Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1151
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SHOLAT JUMAT MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
LEARNING PADA SMPN SATAP-1 KAMIPANG
Arwansyah Hadiance1
Email [email protected] ABSTRAK
Pendidikan merupakan komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki kualitas lebih baik. Peningkatan kualitas tersebut tidak terlepas dari kualitas yang dimiliki tenaga pendidik atau Sumber Daya Manusia (SDM). Pada kenyataannya di SMPN SATAP 1 Kamipang akhir- akhir ini mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terutama saat pembelajaran dengan materi sholat jumat, dirasakan kurang begitu diminati dan disenangi bagi sebagian siswa. Terlihat siswa sulit mengerti tentang materi sholat jumat. Siswa tidak begitu aktif saat pembelajaran berlangsung.
Banyak siswa yang mengantuk dan bosan saat guru menjelaskan materi, hasil belajar juga belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70.
Fenomena ini merupakan gejala adanya kesalahan dalam mendidik sehingga semangat belajar siswa pun menjadi rendah, hal ini disebabkan karena selama ini pendidik dalam melaksanakan proses pengajarannya masih bersifat konvensional, misalnya hanya ceramah, tanya jawab serta hanya meninggalkan tugas kepada siswa tanpa menggunakan metode-metode inovatif dan kreatif yang dapat membangkitkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa, seperti halnya metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Untuk itu perlu melakukan pembenahan salah satunya dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL).
Penerapan model pembelajaran Contectual Theacing Learning (CTL) berhasil meningkatkan penguasaan tata tertib sholat jumat peserta didik SMPN Satap 1 Kamipang. Hal ini terbukti dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II, terjadi peningkatan pada diri peserta didik.
Pada aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan 32 % dari siklus sebelumnya.
Perolehan nilai kognitif peserta didik juga mengalami peningkatan, semua peserta didik berhasil menuntaskan materi pelajaran. Demikian pula ditinjau
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1152
dari segi ranah psikomotorik, dari 11 orang peserta didik, 9 orang telah berhasil mempraktekan tatacara sholat jumat dengan tatatertib yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Sementara 2 orang lainnya juga bisa dikatakan sudah memenuhi syarat dengan tatatertib yang benar.
ABSTRACT
Education is an important component in forming human beings who have better quality. The quality improvement is inseparable from the quality of the educators or Human Resources (HR). In fact, at SMPN SATAP 1 Kamipang lately, the subject of Islamic Religious Education, especially when learning with Friday prayer material, is felt to be less attractive and liked by some students. It looks like students have difficulty understanding the Friday prayer material. Students are not very active when learning takes place. Many students are sleepy and bored when the teacher explains the material, learning outcomes also have not reached the expected KKM which is 70. This phenomenon is a symptom of errors in educating so that students' enthusiasm for learning becomes low, this is because so far educators in carrying out the teaching process are still conventional, for example only lectures, questions and answers and only leaving assignments to students without using innovative and creative methods that can arouse students' motivation to learn Islamic Religious Education, such as the Contextual Teaching and Learning (CTL) method. For this reason, it is necessary to make improvements, one of which is by using the Contextual Teaching and Learning (CTL) method. The application of the Contectual Theacing Learning (CTL) learning model has succeeded in increasing the mastery of Friday prayer rules for students at SMPN Satap 1 Kamipang. This is evident from the results of the learning carried out in the second cycle, there was an increase in the students themselves. In student learning activities there was an increase of 32% from the previous cycle. The acquisition of students' cognitive scores also increased, all students successfully completed the subject matter. Likewise, in terms of the psychomotor domain, from 11 students, 9 people have succeeded in practicing the Friday prayer procedures with the correct order and in accordance with Islamic teachings. While the other 2 people can also be said to have met the requirements with the correct order.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1153
Kata Kunci : contextual teaching learning, sholat jumat
PENDAHULUAN
Pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah merupakan hak bagi setiap warga negara indonesia. Hal ini telah dijamin dalam UUD 1945 pasal 31 yaitu “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.”
Dan juga UU RI nomor 21 tahun 2003 tentang pendidikan nasional yaitu
“setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu” oleh karena itu, setiap warga negara harus betulbetul memanfaatkan lembaga pendidikan terutama di sekolah untuk belajar secara kreatif sebagai bekal untuk masa depan yang lebih baik, karena lembaga pendidikan formal merupakan lembaga pembinaan sumber daya manusia dalam aspek pengetahuan dan sikap keterampilan.
Pendidikan merupakan komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki kualitas lebih baik. Peningkatan kualitas tersebut tidak terlepas dari kualitas yang dimiliki tenaga pendidik atau Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh sebab itu, lembaga pendidikan juga harus mampu memenuhi kebutuhan SDM baik dalam segi jumlah maupun kualitas guna mengembangkan unsur-unsur pokok serta meningkatkan proses pendidikan setempat. Peningkatan kualitas pembelajaran perlu menggunakan strategi-strategi tertentu. Strategi tersebut tidak lain adalah pemilihan model, metode dan penggunaan media pembelajaran.
Ketika melakukan pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, hendaknya tenaga pendidik memperhatikan kondisi sekolah juga lingkungan disekitar sekolah tersebut. Upaya ini dilakukan agar pemilihan
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1154
dan penggunaan metode pembelajaran tersebut lebih terarah, tepat dan efisien. Materi yang disajikan dalam setiap proses pembelajaran haruslah dapat menimbulkan perubahan sikap dan memberikan pengaruh positif kepada setiap peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar pengaruh positif tersebut dapat digunakan peserta didik sebagai bekal baik berupa kecakapan maupun keahlian yang akan digunakan dalam kehidupan yang lebih nyata dan penuh tantangan. Salah satu solusi alternatif dari permasalahan- permasalahan di atas adalah perlu diterapkan pembelajaran yang dapat mengaitkan antara materi pembelajaran dunia nyata dengan mengaitkan pembelajaran melalui dunia nyata siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Pembelajaran konstektual merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan potensi untuk secara menyeluruh dan dapat membangun keterkaitan antar materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Dan tugas guru di dalam kelas dengan memakai pendekatan konstekstual guru dapat mengembangakan kegiatan belajar mengajar yang bermakna dan suasana menjadi kelihatan menarik dan tidak membosankan karena dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka, sehingga konsep pembelajaran menjadi nyata. Selain guru dapat menambah keterampilan untuk berstrategi dan menjadikan sebuah tim untuk menemukan sesuatu yang baru. Hal ini terlihat ketika siswa dan guru dapat bekerja bersama- sama, hal ini disesuaikan pada konsep kontekstual. Bahwa kontekstual dapat membantu guru mengaitkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa, mendorong siswa membuat hubungan baru antara pengetahuan yang
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1155
dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari dan mereka dapat membuat kerja sama yang baik.
Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SMPN Satu atap-1 Kamipang, Akhir-akhir ini mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terutama saat pembelajaran dengan materi sholat jumat, dirasakan kurang begitu diminati dan disenangi bagi sebagian siswa. Terlihat siswa sulit mengerti tentang materi sholat jumat. Siswa tidak begitu aktif saat pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang mengantuk dan bosan saat guru menjelaskan materi, hasil belajar juga belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70. Fenomena ini merupakan gejala adanya kesalahan dalam mendidik sehingga semangat belajar siswa pun menjadi rendah, hal ini disebabkan karena selama ini pendidik dalam melaksanakan proses pengajarannya masih bersifat konvensional, misalnya hanya ceramah, tanya jawab serta hanya meninggalkan tugas kepada siswa tanpa menggunakan metode-metode inovatif dan kreatif yang dapat membangkitkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa, seperti halnya metode Contextual Teaching and Learning (CTL).
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka Penulis tertarik untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Upaya meningkatkan Materi Sholat Jumat melalui Pembelajaran Contextual Teaching Learning pada Siswa SMPN Satap-1 kamipang”.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang penulis laksanakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas Partisipan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian terlibat langsung dalam
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1156
proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa penyusunan laporan. Dengan demikian, sejak perencanan panelitian, peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan.
Jadi, yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian dengan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat.
Data yang diperoleh dari penelitian kualitatif adalah hasil observasi, dokumentasi, cuplikan tertulis dari dokumen dan catatan lapangan. Peneliti melakukan analisis data dengan memperkaya informasi dan melalui analisis komparasi tanpa menghilangkan data aslinya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII dengan jumlah 11 siswa di SMPN Satap 1 Kamipang dengan desain dan jenis penelitian yang menggunakan pola PTK.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan teknik pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan, tes, dan yang sudah
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1157
ditulis dalam catatan lapangan. Prosedur penelitian adalah 2 tahap yaitu pra siklus dan pelaksanaan tindakan.
HASIL PENELITIAN Tahap Perencanaan :
(1)guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(2)Menyiapkan lembar kerja siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
(3)menyiapkan materi ajar, alat serta media pembelajaran.
(4)Menyiapkan lembar penilaian yang digunakan adalah lembar keaktifan siswa.
Tahap Pelaksanaan 1. Kegiatan Awal
• Guru memasuki kelas dan memberi salam kepada para peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan menanyakan kabar, presensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Guru memberikan asosiasi kepada siswa tentang mata pelajaran yang akan diberikan kepada siswa dengan kalimat Apakah kalian pernah mengikuti sholat jumat? Apa yang kalian ketahui tentang sholat jumat?
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
• Peserta didik diminta untuk mengamati video tentang sholat jumat.
• Setiap kelompok diminta untuk melakukan identifikasi pada tayangan video tentang sholat jumat.
• Guru memberikan kesempatan peserta didik menyampaikan hasil identifikasi terhadap video.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1158
• Setiap kelompok menuliskan hasil pengamatannya terhadap video.
• Setiap kelompok dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan kelompok lain.
• Setiap kelompok dipersilahkan untuk bertanya dan saling mengkoreksi hasil pekerjaan kelompok lain.
• Guru melaksanakan demonstrasi tentang tatacara sholat jumat di depan kelas bersama peserta didik.
• Setiap kelompok dipersilahkan untuk mendemonstrasikan tentang tata cara sholat jumat sesuai dengan contoh yang telah ditampilkan oleh Guru.
• Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap materi yang didiskusikan.
3. Kegiatan Akhir
• Guru dan peserta didik membuat kesimpulan bersama dan mengajak siswa untuk mereview materi yang baru saja disampaikan.
• Guru bersama peserta didik menyusun rencana tindak lanjut berupa pengayaan dan remedial.
• Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
• Membaca doa dan penutup.
Tahap Pengamatan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar peserta didik kelas VII SMPN Satap 1 kamipang dari siklus I ke siklus II
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1159
mengalami peningkatan kategori aktivitas belajar, peningkatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Peningkatan aktivitas belajar rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 32 % yaitu dari 48 % menjadi 80 %.
2. Meningkatnya masing-masing kategori tersebut menunjukkan bahwa peserta didik mulai bisa beradaptasi dan sudah memahami model pembelajaran CTL, untuk selanjutnya tinggal pendampingan secara berkelanjutan agar peserta didik benar- benar memahami.
3. Meningkatnya rata-rata kategori tersebut disebabkan karena peserta didik dapat dengan mudah menyerap materi dengan model pembelajaran CTL. Disamping itu juga, model pembelajaran CTL adalah merupakan model pembelajaran bermakna, artinya siswa dikondisikan untuk melakukan kegiatan sendiri dalam pembelajaran. CTL juga merupakan model pembelajaran yang menumbuhkan keberanian, produktifitas dan penguatan konsep pembelajaran kepada peserta didik.
4. Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa diperoleh informasi bahwa adanya peningkatan dalam aktifitas Visual Activity, Oral Activity, Listening Activity, Writing Activity, Emosional Activity dan Mental Activity.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa mulai memberikan respon yang positif terhadap pelajaran yang diikutinya.
Dengan menggunakan model pembelajaran CTL, siswa menjadi lebih mudah memahami materi karena mereka diajak belajar dengan cara menghubungkan materi dengan aktivitas kehidupan nyata peserta didik
KESIMPULAN
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1160
Penerapan model pembelajaran Contectual Theacing Learning (CTL) berhasil meningkatkan penguasaan tata tertib sholat jumat peserta didik SMPN Satap 1 Kamipang. Hal ini terbukti dari hasil pembelajaran siklus II, terjadi peningkatan pada diri siswa. Pada aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan 32 % dari siklus sebelumnya. Perolehan nilai kognitif peserta didik juga meningkat, semua peserta didik berhasil menuntaskan materi pelajaran. Demikian pula ditinjau dari segi ranah psikomotorik, dari 11 orang peserta didik, 9 orang telah berhasil mempraktekan tatacara sholat jumat dengan tatatertib yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam.
Sementara 2 orang lainnya juga bisa dikatakan sudah memenuhi syarat dengan tatatertib yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Fathurrahman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: Refika Aditama.
Ghazali, Imam, 2005. Keagungan Salat, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara.
Hopkins, David. 2011. Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
http://eprints.uny.ac.id. “Bab 2 kajian Teori” 18 Juni 2022. 19.30
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1161
Kementrian Agama RI, Dirjen Pendis. Direktorarat PAI. 2019. Modul Teori Belajar dan Pembelajaran, PPG dalam Jabatan 2019 Tahun Anggaran 2019. Jakarta:
Dirjen Pendis Direktorat PAI.
Reftiyana, Iin. 2016. “Penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VII SMPN 10 Bandar Lampung”. Skripsi.Lampung: IAIN Raden Intan Lampung.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.