~~
RADAR BANDUNG
UNPAD --'J
NiiNU'N~
o
Rabu6 7
21 22
<.J Apr <.) Mc;
.
Kamis
0
Jumat
----8 9 10 11
23 24 2S 26
( ) JII/I
.
Jill <.) Agso
Senin
0
Selasa
1
~
3 4 S17 18 19 20
~
o
Jan <.) Pcb--
U Milr -- -,- _.---o
Sabtu0
Minggu~
12 13 14 1S 16
27 28 29 30 31
( ) Scp \. ) Okt
- ----.
\.) Nov \.)Dcs.-Sumedang Puseur Budaya Pasundan d~ata
Pakar (1)
Dianggap Konsep Gegabah, Dituntut
.
.~isa Le~tari_~anlr?duk Masa I\alu
.Kntlkterhadap Pemenntah
.
I...
l
.
c
...
..
...
...
\
.
Kabupaten
(Pemkab)~",._
.~
,~:\
Sumedangdatangdari
.,
sejarawan
dan akademisi
Unpad, Prof Dr Hj Nina
Herlina Lubis, M.S. Guru
besar sejarah ini me.
mandang PemkabSume.
dang melaunching
"Puseur Budaya
Pasundan" tindakan
Top-Down.
Erik A Kurnia, Radar
Sumedang
~ DENGAN bersahaja, Nina.Her-lina Lubis pun menyarankan agar lebih dahulu membuat suatu konsep yang jelas akan tema besar yang diusung Pem-kab Sumedang. Mengingat bu-kan hanya Kabupaten Sume-dang yang memiliki catatan historis sebagai pusat budaya
"Jadi jika landasannya Pemkab Sumedang itu sejarah masa lalu Sumedang, maka harus diingat pula bukan hanya Sumedang yang menjadi' pusat Kerajaan Pasundan," tandas Nina.
"Padahal budaya itu tentu saja melekat pada etnisitas. Harus diingat bahwa yangCdimaksud Pasundan itu meliputi berapa kabupaten. Jika satu Kabupaten bukan Pasundan namanya," ujar Nina lantaran masih ada
'-I~ .
kabupaten-Iain yang bagian dari Pasundan tempo dulu.
-
Nina Herlina Lubis mempre-diksi ke depan, jika kebijakan Pemkab Sumedang muncul ke permukaan begitu saja, ba-gaimana dengan kabupaten-kabupaten lainnya. "Apakah kabupaten-kabupaten. di luar Sumedang mau mengakui bah-wa Sumedanglah "puseurbu--
~
---
daya" Pasundan?"
"KebijakanPemkabjuga haruslah di-"sawala"-kan dulu, jangan
top-down begitu saja," saran Nina agar
-= " ~. ..~ - ~
"Pertama-tama Pemkab Sume-dang harus membuat sebuah konsep yang jelas, apa arti "Puseur Budaya Pasundan" itu?" ujar Nina Lubis. Menurutnya kata 'Pasundan' merujuk kepada wilayah geografis bukan etnis.
-
~ ;:: ~ ~mauIJun politik di Tatar Pa-sundan dahulu kala.
Sejarawan Masyarakat Se-jarawan Indonesi (MSI) Jawa Barat ini, melihat konsep Pem-kab Sumedang menjadikan ko-tanya sebagai Puseur Budaya Pasundan seakan dianggap terIalu gegabah. .
Pemkab Sumedang turut mem-bicarakan secara mendalam de-ngan kabupaten lainnya.
Penulis buku Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat ini mempe-ringatkan kalau Pemkab Sume-dang bersikukuh ingin menjadi pusat budaya Pasundan, tidak harus.berarti kembali ke masa lalu. "Namun yang penting, produk masa lalu yang merefleksikan kearifan tradisional atau lokal
.itulah yang harus tetap
dilestari-kan dan direaktualisasidilestari-kan,"
pungkasNina Lubis.(*)
Klipin~
HlImas
Unpl,)d