BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit selalu menjadi perdebatan yang tidak ada habisnya. Selain memberikan manfaat bagi perekonomian nasional, perluasan perkebunan kelapa sawit juga menimbulkan berbagai masalah sosial dan kerusakan lingkungan. Ekspansi diyakini bertanggung jawab atas deforestasi, emisi gas rumah kaca, hilangnya keanekaragaman hayati, dan, konflik tenurial. Isu tersebut telah mnimbulkan citra negatif dan ketidakpercayaan publik terhadap pengelolaan perkebunan kelapa sawit Indonesia. Indonesia juga menarik perhatian sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia (Tropenbos Indonesia, 2020).
Salah satu akibat dari ekspansi kelapa sawit yaitu hilangnya keanekaragaman hayati, sehingga salah satu lembaga sertifikasi swadaya RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) mengusung pengelolaan area konservasi di dalam salah satu syarat sertifikasi perkebunan kelapa sawit agar dapat berlanjut. Area konservasi berfungsi sebagai peningkatan jumlah kawasan lindung dan kegiatan restorasi hutan serta menyediakan sarana pelaksanaan kegiatan konservasi (Nurjannah et al., 2016).
Keberadaan area konservasi di perkebunan kelapa sawit diharapkan menghilangkan citra negatif perkebunan kelapa sawit yang beredar saat ini. Oleh karena itu, diperlukannya sumberdaya manusia yang profesional yang sesuai dengan standar kompetensi Insinyur di Indonesia dalam mengelola area konservasi khususnya di perkebunan kelapa sawit. Dalam mengimplementasikan profesionalisme dibidang keanekaragaman hayati dan Kehutanan, penulis mencoba melihat profesionalisme dari sudut pandang Pengelolaan dan Pemantauan Area Konservasi (HCV dan HCS) di perkebunan kelapa sawit.
Implementasi program insinyur berpedoman pada kode etik yang disusun oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PPI) yaitu berupa prinsip dasar Catur Karsa : (1)Mengutamakan keluhuran budi, (2) Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia, (3) Bekerja secara sungguh - sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, (4) Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesi keinsinyuran.
Profesional Insinyur dalam pelaksanaan kerja terus mengasah ilmu dan pengalaman kerja sesuai dengan kode etik dan aturan yang berlaku. Etika Profesi Engineer (insinyur) untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya
tidak dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi.
Salah satu hal penting dalam penyelesaian studi PSPPI yaitu penulisan studi kasus yang bersumber dari pengelaman kerja bidang keinsinyuran yang sudah dilaksanakan. Dalam hal ini studi kasus disebut sebagai instrumental case study. Selain itu, studi kasus bisa dipakai untuk memenuhi minat pribadi karena ketertarikannya pada suatu persoalan tertentu, dan tidak untuk membangun teori tertentu.misalnya, tentang pelaksanaan kegiatan pengelolaan area konservasi di perkebunan kelapa sawit, kegiatan rehabilitasi area konservasi, dan penerapan praktik yang baik dalam pengelolaan area konservasi di perkebunan kelapa sawit.
Studi semacam ini disebut sebagai studi kasus intrinsik (Intrinsic Case Study).
Dalam penerapan pengalaman dan keilmuan insinyur yang telah dilaksanakan pada unit kerja selama 3 tahun yaitu menjadi Sustainability Staff di PT Unggul Lestari, Kecamatan Antang Kalang dan Telaga Antang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. PT Unggul Lestari merupakan salah satu anak perusahaan dari Musim Mas Group yang merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sudah tersertifikasi pada skema RSPO. PT. Unggul Lestari berupaya untuk memberikan perlindungan dan melakukan pengelolaan areal-areal yang memiliki nilai penting bagi lingkungan dan sosial. Dari aspek pengelolaan lingkungan, komitmen itu diwujudkan dengan melakukan kajian keberadaan High Conservation Value (HCV) dan juga kajian terhadap areal yang memiliki High Carbon Stock (HCS), yakni area atau tempat yang terdapat di dalam rencana areal operasional perusahaan, dalam hal ini adalah areal Hak Guna Usaha perkebunan kelapa sawit yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, yang memiliki nilai konservasi yang tinggi, yang perlu dipertahankan, dilindungi, dan dikelola untuk menjamin kelestarian fungsi-fungsi ekologi, jasa lingkungan, dan sosial-budaya.
Sebagai bagian dari skema Sertifikasi RSPO, maka PT. Unggul Lestari telah melakukan kajian identifikasi HCV yang terintegrasi dengan HCS di areal kebun yang berada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Hasil kajian ini telah didokumentasikan dalam bentuk laporan dan juga telah disusun sebagai ringkasan publik (public summary) guna diketahui oleh seluruh stakeholders.
PT. Unggul Lestari bersama tim konsultan dari PT Gagas Dinamiga Aksenta telah melakukan kajian keberadaan area konservasi. Kajian keberadaan area HCV dilakukan pada tahun 2009 dan untuk kajian keberadaan area HCS dilakukan pada tahun 2018. PT Unggul Lestari telah menjalankan program pengelolaan dan pemantauan HCV sejak tahun 2010.
Program yang telah disusun telah diimplementasikan dan dievaluasi secara berkala. Selain
itu, keterlibatan para pihak (para pemangku kepentingan terkait) juga turut dilaksanakan untuk mendorong tercapainya tujuan pengelolaan dan pemantauan area konservasi. Dari penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk menulis studi kasus dalam rangka melengkapi tugas akhir Studi Kasus dalam Program Studi Program Profesi Insinyur Fakultas Pertanian Universitas Jambi tahun ajaran 2022-2023 dengan judul ”Pengelolaan dan Pemantauan Area Konservasi (HCV dan HCS secara Lanskap) PT. Unggul Lestari dari Tahun 2019-2021”.
1.2 Tujuan Penulisan Studi Kasus
1. Secara umum tujuan dari penulisan studi kasus ini adalah untuk memenuhi tugas akhir dalam program studi program insinyur Universitas Jambi.
2. Secara khusus tujuan penulisan studi kasus ini untuk melihat Pengelolaan dan Pemantauan Area Konservasi (HCVdan HCS Secara Lanskap) di PT Unggul Lestari selama 3 tahun yaitu dari 2019-2021. Dalam penulisan studi kasus ini dijelaskan tahap- tahap pelaksanaan keinsinyuran secara profesional dan sesuai dengan kode etik dan aturan yang berlaku untuk menjawab pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang lestari dan bertanggung jawab Terhadap keanekaragaman hayati dan hutan.
1.3 Output Penulisan Studi Kasus
Output penulisan studi kasus yaitu sejauh mana pengelolaan dan pemantauan area konservasi (HCV dan HCS Secara lanskap) di PT Unggul Lestari dari tahun 2019-2021 sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan khususnya terhadap perlindungan keanekaragaman hayati dan hutan.