompokkan berdasarkan diagnosis menjadi M oderat e HI dan Severe

HI sert a berdasarkan hasil pemeriksaan kadar kalium darah menjadi 3 kelompok yaitu

(7)

7 Hipotesis Statistik

Hipot esis adalah dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal

it u yang sering dituntut unt uk melakukan pengecekannya 5). Hipot esis ini secara

prosedural dibagi ke dalam dua bagian, yaitu H0 (hipotesis nol) dan H1 (hipotesis

pengganti). H0 adalah suat u hipot esis t entang tidak adanya perbedaan, dan hipotesis ini

pada umumnya diformulasikan unt uk dit olak, sedangkan H1 merupakan hipotesis

penelit ian dari penelit i yang dinyat akan secara operasional 6).

Karena hipotesis pada penelitian ini hanya menyatakan suat u perbedaan, maka H1

dinyatakan dengan µ1 = µ2. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelit ian ini adalah:

H0 : µ1 = µ2 Tidak t erdapat perbedaan kadar potassium darah antara pasien dengan

derajat cedera kepala sedang dan pasien dengan derajat cedera kepala berat

H1 : µ1

µ2 Terdapat perbedaan kadar potassium darah antara pasien dengan derajat

cedera kepala sedang dan pasien dengan derajat cedera kepala berat

Uji Statistik

Uji st at ist ik yang akan digunakan unt uk menguji hipotesis yang diajukan adalah

adalah t es Chi kuadrat

2), dengan alasan bahw a kasus pada penelit ian ini merupakan kasus dua sampel independen, yaitu sampel pasien dengan derajat cedera kepala sedang

dan pasien dengan derajat cedera kepala berat. Selain it u, data dari kedua sampel pasien

juga diklasifikasikan berdasarkan kadar potassium dalam darah yang kemudian dibagi

menjadi tiga kelompok : kadar potassium menurun (hipokalem i), kadar potassium normal

dan kadar potassium meningkat (hiperkalem i). Dari bentuk data yang akan diperoleh

memungkinkan penelit i menerjemahkannya ke dalam frekuensi dalam kategori diskrit ,

yang secara sederhana digambarkan dalam tabel kontingensi 3x2. Formula χ

2

yang

digunakan adalah:

2
(8)

8 di mana :

Oij = Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i

pada kolom ke-j.

Eij = Banyak kasus yang diharapkan di baw ah H0 untuk dikat egorikan dalam

baris ke-i pada kolom ke-j.

Prosedur Penggunaan Tes Chi Kuadrat

2)

Prosedur perhitungan t es Chi kuadrat

2) adalah sebagai berikut : a. M enent ukan Jumlah Tabel Kontingensi

M enent ukan tabel kontingensi k × r. Pada penelitian ini ditentukan 3 kolom (k),

masing-masing disediakan untuk kadar pot assium menurun (hipokalemi), kadar potassium

normal dan kadar potassium meningkat (hiperkalemi). Selain it u dit ent ukan pula 2 baris

(r), yaitu baris ke-1 unt uk subjek pasien dengan derajat cedera kepala sedang dan baris

ke-2 unt uk subyek pasien dengan derajat cedera kepala berat .

b. M enemukan Frekuensi Yang Diharapkan

Tent ukan frekuensi yang diharapkan untuk masing-masing sel dengan menemukan hasil

perkalian jumlah marginal di kedua sisi yang berlainan dari sel itu dan membaginya

dengan N (N adalah jumlah masing-masing kelompok jumlah marginal yang mew akili

jumlah t otal observasi-observasi independen)

c. M enghit ung Harga Chi kuadrat

2)

Untuk mengetahui harga χ

2

, gunakan formula diat as at au dengan melakukan proses

penghit ungan dengan menggunakan program SPSS (St ast ist ical Program for Social

Science) versi 16.0

Uji Hipotesis

Dalam menent ukan variabel dalam penelit ian ini memiliki perbedaan, maka

(9)

9 diberikan oleh tabel C t ersebut sama dengan at au lebih kecil daripada ha

rga χ

2 hasil perhitungan. Atau t olak Ho

jika χ

2 hit ung >

χ

2 t abel .

M enguji Signifikasi

χ

2

Hasil penelit ian menunjukkan hasil yang signifikan apabila tingkat signifikansi yang

diperoleh dari hasil perhitungan sama dengan atau lebih kecil daripada nilai α

yang

ditentukan.

HASIL PENELITIAN

Dari dat a yang diperoleh, didapat kan sampel sebanyak 120 orang. Dari seluruh

sampel yang didapat terdapat 95 (79,2%) sampel dengan cedera kepala sedang dan 25

(20,8%) sampel dengan cedera kepala berat . Dari 120 sampel, terdapat 77 (64,2%) sampel

dengan jenis kelamin laki-laki dan 43 (35,8%) sampel w anita. Sedangkan berdasarkan

kelompok umur didapatkan data sebagai berikut : Dibaw ah 15 tahun 23 sampel (19,2%),

16-25 t ahun 36 sampel (30%), 26-35 t ahun 28 sampel (23,3%), 36-45 tahun 13 sampel

(10,8%), 46-55 t ahun 12 sampel (10,0%) dan diatas 55 tahun sebanyak 8 sampel (6,7%).

Dari hasil pemeriksaan laboratorium kadar pot assium dalam darah, sampel

dikelompokkan menjadi kelompok hipokalemia (62 sampel, 51,7%), normokalemia (50

(10)

10 Gambar 1.

Dist ribusi sampel berdasarkan derajat cedera kepala dan jenis kelamin

Berdasarkan t abel diatas, t erlihat bahw a pasien laki-laki memiliki prosent asi yang

lebih besar (64,2%) dibandingkan dengan pasien perempuan (35,8%). Hal ini dapat

berhubungan dengan jumlah pengguna jalan yang lebih banyak pengguna laki-laki

dibanding dengan pengguna jalan berjenis kelamin perempuan.

Gambar 2.

(11)

11 Dari t abel dist r ibusi sampel berdasarkan derajat cedera kepala dan kelompok umur

diat as, tampak bahw a sampel pada kelompok umur 16-25 tahun memiliki prosentase yang

paling besar, yait u sebesar 30%, sedangkan kelompok umum di atas 55 tahun memiliki

prosentase yang paling kecil yaitu sebesar 6,7%.

Tabel 3.

Dist ribusi sampel berdasarkan hasil pemeriksaan kadar pot assium darah

Dari hasil pemeriksaan laborat orium untuk kadar pot assium dalam darah sampel

seperti yang t ercantum pada t abel diat as, dapat t erlihat bahw a dari 120 orang sampel,

didapatkan 62 orang (51,66%) memiliki kadar di baw ah normal (Hipokalemi) dan 8 orang

(6,67%) memiliki kadar pot assium yang meningkat (Hiperkalemi). Dari 120 orang sampel

didapatkan sejumlah 50 orang (41,67%) sampel memiliki kadar pot assium dalam darah

(12)

12 Tabel 1.

Hasil uji

χ

2perbandingankadar pot assium darah pasien cedera kepala

Variabel Hasil Uji Kritera Pengujian Kesimpulan

Kadar pot assium darah

antara pasien dengan

derajat cedera kepala

sedang dan pasien

dengan derajat cedera

kepala berat

α

= 0,05

p = 0,1

df = 2

χ

2

hit ung = 9,77

χ

2

t abel = 4,60

Sig. = 0,007

Tolak Ho jika:

χ

2

hit ung >

χ

2 t abel

atau

t araf signifikansi <

α

Ho dit olak

H1 dit erima

Derajat kepercayaan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebesar 95%

karenanya diketahui harga α sebesar 0,05. Karena dalam proses pengujian menggunakan

tabel kritis

χ

2 maka diperlukan harga p (pvalue) dan harga df (derajat kebebasan) unt uk

menemukan harga

χ

2t abel. Harga p merupakan kelipatan dari harga

α

karenanya diket ahui

bahw a harga p adalah sebesar 0,1. Harga df diperoleh dengan menggunakan ket ent uan df

= (r - 1)(k - 1) dengan t erlebih dulu membuat tabel kontingensi k × r. Pada penelit ian ini

ditentukan 2 kolom (k), yaitu kolom 1 untuk subjek pasien dengan derajat cedera kepala

sedang dan kolom 2 unt uk pasien dengan derajat cedera kepala berat. Selain itu

ditentukan pula 3 baris (r), masing-masing disediakan unt uk kadar pot assium menurun

(hipokalemi), kadar potassium normal dan kadar pot assium meningkat (hiperkalemi),

sehingga diperoleh harga df = (2-1) (3-1)=2.

Dengan harga p sebesar 0,1 dan db sebesar 2, maka

diperoleh harga χ

2t abel sebesar

4,60 hasil ini diperoleh dengan membandingkan kedua harga tersebut dengan t abel kritis

χ

2

. Sedangakan harga χ

2

hitung diperoleh dengan menggunakan formula 3.5, dan diperoleh

harga sebesar 9,77.

Berdasarkan hasil perhitungan

yang telah diperoleh diketahui bahwa harga χ

2hit ung

lebih besar dari harga χ

2

t abel (9,77 > 4,60). Bila dibandingkan dengan krit eria uji yang

dikemukakan yaitu t olak Ho jika

χ

2 hit ung >

χ

2 t abel hasil yang diperoleh ini memiliki art i bahw a
(13)

13 perbedaan kadar potassium darah ant ara pasien dengan derajat cedera kepala sedang dan

pasien dengan derajat cedera kepala berat. Hasil penelit ian ini cukup signifikan karena

taraf signifikansi yang lebih kecil dari

α

(0,007 < 0,05).

KESIM PULAN

Dari penelitian yang t elah dilakukan t erhadap 120 orang sampel penderita cedera

kepala yang diraw at di bagian Emergensi Bedah RS dr Hasan Sadikin Bandung, didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada sebagian sampel cedera kepala terdapat pasien cedera kepala yang mengalami

penurunan kadar potassium darah dengan prosentasi 51,66% yang terdiri dari 43

orang cedera kepala sedang dan 19 orang pada cedera kepala berat .

2. Terdapat perbedaan kadar pot assium darah ant ara pasien dengan derajat cedera

(14)

14 DAFTAR PUSTAKA

1. Peitzm an, Andrew B. 2002. The Trauma M anual 2nd edit ion (M ay 2002) : Lippincott William s & Wilkins Publishers

2. Greenfield, Lazar J. , M d. 1997. Essent ialsof Surgery: Scient ific Principles and Practice 2nd edition : Lippincott William s & Wilkins Publishers

3. Schw art z, Seymour I. 1998. Principles of Surgery, Com panion Handbook 7th edit ion : M cGraw -Hill Professional

4. Sm it h, M ichael A. 2002. The Washington M anual of Surgery : Lippincott William s & Wilkins, 5. Siegel, Sidney. 1994. Nonparam et ric St at ist ics for the Behavioral Science (edisi terjem ah).

Jakarta : PT Gram edia.

Gambar

Gambar 1.
Tabel 3.
Tabel 1.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan asal usul Dinasti Fatimi- yah ini adalah sebuah gerakan yang berasal dari sekte syi’ah Ismailiyah, maka secara tidak lansung dinasti ini sebenarnya ingin mengem-

Gizi buruk masih merupakan mas-alah di Indonesia, walaupun Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menanggulanginya.Data Susenas menunjukkan bahwa jumlah balita yang BB/U &lt;-3

MSTlTUT PERTANAN BOGOR 2006.. TELlA h'UGRAHA FEBRAiiOUVA. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Karena komposisi

Perilaku demikian dapat diungkap ─ - kan, antara lain: sebagian pedagang Madura berjualan tidak sesuai dengan spesifikasi yang diucapkan (dijanjikan), tindakan premanisme,

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti pola jaringan komunikasi informal yang ada pada Bank Nagari Cabang Muara Labuh tentang jaringan komunikasi

Jumlah pengguna layanan pada jaringan telekomunikasi berbasis seluler merupakan salah satu faktor penting dalam menghitung atau menentukan kapasitas yang disediakan

pemilu 1955 yang diikuti oleh partai politik maupun perorangan ini terdapat dalam pasal 57 dan 134 UUDS 1950 yang secara langsung maupun tidak langsung mengisyaraktkan

Motif berprestasi dengan pencapaian kerja, suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas denga sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi