• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KENDALA KAPASITAS GUDANG DAN TINGKAT LAYANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KENDALA KAPASITAS GUDANG DAN TINGKAT LAYANAN."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KENDALA KAPASITAS GUDANG DAN

TINGKAT LAYANAN

oleh

EDI AGUS SUGIANTORO

NIM. M0111027

SKRIPSI

ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sains Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2016

(2)
(3)

ABSTRAK

Edi Agus Sugiantoro. 2015. MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KENDALA KAPASITAS GUDANG DAN TINGKAT LAYANAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret.

Manajemen persediaan yang baik dapat dipenuhi dengan adanya integrasi antara produsen dan pengecer yang dapat diterapkan dalam model persedia-an. Model persediaan terintegrasi ini mempertimbangkan adanya barang cacat, crashing cost, investasi fungsi logaritma, kendala kapasitas gudang dan tingkat layanan. Persentase barang cacat diasumsikan berdistribusi beta dan terdeteksi saat pemeriksaan oleh pengecer. Pada model tersebut, diasumsikan permintaan selama waktu tunggu berdistribusi normal. Waktu tunggu dapat dibentuk ke dalamn komponen dimana setiap komponen memiliki biaya pengurangan waktu tunggu yang berbeda. Sejumlah investasi diberikan untuk mengurangi biaya per-siapan dan besarnya investasi dapat didekati dengan fungsi logaritmik. Kendala tingkat layanan ditambahkan sebagai ganti biaya kekurangan persediaan. Selain itu, terbatasnya kapasitas gudang juga mempengaruhi jumlah pemesanan barang oleh pengecer kepada produsen.

Tujuan penelitian ini adalah menentukan model persediaan terintegrasi pro-dusen dan pengecer dengan kendala kapasitas gudang dan tingkat layanan, me-nentukan penyelesaian optimum dengan menggunakan kondisi Kuhn Tucker, serta menerapkan model terintegrasi tesebut. Selanjutnya, berdasarkan penerapan dan analisis sensitivitas, diperoleh total biaya tahunan model persediaan terintegrasi lebih kecil daripada model persediaan tidak terintegrasi.

Berdasarkan penelitian, diperoleh model persediaan terintegrasi produsen dan pengecer dengan kendala kapasitas gudang dan tingkat layanan serta pe-nyelesaian optimumnya. Selanjutnya berdasarkan penerapan, diperoleh bahwa meningkatnya β dapat menurunkan total biaya tahunan model terintegrasi dan tidak terintegrasi sedangkan meningkatnya Y dapat meningkatkan total biaya tahunan model terintegrasi dan tidak terintegrasi. Total biaya tahunan model terintegrasi lebih kecil daripada model tidak terintegrasi.

Kata Kunci : model persediaan terintegrasi, barang cacat, crashing cost, in-vestasi fungsi logaritma, kendala tingkat layanan, kendala kapasitas gudang

(4)

ABSTRACT

Edi Agus Sugiantoro.2015. AN INTEGRATED VENDOR - BUYER INVEN-TORY MODEL WITH WAREHOUSE AND SERVICE LEVEL CONSTRAINT Faculty of Mathematics and Natural Sciences. Sebelas Maret University.

A good inventory management can be satisfied with the integration of the vendor and the buyer on supply chain system. The integrated inventory model considers defective quality items, crashing cost, investment logarithmic function, warehouse and service level constraint. The percentage of defective quality items had beta distribution and it was detected on the screening process. In this mo-del, it is assumed that the lead time demand follows normal distribution. The lead time can be decomposed inton components each having a different crashing cost for reducing lead time. Setup cost can be reduced by using investment that follows the logarithmic function. A service level constraint is added to the model as substitution of stock out cost. Warehouse constraint is caused by limited of total ordered.

The purposes of this research are to modify the integrated vendor and buyer inventory model with warehouse and service level constraint, to determine optimal solution using Kuhn-Tucker conditions, and to applied the model in numerical examples. Based on the result of the application and the sensitivity analysis, the total annual cost of integrated model is smaller than the non-integrated inventory model.

Based on the research, we obtained integrated vendor buyer inventory mo-del with warehouse and service level constraint and the optimal solution from those model. Furthermore, based on the simulation indicated the increasing of β can decrease the total annual cost of the integrated inventory model and non-integrated inventory model whereas the increasing of Y can increase the total annual cost of the integrated inventory model and non-integrated inventory mo-del. Meanwhile, the total annual cost of integrated model is smaller than the non-integrated inventory model.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih

pe-nulis sampaikan kepada

1. Nughthoh Arfawi Kurdhi, S.Si, M.Sc. sebagai Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan materi, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi

ini, dan

2. Bowo Winarno, S.Si, M.Kom sebagai Pembimbing II yang telah

memberi-kan saran dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Surakarta, Desember 2015

Penulis

(6)

PERSEMBAHAN

Sebuah karya sederhana ini saya persembahkan untuk

Ibu, bapak, dan sahabat sebagai wujud atas doa, cinta, dan dukungan yang

(7)
(8)

2.2.5 Kendala Kapasitas Gudang . . . 12

2.2.6 Investasi Modal . . . 12

2.2.7 Kendala Tingkat Layanan . . . 13

2.2.8 Kondisi Kuhn Tucker . . . 13

2.3 Kerangka Pemikiran . . . 14

III METODE PENELITIAN 16 IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 18 4.1 Sistem Operasi Persediaan . . . 19

4.2 Penurunan Model . . . 20

4.2.1 Model Persediaan Pengecer . . . 20

4.2.2 Model Persediaan Produsen . . . 27

4.3 Model Persediaan Terintegrasi . . . 30

4.4 Penyelesaian Optimum . . . 30

4.5 Penerapan . . . 40

4.6 Analisis Sensitivitas untuk Dua Nilai Parameter . . . 46

4.6.1 Analisis Sensitivitas Parameter β . . . 46

4.6.2 Analisis Sensitivitas Parameter Y . . . 47

V PENUTUP 49 5.1 Kesimpulan . . . 49

5.2 Saran . . . 50

(9)

DAFTAR GAMBAR

4.1 Tingkat persediaan pengecer . . . 21

4.2 Tingkat persediaan produsen . . . 28

(10)

DAFTAR TABEL

4.1 Data waktu tunggu dengan tiga komponen dan crashing cost . . . 40

4.2 Nilai - nilai untuk setiap variabel dari m, q, k, L, S untuk kejadian λ1, λ2 ̸= 0 . . . 41

4.3 Nilai - nilai untuk setiap variabel dari m, q, k, L, dan S untuk ke-jadian λ1 = 0, λ2 ̸= 0 . . . 42

4.4 Nilai - nilai untuk setiap variabel dari m, q, k, L, dan S untuk ke-jadian λ1 ̸= 0, λ2 = 0 . . . 43

4.5 Nilai - nilai untuk setiap variabel dari m, q, k, L, S untuk kejadian λ1, λ2 = 0 . . . 44

4.6 Kebijakan terpisah dan terintegrasi dengan kejadian λ1, λ2 = 0 . . 45

(11)

Daftar Notasi

D : jumlah permintaan pengecer per tahun (untuk barang tidak cacat) P : jumlah produksi produsen per tahun

S : biaya persiapan produsen per persiapan S0 : biaya persiapan awal

Ab : biaya pemesanan pengecer per pemesanan

L : panjang waktu tunggu pengecer

Li : lama waktu tunggu yang telah diperpendek menggunakancrashing cost

I[S] : investasi untuk mengurangi biaya persiapan F : biaya transportasi per pengiriman

ω : biaya perawatan produsen untuk barang cacat β : rasiobackorder

π : biaya pinalti (biaya kehilangan kepercayaan) pengecer per unit π0 : biaya keuntungan marginal (biaya kehilangan permintaan) per unit

hv : biaya penyimpanan produsen per unit per tahun

hb1 : biaya penyimpanan pengecer untuk barang tidak cacat per tahun

hb2 : biaya penyimpanan pengecer untuk barang cacat per tahun

s : biaya pemeriksaan barang untuk pengecer

Q : jumlah pemesanan pengecer untuk barang tidak cacat

q : jumlah barang pengecer per pemesanan termasuk barang cacat r : titik pemesanan kembali pengecer untuk barang tidak cacat m : jumlah pengiriman dari produsen ke pengecer selama satu siklus γ : laju kecacatan dalam pesanan

Y : persentase barang cacat yang diterima pengecer α : proporsi permintaan yang tidak dapat dipenuhi

X : banyaknya permintaan selama waktu tunggu, variabel random fc : ruang penyimpanan (gudang) per produk

(12)

W : total ruang penyimpanan (gudang) x+

: nilai maksimum dari xdan 0 atau dinyatakan dengan x+

=maks{x,0} f(y) : fungsi densitas probabilitas dariy

φ(.) : fungsi densitas probabilitas normal standar ϕ(.) : fungsi distribusi kumulatif normal standar E(.) : ekspektasi matematis

T Cb : biaya total tahunan untuk pengecer

T Cv : biaya total tahunan untuk produsen

JT C : biaya total gabungan

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pada umumnya manajemen persediaan dilakukan secara terpisah antara

produsen dan pengecer. Namun banyak penelitian telah mengembangkan

masa-lah persediaan dengan mengintegrasikan manajemen persediaan antara

produ-sen dan pengecer, salah satunya model persediaan yang dijelaskan oleh Goyal

[4]. Mekanisme persediaan terintegrasi produsen dan pengecer dimulai produsen

memproduksi sejumlah barang untuk persediaan perusahaan. Dengan adanya

permintaaan barang dari konsumen, pengecer berusaha memenuhinya dengan

memesan barang ke produsen. Dari mekanisme tersebut dapat diketahui

hubung-an kerja sama hubung-antara produsen dhubung-an pengecer dalam jhubung-angka phubung-anjhubung-ang. Kerjasama

yang baik antara produsen dan pengecer dapat mengurangi biaya persediaan dari

sistem persediaan.

Sebagian besar model persediaan terintegrasi produsen - pengecer

menga-sumsikan bahwa semua barang hasil produksi produsen atau barang yang

diteri-ma oleh pengecer dalam kondisi baik. Menurut Ho [3], pada kenyataannya karena

terjadi kesalahan saat proses produksi atau kerusakan selama proses pengiriman

dari produsen ke pengecer menyebabkan terdapat bebe- rapa barang yang

meng-alami kerusakan (cacat). Persentase barang cacat diasumsikan berdistribusi beta

dan permintaan selama waktu tunggu berdistribusi free. Ketika pesanan tiba,

pengecer melakukan proses pemeriksaan untuk mengetahui barang yang dikirim

apakah ada yang cacat atau tidak. Jika diketahui terdapat sejumlah barang

cacat, maka akan dikembalikan kepada produsen pada pengiriman berikutnya.

Untuk barang yang tidak cacat barang akan disimpan sebagai persediaan untuk

permintaan pelanggan.

(14)

Sistem persediaan pengecer yang diterapkan adalahcontinuous review, yang

ditandai dengan adanya dua hal mendasar yaitu jumlah pemesanan optimal dan

titik pemesanan kembali. Terdapat kemungkinan terjadinya kekurangan

per-sediaan pada suatu waktu yang dikarenakan adanya waktu tunggu kedatangan

barang yang dipesan ke produsen. Untuk mengatasinya Lin [7] mengusulkan

per-sediaan pengaman agar tidak menyebabkan kerugian. Menurut Ben - Daya dan

Raouf [2], waktu tunggu dapat diperpendek oleh perusahaan dengan

penambah-an biaya pengurpenambah-angpenambah-an (crashing cost). Ben - Daya dan Raouf [2], Lin [7], serta Ouyanget al. [9] menggunakan biaya pengurangan yang diperoleh dengan

mem-bagi waktu tunggu menjadin komponen dimana setiap komponen memiliki biaya pengurangan yang berbeda.

Selama waktu tunggu permintaan barang tetap berlangsung. Menurut Pang

dan Yan [10] mengasumsikan permintaan selama waktu tunggu berdistribusi

nor-mal. Adanya permintaan yang berlebih selama waktu tunggu mengakibatkan

keku- rangan persediaan. Jika pada kondisi tersebut sebagian pelanggan mau

menunggu kedatangan barang dan sebagian tidak mau menunggu maka

dikatak-an sebagai partial backorder. Ouyang et al. [8] menambahkan biaya kekurangan

persediaan ke dalam total biaya persediaan. Biaya kekurangan persediaan terdiri

dari biaya yang timbul akibat kehilangan keuntungan dan menurunnya tingkat

ke-percayaan pelanggan. Namun pada kenyataannya biaya tersebut sulit diestimasi.

Pada umumnya perusahaan membatasi permintaan yang tidak dapat terpenuhi

agar tidak melebihi tingkat yang telah ditentukan. Wei dan Qiu [13]

(15)

ritma. Masalah lain yang muncul dalam sistem pengendalian persediaan adalah

terbatasnya kapasitas gudang untuk barang yang dipesan. Selanjutnya Priyan

dan Uthayakumar [11], meneliti masalah yang terjadi dalam sistem pengendalian

yaitu pada keterbatasan gudang pengecer untuk menyimpan semua barang yang

dipesan.

Dalam penelitian ini dikembangkan model persediaan terintegrasi produsen

- pengecer untuk barang cacat yang mengacu pada Ho [3], dengan

mempertim-bangkan sejumlah investasi untuk mengurangi biaya persiapan dengan fungsi

lo-garitma yang mengacu pada Zhang [14], permintaan selama waktu tunggu yang

diasumsikan berdistribusi normal, kendala tingkat layanan dan faktor pengaman

yang mengacu pada Wei dan Qiu [13], serta kapasitas gudang untuk membatasi

pesanan barang yang mengacu pada Priyan dan Uthayakumar [11].

Selanjut-nya ditentukan variabel - variabel optimum (jumlah barang pesanan, faktor

pe-ngaman, biaya persiapan, dan waktu tunggu) untuk meminimumkan biaya total

persediaan berdasarkan model yang diperoleh serta menginterpretasikannya.

1.2

Perumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan yaitu

1. bagaimana menurunkan model persediaan terintegrasi produsen dan

penge-cer dengan kendala kapasitas gudang dan tingkat layanan?

2. bagaimana menentukan penyelesaian optimum berdasarkan model yang

di-peroleh?

3. bagaimana menerapkan model tersebut, melakukan analisis sensitivitas, dan

menginterpretasikannya?

(16)

1.3

Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah

1. menurunkan model persediaan terintegrasi produsen dan pengecer dengan

kendala kapasitas gudang dan tingkat layanan,

2. menentukan penyelesaian optimum berdasarkan model yang diperoleh,

3. menerapkan model tersebut, melakukan analisis sensitvitas, dan

mengin-terpretasikannya.

1.4

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahu-an tentpengetahu-ang penerappengetahu-an model persediapengetahu-an terintegrasi produsen - pengecer dengpengetahu-an

mempertimbangkan adanya barang cacat, investasi, kendala kapasitas gudang

dan tingkat layanan serta dapat digunakan bagi perusahaan sebagai

pertimbang-an dalam menentukpertimbang-an keputuspertimbang-an ypertimbang-ang terkait dengpertimbang-an mpertimbang-anajemen persediapertimbang-an

Referensi

Dokumen terkait

kemampuan (kecakapan) seseorangan dalam membuat keputusan yang efektif berhubungan dengan keuangannya. Literasi keuangan membantu individu terhindar dari masalah

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh volume dan jenis absorbent (karbon aktif Bambu, pasir aktif pantai Indrayanti, dan kerikil

Mengerti berbagai jenis tipe data, variabel, dan konstanta serta pema-kaiannya dalam algoritma serta mengetahui dan memahami operator aritmetika dan logika dan penggunaannya

Bagaimana wujud rancangan SMP N 2 Klaten berstandar nasional yang mampu menjadi sarana bereksplorasi dan stimulasi belajar yang ditransformasikan pada perancangan tata

Banyaknya kasus mengenai merek khususnya berkaitan dengan kriteria kata telah milik umum dalam Pasal 5 huruf c Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek, membuat

Singata Seni Karya yang bergerak dalam bidang produksi furniture rotan Pengamatan di,ini ditujukan untuk diadakan suatu perbaikan tata letak pada lantai produksi

Dalam hal ini kurangnya explosive power otot tungkai yang dimiliki oleh siswa pada tim bola voli SMK N 5 Pekanbaru membuat peneliti tertarik untuk melakukan