• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dilihat dari minat dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus kelas VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dilihat dari minat dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus kelas VIII"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Teams Assisted Individualization (TAI) DILIHAT DARI MINAT dan HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN

GARIS LURUS KELAS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Angela Asti Ardina NIM: 091414069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

(2)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bagi TUHAN tak ada yang mustahil,

bagi TUHAN tak ada yang tak mungkin kita diangkat

dan dipulihkannya.

Karena cara TUHAN sungguh indah Ia tidak cepat dan

juga tidak lambat,

tapi Ia jadikan semuanya indah pada waktunya asalkan

kita sabar dalam menanti waktu TUHAN.

Dengan Penuh cinta dan Syukur

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Bapak, Ibu, Dik Ryan, Kristian, Vivi yang aku sayangi

Sahabat-sahabatku yang luar biasa.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)
(6)

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

ABSTRAK

Angela Asti Ardina. 2013. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Teams Assisted Individualization (TAI) DILIHAT DARI MINAT dan HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization), minat belajar dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajran tersebut. Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada pokok bahasan Persamaan Garis Lurus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta Lembar Kerja Siswa (LKS) serta instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, lembar kuisioner minat belajar, wawancara dan tes meliputi kuis dan tes hasil belajar. Sebelum digunakan instrumen dilakukan uji pakar dan dinyatakan sudah memenuhi syarat yang sudah ditetapkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan metode kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) telah dan dapat terlaksana dengan baik dengan presentase keterlaksanaan keseluruhan sebesar 86,22%. (2) Minat Belajar siswa dalam metode pembelajaran kooperatf tipe TAI (Teams Assisted Individualization) dilihat secar numerik sebesar 2,68 %. (3) Hasil belajar siswa dengan digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) dapat dilihat dari hasil kuis banyak siswa yang nilainya di atas KKM sedangkan tes banyak siswa yang tidak mencapai KKM. Siswa yang mencapai KKM ada 33,33% dan siswa yang tidak mencapai KKM ada 66,66%. Kata kunci : TAI (Teams Assisted Individualization), minat belajar, hasil belajar

(8)

viii

ABSTRACT

Angela Asti Ardina . , 2013. Implementation Methods of Cooperative Type TAI (Teams Assisted Individualization ) views interest and Learning Outcomes on the subject of class VIII C straight line equation in SMP Pangudi Luhur 1 Klaten 2013 / 2014 school year . Thesis . Mathematics Education Program . The Department of Mathematics and Natural Sciences , Faculty of Teacher Training and Education , Sanata Dharma University in Yogyakarta .

This study aims to determine the enforceability of the application of cooperative learning model TAI (Teams Assisted Individualization ) , interest in learning and student learning outcomes in the pembelajran process . This study classified the type of exploratory research . The research was conducted in the first semester of the academic year 2013/2014 on the subject of Straight Line Equation . The subjects in this study were the students of class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten .

The instrument in this study include a learning instrument Lesson Plan ( RPP ) and Student Worksheet ( BLM ) and the data collection instruments such as non- adherence to the observation sheet tests include lesson plans , learning interest questionnaire sheets , interviews and quizzes and tests include achievement test . Before use test instruments and experts have already declared qualified predefined .

The results showed that ( 1 ) Implementation cooperative method TAI (Teams Assisted Individualization ) has been and can be done well with a percentage of 86.22 % overall feasibility . ( 2 ) Interest in Learning students in the learning method kooperatf TAI type (Teams Assisted Individualization ) ririskiky seen numerically by 2.68% . ( 3 ) Results of the students' learning with the use of cooperative learning model TAI (Teams Assisted Individualization ) can be seen from the results of the quiz are many students that they are above the KKM while testing a lot of students who do not reach the KKM . Students who achieve a 33.33 % KKM existing and students who do not achieve 66.66 % KKM there . Keywords : TAI (Teams Assisted Individualization ) , interest in learning , learning outcomes

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus yang selalu memberikan berkat, kasih dan karunia dan kepad Bunda Maria yang telah membimbing penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis yakin tanpa bimbingan-Nya, penulis tidak akan mampu melewati segala halangan dan hambatan yang ada selama proses penyusunan skripsi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari bebrapa pihak. Baik dalam bentuk materiin maupun imateriil berupa doa, motivasi, nasihat, saran, bimbingan, dan sarana. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika;

2. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si.,M.Si.,selaku dosen pembimbing akademik;

3. Ibu E. Ayunika Permata Sari, M.sc, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selam penyusunan skripsi ini;

4. Segenap dosen dan karyawab JPMIPA Universitas Sanata Dharma atas segala pelayanan selama penulis di Universitas Sanata Dharma;

5. Br. Heribertus Triyanto, S.Pd.,FIC, selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang telah memberikan kesempatan serta ijin untuk melakukan penelitian;

6. Ibu S. Setyawati Triastuti selaku guru matematika SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan bantuan selama proses penelitian;

(10)

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Belajar ... 8

B. Prinsip Belajar ... 10

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 11

D. Minat ... 13

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 16

F. Hasil Belajar ... 17

G. Model Pembelajaran ... 19

H. Pembelajaran Kooperatif ... 21

I. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 29

(12)

xii

J. Materi ... 32

K. Kerangka Berpikir ... 36

L. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 38

C. Subyek Penelitian ... 38

D. Perumusan Variabel ... 38

E. Bentuk/ Jenis Data ... 39

F. Metode Pengumpulan Data ... 40

G. Instrumen Pembelajaran dan Instrumen Penelitian ... 41

H. Uji Coba Instrumen ... 49

I. Teknik Analisis Data ... 49

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 53

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 55

A. PelaksanaanPenelitian ... 55

B. Penyajian Data ... 65

C. Analisis Data... 75

1. Analisis RPP ... 75

2. Analisis Kuis... 79

3. Analisis Minat Belajar ... 79

4. Analisis Hasil Belajar Siswa... 86

5. Analisis Wawancara Siswa ... 89

6. Analisis Wawancara Guru ... 94

D. Pembahasan ... 95

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 23

Tabel 3.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar ... 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Minat ... 43

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Hasil belajar ... 47

Tabel 3.4 Pertanyaan Positif dan Negatif Kuisioner ... 49

Tabel 3.5 Skor Positif pada Kuisioner ... 50

Tabel 3.6 Skor Negatif pada Kuisioner ... 50

Tabel 3.7 Kriteria Minat ... 51

Tabel 3.8 Presentase Minat ... 51

Tabel 4.1 Data Keterlaksanaan RPP Pertemuan 1 ... 64

Tabel 4.2 Data Keterlaksanaan RPP Pertemuan 2 ... 65

Tabel 4.3 Data Keterlaksanaan RPP Pertemuan 3 ... 66

Tabel 4.4 Skor Minat Sebelum Penelitian ... 67

Tabel 4.5 Skor Minat Setelah Penelitian ... 69

Tabel 4.6 Nilai Kuis Siswa ... 72

Tabel 4.7 Nilai Tes Hasil Belajar ... 73

Tabel 4.8 Kriteria Minat Sebelum Penelitian ... 79

Tabel 4.9 Presentase Minat Siswa Sebelum Penelitian ... 80

Tabel 4.10 Kriteria Minat Sebelum Penelitian ... 80

Tabel 4.11 Kriteria Minat Sesudah Penelitian ... 80

Tabel 4.12 Presentase Minat Siswa Sesudah Penelitian ... 81

Tabel 4.13 Kriteria Minat Sesudah Penelitian ... 82

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(15)

Tabel 4.14 Analisis Siswa yang Hanya Mengisi Kuisioner Awal ... 84

Tabel 4.15 Analisis Siswa yang Hanya Mengisi Kuisioner Akhir ... 84

Tabel 4.16 Ketuntasan Tes Hasil Belajar Siswa ... 85

Tabel 4.17 Presentase Tes Hasil Belajar Siswa ... 86

Tabel 4.18 Hasil Wawancara Siswa ... 91

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Kuisioner Minat Belajar Siswa 3. Lembar kerja Siswa

4. Instrumen Observasi/ Pengamatan

LAMPIRAN B

1. Soal Kuis dan Jawaban

2. Soal Tes Hasil Belajar dan Jawaban

LAMPIRAN C

1. Lembar Pengamatan RPP 2. Contoh Pekerjaan Siswa 3. Contoh Kuisioner

4. Transkrip Wawancara Siswa 5. Transkrip Wawancara Guru 6. Dokumentasi

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

Peningkatan kualitas mutu pendidikan dan pengembangan proses pembelajaran merupakan masalah yang selalu menuntut perhatian. Perbedaan tingkat serap antara siswa yang satu dengan yang lainnya terhadap materi pembelajaran menuntut seorang guru untuk melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran sehingga tidak sekedar menyajikan materi, tetapi juga perlu menggunakan metode yang sesuai, disukai, dan mempermudah pemahaman siswa.

Strategi belajar mengajar yang digunakan guru cenderung terpisah-pisah satu dengan yang lainnya, misalnya guru memilih menggunakan strategi belajar mengajar dengan ceramah saja, kerja kelompok saja, atau individual saja. Jika dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif yang peneliti pilih pembelajaran itu menggabungkan strategi belajar mengajar dengan ceramah, mengerjakan soal individu, dan kerja kelompok. Selain itu kedudukan dan fungsi guru cenderung dominan sehingga keterkaitan guru dalam strategi itu tampak masih terlalu besar, sedangkan intensitas belajar siswa masih terlalu rendah kadarnya. Gejala ini sekaligus menggambarkan bahwa penggunaan

(18)

2

strategi ini masih terbatas pada satu atau dua metode mangajar saja, belum meluas dan mencakup penggunaan metode secara luas dan banyak variasinya.

Bersumber dari pengamatan yang dilakukan di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten salah satu metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran matematika saat mengajar di kelas adalah metode ceramah disertai mencatat. Beberapa kelebihan dari metode tersebut adalah materi pelajaran yang diselesaikan dengan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, siswa mempunyai catatan yang dapat digunakan untuk belajar sendiri, guru akan memberikan waktu untuk siswa bertanya, menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru dan guru akan memberikan nilai khusus bagi siswa yang aktif, tidak ada ketergantungan antara siswa.

Tetapi berdasarkan pengamatan, pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ceramah disertai mencatat ini masih berlangsung satu arah karena kegiatan terpusat pada guru. Guru menjelaskan materi pelajaran sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat. Hal ini menyebabkan siswa yang belum jelas tidak terdeteksi oleh guru. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya hanya sedikit siswa yang melakukannya. Hal ini karena siswa takut atau bingung mengenai apa yang akan ditanyakan. Selain itu siswa kurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya dalam memecahkan masalah. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang tepat dimana dalam proses belajar mengajar guru hendaknya memberikan kesempatan yang cukup kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, karena dengan keaktifan ini siswa dapat lebih memaham, mendalami dari penagalaman yang ia peroleh dengan keaktifannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti minat siswa terhadap pelajaran matematika itu cukup tinggi tetapi ada juga beberapa siswa yang tidak begitu berminat. Siswa yang berminat terhaadap pelajaran itu umumnya ditunjukkan dengan mereka aktif untuk mengerjakan soal, dan aktif bertanya. Sedangkan hasil belajar siswa yang diperoleh masih kurang memuaskan. Beberapa siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa alternatif yang dipilih oleh peneliti yaitu menggunakan model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) agar dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Adapun model Teams Assisted Individualization (TAI) adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dalam model ini diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggungjawab kepada siswa yang lemah.

(20)

4

siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapai (Suyitno, 2002:9).

Beberapa alasan lain yang menyebabkan model Teams Assisted Individualization (TAI) perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu

tidak ada persaingan antar siswa atau kelompok, karena bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda, sehingga siswa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru, serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Guru setidaknya menggunakan setengah dari waktunya mengajar dalam kelompok kecil sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu (Slavin, 1995:101).

Penggunaan metode Teams Assisted Individualization (TAI) ini ditujukan agar siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran matematika. Minat belajar sangat diperlukan dalam melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri, sebab perbuatan yang disertai dengan minat dapat mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik dan lebih giat. Seseorang yang belajar penuh dengan minat akan menguntungkan kegiatan belajar itu sendiri, sebab belajar akan terasa lebih menyenangkan dan menarik. Jika terjadi seperti itu maka apapun yang dipelajari akan terasa mudah untuk dipahami dan diingat dan tidak mudah dilupakan.

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui minat dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten perlu diadakan penelitian yang mendalam tentang penerapan model pembelajaran kooperatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(21)

tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada pelajaran matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi, beberapa permasalahan yang ada antara lain :

1. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik kurang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan berminat dalam pembelajaran, sehingga perlu dicari metode pembelajaran lain.

2. Rendahnya hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dapat diidentifikasi maka dalam penelitian ini difokuskan untuk pencarian metode pembelajaran yang lebih efektif untuk mengetahui minat dan hasil belajar siswa, dalam hal ini akan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

D. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada batasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah antara lain :

(22)

6

2. Bagaimana peningkatan minat siswa dengan digunakannya model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI)?

3. Bagaimana hasil belajar siswa dengan digunakannya pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?

E. TujuanPenelitian

Adapun tujuan yag ingin dicapai dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dalam mata pelajaran matematika.

2. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa dengan digunakannya model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI).

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan digunakannya model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI).

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya :

1. Bagi siswa

a. Melatih siswa untuk aktif dalam pembelajaran matematika. b. Menumbuhkembangkan kerjasama antar siswa.

c. Menumbuhkembangkan kompetisi positif antar siswa. 2. Bagi guru

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menggunakan model pembelajran di kelas yaitu dengan menggunakaan metode Teams

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(23)

Assisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar siswa.

b. Memotivasi untuk terus mengembangkan model pembelajaran matematika yang lebih menarik dan menyenangkan.

3. Bagi mahasiswa

(24)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

Menurut Agus Suprijono (2009:2) beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut:

a. Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

b. Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. c. Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.

Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. d. Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to

listen, to follow direction. Dengan kata lain bahwa belajar adalah

mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu.

e. Geoch

Learning is change in performance as a result of practice.belajar adalah

perubahan performance sebagai hasil latihan.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(25)

f. Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of

past experience.belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen

sebagai hasil dari pengalaman.

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menggangap belajr di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah sebab seperti dikatakan Rebber belajar adalah the processof acquiring knowlwdge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.

(26)

10

B. Prinsip Belajar

Setelah kita memahami pengertian belajar berikut ini adalah prinsip-prinsip belajar adalah :

1. Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri :

a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

b. Kontimu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. c. Fungsional atau bermanfaat untuk bekal hidup.

d. Positif atau berakumulasi.

e. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

f. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral reperoire thaht occurs as a result of experience.

g. Bertujuan dan terarah.

h. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

2. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

3. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada

dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. William Burton mengemukakan bahwa A good learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(27)

situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified

around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich varied

and provocative environtment.

Dengan kita mengetahui prinsip-prinsip belajar di atas kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus diingat saat belajar. Prinsip belajar itu kita gunakan sebagai pedoman dalam proses belajar. Dengan kita memahami prisip-prisip pembelajaran diatas diharapkan kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal dan hasil yang kita harapkan.

C. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu: faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedang faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.

a. Faktor-faktor intern 1). Faktor jasmani

(28)

12

2). Faktor psikologis

Ada beberapa faktor yang termasuk dalam faktor psikologis yaitu antara lain : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan juga kesiapan. Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyelesaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu tertuju kepada suatu hal atau benda. Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Motif sangat erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Kematangan adalah suatu tingkatan / fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru. Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. 3). Faktor kelelahan

Kelelahan seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan susbtansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah tidak / kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(29)

b. Faktor-faktor ekstern 1). Faktor keluarga

Meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2). Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup sebagai berikut : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa dan alat pelajaran.

D. Minat

Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut (Bimo Walgito 1981:38). Dalam hal belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapoat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

(30)

14

obyek , seseorang, suatu soal atau situasi tertentu yang mengandung sangkut paut dengan dirinya atau dipandang sebagai sesuatu yang sadar.

Faktor-faktor yang mendasari minat menurut Crow&Crow yang diterjemahkan oken Z. Kasijan (1984:4) yaitu faktor dorongan dari dalam, faktor dorongan yang bersifat sosial dan faktor yang berhubungan dengan emosional. Faktor dari dalam dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. Timbulnya minat dari dalam diri seseorang juga dapat didorong oleh adanya motivasi sosial yaitu mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan masyarakat dimana seseorang berada sedangkan faktor emosional memperlihatkan ukuran intensitas seseorang dalam menanam perhatian terhadap suatu kegiatan atau obyek tertentu.

Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2002:68) definisi minat adalah :suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa

ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendriri dengan sesuatu hal diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.

Minat dapat diartikan sebagai “Kecenderungan yang tinggi terhadap

sesuatu, tertarik, perhatian, gairah dan keinginana”. Pendapat lain tentang pengertian minat yaitu yang diungkapkan oleh T. Albertus yang

diterjemahkan Sardiman A.M, minat adalah “Kesadaran seseorang bahwa

suatu obyek, seseorang, suatu soal maupun situasi yang mengandung sangkut paut dengan dirinya” (2006:32).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(31)

Menurut Hilgard yang dikutip oleh Slameto (2003:57) minat adalah

“Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Sedangkan menurut Holland yang dikutip oleh Djaali (2007:122) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Oleh karena itu minat merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang yang menimbulkan rasa suka atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu mempengaruhi tindakan orang tersebut. Minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan untuk berpartisipasi atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang yang berminat pada suatu obyek maka akan cenderung merasa senang bila berkecimpung di dalam obyek tersebut sehingga cenderung akan memperhatikan, memberi perhatian yang besar terhadap obyek. Perhatian yang diberikan tersebut dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahu dan mempelajari obyek tersebut.

(32)

16

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat pada seseorang akan suatu obyek atau hal tertentu tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dalam diri individu. Minat dapat timbul pada diri seseorang melalui proses. Dengan adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan maka minat tersebut dapat berkembang. Banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang akan hal tertentu.

Miflen, FJ & Miflen, FC (2003:114) mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik, yaitu :

1. Faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan.

2. Faktor dari luar, diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat atau lingkungan.

Menurut Crow & Crow yang dikutip (Dimyati Mahmud 2001:56) yang menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang yaitu :

1. Faktor dorongan yang berasal dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dari lingkungan dimana mereka berada.

3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.

Menurut Joanes yang dikutip oleh Bimo Walgito (1999:35) menyatakan bahwa minat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu minat intrinsik dan ektrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang timbulnya dari dalam diri sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(33)

tanpa pengaruh dari luar. Minat ektrinsik adalah minat yang timbul karena pengaruh dari luar. Berdasarkan pendapat ini maka minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin. Sedangkan minat ektrinsik dapat timbul karena pengaruh latar belakang status sosial ekonomi orang tua, minat orang tua, informasi, lingkungan dan sebagainya.

F. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne hasil belajar berupa :

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

(34)

18

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas ognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge ( pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), anlysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory,

pre-routine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif,

teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil pembeljaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

Yang harus diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(35)

hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

G. Model Pembelajaran

Mills berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupkan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.

(36)

20

Merujuk pemikiran Joyce fungsi model adalah ”each model guides us as we design instruction to help student achieve various objectives”. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, ketrampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran, membuat model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model pembelajaran tersebut anatara lain sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru sangat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.

2. Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan (Suparno, 2006). Biasanya pengajar memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang akan diajarkian dan siswa diminta memecahkan persoalan tersebut. Ini dapat dilakukan secara perorangan ataupun kelompok. Dalam metode ini masalah didefinisikan sebagai sesuatu persolan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya.

Model problem solving juga dapat membantu mengatasi miskonsepsi pada siswa. Siswamengerjakan beberapa soal yang telah dipersiapkan guru. Dari pekerjaan itu dapat dilihat gagasan siswa benar atau salah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(37)

Dengan memecahkan persoalan siswa dilatih untuk mengorganisasikan pengertian dan kemampuan mereka. Baik bila siswa diberi waktu untuk menjelaskan pemecahan soal mereka dan terjadi interaksi tanya jawab dengan teman-temannya.

Dengan melihat bagaimana cara siswa memecahkan persoalan dapat dengan mudah dilihat siswa mempunyai salah pengertian dalam langkah tertentu. Bila ada salah pengertian telah diketahui guru dapat menanyakan kepada siswa mengapa mereka mempunyai pengertian atau langkah seperti itu. (Wiji Lestari 2009, diakses 17 April 2013)

3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Ragam model pembelajaran cooperative learning cukup banyak seperti STAD (Student Teams Achievement Divisions), TGT (Teams Games Tournament), TAI (Team Assisted Individualization), Jigsaw,

Jigsaw II, CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dan sebagainya.

H. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

(38)

22

kelompok. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelsaikan atau membahas sebuah masalah atau tugas.

Dari penjelasan di atas Slavin (1984) mengatakan bahwa cooperative learning adalah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotannya terdiri atas 4-6 orang. Selanjutnya dikatakan juga keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar dalam model pembelajaran ini harus ada

”struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga

memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdepedensi yang efektif di anatara anggota kelompok (Slavin 1983:Stahl, 1994). Di samping itu pola hubungan kerja seperti itu memungkimkam timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk berhasil berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan sumbangsih dari anggota lainnya selama mereka belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Stahl (1994) mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatau hasil yang optimal dalam belajar. Model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

“getting together” atau “raihlah yang lebih baik secara bersama-sama” (Slavin,1992).

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah.

c. Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. 3. Tujuan Pembelajaran kooperatif

a. Hasil belajar akademik

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu c. Pegembangan ketrampilan sosial

4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif

Fase ke

Indikator Pembelajaran

1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar

(40)

24

informasi kepada siswa dengan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasi siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4 Membimbing kelompok

belajar dan bekerja

Guru membimbing

kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya/hasil belajarindvidu maupun kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

5. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif a. Tipe Number Heads Together (NHT)

Pada dasarnya NHT merupakan variasi dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaanya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-masing anggota diberi nomor. Setelah selesai guru memanggil nomor (baca anggota) untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberi tahukan nomor berapa yang akan presentasi setelahnya. Begitu seterusnya hingga semua nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut. Menurut Slavin (1995) metode ini dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok.

b. Tipe Team Assisted Individualization (TAI)

(42)

26

c. Tipe Teams Games TournamenT (TGT)

Dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya, penerapan TGT mirip dengan STAD dalam hal komposisi kelompok, format instruksional, dan lembar kerjanya. Bedanya jika STAD fokus pada komposisi kelompok berdasarkan kemampuan ras, etnik, dan gender maka TGT umumnya fokus hanya pada level kemampuan saja. Selain itu jika dalam STAD yang digunakan adalah kuis maka dalam TGT istilah tersebut biasanya berganti menjadi games akademik.

d. Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Metode yang dikembangkan oleh Slavin ini melibatkan

“kompetisi” antarkelompok. Siswa dikelompokkan secara beragam

berdasarkan kemampuan, ras, gender, dan etnis. Pertama-tama siswa mempelajari materi bersama dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis.

Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jad setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimum dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi. Slavin menyatakan bahwa metode STAD ini dapat diterapkan untuk beragam materi pelajaran, termasuk sains yang di dalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban benar.

e. Tipe Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson. Dalam metode Jigsaw siswa ditempatkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(43)

anggota. Setiap kelompok diberi informasi yang membahas salah satu topik dari materi pelajaran mereka saat itu. Dari informasi yang diberikan pada setiap kelompok ini, maisng-masing anggota harus mempelajari bagian-bagian yang berbeda dari informasi tersebut.

Setelah mempelajari informasi tersebut dalam kelompoknya masing-masing, setiap anggota yang mempelajari bagiab-bagian ini berkumpul dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang juga menerima materi yang sama.

f. Tipe Group Investigation (GI)

Metode ini lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Dalam metode GI siswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi. Pertama-tama siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil. Maisng-masing kelompok diberi tugas atau proyek yang berbeda.

(44)

28

Keungulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

1. Keunggulan

a. Aktivitas belajar siswa dalam kelas meningkat

b. Melatih siswa berbicara dan mengajukan pendapat di depan umum dan kelompok.

c. Terciptanya interaksi antar siswa dan anatar siswa dengan guru d. Proses belajar yang diperoleh dalam kelompok mudah diingat

kembali karena merupakan hasil berpikir dan bekerjasama

e. Prestasi belajar lebih bermakna karena sswa belajar memecahkan masalah persoalannya melalui diskusi dalam kelompok

f. Memotivasi siswa yang cemas untuk belajar secraa aktif

g. Membantu siswa yang lemah atau kurang menguasai pelajaran oleh siswa yang pandai

2. Kelemahan

a. Menumbuhkan banyak waktu, sehingga sering kali tujuan utama pembelajaran tidak tercapai

b. Kerja kelompok sering hanya melibatkan siswa yang pandai, sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang menguasai topik yang dibahas

c. Keberhasilan belajar bergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja mandiri dan kekompakan antar kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(45)

d. Keberhasilan dari tiap individu juga berbeda-beda dikarenakan motivasi dan semangatnya juga tidak sama.

I. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Metode Team Assisted Individualization (TAI) dikembangkan oleh Robert Slavin. Model pembelajaran ini merupakan teori belajar konstruktivisme yang berdasarkan pada teori belajar kognitif. Model pembelajaran TAI mempunyai delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :

(1) Teams yaitu pembentukan kelompok heterogrn yang terdiri atas 4-5 orang siswa

(2) Flacement Test yaitu pemberian pre test kepada siswa Aatau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu

(3) Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya

(4) Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan

(46)

30

(6) Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat oleh guru menjelang pemberian tugas kelompok

(7)Fact Test yaitu pelaksanaan tugas kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa

(8) Whole Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu pelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Kerangka model Pembelajaran KooperatiF Tipe Team Assisted Individualization adalah sebagai berikut :

Tahap I : Guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama siswa tentang materi yang akan disampaikan. Tahap II : Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan

diterapkannya model pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerjasama antara siswa dalam suatu kelompok.

Tahap III : Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok.

Tahap IV : Guru menjelaskan materi baru secara singkat

Tahap V : Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

Tahap VI : Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok dengan bahan yang sudah diajarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(47)

Tahap VII : Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melaporkan kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya.

Tahap VIII : Ketua kelompok harus bisa menetapkan bahwa setiap kelompoknya telah memahami materi bahan ajar yang diberikan guru dan siap untuk diberikan ulangan oleh guru.

Tahap IX : Guru memberikan ulangan (Amin Suyitno 2006:10-11)

Adapun keuntungan pembelajaran tipe TAI adalah :

1. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya. 2. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan

ketrampilannya.

3. Adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelsaikan permasalahannya.

4. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok.

Sedangkan kelemahan pembelajaran tipe TAI adalah :

1. Tidak ada persaingan antar kelompok.

(48)

32

J. Materi Persamaan Garis Lurus

a. Gradien Garis

Gradien suatu garis adalah kemiringan garis terhadap sumbu mendatar. Dalam penentuan besar gradien kita harus membaca unsur-unsur (titik) pada garis dari kiri ke kanan.

1. Garis dengan gradien positif

Garis dengan gradien positif mempunyai kemiringan dari dasar kiri menuju puncak kanan yang naik dengan kenaikan yang stabil (tetap). 2. Garis dengan gradien negatif

Garis dengan gradien negatif mempunyai kemiringan dari puncak kiri menuju dasar kanan dengan penurunan yang stabil (tetap). 3. Garis dengan gradien 0

Garis dengan gradien 0 adalah garis yang sejajar dengan sumbu x 4. Garis dengan gradien ∞

Garis dengan gradien ∞ adalah garis yang sejajar dengan sumbu y.

5. Gradien suatu garis yang melalui pusat O(0,0) dan titik A(

Gradien suatu garis yang melalui titik asal O(0,0) dan titik sembarang ( dapat ditentukan nilainya dengan membandingkan komponen (ordinat) dan komponen (absis) dari titik sembarang ( tersebut. Gradien suatu garis biasanya dinotasikan dengan huruf kecil m.

Gradien = Contoh :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(49)

Tentukan gradien garis yang melalui titik pangkal O(0,0) dan titik berikut :

a. P(3,6) b. Q(-10,5) c. R(8,2) d. S(-4,-8)

Jawab :

a.

b.

c.

d.

6. Gradien Garis yang Melalui Titik A( dan B(

Diberikan garis k, pilih dua titik sembarang A( dan B(

(50)

34

Contoh :

Hitunglah gradien garis yang melalui titik (6,-5) dan (8,7) Jawab :

Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah garis yang melalui titik-titik tersebut. Segitiga siku-siku sebagai pedoman untuk menentukan gradien garis tersebut. Perhatikan langkah berikut :

( (

(6,-5) (8,7)

Substitusikan ke rumus gradien diperoleh

7. Gradien Garis

Dalam menentukan gradien garis yang berbentuk , kita harus mengubahnya ke bentuk

↔ Perhatikan bentuk Gradien = m = - Gradien garis Contoh :

Tentukan gradien dari masing-masing garis berikut ini : a. , berarti a = 3, b = 6, dan c = 10

Gradien = m =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(51)

b. – , berarti a = 2, b = - 6, dan c = 7 Gradien = m =

c. , berarti a = - 3, b = 1, dan c = 2 Gradien = m =

8. Menentukan nilai suatu titik jika gradien dan salah satu titiknya diketahui.

Tentukan nilai a dan b jika garis melalui : a. (1,a) dan (2,9) gradien 4

b. (2,7) dan (b,16) gradien

Jawab :

a.

(52)

36

K. Kerangka Berfikir

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang mempunyai arti kegiatan-kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Semakin tepat memilih metode pembelajaran diharapkan makin efektif dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan dalam memilih metode pembelajaran sehingga jangan sampai keliru dalam menentukan metode pembelajaran yang berakibat kurang efektifnya pembelajaran di sekolah.

Minat merupakan hal yang sangat mendasar untuk melakukan suatu kegiatan, tanpa adanya minat seseorang tidak akan melakukan kegiatannya dengan baik karena minat juga menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan kegiatannya. Metode pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran yang mempunyai strategi pembelajaran yang mempunyai strategi pembelajaran penerapan bimbingan atara teman. Melalui metode ini siswa diajak belajar mandiri, dilatih untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah yang dicari, dilatih menjelaskan temuannya kepada pihak lain dan dilatih untuk memecahkan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(53)

Melalui metode ini siswa diajak berpikir dan memahami materi pelajaran, tidak hanya mendengar, menerima dan mengingat-ingat saja. Namun dengan metode ini keaktifan, kemandirian dan ketrampilan siswa dapat dikembangkan, minat siswa dalam menjalani pembelajaran juga diharapkan dapat meningkatkan, sehingga pemahaman materi diharapkan dapat dikembangkan dan akhirnya prestasi belajar yang diperoleh dapat meningkat secara efektif. Oleh karena itu penulis beranggapan bahwa pelajaran matematika tepat bila disampaikan dengan menggunakan model pembelajaran TAI.

L. Hipotesis Penelitian

(54)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui penerapan pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menggunakan metode Teams Assisted Individualization (TAI) terhadap minat dan hasili belajar pada

pokok bahasan persamaan garis lurus siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, maka penelitian ini merupakan penelitian eksperimental.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, yang beralamat di Jalan Wahidin Sudiro Husodo no 28 Klaten. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2013 (semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013).

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa di kelas kontrol adalah 40 siswa, dan jumlah siswa di kelas eksperimen adalah 42 siswa.

D. Perumusan Variabel

Menurut Sugiyono (2008:2), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(55)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain variabel dibedakan menjadi variabel independen, dependen, moderator, intervening, dan variabel kontrol. Akan tetapi karena keterbatasan dalam mengamati, maka peneliti hanya memfokuskan pada variabel independen dan variabel dependen saja.

a. Variabel Independen (Bebas)

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Unsur yang menjadi variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI).

b. Variabel Dependen (Terikat)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas). Unsur yang menjadi variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah minat dan hasil belajar siswa.

E. Bentuk/ Jenis Data

Data yang diambil dalam penelitian ini, yaitu: 1. Data minat belajar siswa

(56)

40

2. Hasil belajar siswa

Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur hasil belajar siswa adalah adalah berupa hasil tes yang dikerjakan oleh masing-masing siswa.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan:

1. Minat Belajar siswa

Untuk mengumpulkan data minat belajar siswa digunakan a. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2007:158). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yaitu pengamatan dilakukan ketika sedang bersama dengan objek penelitian.

b. Wawancara minat belajar

Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula (Margono, 2007:165). Wawancara peneliti dengan siswa dilakukan setelah pembelajaran pada pokok persamaan garis lurus selesai dilakukan. Peneliti akan mengambil sampel beberapa siswa dengan hasil tes prestasi tinggi, sedang dan rendah untuk diwawancarai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(57)

c. Kuisioner minat belajar

Kuisioner adalah alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab pula secara tertulis oleh responden (Margono, 2007:167). Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuisioner tertutup, yaitu kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyan yang disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan. Kuisioner ini diisi oleh masing-masing siswa setelah treatment selesai diberikan.

2. Hasil Belajar Siswa

Untuk mengumpulkan data hasil belajar, peneliti merancang tes tertulis yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa. Tes ini diberikan diakhir (setelah diberikan treatment) karena materi persamaan garis lurus belum pernah diajarkan sebelumnya sehingga tidak dilakukan pre test.

G. Instrumen Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) macam instrument yaitu instrumen yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan instrumen yang digunakan yang digunakan untuk pengumpulan data, yaitu

1. Instrumen Pembelajaran

Yaitu instrumen yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen pembelajaran terdiri dari:

(58)

42

RPP pada materi persamaan garis lurus ini terdiri dari 4 kali pertemuan, dengan 3 kali pertemuan melakukan proses pembelajaran tentang materi persamaan garis lurus dan 1 kali pertemuan evaluasi (berupa tes tertulis). Dalam RPP tersebut termuat identitas RPP (nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan alokasi waktu), tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran, serta penilaian. Berikut standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran:

Tabel 3.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

Standar Kompetensi :1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus.

No. Kompetensi Dasar Indikator 1. 1.6 Menentukan gradien,

persamaan garis lurus

-Siswa dapat mengenal pengertian dan menentukan gradien garis lurus dalam berbagai bentuk.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa ini berisi langkah-langkah dan panduan kegiatan/ aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. LKS ini diharapkan dapat mendukung aktivitas dan memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Teams Assisted Individualization (TAI) sehingga siswa dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang ingin disampaikan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(59)

c. Kuis

Kuis ini berisi soal-soal yang akan dikerjakan oleh siswa setiap setelah pembelajaran berlangsung, jadi peneliti menggunakan 3 pertemuan untuk melakukan penerapan metode kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dan 1 pertemuan untuk melakukan

tes hasil belajar, sehingga dalam penelitian ini menggunakan 3 kuis.

2. Instrumen Penelitian

Yaitu instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Instrumen penelitian terdiri dari:

a. Kuisioner Minat Belajar Siswa

Kuisioner minat belajar ini digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode Teams Assisted Individualization (TAI) terhadap minat belajar siswa pada pokok

bahasan persamaan garis lurus.

Adapun kisi-kisi yang ditentukan oleh peneliti untuk menyusun kuisioner minat belajar siswa adalah sebagai berikut.

(60)

44

B e r d

asarkan kisi-kisi tersebut, disusunlah lembar kuisioner minat belajar siswa (terlampir). Kuisioner ini terdiri dari 30 butir soal yang mana masing-masing butir soal mempunyai 5 buah opsi pilihan jawaban, akan tetapi siswa hanya diperbolehkan untuk memilih satu jawaban

saja dengan membubuhkan tanda centang (√) pada opsi jawaban yang

No. Kisi-kisi Nomor soal

1. Siswa mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi.

Indikator:

 Siswa bertanya kepada guru maupun teman sebaya

 Siswa tertarik pada materi dan metode pembelajaran

 Siswa mau mencoba-coba mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

17,25 1,7,12,19,21,28

6,15,27 2. Perhatian siswa terpusat selama proses

pembelajaran. Indikator:

 Siswa memperhatikan ketika guru menyampaikan materi

 Siswa berusaha aktif dan terlibat dalam pembelajaran

 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

1,11,18,26 4,16,30

13 9,20,23,24 3. Rasa senang selama mengikuti pembelajaran

di luar kelas. Indikator:

 Siswa merasa senang selama proses pembelajaran

 Siswa merasa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

 Siswa tidak bosan selama proses pembelajaran

5 10 3,8,10,14,29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(61)

dianggap paling mewakili keadaannya. Pada 30 soal tersebut terdapat

pilihan jawaban “Sangat Sering”, “Sering”, “Jarang”, “Kadang

-Kadang” dan “Tidak Pernah”.

b. Lembar Wawancara Siswa

Lembar wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang ditujukan kepada siswa untuk mendukung atau memberikan penguatan atas data yang telah diperoleh dari kuisioner minat belajar siswa. Pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa adalah sebagai berikut:

1. Apakah kamu merasa kesulitan dalam mempelajari matematika? 2. Bagaimana caramu mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut?

3. Apakah pendapatmu mengenai pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?

4. Apakah kamu menyukai pembelajaran yang dilakukan dikelas tadi?Mengapa?

5. Mana yang lebih kamu sukai, pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) ini atau pembelajaran bersseting

kelompok lain yang seperti dilakukan biasanya?

6. Apakah teman-teman sekelompokmu bisa diajak kerjasama?

7. Apakah kamu berusaha membantu teman kamu yang mengalami kesulitan?

(62)

46

pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?

9. Apakah dengan menggunakan pembelajaran dengan metode menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) kamu dapat berkonsentasi?

10.Bagaimana sikap kamu selama proses pembelajaran menggunakan metode menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?aktif atau pasif?mengapa?

11.Ketika guru atau teman bertanya apakah kamu berusaha untuk menjawab?

12.Apakah kamu mengerjakan semua soal yang diberikan oleh guru? 13.Apakah kamu punya saran yang perlu disampaikan sehubungan

dengan pembelajaran kooperatif tipe menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?

c. Lembar Wawancara Guru

Lembar wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang ditujukan kepada guru untuk mendukung atau memberikan penguatan atas data yang telah diperoleh. Pertanyaan yang akan diajukan kepada guru adalah sebagai berikut:

1. Menurut ibu bagaimana keadaan kelas pada saat penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(63)

2. Menurut ibu apakah ada dampak pembelajaran di kelas dengan digunakannya pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?

3. Menurut ibu apakah siswa lebih aktif dalam pembelajaran dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?

4. Menurut ibu apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) lebih baik daripada pemebelajaran

konvensional?

5. Apakah ada kendala/kesulitan sewaktu ibu mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?

6. Apakah ibu tertarik untuk menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) atau tetap akan menggunakan pembelajaran konvensional?

7. Apa saran ibu mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI)?

d. Tes Hasil Belajar Siswa

(64)

48

kontrol juga diberikan tes yang sama setelah dilakukan pembelajaran dengan metode konvensional. Kemudian hasil tes kelas eksperimen akan dibandingkan dengan hasil tes kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk melihat penerapan model pembelajaran ini terhadap pokok bahasan persamaan garis lurus terhadap hasil belajar siswa. Berikut kisi-kisi tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar

No. Kisi-Kisi Nomor

Soal

Aspek Kognitif

1.

Siswa dapat menggambarkan gradien positif dan gradien negatif

1a,1b,1c

Comprehension dan Syntesis

2.

Siswa dapat menentukan gradien jika melalui titik pangkal (0,0) dan melalui satu titik.

2a,2b,2c

Comprehension dan Application

3. Siswa dapat menentukan

gradien jika melalui dua titik. 3a,3b

Comprehension dan Application 4.

Siswa dapat menentukan gradien jika melalui suatu garis.

4a,4b,4c

Comprehension dan Application

5.

Siswa dapat menentukan nilai suatu titik jika gradien sudah diketahui. 5a,5b Comprehension, Application, dan Analysis e. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui apa saja maslah yang dihadapi oleh SMP pangudi Luhur 1 Klaten khususnya pada pelajaran matematika. Observasi dilakukan peneliti sebanyak 2x untuk membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(65)

H. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui kevalidan suatu instrumen. Berikut uji coba yang digunakan untuk melihat kevalidan suatu instrumen.

1. Validitas RPP, LKS, Lembar Observasi, Kuisioner Minat Belajar Siswa, Lembar Wawancara, Kuisioner Penilaian Diri Siswa.

RPP, LKS diuji validitasnya dengan penilaian pakar. Kuisioner minat belajar, dan lembar wawancara tidak diujicobakan terhadap subjek penelitian akan tetapi kuisioner ini diuji validitasnya dengan menguji setiap item soal dengan teknik penilaian pakar.

2. Validitas Tes Hasil Belajar Siswa.

Validitas soal tes hanya diuji oleh dosen pembimbing dan guru pamong. Karena di kelas VIII siswa belum pernah diajarkan materi tentang garis lurus sebelumnya sehingga uji validitas tidak bisa dilakukan pada kelas VIII dan tidak bisa dilakukan di kelas IX karena guru matematika kelas IX tidak berkenan.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif deskriptif dan analisa kuantitatif. Untuk analisa kualitatif digunakan hasil pengamatan, sedangkan kuantitatif dengan analisa statistika. Data hasil

Gambar

Tabel 4.14
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif
Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah garis yang melalui titik-
Tabel 3.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil p enelitian y ang telah dilakukan dap at ditarik kesimp ulan: Pertama, bahwa melih at dari berbagai asp ek korp orasi dap at dijadikan subjek delik dalam

[r]

Setiap pemanfaatan ruang diwajibkan mengacu pada rencana pengembangan sistem pusat pelayanan yang telah ditetapkan; Pada pusat pelayanan kota, kegiatan berskala kota

上述是笔者的结论和建议 ,笔者希望对 Santo Aloysius、

yang mampu berprestasi baik itu pada tingkat daerah maupun tingkat nasional. Beberapa sekolah yang sudah ada ekstrakurikuler judo seperti di SMAN 2 Ngaglik dan

Pakan mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah reaksi oksidasi untuk menghambat radikal bebas

Proses penanganan transaksi order pada PT.ALLIB INDONESIA yang masih di lakukan secara manual sehingga dengan banyaknya jasa yang di tawarkan oleh PT.ALLIB INDONESIA

Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian yaitu tipe penelitian, partisipan penelitian/sumber data, teknik pengumpulan