• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB II"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

Bab ini menjelaskan kerangka teori utama studi ini, yakni globalisasi sebagai kekuatan eksternal pengubah dunia sosial di tingkat lokal. Penjelasan teoritisnya terdiri dari pendekatan historis globalisasi sebagai periodisasi zaman, definisi dan dimensi-dimensi globalisasi, serta karangka teoritis yang komprehensif mengenai globalisasi yang dikemukakan oleh para pakar, terutama dalam perspektif ekonomi-politik maupun kebudayaan, hubungan globalisasi, agama dan budaya, respon agama terhadap globalisasi.

. . Asal Mula dan Pengertian Globalisasi

Kata globalisasi berasal dari bahasa )nggris, yaitu globe dan globalization yang berarti dunia atau proses masuk ke ruang lingkup dunia. Globalisasi secara harafiah mengandung arti proses penduniaan segala sesuatu mengenai kehidupan umat manusia menjadi satu dunia yang utuh dan bulat. Dalam sejarah, globalisasi telah dimulai kemunculannya cukup lama. (anya wujudnya yang menimbulkan masalah serius tidak hanya bagi bangsa-bangsa yang tertinggal, akan tetapi juga bagi

http://www.kbbi.web.id/globalisasi, Diunduh pada tanggal

November .

Firmanzah, Globalisasi: Sebuah Proses Dialektika Sistemik Jakarta:

(2)

penduduk planet bumi akhir-akhir ini. Oleh karena itu, globalisasi, terutama yang berkembang menjadi kapitalisme Barat harus diketahui sejarahnya dengan cermat, sehingga dapat disikapi dengan tepat.

Dalam pertumbuhan sejarah bangsa-bangsa di dunia, globalisasi telah ada sejak dahulu kala. Kalau dimulai dari hitungan sejarah Macedonia tahun -an SM, Alexander Yang Agung Raja )skandar Agung sudah melakukannya. Dengan menggunakan alat transportasi yang masih sangat sederhana waktu itu, wilayah yang dikuasai Alexander Agung terbentang dari Macedonia sampai ke sungai )ndus di )ndia. Berbagai kota yang dikuasainya mengalami sentuhan (ellenisme berupa gymnasium, amphithater, kuil Zeus, dan sebagainya. Nama-nama kota, seperti Alexandria muncul di mana-mana, seperti di Mesir. Alexander Agung berhasil meneruskan jejak-jejaknya lewat (ellenisme yang berlaku dan diminati secara universal, yang pengaruhnya masih terasa sampai saat ini dalam peradaban Barat. Wilayah luas ini ia rebut dari tangan Kerajaan Persia dengan agama Zoroasternya, yang juga memiliki wilayah yang luas. Akan tetapi pengaruh Zoroaster tidak seluas dan sehebat (ellenisme. Pengaruh itu diteruskan oleh Kekaisaran Romawi, yang pada waktunya adalah juga kekaisaran yang menguasai dunia. Dalam peradaban )slam, globalisasi juga bukan hal baru. Demikian pula

Lihat Norman K. Gottwald, The (ebrew Bible: A Socio-Literary

(3)

pengaruh peradaban )slam yang begitu besar, dari Dinasti Abbasiyah di )rak, Dinasti Umayyah di Syria, sampai terakhir lewat Kekaisaran Ottoman adalah bukti globalisasi bangsa Turki dengan agama )slamnya. Pengaruh Kekaisaran Ottoman sampai ke Eropa Timur meninggalkan bekas dalam era modern ini dalam wujud perang di Bosnia dan Slovakia.

Dalam lingkup Nusantara, hal serupa itu pernah terjadi. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur adalah wujud globalisasi, kalau pengaruhnya juga terasa sampai ke Madagaskar di benua Afrika. Jadi globalisasi adalah sesuatu kenyataan yang bersifat alamiah yang sudah ada sejak dulu. Oleh karena itu, globalisasi bukan hal baru. Semua bangsa di dunia ini apabila berkesempatan dapat melakukannya, termasuk bangsa )ndonesia. Masalahnya globalisasi yang pernah terjadi di sepanjang sejarah masa lalu itu tidak menimbulkan dampak yang besar sebesar dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi kapitalisme Barat saat ini yang mengancam lingkungan hidup umat manusia, dengan timbulnya pemanasan global. Globalisasi yang terjadi kini benar-benar besar dampak yang dirasakan oleh umat manusia. Tentu dampak lingkungan ini adalah salah satu dari masalah globalisasi yang ditimbulkan oleh kapitalisme Barat. Masalah besar lain

Bdk., Firmanzah, Globalisasi: Sebuah Proses..., .

(4)

adalah ketidakadilan yang dialami oleh para buruh,

terutama di negara-negara berkembang yang

membutuhkan lapangan kerja bagi rakyatnya. Dari sisi itu, globalisasi kapitalisme perlu dikaji.

Satu hal yang menarik diketahui dari rangkaian peristiwa historis itu, adalah sebagai fenomena alamiah manusia dapat hidup eksis karena kebutuhan ekonomi. Namun karena sumber-sumber ekonomi terbatas, sesuai tabiat dasarnya sebagai makhluk ekonomi, manusia dengan akal fikiran yang ditempa oleh pengalaman hidup sehari-hari berusaha menguasai sumber-sumber ekonomi yang terbatas itu untuk memenuhi kebutuhannya yang terus meningkat. Dalam dunia sosial, penguasaan atas sumber-sumber ekonomi melahirkan dua kelas yang berhadapan dialektik , yakni kelas yang menguasai sumber-sumber ekonomi dan kelas yang tidak menguasai. Pada masyarakat feodal yang berbasis pada pertanian, kelas yang menguasai sumber-sumber ekonomi disebut kelompok pemilik tanah yang terdiri dari kaum bangsawan dan raja-raja. Sedangkan yang tidak menguasai tanah, disebut budak yang kemudian berubah menjadi kelas petani. Perkembangan dari masyarakat feodal ke masyarakat kapitalis terjadi seiring dengan revolusi industri di Eropa, di mana kedua kelas itu bermetamorfosis menjadi kelas pemodal dan buruh, atau kelas borjuis versus proletariat. Marx dalam analasis kritisnya, menyaksikan kelas buruh karena ketiadaan modal dipaksa oleh situasi atau karena memaksakan diri seiring dengan terbatasnya pilihan mensejahterakan diri, menyediakan tenaganya ke pemilik modal. Mereka bekerja memproduksi barang yang menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal. Namun tidak bagi buruh, keuntungan yang diperoleh kecil tergantung imbalan uang dari keuntungan penjualan barang. Buruh tidak memiliki hak menjual barang yang diproduksinya sendiri, kecuali imbalan yang diterima berdasarkan kerja memproduksi barang. Buruh diupah murah karena ketiadaan modal yang menjadi ukuran tertinggi nilai masyarakat kapitalis. Pada masyarakat kapitalis, pemodal menjadi kelompok dominan dalam menentukan kesejahteraan masyarakat, semakin besar modal yang dimiliki, ia kian sejahtera. Sementara buruh dihargai dengan kesejahteraan rendah sebagaimana tenaganya yang dinilai sebanding dengan mesin produksi, bahkan harganya lebih murah dari mesin-mesin itu. Pada sistem kapitalistik ini, ketimpangan pendapatan berujung pada lahirnya ketidakadilan sosial, dan kapitalisme berubah menjadi sistem kekuasaan politik. Selain ketidakadilan sosial, timbul pula keterasingan bagi buruh di tengah sistem

yang kapitalistik itu. Lih., Robert C. Tucker, The Marx-Engels: Reader USA:

W. W. Norton, , - .

Lihat misalnya kajian kritis James Goldsmith, Perangkap,

diterjemahkan oleh Soemitro dengan Kata Pengantar oleh Mochtar Lubis

(5)

yang mendunia, globalisasi pada awalnya terkait dengan peningkatan interdependensi antarbangsa melalui jalur perdagangan, kemudian berlanjut ke politik, perjalanan, budaya populer, dan bahkan bentuk interaksi sosial lain yang mengakibatkan batas-batas suatu negara dan bangsa menjadi hilang. Globalisasi merupakan proses interaksi sosial tanpa jarak yang menjadikan ruang lingkup kehidupan umat manusia bertambah luas, terutama dalam memainkan peranan sosialnya ketika dunia menjadi kesatuan yang tunggal. Batasan jarak yang hilang dalam berinteraksi, menunjukkan globalisasi mampu melenyapkan batas geografis dan waktu, sehingga mendorong dunia semakin terintegrasi; peristiwa di suatu tempat yang jauh jaraknya dapat diketahui di tempat lain di dunia ini dalam waktu yang bersamaan.

Pertumbuhan globalisasi terjadi seiring dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang maju ke seluruh dunia. Kemajuan ilmu pengetahuan dengan penemuan-penemuan baru menghasilkan pandangan baru bagi peningkatan mutu kehidupan masyarakat. Tuntutan akademik dengan ukuran apapun yang bersifat ilmiah menjadi standar yang menentukan kebaikan hidup masyarakat. Perkembangan teknologi memberi jalan bagi ilmu pengetahuan dalam memperbesar pengaruhnya ke berbagai lapisan sosial. Teknologi, terutama teknologi

May T. Rudy, (ubungan )nternasional Kontemporer dan Masalah

(6)

transportasi, informasi dan komunikasi menjadi sarana efektif dan efisien bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pengaruhnya pada kehidupan yang lebih luas, seperti di bidang politik, ekonomi dan perdagangan. Pada bidang perdagangan antar negara, globalisasi membuka transaksi bisnis yang dilakukan secara cepat dan efisien melalui sistem online, sehingga masing-masing negara dengan mudah dapat menjual produk ekonominya. Kecenderungan ini mengakibatkan barang yang diperdagangkan oleh suatu negara tidak berbeda dengan negara lain.

Pada pertumbuhannya sebagai studi, istilah globalisasi pertama kali diperkenalkan oleh wartawan Theodore Levitt pada tahun -an. Periode tahun -an, istilah globalisasi menjadi tema utama diskusi di kalangan akademisi Barat dan dunia pers. Sebagian besar aspek globalisasi membahas persoalan di sekitar pertanyaan bagaimana istilah itu dipahami, apakah ia merupakan istilah baru atau tidak, dan apa

Komputerisasi dan kecepatan komunikasi mengakibatkan kemampuan memperluas jaringan kendali atas satu sentral ke seluruh dunia, peningkatan kecepatan efisiensi transportasi, baik orang maupun barang yang diperdagangkan memungkinkan pelenturan proses produksi, sehingga menghasilkan pemusatan ekonomi yang tajam pada dunia tertentu. Lih., Ali

Sugiharto, Globalisasi Perspektif Sosialis Jakarta: Penerbit Cubuc, , .

Ashad Kusuma Djaya, Teori-Teori Modernitas dan Globalisasi

Yogyakarta: Kreasi Wacana, , .

Peter Beyer, Religion and Global Society New York: Routledge,

(7)

konsekuensinya? )stilah globalisasi kian populer dalam dunia perekonomian yang melibatkan hubungan global di Dunia Barat. Paul (irst dan Graham Thomsom mengungkap perekonomian yang mengglobal lahir seiring dengan perkembangan kapitalisme perusahaan transnasional.

Liberalisasi ekonomi dan kapitalisme tumbuh sejak penandatanganan kesepakatan internasional General Agreement Tariff and Trade GATT pada bulan April di Marrakesh Maroko, yang menetapkan pemberlakuan pasar bebas free trade . Pada Dunia Barat, globalisasi ekonomi dimulai dengan perluasan

pasar keuangan dunia sejak periode - -an.

Kapitalisme yang semula bersifat regional berubah menjadi jaringan internasional.

Kapitalisme kemudian meninggalkan pelabuhan di negeri asalnya, bertarung di tengah lautan ekonomi dunia yang ganas. Upaya mencari keuntungan dan surplus yang tidak mengenal lelah telah merambah ke seluruh pelosok dunia. Para pemain ekonomi adalah korporasi transnasional yang tidak tunduk pada negara tertentu. )a beroperasi di berbagai negara tetapi tidak untuk negara itu. Dampak yang nyata ialah pasar ikut mendunia dengan

Anthony Giddens, The Third Way: Jalan Ketiga Pembaharuan

Demokrasi Sosial, diterjemahkan oleh Ketut Arya Mahardika Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, , .

)bid., .

Ashad Kusuma Djaya, Teori-Teori Modernitas...., .

(8)

ideologi kapitalisme yang membentuk tata dunia baru. Apabila seseorang datang ke supermarket dan melihat produk yang dijual berasal dari berbagai belahan negara, dapat dipastikan globalisasi telah menjadi kenyataan pahit, bukan sekedar mitos dalam sentimen nasionalisme negara.

Globalisasi muncul bersamaan dengan keruntuhan pembangunan di Asia Timur. Era globalisasi meyakinkan rakyat miskin di Dunia Ketiga, memberikan janji dan harapan baru bagi kebaikan hidup umat manusia di masa depan. Akan tetapi globalisasi juga melahirkan kecemasan bagi mereka yang memikirkan permasalahan kemiskinan, marjinalisasi masyarakat, dan persoalan keadilan sosial.

Praktek globalisasi berkembang secara tidak adil. Bagi masyarakat yang tinggal di luar Eropa dan Amerika Utara, globalisasi menjadi tidak adil sebab ia identik dengan Westernisasi atau Amerikanisasi. Amerika Serikat, misalnya kian tampak sebagai satu-satunya negara adidaya di bidang ekonomi, budaya, militer, dan politik. Banyak wujud kultural yang berwajah Amerika Serikat, seperti Coca Cola, McDonald, atau CNN. Perusahaan transnasional raksasa ini juga berbasis di negeri Paman Sam itu.

Fredric Jameson, and Masao Miyoshi ed. , The Cultures of

Globalization USA: Duke University Press, , .

Einar Sitompul dan (etty Siregar ed. , Globalisasi Alternatif

Mengutamakan Rakyat dan Bumi: Sebuah Dokumen Latar Belakang Jakarta:

PMK (KBP, , iii.

Anthony Giddens, Runway World Jakarta: Gramedia Pustaka

(9)

Pada perkembangan lebih lanjut, globalisasi tidak hanya berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berhubungan dengan transformasi ruang dan waktu. Revolusi informasi merupakan satu gejala penting lain dalam fenomena globalisasi. Kehadiran komunikasi satelit menandai keterpisahan dramatis dengan masa lalu. Satelit komersial pertama diluncurkan pada tahun , dan kini lebih dari satelit beredar di atas bumi.

Kecanggihan teknologi satelit terlihat dengan alat-alat elektronika mutakhir yang menghubungkan satu dunia dengan dunia lain. Melalui satelit NASA, umat manusia menembus jagad luar angkasa. Dengan bantuan televisi dan komputer, seseorang yang berada di )ndonesia dapat mengetahui peristiwa perang yang terjadi di Palestina dan )srael, pemilihan presiden yang berlangsung di Amerika, dan berbagai peristiwa lain yang mempengaruhi seluruh kehidupan umat manusia. Manuel Castells, sosiolog dari Spanyol, menyebut fenomena ini dengan kemunculan masyarakat jaringan. Masyarakat jaringan yang lahir di era global merupakan masyarakat yang hidup dan berinteraksi dalam jejaring sosial yang mendunia akibat ketergantungannya pada teknologi informasi dan komunikasi.

Dalam perspektif kebudayaan, globalisasi

mendorong interaksi sosial antar bangsa, menciptakan

Anthony Giddens, The Third Way: Jalan Ketiga Pembaruan...., - ;

)dem, Runway World...., .

Lih., Manuel Castells, The Rise of the Network Society UK: Blackwell

(10)

kebudayaan populer yang bersifat mendunia dan kekinian trend . )nternasionalisasi kebudayaan ini yang menimbulkan masalah baru bagi hubungan antar kebudayaan di berbagai bangsa. Pada satu sisi karena terjadi internasionalisasi budaya, kebudayaan dominan pada suatu bangsa mengekspansi kebudayaan yang tidak dominan. Namun pada sisi lain terjadi penguatan

kebudayaan yang tidak dominan ke dalam

internasionalisasi kebudayaan. Di sini interaksi sosial suatu bangsa dengan bangsa lain, menghasilkan kebudayaan baru, dan atau melahirkan percampuran dua atau lebih kebudayaan.

Dalam pengertian tersebut, globalisasi telah menghasilkan transformasi kehidupan umat manusia yang terintegrasikan pada jaringan kebudayaan global, yang ditandai dari kemunculan modernitas, kapitalisme global, produksi massal, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dominasi bangsa Barat, dan sekulerisasi ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, globalisasi menjadi satu fenomena kebudayaan mendunia yang kehadirannya dapat dirasakan di berbagai belahan dunia manapun. Sebagai contoh, hanya dengan bantuan si kotak ajaib bernama televisi, seseorang yang bertempat tinggal di )ndonesia dapat melihat secara langsung live peristiwa penting yang terjadi di (ongkong, Belanda, Amerika Serikat maupun negara-negara lain. Melalui

(11)

supermarket, seseorang dengan mudah membeli produk-produk komersial made in luar negeri tanpa perlu pergi ke negara luar yang memproduksinya. Masih banyak contoh lain yang menandai abad baru kehidupan umat manusia dewasa ini, di mana globalisasi menghadirkan kesadaran dunia yang menyatu, namun dalam praktek yang berbeda-beda; the worldwide diffusion of practices, expansion of relations accross continents, organization of social life on a global scale, and growth of shared a global consiousness .

Kini globalisasi sebagaimana diungkapkan oleh Anthony Giddens, bukan sekedar soal apa yang ada di luar sana tetapi kenyataan riil di sini yang mempengaruhi aspek-aspek kehidupan umat manusia. )a merupakan serangkaian proses sosial kompleks dalam wujudnya yang kontradiktif. Globalisasi menjadi suatu rentangan proses rumit, yang digerakkan oleh berbagai pengaruh politik dan ekonomi. )a mengubah kehidupan sehari-hari, terutama kebudayaan di negara berkembang, dan pada saat yang sama menciptakan sistem dan kekuatan transnasionalisme baru. Kenyataan dan perspektif globalisasi yang sedemikian kompleks dan luas tersebut, mennginspirasi lahirnya berbagai teori tentang globalisasi yang digagas oleh para pemikir sosial kontemporer.

George Ritzer, The Globalization of Nothing Thousand Oaks: Pine

Forge Press, , .

Anthony Giddens, The Third Way...., .

(12)

Untuk menfokuskan kerangka teoritik tentang globalisasi, berikut adalah perspektif globalisasi dari para pemikir sosial yang berguna dalam memberikan pemahaman komprehensif bagaimana globalisasi mempengaruhi interaksi sosial pada komunitas-komunitas lokal di seluruh dunia. Gagasan teoritis pertama dikemukakan oleh William ). Robinson yang melihat globalisasi sebagai produk kapitalisme Barat yang berkembang mendunia dengan dampak ketidakadilan sosial yang ditimbulkannya di wilayah regional, terutama di negara-negara berkembang. Kemudian Anthony Giddens yang memandang globalisasi sebagai anak kandung dari modernisasi sehingga melahirkan alternatif jalan ketiga. Sebagai jalan ketiga, globalisasi memberikan alternatif sosial diantara pilihan jalan berideologi kiri sosialisme dan kanan kapitalisme dalam pertumbuhan modernitas. Selanjutnya juga akan diuraikan secara detil bagaimana hubungan interaksi globalisasi dengan lokalitas dalam teori yang digagas oleh Roland Robertson, di mana globalisasi sebagai sistem dunia melahirkan glokalisasi dalam menganalisis menguatnya kebudayaan

Lih., William ). Robinson, A Theory of Global Capitalism: Production,

Class, and State in a Transnational World Baltimotre and London: The Johns

(opkins University Press, .

Lihat antara lain Anthony Giddens and Cristopher Pierson,

Conversation with Anthony Giddens, Making Sense of Modernity

(13)

lokal yang berjalin kelindan dengan globalisasi. Sementara dalam aspek teknologi dan hubungan dengan dunia sosial, perspektif Arjun Appadurai tentang

globalisasi membantu menganalisis bagaimana

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengubah sekaligus membangun dunia sosial yang terintegrasi dalam lima lanskap global, dengan terbantuknya komunitas terbayang maya . Terakhir, terbentuknya komunitas terbayang itu diteorisasikan secara praksis oleh Thomas L. Friedman, di mana globalisasi yang menghadirkan komunitas terbayang itu melahirkan secara sosial individu dan sekelompok orang yang kreatif dalam suatu komunitas lokal. Merekalah sebenarnya yang menjadi aktor utama globalisasi di tengah dunia yang telah diratakan. Globalisasi menjadi bersifat bio-regional atau disebut globalisasi lokal.

Namun dari kelima perspektif globalisasi tersebut, Rebecca Peters menyederhanakannya ke dalam empat pengertian. Pertama, globalisasi dipahami sebagai neo-liberalisme. Pemahaman ini lahir dari ideologi yang

mengembangkan pertumbuhan dan keuntungan

Lih., Roland Robertson, Mapping the Global Condition: Globalization

as the Global Concept: Theory, Culture and Society, Vol. , London: SAGE

Publications, .

Lih., Arjun Appadurai, Disjuncture and Difference in the Global

Cultural Economy , dalam G. Durham & Douglas M. Kellner, Media and

Cultural Studies: KeyWorks, USA: Blackwell Publishing, .

Lih., Thomas L. Friedman, The World is Flat: A Brief (istory of

Twenty-First Century USA: Fattar, Straus and Giroux New York, .

Rebecca Todd Peters, )n Search of the Good Life: The Ethics of

(14)

perdagangan antar bangsa melalui perusahaan-perusahaan besar. Pandangan ini dikumandangkan terutama oleh mereka yang mendukung pasar bebas ,

pendukung World Trade Organizations WTO ,

perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Pandangan kedua yang memahami globalisasi sebagai developmentalisme. Dalam pengertian ini pembangunan dinilai sebagai segala-galanya, sehingga gagasan-gagasan konstruktifnya sangat terkait dengan program-program yang dicetuskan oleh Bank Dunia, UNDP, USA)D, dan lain lain. Dalam perspektif developmentalisme, pembangunan dilihat dari dua sisi, yaitu sisi perusahaan-perusahaan besar, pembangunan adalah setara dengan pertumbuhan ekonomi dan keprihatinan atas negara-negara belum berkembang underdeveloped countries . Sedangkan dari perspektif rakyat kecil, pembangunan dipahami sebagai pembangunan rakyat ketika keadilan sosial bagi rakyat adalah ukuran keberhasilannya.

(15)

Dalam pengertian ini, perhatian lebih diberikan kepada masyarakat kecil yang merasa tercabut dari proses pembuatan keputusan yang menyangkut diri mereka sendiri. Penolakan yang dimulai dari negara-negara Selatan mulai mendapat dukungan dari mereka di negara-negara Utara lewat berbagai penolakan atas arus globalisasi dari negara-negara Utara.

. . Teori-Teori Globalisasi

. . . William I. Robinson: Kapitalisme Global

Pada tahun , Presiden George Bush

mengucapkan pidato di depan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB , yang isinya menjelaskan bahwa dunia telah masuk ke dalam era baru, yaitu globalisasi. Era baru ini tercipta ketika Tembok Berlin yang dibangun Jerman Timur untuk mencegah warganya menyeberang ke Jerman Barat runtuh. Runtuhnya Tembok Berlin pada

tahun memungkinkan warga Jerman Timur leluasa

pergi ke Jerman Barat dan sebaliknya, sebagai tanda berakhirnya hegemoni Uni Soviet USSR atas Jerman Timur. Dua tahun sebelum itu, yaitu pada tahun , sewaktu Presiden Ronald Reagen berkunjung ke Berlin Barat ia pernah menyerukan kepada Presiden Gorbachev, agar Runtuhkan Tembok Berlin .

(16)

kemudian memisahkan diri dari USSR ketika parlemen-parlemen tiga negara bagian itu mendeklarasikan pemisahan dirinya secara sepihak dari USSR. Pemisahan itu terjadi tanpa ada perlawanan dari USSR setelah mendapat dukungan internasional. Dua tahun setelah itu, USSR sendiri runtuh dan digantikan Confederation of )ndependent States C)S , suatu bentuk kehidupan yang hanya nama saja, karena ternyata hegemoni Rusia atas negara-negara konfederasi itu juga hilang. Lenyapnya kekuatan USSR menyebabkan dunia hanya memiliki satu kekuatan politik ekonomi, yaitu kapitalisme.

Dapat dipahami kalau satu tahun kemudian dari

runtuhnya Tembok Berlin, yaitu pada tahun ,

(17)

memperkirakan abad berikutnya akan menjadi abad kapitalisme global.

Namun sebelum memasuki dekade kedua tahun - , Amerika Serikat mengalami resesi ekonomi yang parah akibat spekulasi investasi industri real estate yang salah yang berakibat pada anjloknya pasar modal dan merosotnya nilai tukar mata uang dolar AS terhadap mata uang asing lain yang diikuti oleh kebangkrutan yang dialami lembaga perbankan AS dan lembaga perbankan internasional, serta bangkrutnya industri-industri besar di AS, seperti perusahaan asuransi dan industri mobil, yang dampaknya terasa ke seluruh dunia, optimisme kapitalisme global ini pun diragukan. Ketika kelemahan ekonomi satu negara, seperti AS mengakibatkan terjadinya goncangan ekonomi juga di negara-negara lain, dalam situasi ketika politik ekonomi seluruh dunia sudah menyatu, maka globalisasi telah berada pada puncak perkembangannya. Seluruh dunia telah menjadi satu secara ekonomi, dengan AS sebagai penggerak utamanya. Oleh karena itu, goncangan ekonomi yang terjadi di AS, menimbulkan goncangan juga di berbagai bagian lain dunia. Robinson menyebutnya sebagai tahapan kapitalisme global yang memuncak dengan intensive capitalism ketika kebutuhan manusia di berbagai dunia telah menjadi komoditas ekonomi, yang muncul setelah

John Kotter, Cultures and Coalition , dalam Rowan Gibson ed. ,

Rethinking the Future: Bussiness, Principles, Competition, Control, Leadership, Markets, and the World, Foreword by Alvin & (eidi Toffler London: Nicholas

(18)

perkembangan extensive capitalism berupa penyebaran kapitalisme ke berbagai belahan dunia.

)ndonesia yang mau atau tidak mau, termasuk juga ke dalam politik ekonomi kapitalistik itu tidak terkecuali terkena dampaknya. Pemberhentian buruh pabrik terjadi di mana-mana karena produksi merosot akibat melemahnya pasar di AS. Buruh menjadi korban dengan pemutusan hubungan kerja P(K secra sepihak. Menariknya, menghadapi persoalan ekonomi yang demikian itu, mantan Presiden Susilo Bambang Yudoyono SBY menyerukan perlunya dipertimbangkan kebijakan ekonomi syariah sebagai alternatif atas krisis yang sedang terjadi secara global. Kapitalisme global yang mengalami resesi seperti halnya terjadi pada tahun -an, dianggap sudah tidak memadai lagi, sehingga hendak digantikan oleh perkonomian berlabel syariah.

Anggapan yang ada dibalik upaya ini nampaknya adalah anggapan yang mengaitkan pengertian globalisasi sebagai suatu politik ekonomi yang ada hakikat agamanya, sehingga perlu diganti pula dengan politik ekonomi agama lain. Kenyataan ini bukanlah hanya masalah )ndonesia saja. Ada kecenderungan juga untuk mempelajari sistem perekonomian )slam sebagaimana ditunjukkan oleh keinginan berbagai negara untuk mempelajari sistem ekonomi tersebut. Globalisasi dengan demikian dianggap memiliki juga arti keagamaan di

(19)

dalamnya. Paling sedikit ia diwaspadai sebagai kenyataan dari Barat, dan kemudian Kristen. Untuk itu kebangkrutannya berarti perlu diganti oleh politik ekonomi agama lain. Pertanyaan naifnya kemudian, apakah globalisasi harus dihadapi juga dengan agama?

Namun Robinson berkeyakinan berbeda,

globalisasi yang melahirkan kekuatan kapitalisme Barat itu dalam perkembangan sejarahnya tumbuh dalam tahap sejarah. Tahap pertama antara tahun -adalah tahap peralihan dari masyarakat feodal ke masyarakat kapitalisme di Eropa dan ekspansi keluarnya. Era ini disebut juga sebagai era penemuan dan penaklukan yang disimbolkan dengan kedatangan Colombus di Amerika. Pada tahap ini bangsa-bangsa Barat tersebar ke seluruh dunia dan mendiami berbagai wilayah bumi dimulai sebagai minoritas pada tempat baru itu. Minoritas yang kemudian berhasil secara ekonomi ini meningkatkan statusnya menjadi yang mayoritas secara politik yang berakhir dengan pemerdekaan dirinya sebagai bangsa dan negara baru. AS adalah contoh utama dari negara dan bangsa baru pada era ini.

Tahap kedua terjadi akhir tahun . Pada tahap ini terjadi revolusi industri diikuti dengan munculnya kelas borjuis dan kehadiran negara-bangsa nation state

Lihat Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism,

translated by Talcott Parsons New York: Charles Scribner s Sons, .

(20)

baru yang disimbolkan dengan keberhasilan Revolusi Perancis dan revolusi manufaktur di )nggris. Tahap ketiga yang terjadi sampai dengan awal tahun -an, adalah tahap munculnya kapitalisme monopoli korporasi dengan terbentuknya satu pasar dunia bersama dan sistem negara-bangsa ketika kapitalisme telah diorganisasikan dengan baik. Kehadiran badan-badan dunia, seperti Bank Dunia, )MF, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, adalah simbol tahap ini.

Tahap keempat, yaitu tahap yang sedang dimasuki kapitalisme Barat yang didukung oleh teknologi microchips dan komputer, atau disebut pula zaman teknologi informasi, yang secara politik diikuti oleh keruntuhan sosialisme abad ke- M., serta kegagalan negara-negara Dunia Ketiga untuk menawarkan gerakan pembebasan sebagai alternatif bagi kapitalisme global. Tahap yang merupakan tahap perubahan dari negara-bangsa ke tahap transnasional, negara tanpa batas. )ni suatu perubahan yang secara kualitatif baru dalam globalisasi. Perubahan-perubahan ini telah menempatkan kapitalisme Barat yang dimotori oleh AS itu menjadi satu-satunya kekuatan politik dan ekonomi dunia, terutama ketika China Daratan yang komunis juga telah memeluk politik ekonomi kapitalistik itu, dan diikuti pula oleh Blok Eropa Timur dengan Rusia sebagai pemacu utama.

(21)

sehingga bangsa-bangsa lain di dunia harus ikut menderita akibat ulah para eksekutif dengan kapitalismenya itu? Mengutip pandangan Richard (ofstadter, Speth mengingatkan bahwa akar kapitalisme Amerika Serikat ternyata tertanam kuat pada konstitusi negara Amerika sendiri. Konstitusi yang menghargai sangat tinggi upaya untuk mengejar kepuasan duniawi yang sebesar-besarnya sehingga pemerintah harus melindungi hak-hak itu, termasuk di dalamnya hak milik pribadi yang mengakibatkan adanya kewajiban pemerintah untuk mendukung apa yang disebut (ofstadter sebagai timbul dan menyebarnya kapitalisme industrial di Amerika Serikat. Tugas pemerintah adalah melindungi hak dasar ini.

Oleh karena itu dapat dimengerti kalau perkembangan kapitalisme di Amerika Serikat, terutama setelah Perang Dunia )) bergerak dengan sangat leluasa. )tulah latar belakang perkembangan kapitalisme tahap ketiga, yaitu ketika korporasi mulai menyebar menjadi korporasi transnasional. Kedudukan pada dasar konstitusional ini yang menyebabkan Amerika Serikat berkembang menjadi negara kapitalis besar. Dan dari latar belakang konstitusional itu pula dapat dimengerti ketika Presiden Bush senior mengungkapkan di depan Sidang Umum PBB pada tahun , bahwa dunia kini

James Gustave Speth, The Bridge at the Edge of the World:

Capitalism, The Ernvironment, and the Crossing from Crisis to Sustainability

(22)

telah memasuki era globalisasi kapitalisme . )ni artinya dengan kapitalisme global, Amerika Serikat tampil sebagai satu-satunya negara adikuasa yang kehadirannya menimbulkan dampak yang besar bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

Menurut Korten yang menganalisis pemerintahan korporasi atau transnational state dengan kapitalisme globalnya itu paling sedikit berdampak pada munculnya tiga masalah sosial utama. Pertama, semakin tingginya keyataan unemployment, penutupan berbagai perusahaan, upah di bawah standar, dan sebagainya. Kedua, merebaknya kegelisahan sosial dengan semakin meningkatnya angka kejahatan, penggunaan obat-obat terlarang, angka perceraian yang semakin tinggi, dan sebagainya. Ketiga, adalah krisis ekologi yang semakin serius. Goldsmith menambahkan bahwa korporasi-korporasi tersebut dengan mudah dapat memindahkan

re-locate pabrik-pabrik mereka dari satu negara ke negara lain, termasuk negara mereka sendiri karena alasan profit untuk mendapatkan upah buruh yang lebih murah tanpa memperhitungkan akibat sosial yang harus dipikul oleh kehidupan para pekerja yang ditinggalkan. Krisis-krisis yang ditimbulkan ini mengindikasikan lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap

David C. Korten, When Corporations Rule the World London:

Earthscan Publication Ltds., , - .

James Goldsmith, The Response to GATT and Global Free Trade

(23)

pranata sosial, seperti demokrasi, pemerintah, dan sebagainya.

. . . Anthony Giddens: Globalisasi Jalan Ketiga

Manusia merupakan makhluk multidimensi yang mempunyai potensi menciptakan kreatifitas berfikir dan mengembangkan diri. Secara biologi, manusia membutuhkan berbagai fasilitas untuk menyambung kelangsungan hidup maupun habitatnya yang disebut kebutuhan. Kebutuhan manusia akan meningkat seiring dengan pertumbuhan fisiknya. Berbagai cara ditempuh oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik secara individu maupun sosial, baik kebutuhan primer maupun sekunder. Dari sini asal mula kesadaran mengenai daya produksi di masyarakat lahir, sehingga memicu perkembangan rasionalitasnya yang disebut modernisasi.

(24)

masyarakat yang mempunyai ikatan politik yang agak luas. )katan politik berdampak pada peleburan perbedaan identitas. Pada tahap ini masyarakat mempunyai karakteristik bercocok tanam, dengan dikepalai oleh kepemimpinan tradisional. Namun belum menamakan wilayah kekuasaannya sebagai desa atau kota. Corak ekonomi masyarakat ini ialah berburu dan bercocok tanam dengan sistem perladangan.

Tahap ketiga, pastoral societies, yakni masyarakat yang tergolong besar dan mulai tinggal di pedusunan, dan bermata pencaharian sebagai penggembala, berprofesi utama beternak hewan. Dalam kepemimpinan sosial, masyarakat pastoral societies dikepalai oleh ketua atau kepala suku. Tahap keempat, masyarakat tradisional, yakni fase masyarakat yang mulai mengalami pengikisan terhadap kebudayaan tradisional secara evolutif. Pada tahap ini, masyarakat mulai mengenal industrialisasi secara sederhana dan poros perekonomian yang bertumpu pada hasil-hasil pertanian. Kepemimpinan dalam masyarakat ini di bawah kontrol raja .

Setelah mengetahui tahap-tahap evolusi masyarakat secara historis, penting melihat proses perubahan masyarakat dari tradisional ke modern. Giddens mengidentifikasi hal itu dengan memasukkan tiga unsur utama. Yakni, tahap dari perubahan face of change , wilayah perubahan scope of change dan watak dari

Anthony Giddens, Sociology th Edition USA: Polity Press, ,

(25)

kelembagaan modern nature of modern institution . Apabila melihat tahapan perubahan masyarakat dari tradisional ke modern, sama halnya melihat fase dari perubahan pekerjaan masyarakat tradisional ke modern. Sedangkan untuk melihat variabel perubahan sosial, wilayah yang menjadi obyek perubahan modern menjadi bagian terpenting. Terakhir, agar dapat melakukan tinjauan kelembagaan modern, pengklasifikasian bentuk

organisasi merupakan koridor utama dalam

mengkategorikan institusi berdasarkan jenis dan tujuannya pada masyarakat modern.

Sementara untuk memahami wujud modernisasi, Giddens menerangkan dalam beberapa poin. Pertama, perilaku masyarakat yang merujuk pada trend global. Tahap ini menunjukkan di mana ruang-ruang dunia menjadi mudah mempengaruhi perilaku umum masyarakat. Kedua, adanya ekonomi kompleks, terutama dalam hal produksi dan pemasaran barang seiring dengan pembentukan pasar yang bertambah luas. Ketiga, timbulnya jarak dalam institusi politik yang melibatkan negara dan masyarakat yang ditandai dari pembentukan institusi-institusi independen . Selain itu beberapa gejala yang dipahami sebagai bagian dari globalisasi dalam pengertian modernisasi adalah pertukaran ekonomi yang

Anthony Giddens, The Consequences of Modernity USA: Polity

Press, , .

)bid., .

Anthony Giddens and Cristopher Pierson, Conversation with

(26)

meluas dan perserikatan kontrak politik internasional menuju pariwisata global, teknologi komunikasi dan elektronika, pola migrasi sosial, dan lebih dari semuanya, timbul gejala modernisasi, yakni masyarakat mampu berhubungan dengan masyarakat di belahan dunia lain dalam waktu yang singkat.

Dari penjelasan di atas, secara historis modernisasi sebenarnya merupakan akar dari globalisasi yang ditandai dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu durasi waktu dengan skup area dunia yang luas menjadi dorongan kuat pertumbuhan globalisasi di mana dunia telah menjadi bagian dari rumah bagi siapa saja atau global citizens atau rational human control . Ruang-ruang yang tersedia dalam jejaring teknologi media global yang menghubungkan masyarakat dunia menjadi bagian dari proses interaksi sosial. (anya saja proses interaksi ini tidak berada dalam ruang nyata, tetapi dalam ruang imajinasi. Kondisi sosial ini yang disebut oleh Giddens sebagai sociological imajination .

)tu artinya terdapat pengaruh interaksional dalam dunia modernitas global. Dalam hukum sosial sebab akibat, modernitas global mempunyai pengaruh besar dalam berbagai bidang kehidupan seiring dengan

Anthony Giddens, Sociology th..., .

)bid., .

S. Mestrovic, Anthony Giddens The Last Modernist New York:

Routledge, , .

(27)

meluasnya ruang interaksi sosial yang tidak lagi dibatasi oleh tempat dan waktu. Kemunculan pengaruh tersebut lahir karena pemanfaatan fasilitas teknologi yang berkembang pesat.

Menurut Giddens titik tekan dari globalisasi adalah konsekuensi lahirnya kapitalisme, industrialisme, kekuatan keamanan, dan militer. Dua poin pertama yang berupa kapitalisme dan industrialisme merupakan ambisi semua negara. Sedangkan dua poin terakhir, yaitu kekuatan keamanan dan militer adalah bagian dari pembentengan diri dari ancaman kekacauan global. Beberapa inspirasi yang melahirkan sikap pembentengan diri terhadap ancaman keamanan dan militer dilakukan dengan pembelajaran terhadap pengalaman masa lalu. Tidak jarang pengalaman traumatik yang bersifat violence, berpengaruh dalam membangun perencanaan dan harapan yang lebih damai di masa depan.

Konsekuensi lain dari globalisasi adalah pilihan mengkategorikan dunia dalam ordo sosial yang dicirikan dari adanya masyarakat informasi information societies

dan konsumeristik consumeris societies .

Mengkategorikan masyarakat informasi berarti

menyandarkan sistem sosial modern yang tergantung pada perkembangan teknologi informasi yang tidak terkendali. Jika mengkategorikan masyarakat konsumeris

)bid., .

Steven Loyal, The Sociology of Anthony Giddens London: Pluto

(28)

berarti menjadikan masyarakat modern dalam struktur jaringan pasar yang memperluas konsumen produk yang dihasilkan oleh sistem kapitalisme. Menurut Giddens, terdapat langkah perencanaan dalam merespon globalisasi, yang disebut dengan perencanaan masa depan atau colonization of the future. Perlu digarisbawahi bahwa colonization of the future diartikan sebagai pengelompokan masa depan kehidupan sosial guna mencapai target-target tertentu dalam perubahan masyarakat dalam mewujudkan cita-cita sosial bersama.

Proses interaksi sosial yang terjadi dalam globalisasi juga membentuk pilihan tentang gaya hidup life style masyarakat melalui teknologi, sehingga mendorong proses transformasi gaya hidup transformation of lifestyle . Obyek transformasi gaya hidup tidak mengenal siapa, di mana dan bagaimana, tetapi semua kalangan masyarakat. (anya saja hal itu tergantung pada sikap yang diambil oleh masyarakat, apakah menolak atau sebaliknya menerima. Pada pihak lain, individu sebagai bagian terkecil dari masyarakat mempunyai peran besar dalam proses perubahan. )ndividu tidak lagi dapat menghindarkan diri dalam dinamika dunia yang terus berubah. Karena dalam bahasa Giddens, globalisasi juga menciptakan global world. Dalam cengkeraman

)bid., .

)bid., .

(29)

global world, individu menjadi agen terkecil dari perubahan dunia.

Dalam perspektif identitas, modernisasi global

membawa konsekuensi pada kemurnian hubungan pure

relationship , pelibatan involve , komitmen

commitment dan tuntutan kesetiaan demands for intimacy masyarakat. Jika dilihat dari keempat poin itu, interaksi masyarakat terhubung oleh identitas sosialnya.

Konsep kemurnian hubungan pure relationship ,

misalnya akan membentuk pondasi awal identitas individu pada kelompok di mana ia bertempat tinggal dan bergabung dengan kelompoknya. Setelah bergabung, tuntutan melibatkan diri involve dilakukan individu dalam berperan secara sosial. Bersamaan itu, komitmen commitment terhadap peraturan, nilai maupun norma yang disepakati kelompok dijalankan oleh individu, yang selanjutnya melahirkan kesetiaan demands for intimacy pada cita-cita yang dicapai bersama.

Giddens juga melihat globalisasi sebagai proses dua arah yang saling mempengaruhi. Meskipun globalisasi didominasi oleh kekuatan Barat pada umumnya, dan Amerika khususnya dengan keempat unsur pokok yang diusung oleh kekuatan globalisasi itu. Namun keduanya juga dipengaruhi oleh globalisasi itu sendiri. Desentralisasi atas globalisasi memberikan peluang dan peran bagi bangsa-bangsa di luar Barat. Pada satu sisi

)bid., .

(30)

globalisasi melemahkan kebudayaan lain melalui dominasi kebudayaan Barat. Namun di sisi lain, globalisasi juga menghidupkan kebudayaan lokal, ia menjadi faktor utama kebangkitan identitas lokal di berbagai belahan dunia. Giddens memberi contoh peristiwa orang-orang Skotlandia yang menghendaki kemerdekaan yang lebih besar dari Monarkhi )nggris, dan kemunculan gerakan sparatis di Quebech. Bagi Giddens, nasionalisme lokal merebak sebagai respon terhadap globalisasi.

Globalisasi juga berdampak menekan ke samping, menciptakan zona-zona ekonomi dan kebudayaan baru dalam hubungan antarbangsa. Sebagai contoh, regio (ongkong, )talia Utara, Lembah Silikon di California, Barcelona di Spanyol hingga Perancis dan Catalona.

Giddens menyebut timbul benturan antara

fundamentalisme dengan kosmopolitanisme. Oleh

karena itu kosmopolitanisme, bahkan kekuatan utama yang menentangnya, yaitu fundamentalisme merupakan produk globalisasi itu sendiri. Gerakan fundamentalisme juga memanfaatkan kekuatan global, seperti media massa dalam memperluas tujuan-tujuannya, dengan mengambil berbagai bentuk identitas, seperti agama, etnis, nasionalisme dan politik. Namun apa pun bentuk identitasnya, gerakan fundamentalisme tetap menjadi

Anthony Giddens, Runway...., .

George Ritzer & Dauglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern,

diterjemahkan oleh Alimandan Jakarta: Prenada Media Group, ,

(31)

problem krusial globalisasi, karena ia dekat dengan perilaku kekerasan yang bertentangan dengan nilai-nilai perdamaian pada kosmopolitanisme global.

Oleh karena itu dalam merespon globalisasi, Giddens telah merumuskan alternatif yang ia beri nama Jalan Ketiga . Pada tanggal September , ia bersama dengan Tony Blair, Perdana Menteri )nggris dan Presiden AS, Bill Clinton menggelar seminar tentang gagasan Jalan ketiga. Program Jalan Ketiga meliputi negara demokrasi baru, kekuasaan pusat yang radikal, civil society yang aktif, keluarga yang demokratis, ekonomi campuran baru, kesamaan sebagai inklusi, kesejahteraan positif masyarakat, social investement state, bangsa kosmopolitan, dan demokrasi kosmopolit. Bagi Giddens, Jalan Ketiga akan mendorong globalisasi menjadi jembatan interaksi manusia di seluruh dunia yang menghubungkan lokalitas-lokalitas, sehingga apa yang terjadi di suatu tempat juga terhubung dengan peristiwa di tempat lain dalam jarak yang bermil-mil.

. . . Roland Robertson: Globalisasi Sebagai Glokalisasi

Teori Robertson tentang globalisasi terfokus pada ide glokalisasi lawan dari globalisasi. Glokalisasi adalah

)bid., .

Anthony Giddens, The Third Way...., - .

Annabelle Sreberny, The Global and the Local in )nternational

Communications , dalam M.G. Durham & Douglas M. Kellner, Media and

(32)

proses integrasi antara yang global dan yang lokal yang menekankan keberagaman yang semakin meningkat terkait dengan percampuran unik hibrid antara globalitas dengan lokalitas. Robertson menjelaskan empat unsur penting globalisasi yang melahirkan glokalisasi, yaitu:

. Dunia tumbuh semakin pluralistik. Teori glokalisasi sangat sensitif terhadap perbedaan di dalam dan diantara wilayah-wilayah dunia.

. )ndividu dan kelompok-kelompok lokal mempunyai kekuasaan besar menyesuaikan diri, memperbaharui, dan melakukan manuver dalam dunia yang glokal. Teori glokalisasi melihat individu-individu dan kelompok-kelompok sebagai agen penting dan kreatif.

. Proses-proses sosial adalah berhubungan dan saling tergantung. Globalisasi membangkitkan berbagai aksi umpan balik dari kubu nasionalis atau etnis sehingga menghasilkan glokalisasi.

. Komoditas-komoditas dan media, arena dan kekuatan kunci dalam perubahan budaya pada akhir abad

dan awal abad ke- M, tidak dilihat sebagai kekuatan yang memaksa, namun sebagai penyedia materi untuk dimanfaatkan dalam kreasi individual dan kolektif pada seluruh wilayah dunia yang terglokalisasi.

(33)

Jadi glokalisasi merupakan konsep integrasi yang

mengandung relasi glokal-global,

homogenisasi-heterogenisasi, yang menekankan pentingnya yang glokal dan eksistensi heterogenitas. Dalam definisi lain adanya interpenetrasi global dan lokal yang menghasilkan keluaran unik dalam ruang geografis yang berbeda. Sementara globalisasi menekankan pada ambisi imperialistik negara, korporasi, organisasi yang melihat kekuasaan, pengaruh dan pertumbuhan keuntungan ekonomi, yang mengandung variasi subproses dari tiga

hal, yaitu kapitalisme, Amerikanisasi, dan

McDonaldisasi.

)ni berarti globalisasi merupakan modernisasi yang menekankan pertumbuhan kemampuan dunia, khususnya organisasi kapitalistik dan negara modern dalam meningkatkan kekuasaan di seluruh dunia, menciptaan ekspansi transnasional dan praktek homogenitas. Sementara glokalisasi mengandung interaksi antara budaya global yang masuk dan budaya lokal untuk menghasilkan bentuk baru, pencampuran variasi kebudayaan heterogenitas . Dalam kehidupan politik, glokalisasi juga melahirkan ide jihad , yakni perlawanan atas kekuatan politik yang menolak ide McWorld . Untuk

(ubungan imperialisme ekonomi dan globalisasi tampak lebih nyata setelah penaklukan orang-orang Eropa ke benua Amerika sehingga melahirkan ideologi Amerika yang membentuk hegemoni dunia; yang dilihat sebagai sumber kemajuan kehidupan materi yang digabungkan dengan kemajuan moral, praktek demokrasi dan perdamaian universal. Bdk., Ali

Sugiharto, dkk., Globalisasi Perspektif...., ; Martin Wolf, Globalisasi Jalan

(34)

lebih jelasnya, perbedaan antara glokalisasi dengan globalisasi dapat disarikan dalam uraian berikut.

a) Glocalization

Kata glokalisasi glocalization identik dengan heterogenitas, yaitu suatu istilah yang menekankan perbedaan karakteristik pluralitas dalam glokalisasi, dan sama sekali kontras dengan homogenitas yang mendampingi globalisasi. Bentuk dari glokalisasi adalah hybridization yang menggabungkan antara yang global dengan lokal. Namun berbeda dengan istilah uniformity yang melekat pada globalisasi yang berarti penyeragaman. (ibrid mengkombinasikan dua atau lebih elemen dari kebudayaan yang berbeda sehingga menghasilkan percampuran kebudayaan. Sebagai contoh adalah seorang Argentina yang melihat pertunjukan musik Rap Asia dinyanyikan oleh band Amerika Serikat di Bar yang dimiliki oleh warga Arab Saudi. Sinonim lain dari glokalisasi adalah creolization. )stilah creole menunjuk pada individu yang mempunyai ras campuran, contohnya adalah kombinasi dua bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi, disebut creolization of languange. Lawan dari creolization adalah purification.

Dalam kontek interaksi sosial, glokalisasi memberikan kemampuan adaptasi dan inovasi kreatif dalam berkontekstualisasi sosial. )ndividu dan kelompok

George Ritzer, The Globalization of Nothing..., .

(35)

menjadi agen perubahan, bahkan mampu menciptakan relasi sosial yang bersifat satu kesatuan dalam perbedaan, dengan menggunakan secara efektif media dan teknologi canggih ketika melakukan perubahan. Robertson menunjuk perubahan itu dapat dilakukan melalui proses bottom up yang memiliki pengaruh secara global. Dengan perspektif ini, globalisasi bukan proses tunggal, melainkan proses yang mendorong kekuatan lokal mempengaruhi lingkungan global, yang disebut glokalisasi. Glokalisasi atau disebut proses globalisasi dari bawah terjadi dalam wujud ekspresi kebudayaan yang berbeda-beda, di mana kelompok lokal menggunakan jaringan teknologi informasi dan komunikasi, seperti media internet untuk terlibat intensif dalam kampanye-kampanye global.

b)Globalization

Kata globalisasi globalization merujuk pada pandangan dunia yang semakin tunggal akibat memudarnya batasan tempat dan waktu. Dunia dibangun dalam kesamaan sehingga kehilangan perbedaan. )nteraksi antara kelompok kehilangan daya kreatif dan inovatifnya sebagai konsekuensi dari dunia yang terglobalkan yang lahir dari satu kebudayaan. Kemampuan interaksi individu dan kelompok akibat

Jim )fe & Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif

Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, diterjemahkan oleh Sasrtrawan

Manullang, dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, , - .

(36)

globalisasi mengalami determinasi seiring arus penyeragaman kebudayaan di seluruh dunia. )ni artinya globalisasi menjadi subproses pembaratan dari kapitalisme, McDonaldization, dan Americanization yang mempunyai ciri homogenization, uniformity, dan purification. Tujuan globalisasi adalah penyebaran ideologi Amerika ke masyarakat dunia, sehingga menjadi bersifat kapitalistik, lebih Amerika, terasionalisasi, terkodifikasi, dan terbatas ruang geraknya.

Selanjutnya bagi Robertson, globalisasi tidak dapat

disederhanakan sebagai peningkatan tingkat

kesalinghubungan kebudayaan yang bersifat subyektif. Robertson menganggap globalisasi juga sebagai fenomena sejarah pra-modern dan peningkatan kapitalisme; yang kemunculannya dimulai sejak dunia belum memasuki zaman modern dan terus bergerak sampai kini. Oleh sebab itu, ia membagi kemunculan globalisasi dalam lima tahapan sejarah, yakni sejak pra-modern hingga era kapitalisme, yaitu :

Fase pertama pada tahun - adalah awal

mula globalisasi yang ditandai oleh peningkatan peran dan kekuasaan Gereja Katolik Roma dan perluasan sistem kalender Gregorian. Pada fase ini,

Bdk., Geroge Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern....,

- ; Firmanzah, Globalisasi: Sebuah Proses...., .

Agus Kristiawan, Globalisasi Pernahkah Kalian Merasakan? , dalam

http://www.kristiawan.blogspot.com. Diunduh pada tanggal Juni .

A. Safril Mubah, Perkembangan Proses Globalisasi Surabaya:

(37)

pertumbuhan negara bangsa dan penguatan komunitas nasional semakin menemukan bentuknya secara lengkap. Perjanjian Westphalia pada tahun yang menjadi tonggak penting lahirnya negara-bangsa turut memberi kontribusi bagi penguatan negara-negara bangsa pada waktu itu.

Fase kedua pada tahun - ditandai oleh

peningkatan internationalism. Negara bangsa yang mulai terbentuk pada fase sebelumnya telah terbangun kokoh pada fase ini. Negara-negara menemukan identitas dan postur kuatnya sehingga mulai aktif menjalin hubungan satu sama lain.

Fase ketiga pada tahun - merupakan

penemuan alat-alat komunikasi baru serta peningkatan hubungan ekonomi dan transportasi antarnegara. Penemuan alat radio, telepon dan pesawat terbang menunjukkan peradaban umat manusia semakin progresif, sehingga memungkinkan masyarakat terhubung dan berkomunikasi secara cepat. Bersamaan dengan itu, koneksi kebudayaan antara masyarakat dari negara yang berbeda kian erat dan terbentuk.

(38)

Nagasaki dan (iroshima pada masa Perang Dunia )), atom tetap mengakselerasi kemajuan umat manusia. Di luar itu, terbentuknya PBB yang menguatkan hubungan antarnegara dalam suatu wadah. )ni artinya hubungan antarnegara menjadi intensif setelah PBB berdiri.

Fase kelima pada tahun - menghadirkan

aneka perubahan yang mendorong kemajuan global. Pada fase ini, untuk pertama kali manusia mampu mendarat di bulan, eksplorasi luar angkasa gencar dilakukan, perang dingin berakhir, dan institusi-institusi global bermunculan. )su-isu baru, seperti hak asasi manusia, ras, gender, seksualitas, pluralisme agama, dan etnisitas mencuat ke permukaan dan menjadi perdebatan akademik di seluruh dunia.

Pada perkembangan sejarah globalisasi, Robertson menambahkan fase keenam yang dimulai setelah tahun dan masih berjalan hingga kini. Fase ini merupakan era ketidakpastian global yang ditandai dari kemunculan penyakit-penyakit baru yang menyerang umat manusia, seperti A)DS, kerusakan lingkungan, dan juga peningkatan ide-ide multikulturalisme, pertumbuhan gerakan )slam fundamentalistik, dan kebangkitan isu-isu etnisitas.

Dengan demikian bagi Robertson, analisis globalisasi terfokus pada studi ilmu-ilmu sosial. )a dilihat

(39)

sebagai fenomena masyarakat dunia yang dapat menjadi obyek studi yang luas, meliputi ilmu sosial, politik, hubungan internasional, ekonomi maupun kebudayaan yang terkoneksi.

Dalam kontek kebudayaan, Robertson melihat globalisasi memicu penguatan identitas lokal di ruang publik yang disebut glocalization sebagaimana diuraikan di atas. Gejala penguatan identitas pada kebudayaan-kebudayaan lokal lahir sebagai bagian dari pengobat rasa rindu dengan lingkungan rumah yang dulu pernah dilalui. )dentitas lokal menguat di tengah meluasnya peran media informasi dan kontestasi dengan budaya-budaya baru. Dampak dari kontestasi budaya-budaya, adalah adanya penguatan identitas lokal, atau sebaliknya secara ekstrim membiarkan identitas lokal tergerus seiring dengan dominasi budaya-budaya baru yang muncul.

Penguatan identitas di tengah globalisasi merupakan wujud kekuatiran kehilangan situasi masa lampau yang termemori dalam diri individu maupun kelompok, yang kemudian melahirkan ekspresi identitas. Ekspresi identitas muncul dalam rupa tradisi-tradisi dan kebudayaan lokal yang menyejarah di masyarakat. Jaringan globalisasi yang terkoneksi seperti buntalan benang yang kompleks memberikan pengaruh signifikan

Roland Robertson, Mapping the Global Condition...., .

Richard Giulianotti, and Roland Robertson, Glocalization, Globalization and Migration: The Case of Scottish Football Supporters in

North America , )nternational Sociology, March , Vol. London: Sage

(40)

dalam membentuk ekspresi identitas, tradisi dan kearifan lokal local wisdom masyarakat.

Robertson juga menganalisis globalisasi merupakan tatanan satu tempat atau a single place, yaitu struktur masyarakat dunia yang menyatu tanpa dinding pembatas, tanpa sekat antara satu tempat dengan tempat lain. A single place merupakan tata hubungan antara kondisi lokal dengan situasi global Local-global nexus , atau kondisi global dan situasi lokal global-local nexus yang saling terhubung. )ni artinya ruang-ruang lokalitas terkoneksi menjadi bagian dari ruang globalitas. Sebaliknya ruang globalitas menjadi bagian dari lokalitas dalam interaksi kebudayaan yang saling mempengaruhi. Keterhubungan antara yang lokal dengan global mendorong dunia menjadi satu tempat yang tidak mempersoalkan lagi perbedaan jarak, batasan ruang dan selisih waktu dalam berinteraksi.

Dalam ruang-ruang publik yang dipandang sebagai sistem dunia, globalisasi mendorong lahirnya tanggung jawab bersama mengenai masalah-masalah kemanusiaa

Communal-spaces world system global-human .

Roland Robertson, Globalization Theori and Civilizational

Analysis , Comparative Civilizations Review, , , Downloaded

on-journals.lib.byu.edu. Diunduh pada tanggal Januari .

John Tomlinson, Globalization and Culture , Paper was Presented at University of Nottingham Ningbo China UNNC Research Seminar Series

- Publication on )APS website , . Diunduh pada tanggal

Januari .

Roland Robertson, Mapping the Global Condition..., .

Roland Robertson, Globalization Theori and Civilizational Analysis....,

(41)

Tanggung jawab kemanusiaan mengandung arti bahwa masalah kemanusiaan berskala lokal menjadi bagian dari problem kemanusiaan global, begitu juga sebaliknya, seperti penghargaan terhadap hak-hak kemanusiaan yang menguat seiring dengan tantangan yang dihadapi. Globalisasi juga menjadi pendorong terbesar bagi pergeseran sistem sosial pada skala lokal maupun global yang melahirkan perubahan. Perubahan atau moved menjadi bagian perubahan individu maupun kelompok dalam memperluas interaksi kemanusiaannya untuk menjadi bagian dari individu atau kelompok lain, tidak sekedar menjadi it self atau dirinya sendiri )ni artinya dampak globalisasi telah menciptakan hubungan internasional antar individu atau kelompok dalam membangun etika kemanusiaan bersama individuals and of humankinds . Dengan etika kemanusiaan bersama, penghargaan atas hak-hak pribadi personal humanright dan kelompok tidak terjatuh dalam dehumanisasi.

. . . Arjun Appadurai: Globalisasi dan Komunitas Terbayang

Proses hibridisasi budaya yang dibawa oleh globalisasi juga ditemukan pada pandangan Arjun Appadurai, dengan munculnya lima aliran global, yaitu ethnoscape, mediascape, technoscape, financescpae, dan idioscape. Kelima aliran globalisasi itu berinteraksi secara

Roland Robertson, Mapping the Global Condition...., .

(42)

cair, tidak teratur irreguler dan variatif. Appadurai melihat scape-scape pada aliran globalisasi pada akhirnya dikonstruksi oleh individu atau kelompok yang

melahirkan Komunitas Terbayang . Komunitas

terbayang muncul berdasarkan situasi politik, linguistik, dan historis dari beragam aktor yang menyusun formasi sosial, seperti agen negara-bangsa, multinasional, komunitas diasporik, dan kelompok subnasional. Sedikitnya terdapat lima landscape yang melahirkan komunitas terbayang, yaitu :

a Ethnoscape meliputi berbagai kelompok dan individu yang bergerak mobile dan memainkan peran penting dalam dunia yang terus berubah. (al ini meliputi pergerakan sebenarnya dan berbagai imajinasi pergerakan. Pada satu dunia yang terus berubah, individu-individu tidak sanggup membiarkan imajinasi mereka berhenti terlalu lama, dan oleh sebab itu mereka terus menerus menghidupkan imajinasi dunia.

b Technoscape adalah konfigurasi-konfigurasi global yang senantiasa cair dari perkembangan teknologi informasi yang bersifat mekanik, yang tinggi dan rendah, dan berupa sederetan bahan-bahan informasi file-file unduhan, email, dan lain-lain yang bergerak begitu bebas dan cepat di seluruh dunia untuk diakses semua orang. )a melintasi

George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern...., .

(43)

pembatasan yang dulu tidak dapat dilalui pergerakan tersebut.

c Financescape meliputi proses-proses pergerakan uang lintas bangsa, dalam jumlah yang besar dan perputaran uang dengan kecepatan yang tinggi melalui spekulasi komoditas, pasar mata uang, bursa saham nasional, dan semacamnya sebagai bagian dari transaksi komoditas global.

d Mediascape meliputi kemampuan elektronik yang menghasilkan dan menyebarluaskan informasi dan berita ke seluruh dunia dan citra-citra dunia yang diciptakan dan disebarkan oleh media elektronika. )nternet dan stasiun televisi atau radio merupakan ujung tombak mediascape.

e )deoscape seperti mediascape adalah kumpulan citra sosial. Tetapi sebagian besar terbatas pada citra-citra politik yang diproduksi oleh negara dan sejalan dengan ideologi masing-masing. Citra-citra dan kontra-ideologi dihasilkan oleh gerakan-gerakan yang berusaha menggantikan kekuasaan, atau setidaknya memperoleh sedikit dari kekuasaan.

Dengan demikian, menurut Appadurai, globalisasi yang berbasis utama pada ketergantungan pada teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan tata sosial baru yang disebut komunitas terbayang, yakni komunitas yang hidup dalam ketergantungannya pada dunia maya;

Ashad Kusuma Djaya, Teori-Teori Modernitas...., ; Arjun

(44)

di mana individu dan kelompok berinteraksi dengan memanfaatkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi dalam lanskap global. )nteraksi di dunia maya mendorong tumbuhnya komunitas yang melakukan mobilitas yang terus berubah dalam mengembangkan dunia imajinasinya.

Bagi Appadurai, dalam kontek interaksi sosial terbentuknya komunitas terbayang, paling tidak ditentukan oleh kelima scape yang berbeda. Namun bukan berarti kelima scape itu saling terpisah. Kelima scape dapat saling terkait dan terhubung dengan tingkat elastisitas yang berbeda-beda, tergantung pengaruh dari beragam faktor, seperti kelompok, negara, multinegara, komunitas diaspora, migrasi, agama, dan budaya. Pada satu komunitas, misalnya bisa jadi hanya menggunakan dua lanskap scape pada jaringan teknologi informasi dan komunikasi ketika membangun dunia sosialnya, seperti pemanfaatan technoscape dan media scape.

. . . Thomas L. Friedman: Globalisasi Lokal

Menurut Friedman, globalisasi yang diartikan sebagai dunia tanpa tapal batas borderless world semakin menjadi nyata wujudnya. Apapun dapat diselesaikan di tempat yang jauh di luar batas negaranya, dunia menjadi diratakan pada abad M. ini oleh sekat-sekat pembatas dunia itu sendiri. Namun dalam

(45)

rentangan argumen sejarah yang menghasilkan dunia yang telah diratakan, globalisasi jika dirunut lahir dalam tiga gelombang sejarah, yaitu globalisasi versi pertama

yang berlangsung sejak ketika Columbus membuka

perdagangan antara Dunia Lama dan Dunia Baru hingga sekitar tahun . Pada masa ini, negara maupun pemerintah yang biasanya dipicu oleh agama, imperialisme atau gabungan keduanya mendobrak dinding pembatas dan menjalin dunia menjadi satu hingga terjadi penyatuan global oleh ekspansi bangsa-bangsa Barat. Penyatuan global ini melihat dunia yang semula berukuran besar menjadi berukuran menengah. Kedua, globalisasi versi kedua yang berlangsung dari sekitar tahun hingga dengan diselingi oleh masa depresi besar dan meletusnya Perang Dunia ) dan )). Pelaku utama dalam proses penyatuan global versi kedua

adalah perusahaan multinasional.

Perusahaan-perusahaan ini mendunia demi pasar dan tenaga kerja yang dipelopori oleh Belanda dan )nggris sejak timbulnya revolusi industri di Eropa. Proses penyatuan global dimotori dengan jatuhnya biaya transportasi berkat kemajuan mesin uap, kereta api dan jatuhnya biaya telekomunikasi berkat telegraf, telepon, PC, satelit dan serat optic dan w.w.w. world wide web . Kekuatan di balik globalisasi masa ini adalah terobosan di bidang perangkat keras berawal dari kapal uap dan kereta api

(46)

sampai telepon dan komputer, sehingga dunia yang berukuran menengah menjadi diratakan semakin kecil. Ketiga, globalisasi versi ketiga yang dimulai sekitar tahun

.

Motor penggerak globalisasi versi ini adalah kekuatan baru yang ditemukan untuk bekerjasama dan berkompetisi secara individual dalam kancah global. Proses penyatuan global masa ini memberdayakan, dan melibatkan individu serta kelompok kecil di seluruh dunia sebagai aktor global dalam tatanan dunia yang datar flat-world platform yang menggantikan aktor globalisasi versi pertama dan kedua yang dikendalikan Eropa dan Amerika.

Friedman juga menjelaskan peristiwa yang menyebabkan dunia menjadi datar atau diratakan oleh momentum sejarah, yaitu Pertama, keruntuhan Tembok Berlin di Jerman pada tahun yang mempengaruhi kekuasaan di seluruh dunia ke arah pemerintahan demokratis, berlandaskan konsensus dan berorientasi pada pasar bebas, serta meninggalkan dukungan terhadap pemerintahan otoriter. Kejadian ini mendorong dunia dilihat sebagai sesuatu yang utuh tanpa sekat. Dunia tidak lagi dilihat sebagaimana di masa perang dingin yang tersekat ke dalam dua blok ekonomi-politik; komunis dan kapitalis.

)bid., - .

(47)

Kedua, kemunculan Netscape yang menghidupkan internet yang mudah diakses oleh siapapun. Semakin internet dihidupkan, semakin beragam individu di seluruh dunia melakukan banyak hal di web. Ketiga, kehadiran Perangkat Lunak Alur Kerja work flow software yang mendunia sebagai revolusi sunyi yang tidak disadari oleh kebanyakan orang. Padahal revolusi sunyi ini mendorong lebih banyak individu di berbagai tempat untuk merancang, mempertunjukkan, mengelola dan berkolaborasi menangani data bisnis. Pekerjaan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok mengalir lebih cepat, baik pekerjaan yang dilakukan di dalam maupun antar perusahaan, antar negara, bahkan antar benua.

Keempat, kehadiran Perangkat Lunak Karya Komunitas open sourcing yang mendorong banyak orang menawarkan opini dan kabar mereka di web, mengantikan surat kabar manual, menulis ensiklopedia mereka sendiri lalu meng-upload-nya ke dunia internet. Mereka bahkan dapat menawarkan lagu, video, puisi dan komentar mereka sendiri ke seluruh dunia yang terglobalkan. Kelima, outsourcing. Friedman berargumen outsourcing mengijinkan perusahaan-perusahaan untuk membelah layanan dan manufaktur menjadi komponen per komponen dalam cara paling efisien dan biaya yang efektif. Setiap layanan, call center, operasi pendukung bisnis atau pengetahuan yang diubah ke dalam bentuk

(48)

digital dapat dilimpahkan secara global kepada siapa pun yang mampu memberi layanan yang murah, pandai, dan efisien. Keenam, offshoring, yakni pengadaan pabrik di negara lain yang dapat dilakukan dengan biaya operasi minimal, pajak lebih rendah, energi tersubsidi, namun tetap menghasilkan kualitas produk yang sama di negara pusat pabrik itu berada. Friedman mengilustrasikan politik terbuka yang dilakukan negara China pada masa sekarang setelah menyetujui kesepakatan dalam World Trade Organization WTO , merupakan bentuk offshoring paling kentara yang menyebabkan banyak perusahaan berlomba-lomba memindahkan produksi mereka ke negeri China untuk diintegrasikan ke mata rantai pemasok global.

Ketujuh, Supply-Chaining atau rantai pemasok adalah cara berkolaborasi secara horisontal, antara pemasok, pengecer, dan konsumen dalam menciptakan nilai keuntungan. Rantai pemasok ini di satu sisi dimungkinkan oleh adanya pendataran dunia, namun di sisi lain sekaligus menjadi pendatar dunia yang berpengaruh. Terkait hal tersebut, maka kian banyak mata rantai pemasok, kian besar pula tekanan atas terbentuknya keseragaman standar atas perusahaan, sehingga setiap mata rantai pemasok yang satu dapat bersesuaian dengan mata rantai yang lain. Efisiensi mata rantai pemasok perusahaan ini kemudian ditiru oleh

Referensi

Dokumen terkait

Isolasi bakteri endofit daun kemangi (O.basilicum L.)dilakukan dengan metode penanaman langsung dan pemurnian isolat dilakukan dengan menggunakan metode streak

Kepada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal

suhu turun) adalah kunci tata laksana infeksi dengue pada anak. • Pemberian cairan segera dan

Pada hari ini Rabu tanggal dua puluh sembilan bulan Juni tahun dua ribu enam belas (29-06-2016), yang bertandatangan dibawah ini Pokja Pengadaan Kegiatan

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang dari Pokja ULP Kegiatan Pengembangan Dan Pengelolaan Sarana Prasarana Penunjang Jalan Pekerjaan Paket 9 - Pemasangan PAL LPJU

 Cairan koloid digunakan pada pasien dengan perembesan plasma hebat, dan tidak ada respon pada minimal volume cairan kristaloid yang diberikan.  Volume cairan rumatan

Bank BNI (Persero) berdasarkan penilaian prestasi kerja dalam pengembangan karier, yang dapat dilihat dari jawaban mereka bahwa setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat

Menimbang bahwa pada dasarnya hadhanah terhadap anak yang belum mumayyiz adalah hak ibunya, sesuai dengan bunyi pasal 105 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, kecuali