• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Komunitas Masjid di Era Globalisasi Studi pada Komunitas Masjid Pathok Negoro Plosokuning Keraton Yogyakarta D 762008001 BAB IV"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA:

ASAL USUL DAN PERUBAHAN

(2)

. . Yogyakarta dalam Sejarah Kerajaan Jawa

Yogyakarta merupakan daerah istimewa setingkat

provinsi, sebagaimana Daerah Khusus )bukota Jakarta,

Daerah )stimewa Aceh, Papua dan Papua Barat dalam

konstitusi Negara Kesatuan Republik )ndonesia.

Keistimewaan Yogyakarta terletak pada identitas politik

dan kebudayaan lokalnya yang unik. Dalam politik lokal,

daerah ini mempunyai kewenangan khusus, yaitu

pertama,

dalam hal pemilihan gubernur; berdasarkan

peraturan yang diperbaharui, yaitu UU. Nomor Tahun

tentang Keistimewaan Yogyakarta, jabatan

gubernur tidak dipilih, melainkan ditetapkan oleh

parlemen daerah dalam jangka waktu lima tahun, dan

kemudian ditetapkan kembali, begitu seterusnya.

(3)

Gambar . . Keraton Yogyakarta

Pilihan penetapan itu terjadi karena jabatan

gubernur dirangkap oleh raja yang bergelar Sultan

sebagai pemegang kedaulatan Keraton yang bersifat

monarkhi; di mana kekuasaan diwariskan secara turun

atau diangkat oleh presiden. Puncaknya, sehubungan dengah status keistimewaan yang tidak jelas, dalam acara Pisowanan Ageng )) pada tanggal Juni , Sri Sultan (amengkubuwono X kembali menegaskan tidak bersedia dicalonkan sebagai gubernur berkaitan dengan diterbitkan UU. No. Tahun yang tidak mempertegas kedudukan Keraton dalam pemerintahan daerah. Bersamaan dengan itu, gelombang aksi masyarakat yang menuntut penetapan Sri Sultan (amengkubowono X sebagai gubernur meluas. Memang dalam sejarah NKR), upaya menafikan keberadaaan keistimewaan Yogyakarta, sudah terasa sejak diberlakukan UU. No. tahun tentang pemerintahan daerah di masa Orde Baru yang menghendaki penyeragaman, yang sebenarnya bertentangan dengan prinsip Bhineka Tunggal )ka. Lih., Suryo Sakti (adiwijoyo, Menggugat Keistimewaan Jogjakarta, Tarik Ulur Kepentingan, Konflik Elit dan Perpecahan Yogyakarta: Pinus Book Publisher, , - .

(4)

temurun dari leluhurnya di tengah corak awal

masyarakat Jawa yang agraris dan tradisional. Pilihan

sistem monarkhi tradisional dalam konstitusi

pemerintahan modern tersebut disetujui oleh

pemerintah dengan pertimbangan utama kedudukan

Keraton yang memiliki andil besar dalam sejarah

kelahiran Republik )ndonesia.

Dalam arti andilnya itu selain kerelaan Keraton yang

lebih tua usianya sebagai negara untuk berkorban

menggabungkan diri dalam negara baru pimpinan

Presiden Soekarno, ia juga membantu melindungi dan

membiayai awal berdirinya negara ini. Bahkan )r.

Soekarno sendiri pernah dilantik sebagai presiden di

Keraton tidak hanya dikenal sebagai ibukota Kesultanan Mataram di Yogyakarta, akan tetapi juga tempat tinggal raja yang secara spiritual dipercaya sebagai figur penerima pulung, ndaru, cahya nurbuat, atau wahyu ilahi untuk menyampaikan kebajikan Tuhan kepada umat manusia. Kepercayaan tradisional Jawa yang menganggap raja adalah subyek yang mendapat pulung keberuntungan , mempunyai kekuatan sakral dan diibaratkan sebagai raja-dewa yang bertahta atas alam semesta dan seisinya. Frans Magnis-Suseno, Etika Jawa Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, ,

.

Kebijakan Keraton Yogyakarta pasca pendudukan Jepang telah membawa perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara, diantaranya perubahan Yogyakarta yang semula menganut sistem pemerintahan feodal di bawah kontrol penguasa kolonial Belanda dan fasisme Jepang menjadi bagian dari kekuasaan Republik. Lih., Atmakusumah ed. , Tahta Untuk Rakyat: Celah-celah Kehidupan Sultan (amengkubuwono )X Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, , - .

(5)

Keraton, tepatnya di Bangsal Sitihinggil; tempat

penobatan raja.

Kedua,

sebagai konsekuensi atas keistimewaan itu,

daerah Yogyakarta memiliki keunikan lain, yaitu

eksistensi Keraton sebagai lembaga adat dan kebudayaan

Jawa. Sebagaimana diketahui daerah Yogyakarta dikenal

Pada tanggal Desember diadakan sidang pemilihan Presiden R)S di Gedung Kepatihan gubernur sekarang oleh wakil dari enam belas negara bagian. Sidang dipimpin oleh Mohammad Roem dan Anak Agung Gede Agung. Pada tanggal Desember dilakukan pemilihan presiden dengan calon tunggal )r. Soekarno yang kemudian terpilih dan diambil sumpahnya pada tanggal Desember di Bangsal Sitihinggil. Drs Moh. (atta menjadi perdana menteri. Berdasarkan UUD R)S, DPR R)S terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Negara yang disebut Senat. Kekuasaan pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Presiden hanya berwenang mengesahkan keputusan kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri. Lih., http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id. Diunduh pada tanggal

November .

(6)

juga menjadi jantung kehidupan agama dan kebudayaan

Jawa sejak dahulu kala. Selain kaya nilai-nilai tradisional,

yang memberi kesuburan sekaligus menurunkan kerajaan-kerajaan besar yang saling menguasai mempersatukan wilayah dari gugusan pulau-pulau itu, baik ditempuh melalui cara halus, seperti perkawinan, negoisasi maupun dengan kekerasan, seperti penindasan atau perang. Namun kekerasan selalu menjadi jalan terakhir bagi raja, manakala cara halus maupun negoisasi gagal. Bdk., Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya Kajian Sejarah Terpadu, Bagian ) Batas-Batas Pembaratan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, , ; Krisna Bayu Aji, dan Sri Wintala Achmad, Sejarah Perang di Bumi Jawa: Dari Mataram Kuno (ingga Pasca Kemerdekaan R) Yogyakarta: Araska, , - .

(7)

ia menjadi daerah yang banyak meninggalkan artefak

kebudayaan, seperti candi, lingga, yoni, makam raja,

masjid kuno, gereja, dan istana raja, baik di Kotagede,

Ambarketawang, Plered, alun alun utara maupun istana

candi Ratu Boko di Prambanan.

Ketoprak, disebutkan orang Jawa mengenal cerita Dora dan Sembada yang menjadi murid setia Prabu Aji Saka. Tetapi dalam akhir lakon, kedua murid ini malah salah paham dalam menafsirkan wasiat ajaran Prabu Aji Saka sehingga keduanya mati terbunuh di tengah jalan. Untuk menjadi pelajaran umat manusia, Prabu Aji Saka mengabadikan tragedi itu dengan membuat mantra, yang disebut Mantra Aji Saka. Mantra ini berkembang menjadi sistem kalender tahun Saka pada masa awal pembentukan kebudayaan Jawa. Mantra Aji Saka berbunyi, (ana caraka; Data sawala; Padha jayanya; Magha bathanga, yang artinya, Ada dua perutusan, terjadi pertengkaran hebat di tengah jalan , keduanya bertarung sama-sama kuat, akhirnya keduanya tewas menjadi bangkai . Mantra ini sangat padat kata dan bermakna mendalam. Masing-masing terdiri dari suku kata yang berbeda sehingga menjadi huruf Jawa yang masih dipakai sampai kini. Mantra Aji Saka hampir sama dengan Rajah Kalacakra yang arti harafiahnya adalah rajah roda yang berputar. Rajah ini juga dilogokan menjadi motif kain batik yang dipakai para raja. Rajah Kalacakra dikenal juga dengan istilah Mantra Wisnu sebagai doa penolak kejahatan Betara Kala roh jahat , yang tersusun dalam tembang musik Jawa kuno Sekar Prawira Lalita, yang bunyi liriknya berirama a-a-, yakni, Yamaraja-jaramaya; Yamarani-niramaya; Yasilapa-palasiya; Yamidoro-rodomiya; Yamidosa-sadomiya; Yudauda-dayudaya; Yasyaca-caryasiya; Yasihama-mahasiya, yang artinya, (ai niat jahat berhentilah; hai yang datang pergilah; hai yang membuat lapar kenyangkanlah; hai yang membuat melarat, cukupkanlah; hai yang menyengsarakan, hentikanlah; hai yang memerangi, damaikanlah; hai yang menipu daya, berbelas kasihilah; hai yang menjadi perusak, perbaikilah . Lih., Budiono (adisutrisno, )slam Kejawen

Yogyakarta: Eule Book, , .

(8)

Gambar . . Candi Prambanan/Roro Jonggrang

. . . Majapahit, Demak-Pajang dan Mataram

Daerah Yogyakarta dahulu adalah kerajaan penting

di Jawa yang disebut Kesultanan Yogyakarta, juga dikenal

sebagai Kerajaan Mataram karena mewarisi peninggalan

Mataram Kuno abad ke- M. Sebagai mata rantai dari

kerajaan Jawa kuno, Kesultanan Yogyakarta adalah

kelanjutan dari Kerajaan Demak di pesisir Jawa Tengah,

pewaris dari dinasti raja-raja Majapahit di Jawa Timur.

Palembang. Berdasarkan prasati Tulang Air di Candi Perut, pada masa Rakai Pikatan, Kerajaan Mataram Kuno mencapai zaman kemakmuran. Bdk, Ageng Pangestu Rama, Kebudayaan Jawa: Ragam Kehidupan Kraton dan Masyarakat di Jawa - Yogyakarta: Cahaya Ningrat, , .

(9)

Kerajaan Majapahit yang pernah menguasai kepulauan

Nusantara sejak abad

sampai

M., mengalami

kemunduran akibat perebutan kekuasaan dari keturunan

para istri selir. Setelah Kerajaan Demak juga mengalami

Kediri tahun Saka. Kekacauan politik di Daha, mendorong Raden Wijaya melibatkan diri, meminta para menteri memihaknya, lalu menyerang Daha. Setelah dibantu utusan dari China pimpinan Shih Pie, )ke Mese dan Kau (sing yang dikirim Kaisar Kubilai Khan, dan para prajurit Madura pimpinan Raden Ranggalawe, Raden Wijaya berhasil mengalahkan Raja Jaya Katong. Raden Wijaya menaiki tahta pada tahun Saka, bergelar Sri Maharaja Kertarajasa. Semasa menjadi raja, Raden Wijaya memiliki banyak istri, salah satunya Dara Petak yang menurunkan putra mahkota, Raden Kalagemet. Sementara istri lain dari dua anak perempuan Batara Siwabuddha Tantrayana . )stri tua menjadi ratu di Kahuripan, sedangkan istri muda menjadi ratu di Daha. Pada tahun Saka, Raden Wijaya wafat dan dicandikan di Antapura. )a digantikan oleh Raden Kalagemet bergelar Sri Maharaja Jayanegara. Namun di bawah Jayanegara, pemerintahan dilanda banyak pemberontakan, seperti Mandana, Pawagal, Ra Semi, Nambi dan Ra Kuti. Dari sekian pemberontakan, hanya pemberontakan Ra Kuti yang memaksa Jayanegara terusir dari istana. Melalui Gajah Mada, pemberontakan Ra Kuti dapat ditumpas. Kemudian Jayanegara digantikan oleh Ratu Tribhuana Tunggadewi, putri dari istri selir lain Raden Wijaya, yaitu Gayatri. Pada masa ini, Majapahit kembali disibukkan oleh perang, terutama pemberontakan Sadeng dan Keta, dan muncul kembali pada masa Sri Maharaja (ayam Wuruk, putra Tribhuana Tunggadewi, yakni pada saat meletusnya perang bubat di Surabaya akibat Dyah Pitaloka Citraresmi, putri Raja Sunda Linggabuana menolak menikah dengan (ayam Wuruk. Tragedi perang bubat menewaskan raja dan putri dari Priangan itu. Lih., Gamal Komandoko, Pararaton Yogyakarta: Penerbit Narasi, , - ; Krisna Bayu Aji, dan Sri Wintala Achmad, Sejarah Perang di Bumi Jawa...., - .

Nusantara merupakan suatu wilayah yang terdiri dari gugusan pulau di selatan Asia Tenggara. Di pulau-pulau ini pernah berdiri banyak kerajaan, baik besar maupun kecil. Dalam catatan sejarah disebutkan terdapat seribu kerajaan yang pernah hidup, namun tidak semua dapat diketahui jejaknya. Diperkirakan terdapat sekitar kerajaan besar dari Aceh sampai Papua yang pernah berdiri dengan raja yang memerintah. Sri Wintala Achmad dan Krisna Bayu Adji, Ensiklopedi Raja-Raja Nusantara

Yogyakarta: Araska, , .

(10)

keruntuhan, pusat kerajaan berpindah ke selatan, di

daerah Pajang Surakarta yang selanjutnya disebut

Anak-anak dari istri selir yang terkenal itu, antara lain Bre dinasti Wirabumi Adipati Blambangan dan putri Kusuma Wardani yang diperistri Wikrama Wardana di Majapahit. Sikap Kusuma Wardani yang mendorong suaminya menjadi raja tidak disetujui oleh Wirabumi karena statusnya sebagai anak menantu. Akhirnya timbul konflik hebat, perang saudara meletus antara Majapahit dengan Blambangan yang dikenal sebagai perang Paregreg. Wirabumi tewas di tangan Raden Gadjah. Karena tidak rela ayahnya terbunuh, Putra Wirabumi, Adipati Daha membunuh Raden Gajah, sehingga ia menduduki tahta kerajaan. Namun belum lama memerintah, ia dipaksa turun oleh keturunan Wikrama Wardana, Dyah Suhita, dan terjadi lagi pergolakan, Dyah Suhita digantikan Bre Kertabumi Brawijaya V . Pada masa ini, pemberontakan gagal dipadamkan. Bre Kertabumi juga tidak memiliki permaisuri, melainkan istri selir, salah satunya putri China yang melahirkan anak bernama Raden Patah bergelar Pangeran Jim Boen. Ditengah kemelut politik Majapahit yang berlarut-larut, Raden Patah diungsikan ke Palembang sejak kecil, tumbuh bersama pamannya; Arya Damar. Setelah dewasa, Raden Patah kembali ke Jawa diangkat menjadi Adipati Demak Bintara. Karena Raden Patah merasa bagian dinasti kerajaan, ia mengirim pasukan memulihkan keamanan, mengajak ayahnya, Bre Kertabumi mengungsi ke Demak dan meminta saudaranya, Girindra Wardana menggantikan ayahnya. )bukota Majapahit dibangun kembali, namun Girindra Wardana memindahkan ibukota ke Kediri, sehingga kian pudar kewibawaan Majapahit. Akhirnya di bawah Girindra Wardana, Kerajaan Majapahit runtuh bersamaan dengan meluasnya para pemimpin daerah mendeklarasikan diri sebagai raja merdeka. Tahun itu tercatat sebagai tahun sangkala, sirna ilang kertaning bumi , yang artinya runtuhnya imperium dunia , atau tahun Saka. Bdk. Ageng Pangestu Rama, Kebudayaan Jawa: Ragam...., - .

(11)

Kerajaan Pajang. Akan tetapi Kerajaan Pajang

memerintah dalam waktu singkat. Setelah penaklukan

Panembahan Senopati, Kerajaan Pajang mengalami

kemunduran dan beralih ke Kerajaan Mataram yang

berpusat di Kotagede Yogyakarta.

Asal usul Kerajaan Mataram yang berdiri sejak abad

ke- M. itu, bermula dari kisah sejarah yang bercampur

dengan legenda akan kedatangan Yang Dipertuan Agung

Ki Pemanahan, cucu Ki Ageng Selo dari Grobogan, yang

mempunyai pertalian darah dengan dinasti Majapahit,

telah dihadiahi tanah perdikan berupa hutan Mentoak

oleh Raja Pajang Sultan (adiwijaya . Tanah Perdikan itu

berada di kawasan membujur yang dibatasi oleh kali

Opak dan kali Progo yang bermuara ke pantai selatan.

kebudayaan Eropa di bidang sosial dan politik menjadi kuat, terutama setelah kehadiran Pemerintah (india Belanda. (.J. De Graaf dan T(. Pigeaud, Kerajaan )slam Pertama di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XV)

Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, , - .

Sesudah Sultan Trenggana dinobatkan sebagai raja pada tahun M., menggantikan Pati Unus yang gugur dalam ekspedisi militer melawan Portugis di Malaka, Kerajaan Demak diserbu oleh Girindra Wardana yang dibantu oleh tentara Portugis. Dalam perang itu, Girindra Wardhana tewas, Sultan Trenggana kemudian berusaha menaklukkan seluruh ujung timur, yaitu Jawa Timur. Namun di tangan putra adipati Surabaya, ia gugur dalam pertempuran melawan Blambangan. )a digantikan oleh Raden Prawoto. Lih., Krisna Bayu Aji, dan Sri Wintala Achmad, Sejarah Perang di Bumi Jawa..., - .

Raden Prawoto yang dinobatkan sebagai raja telah memindahkan ibukota Demak Bintara ke bukit Prawoto Solo , sehingga mengubahnya menjadi Kerajaan Pajang. Dalam tiga tahun pemerintahan, ia terbunuh di tangan Arya Penangsang Adipati Jipang . Namun berkat bantuan Ki Gede Mataram, dinasti Raja Pajang itu dapat menuntut balas, Arya Penangsang tewas dalam pertempuran di sungai Bengawan Solo. Sultan (adiwijaya atau Raden Joko Tingkir, kemudian dinobatkan sebagai Raja Pajang pada tahun

(12)

Gambar . . Wilayah Majapahit menurut Kitab Negarakertagama

Daerah ini semula tanah pekapuran yang dikenal

dengan nama bumi Mataram. Yang Dipertuan Agung

tidak mengetahui daerah itu merupakan kawasan

bersejarah, peninggalan peradaban kuno yang telah

www.pendidikansejarah.blogspot.com. Diunduh pada tanggal Maret .

(13)

runtuh, diantaranya )stana Boko yang dibangun oleh

orang Bali yang pernah menjadi raja di Prambanan.

Gambar . . Makam Raja-raja Demak di Jawa Tengah

. . . Panembahan Senopati dan Sultan Agung

Yang Dipertuan Agung mempunyai putra bernama

Danang Sutowijoyo yang bergelar Penembahan Senopati.

Panembahan Senopati adalah raja generasi kedua

Mataram yang berhasil memperluas wilayahnya dari Jawa

Timur sampai ke tanah Sunda, Kedu, Banyumas, dan

pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejak saat itu

ia menjadi raja yang sangat berpengaruh di Jawa Setelah

(14)

Panembahan Senopati wafat, ia diganti oleh putranya,

Mas Jolang bergelar Panembahan Seda )ng Krapyak. Mas

Jolang menjadi raja yang tidak berumur panjang, wafat di

hutan Krapyak. )a digantikan putranya, Adipati Martapura

yang karena lemah memimpin diganti saudaranya, Raden

Rangsang yang bergelar Sultan Agung )ng Alaga

-. Sultan Agung dikenal dicintai rakyat, pembangun

benteng Matraman di Jakarta dan tokoh pembaharu

kebudayaan Jawa hasil inovasi yang memadukan secara

Pabelan hingga menemui ajal. Senopati malah memberikan suaka kepada iparnya. Tindakan sewenang-wenang dan sikap membangkang dari bawahannya itu memaksa Raja Pajang menggunakan kekerasan. Sebelum terjadi pertempuran di Prambanan, tentara nasional kerajaan pecah tercerai berai akibat letusan Gunung Merapi. Raja Pajang dalam perjalanannya pulang dari Prambanan ke Pajang, dan saat bermalam di Tembayat Klaten merasa kerajaannya telah berakhir, dan akan diganti oleh dinasti Mataram yang akan memerintah seluruh Jawa. Tidak lama kemudian Raja Pajang wafat, dan putranya; Pangeran Benawa menyerahkan kekuasaan ke Mataram. Pada tahun , setelah mendapat simpati dari para pemimpin daerah perdikan, Senopati menobatkan dirinya sebagai raja Jawa merdeka dengan gelar "Panembahan", yang artinya raja yang berhak disembah. Lih., (.J. De Graaf dan T(. Peageud, Kerajaan )slam Pertama...., .

(15)

kontras unsur-unsur Jawa yang animistik, kebudayaan

(indu-Buddha dan )slam.

Sultan Agung juga dikenal sebagai arsitek Keraton

yang berporos pada garis mitologi utara-selatan, yaitu

Kanjeng Ratu Kidul, dan rohaniawan penjaga gunung

Merapi di utara, yaitu Kyai Sapujagad. )a menempatkan

diri sebagai pemimpin semua agama bergelar

Sayidin

Panatagama,

dan menambahkan gelarnya lagi,

Khalifatullah )ng Tanah Jawa,

yang berarti wakil Tuhan di

Jawa. Sisa kebesaran Sultan Agung masih terlihat dari

Sultan Agung dengan piawai berhasil mengatasi keterbelahan masyarakat pada waktu itu, yaitu adanya jurang pemisah antara masyarakat pesantren di pesisir dengan Kejawen di pedalaman, terutama pada pedoman perhitungan tahun (ijriyah sistem rembulan dengan tahun (indu Saka sistem matahari . Untuk mengatasi instabilitas sosial, ia mengintegrasikan kedua sistem perhitungan kalender itu. Pada tahun , Sultan Agung mengumumkan secara resmi keberlakuan tahun baru bagi penduduk Mataram, yakni Tahun Jawa. Tahun Jawa merupakan kompromi berdasarkan penanggalan sistem peredaran bulan, tetapi dimulai dengan tahun Saka, yakni Masehi zaman Aji Saka , dengan tambahan hari pasaran, yaitu kliwon, pahing, manis, wage, dan pon. Lih., Simuh, Mistik )slam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita: Suatu Studi Terhadap Serat Wirid (idayat Jati

Jakarta: U) Press, , - .

(16)

lokasi makamnya yang terbuat dari batu marmer berlapis

kayu hitam, konon berasal dari Mekah. )a dimakamkan

di tengah raja-raja Mataram, bersemayam sebagai

Maharaja Jawa.

. . . Palihan Nagari

Pada abad ke- M. sepeninggal Sultan Agung,

Pemerintah (india-Belanda melakukan intervensi,

memposisikan diri sebagai mediator atas konflik internal

yang terjadi di lingkungan Keraton sehingga melahirkan

kesepakatan Giyanti. Kesepakatan Giyanti atau disebut

Palihan Nagari

berisi keputusan membagi kerajaan

menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan

Yogyakarta. Kesunanan Surakarta dipimpin oleh

harus bertekad menjadi figur pemersatu berbagai kepentingan guna menciptakan perdamaian dunia. Lih., Sri Wintala Achmad dan Krisna Budi, Geger Bumi Mataram Yogyakarta: Araska, , - .

Wawancara dengan Bapak Marto, juru kunci makam raja-raja )mogiri, Kabupaten Bantul pada tanggal Agustus .

Di bawah Sultan Agung, Kerajaan Mataram memiliki kekuasaan yang kian besar dan berwibawa. )a berhasil memperluas wilayahnya di pesisir Jawa meneruskan leluhurnya. Pada tahun M., ia menaklukkan Sukadana di Kalimantan Barat. Pada tahun , ia menundukkan Madura, giliran Surabaya dapat dikalahkan secara telak pada tahun . Dengan demikian, wilayah kekuasaan Mataram pada masa ini membentang dari Jawa Barat, yaitu Sunda Priangan dan Kerawang di sebelah barat, seluruh Jawa Tengah, bagian timur Madura dan hampir seluruh Jawa Timur, kecuali Blambangan. Simuh, Mistik )slam Kejawen...., .

(17)

Susuhunan

Pakubuwono.

Sementara

Kesultanan

Yogyakarta dipimpin oleh Sultan (amengkubuwono, yang

kini telah berganti raja sebanyak sepuluh kali hingga Sri

Sultan (amengkubuwono X naik tahta sebagai raja.

Status Sri Sultan (amengkubuwono X sebagai raja

sekaligus gubernur ditetapkan sejak tahun

,

sepeninggal ayahnya yang wafat di Amerika Serikat.

Kedudukan raja sekaligus gubernur diberikan karena

status keistimewaan lokalnya sejak dulu, yang memberi

diselesaikan dengan suatu perjanjian yang dimediasi oleh Pemerintah (india Belanda. )si perjanjian itu, antara lain membagi kerajaan menjadi dua, yaitu sebagian wilayahnya tetap dalam kekuasaan Pakubuwono di Surakarta. Sebagiannya lagi diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi di Yogyakarta. Perjanjian ini ditandatangani di Surakarta pada tanggal Februari . Sementara perselisihan antara Pakubuwono )) dengan Raden Mas Said juga berakhir dengan perjanjian yang digelar di Salatiga pada tahun M. Dalam isi perjanjian itu, Surakarta melepaskan sebagian daerahnya kepada Raden Mas Said, yang ditetapkan sebagai raja bergelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. Tidak lama kemudian sebagian besar wilayah Mataram disewakan kepada Pemerintah (india Belanda, dan akhirnya menjadi daerah jajahan. Ageng Pangestu Rama, Kebudayaan Jawa: Ragam...., - ; )dem, Mistik )slam Kejawen...., .

(18)

pengaruh pada kedudukan hukum dan hak asal-usulnya

menurut UUD

.

Berdasarkan mata rantai monarkhi tradisional yang

relatif lama dari sisa-sisa wilayah Majapahit yang meliputi

seluruh Nusantara, kebudayaan Jawa yang diteruskan

oleh Mataram mempunyai andil dalam mempengaruhi

kebudayaan-kebudayaan lain. (al ini menunjukkan status

Mataram sebagai pusat monarkhi, sekaligus kebudayaan

masyarakat. Menurut Kitab Kakawin Nagarakertagama

Pupuh X)))-XV; naskah kuno yang ditemukan oleh

Pemerintah (india-Belanda di Lombok NTB, wilayah

Majapahit pada waktu itu meliputi Sumatera,

Semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, Nusa Tenggara,

Maluku, Papua dan sebagian Kepulauan Filipina, serta

mempunyai hubungan diplomatik dengan Kamboja,

Thailand, Burma bagian selatan, Vietnam dan China.

Tri Ratnawati, Antara Otonomi Sultan dan Kepatuhan Pada Pusat di Era Reformasi: Studi Khusus Daerah )stimewa Yogyakarta , Yogyakarta, Jurnal Governance, Vol. , No. , Tahun , .

(arry Sulastianto, dkk., Seni dan Budaya Jakarta: Grafindo Media Pratama, , .

(19)

. . Pengaruh Kerajaan Mataram dalam Kebudayaan

Lokal

. . . Perluasan Kebudayaaan Mataram

Perintis Kerajaan Mataram sebagaimana diuraikan

di atas adalah Yang Dipertuan Agung Ki Pemanahan.

Wilayah kerajaannya pada masa itu hanya tanah perdikan

pemberian hadiah dari Kerajaan Pajang. Setelah Yang

Dipertuan Agung wafat, kekuasaan diturunkan kepada

anaknya, Danang Sutowijoyo. Pada tahun

M.,

Danang Sutowijoyo atau Penembahan Senopati

melakukan perluasan wilayah ke Madiun dan Ponorogo.

)tu artinya hampir seluruh wilayah Jawa Tengah dan Jawa

Timur di bawah monarkhi Mataram, kecual Panarukan

dan Blambangan yang dikuasai orang Bali. Pada tahun

, ia memperluas wilayahnya sampai ke Jawa Barat,

yaitu Cirebon dan Galuh Garut . )a wafat pada tahun

, digantikan oleh Mas Jolang. Pada masa

pemerintahan Mas Jolang dari tahun

hingga

pemberontakan terjadi di wilayah Ponorogo, Demak dan

Surabaya.

dilantik menjadi patih, ia kemudian langsung bekerja mempersatukan Nusantara sampai tidak mengenal kata istirahat. Pada saat pelantikan, Gajah Mada berikrar dalam sumpahnya dihadapan para menteri Majapahit, Jika pulau-pulau di luar Majapahit sudah tunduk, saya akan beristirahat. Nanti kalau sudah tunduk Gurun, Seran, TanjungPura, (aru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, baru saya akan menikmati buah pala istirahat . Peristiwa pelantikan Gajah Mada itu terjadi pada tahun sangkala, Guntur-pabanyu-pindah atau Saka, dan dikenal sebagai Sumpah Palapa. Gamal Komandoko, Pararaton...., - .

M. Junaidi Al Anshori, Sejarah Nasional )ndonesia: Masa Prasejarah Sampai Masa Kemerdekaan )slam, Jakarta: PT. Mitra Aksara Panaitan, ,

(20)

Setelah Mas Jolang wafat, kekuasaan diturunkan

kepada Adipati Martapura yang memimpin tidak lama. )a

digantikan oleh saudaranya, Raden Rangsang atau Sultan

Agung, yang berarti raja agung. Pada masa Sultan Agung,

Kerajaan Mataram tumbuh pesat dan berwibawa dengan

meluaskan wilayahnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur,

seperti Mojokerto, Lasem, Tuban, Pasuruan, Surabaya dan

Madura. Menyusul Sukadana di Kalimantan, Garut,

Kerawang dan Cirebon. )a juga hendak menguasai Banten,

tetapi terhalang oleh Kerajaan Belanda yang bersekutu

dengan Kerajaan Banten.

Terhitung tiga kali Sultan Agung mengusir Belanda,

namun selalu gagal. Pada tahun

peperangan dengan

Belanda gagal karena persenjataan dan logistik yang kuat

dari pihak lawan, sedangkan prajurit Mataram

kekurangan logistik. Pada tahun

, penyebab

kegagalan diperbaiki dengan membuka

lumbung

gudang beras di Karawang dan Cirebon. Perlawanan

kedua belum juga membuahkan hasil, sehingga ia

membuka lahan persawahan yang lebih luas lagi. Sultan

Agung juga menjalin kontak dengan Kerajaan )nggris dan

Portugis, meski tidak berhasil merebut Banten hingga

tahun

, ia wafat.

)bid.

(21)

. . . Kebudayaan Sunda, Jawa Tengah dan Jawa

Timur

Bermula dari Syarif (idayatullah; pendatang dari

Samudera Pasai Aceh yang diutus oleh Demak untuk

mengabarkan agama )slam di Banten. )a kemudian

melepaskan dari Kerajaan Demak, dan mendeklarasikan

diri sebagai raja Banten. Usaha memperluas wilayah

berhasil hingga ke Cirebon dan Sunda Kelapa. Nama

Sunda Kelapa diganti Jayakarta sesudah ia mengalahkan

Kerajaan Portugis.

Karena pengaruh dari kontak antar kerajaan masa

lalu, wilayah )ndonesia yang terdiri dari suku, agama dan

budaya pada dasarnya mempunyai satu titik kebudayaan

yang saling mempengaruhi. Pada kenyataannya,

Kerajaan Mataram juga memperluas pengaruhnya sampai

ke tanah Sunda, seperti budaya kawih yang dalam

budaya Jawa disebut tembang , orang Sunda kemudian

juga menyebut tembang . Pengaruh (indu dan

Mataram juga terdapat di Sunda bagian tengah, seperti

Bandung, Sumedang, Garut dan Tasikmalaya, terutama

dalam desain kebaya. Namun pengaruh yang lebih kuat

dalam lapangan ekonomi dan sosial kebudayaan.

)bid., - .

W.F. Wertheim, Masyarakat )ndonesia dalam Transisi: Studi Perubahan Sosial, Yogyakarta: Tiara Wacana, , - .

Dede Kosasih, Kakawihan Barudak Sunda , Didownload dari file.upi.edu. Diunduh pada tanggal Desember .

)rma Rusanti, Desain Kebaya Sunda Abad ke- : Studi di Bandung Tahun - , Jurnal )TB J. Visual Art., Vol. D, No. , Tahun ,

(22)

Pada arsitektur Sunda yang mempunyai komposisi

penataan pusat desa dengan menyandingkan masjid,

tanah lapang, tempat menumbuk padi

lisung

, di mana di

bagian barat masjid terletak

bume ageung

sebagai tempat

yang dikeramatkan. Pengaruh Jawa juga terdapat dalam

desain ruang kota yang digagas oleh Sunan Kalijaga, yaitu

pedopo, alun-alun, pohon beringin dan tempat ibadah,

yang juga terdapat di Madura. Pengaruh Jawa juga

terdapat pada stratifikasi sosial Sunda yang semula tidak

mengenal

undak-usuk,

lalu muncul dalam stratifikasi

bahasa. Kemudian juga dalam perayaan Sekaten, di

Cirebon disebut Gerebeg. Selain itu, pengaruh sastra yang

ditulis dalam

Babad,

baik berbahasa Jawi maupun Arab.

Pengaruh Mataram juga meluas ke Jawa Timur, terutama

dalam budaya dan bahasa Jawa.

Lebih rincinya lihat Utami, dkk., Kajian Pengaruh Aspek Mitologi Pada Pola Tatanan Tapak di Kampung Naga , dalam Jurnal Reka Karsa, Jurnal Online )nstitut Teknologi Nasional, Teknik Arsitektur, No. , Vol. , Oktober

.

Jhony (adi Saputra, Mengungkap Perjalanan Sunan Kalijaga: Dari Putra Adipati, Maling dan Perampok Sampai Seorang Wali Surabaya: Pustaka Media, , - .

Rahmat Susatyo, Seni dan Budaya Politik Jawa Surabaya: Koperasi )lmu Pengetahuan, , .

Shidqi Ahyani, )slam Jawa: Varian Keagamaan Masyarakat Muslim Dalam Tinjauan Antropologi , Vol. , No. , Juni . Diunduh melalui ejournal.umm.ac.id, pada tanggal Desember .

(23)

. . Yogyakarta Pada Masa Pemerintahan Inggris dan

Belanda

. . . Pemerintahan Thomas Stamford Raffles

Setelah Gubernur Jendral Daendels digantikan oleh

Gubernur Jendral Jansens, tentara Kerajaan )nggris di

bawah pimpinan Lord Minto tiba-tiba menyerang Jawa,

sehingga Belanda menyerah. Tentara )nggris semula

mendapatkan dukungan simpatik dari raja-raja Jawa yang

memudahkannya merebut Batavia.

Gambar . . Kantor Gubernur Jendral (india Belanda Yogyakarta

Pada tahun

M., Gubernur Jendral Jansens

menyerah tanpa syarat di wilayah Tuntang Salatiga ,

terjadi rekapitulasi perjanjian yang berisi, antara lain

seluruh kekuatan militer Belanda di Asia Tenggara

diserahkan kepada )nggris,

hutang Belanda tidak

(24)

diakui )nggris, dan Pulau Jawa, Madura, dan semua

pangkalan militer Belanda menjadi milik )nggris.

Semua bekas daerah jajahan Belanda oleh )nggris

dibagi menjadi wilayah, yaitu Sumatera Barat, Malaka,

Maluku, dan Jawa serta daerah sekitarnya, di bawah

kendali Gubernur Jenderal E)C East )ndian Company ,

Lord Minto yang berpusat di Calcutta )ndia . Pulau Jawa

diserahkan kepada Thomas Stamford Raffles selaku wakil

Lord Minto dengan pangkat Letnan Gubernur. Untuk

melancarkan

administrasi

pemerintahan,

Raffles

membagi pulau Jawa menjadi prefektur/keresidenan

pada masa Gubernur Jendral Daendels hanya

prefektur , dan mendirikan lembaga peradilan

landraad

.

Karena ancaman musuh tidak ada, kebijakan Raffles

yang utama adalah memperbaiki nasib rakyat di mana

pajak hasil bumi

kontingen

dan kerja paksa dihapus,

diganti pajak tanah

landrente

. Dengan pengertian semua

tanah jajahan dihukumi milik negara

gubernemen

sehingga rakyat wajib membayar sewa tanah sebesar /

dari hasil panen, boleh dibayar dengan hasil bumi atau

uang. Disamping itu, Raffles menjual tanah

gubernemen

kepada orang-orang Eropa. )a melarang perdagangan

budak dan

pandelingschap

membayar hutang dengan

tenaga kerja , dan memonopoli perdagangan garam.

Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah )ndonesia Baru: -dari Emporium Sampai )mperium Jakarta: PT Gramedia, , .

(25)

Selain itu, ia juga memperhatikan kebudayaan, membantu

lembaga Betawi dalam pengembangan seni dan

pengetahuan dengan memberi bantuan kepada para ahli,

seperti (orsfield, Crewford, dan Mackensie untuk

melakukan riset. Setelah kedudukan Raffles semakin kuat,

ia mengambil berbagai tindakan terhadap raja-raja Jawa,

diantaranya Sultan Banten dan Cirebon dijadikan raja

yang digaji oleh )nggris. Sultan (amengkubuwono ))

diasingkan ke pulau Penang Malaysia dan puteranya

dipaksa menggantikannya sebagai raja.

Beberapa

daerah Kesultanan Yogyakarta diserahkan kepada

Pangeran Notokusumo dengan gelar Paku Alam ), dan

Pakubuwono )V diharuskan menyerahkan daerah

Banyumas dan Madiun kepada Kerajaan )nggris.

)de dasar politik kolonial Raffles bertolak dari

liberalisme yang memberi kebebasan yang luas. Struktur

tradisional dan feodalistik Jawa hendak dirombak dengan

sistem baru yang liberal. Namun ia menemui hambatan

budaya feodalistik dan sistem ekonomi tertutup, sehingga

pembayaran pajak tidak dapat dilakukan dengan uang,

tetapi

in natura

hasil bumi . Kebijakan liberalisme ini

menjadi tidak realistis.

)bid., .

(26)

. . . Kebijakan Van der Capellen dan Johannes van

den Bosch

Seiring dengan wilayah Mataram yang kian

mengecil, terutama di pesisir Jawa, Pemerintah

(india-Belanda mengeluarkan kebijakan mengirim peneliti,

Snouck (urgronye yang hasilnya, antara lain perluasan

pendidikan Barat kepada para priyayi dan pegawai negeri

kolonial. (asil riset ini sangat besar pengaruhnya,

sistem pendidikan nasional sampai kini dipengaruhi oleh

sistem pendidikan Eropa. Pengaruh kebudayaan Eropa

juga tampak dari arsitektur kantor, rumah sampai model

jenjang tangga diatonik pada seni lokal, seperti angklung

dengan nada.

Pada masa Gubernur Jendral van der Capellen

-

, ia banyak mengabaikan aturan baru dan

kembali ke sistem lama yang liberal. Namun Cornelius

Elout yang ikut membuat aturan baru itu membelanya, di

tengah daerah jajahan yang mengalami kesulitan ekonomi

dan rakyat Jawa jatuh dalam kemiskinan, seiring

Dalam ANR) Arsip Nasional Republik )ndonesia , Memorie van Residen J.G. van den Berg in Jogjacarta - , Bundel Yogyakarta, sebagaimana yang dikutip Jurnal Sosial (umaniora UGM, Vol. , No. , Juli,

, - .

A. (asymi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya )slam di )ndonesia: Kumpulan Prasaran Pada Seminar di Aceh Bandung: Alma arif, ,

-.

(arry Sulastianto, dkk., Seni dan Budaya...., .

(27)

meletusnya perang Jawa. Kebijakan ia memperlihatkan

praktek liberalismenya telah gagal. Sekalipun begitu di

(28)

antara ide pembaruannya ialah perdagangan protektif

yang justru mengundang kemarahan orang-orang Eropa,

terutama warga Belanda. Pada tahun

, ia

mengeluarkan aturan yang melarang segala bentuk

perdagangan Eropa di daerah penghasil kopi di Sunda

Priangan , kecuali telah memiliki izin khusus dari

pemerintah, dengan harapan dapat melindungi petani

agar tidak tertipu oleh para pedagang Eropa, dan juga

untuk memperbesar keuntungan Pemerintah Belanda.

Pada masa ini, ia juga berusaha keras menghilangkan

jabatan bupati adipati , bahkan kebijakannya lebih keras

dari yang pernah dilakukan oleh VOC di masa lalu. (anya

saja kebijakan menghapus jabatan bupati ini pada

akhirnya tidak dapat diterapkan, karena mendapat

perlawanan kultural masyarakat Jawa yang masih

menghormati kedudukan bupati sebagai pemimpin

daerah.

Sementara kegagalan peningkatan perdagangan di

bidang pertanian pada masa Letnan Gubernur Raffles dan

Gubernur Jendral Du Bus de Gisignies mendorong

Gubernur Jendral Johannes van den Bosch

diberlakukan statusnya sebagai pemberontak, anak cucunya dilarang memasuki Keraton. Namun pada masa (amengkubuwono )X, alm. Pengeran Diponegoro diberi amnesti dengan pertimbangan nilai-nilai kebangsaan kerakyatan perang itu, keturunannya diperbolehkan kembali memasuki Keraton. Pemerintah R) kemudian menetapkannya sebagai pahlawan nasional. Bdk., Krisna Bayu Aji, dan Sri Wintala Achmad, Sejarah Perang di Bumi Jawa...., - .

)bid.

(29)

menerapkan sistem tanam paksa bagi penduduk Jawa.

Kebijakan tanam paksa sebelumnya telah dilakukan VOC

dengan sistem

Cultuurstelsel

. Sistem tanam paksa

mewajibkan para petani Jawa untuk meningkatkan

produksi hasil pertanian melalui pembayaran pajak yang

ditukar dengan barang ijon , berupa hasil pertanian yang

akan diekspor ke Amerika dan Eropa.

. . . Kedatangan Gereja-gereja Barat

Pada abad ke- M. sejumlah utusan gereja datang

seiring dengan. kedudukan Pemerintah (india Belanda

yang semakin kokoh. Misi pertama yang datang dari

Gereja Katolik yang dipimpin antara lain oleh Mgr. Petrus

Maria Francken dengan dibantu oleh lima orang pastur

dari Serikat Jesuit. Para utusan Gereja Katolik juga

mendirikan sekolah pastoran di Muntilan. Mereka

)bid., .

(30)

mengembangkan seminari, rumah sakit dan panti sosial

di wilayah Yogyakarta, menjadi agen modernisasi yang

paling sukses saat itu.

Gambar . . Gereja Katolik pribumi pertama di Yogyakarta

Tidak lama kemudian misi menghadapi kompetitor

baru,

yaitu

zending

Gereja

Protestan

yang

Selain lembaga pendidikan yang dibentuk oleh gereja, Keraton Yogyakarta pada tahun juga mendirikan sekolah yang serupa, yaitu Srimanganti . Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak pejabat Keraton yang akan menggantikan kedudukan ayahnya. Selain Srimanganti, beberapa organisasi partikelir juga mendirikan sekolah di luar ibukota Mataram, seperti di Kalasan, Kejambon, Jejeran, Wonogiri, Bantul, Kreteg, Sleman, Klegung dan Godean. Dalam perkembangannya mengikuti kebijakan Pemerintah kolonial, sekolah-sekolah itu terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan strafikasi sosial masyarakat Jawa pada waktu itu, yaitu, ()S (ollandshe )nlandshe School yang diperuntukkan bagi priyayi, Sekolah Bumiputera kelas dua untuk priyayi rendah, dan Sekolah Bumiputera untuk wong cilik. Lih., Abdurrachman Surjomiharjo, Kota Yogyakarta Tempo Doeloe Sejarah Sosial - Jakarta: Komunitas Bambu, , - .

(31)

mengembangkan agama di wilayah Purworejo, Kedu,

Banyumas, Surakarta dan wilayah Yogyakarta dalam

suatu organisasi gereja suku, disebut Gereja Kristen

Jawa. Penyiaran misi Gereja Katolik dan disusul oleh

(32)

kehadiran Gereja-gereja Protestan, terutama dilakukan ke

para petani yang miskin dan kalangan priyayi Jawa.

Namun mengalami hambatan kultural untuk menembus

lingkungan masyarakat pondok pesantren. Pada masa

kemerdekaan )ndonesia, Gereja-gereja Protestan

Reformasi dan Gereja Katolik juga terlibat aktif dalam

pergumulan revolusi nasionalisme )ndonesia. Pada

tahun

, misalnya Gereja Katolik di Yogyakarta

mendirikan Partai Katolik )ndonesia yang disingkat

Parkindo. Sebelumnya, Muhammadiyah, NU dan

organisasi kemasyarakatan )slam yang sejenis

berkat jasa pelayanan sekolah dan rumah sakit yang diselenggarakan oleh zending, sebagian generasi kedua ini beralih profesi menjadi guru, perawat dan pegawai negeri, termasuk dalam pemerintahan desa. Dari generasi kedua ini lahir generasi ketiga gereja Jawa pra dan pasca kemerdekaan )ndonesia yang semakin berjiwa nasionalistik. Bdk., (. Berkhof, dan ).(. Enklaar, Sejarah Gereja Jakarta: BPK Gunung Mulia, , - .

(33)

mendirikan partai politik serupa di Yogyakarta, dinamai

Masyumi yang artinya majelis permuswaratan kaum

Muslimin )ndonesia.

. . . Modernisasi dan Perubahan Sosial

Pengaruh kolonialisme bangsa-bangsa Barat

terhadap masyarakat Jawa, khususnya di wilayah

Yogyakarta di kemudian hari menghasilkan dampak

westernisasi yang secara positif dinilai sebagai proses

modernisasi. Modernisasi yang diakibatkan secara tidak

langsung oleh kolonialisme ini, di satu pihak

menimbulkan banyak perubahan sosial dan budaya di

Jawa. Namun di lain pihak, ia juga menghasilkan

Pada waktu timbul antusiasme umat Katolik dalam berjuang melawan agresi Belanda di Yogyakarta, tahun digelar Kongres Umat Katolik seluruh )ndonesia yang melahirkan partai Katolik )ndoenesia dengan pimpinan ).J. Kasimo. Perjuangan nasionalisme umat bermula di Gereja Katolik Santo Yusup Bintaran; gereja pertama yang didirikan orang Jawa. Arsitektur gereja ini dibangun dengan gaya Belanda yang dipadukan dengan Jawa. Namun keistimewaan gereja ini ternyata tidak hanya dilihat dari aritekturnya, melainkan peran perjuangan bangsa dalam kurun waktu -. Sejak kedatangan Mgr-. Soegijapranata S-.J tahun sebagai pastor pembantu, gereja ini menjadi tempat berkumpul para pejuang Katolik. Menurut FX. Agus Suryana Gunadi, Pastor Gereja Santo Yusup, gereja pernah menjadi tempat pertemuan rutin Presiden Soekarno dan Uskup Soegijapranata. "Mereka membahas strategi melawan Belanda," kata Romo Agus. Saat itu ketika Yogyakarta menjadi ibukota negara, Presiden Soekarno menunjuk Gereja Bintaran sebagai mediator. Berkat Soegijapranata, gereja menjadi basis pers Katolik yang mendukung perjuangan )ndonesia. Pers dinilai sebagai media komunikasi strategis bagi masyarakat. Beberapa pers yang didirikan, seperti Majalah Swara Tama, Peraba, Semangat, serta radio Bikima. Lih., http://nationalgeographic.co.id. Diunduh pada tanggal Januari .

(34)

diversifikasi dan diferensiasi fungsi serta unsur-unsur

komunitas yang mendorong transformasi struktural,

antara lain birokrasi, komersialisasi, komunikasi,

sekulerisasi, dan industrialisasi. Selain tentu timbulnya

transformasi budaya baru dalam kehidupan masyarakat,

seperti bahasa, ilmu pengetahuan, sistem pendidikan dan

teknologi.

Arus

modernisasi

yang

kompleks

dan

multidimensional pada masa kolonial ternyata

menghasilkan banyak perubahan sosial di Jawa,

diantaranya

pertama,

modernisasi sosio-demografis dan

struktural yang menyebabkan diferensiasi dan

interdependensi kelembagaan yang terkait dengan sistem

sosial dan budaya. )a mencakup inovasi organisasi dan

pergantian struktur akibat transformasi semua sistem

kehidupan dalam mengorganisasikan masyarakat, seperti

politik, ekonomi, sosial, intelektual dan agama.

dengan sistem Barat. Diantara anak-anak muda yang mempunyai asal-usul keturunan yang dianggap terbaik di Jawa itu mengetahui mereka dapat menjadi penerus ayahnya sebagai bupati, tetapi beberapa diantaranya tidak berminat meniti karir sebagai bupati, mereka lebih menyukai profesi bebas. Selain itu golongan priyayi rendah juga diberi kesempatan bersekolah agar kelak dapat menduduki jabatan-jabatan bawahan sebagai asisten atau sekretaris yang dibutuhkan dalam Pemerintahan (india Belanda. Golongan terakhir ini yang kelak melahirkan generasi nasionalis-nasionalis pertama yang bersikap kritis terhadap cita-cita kebangsawanan kuno yang dianggap sudah ketinggalan zaman dan menjaga jarak dengan penguasa kolonial. Namun mereka mempelajari resep-resep pemikiran politik Barat, terutama konsep nation state . Denys Lombard, Nusa Jawa Silang..., .

)bid., xii-xiii.

(35)

Kedua,

modernisasi juga menjadi bagian perubahan

proses, fungsi-fungsi lembaga dan status individu,

sehingga muncul profesi baru dan diferensiasi kerja di

masyarakat. Kemajuan teknologi, pertumbuhan industri

manufaktur dan jasa, revolusi ilmu pengetahuan dan

inovasi oganisasi dalam prosesnya mendorong ke

spsesialisasi fungsi-fungsi, seperti fungsi tradisi dalam

keluarga, suku dan agama yang dijalani masyarakat

mengalami perubahan peranan.

Ketiga,

modernisasi menjadi bagian dari perubahan

sikap yang dihasilkan, di mana terjadi peningkatan

diferensiasi, sistem sosial yang menciptakan perubahan

sikap modern, dicirikan dari keunggulan ilmu

pengetahuan dan teknologi, mempercayai tujuan inovasi,

berorientasi pada progresifitas dan memiliki pandangan

bahwa tindakan duniawi merupakan cara terbaik untuk

melakukan perubahan.

Keempat,

modernisasi mendorong perubahan

timbul di mana pengaturan lembaga baru, pola tingkah

laku, konsep dan keyakinan dalam hubungan sosial

muncul secara bersamaan. Perubahan timbul modernisasi

bukan proses evolusi, melainkan tranformasi total dalam

stuktur sosial atau politik guna menjalankan fungsinya

mengubah kehidupan sosial, ekonomi, bahkan ke

kehidupan yang bersifat individual. Perubahan timbul

dihasilkan dari pembangunan secara terencana melalui

(36)

kehadiran agen-agen perubahan yang bekerjasama

dengan masyarakat.

Kelima,

modernisasi merupakan proses yang

mendasari perubahan sosial budaya menjadi universal.

Urbanisasi, industrialisasi, birokratisasi dan mobilisasi

politik merupakan bentuk perubahan universal dalam

nilai-nilai dan kebudayaan. Agama sebagai sistem nilai

menjadi institusi yang semakin terasing dari kehidupan

sosial, ekonomi dan politik modern. Manusia-manusia

modern menjadi berorientasi pada kehidupan yang

bersifat dunawi untuk bertindak atas dirinya sendiri.

. .

Yogyakarta Pada Masa Kemerdekaan Indonesia

Pada masa revolusi nasionalisme )ndonesia, Keraton

Yogyakarta turut aktif berkontribusi, sehingga

mendorongnya memperoleh kewenangan khusus yang

disebut daerah istimewa. Puncak revolusi nasionalisme

)bid., - . )bid., - .

(37)
(38)

Sudah tentu bangsa yang baru lahir itu berasal dari suku

bangsa yang majemuk, sehingga kebudayaan suku bangsa

yang majemuk itu menjadi modal bagi berkembangnya

bangsa ini dalam kebudayaan nasional.

Masalahnya, apakah hanya satu kebudayaan suku

bangsa yang menjadi kebudayaan )ndonesia sebagai

bangsa yang baru? Tentu tidak, selain kebudayaan

daerah, terdapat pula pengetahuan dan informasi yang

membentuk kebudayaan bangsa )ndonesia. Pengetahuan

dan informasi itu dapat diketahui dari gagasan-gagasan

bernegara yang tumbuh bersama tumbuhnya bangsa

)ndonesia. Berbagai gagasan bernegara yang tumbuh

sebelum kemerdekaan itu ialah gagasan bernegara )slam,

gagasan bernegara modern Barat dalam ide-ide

Marxis-Sosialis, dan gagasan bernegara nasionalistik bersifat

kedaerahan. Selain itu, berbagai informasi akibat arus

globalisasi, seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, sistem informasi yang terbuka dan kapitalisme

juga ikut membentuk bangsa baru.

Lih., John A. Titaley, Strategi Pengembangan Kebudayaan Nasional dan Peran Agama-Agama di )ndonesia , dalam Djam annuri, dkk., Tahun (.A.Mukti Ali: Agama dan Masyarakat Yogyakarta: )A)N Sunan Kalijaga Press,

(39)

Gambar . . Presiden Soekarno di Gedung Agung Yogyakarta

. . . Integrasi Keraton dengan Republik Indonesia

Pernyataan proklamasi kemerdekaan juga disambut

meriah oleh segenap masyarakat di tanah air dengan

kelahiran negara baru multi etnik. Begitu pula Sri Sultan

(40)

(amengkubuwono )X ketika mendengar kabar

kemerdekaan )ndonesia, ia mengirimkan telegram kepada

)r. Soekarno, memberikan ucapan selamat dan

mendukung eksistensi Republik )ndonesia sebagai negara

baru. Sebagai raja Jawa, Sri Sultan (amengkubuwono )X

dan Sri Paku Alam V))) menegaskan bergabung dengan

Republik dan mendukung deklarasi kemerdekaan di

Jakarta.

Peran Keraton pada masa transisi dari penjajahan

menuju kemerdekaan sangat menentukan kehadirannya.

Pada tanggal Mei

Van Royen dan Roem berunding

dan memutuskan mengembalikan ibukota negara di

Yogyakarta. Keputusan ini diambil ketika Syafrudin

Prawiranegara menjalankan Pemerintahan Darurat

Republik )ndonesia PDR) di Sumatera. Perundingan juga

memutuskan menggelar Konferensi Meja Bundar KMB

mengembangkan sifat komunalismenya secara otonom. Masyarakat berciri komunal ini memiliki karakteristik, yaitu pertama pola interaksi yang tinggi dalam semua dimesi kehidupan komunal. Kedua, ketergantungan pada kekuatan alam super natural power yang bersifat ilahiah. Ketiga, ikatan teritorial dan kekerabatan yang kuat yang semakin mempertegas batas kebudayaan yang dimiliki. Dari Sabang sampai Merauke, masing-masing etnik ini mempunyai perilaku budayanya sendiri yang hidup dan berkembang secara alamiah dalam bentuk-bentuknya yang spesifik. Masing-masing etnik saling berinteraksi, melakukan mobilitas sosial yang tinggi karena desakan kebutuhan ekonomi melalui jalaur-jalur perdagangan antar pulau, perkawinan dan jalur penyebaran tenaga kerja. Masing-masing etnik ini berinteraksi sosial dengan pola yang intensif sehingga menghasilkan tata pergaulan yang beragam yang dikenal dengan istilah hetero-cultural society . Lih. Agus Salim, Stratifikasi Etnik Kajian Mikro Sosiologi: )nteraksi Etnik Jawa dan China Yogyakarta: Tiara Wacana, , - .

Dian Putri Pratama, dkk., Kajian tentang Politik (ukum Undang-undang Nomor tahun tentang Keistimewaan Daerah )stimewa Yogyakarta , dalam Jurnal Diponegoro Law Review, Vo. , No. , Tahun ,

(41)

di Denhaag, dan Kerajaan Belanda akhirnya menyerahkan

kedaulatan )ndonesia.

Namun walaupun kedaulatan negara telah

disepakati, masyarakat )ndonesia belum puas karena

pemerintahan berbentuk serikat, sehingga mendorong M.

Natsir mengambil insiatif agar kembali ke bentuk negara

kesatuan. )nsiatif ini diterima secara aklamasi oleh semua

tokoh nasional pada waktu itu. M. Natsir kemudian

ditunjuk oleh Presiden Soekarno membentuk kabinet.

Pada penyusunan kabinet, M. Natsir duduk sebagai

perdana menteri dan Sri Sultan (amengkubuwono )X

ditetapkan sebagai wakilnya.

. . . Masa Pascakemerdekaan

Salah satu pekerjaan rumit pasca-kemerdekaan

adalah menentukan wilayah )ndonesia. Pada akhir

Agustus

keputusan proklamasi kemerdekaan telah

dirancang oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan )ndonesia

PPK) . Pada waktu itu Pemerintah Kekaisaran Jepang

belum menyerah kepada sekutu. Berdasarkan keputusan

itu, )r. Soekarno diangkat sebagai presiden dan Moh.

(atta sebagai wakil presiden. Dalam menentukan

wilayah, )ndonesia secara

de jure

mengakui bekas wilayah

Pemerintah (india Belanda sebagai wilayahnya.

Sedangkan, beberapa wilayah yang bukan wilayah

)nsan Fahmi Siregar, Pasang Surut Politik Masyumi dalam Pemerintahan , Forum )lmu Sosial Yogyakarta, Vol. , No. , Juni , .

(42)

Pemerintah (india Belanda belum ditetapkan. Sedangkan

wilayah yang tidak berada langsung di bawah kekuasaan

(india Belanda adalah Surakarta dan Yogyakarta yang

disebut

Voorstenlanden

, artinya wilayah yang dipertuan

oleh Keraton Surakarta, Mangkunegaran, Keraton

Yogyakarta dan Pakualaman.

Pada masa transisi kedaulatan itu Keraton juga

turut mengambil peranan, yakni dalam penyerahan

kedaulatan antara Kerajaan Belanda dengan )ndonesia.

Penyerahan dilaksanakan di

Koningsplein

atau )stana

Negara. Dari pihak )ndonesia diwakili oleh Sri Sultan

(amengkubwono )X, dari pihak Belanda diwakili oleh

Wakil Tinggi Mahkota Kerajaan, yaitu Dr. A.(.J Lovink.

. .

Yogyakarta Pewaris Kebudayaan Jawa

Yogyakarta dikenal sebagai pewaris kebudayaan

Jawa. Bukan tanpa sebab predikat itu dilekatkan, tetapi

pada kenyataannya berbagai jenis kebudayaan, seni dan

tradisi masih eksis dan hidup. )ni artinya masyarakat

Yogyakarta dikenal berkebudayaan tinggi, memiliki

kekayaan tradisi yang diwariskan sejak dulu, dan

Sutrisna Kutoyo, Sri Sultan (B )X Riwayat (idup dan Perjuangan Jakarta: Mutiara Sumber Widya, , .

ANR), Arsip Kemerdekaan dan Kebebasan Memperoleh )nformasi, Majalah ARS)P, Edisi , Mei-Agustus Arsip Nasional Republik )ndonesia, , .

(43)

berkembang hingga kini dalam topangan kepemimpinan

Keraton.

. . . Upacara Sekaten dan Grebeg

Upacara Sekaten merupakan tradisi tahunan yang

menggabungkan antara ajaran )slam dengan kebudayaan

Jawa dalam rupa mengusung makanan hasil pertanian

yang dirangkai menjadi

gunungan;

melambangkan

konsepsi ketuhanan masyarakat Jawa.

Gunungan

yang

terbuat dari makanan ini diarak dari pintu gerbang

Keraton ke alun-alun utara, dan kemudian disemayamkan

di Masjid Gedhe Kauman untuk didoakan bersama,

diiringi dengan suara musik gamelan bernama Kanjeng

Kyai Guntur Madu dan Kyai Naga Wilaga. Upacara Sekaten

dirayakan sebulan penuh hingga puncaknya pada tanggal

bulan Mulud setiap Tahun Jawa.

Upacara Sekaten dikenal juga dengan istilah Grebeg

Mulud. Ada tiga jenis grebeg, yaitu Grebeg Mulud

Sekaten , Grebeg Besar dan Grebeg Sawal. Grebeg Sawal

dilaksanakan pada saat Lebaran dan raja membuka pintu

gerbang Keraton

open house

untuk menerima

masyarakat yang hendak

sungkem

menghadap raja .

Sedangkan Grebeg Besar dilaksanakan pada (ari Raya

Korban. Grebeg itu sendiri merupakan istilah Jawa yang

artinya, diiringi para pengikut prajurit .

Ageng Pangestu Rama, Kebudayaan Jawa Ragam..., .

(44)

Upacara Sekaten bermula sejak zaman kuno, dan

diteruskan oleh raja-raja beragama (indu berwujud

sesaji untuk arwah leluhur, namun mengalami

pengislaman setelah agama )slam masuk di Jawa. Asal

usul kata Sekaten, terdapat beberapa pendapat, yaitu.

pertama,

sekaten berasal dari kata

sekati

diambil dari

nama perangkat gamelan pusaka Keraton yang

dibunyikan dalam upacara Sekaten.

Kedua,

sekaten

berasal dari kata suka dan

ati

yang berarti senang hati.

Ketiga,

sekaten

berasal dari kata

sesek

dan

ati

yang berarti

sesak hati. Ada juga yang berpendapat kata

sekaten

berasal dari

syahadatain

yang artinya dua kalimat

syahadat kredo , di mana raja datang ke Masjid Gedhe

mendengarkan pembacaan riwayat hidup Kanjeng Nabi

Muhammad.

Pada waktu dua gamelan pusaka warisan Kerajaan

Majapahit dan Demak, dibunyikan pertama kali,

dilakukan acara

udhik-udhik,

yaitu penyebaran kepingan

uang logam oleh raja. Penyebaran uang logam sebagai

perlambang anugerah Tuhan berwujud harta dan

kekeramatan raja yang memakmurkan rakyatnya. Kyai

Guntur Madu petir dari langit yang terasa madu , nama

salah satu perangkat gamelan pusaka Keraton,

melambangkan wahyu Tuhan yang turun dari langit. Kyai

Naga Wilaga naga yang berperang , nama perangkat

(45)

gamelan Sekaten yang mengandung makna kemenangan

abadi dalam membela ajaran Tuhan.

Gambar . . Upacara Sekaten di Masjid Gedhe

Dalam soal menabuh gamelan, terdapat

pantangan-pantangan yang mengandung ajaran

local wisdom

yang

harus dipatuhi oleh

niyaga

penabuh gamelan .

Pantangan-pantangan itu, ialah para abdi dalem

niyaga

yang memukul gamelan pusaka Kyai Sekati Naga Wilaga

dilarang melakukan hal-hal yang tercela, baik dalam

perkataan maupun perbuatan. Selain itu mereka

pantang melangkahi gamelan pusaka, dilarang menabuh

atau memukul gamelan sebelum menyucikan diri dengan

berpuasa dan mandi jamas bersuci . Pantangan lain

adalah, para abdi dalem

niyaga

pantang membunyikan

)bid., .

(46)

gamelan pada malam Jum at dan hari Jum at sebelum

melewati waktu dhuhur. Rententan pantangan yang

bersifat simbolis itu menunjukkan perayaan Sekaten

mengandung ajaran etik sekaligus estetik yang dapat

dipedomi publik.

. . . Upacara Labuhan

Labuhan merupakan ritual melempar

nglarung

sesaji dan benda-benda keramat yang dimiliki oleh

Keraton ke laut selatan untuk dipersembahkan kepada

Kanjeng Ratu Kidul; penguasa laut Selatan Samudera

(india . Ritual ini bermula sejak zaman Panembahan

Senopati, sebagai ungkapan rasa syukur atas

keberhasilannya memimpin kerajaan, yang kemudian

dilestarikan oleh raja-raja sesudahnya. Ada tiga jenis

labuhan, yaitu Labuhan Ageng besar , Labuhan Tengahan

sedang , dan Labuhan Alit kecil . Meskipun upacara

Labuhan digelar oleh Keraton, namun masyarakat umum

boleh turut serta. Upacara labuhan yang resmi

diselenggarakan oleh Keraton berada di empat tempat,

yaitu

pertama,

di Dlepih Kahyangan terletak di

Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri Jawa Tengah.

Kedua,

Parangkusumo Bantul, di pantai laut Selatan.

Ketiga,

di

puncak Gunung Lawu, di perbatasan Surakarta dan

(47)

Madiun, dan

keempat,

di puncak Gunung Merapi, di

wilayah Sleman.

Secara umum upacara Labuhan merupakan

persembahan

pisungsung

yang dilakukan di

tempat-tempat tertentu, sesuai dengan kepercayaan lokal bahwa

di tempat itu pernah terjadi peristiwa religius di mana

para leluhur raja berhubungan secra spiritual dengan

makhluk-makhluk halus yang berkuasa di Jawa. Pada

prakteknya, upacara itu dipadukan secara estetik dengan

unsur-unsur agama )slam. Ada mantra-mantra doa yang

diucapkan dalam bahasa Arab dan menurut

kaidah-kaidah yang berlaku di masyrakat. Ada pula yang

dibacakan bercampur antara bahasa Jawa dan Arab.

Salah satu doa yang dipanjatkan dalam upacara ini

yang dibacakan oleh juru kunci setelah iring-iringan

uba

rampe

benda keramat dan

sesaji

dibawa ke pantai

selatan. Si juru kunci memanjatkan doa dengan kalimat

sebagai berikut;

Kawula nuwun Gusti Kanjeng Ratu Kidul,

nyaosaken labuhanipun wayah )ngkang Sinuhun Kanjeng

Sultan Kaping....)ng Ngayogyakarta (adiningrat, wayah

dalem nyuwun pangestu dadalem, sugengipun slira dalem,

wilujengipun nagari dalem ing Ngayogyakarta

(adiningrat,

yang artinya (amba menghadap Gusti

Kanjeng Ratu Kidul, hendak mempersembahkan labuhan

dari cucunda, )ngkang Sinuhun Kanjeng Sultan, raja ke....di

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/upacara-labuhan-kesultanan-yogyakarta. Diunduh pada tanggal Januari .

(48)

Yogyakarta (adiningrat. Cucunda mohon doa restu dan

keselamatan untuk negeri baginda di Yogyakarta

(adiningrat .

Upacara Labuhan dilakukan atas perintah raja

sebagai kepala kerajaan, kepala pemerintahan dan

pemangku adat. Tahap-tahap persiapan labuhan yang

dilakukan di lingkungan istana, segala sesuatunya

dikerjakan para sanak keluarga raja, dibantu para

punggawa dan abdi dalem. Namun pada pelaksanaan di

luar istana sampai di tempat upacara, dapat diikuti

masyarakat dengan prosesi yang ketat. Juru kunci adalah

pelaksana yang bertindak atas nama raja. )a juga adalah

punggawa

Keraton yang diangkat dari rakyat setempat.

Juru kunci selain digaji tiap bulan, juga diberi hak untuk

memiliki benda-benda yang dilabuh, tetapi dalam

prakteknya benda-benda itu sering diperebutkan oleh

para pembantu juru kunci. Menurut Keraton, upacara

ini dilakukan dalam rangka penobatan raja; peringatan

ulang tahun penobatan raja, disebut

Tinggalan

Panjenengan,

Tinggalan Dalem Panjenengan

atau

Tinggalan Jumenengan;

peringatan hari "windo" hari

ulang tahun penobatan raja setiap delapan tahun, dan

juga dalam rangka Keraton memenuhi hajat tertentu,

seperti menikahkan putera-puteri raja.

(amam Supriyadi, Upacara Loy Kratong di Thailand dan Upacara Labuhan di Daerah )stimewa Yogyakarta , dalam Jurnal (umaniora UGM, No.

, Tahun , .

(49)

Gambar . . Upacara Labuhan di Pantai Parangkusumo

Yogyakarta

. . .

Upacara Pernikahan Ageng

Selain Sekaten dan Labuhan, terdapat Pernikahan

Ageng. Pernikahan Ageng adalah upacara perkawinan

keluarga raja yang tidak hanya dilihat sebagai peristiwa

teologis, tetapi juga peristiwa kebudayaan sebagaimana

umumnya masyarakat Jawa melangsungkan. Upacara

Pernikahan Ageng dilakukan dengan berbagai rentetan

ritual simbolik yang rumit, namun memiliki kedalaman

makna budaya dan estetika. Prosesi upacara dimulai dari;

pertama,

Nyantri,

yaitu menitipkan calon pengantin

laki-laki kepada keluarga pengantin perempuan untuk

menjadi santri sebelum hari pernikahan.

Nyantri

(50)

dilakukan di beberapa lokasi lingkungan Keraton. Nyantri

melambangkan makna kehidupan suci seorang santri

atau murid yang tunduk mempelajari ilmu agama dan

spiritualitas, adat istiadat, kesopanan dan tata aturan

Keraton sehingga ia dapat menjadi bagian dari keluarga

kerajaan. Kedua,

Majang

atau

Pasang Tarub

, yaitu

menghias keindahan dunia dengan mendekorasi rumah

pemangku hajat yang dilakukan oleh keluarga raja,

termasuk menghias

pasren

kamar pengantin yang

disusul dengan

Pasang Tarub

di mana permaisuri raja dan

bendara putri

bangsawan putri memasang

pajangan

dekorasi janur kuning di emper

Kagungan Dalem

Bangsal Prebayeksa Kidul

sebelah timur istana. Sedangkan

para abdi dalem yang sudah ditentukan jumlahnya,

memasang

tarub

dan

tetuwuhan

rangkaian bunga di

lingkungan

keputren

ruang bangsawan putri . Prosesi

Majang, Pasang tarub

, dan

Tetuwuhan

dilakukan di

kompleks

Kesatriyan

dan

Bangsal Kencana.

Ketiga,

Siraman

yang dibedakan menjadi dua, yaitu

siraman putri

untuk calon mempelai perempuan, dan

siraman kakung

untuk calon mempelai laki-laki. Dalam

acara

siraman putri

yang diberi kewenangan masuk

hanya

bendara putri

, dilakukan dengan cara

pengangkatan

kendi

teko berisi tujuh sumber mata air

yang ditaburi bunga melati oleh permaisuri seraya

berdoa, sambil memecah

kendi

ke tanah. Begitu juga

Gambar

Gambar �.�.  Keraton Yogyakarta�
Gambar �.�.  Wilayah Majapahit menurut Kitab Negarakertagama sejumlah gunung api, seperti Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Lawu dan gugusan bukit-bukit kapur �Gunung Sewu� di Gunung Kidul dan Kulonprogo yang kering, dan bahkan tidak mempunyai potensi
Gambar �.�.  Makam Raja-raja Demak di Jawa Tengah��
Gambar �.�.  Kantor Gubernur Jendral (india Belanda Yogyakarta��
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang bahwa pada dasarnya hadhanah terhadap anak yang belum mumayyiz adalah hak ibunya, sesuai dengan bunyi pasal 105 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, kecuali

suhu turun) adalah kunci tata laksana infeksi dengue pada anak. • Pemberian cairan segera dan

Pada hari ini Rabu tanggal dua puluh sembilan bulan Juni tahun dua ribu enam belas (29-06-2016), yang bertandatangan dibawah ini Pokja Pengadaan Kegiatan

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang dari Pokja ULP Kegiatan Pengembangan Dan Pengelolaan Sarana Prasarana Penunjang Jalan Pekerjaan Paket 9 - Pemasangan PAL LPJU

 Cairan koloid digunakan pada pasien dengan perembesan plasma hebat, dan tidak ada respon pada minimal volume cairan kristaloid yang diberikan.  Volume cairan rumatan

Bank BNI (Persero) berdasarkan penilaian prestasi kerja dalam pengembangan karier, yang dapat dilihat dari jawaban mereka bahwa setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat

Isolasi bakteri endofit daun kemangi (O.basilicum L.)dilakukan dengan metode penanaman langsung dan pemurnian isolat dilakukan dengan menggunakan metode streak

Kepada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal