• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGGILINGAN PADI DI UD.CAHAYA INDAH DI KABUPATEN BANYUWANGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS NILAI TAMBAH PENGGILINGAN PADI DI UD.CAHAYA INDAH DI KABUPATEN BANYUWANGI."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

IBRAHIM HAMZAH BAHARMI NPM : 0824010027

Kepada

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

UD.Ca haya Indah Di Kabupaten Banyuwangi. Di bawah Bimbingan : Ir .A.Rachman Waliulu,SU sebagai pembimbing utama dan Ir .Eko Pr iyanto,MP sebagai pembimbing pendamping.

Tujuan penelitian Menganalisis Nilai Tambah Penggilingan Padi Di UD. Cahaya Indah Di Kabupaten Banyuwangi ini adalah:

1. Mengetahui perkembangan produksi dan permintaan beras yang di giling di UD. “Cahaya Indah” Banyuwangi

2. Menghitung nilai tambah usaha penggilingan padi di UD. “Cahaya Indah” Banyuwangi.

Dalam penelitian ini, penentuan daerah ditentukan secara sengaja yaitu di UD. “Cahaya Indah” Banyuwangi. Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa UD. “Cahaya Indah” adalah industri penggilingan padi yang memiliki 25 orang pekerja dalam pengelolaan padi sehingga mendukung perusahaan tersebut menjadi salah satu usaha penggilingan padi terbesar di Kabupaten Banyuwangi.

Untuk memperoleh data yang digunakan untuk penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi mutu gabah yang digunakan, proses produksi penggilingan padi sampai dengan pemasaran, serta penghitungan nilai tambah. Sedangkan pengambilan data sekunder lebih pada dokumentasi atau arsip yang dikumpulkan dari pihak manajemen..

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini baik data primer maupun data sekunder diolah dengan cara tabulasi dalam bentuk tabel dan kurva serta dianalisis secara statistik dan diskriptif. Untuk menjawab tujuan dan menguji analisis maka digunakan data sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tujuan pertama dengan menggunakan analisis trend linier yaitu digunakan satu periode sekurang-kurangnya meliputi satu siklis, jika lebih dari satu siklis akan lebih baik, atau garis lurus, garis melengkung, dan tergantung bentuk yang sesuai dengan time series yang sedang diamati ditujukan oleh scatter diagram (Hayami et. all ,1987)

2. Untuk mengetahui hasil dari tujuan yang kedua yaitu menggunakan metode analisis Incremental B/C rasio dan nilai tambah untuk mengetahui bagaimana keuntungan dalam menghasilkan industri beras, analisis ini adalah penambahan antara hasil yang diperoleh (keuntungan) dari Padi ke beras dengan biaya yang dilakukanagunan dan dengan prosedur sederhana. Realisasi dilakukan dengan cepat, dekat, tepat waktu dan jumlah sesuai kebutuhan, walaupun harus membayar dengan bunga yang lebih tinggi.

(3)

dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan dan penulisan tugas skripsi penelitian yang berjudul :Analisi Nilai Tambah Penggilingan Padi di UD.Cahaya Indahdi Kabupaten Banyuwangi

. Skripsi ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Fakultas Pertanian guna mencapai gelar sarjana pada senjang S1 di Jurusan Agribisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimah kasih atas bimbingan serta saran-saran yang telah di berikan, sehingga penulis menyelesaikan skripsi penelitian ini terutama ucapan terimah kasih kepadaIr .A.Rachman Waliulu,MS selaku dosen Pembimbing Utama dan Ir .Eko Pr iyanto,MPselaku dosen Pembimbing Kedua yang banyak membantu dan memberi petunjuk dalam menyelesaikan tulisan ini.Ucapan terimah kasih ini di tujukan pula kepada:

1. Dr.Ir.Ramdan Hidayat,MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dr.Ir.Eko Nurhadi,MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak H.Nur Hasan selaku pembimbing lapangan selama pelaksanaan penelitian

(4)

penuh ketabahan mengantarkan saya dalam menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini baik dalam bentuk materiil maupun moril. 5. Sahabat-sahabatku (Ferdyan, Ermining, Mita, Fitri, Abdullah, Erol,

Alfiansyah, Bunga, Firdaus ) dan semua temanku angkatan 2008 Agribisnis yang selalu mendukung dan membantu dalam menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini.

6. Saudaraku tercinta yang selalu memberikan semangat,bantuan serta dorongan telah membantu penulisan dalam menyusun skripsi ini,

Penulis menyadari bahwa di dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan penulisan demi kesempurnaan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 20 Juni 2012

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... ... 4

1.4. Manfaat Penelitiian ... 4

11 TINJ AUAN PUTAKA 2.1. Pengertian Nilai Tambah... 5

2.2. Budidaya Tanaman ... 5

2.3. Agroindustri Beras ... 8

2.4. Pengolahan Beras... ... 10

2.5. Proses Kegiatan Pembuatan Beras ... 15

2.5. Standar mutu gabah dan beras ... 20

2.7. Konsep Agribisnis Dalam Menciptakan Nilai Tambah ... 22

2.8. Produk Dalam Pemasaran ... ... 26

2.9. Analisis Incremental Benefit Percos Rasio ... ... 27

III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pemikiran ... 29

(6)

4.2. Penentuan Responden... ... 33

4.3. Pengambilan Data ... ... 33

4.4. Definisi Operasional ... ... 34

4.5. Analisi Data ... ... 36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Keadaan Umum Perusahaan ... 42

5.2. Proses produksi ... 48

5.3 Analisis Perkembangan Produksi Dan Permintaan Beras ... 63

5.4 Analisis Biaya Agroindustri Penggilingan Padi ... 70

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 75

6.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA

(7)

No. J udul Halaman

l Standar Mutu Gabah dan Beras... 20

2. Sifat Fisik Gabah dan Beras... 22

3. Produksi beras di UD.Cahaya Indah ... 62

4. Hasil Analisis Trend Perkembangan Produksi ... 64

5. Perkembangan Permintaan Beras di UD.Cahaya Indah... 66

6. Hasil Analisis Trend Perkembangan Produksi... 67

7. Rata –Rata Biaya Produksi... 69

8. Nilai Tamhah, Imbalan Kerja dan Keuntungan Penggilingan Padi ... 71

(8)

No. J udul Halaman

1. Pengolahan Dari Padi ke Beras... 16

2. Sistem Agribisnis ... 23

3. Agribisni dan Lembaga Penunjangnya ... 25

4. Diagram Alur Penggilingan Beras ... 30

5. Struktur Organisasi Perusahaan UD.Cahaya Indah ... 43

6. Diagram alir proses penggilingan padi... 51

7. Jenis Kemasan Yang Di Gunakan UD.Cahaya Indah ... 60

8. Pemasaran Beras Di Minimarket ... 60

9. Perkembangan Produksi Beras Di UD.Cahaya Indah ... 63

10.Hasil Analisis Trend Perkembangan Produksi ... 65

11. Perkembangan Permintaan Beras ... 66

(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan bagian terpenting dari perekonomian Negara Indonesia yang mampu menyumbang devisa di sektor riil. Hal tersebut di dukung dengan pembangunan pertanian yang sangat erat kaitannya untuk menunjang terwujudnya sistem pengolahan padi yang kokoh (Nainggolan, 2006).

Masalah utama dalam penanganan pasca panen padi yang sering dialami oleh petani adalah tingginya kehilangan hasil selama pasca panen. Kegiatan pasca panen meliputi proses pemanenan padi, penyimpanan padi, pengeringan gabah, dan penggilingan gabah hingga menjadi beras. BPS (2008) menyebutkan kehilangan hasil panen dan pasca panen akibat dari ketidaksempurnaan penanganan pasca panen mencapai 20,51%, dimana kehilangan saat pemanenan 9,52%, perontokan 4,78 %, pengeringan 2,13% dan penggilingan 2,19%. Besarnya kehilangan pasca panen terjadi kemungkinan dikarenakan sebagian besar petani masih menggunakan cara-cara tradisional atau meskipun sudah menggunakan peralatan mekanis tetapi proses penanganan pasca panennya masih belum baik dan benar.

(10)

2,65 juta ton gabah. Suatu jumlah yang sangat besar untuk mendukung mengamankan target produksi beras nasional setiap tahunnya (Purwanto, 2005).

Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat vital dalam mengkonversi padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi maupun untuk disimpan sebagai cadangan makanan pokok. Dalam kaitan dengan proses penggilingan padi, karakteristik fisik padi sangat perlu diketahui karena proses penggilingan padi sebenarnya mengolah bentuk fisik dari butiran padi menjadi beras putih. Butiran padi yang memiliki bagian-bagian yang tidak dapat dimakan atau tidak enak dimakan, sehingga perlu dipisahkan. Selama proses penggilingan, bagian-bagian tersebut dilepaskan sampai akhirnya didapatkan beras yang enak dimakan yang disebut dengan beras sosoh (beras putih).

Bersama dengan sektor pertanian primer, sektor agroindustri dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan sebagian besar penduduk Indonesia dan mengurangi angka kemiskinan. Ketangguhan industri yang berbasis pertanian telah terbukti pada masa krisis. Sektor agroindustri tidak banyak terpengaruh oleh krisis dan dengan cepat mengalami pemulihan. Pentingnya peran sektor agroindustri bukan hanya dilihat dari ketangguhannya dalam menghadapai krisis ekonomi namun juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lain. Keterkaitan tersebut tidak hanya keterkaitan produk, tetapi juga melaui media keterkaitan lain, yaitu keterkaitan konsumsi, investasi dan tenaga kerja (Haggblade dkk., 2008). .

(11)

menyempit, namun secara luas mampu mendukung pertumbuhan produktivitas. Kesemua itu akan berdampak positif bagi pengurangan kemiskinan yang sebagian besar berada di sektor pertanian (Haggblade dkk., 2008).

Peran sektor agroindustri dalam perekonomian nasional difokuskan pada nilai pengganda output, nilai tambah, tenaga kerja dan keterkaitan antar sektor serta perannya dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga. Apabila upah tenaga kerja diasumsikan merupakan suatu konstanta yang bersifat konstan dalam satu titik waktu, maka nilai tambah tenaga kerja dapat dijadikan sebagai stimulus penyerapan tenaga kerja nasional, sementara peran sektor agroindustri dalam meningkatkan pendapatan sektor lain dapat ditingkatkan melalui pengganda keterkaitan sektor, khususnya keterkaitan ke belakang (Haggblade dkk., 2008).

1.2. Rumusan Masalah

Masalah agribisnis merupakan masalah yang terpenting dalam perkembangan ilmu pertanian. Dalam Agribisnis proses produksi dilakukan dengan tujuan menambah nilai ekonomi yang berimplikasi terhadap keuntungan petani.

Agribisnis di sini dimulai dari waktu panen hingga pemasaran. Agribisnis beras yang ada di UD.Cahaya Indah dimulai dari gabah hingga pemasaran beras.

Setelah panen gabah kemudian diproses menjadi beras setelah itu dijual ke pasar lokal.

(12)

proses Sehingga nilai jual beras semakin bertambah.Penambahan nilai bisa terjadi hanya khusus pada petani yang memiliki modal atau sarana pengolahan yang lengkap (petani besar). Untuk petani kecil penambahan nilai tersebut hanya bisa dilakukan melalui kerjasamanya dengan petani besar atau koperasi.

Dari uraian tersebut, dapat diringkas permasalahan yang perlu diteliti: 1. Bagaimana perkembangan produksi dan permintaan beras giling di UD.

“Cahaya Indah” Banyuwangi?

2. Berapakah besarnya nilai tambah usaha penggilingan padi di UD. “Cahaya Indah” Banyuwangi ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perkembangan produksi dan permintaan beras yang di giling di UD. “Cahaya Indah” Banyuwangi

2. Menghitung nilai tambah usaha penggilingan padi di UD. “Cahaya Indah” Banyuwangi.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan hasil penelitian ini berguna sebagai tambahan informasi bagi peneliti dan petani untuk menjadikan suatu target yang lebih baik.

(13)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penger tian Nilai Tambah

Nilai tambah adalah suatu tambahan nilai input antara ya n g d i g u n a k a n d a l a m p r o s e s m e n g h a s i l k a n b a r a n g / j a s a . Penambahan nilai input antara ini terjad i karena input antara tersebut telah mengalami proses produksi yang mengubahnya menjadi barang yang nilainya lebih tinggi. Input antara sendiri mencakup nilai seluruh komoditi yang habis atau dianggap habis dalam suatu proses produksi seperti: bahan baku bahan bakar, pemakaian listrik dan sebagainya.Barang yang digunakan sebagai alat dalam suatu proses produksi dan umurnya kurang dari setahun dan habis dipakai dimasukkan sebagai input antara bukan barang modal. (H. Obar Subarna, S.Ip ,2008)

Nilai tambah bisa berupa nilai tambah bruto maupun nilai tambah neto. Nilai tambah bruto dari suatu unit produksi dihitung dari output bruto atas harga produsen dikurangi input antara atasdasar harga pasar. Sedangkan nilai tambah neto atas hargapasar dihitung dari nilai tambah bruto atas harga pasar dikurangipajak tak langsung dan penyusutan. Karena keterbatasan data penyusutan dan pajak tak- langsung, maka konsep nilaitambah yang digunakan dalam penghitungan publikasi ini adalah nilai tambah bruto atas dasar harga p asar. (H. Obar Subarna, S.Ip ,2008)

2.2. Budidaya Tanaman Padi

(14)

pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.( Nabilussalam,2011)

1. Persemaian

Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.

a. Penggunaan benih - Benih unggul - Bersertifikat

- Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha b. Persiapan lahan untuk persemaian

- Tanah harus subur - Cahaya matahari - Pengairan - Pengawasan

c. Pengolahan tanah persemaian - Persemaian kering - Persemaian basah

(15)

Per semaian Ker ing

Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu :

- Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.

- Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih banyak.

- Selanjutnya tanah digaru

Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur.

Ukuran bedengan persemaian :

- Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjang

- Lebar bedengan 100 -150 cm - Tinggi bedengan 20 -30 cm

Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah :

(16)

¬ Pengairan ¬ Pemupukan

¬ Pemberantasan hama dan penyakit

Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.Persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air.

Fungsi genangan air : - Air akan melunakan tanah

- Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )

- Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga pernsak bibit Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanamanyang akan ditanami ( Nabilussalam,2011)

2.3.Agr oindustr i Ber a s A. Saat Panen

(17)

diminta konsumen. Penanganan yang kurang hati-hati akan berpengaruh terhadap

mutu dan penampilan produk yang berdampak kepada pemasaran (Nurhasan, 2011)

Sekitar sepuluh hari sebelum panen, sawah harus dikeringkan agar masaknya padi berlangsung serentak. Selain itu, keringnya sawah akan lebih memudahkan pemanenan. Pemanenan padi harus dilakukan pada saat yang tepat. Panen yang terlalu cepat dapat menyebabkan kualitas butir gabah menjadi rendah, yaitu banyak butir hijau atau butir berkapur. Bila hal ini yang terjadi, nantinya akan diperoleh beras yang mudah hancur saat digiling (Nurhasan, 2011)

Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang sudah menguning sudah mencapai sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk. Tangkai padi menunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Nurhasan,2011)

B. Car a Panen

(18)

dengan ketam memerlukan sepuluh tenaga kerja untuk areal yang sama, tetapi waktunya 2 hari. Panen dengan sabit ini hanya disisakan batang setinggi 20 cm dari permukaan tanah.

C.Per ontoka n

Setelah dipanen, gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Tempat perontokan dapat langsung dilakukan di lahan atau di halaman rumah setelah diangkut ke rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan perontok bermesin ataupun dengan tenaga manusia. Bila menggunakan mesin, perontokan dilakukan dengan menyentuhkan malai padi ke gerigi alat yang berputar. Sementara perontokan dengan tenaga manusia dilakukan dengan cara batang padi dipukul-pukulkan, malai padipun dapat diinjak-injak agar gabah rontok.

Untuk mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat perontokan maka tempat perontokan harus diberi alas dari anyaman bambu atau lembaran plastik tebal (terpal). Dengan alas tersebut maka seluruh gabah diharapkan dapat tertampung.

(19)

2.4. Pengolahan Padi A. Penger ingan

Agar tahan lama disimpan dan dapat digiling menjadi beras, maka gabah harus dikeringkan. Pengeringan gabah umumnya dilakukan di bawah sinar matahari. Gabah yang dikeringkan ini dihamparkan di atas lantai semen terbuka. Penggunaan lantai semen terbuka ini agar sinar matahari dapat secara penuh diterima gabah. Bila tidak memiliki halaman atau tempat terbuka yang disemen maka halaman tanah pun dapat dipakai untuk penjemuran. Namun, gabah perlu diletakkan pada alas anyaman bambu, tikar atau lembaran plastik tebal. Hal ini dilakukan agar gabah tidak bercampur dengan tanah.

Lama jemuran tergantung iklim dan cuaca, bila cuaca cerah dan matahari bersinar penuh sepanjang hari, penjemuran hanya berlangsung sekitar 2 – 3 hari. Namun, bila keadaan cuaca terkadang mendung atau gerimis dan terkadang panas. Waktu penjemurannya dapat berlangsung lama, sekitar seminggu.

B. Penggilingan Padi

(20)

dan alatnya sulit dijumpai. Saat ini kebanyakan lesung dan alu sudah menghilang dari kehidupan petani padi karena kehadiran alat penggiling yang praktis dan daya kerjanya cepat.

Pemisahan beras dari kulitnya dapat dilakukan dengan cara modern atau dengan alat penggiling. Alat yang sering digunakan berupa hulle. Hasil yang diperoleh pada penggilingan dengan alat penggiling gabah ini sama dengan cara tradisional, yaitu pada tahap pertama diperoleh beras pecah kulit. Pada penggilingan tahap kedua, beras akan menjadi putih bersih.

C. Pengemasan

Beras hasil giling tidak langsung dikemas, sampai sisa panas akibat penggilingan hilang. Jenis kemasan disesuaikan beras isinya. Untuk kemasan lebih dari 10 kg sebaiknya menggunakan karung plastik yang dijahit tutupnya. Sedangkan untuk yang ukuran 5 kg dapat dengan kantong plastik dengan tebal 0,8 mm. Fakta yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kemasan adalah kekuatan kemasan, bahan kemasan (sebaikknya bersifat tidak korosif dan tidak mencemari produk beras, kedap udara atau pori-pori penyerapan uap air dari luar tidak mengganggu peningkatan kadar air beras dalam kemasan), serta label kemasan untuk beras hendaknya mencantumkan nama varietas (untuk menghindari pemalsuan) (www.agribisnis.deptan.go.id).

(21)

besar (PPB), rice milling unit (RMU), penggilingan padi engelberg (PPE), huller (H) dan penyosohan (P). Penyebab turunnya rendemen dan mutu beras yang paling banyak dikemukakan antara lain adalah rendahnya mutu gabah waktu digiling dan buruknya kondisi penggilingan (Soemardi, 2009).

Untuk meningkatkan mutu beras yang dihasilkan ada beberapa bagian yang harus diperbaiki yaitu : 1). Perbaikan budidaya padi; 2). Perbaikan penanganan pascapanen; 3). Perbaikan proses penggilingan; 4). Peningkatan kemampuan SDM.

Perbaikan proses penggilingan dapat berupa : a) Kadar air gabah 14 %

b) Teknik penggilingan dimana proses pecah kulit bertahap 2 kali, penyosohan bertahap 2 kali, susunan mesin perontok tergantung pada tujuan, pengkilapan di sarankan tidak menambahkan senyawa lain

c) Jenis mesin yang dipilih harus tepat, kualitas dan produksinya;

d) Kondisi mesin harus layak dipakai, jika ada yang tidak layak beroperasi harus diperbaiki atau diganti

e) Operator harus menguasai prinsip penggilingan padi, harus menguasai mesin penggilingan dan harus menguasai tentang mutu.

D. Penyimpanan Ber as

(22)

Umumnya beras disimpan di gudang setelah dikemas dalam karung plastik berukuran 40 Kg atau 50 Kg. Pengemasan dalam karung ini dilakukan secara manual oleh petani. Bagian karung yang terbuka dijahit tangan hingga tertutup rapat.

Dalam gudang penyimpanan dapat saja beras diserang oleh hama bubuk. Biasanya hama bubuk ini menyerang beras yang tidak kering benar saat pengeringan. Hama bubuk tidak menyukai beras yang kering karena keras. Selain itu, hama bubuk pun menyukai tempat lembab sehingga ruangan gudang harus kering, yang dilengkapi dengan ventilasi udara.

Penumpukan karung berisi beras di dalam gudang pun harus ditata sedemikian rupa agar beras yang sudah lebih dahulu disimpan dapat mudah keluar lebih awal. Akan lebih baik lagi bila setiap karung diberi tanda khusus seperti tanggal penyimpanan.

E. Pemasaran

Ada dua cara pemasaran beras di Indonesia, pertama petani menjual langsung di lahan pada saat sudah siap panen kepada pedagang pengumpul yang disebut penebas. Penebas inilah yang akan memanen dan mengolahnya lebih lanjut menjadi beras. Kedua, petani sendiri yang memanen, mengeringkan, lalu menjualnya ke pedagang pengumpul, baik berupa gabah kering giling atau sudah menjadi beras.

(23)

hanyalah berupa uang kontan, kerugiannya adalah harga yang diperoleh tidak maksimal karena pedagangpun harus mengambil keuntungan saat dipasarkan lebih lanjut.

Bila dijual langsung ke konsumen, harganya memang sama dengan harga jual ke pasar swalayan, bahkan dapat lebih tinggi. Dari segi usaha cara ini kurang praktis karena petani harus mendatangi konsumen satu persatu.

Mutu beras, rendemen, mutu gabah dan kehilangan bobot saling berkaitan selama proses pemberasan. Mutu beras ditentukan oleh mutu gabah sewaktu digiling, derajat sosoh, kondisi penggilingan dan penanganannya serta sifat varietas(Soemardi,2009).

Pada penetapan mutu gabah, rendemen giling mencakup rendemen beras kepala dan rendemen total giling. Mutu giling beras merupakan persyaratan utama dalam penetapan mutu gabah karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi yaitu menentukan jumlah berat beras yang dihasilkan. Rendemen beras kepala mempunyai keragaman yang besar yang tergantung pada berbagai faktor yaitu varietas, jenis biji, butir kapur, cara budidaya, faktor lingkungan, perlakuan lepas panen yang dimulai sejak pemanenan, perontokan, pengeringan, penyimpanan, hingga penggilingan. Demikian juga rendemen total beras giling dipengaruhi perlakuan tersebut diatas dan juga ditentukan oleh perbandingan sekam, kulit ari, dan bagian endosperm.

(24)

besar beras yang beredar di beberapa daerah di Indonesia memiliki derajat sosoh 80 % atau lebih dan persentase beras kepala lebih besar dari 75 % dan mengandung butir patah kurang dari 30 %. Berbagai faktor yang meliputi keadaan lingkungan, panen hingga penanganan lepas panen mempengaruhi mutu giling disamping faktor genetik.

2.5 Pr oses Kegiatan Pembuatan Ber a s

Beras merupakan makanan pokok di tidak kurang 26 negara padat penduduk(China, India, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Thailand, Vietnam),atau lebih separuh penduduk dunia. Di Indonesia, masalah beras erat kaitannyadengan masalah budaya, social dan ekonomi bangsa. Keeratan hubungan antarapadi (beras) dengan manusia tercermin dari berbagai kepercayaan penduduk,antara lain melalui hikayat Dewi Sri.

(25)

Padi Bertangkai

Merang

Gabah

Sekam

Beras Pecah Kulit

Dedak

Menir Bekatul

Beras

Gambar 1. Pengolahan dar i Padi menjadi Ber as.

Padi merupakan famili graminae dan genus Oryza. Padijenis lain yaitu Oryza glaberrima, merupakan tanaman liar, tetapi biladibudidayakan tidak dapat menghasilkan beras seperti Oryza sativa L. Padi ditanam lebih dari 100 negara dari semua benua kecuali antartika. Padi ditanampada daerah 53LU-40oLS sampai ketinggian 3000 m di atas permukaan laut.

(26)

dengan ciri bentuk butiran lonjong sampai sedang.Indica lebih pendek masa tanamnya, tahan kekurangan air, dipanen sekaliguskarena butir padi mudah terlepas dari mulainya sehingga mudah tercecer.Sedangkan japonica lebih lama masa tanamnya, tanaman lebih tinggi, dipanensatu per satu karena butir padi melekat kuat pada malainya. Penanaman beras diIndonesia juga sering didasarkan atas daerah produksinya, misalnya beras Rojolele dan Cianjur dari Jawa Barat, Siarias dari Sumatra Utara, Solok dariSumatera Barat dan beras empat bulan dari Sumatera Selatan

Sebagai bahan pangan pokok bagi sekitar 90% penduduk Indonesia, berasmenyumbang antara 40 – 80% kalori dan 45 – 55 % protein. Sumbangan berasdalam mengisi kebutuhan gizi tersebut makinbesar pada lapisan penduduk yangberpenghasilan rendah. Mengingat demikian pentingnya beras dalam kehidupanbangsa Indonesia, maka pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untukmeningkatkan produksi padi, yaitu dengan program intensifikasi, ekstensifikasi,diversifikasi dan rehabilitasi lahan pertanian.

2.5.1 Pr oses Penger ingan

(27)

oven, selain juga bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak. Badan usaha UD. “Cahaya Indah” menetapkan standar kekeringan gabah sebesar 14%.gabah dianggap kering dan siap untuk di giling bila kadar airnya mencapai <14%(kurang lebih tiga hari jemur), setelah gabah di anggap kering dan siap untuk di giling, barulah gabah masuk proses penggilingan.

2.5.2. Pr oses penggilingan

(28)

beras yang lebih putih atau di kenal dengan nama beras sosoh. Kemudian beras tersebut akan masuk timbangan melalui estalator empat, dan beras yang sudah di timbang akan di bawah untuk dilanjutkan ke proses pemutihan. (Nurhasan, 2011)

2.5.3. Pr oses Pemutihan

Proses yang terakhir adalah proses pemutihan,tujuan dari proses ini adalah untuk membuat beras agar tampak lebih licin dan mengkilat. Proses ini dimulai dengan beras hasil proses penggilingan masuk kemesin pengayak bertingkat melalui estalator satu, kemudian hasilnya akan masuk ke esparator kupu-kupu untuk di pisahkan antar las dan berasnya,setelah itu beras yang telah dipisahkan lasnya masuk mesin KB (mesin pemutih) melalui estalator dua.di dalam mesin KB,beras di semprot dengan air bersih sehingga katul yang melekat pada beras menjadi hilangdan beras tampak lebih licin dan mengkilat. Beras yang di hasilkan dari proses ini biasanya dinamakan beras kristal. Setelah itu beras akan masuk timbangan melalui estalator tiga untuk kemudian beras di masukkan dalam karung dan dikemas dengan kemasan 25kg.

2.6. Standar mutu gabah dan ber as

(29)

perdagagan beras. SNI ini juga kurang spesifik, karena belum memuat semua sifat-sifat penentu mutu beras.

Sifat-sifat yang menentukan mutu beras antara lain: 1) sifat fisik dan sifat giling, 2) cita rasa dan sifat tanak, dan 3) sifat gizi. SNI beras giling hanya memuat sifat fisik dan sifat fisik saja, namun belum menampung cita rasa, sifat tanak dan sifat gizi dari beras.

Tabel 1. Standar Mutu Gabah dan Ber as.

No.

Komponen Mutu Satuan

Mutu

I II III

1 Kadar Air (Maks) % 14 14 14

2 Butiran Hampa (Maks) % 1 2 3

3 Butiran Kuning / rusak (Maks) % 2 5 7

4 Butiran Hijau / mengapur (Maks) % 1 5 10

5 Butiran Merah (Maks) % 1 2 4

6 Benda Asing (Maks) % - 0,5 1

7 Gabah Varietas Lain(Maks) % 2 5 10

Sumber : Badan Standardasi Nasional (BSN), 2010.

(30)

Pembersihan gabah dari kotoran dan gabah hampa perlu dilakukan agarmemenuhi persyaratan standar mutu gabah yang telah ditetapkan oleh Bulog untukpengadaan pangan dalam negeri dan, di dalamstandar mutu gabah kadar kotoran dan gabah hampa maksimal adalah 3 % (Suparyono dan Setyono, 2010).

Butiran hijau / mengapur ini didapatkan karena ada gabah yang dipanen pada saatmasih belum masak kuning atau ada yang masih muda dan padiyang dikonsumsi disarankan dipanen saat masak kuning. Pemanenan padi pada saatmasak susu akan banyak butir hijau padiyang patah. Prasetyo (2009), menjelaskan kadar air gabah di antara 13 – 14 % akan memberikan rendemen beras yang tinggi dan, rendemen beras yang tinggi yangterdapat di Indonesia dipengaruhi oleh kadar air gabah yang berada di antara 13 – 14 % (Tjiptadi dan Nasution, 2008).

Lebih lanjut Prasetyo (2009), menambahkan benda asing yang terdapat pada sampel gabah disebabkan oleh adanya kotorandebu dan pasir pada saat pemanenan. Pembersihan dilakukan untuk menghilangkanbenda asing dan kotoran lainnya sehingga dapat memperpanjang daya simpan, jugamempertinggi efisiensi pengolahan hasil serta harga penjualan (Prasetyo, 2009).

Tabel 2. Sifat Fisik Gabah dan Ber a s.

Sifat Fisik Gabah Ber as

Panjang (mm) 8 – 10 5 – 8

Lebar (mm) 2,5 – 3 1,5 – 2

Tebal (mm) 2 1,5

Volume (mm) 16 – 20 12 – 13

Densitas kamba (g/ ) 0,6 0,7

(31)

Penampilan beras, cita rasa, dan kepulenan nasi dapat direpresentasikan oleh sifat fisikokimia beras. Banyaknya varietas padi yang dikembangkan oleh pemerintah menghasilkan banyak pula data tentang sifat fisikokimia beras. Banyaknya data tersebut masih memungkinkan untuk diolah agar diketahui pola datanya sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan varietas baru yang disukai konsumen.

2.7. Konsep Agr ibisnis dalam Menciptakan Nilai Tambah

Menurut Soekartawi (2002), yang dimaksud dengan agribisnis adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Secara singkat agribisnis produksi pertanian dan penanganan pasca panen yaitu pengolahan sampai dengan penyampaian produksi ke konsumen.

(32)

Secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Sistem Agr ibisnis

Subsistem I adalah subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi. Sarana produksi terdiri atas bibit, benih, pupuk, obat-obatan kredit, alat-alat, dan mesin-mesin pertanian, dll. Sebagai sarana produksi ini dihasilkan oleh sektor pertanian, kegiatan pengadaan sarana produksi ini dilakukan oleh perorangan, koperasi dan lembaga pemerintahan.

Subsistem II adalah subsistem usahatani, pelaku-pelaku dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternakan, pengusahaan perkebunan. Subsiste III adalah subsistem prosesing atau pengolahan.Produk yang dihasilkan dari usaha tani ada yang mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sebelum di distribusikan kekonsumen. Subsistem IV adalah subsistem pemasaran.Pelaku

(33)

kegiatan dalam subsistem ini terdiri dan pengumpul produk, pengolah produk, pedagang, dan penyalur kekonsumen.

Agribisnis dapat dibagi menjadi tiga sector masukan produksi dan sektorkeluaran.Sektor masukan menyediakan perbekalan kepada pengusaha tani untuk keperluan proses produksi yang menghasilkan produk dari tanaman dan ternak. Sedangkan sector keluaran output terkait dengan kegiatan agroindustri dan pemasaran. Agribisnis merupakan kegiatan yang meliputi seluruh sector bahan masukan (input), usahatani, produk yang pemasok bahan usaha tani terlibat dalam produksi dan pada akhirnya menangani pemprosesan, penyebaran dan penjualan produk secara eceran kepada konsumen.

Bisnis dibidang pertanian (Agribisnis) mencakup semua kegiatan yang dimulai dengan pengadaan dan penyaluran sarana produksi, produksi usaha tani dan pemasaran produk usaha tani atau hasil olahan. Kegiatan ini mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan pada salah satu kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis. Karena itu, agribisnis digambarkan sebagai suatusistem (Soeharjo, 2008)

Gambar 3. Agr ibisnis dan Lembaga Penunjangnya. Pengadaan dan penyaluran

sarana produksi

Usaha t ani Pemasaran

Lembaga penunjang : bank, Koperasi, Lembaga

Penelit ian, Lembaga Penyuluhan, Angkut an, Pasar,

(34)

Dalam perjalanannya dan produsen primer (petani) kekonsumen, komoditi perkebunan memperoleh perlakuan-perlakuan sehingga menimbulkan nilai tambah.Besarnya nilai tambah tergantung dan teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan dan perlakuan terhadap produk tersebut.

Besarnya nilai tambah diperoleh proses pengolahan didapat dan pengurangan biaya bahan baku ditambah bahan baku lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Dengan kata lain nilai tambah merupakan imbalan bagi tenaga kerja dan keuntungan pengolah. Menciptakan nilai tambah pendapatan. Agroindustri tidak hanya berada disisi penawaran, tetapi juga berperan dalam menciptakan permintaan kepada sector produksi primer berupa permintaan bahan baku. Dengan demikian agroindustri mendorong pertumbuhan diversivikasi produksi dan selanjutnya mengurangi resiko atau mendorong pemanfaatan lahan-lahan yang sebelumnya tidak digunakan.Dampak berikutnya adalah meningkatkan pendapatan produsen (Soeharjo, 2008).

(35)

pendapatan yang tinggi. Pendekatan ini memerlukan dikembangkan dan tersedianya teknologi tepat guna bagi para petani, disamping ketersediaan alat dan bahan baku yang diperoleh (Baharsjah, 2009).

2.8. Pr oduk dalam Pemasaran

Dalam mekanisme produksi pertanian,selain aspek permintaan dan penawaran juga aspek pemasaran. Pemasaran atau marketing pada prinsipnya adalah barang dari produsen dan konsumen ( Soekartawi,2010)

Istilah pemasaran sama dengan tataniaga atau distribusi,yaitu semacam kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Disebut tataniaga karena peedagang,sehingga tataniaga berarti segala sesuatu menyangkut “aturan permainan” dalam hal perdagangan barang-barang karena penduduk. Biasanya dijalani melalui pasar,maka tataniaga disebut juga pemasaran (Mubyarto, 2007).

2.9. Analisis Incrementa l Benefit Per cost Rasio

(36)
(37)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3.1. Ker angka Pemikir an

Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat diperlukan adanya pertanian yang menuju pada peningkatan Agribisnis dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah.

Tanaman padi di Indonesia yang ditanam terbanyak adalah jenis Bondoyudo karena mempunyai kadar mutu tertinggi. Dalam budidaya mulai dari pemilihan bibit yang dipilih sangat teliti dan tahan terhadap penyakit. Musim panen padi di Indonesia sama waktunya mulai dari daerah bagian barat disusul panen di dareah bagian timur.

Kegiatan agroindustri yang merupakan kegiatan mengolah suatu produk pertanian menjadi lain, maka pendekatan agroindustri dianggap perlu karena dapat memberikan keuntungan yang layak bagi petani maupun pengolah. Pendapatan petani padi juga dapat dijadikan tolak ukur di dalam peningkatan keberhasilan usaha tani itu sendiri.

(38)

Konsekuensi dari penerapan konsep pengolahan tersebut adanya penggeseran pola produksi padi yang semula bercirikan tradisional menjadi mekanis. Di mana proses ini dilakukan oleh tenaga yang terdidik dan terlatih di bidang tersebut.

Tahapan pengelolaan awal mulai dari panen hingga pengupasan gabah sampai penjemuran awal dilakukan sepenuhnya dan menjadi tanggung jawab petani. Dalam pengolahan individu bisa berjalan dengan baik, maka setiap individu petani perlu dibekali dengan pengetahuan yangcukup mengenai metode pengolahan yang seragam oleh perusahaan calon pembeli.

Tingkat keberhasilan cara ini sangat ditentukan oleh aspek pembinaan oleh petugas perusahaan bekerja sama dengan tenaga penyuluh lapangan secara teratur dan berkesinambungan. Untuk pengolahan padi mereka menggunakan pengelolahan kering jemur.

Pemasaran sama dengan tataniaga atau distribusi. yaitu semacam kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Komoditas padi sendiri sebagian besar merupakan komoditas ekspor. Pada saat ini gabah yang dihasilkan oleh petani pasar lokal, namun di pasar tersebut terkumpul beras dari hampir seluruh daerah produsen beras di Banyuwangi.

(39)

Sebenarnya pihak penggilingan sendiri mau untuk bekerja sama dengan pihak lain Namun dari lembaga pemasarannya kurang dan tidak memiliki (Standart Nasional Indonesia). di samping itu, kurangnya keamanan dalam penggilingan juga menjadi faktor penghambat. Maka dari itu, diperlukan penyuluhan dan pembinaan.

Penganyakan awal

Pemisahan bagian yang pecah dan kasar sekam kasar + debu kecil,pecah

Pemutihan

Butir yang belum pecah

Sekam pembakaran

Beras coklat padi

Sekam

Gambar 4. Diagr am Alir Penggilingan Ber as. Pengupasan gabah

Pengayakan

Pemisahan sekam

Pemisahan padi

M esin pemut ih

Beras put ih

Pengemasan Pengumpulan

(40)

3.2. Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah di temukan di atas,maka dapat di tarik suatu hipotesa sebagai berikut:

1. Diduga bahwa terdapat peningkatan perkembangan produksi dan permintaan beras di UD. “Cahaya Indah”.

(41)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Metode Penentuan Daer ah

Dalam penelitian ini, penentuan daerah ditentukan secara sengaja yaitu di UD. “Cahaya Indah” Banyuwangi. Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa UD. “Cahaya Indah” adalah industri penggilingan padi yang memiliki 25 orang pekerja dalam pengelolaan padi sehingga mendukung perusahaan tersebut menjadi salah satu usaha penggilingan padi terbesar di Kabupaten Banyuwangi.

4.2. Metode Penentuan Sampel

Didalam penentuan sampel, terlebih dahulu dilakukan wawancara untuk mengetahui produksi dan permintaan beras yang digiling melalui pekerja khususnya di bagian pengelolaan beras. Sampel penelitian berdasarkan data

dokumentasi atau data sekunder yang diperoleh dari pihak manajemen UD. “Cahaya Indah” selama kurun waktu 8 tahun (2004-2011)

4.3. Metode Pengambilan Data

Untuk memperoleh data yang digunakan untuk penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi mutu gabah yang digunakan, proses produksi penggilingan padi sampai dengan pemasaran, serta penghitungan nilai tambah. Sedangkan pengambilan data sekunder lebih pada dokumentasi atau arsip yang dikumpulkan dari pihak manajemen.

(42)

4.4. Definisi Operasional Ber as

Agar terjadi keseragaman dalam menginterpretasikan pengertian beberapa istilah dalam penelitian ini, maka dirumuskan batasan sebagai berikut:

a. Agroindustri : Suatu kegiatan industri yang memanfaatkan produk padi sebagai bahan baku yang diolah dan dikemas untuk menghasilkan produk baru (beras).

b. Harga : harga beras di UD.Cahaya Indah dalam satuan rupiah per kilogram c. Pendapatan : pengeluaran antara penerimaan dalam agroindustri padi dengan

total biaya agroindustri dengan satuan rupiah atau proses produksi.

d. Incremental B/C Rasio : merupakan perbandingan antara tambahan keuntungan dengan tambahan total biaya dari produk beras yang dihasilkan yaitu beras biasa menjadi beras super.

e. Nilai tambah : hasil dari pengurangan antara jumlah penerimaan per kg beras dengan biaya bahan baku dan biaya input lain yang digunakan dalam proses pengemasan dan proses produksi beras diukur dalam rupiah per kg beras dalam satu kali proses produksi.

f. Pengeluaran Agroindustri padi adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh agroindustri padi untuk menghasilkan produk beras dalam suatu proses produksi, yang meliputi :

(43)

digunakan dalam proses produksi. Dihitung dari nilai awal peralatan perunit dikurangi dengan nilai sisa perunit, dan dibagi umur ekonomis. 2. Biaya variabel : biaya-biaya yang jumlahnya tergantung pada besar

kecilnya kuantitas produk beras yang dihasilkan, dihitung dalam rupiah dalam satu kali proses produksi. Terdiri dari biaya bahan baku dan input lain.

§ Biaya bahan baku : biaya atas penggunaan bahan baku beras dalam proses pengemasan beras dan proses produksi beras yang diukur dalam rupiah satu kali proses produksi.

§ Biaya input lain : biaya yang dikeluarkan atas penggunaan input lain terdiri dari plastik pengemas, label, karung diukur dalam rupiah satu kali proses produksi.

§ Biaya tenaga kerja : biaya atas pemberian upah terhadap tenaga kerja pada proses awal hingga pengemasan dan proses pengolahan padi dan beras yang diukur dalam rupiah satu kali proses produksi.

3. Penerimaan agroindustri beras : jumlah produk beras yang dihasilkan dikali harga jual masing-masing produk beras tersebut, dihitung dalam rupiah satu kali proses produksi.

4. Keuntungan (Benefit) agroindustri beras : selisih antara penerimaan produksi beras dengan total biaya masing-masing produk beras tersebut dihitung dalam satu kali proses produksi.

(44)

6. Imbalan kerja : koefisien kerja dikalikan dengan upah tenaga kerja perhari.

4.5. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini baik data primer maupun data sekunder diolah dengan cara tabulasi dalam bentuk tabel dan kurva serta dianalisis secara statistik dan diskriptif. Untuk menjawab tujuan dan menguji analisis maka digunakan data sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tujuan pertama dengan menggunakan analisis trend linier yaitu digunakan satu periode sekurang-kurangnya meliputi satu siklis, jika lebih dari satu siklis akan lebih baik, atau garis lurus, garis melengkung, dan tergantung bentuk yang sesuai dengan time series yang sedang diamati ditujukan oleh scatter diagram (Hayami et. all ,1987)

Agar diperoleh garis trend yang terbaik, maka akan disajikan model berikut : Y = a + bx

Jika scatter diagram mengikuti garis lurus, maka dipakai model linier

Dimana:

Y = Produksi (ton) beras a = Intersep / bilangan konstan

b = Koefisien arah (slope) atau koefisien trend yang menunjukkan arah garis trend.

x = Kode periode waktu

(45)

a =

, dimana n adalah banyaknya pasangan data.

Untuk menggambarkan garis trend, kita cukup membutuhkan 2 titik. Tetapkan dua buah nilai x (atau t) tertentu kemudian masukkan kedalam persamaan trend,maka memperoleh garis trend liniernya (Hayami et. all ,1987)

Kriteria Pengujian:

Ho ditolak Hi diterima apabila b > 0, maka ada peningkatan produksi dan permintaan beras.

H0 diterima Hi ditolak apabila b ≤ 0, maka tidak ada peningkatan produksi beras. .

(46)

b = permintaan beras di UD.Cahaya Indah.

2. Untuk mengetahui hasil dari tujuan yang kedua yaitu menggunakan metode analisis Incremental B/C rasio dan nilai tambah untuk mengetahui bagaimana keuntungan dalam menghasilkan industri beras, analisis ini adalah penambahan antara hasil yang diperoleh (keuntungan) dari Padi ke beras dengan biaya yang dilakukan.

3. Analisis nilai tambah dengan rumus : a. Rumus koefisien kerja

KK = koefisien tenaga kerja (org/kg)

TK = Σ TK (org/hari)

BB = Σ BB (org/hari

(47)

Dimana :

IK = imbalan kerja (Rp/kg)

KK = koefisien kerja (org/kg)

U = upah tenaga kerja (Rp/hari/org)

c. Rumus nilai tambah NT = P – (B+V)

Dimana :

NT = nilai tambah (Rp/kg)

P = nilai produksi (Rp/kg)

B = nilai bahan baku (Rp/kg)

V = nilai input lain (Rp/kg)

d. Rumus keuntungan pengolah K = NT – IK

Dimana :

K = keuntungan pengolah (Rp/kg)

NT = nilai tambah (Rp/kg)

(48)

Perhitungan biaya, penerimaan dan Incremental B/C Rasio digunakan dengan rumus :

a. Biaya agroindustri beras adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang/jasa dari agroindustri padi tersebut (Hayami et. all ,1987).

Rumus : TC = FC + VC

Dimana :

TC = biaya agroindustri (Rp/hari)

VC = biaya variabel, seperti BB, input lain dan tenaga kerja (Rp/faktor produksi)

FC = biaya tetap atau penyusutan (Rp/hari)

b. Penerimaan agroindustri beras adalah nilai uang yang diterima dari hasil penjualan produk beras dikalikan dengan harga produk beras per unit. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Hayami et. all ,1987) Rumus: TR = Pq x Q

Dimana :

TR = Penerimaan agroindustri beras (Rp/hari)

Pq = harga produk beras (Rp/kg)

(49)

Analisis Incremental Benefit Cost Ratio

B2 = Benefit (keuntungan) setelah adanya pengolahan (Rp)

B1 = Benefit (keuntungan) sebelum adanya pengolahan (Rp)

C2 = Cost (biaya) setelah adanya pengolahan (Rp)

C1 = Cost (biaya) sebelum adanya pengolahan (Rp)

Kriteria pengujian :

- Jika Incremental B/C Rasio > 1 maka benefit yang akan diperoleh selama umur tehnis ekonomis usaha yang bersangkutan lebih besar dari gross ini berarti usaha tersebut layak untuk dikembangkan.

(50)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Keadaan Umum Perusahaan

Dalam mempelajari dan meneliti suatu perusahaan akan kurang sempurna bila tidak diketahui gambaran tentang keadaan dan sejarah sebagaimana semestinya, dengan adanya gambaran tentang keadaan perasahaan dan sejarah akan diketahui permasalahan dan perkembangannya dari perusahaan tersebut.

1. Profil Perusahaan

Pada tanggal 6 Maret 1991, sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Banyuwangi Nomor : 503/011-IK/436.021/1991 memberikan ijin kepada Bapak Nur hasan untuk mendirikan perusahaan penggilingan padi/gabah dengan nomor kode perusahaan. 1020/PBK.a/E.31/1991. Jenis usaha tersebut adalah penggilingan padi dan gabah. Oleh pemiliknya, perusahaan tersebut diberi nama UD. “Cahaya Indah”. Perusahaan ini bergerak dibidang perdagangan barang dan jasa dengan hasil produksi utamanya yaitu beras. Hasil sampingan dari beras tersebut yaitu berupa dedak, sekam dan menir.

2. Lokasi Perusahaan

(51)

dekat dengan tenaga kerja dan lokasi perusahaan mudah untuk dicapai dalam hal pengiriman bahan baku yaitu berupa gabah atau padi tersebut karena lokasi berdirinya perusahaan tersebut ditengah-tengah persawahan sehingga selain itu juga untuk menghindari terjadinya polusi suara yang terjadi akibat beroperasinya mesin penggiling gabah/padi itu. Karena pertimbangan akan hal diatas maka UD. “Cahaya Indah” menetapkan lokasi perusahaan di Desa Paspan, Kecamatan Glagah , Kabupaten Banyuwangi.

3. Struktur Organisasi

(52)

Sumber : Data Primer.

Gambar 5. Struktur Organisasi Perusahaan UD “Cahaya Indah” 4. Pembagian Kerja

Masing-masing bagian yang ada di PB. Sumber Rejeki memiliki pembagian kerja sendiri-sendiri. Adapun pembagian kerja dari masing-masing bagian yang ada di UD “Cahaya Indah” adalah sebagai berikut:

A. Direktur

1) Menyusun rencana dan strategi bagi pengembangan usahanya. 2) Mengkoordinir seluruh bagian yang ada di perusahaan. B. Bagian Personalia

1) Mengadakan kegiatan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan. 2) Menangani seluruh urusan mengenai kepegawaian.

3) Menjaga hubungan baik antara atasan dan bawahan. 4) Menangani masalah gaji karyawan.

5) Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Direktur. C. Bagian Pembelian

(53)

2) Membuat order dan melaksanakan pembelian barang yang dibutuhkan. 3) Mengirimkan surat order kepada supplier.

4) Menerima pengiriman barang dari supplier.

5) Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Direktur. D. Bagian Penjualan

1) Menyusun strategi penjualan yang tepat demi pengembangan usaha perusahaan.

2) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan penjualan yang ada di perusahaan.

3) Membawahi, raengkoordinir, dan mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga penjualan, baik dalam kota, dan luar kota.

4) Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Direktur. E. Bagian Pengiriman dan Penagihan

1) Menangani masalah pengiriman dan penagihan.

2) Membawahi, dan mengkoodinir kurir dan tenaga pengiriman. 3) Mengirimkan pesanan produk kepada konsumen atau ekspedisi. 4) Menentukan cara pengiriman yang efektif.

5) Menagih pembayaran kepada konsumen yang sudah jatuh tempo tanggal pembayarannya.

6) Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Direktur. F. Bagian Akunting

(54)

3) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang dilakukan di bagian akunting. 4) Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Direktur.

G. Buruh Kasar

1) Menjemur gabah basah serta menjaganya sampai kering kemudian setelah kering memasukkannya kedalam karung.

2) Mengangkat gabah yang telah menjadi beras ke dalam gudang serta untuk pengiriman.

H. Keamanan

1) Bertanggung jawab atas keamanan perusahaan. 2) Menjaga keamanan barang digudang.

I. Penjualan Dalam Kota

1) Melakukan kunjungan kerja ke pelanggan secara periodik.

2) Menawarkan produk kepada konsumen yang ada di Kabupaten Banyuwangi dan sekitarnya.

3) Melakukan transaksi penjualan dengan konsumen.

4) Bertanggung jawab atas kegiatan pemasaran dan penjualan perusahaan. 5) Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada kepala penjualan. J. Penjualan Luar Kota

1) Melakukan kunjungan kerja ke pelanggan luar kota secara periodik. 2) Bertanggung jawab atas kegiatan pemasaran dan penjualan perusahaan di daerah Bali, Lombok dan sekitarnya.

(55)

K. Kurir

1) Mengirim pesanan produk ke konsumen atau ekspedisi. 2) Mengambil surat jalan ke bagian pengiriman.

3) Bertanggung jawab atas keamanan dan keberadaan barang yang dikirim.

L . Penagihan

1) Menerima nota penagihan bagian penagihan.

2) Menagih piutang ke konsumen berdasarkan nota penagihan tersebut. 3) Bertanggung jawab atas kegiatan penagihan yang dilakukan.

M. Kasir

1) Menerima pembayaran dan para konsumen. 2) Melakukan pembayaran kepada supplier. 3) Bertanggung jawab atas keuangan kasir.

4) Mencatat seluruh penenmaan dan pengeluaran uang perusahaan.

5) Menyerahkan seluruh berkas penerimaan dan pembayaran yang dilakukan kepada bagian pembukuan.

N. Pembukuan

1) Membuat laporan keuangan yang sistematis secara periodik. 2) Memberikan laporan keuangan kepada atasan.

3) Mengadakan koreksi keuangan jika memang diperlukan.

(56)

5) Dalam bagian ini akan diberikan gambaran umum mengenai hal-hal yang berhubungan dengan karyawan di UD. “Cahaya Indah” yang menvangkut pekerjaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan itu.

5.2. Proses Produksi

1. Pengadaan Gabah

Gabah yang diterima oleh UD “Cahaya Indah” berasal dari dua sumber berdasarkan kedekatan jarak yaitu : petani disekitar lokasi perusahaan dan petani di luar lokasi perusahaan. Petani di luar lokasi perusahaan umumnya berada pada desa maupun kecamatan yang berbeda yang masing lingkup Kabupaten Banyuwangi. UD. “Cahaya Indah” menerima dua macam gabah yaitu gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG). Gabah kering panen (GKP) adalah gabah kering hasil langsung dari panen tanpa proses pengeringan lebih lanjut. Sedangkan gabah kering giling (GKG) adalah gabah yang siap untuk langsung digiling. Penentuan harga pada saat pembelian gabah antara pihak UD “Cahaya Indah” dan pihak petani adalah dengan cara kesepakatan atas dasar kualitas gabah. Kualitas gabah yang diterima oleh UD. “Cahaya Indah” memiliki klasifikasi standar yang jelas.

(57)

butirbutir pasir, butir-butir kerikil, potongan kayu, potongan logam, biji-biji lain, bangkai serangga hama dan sebagainya.

Butir hijau adalah butir beras pecah kulit (setengah gabah dikupas) yang berwarna kehijauan dan bertekstur lunak seperti kapur akibat dipanen terlalu muda (sebelum proses pemasakan buah sempurna), hal ini ditandai dengan patahnya butir-butir hijau tadi. Butir berwarna hijau yang utuh dan keras dikategorikan sebagai butir sehat (bukan butir hijau). Butir mengapur adalah butir beras pecah kulit (setelah gabah dikupas) yang berwarna putih seperti kapur dan bertekstur lunak yang disebabkan faktor fisiologis. Butir berwarna seperti kapur yang utuh dan keras dimasukkan sebagai butir sehat (bukan butir kapur). Kualitas gabah menjadi hal yang penting dan sangat menentukan bagi kualitas beras yang akan dihasilkan dari proses giling, oleh karena itulah standar kualitas gabah diberlakukan pada UD. Cahaya Indah.

(58)

2. Pengeringan

(59)

Setelah mendapakan kadar air yang diharapkan, gabah lalu dikeluarkan dari pengeringan dan dicurahkan ke dalam tempat penampung menggunakan elevator. Pencurahan dalam tempat penampung ini bertujuan untuk mendinginkan gabah setelah diberi suhu panas melalui proses. Di tempat penampung ini berlangsung 1-2 hari. Setelah gabah tersebut dingin, lalu gabah dimasukkan ke dalam karung untuk penyimpanan sebelum di gilling.

Pengeringan dilakukan terhadap 2 varietas yang berbeda. Masing-masing memiliki bobot dan kadar air awal yang berbeda pula. Varietas Pandan wangi dikeringkan pada kadar air awal gabah 23,4% dengan bobot 14.160 kg GKP. Dengan menggunakan suhu 700C dan diharapkan kadar air akhir yaitu 15% maka membutuhkan waktu 9 jam 30 menit. Berbeda halnya dengan varietas IR64 yang dikeringkan pada kadar air awal 26,4% dengan bobot 6.692 kg, menggunakan suhu yang sama dan diharapkan kadar air akhir 17% hanya membutuhkan waktu 4 jam 30 menit. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya pengeringan dipengaruhi oleh kadar air awal, bobot gabah, dan suhu pengeringan.

3. Penyimpanan Gabah

(60)

Penyimpanan gabah yang dilakukan di UD. “Cahaya Indah” menggunakan karung dengan kapasitas 50 kg/karung. Karung tersebut ditempatkan diatas palet kayu agar ada jarak antar lantai dengan karung. Jangka waktu penyimpanan gabah di UD. “Cahaya Indah” sangat tergantung pada jumlah pesanan beras, bila tidak ada pesanan maka gabah tersebut akan terus disimpan. Untuk menjaga mutu gabah, dilakukan monitoring terhadap gabah secara berkala. Pada umumnya monitoring dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan pengambilan sampel. Apabila terlihat adanya gangguan terutama dari hama gudang maka dilakukan tindakan fumigasi untuk mengendalikan hama tersebut. Adapun ambang kendali dari pada hama gudang yaitu maksimal 3 hama/3 kg sampel. Bila hama mencapai bahkan lebih dari angka tersebut, maka harus segera dilakukan tindakan fumigasi untuk mengendalikannya.

4. Penggilingan

Penggilingan merupakan tahapan paling penting dari proses ini. UD. “Cahaya Indah” menggunakan Rice Miling Unit dengan menggunakan sistem kontinyu. Mesin penggilingan yang digunakan adalah CRM Buivanngo berkapasitas 6 ton/jam. Gabah akan dibawa oleh elevator ketahapan-tahapan berikutnya. Tahapan-tahapan penggilingan sebagai berikut :

(61)

Keterangan :

1. Pemasukan 9. Polisher 2. Pembersihan 10. Rice cooler 3. Timbangan 11. Rotary shifter 4. Mesin pecah kulit 12. Length grader 5. Aspirator 13. Tangki sementara 6. Separator 14. Tangki penampung 7. Mesin pemisah batu 15. Timbangan

8. Whitening 16. Compressor

- Pembersihan

Proses penggilingan diawali dengan penimbangan gabah sebelum dimasukkan ke dalam in late pertama. Penimbangan dilakukan secara manual dengan timbangan manual kemudian dicurahkan ke dalam in late. Dari in late tersebut gabah diangkat oleh elevator menuju mesin pertama yaitu pre cleaner. Pre cleaner adalah alat yang digunakan untuk membersihkan gabah dari kotoran yang masih tersisa dari ayakan pertama. Gabah utuh akan diangkat kembali oleh elevator menuju timbangan automatis. Disini gabah bersih ditimbang sebelum masuk ke mesin pecah kulit. Pre-Cleaner menggunakan screen dengan lubang panjang dan bulat untuk membersihkan sampah besar dan ringan serta bebatuan dari bahan baku.

- Timbangan

(62)

kali bahan baku melewati timbangan. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki timbangan ini, antara lain :

• Kapasitas besar

• Tingkat akurasi dan stabilitas yang tinggi

• Beroperasi secara otomatis dan hasil ditampil pada layar digital indicator. - Mesin pecah kulit

Setelah gabah kering giling tersebut ditimbang, lalu gabah tersebut langsung dicurahkan ke tempat mesin pecah kulit gabah agar beras terpisah dari kulitnya. UD.Cahaya Indah memiliki 2 unit pemecah mesin kulit untuk mempercepat kinerja penggilingan. Mesin ini menghasilkan beras pecah kulit (BPK). Kulit gabah dipecahkan dengan menggunakan dua Rubber Roll yang berputar searah dengan kecepatan putaran yang berbeda. Kedua Rubber Roll tersebut bersama adjustable chute dan suatu seksi shaking akan mampu menjaga bahan baku masuk ke dalam jarak tengah kedua Rubber Roll bisa stabil dengan ketebalan 1 lapis bahan baku. Kinerja mesin pecah kulit tersebut adalah sebagai berikut :

• Kapasitas pecah kulit 85% ~ 95% dengan derajat beras pecah sangat kecil • Kedua Rubber Roll secara manual diatur ditekankan satu sama lain ketika

bahan baku masuk dan secara automatis dipisahkan jika kehabisan bahan baku sehingga dapat menghindari Rubber Roll tidak cepat tipis/aus • Tekanan yang diberikan secara stabil sehingga dapat menjaga stabilitas tingkat pecah kulit

(63)

sepenuhnya dapat beroperasi secara automatis - Aspirator

Setelah keluar dari pemecah kulit, maka beras pecah kulit dan sekam masih bercampur. Oleh karena itu, RMU dilengkapi dengan aspirator yaitu mesin pemisah antara beras pecah kuit dengan sekam. Beras pecah kulit akan dibawa oleh elevator ke proses selanjutnya sedangkan sekam akan dihembus oleh blower dengan tekanan tinggi menuju ke tempat penampungan sekam di luar pabrik. Husk Aspirator menggunakan tenaga angin untuk meniup aliran bahan baku yang jatuh dari tahap paddy husker menjadi tiga bagian material yaitu beras pecah kulit, butiran-butiran yang belum matang dan sekam. Bagian-bagian tersebut di keluarkan dengan menggunakan Screws Conveyor.

• Sangat sedikit/bersih sekam yang masih tercampur di dalam beras pecah kulit.

• Sangat sedikit/bahkan tidak ada brown rice tercapur di dalam butiran-butiran belum matang atau di dalam sekam yang akan dikeluarkan dari mesin.

• Mesin tidak mengeluarkan debu.

• Proses pengoperasian, instalasi atau penggantian spare-part sangat mudah.

- Separator

(64)

kembali. Paddy Separator digunakan untuk memisahkan gabah yang masih tercampur dengan beras pecah kulit. Jenis BG-40B tidak memiliki minor tray (saringan tambahan). Double Paddy Separator dapat di-instal pada lantai dasar atau pun lantai 2 dari kerangka mesin. Singgle Paddy Separator harus di-instal pada lantai dasar untuk menghindari getaran yang dapat menyebabkan penurunan efisiensi mesin.

- Mesin pemisah batu

Mesin pemisah batu dari beras pecah kulit. Mesin ini memiliki tujuan yang sama dengan mesin lainnya yaitu meningkatkan kualitas beras dengan memperkecil persentase benda asing terutama batu dan logam lainnya. Setelah melewati proses ini, BPK akan kembali diangkat oleh elevator dan menuju ke mesin pemutih. De stoner dirangcang berdasarkan perbedaan density bebatuan dan density beras/gabah dengan menggunakan saringan maju-mundur bersamaan dengan tenaga dorong angin yang lewat lubang-lubang saringan untuk memisahkan pebatuan dan beras/gabah. Destoner harus di-instal pada lantai dasar untuk menghindari getaran yang dapat menurunkan efisiensi mesin. Dengan menggunakan mesin ini sangat sedikit pebatuan yang masih tercampur dalam gabah/beras untuk lanjut ke tahap berikutnya. Gabah/beras yang tercampur dalam pebatuan yang akan dikeluarkan dari mesin. Mesin ini juga tidak menyebabkan berisik atau debu.

- Mesin pemutih beras

(65)

tampak lebih putih. Proses pemutihan ini dilakukan dua kali dengan metode yang sama namun mesin yang berbeda. Mesin ini akan menghasilkan beras putih dan dedak kasar. Setelah melalui mesin ini, beras akan terlihat putih namun masih agak kusam. Beras tersebut kembali diangkat oleh elevator menuju mesin selanjutnya yaitu polisher. Rice whitening mechine disini menggunakan batu asah dan karet dengan prinsip adanya pergesekan antara beras dengan batu dan dihimpit oleh karet dengan jarak 1 cm sehingga lapisan bekatul dapat terpisahkan dari beras sehingga beras bersih dari lapisan aeluron. Batu dan karet tersebut harus diganti per periode. Periode pergantian batu asah yaitu setiap penggilingan 6000 ton batu harus diganti dan setiap penggilingan 400 ton karet harus diganti. Pergantian batu dan karet tersebut dapat dilakkuan oleh operator RMU itu sendiri. Beras diasah di antara permukaan sebuah batu Emery dan batangbatang karet (Rubber bar). Angin ditiup masuk lewat lubang-lubang deket rubber bar untuk menurunkan suhu panas dan untuk mengeluarkan dedak Whitener CDA menggunakan automatis rubber adjuster : sebuah seksi yang mengatur batang-batang karet keluar (mundur) atau masuk (maju) terhadap batu abrasif secara periodik tergantung pemakaian rubber bar.

• Tingkat beras utuh tinggi.

• Sangat sedikit menyebabkan beras pecah. • Tingkat putih beras maksimum. - Polisher

(66)

dilakukan dua kali dengan dua mesin berbeda dan metode yang sama. Pada proses ini, digunakan air untuk membersihkan beras sehingga beras benar-benar putih. Setelah beras dipoles lalu didiamkan dalam silo untuk mendinginkan kembali beras tersebut dan mengurangi kadar air setelah masuk kemesin poles tadi. Poliser CBL menggunakan Roller (yang berlubang) dan Screen dikombinasikan dengan semprotan air untuk mengasah beras menjadi bersih, putih dan mengkilap.

• Menggunakan sistem semprot air automatis. • Sangat sedikit menyebabkan beras pecah. • Sangat sedikit mengkonsumsi tenaga listrik.

• Proses operasi, instalasi dan ganti spare-part sangat mudah. - Rice Cooler

Angin ditiup dari arah bawah ke atas masuk ke dalam cooler lewat serangkaian inverted Vee. Sebuah rotary valve pada bagian bahan keluar berfungsi mencegah angin keluar pada bagian bawah cooler. Proses pendinginan berlangsung selama 2 jam untuk menghindar beras dapat mengeras dan pecah.

- Rotary Shifter

(67)

1. Beras utuh

2. Campuran beras kepala dan beras pecah besar 3. Beras pecahan sedang

4. Beras pecahan kecil

• Tidak ada beras pecah tercampur dengan beras utuh.

• Tidak ada beras pecahan kecil tercampur dalam kelompok beras kepala dan beras pecahan besar.

Rotary Shifter biasanya dikombinasikan dengan Length Grader untuk sepenuhnya

memisahkan beras pecahan dari beras.

- Length Grader

Length Grader digunakan untuk memisahkan beras pecah yang masih

tercampur di dalam beras. Sebuah drum dari stainless steel yang berbentuk slinder. Di permukaan dalam drum memiliki lekukan-lekukan dengan ukuran yang berbeda sehingga dapat mengeluarkan berbagai ukuran beras pecah.

- Tangki

Thickness Grader digunakan untuk memisahkan beras/material lain yang berukuran tipis keluar dari bagian beras utuh (produk akhir).

- Control Feeder

(68)

- Timbangan

Shutter Scale digunakan untuk menimbang output product dari mesin giling (CRM) seperti gabah, jagung, kacang, dan lain sebagainya. Timbangan beroperasi berdasarkan prinsip load-cell. Panel kontrol terhubungkan dengan sebuah komputer dan akan mencetak laporan berat setiap kali melewati timbangan.

• Kapasitas besar

• Tingkat akurasi dan stabilitas yang tinggi

• Beroperasi secara otomatis dan hasil ditampil pada layar digital indicator. 5. Pengemasan

(69)

Gambar 7. J enis Kemasan yang Digunakan UD. “Cahaya Indah”.

7. Pemasar an

Untuk memasarkan beras, UD. “Cahaya Indah” mencari pelanggan tetap sehingga ada pasar yang kontinyu. Pada umumnya, beras dipasarkan ke pasar modern seperti super market. Untuk menjaga kepercayaan pasar dan konsumen, UD. “Cahaya Indah” harus tetap menjaga mutu agar terus berkualitas.

(70)

1. Produk Utama

Produk utama adalah produk yang paling dominan dihasilkan oleh suatu produsen. Produk utama yang dihasilkan oleh UD. “Cahaya Indah” adalah beras kepala yang dihasilkan melalui proses penggilinngan yang modern. Beras kepala tersebut telah memenuhi standar kualitas beras sehingga beras tersebut memiliki mutu yang tinggi. Beras kepala tersebut dikemas dalam kemasan plastik kapasitas 2 kg, 5 kg, 10 kg, dan 25 kg.

2. Produk samping

Selain produk utama yakni beras kepala, UD. “Cahaya Indah” juga menghasilkan produk samping yang berupa menir dan dedak. Menir adalah beras patah dengan ukuran <1/4. Menir dapat dijual ke perusahaan pengolahan beras seperti tepung.

3. Produk sisa

Gambar

Gambar 1. Pengolahan dari Padi menjadi Beras.
Tabel 1. Standar Mutu Gabah dan Beras.
Tabel 2. Sifat Fisik Gabah dan Beras.
Gambar 2. Sistem Agribisnis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggilingan padi yang memiliki umur tua atau lebih dari 15 tahun dapat mempengaruhi rendemen giling beras, hal ini perlu adanya pengembangan teknologi pengolahan terpadu

Ketika Bulog membuka harga dan petani atau pedagang pengumpul mengetahui harga tersebut maka petani akan menahan gabahnya sampai kemudian pengusaha penggilingan padi membeli

gabah yang di giling oleh usaha penggilingan padi kecil setiap tahun di.

Stabilitas harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) pada Musim Tanam 1 (MT1) dan pada Musim Tanam 2 (MT2) mengalami fluktuasi yang lebih tinggi, sehingga harga

Nilai produksi diperoleh dari hasil kali antara nilai gabah kering giling (GKG) dengan jumlah luas area tanaman padi di Kota Pekalongan. Berikut merupakan tabel hasil hitungan

Sedangkan untuk pedagang tengkulak, mereka mempunyai keterbatasan akses untuk menawarkan gabah kering giling, serta mesin penggilingan gabah sehingga pedagang

Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pascanen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras

Untuk susut penggilingan pada 2 (dua) Rice Milling Unit (RMU) menunjukkan bahwa susut giling pada gabah yang dikeringkan dengan menggunakan box dryer (4,99%) rata-rata lebih