• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENSISW Pengaruh Pendampingan Belajar Orang Tua Terhadap Karakter Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENSISW Pengaruh Pendampingan Belajar Orang Tua Terhadap Karakter Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015."

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

PEN SISW NGARUH PE WA KELAS KABU

FA

UN

ENDAMPIN S IV MI MU UPATEN KA Progr E

AKULTAS

NIVERSIT

NGAN BEL UHAMMAD ARANGAN Usulan Pene ram Studi Pe

D ENDANG T

S KEGURU

TAS MUH

LAJAR ORA DIYAH NG NYAR TAH elitian untuk endidikan Gu Diajukan Ole TRI LESTA A51011019 Kepada:

UAN DAN

HAMMAD

2015

ANG TUA GASEM KEC HUN PELAJ

k Skripsi S-1 uru Sekolah

eh:

ARININGSI 95

(2)

SIS\IA KrI,AS IV MI MUHAMMADIYAIINCASEM

I( AIII

]}ATF,N KARANCANYAR

TAHUN

PELAJAIiIN

2l}I'/,0I5

YMg

dipmiapk.n

dan disusun oleh: ENDANC TRI

LBSTARININGSII{

'lelsh

disrljui

olch pcmbimbinc untuk dipenahankd dihadapan

Dcwn

penguji

skfitsi

s-l

Fakuhos Kesuruan dan

llhtr

Pendidikon

lendidikan Universilos Muhammadirah Sulakada

Drs.H.Sarins

Manudi

S.H.M.Pd.

NIX.

1952ll25198003 I 00r
(3)

HALAMAII

PENCDSAIIAN

SKRI}SI

PDNCARUH PENDANIPINCAN

BtrLAJdi

ORAI\G IUA TERIIADAP KARAKTER

SIS\IA

KILAS

IV

MI

MOHAMM

DIYAH

NCASENI

KECAMATAN COLOMADU

KABUPATEN

(AII{NCANYAR

TAHUN Pf,

LAJAIIAN

20I4/2015 Yang

dipcsiapkand$

disusun oleh:

ENDANC

TRI LESTARININGSIH

A5r0ll0t95

'Itlah

di perr,hankd di

depd

de$

pensLril Pad, hari scninLng3al l3

ruli

2015 DaD d iryatakan telah mernen uh i syarar

strsrnd

deNr

peiguji

Drs.ESaring Marsudi

S.H-M.l'd

DK Mulyrili

S,K, S,tl., M.Pd.

( ( (

Surakarta, 24

.luli 201i

LJnive$ira Muhrmmadiyah

Surikan!

Flk

lrd

Keeunan dan llmu Pendidikad

1.

,1/*\r:l{]rx

;7

.,

!ESI,AA?

(4)

dd

sepanj.ns pcnsclahuan say.juga tidak rcdapar kary! aLau pendipat y.dg pdnsh dirulisdan diterbitkan oleh ordng lnin. kccuali

!.trs seaB

tenulis

dilcu

dalato

irskah

Jdd dGeburkan dalam danar pustaka.

Apabilo

rcrnlda

kelau

di kemrdixn

haritrbtrkriada

keLidak benaron

dalrtr

pcmtarmn

say. dlalas- makasayn akan bcdanssrnsjalvab sepenuhnla.
(5)

v   

MOTTO

Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat ) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari

( nikamat-Ku ), maka sungguh azab-Ku sangat pedih .” (Terjemahan QS. Ibrahim: 7)

“Keridhoan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka rang tua .”

( HR. At- Tirmidzi)

(6)

vi   

kebanggaan tersendiri bagi penulis dapat menyelesaikan karya tulis sederhana ini, dengan rasa syukur karya ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta terimakasih atas segala kasih sayang yang telah kalian berikan kepadaku yang selalu memberikan doa yang tulus kepadaku telah memberikan pendidikan sampai saat ini. Semoga ini awal dari penulis untuk membahagiakan Bapak dan Ibu.

2. Kakakku Tri Anita dan Sri Rahayu yang memberikanku dukungan, mengingatkanku untuk istirahat dan mendoakan setiap langkahku.

3. Teman- teman terkasih Riana, Puspita, Novi, Riza, Ika, Dewi, Putri, Mas Fendhy, Nurarini, Danung, Daffi, Mbak Chandra, Mbak Alfi, Mbak Riska, Mbak Dwi terimakasih buat kalian semua selalu memberikanku dukungan, doa, dan semangat kalian yang membuatku tetap melangkah maju untuk meraih masa depan yang lebih baik.

(7)

vii   

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur, penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena tanpa ridho dari-Nya mustahil karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Uswatun Khasanah Rasulullah SAW serta umatnya yang berpegang teguh didalam agama-Nya.

Skripsi ini disusun dan diajukan guna memenuhi tugas dan syarat dalam mencapai gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penelitian dan penyusunan karya ini tidak akan dapat terlaksana. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Dr. H. Samino, M. M., selaku Ketua Program Studi Penididkan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Drs.H.Saring Marsudi S.H.M.Pd., selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan dengan penuh kesabaran sejak awal hingga terselesainnya skripsi ini.

4. Dosen PGSD FKIP UMS yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sebagai bahan penulisan skripsi sekaligus bekal yang bermanfaat bagi masa depan penulis. 5. Keluarga besar MI Muhammadiyah Ngasem, Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Kranganyar.

6. Keluarga besar MI Bolon, Kecamatan olomadu Kabupaten Karanganyar.

(8)

viii   

Sebagai insane biasa, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Meskipun demikian penulis beharap semoga skripsi ini dapat digunakan bagi pengembangan ilmu pada pendidikan dasar dan bermanfaat bagi pembaca.

Wasalamua’alaikum Wr. Wb.

(9)

ix   

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Kanjian Tentang Pendampingan Belajar Orang Tua ... 7

a. Pengertian Pendampingan Belajar ... 7

b. Peran Orang Tua ... 7

c. Indikator Pendampingan Belajar Orang Tua ... 10

d. Faktor Yang Mepengaruhi Pendampingan Belajar Orang Tua ... 11

e. Cara Mengembangkan Pendampingan Belajar Orang Tua ... 12

(10)

x   

e. Cara Mendidik Karakter ... 20

f. Cara Mengembangkan Karakter ... 20

B. Peneliatian Yang Relevan ... 22

C. Kerangka Penelitian ... 25

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 27

1. Tempat ... 27

2. Waktu ... 27

B. Populasi Dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

C. Variabel Penelitian ... 28

1. Variabel Bebas ... 38

2. Variabel Terikat ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

1. Angket dan Kuesioner ... 29

2. Dokumentasi ... 31

E. Uji Instrumen Penelitian ... 32

F. Uji Prasyarat ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 41

1. Identitas Sekolah ... 41

2. Visi dan Misi ... 41

3. Kondisi Umum ... 42

4. Keadaan Tenaga Pendidik ... 42

(11)

xi   

6. Keadaan Fisik Sekolah ... 44

B. Uji Instrumen Penelitian ... 45

1. Uji Validitas ... 45

2. Uji Reliabilitas ... 48

C. Deskripsi Data ... 49

D. Pengujian Prasyarat Analisis ... 54

1. Uji Normalitas ... 54

2. Uji Linearitas ... 55

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 56

1. Persamaan Garis Regresi ... 57

2. Uji Hipotesis ( t ) ... 58

3. Uji Keberartian Regresi ( f ) ... 59

4. Uji Determinasi ( R2) ... 60

F. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Implikasi ... 64

C. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii   

Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Pembentukan Karakter Tanggung

Jawab ... 16

Tabel 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan ... 24

Tabel 3.1Kegiatan Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Indikator Variabel PenelitianPendampingan Belajar Orang Tua ... 31

Table3. 3Indikator Variabel PenelitianKarakter Siswa ... 31

Table 3.4Rangkuman Analisis Variansi pada Uji Keberartian Regresi ... 38

Table 4.1Daftar Tenaga Pendidik MI Muhammadiyah Ngasem tahun ajaran 2014/2015 ... . 43

Tabel 4.2 Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 44

Table 4.3Data Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Ngasem ... 45

Table 4.4 Hasil Uji Validitas Angket Pendampingan Belajar Orang Tua . 46 Tabel 4.5Hasil Uji Validitas Angket Karakter Siswa ... 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 48

Tabel 4.7Deskripsi Data Penelitian ... 49

Tabel4.8Frequency Table ... 51

Tabel 4.9 Frequency Table ... 52

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan ... 53

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 55

Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas Pendampingan Belajar Orang Tua Terhadap Karakter Siwa ... 56

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi ... 57

Tabel 4.14 Data Uji t ... 58

Tabel 4.15 Hasil Analisis Uji f ... 59

(13)

xiii   

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 25 Gambar 4.1 Grafik Histogram Perolehan Skor Angket Pendampingan Belajar

(14)

xiv   

Lampiran 3 Data hasil Try Out ... 86

Lampiran 4 Kisi- kisi instrumen dan soal- soal angket penelitian ... 103

Lampiran 5 Data hasil penelitian ... 111

Lampiran 6 Hasil uji prasyarat Analisis ... 118

Lampiran 7 Hasil uji prasyarat analisis ... 121

Lampiran 8 Distribusi nilai rtabel ... 124

Lampiran 9 Dokumentasi ... 133

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(15)

xv   

ABSTRAK

PENGARUH PENDAMPINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP KARAKTER SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

SURAKARTA, 2015,xv+131 halaman

Endang Tri Lestariningsih, A510110195, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa, serta seberapa besar pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan variabel bebas (X) adalah pendampingan belajar orang tua dan variabel terikat (Y) adalah karakter siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem sedangkan sampelnya seluruh siswa kelas IV. Metode pengumpilan data penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Penilaian angket menggunakan penilaian likert, uji validitas instrumen

yang digunakan adalah uji validitas item dengan menggunakan rumus produck moment angka kasar, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus cronbach’s

alpha. Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan uji linear sederhana. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan garis regresi Ý = 41,302+ 0,679. Hasil analisi uji t dengan taraf signifikansi 5% diperleh nilai thitung (2,987) > ttabel ( 2,052) sehingga H0 ditolak. Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai r2 (0,229) yang berarti pendampingan belajar orang tua mempengaruhi karakter siswa 29,9%. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa kelas IV di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015dan pendampingan belajar orang tua memliki pengaruh terhadap karaktr siswa kelas IV Mi Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu sebesar 29,9%.

Kata Kunci : Pendampingan Belajar, Karakter siswa.

(16)

1   

Setelah lebih dari 60 tahun, Indonesia telah banyak meraih kemajuan dibidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan keagamaan. Hal ini ditunjukan dengan perkembangan demokrasi, peningkatan pendapatan per kapita, penguatan integritas sosial, pemerataan pendidikan, dan kesemarakan kehidupan keagamaan. Spiritual dan intelektual dari bangsa Indonesia tidaklah kalah jika dibandingkan dengan bangsa- bangsa lain. Namun, energi yang positif itu sampai batas tertentu terbuang sia- sia karena ketidak sungguhan dan berbagai kesalahan kolektif, yang terkait melemahnya visi dan karakter bangsa.

Saat ini wajah bangsa Indonesia masih coreng- moreng dengan berbagai peristiwa, seperti kasus korupsi yang sudah menjadi tradisi para pemegang kekuasaan dan pembuat kebijakan, baik di eksekutif, legislative, maupun yudikatif, tawuran pelajar yang sudah membudaya dalam demokrasi kanibal, kerusuran berdasarkan SARA dan perbedaan aliranserta mazhab yang mengorbankan banyak anak bangsa, kondisi alam kian lesu dan pucat akibat penebangan hutan dan pencemaran lingkungan, dan pengusa yang dengan leluasa menunjukan perilaku minus keteladanan dihadapa rakyat.

(17)

2

 

Karakter yaitu kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlaq atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain, seseorang yang dikatakan berkarakter apabila telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

Pendidikan karakter saat ini sudah tidak asing lagi di masyarakat.dalam pendidikan karakter menanamkan hal- hal positif yang akan memperkuat karakter dari setiap individu. Hal- hal positif akan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan karakter dan pendidikan karakter berlangsung tidak hanya di sekolah namun pengaruh terbesar muncul dari dalam keluarga. Ada banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter anak. Selain dipengaruhi kemasakan, lingkungan tempat anak berkembang juga ikut membentuk karakter anak tersebut, diantara berbagai faktor lingkungan yang relevan untuk dibicarakan sehubungan dengan masalaha karakter ini adalah keluarga.

Lingkungan keluarga dianggap berpengaruh terhadap pembentukan karakter karena krisis dalam watak dan karakter saat ini terkait dengan semakin memudarnya keharmonisan keluarga. Banyak keluarga yang mengalami disorientasi, bukan hanya karena menghadapi limpahan materi atau kesulitan ekonomi, melainkan juga karena serbuan globalisasi dan gaya hdup yang tidak terlalu kompatibel dengan nilai dan norma agama, sosial- budaya nasional dan lokal Indonesia.

(18)

berperan besar dalam mengajar, mendidik, memberikan bimbingan, dan menyediakan sarana belajar serta memberi teladan pada anak sesuai dengan nilai moral yang berfaku atau tingkah laku yang perlu dihindari. Dalam rangka memberikan bimbingan kepada anak, seyogyanya orang tua mengetahui cara-cara atau metode model pendampingan yang harus diterapkan dalam mendidik serta membimbing anak. Hal ini mampu dijadikan sebagai media kontrol dalam mendampingi seorang anak. Dengan adanya kontrol ini diharapkan anak berkembang secara optimal, berkepribadian sesuai dengan nilai moral dan menghindari perilaku yang menyimpang dari tatanan moral.

Belajar merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan orang. Belajar dilakukan hampir setiap waktu, kapan saja, dimana saja, dan sedang melakukan apa saja, misalnya disekolah, dirumah, dijalan, di pasar, didalam bus, sedang bekerja, sedang bermain, dan seterusnya. Dikalangan masyarakat umum dan awam, belajar diartikan monopoli anak di sekolah. Akan tetapi, ada pula yang memaknai bahwa belajar juga bias dilakukan dirumah.

(19)

4

 

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Pendampingan belajar orang tua siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang masih belum diketahui pengaruhnya.

2. Karakter siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang belum diketahui secara detailnya.

3. Karakter siswa dipengaruhi oleh pendampingan belajar orang tua. Dalam hal latar belakang pendampingan belajar orang tua. Sehingga peneliti ingin meneliti sejauh mana pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatn Colomadu Kabupaten Karanganyar.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dan menghindari kemungkinan terjadinnya kesalahan dalam penafsiran judul , maka peneliti membatasi permasalahn pada: 1. Pendampingan belajar orang tua siswa MI Muhammadiyah Ngasem

Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Karakter yang ditunjukan oleh para siswa kelas IV MI Muhammadiyah

Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Masalah pendampingan belajar yang diteliti terbatas pada karakter bertanggung jawab pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Perumusan Masalah

(20)

1. Adakah pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap karakter siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Seberapa besar pengaruh pendampingan belajar orang tua dalam membentuk karakter tanggung jawab pada diri siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh pendampingan belajar orang tua terhadap

karakter anak siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pendampingan belajar orang tua dalam membentuk karakter tanggung jawab pada diri siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian yang telah dilaksanakan ini diharapkan bermanfaat secara teoris. Manfaat teoritis yang diharapkan dari peneliti dapat dijadikan sebagai motivasi agar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan menjadi penerus bangsa yang berkarakter kuat.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

(21)

6

 

b. Bagi Sekolah

Memberikan masukan dalam membangun komunikasi positif antara sekolah dengan siswa dan masyarakat.

c. Bagi Orang tua

(22)

7   

1. Pendampingan Belajar Orang Tua a. Pengertian Pendampingan Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002: 234) pendampingan berarti orang yang mendampingi; proses, cara, perbuatan mendampingi atau mendampingkan. Menurut Susanto (2012: 11) mengemukakan bahwa pendampingan orang tua adalah kegiatan orang tua untuk mendukung dan mendampingi siswa belajar dirumah dalam menyelesaikan tugas- tugas yang di berikan guru sehingga siswa merasa terbimbing dan termotivasi untuk belajar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendampingan belajar orang tua dalam penelitian ini adalah kegiatan orang tua untuk mendukung atau memberi motivasi dan mendampingi siswa belajar dirumah dalam menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan guru sehingga siswa merasa terbimbing dan termotivasi untuk belajar. Pendampingan belajar sangat di butuhkan oleh anak agar anak termotivasi dan lebih semangat lagi dalam belajar karena waktu dirumah dengan orang tua lebih banyak dibandingkan dengan pendidik di sekolahan. Jadi orang tua berperan penting dalam hal pendampingan belajar pada anak tanpa hadirnya orang tua di setiap aktivitas anak, anak pasti kekurangan kasih sayang dari orang tua. Maka dari situlah akan terbentuk karakter dari setiap anak.

b. Peran orang tua

Keutuhan orang tua (ayah dan Ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu ana untuk memiliki dan mengembangkan dasar- dasar disiplin diri.

(23)

8   

paling bertanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membesarkan anak- anak menjadi generasi yang tangguh adalah orang tua. Orang tua adalah pihak yang paling dekat dekat dengan anak sehingga kebiasaan dan segala tingkah laku yang terbentuk dalam keluarga menjadi contoh dan dengan mdah ditiru anak.

Menurut Lina Erlina (Agus wibowo, 2012: 121) ada beberapa kiat menjadi orang tua ideal serta figure tauladan yang baik bagi anak, yaitu:

1) Mengubah pola mnedidik anak dan mulai menerapkan pola child center. Artinya orang tua harus mengambil posisi sejajar dengan anak atau lebih dikenal dengan menjadikan orang tua sebaai sahabat anak.

2) Menyediakan waktu untuk anak, komunikasi yang baik memerlukan waktu yang berkualitas dan ini yang kadang tidak dipikirkan oleh orang tua.

3) Para orang tua khususnya kaum ibu dituntut untuk mampu mengenali bahasa tubuh dari sang anak. Dengan mengenali bahsa tubuh dengan baiak, orang tua diharapkan bisa memberikan kasih sayang yang tak hanya dilontarkan dalam kata- kata, tetapi lewat sentuhan bahasa tubuh.

4) Penting bagi orang tua untuk bisa memahami peraaan anak. Banyak kasus terjadi perang dingin antar orang tua dan anak, bahkan beberapa anak secara terbuka kabur dari rumah karena merasa orang tuannya tak dapat memahami perasaan mereka.

(24)

perasaan mereka sendiriserta menemukan cara untuk mengatasi masalahnya sendiri.

6) Jadilah orang tua yang menerapkan kedisiplinan dan kosisten di dalam keluarga. Orang tua adalah panutan yang utama bagi anak- anak. Seorang panutan yang baik harus selalu bersikap konsisten pada apa yang akan ditanamkannya.

Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan para orang tua : a) Sering- seringlah mengungkapkan cinta dan kasih sayang.

Ungkapan cinta dan kasih sayangini bisa dilakukan misalnya dengan sebuah pelukan lembut, motivasi, dorongan, persetujuan dan senyuman untuk anak.

b) Jadilah pendengar yang bak. Ketika anak anda mengungkapkan apapun, jadilah pendengar yang baik dan ciptakan suasana yang memungkinkan anak berbicara dengan anda ketika mereka mengalami masalah baik besar maupun kecil.

c) Ciptakan suasana yan membuat anak merasa nyaman. Ini bisa dilakukan msalnya dengan menghormati privasi anak sebagaimana anda menginginkan anak menghormati privasi anda.

d) Hindari favoritisme. Survey menunjukan bahwa kebanyakan orang tua memiliki favorit, tapi kebanyakan anak percaya bahwa mereka adalah favorit. Jika anak anda bertengakar, jangan pilih kasih, berlakuhlah adil.

e) Ajari anak tentang aturan dan batasan. Misalnya batas- batas seperti waktu tidusr dan jam alam, sehingga mereka belajar bahwa mereka memiliki keterbatasan.

(25)

10   

jajan, jam malam diperpanjang, waktu bermain ekstra, dan lain- lain.

g) Ajarkan meka mengenai benar dan salah.jika anda seorang muslim, pastikan mereka tahu konsep- konsep kebenaran sebagaimana yang tertuang di dalam kitab suci Al-Qur’an. h) Jangan membangdingkan anak anda dengan orang lain,

terutama dengan saudara sendiri. Membanding- bandingkan hanya akan menjadikan anak anda rendah diri, dan akan merasa bahwa mereka tidak pernah bisa cukupbaik dihapan anda.

i) Ajarkan pada anak anda bahwa setiap orang berbeda, dan mereka tidak harus seperti orang lain, melainkan menjadi diri sendiri.

j) Ketika anak anda melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan kebencian ataupun berbahaya, katakana padanya bahwa hal seperti itu tidak akan diterima, dan sarankan alternative lain. Dari pernyataan- pernyataan diatas dapat disimpulkan peran orang tua sangatlah penting mendampingi anaknya dalam segala aktivitas dan orang tua perlu memberikan motivasi serta dorongan agar anak terarah pada hal- hal positif, kasih sayang dari kedua orang tua (ayah dan ibu) sangat diperlukan setiap anak karena anak membutuhkan rasa aman dan nyaman ketika bersama kedua orang tua mereka.

c. Indikator Pendampingan Belajar Orang Tua

(26)

Table 2.1

Indikator yang Dilakukan Orang Tua Terhadap Anak dalam Pembentukan Karakter

Variabel Indikator Positif Negatif Angket

Pendampingan belajar orang

tua

a.Menyediakan fasilitas belajar. b.Mengawasi

kegiatan belajar anak dirumah. c.Mengawasi

penggunaan

waktu belajar anak dirumah. d.Mengetahui

kesulitan belajar anak menolong anak mengatasi kesulitan dalam belajar.

(Susanto, 2012)

d. Faktor yang mempengaruhi pendampingan belajar orang tua

Obsesi membentuk manusia (sebagai individu) yang berkepribadian atau yang berkarakter bisa dimiliki oleh orang tua terhadap anaknya, guru terhadap anak didiknya, atau oleh seorang yang memiliki perhatian khusus kepada orang lain. Membangun situasi psikologis dan sugesti yang kondusif bagi internalisasi nilai. Insfrastruktur psikologis yang harus disediakan bagi pembentukan insan yang berkepribadian antara lain:

1) Pengetahuan tentang nilai 2) Lingkungan yang kondusif 3) Adanya tokoh idola

a) Komunikasi dan diskusi

(27)

12   

membuat orang tua ingin di dengar tetapi sulit untuk mendengar. Hal ini wajar asalkan orang tua tetap menyadari pentingnya omunikasi dan diskusi dengan anak sejak sangat awal, serta memberikan alternatif untuk sejumlah hal yang dilarang atau tidak dikehendaki, juga memberikan penjelasan untuk setiap larangan dan peraturan yang dibuat. Jadi sebagai orang tua harus menjalin komunikasi yang baik dengan putra- putrinya. (Kanisius, 2006: 215)

b) Kebersamaan dengan orang tua

Anak akan lebih bahagia menggunting dan melipat dari lembaran- lembaran Koran bekas disamping atau dipangkuan ibunya, daripada bermain dengan berbagai permainan mahal tetapi sendirian. Yang lebih penting adalah kebersamaan dan bagaimana membiarkan anak berkreasi dengan bahan- bahan yang sederhana. Jadi makna kebersamaan disini orang tua yang menemani anaknya dalam hal sekecil apapun akan bermakna bagi sang anak. (Kanisius, 2006: 215).

e. Cara mengembangkan pendampingan belajar orang tua

Menurut Utami (Rahmawati, 2011: 32) menjelaskan beberapa sikap orang tua terhadap anaknya:

1) Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkan.

2) Member waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal.

3) Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri.

4) Mendorong anak untuk menjajaki dan mempertanyakan hal- hal. 5) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin

dicoba, dilakukan, dan apa yang dihasilkan. 6) Menunjang dan mendorong kegiatan anak. 7) Menikmati keberadaannya bersama anak.

8) Member pujian yang sungguh- sungguh kepada anak. 9) Mendorong kemandirian anak daam bekerja.

(28)

Adapun sikap orang tua yang tidak menunjang anaknya:

1) Mengatakan pada anak bahwa ia dihukum jika melakukan kesalahan.

2) Tidak membolehkan anak marah kepada orang tua.

3) Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua. 4) Tidak membolehkan anak bermain dengan anak dan keluarga yang

berbeda pandangan. 5) Anak tidak boleh rebut.

6) Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.

7) Orang tua memberi saran spesifik tentang penyelesaian tugas. 8) Orang tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak. 9) Orang tua tidak sabar terhadap anak.

10) Orang tua dan anak adu kekuasaan.

11) Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.

2. Hakikat Karakter a. Pengertian Karakter

Menurut ASCD for the Language Learning: A Guide to Education Terms, by J.L McBrien & R.S Brand, Alexandria, VA: Association for supervision and Curriculum Development ((Rohinah, 2012: 33) bahwa pengertian karakter telah coba dijelaskan dalam berbagai pengertian dan penggunaan, di antaranya dalam konteks pendidikan, karakter seringkali mengacu pada bagaimana tentang ‘kebaikan’ seseorang. Dengan kata lain, seseorang yang dianggap memiliki karakter yang baik akan mampu menunjukkan sebagai kualitas pribadi yang patut serta pantas sesuai dengan yang diinginkan dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, pendidikan karakter senantiasa akan berkaitan dengan bagaimana memberikan pengajara pada anak- anak tentang nilai dasar manusia yang berkaitan dengan kejujuran, kebaikan, kedermawanan, keberanian, kebebasan, persamaan, dan kehormatan.

(29)

14   

perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanfestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

Karakter sebagaimana didefinisikan oleh Ryan dan Bohlin, mengandung tiga unsure pokok, yaitu mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melalakukan kebaikan. Bila ditelusuri asal karakter berasal dari bahasa Latin “kharakter”. “Kharassein”, “kharax”, dalam bahasa inggris: character dan Indonesia “karakter”, Yunani character, dari charassein yang berarti membuat tajam, membuat dalam. Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan lain. Nama dari jumlah seluruh cirri pribadi yang meliputi hal- hal seperti perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai- nilai, dan pola- pola pemikiran.

Secara harfiah karakter artinya “kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi” menurut Hornby dan parnwell (Furqon, 2010:12). Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karakter adalah sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian menurut kamisa (Furqon, 2010: 12).

(30)

konsistensi, integritas, dan energi. Orang yang memiliki karakter yang kuat, akan memiliki momentum untuk mencapai tujuan di sisi lain, mereka yang karakternya mudah goyah, akan lebih lambat untukbergerak dan tidak bisa menarik orang lain untuk bekerja sama dengannya.

Kualitas atau kekuatan mental atau moral, ahklak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain disebut karakter.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah tingkah laku atau perilaku yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari setiap individu dan orang yang memiliki karakter yang kuat, akan memiliki momentum untuk mencapai tujuan di sisi lain, mereka yang karakternya mudah goyah, akan lebih lambat untukbergerak dan tidak bisa menarik orang lain untuk bekerja sama dengannya.

b. Pentingnya Karakter

(Samani, 2011: 1) salah satu pendiri bangsa, presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno bahkan menegaskan “bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli”.

Pembangunan karakter bangsa adalah upaya sadar untuk memperbaiki, meningkatkan seluruh perilaku yang mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat dan pikiran bangsa Indonesia.

(31)

16   

depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Para pendiri negara menyadari bahwa hanya dengan menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmurlah bangsa Indonesia menjadi bermartabat dan dihormati bangsa-bangsa lain.

c. Indikator Karakter

[image:31.612.192.532.399.664.2]

(Samani, 2011: 1) salah satu pendiri bangsa, presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno bahkan menegaskan “bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli”.

Tabel 2.2

Indikator Keberhasilan Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Variabel Diskripsi Indikator Jawaban soal Skor Tanggung

Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya)

a.Melakukan tugas sepenuh hati b.Bekerja dengan

etos kerja yang tinggi

c.Berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best) d.Mampu

mengontrol diri dan mengatasi stress

e.Berdisiplin diri f.Akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil 1. Jawaban poin a 2.Jawaban poin b 3.Jawaban poin c 4.Jawaban poin d 3 2 1 0

(32)

d. Faktor yang mempengaruhi Karakter 1) Faktor Internal

a) Insting biologis, seperti lapar, dorongan makan yang berlebihan dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat rakus, maka sifat itu akan menjadi perilaku tetapnya, dan seterusnya.

b) Kebutuhan psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi

c) Kebutuhan pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara berpikir seseorang seperti mitos, agama, dan sebagainya. (Noor, 2012: 12)

d) Pertengkaran dan pertikaian

Salah satu faktor yang menyebabkan anak tidak dapat diarahkan menjadi anak baik dan memiliki akhlak buruk adalah adanya pertengkaran dan pertikaian yang terus menerus antara ayah dan ibunya. Jika hal ini terjadi dihadapan anak , di mana ia masih dalam tahapan perkembangan jiwa dan mental, tentu anak akan berusaha keluar dar rumah, karena ia tidak tahan melihat kedua orang tuanya selalu bertengkar.

Untuk mencegah hal ini, hendaknya kehidupan keluarga senantiasa dalam damai, tenang dan tentram, tidak ada pertikaian, yang ada hanyalah senyuman. Tidak ada pertengkaran, yang ada hanya ayah dan ibu yang saling bercengkrama dan bercanda.

e) Perceraian

(33)

18   

ayahnya, maka ia tidak dapat merasakan kasih sayang dari ibu kandungnya, meskipun ayah sudah menikah lagi dengan wanita lain. Kedua apabila ibu yang menjadi walinya, ia pun tidak akan merasakan seorang ayah yang melindungi, menjaga dan bersenda gurau dengannya, meskipun sang ibu sudah menikah lagi dengan lelaki lain.

Diharapkan anak tidak menjadi insane yang selalu merusak, melakukan kejahatan, bermaksiat, dan melakukan dosa. Namun, hal itu terasa amat sulit diwujudkan jika anak berada pada lingkungan yang demikian mengerikan.

f) Waktu luang

Salah satu yang menyebabkan anak menjadi tidak bisa diarahkan dan diatur, atau memiliki akhlak yang tidak baik, karena orang tua tidak mampu menyiasati waktu luang anak yang masih kecil ataupun hamper dewasa (ABG), dengan sesuatu yang bermanfaat. Sebab, mereka biasanya banyak memiliki waktu luang, sehingga melakukan dan bermain dengan sesuatu yang tidak membawa manfaat atau mungkin sesuatu yang tidak dibenarkan dalam ajaran islam. Juga, sesuatu yang disenanginya, seperti bermain bola, basket, voli atau ia suka menonton film berjalan- jalan di mall dan lain sebagainya.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Keluarga

(34)

keluarga sangat diperlukan untuk membangun sebuah comunity of learner tentang pendidikan anak, serta sangat diperlukan menjadi sebuah kebijakan pendidikan dalam upaya membangun karakter bangsa secara berkelanjutan.

b) Faktor Lingkungan

(M.Noor 2011: 88) lingkungan masyarakat juga mempengaruhi keberhasilan penanaman nilai- nilai etika dan estetika untuk pembentuka karakter. Menurut Qurais Shihab, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.

c) Faktor Sekolah

Upaya pendidikan yang dilakukan disekolah oleh para guru seperti membuat ‘istana pasir di tepi pantai’. Sekolah dengan sekuat tenaga membangun istana yang cantk, tetapi begitu anak keluar dai linkungan sekolah, ombak besar meluluhlantakkan istana yang telah dibangun disekolah. Oleh karena itu, perlu pendekatan yang konprehensif dari sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun karakter anak didik yang kuat, baik, dan positif secara konsisten. (M.Noor 2011: 88)

e. Cara Mendidik Karakter

(35)

20   

internalisasi nilai. Infrastruktur psikologis yang harus disediakan bagi pembentukan insane yang berkepribadian antara lain:

1) Pengetahuan tentang nilai 2) Lingkungan yang kondusif 3) Adanya tokoh idola

4) Adanya pembiasaan- pembiasaan 5) Pembiasaan tingkahlaku sopan 6) Pembiasaan hidup bersih dan tertib 7) Pembiasaan kejujuran dan sikap disiplin

Melalui pembiasaan sperti inilah, seseorang akan mudah mempraktikan dalam kehidupan sosialnya sehari- hari.

f. Cara Mengembangkan Karakter

Tanggung jawab adalah perilaku yang dipelajari. Bagian dari pengasuhan anak adalah untuk mengajarkan anak- anak harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan ataupun dari perbuatan yang mereka lakukan. Untuk mengenalkan tanggung jawab pada anak dengan memberikan tugas apda anak misalnya mengerjakan pekerjaan rumah. Berikut cara melatih tanggung jawab pada anak:

1) Berikan tugas yang membuat anak bertanggung jawab pada tugas tersebut

Menanamkan kebiasaan untuk berbagai pekerjaan pada anak dapat juga dilakukan sambil mengajarkan anak tentang tanggung jawab. Jika orang tua sedang merencakan piknik keluarga, orang tua bisa memberikan tugas pada anak misalnya dengan memberikan tugas untuk membawa botol minumnya sendiri. Melakukan tugas lainnya seperti menghias pohon natal juga dapat diberikan pada anak agar ia dapat bertanggung jawab atas tugas yang diberikan padanya.

2) Membuat anak melakukan pekerjaan rumah tangga

(36)

menjaga kamar mereka tetap bersih atau bahkan mencuci piring adalah cara yang baik untuk tidak hanya mengajarkan anak- anak tentang anggung jawab tetapi juga mengajarkan mereka pentingnya pekerjaan rumah tangga. Hal ini dapat dimulai pada usia dini. Pastikan untuk memberikan tugas kepada anak sesuai dengan usia anak. Mereka mungkin perlu diingatkan pada awalnya tetapi ketika mereka mulai untuk menyelesaikan tugas mereka, biarkan mereka tahu bahwa anda bangga dengan perbuatan mereka.

3) Mengajarkan anak agar mandiri

Jangan pernah membiarkan anak tergantung sepenuhnya kepada orang tua. Tapi sang anak harus tahu bahwa orang tua akan selalu ada bagi mereka tetapi jangan biarkan mereka menganggap bahwa orang tua akan menyelamatkan mereka sepanjang waktu. Jika mereka melakukan sesuatu yang salah, jelaskan bahwa mereka sendiri yang harus bertanggung jawab dan bukan orang tua yang akan menanggungnya. Hal ini tidak hanya mengajarkan anak untuk memiliki rasa tanggung jawab tetapi jga mengajarkan anak agar lebih mandiri.

4) Jangan berputus asa

(37)

22   

mengerjakan tugasnya. Hal ini akan mengajarkan konsekuensi yang dari tidak bertanggung jawab pada tugasnya.

5) Jadilah teladan bagi anak

Yang paling penting dalam mengajarkan tanggung jawab pada anak adalah bahwa orang tua dapat memberikan contoh dan menjadi teladan bagi anak anda. Ini berarti bahwa orang tua harus bertanggung sendiri juga pada setiap tindakan yang orang tua lakukan. Anak- anak dapat memahami semuannya dan jika anda benar- benar ingin mereka bertanggung jawab, mulailah dengan bertanggung jawab dengan diri sendiri. Mengajarkan tanggung jawab pada anak dapat membantu membengun karakter dan membuatnya lebih mandiri. Ketika ia tumbuh, ingatlah untuk membiarkan tanggung jawabnya berkembang. Ada banyak cara mengajarkan anak, baik dari tanggung jawab yang kecil maupun yang besar yang dapat disesuaikan dengan usia anak.

B. Penelitian Yang Relevan

Sebelum penelitian ini dilakukan, sudah ada penelitian- penelitian yang sejenis, akan tetapi dalam hal tertentu penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan.

Penelitian yang dilakukan oleh primtin (2012) yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah dan pendampingan Belajar Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Dabin 1 Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012”. Perbedaan dari penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas dan variabel terikat. Hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa pemanfaatan jam belajar diluar sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, serta pemanfaatan jam belajar diluar sekolah dan pendampingan belajar orang tua berpengaruh terdahap hasil belajar siswa.

(38)

Ketangguhan 2 Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014”. Perbedaan dari penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan. hasil dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap karakter Siswa Kelas V SD Negeri Ketangguhan 2 Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Menunjukan perhatuian orang tua terhadap anaknya berdasarkan tingkat pendidikan orang tua masing- masing dalam pembentukan karakter, dapat dilihat dari kebiasaan- kebiasaan di sekolah pada Siswa Kelas V SD Negeri Ketangguhan 2 Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelitian yang dilakukan oleh noviati (2014) yang berjudul “Pengaruh Pendampingan Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Di SD N 01 Linggo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014”. Perbedaan dari penelitian ini adalah variabel yang digunakan. dengan hasil penelitian yaitu:

1. Pendampingan belajar berpengaruh positif yang signifikan terhadap kedisiplinan belajar siswa di SD N 01 Linggo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini di buktikan dengan thitung lebih besar t table yatu 7,136 besar 1,1998 dan nilai signifikansi kurang 0,05 yaitu0,000kurang 0,05.

2. Pengaruh yang diberikan variabel pendampingan orang tua terhadap variabel kedisiplinan belajar siswa sebesar 44,7% sedangkan 55,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil ini dibuktikan dengan nilai koefisien determinasi (r2) yaitu sebesar 0,447. 3. Berdasarkan hasil tersebut, terbukti hipotesis yang diajukan peneliti dapat

(39)

24   

[image:39.612.152.536.172.401.2]

Dalam penelitian ini menampilkan persamaan maupun perbedaan sebagai berikut:

Table 2.3

Kajian Penelitian yang Relevan

No. Nama Persamaan Perbedaan

x y X y 1 Primtin 2012

Variabel X : Pemanfaatan Jam Belajar Di Luar Sekolah Dan Pendampingan Belajar Orangtua Variabel Y : Preatasi Belajar

9 9

2 Vinni 2014

Variabel X : Tingkat Pendidikan Orang Tua Variabel Y : Pembentukan Karakter

9

9 9 9 9

3 Noviati 2014

Variabel X : Pendampingan Orang Tua Variabel Y : Kediplinan Belajar

9 9

4 Peneliti

Variabel X : Pendampingan Belajar Orangtua Variabel Y : Karakter Anak

9 9

Keterangan:

Variabel X = variabel bebas Variabel Y = variabel terikat

Dari ulasan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah dilaksanakan.. Penelitian yang relevan di atas mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan, baik dari segi jenis penelitiannya maupun dari segi variabel yang diteliti. Penelitian di atas dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam melaksanakan penelitian ini.

C. Kerangka Penelitian

(40)
[image:40.612.191.491.108.189.2]

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pada kerangka pemikiran diatas Pendampingan sebagai faktor X dan Karakter sebagai faktor Y. Ketika orang tua mendampingi putra putrinya dalam aktivitas belajar maka akan memunculkan kesadaran dari anak itu sendiri kewajibannya sbagai seoran siswa adalah belajar. Dari munculnya kesadaran akan menumbuhkan pemahaman tanggung jawab dari diri siswa itu sendiri mengenai tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. Setelah siswa menyadari kewajibannya dan tumbuh rasa tanggung jawab maka akan terbentuklah karakter dari siswa itu sendiri.

D. Hipotesis

Gulo (2000: 57) mengatakan bahwa Hipotesis (hypo=sebelum; thesis=pernyataan, pendapat) adalah salah satu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis mengemukakan “pernyataan tentang harapan penelitian mengenai hubungan- hubungan antara variabel- variabel di dalam persoalan.” Maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh positif pendampingan belajar orang tua terhadap karakter pada siswa kelas IV Mi Muhammadiyah Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

2. Ada pengaruh pendampingan belajar orang tua dalam membentuk karakter tanggung jawab pada diri siswa sebesar 70% pada kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Karakter ( Y ) Pendampingan

(41)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Sesuai dengan judul, maka penelitian ini mengambil lokasi di MI

Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :

a. Lokasi penelitian tersebut (MIM Ngasem) mudah dijangkau karena

berada tidak jauh dari kampus dan letaknya dekat dengan jalan raya.

b. Data dapat diperoleh di MIM Ngasem sesuai dengan permasalahan

yang diteliti sehingga dapat mendukung dalam menjawab perumusan

masalah dengan sebaik-baiknya.

c. Dimungkinkannya mendapat ijin untuk mengadakan penelitian ini

dari sekolah terkait serta aparatur pemerintah setempat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan jangka waktu yang digunakan oleh

seorang peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian, yaitu dimulai dari

penyusunan, perencanaan sampai pada penulisan laporan hasil penelitian

dengan mempertimbangkan masalah yang akan diteliti. Agar penelitian

ini dapat berjalan sesuai rencana dan terprogram, maka perlu dibuat

jadwal kegiatan yang terencana dan terstruktur sebagai acuan. Penelitian

ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret

[image:41.612.146.497.581.720.2]

2014 dengan rencana waktu sebagai berikut:

Table 3.1.kegiatan Penelitian

No Rencana Kegiatan

Bulan

November Desember Januari Februari Maret 1. Tahap

Perencanaa 2. Tahap

Pelaksanaan 3. Analisis Data 4. Penyususnan

(42)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(Darmawan, 2013: 137) populasi adalah sumber data dalam

penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. (Bungin,

2005: 99) Populasi berasal dari kata inggris population, yang berarti

jumlah penduduk, maka populasi penelitian merupakan keseluruhan

(universum) dari obyek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,

tumbuh- tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan

sebagainya, sehingga objek- objek penelitian dapat menjadi sumber

penelitian.

Kalau populasi dilihat dari sumber data, maka populasi dapat

dibedakan: populasi terbatas dan populasi tak terhingga. Populasi terbatas

yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batasan- batasannya

secara kuantitatif.Sedangkan populasi tak terhingga yaitu populasi yang

memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batasan- batasannya

secraa kuantitatif.

Pada penelitian ini populasi yang digunakan yaitu seluruh siswa

kelas IV yang berjumlah 31siswa MI Muhammadiyah Ngasem

Kecamatan Colomadu Kabupaten Boyolali.

C. Variable Penelitian

(Darmadi, 2011: 20) variabel adalah suatu atribut, sifat, aspek dari

manusia, gejala, objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya.

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variable bebas/ variable independent atau

variable yang mempengaruhi yaitu pendampingan orang tua di MI

Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

2. Variabel Terikat

Karakter siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan

(43)

28 

 

dependent karena akibat adanya variabel bebas yaitu pendampingan

orang tua.

D. Teknik Pengumpulan Data

(Darmawan, 2013: 159) Teknik pengumpulan data adalah cara- cara

yang ditempuh dan alat- alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan datanya. Pada penelitian perpustakaan murni tentunya teknik

pengumpulan datanya berupa kartu- artu kutipan, berupa kuesioner, atau

pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes, atau gabungan dari

semuannya.

Pada penelitian ini pengumpulan datanya terbagi menjadi dua yaitu :

1. Teknik Pengumpulan Data Pokok

a. Angket

(Riduwan, 2007: 25) angket (Questioonaire) dalah daftar

pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan

respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan

penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai

suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden

memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam

pengisian daftar yang diminta. Kuesioner dapat dibedakan menjadi

beberapa jenis (Jumhur,2012: 114) yaitu:

1) Dilihat dari bentuk pertanyaanya, kuesioner dibedakan menjadi

3 macam:

a) Kuesioner terbuka (opened question) atau kuesioner tak

terstruktur.

b) Kuesioner tertutup (closed question) atau kuesioner

terstruktur.

c) Kuesioner tertutup dan terbuka (kombinasi), yaitu bentuk

prtanyaan yang memberikan kesempatan kepada responden

untuk memilih jawaban yang telah tersedia atau membuat

(44)

2) Dilihat dari jawaban yang diberikan, kuesioner dapat dibedakan

sebagai:

a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang

dirinya .

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab

tentang orang lain.

3) Dilihat dari bentuknya, kuesioner terdiri atas empat bentuk,

yaitu:

a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud sama dengan

kuesiner tertutup.

b) Kuesioner lisan, yang dimaksud sama dengan kuesiner

terbuka.

c) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan

yang diikuti oleh jawaban yang bertingkat- tingkat.

d) Check list, yaitu responden tinggal membubuhkan tanda

check ( ) pada kolom jawaban yang sesuai dengan

faktanya.

Adapun keuntungan metode pengumpulan data kuesioner

adalah sebagai berikut:

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3) Dapat dijawab oleh responden meneurut kecepatannya masing-

masing dan menurut waktu senggang responden.

4) Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak

malu- malu menjawab.

5) Dapat dibuat terstandart sehingga bagi semua responden dapat

diberi pertanyaan yang benar- benar sama.

Kuesioner selain mempunyai keuntungan juga mempunyai

kelemahan. Kelemahan tersebut yaitu:

1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada

(45)

30 

 

untuk diberikan kembali kepadanya.

2) Sering sukar dicari validitasnya.

3) Walaupun dibuat anonym, kadang- kadang responden dengan

sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

4) Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.

5) Waktu pengembaliannya tidak bersama- sama, bahkan kadang-

kadang ada yang terlalu lama sehinga terlambat.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket langsung

dan angket tertutup untuk pendampingan orang tua dan angket

tertutup karakter siswa Sekolah Dasar. Kisi- kisi angket yang akan

diberikan kepada responden adalah sebagai berikut:

Table 3.2.

Indikator Variabel PenelitianPendampingan Belajar Orang Tua

Indikator Positif Negatif Jumlah Menyediakan fasilitas belajar 3 2 5 Mengawasi kegiatan belajar anak

dirumah 4 3 7

Mengawasi penggunaan waktu

belajar anak dirumah 5 3 8

Mengetahui kesulitan belajar anak menolong anak mengatasi

[image:45.612.187.513.543.697.2]

kesulitan dalam belajar 3 2 5

Table 3.3.

Indikator Variabel PenelitianKarakter Siswa

Indikator Positif Negatif Jumlah Melakukan tugas sepenuh hati 4 2 6 Bekerja dengan etos kerja yang

tinggi 3 3 6

Berusaha keras untuk mencapai

prestasi terbaik (giving the best) 5 1 6 Mampu mengontrol diri dan

mengatasi stress 2 4 6

Berdisiplin diri 3 3 6

Akuntabel terhadap pilihan dan

(46)

b. Dokumentasi

Riduwan (2007: 31) dokumentasi adalah ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-

buku relevan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto- foto, film

documenter, data yang relevan penelitian.

Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan :

1) Dokumen pribadi, catatan atau karangan seseorang secara

tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaanya.

2) Dokumen resmi terbagi menjadi dua yaitu dokumen intern dan

dokumen ekstern. Dokumen intern dapat berupa memom

pengumuman, instruksi, dan lain- lain. Dokumen ekstern berupa

bahan- bahan informasi yang dikeluarkan suatu lembaga, seperti

majalah, bulletin, seperti berita- berita yang disiarkan di media

massa, pengemuman atau pemberitahuan.

Peneliti tidak lupa untuk mendokumentasikan segala tingkah

laku siswa- siswa serta mengumpulkan data- data yang berhubungan

tentang karakter dari orang tua yang terkait di MI Muhammadiyah

Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

E. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validasi adalah tingkatan dimana suatu tes mengukur apa yang

seharusnya diukur (Darmadi, 2011: 87). Riduwan (2010: 73), uji validitas

dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang

diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.Alat

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji

validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara

bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan

(47)

32 

 

butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson

Product Moment dalam Arikunto (2006: 170) adalah:

rhitung =

Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi

Xi = Jumlah skor item

Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

thitung =

Keterangan:

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= , 2)

Kaidah keputusan: jika t hitung> t tabel berarti valid, sebaliknya jika t

hitung< t tabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka diihat kriteria penafsiran mengenai

korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi

Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

Antara 0,400 – 0,599 : cukup

Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah

2. Uji Reliabilitas  

Menurut Siregar ( 2010: 173) reliabilitas adalah untuk mengetahui

sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

(48)

Pada tahapan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik, Alpha

Cronbach, yaitu:

a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan

i2  =

b. Menentukan niai varians total

t2 =

c. Menentuka reliabilitas instrument

r11 = [ ]

keterangan:

n = Jumlah sampel

X = Nilai skor yang dipilih

t2 = Jumlah varians butir

k = Jumlah butir pertanyaan

r11 = koefisien reliabilitas Instrumen

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan

dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik

belah dua awal-akhir yaitu:

rb =

Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut r awal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes

digunakan rumus Spearman Brown yakni: r11 = untuk

mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan

distribusi (Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01 dengan derajat

kebebasan (dk=n 2). Kemudian membuat keputusan

membandingkan r11> r tabel berarti reliabel dan r11< r tabel berarti tidak

(49)

34 

 

F. Uji Pra-Syarat Analisis

1. Uji Normalitas 

Uji normalitas, mengatakan bahwa setiap X nilai- nilai Y yang

bersesuaian harus berdiskusi normal.Dipenuhi atau tidaknya persyaratan

tersebut dapat diketahui dengan melakukan analisis residu.Caranya

adalah dengan membuat distribusi frekuensi data bergolong dari residu-

residu yang ada.Jika polygon frekuensi dari distribusi frekuensi tersebut

mendekati normal, maka persyaratannya dipenuhi.Jika ukuran sampel

cukup besar, dapat di uji dengan uji kecocokan (goodness-of-fit-test). 

Berdasarkan ini, persyaratan pertama ini sering disebut

persyaratan normalitas residu.Adapun uji normalitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji normalitas dengan Lilifors.Uji normalitas

dengan Lilifors digunakan apabila datanya tidak dalam distribusi

frekuensi data bergolong. Pada metode Lilifors setiap data Xi diubah

menjadi bilangan baku Zi dengan transformasi (Budiyono, 2009: 260).

a. Hipotesis

H0 = Sampel berasal dari populasi normal

H1 = Sampel tidak berasal dari populasi normal

b. Statistika Uji

L = maks | F(Z1) – S(Z1)|

Dimana :

F (Z1) = P ( Z ≤ Z1) dengan Z ~ N (0,1)

S (Z1) = Proporsi cacah Z ≤ Z1 terhadap seluruh cacah Z1

S = Deviasi Standar atau simpangan baku

Z1 = Skor standar

Z1 =  

c. Taraf signifikansi 95%, α = 0,05 

d. Daerah kritik  

DK = (Lmaks | Lmaks ≥ L α.n)

(50)

H0 di tolak jika L € DK, atau H0 di terima jika L € DK 

 

2. Uji Linearitas  

Pada analisis regresi menghasilkan adanya hubungan fungsional

antara X dan Y, pada populasi yang linier. Dipenuhi atau tidaknya

persyaratan linieritas dapat dilihat dengan melukiskan diagram pencarnya

pada bidang bilangan. kalau titik-titik pada diagram pencar itu terkumpul

disepanjang garis lurus, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan

fungsional antar X dan Y adalah linier.  

Cara lain untuk melihat linieritas tersebut ialah dengan

menggambarkan diagram antara residu versus Ý. Jika diagram pencar

tersebut tidak berpola, maka disimpulkan bahwa hubungan fungsional

linier. Linieritas dapat pula diuji secara formal dengan cara berikut :

untuk mendapatkan pengujian linieritas, diperlukan adanya pengulangan

pengamatan pada variabel bebas (X). Yang diaksud yaitu adanya

pengulangan pada nilai- nilai X yang sama. Diperolehlah formula berikut

ini : (Budiyono, 2009:261)

a. Nilai X1 yang sama harus disusun beserta pasangannya. 

b. Menghitung

1) JK(E) = [ ]

2) JK(TC) = JKres – JK(E)  

c. Menghitung :

1) DF(E) = n – k atau dfres – df(TC) 

2) K = banyaknya kelompok xi

3) df(TC) = k – 2

d. Menghitung:

1) RJK(TC) =  

2) RJK(TC) =  

(51)

36 

 

jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak berarti persamaan tidak linier

jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima berarti persamaan linier. 

 

G. Teknik Analisis Data 1. Analisi Regresi  

Analisis regresi digunakan dalam rangka untuk melakukan

prediksi (peramalan). Tujuannya adalah untuk menetukan model

statistika (dalam bentuk formula matematik) yang dapat dipakai untuk

memprediksi nilai- nilai variabel terikat (disebut juga veriabel respon) Y

berdasarkan nilai- nilai dari variabel bebas (disebut juga variabel

predictor) X. regresi memiliki variabel- variabel berskala interval.

Demikianlah modle hubungan linier antara variabel X dan variabel Y

pada sampel adalah : (Budiyono, 2009: 151)

Langkah- langkah dalam perhitungan regresi adalah sebagai

berikut: 

a) Persamaan regresi  

Persamaan regresi pada populasi  

Yi = α + Xi + i 

Persamaan regresi pada sampel  

Ýi = a +bXi + ei 

Dimana : 

(52)

b =  

b) Variasi pada regresi linier 

JKT =  

JKR = a(  

JKG = + ( b  

c) Koefisien Determinasi: 

r2 = 0 ≤ r2≤ 1 

r2 =  

d) Keberartian Regresi : 

Untuk melihat keberartian regresi, maka digunakan pendekatan

analisis variansi dengan menggunakan JKT, JKR, dan JKG diatas.

Rerata kuadrat diperoleh dengan formula:

RKR =  

RKG =  

Sehingga statistic ujinya adalah:

F =  

(53)

38 

[image:53.612.170.486.133.564.2]

 

Table 3.4 

Rangkuman Analisis Variansi pada Uji Keberartian Regresi

Sumber JK Dk RK Fobs Fα P

Regresi (R) Galat

JKR

JKG

1

n-2

RKR

RKG

F =

 

F* P < α atau

P > α

Total JKT n – 1

e) Koefisien Korelasi  

-1≤ rxy ≤ 1 

rxy=  

f) Keberartian Koefisien Regresi 

t =  

g) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi 

t =  

h) Definisi Operasional Variabel 

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan

kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti

atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu

operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrakatau variabel

tersebut. Untuk keperluan pengumpulan data, dalam penelitian ini,

peneliti mengeluarkan subjektifitasnya dalam mendefinisikan

variabel sehingga dapat disepakati oleh semua pihak (Nazir,

(54)

1. Variabel Independen 

Menurut sugiyono (2009: 60) mengemukakan bahwa

variabel independen adalah variabel yang mempenganruhi atau

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen

(terikat).Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu

mengenai pendampingan belajar orang tua.Pendampingan belajar

orang tua adalah kegiatan orang tua untuk mendukung atau

memberi motivasi dan mendampingi siswa belajar dirumah dalam

menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan guru sehingga siswa

merasa terbimbing dan termotivasi untuk belajar.indikator

pendampingan belajar orang tua meliputi : 1) Menyediakan

fasilitas belajar, 2) Mengawasi kegiatan belajar anak dirumah, 3)

Mengawasi penggunaan waktu belajar anak dirumah, 4)

Mengetahui kesulitan belajar anak menolong anak mengatasi

kesulitan dalam belajar. Pengukuran variabel ini yaitu dengan

menggunakan angket yaitu berdasarkan tanggapan responden

terhadap pertanyaan yang mengungkapkan tentang pendampingan

yang dilakukan orang tua terhadap anaknya.

2. Variabel Dependen ( Terikat)Menurut sugyono (2009: 60). 

Mengemukakan bahwa variabel dependen (bebas)

merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya

variabel independen. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu

mengenai karakter siswa. Karakter siswa adalah tingkah laku atau

perilaku yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari setiap

individu dan orang yang memiliki karakter yang kuat, akan

memiliki momentum untuk mencapai tujuan di sisi lain, mereka

yang karakternya mudah goyah, akan lebih lambat untukbergerak

dan tidak bisa menarik orang lain untuk bekerja sama denganny.

(55)

40 

 

sepenuh hati, 2) Bekerja dengan etos kerja yang tinggi, 3)

Berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best),

4) Mampu mengontrol diri dan mengatasi stress, 5) Berdisiplin

(56)

41   

1. Identitas Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah Ngasem. Lokasi MI Muhammadiyah Ngasem terletak di

Desa Cepogo, RT 01 RW 08, Kelurahan Ngasem, Kecamatan Colomadu,

Kabupaten Karanganyar. Adapun identitas MI Muhammadiyah Ngasem

adalah sebagai berikut:

a. Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ngasem

b. Status : Swasta

c. Alamat Sekolah : Ngasem

d. Kecamatan : Colomadu

e. Kabupaten/ Kota : Karanganyar

f. Masuk : Pagi

g. Tahun Berdiri : 1966

h. Tanggal : 1 Februari 1966

i. Nomor : K / 1854/III.b/75

j. Luas Tanah : 508 m2

k. Luas Bangunan : 294 m2

l. Luas Halaman : 214 m2

2. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam iman dan taqwa serta

unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Misi

1) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari

Al-Quran dan menjalankan agama.

2) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang mampu

(57)

42   

3) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

prestasi akademik.

4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga

kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,

transparan, dan aktual.

3. Kondisi Umum

MI Muhammadiyah Ngasem lokasinya di tengah- tengah

pemukiman warga dan jauh dari jalan raya. Hal ini membuat suasana saat

pembelajaran di kelas berlangsung cukup tenang karena tidak ada suara

kendaraan yang berlalu- lalang. Siswa yang bersekolah di MI

Muhammadiyah Ngasem berasal dari berbagai desa yang lumayan jauh

dari lokasi sekolah, sehingga banyak dari mereka yang harus antar

jemput ketika berangkat dan pulang sekolah. Pekerjaan orang tua/ wali

murid sangat beragam, namun sebagian besar masyarakat dilingkungan

sekolah bekerja sebagai petani, buruh dan karyawan pabrik.

4. Keadaan tenaga pendidik

Tenaga pendidik di MI Muhammadiyah Ngasem pada tahun

pelajaran 2014/2015 berjumlah 10 orang. Kesepuluh guru tersebut

memiliki tugas dan jabatan masing- masing. Sebanyak 6 guru sebagai

wali kelas I sampai VI. Satu guru sebagai guru olahraga, satu guru

sebagai guru mata pelajaran IPS dan PPKn, dan satu guru mengampu

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Seluruh guru telah melaksanakan

tugas masing- masing dengan baik sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan dalam tugasnya yaitu membimbing, mendidik, dan membina

siswa. Berikut adalah data guru MI Muhammadiyah Ngasem tahun

(58)
[image:58.612.179.492.124.298.2]

Table 4.1

Daftar Tenaga Pendidik MI Muhammadiyah Ngasem tahun ajaran 2014/2015.

No Nama Jabatan

1 Paimin, B.A Kepala Sekolah 2 Rahma Rusdiana D, S.PdI Guru Kelas VI 3 Karyati Sri Rahayu Guru Kelas V 4 Nanik Suprihatin Guru Kelas IV 5 Rini Meilina W, S.PdI Guru Kelas III 6 Nurni Sandang R, S.E Guru Kelas II 7 Nur Fitri Astuti, S.PdI Guru Kelas I 8 Endah Rohmiati, S.Pd. Guru Olahraga 9 Dawut Ali Turmudi, S,Si. Guru PPKn&IPS 10 Lila Normayanti, S.Pd. Guru IPA

5. Keadaan Siswa

Siswa- siswi yang bersekolah di MI Muhammadiyah Ngasem ini berasal

dari lingkungan di sekitar sekolah. Mereka rata- rata berasal dari keluarga

yang memiliki perekonomian menengah kebawah dan sedang. Beberapa

siswa berasal dari luar kota seperti Temanggung, Magelang, Purwodadi,

Boyolali. Siswa yang berasal dari luar kota tersebut merupakan anak

yatim piyatu sehingga mereka tinggal di pondok yang tidak jauh dari

sekolah. Pada tahun pelajaran 2014/2015 jumlah siswa di MI

Muhammadiyah Ngasem sebanyak 157 siswa, yang terdiri dari 84 siswa

laki laki dan 73 siswa perempuan. Adapun jumlah siswa tiap kelas lebih

rincinya terdapat pada table berikut ini:

Tabel 4.2

Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelas Laki- laki Perempuan Jumlah I 20 10 30 II 16 12 28 III 13 8 22 IV 15 16 31 V 10 14 24 VI 10 13 23

[image:58.612.181.523.532.675.2]
(59)

44   

6. Keadaan Fisik Sekolah

Mi Muhammadiyah Ngasem memiliki beberapa ruang yang

memiliki fungsi berbeda- beda. Ruangan tersebut terdiridari 6 ruang kelas

I sampai kelas VI, 1 ruang guru yang bersatu dengan ruang kepala

sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 masjid, 1 ruang dapur dan gudang, 2

kamar mandi untuk guru, 4 kamar mandi unruk siswa, serta lahan parkir

sepeda guru dan siswa. Sekolah ini memiliki gedung yang luas, oleh

karena itu dibangun gedung lantai 2 yang baru selesai dibangun pada

tahun pelajaran 2014/2015 ini. Ruangan yang terdapat di lantai 2 ini

digunakan sebagai kelas V dan VI. Hal ini dirasa sangat efektif mengingat

kelas VI butuh ruang tersendiri dan tenang.

Setiap ruang kelas yang terdpat di MI Muhammadiyah Ngasem

dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang pembelajaran.

Fasilitas tersebut meliputi bank data sekolah, papan

Gambar

Table 2.1
Tabel 2.2
Table 2.3
Gambar 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nietzsche melihat manusia sebagai makhluk yang harus terus menerus bereksistensi, yaitu manusia yang memiliki cita-cita yang tinggi untuk menjadi “Manusia Super” ( Über- Mensch )

Algoritme tersebut dinilai cukup baik jika diterapkan dalam query expansion , karena hasil pencarian dari query asli yang dikombinasikan dengan query tambahan akan

[r]

[r]

Dari permasalahan tersebut, penulis membuat sistem informasi history yang menghasilkan laporan-laporan yang diperlukan, berupa laporan data UMKM, laporan perkembangan

pada penelitian ini berdasarkan tabel 9 terdapat data yang tidak sesuai dengan teori dimana pada perilaku pencegahan kategori kurang ada 1 responden (1.3%)

dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain. yang memberikan wewenang dan kewajiban yang ditentukan

activity of ceria-promoted Ni catalyst supported on powder alumina (96%) was quite close to the equilibrium CO conversion (99.6%) at the same temperature (250 ° C) and CO/S molar