• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI WUDHU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV SDN 1 BUNGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI WUDHU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV SDN 1 BUNGI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

840

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

WUDHU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV SDN 1 BUNGI

ZARNIA

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : : khikania@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah siswa kurang melibatkan diri secara aktif pada saat pembelajaran, siswa kesulitan memahami materi pelajaran karena materi yang menurut mereka terlalu panjang serta berbelit-belit, dan pembelajaran kurang menyenangkan karena proses pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Bungi pelajaran PAI. ’Penerapan Model Pembelajaran Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Wudhu Pendidikan Agama Islam .Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,/ pengamatan kegiatan siswa, Teknik analisis data menggunakan rumus rata-rata nilai, presentase ketuntasan belajar . Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilaksanakan dengan dua kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1 Bungi tahun pelajaran 2022/2023, dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya hasil belajar siswa pertemuan 1 siklus 1 sebesar 64,5 % dan pertemuan 2 mencapai 89,5 %.

dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi wudhu.

Kata kunci : Hasil belajar, berwudhu , Model Problem Based Learning

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

841 PENDAHULUAN

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebuah proses untuk mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah air, sehat jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur fikirannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik lisan maupun tulisan. Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Tujuan utama dari Pendidikan Agama Islam ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam sesuai pengetahuan yang dimiliki.

Dalam kurikulum Pendidikan Islam dirancang berdasarkan nash AlQur’an dan Al-Hadis, yang bertujuan agar manusia mendapat kesejahteraan didunia dan tetap dekat dengan Khaliknya. Kurikulum Pendidikan Islam dirancang agar kehidupan duniawi dan ukhrawi menjadi milik umat-Nya dengan modal iman, amal dan takwa kepadanya-Nya. Disinilah perbedaan prinsipil kurikulum Pendidikan Islam dengan kurikulum lain yang mempunyai kecendrungan mengutamakan aspek material dengan hasil sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran belum tercapai.

Pendidikan adalah pelengkap dalam kehidupan yang bersifat wajib untuk anak bangsa. Dikatakan demikian karena pendidikan adalah suatu pembelajaran yang berpengaruh sangat tinggi terhadap siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat luas. Somantri (1976: 28) mengatakan Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai arah yakni mendidik masyarakat sebagai warga negara yang patuh aturan hukum, digambarkan dengan masyarakat atau warga negara yang rela berkorban demi bangsa dan negara, berakidah, dan demokratis.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menjelaskan bahwa

“dalam bentuk kehidupan kecerdasan bangsa diharuskan adanya komite nasional untuk dapat menaikkan mutu serta daya saing bangsa dengan penataan ulang Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian dan Penataan Ulang Kurikulum”. Wudhu merupakan perbuatan yang disyaratkan dengan tegas dalam Islam, berdasarkan Firman Allah SWT: ِ yang artinya :

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

842

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertanyamulah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (Al-Ma’idah: 6).

Dalam pembelajaran pendidik harus mampu membimbing peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT., yang memiliki budaya tinggi dan berakhlak. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam melestarikan nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Nilai tersebut meliputi pengetahuan, kebudayaan maupun nilai keagamaan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik, namun lebih menuju pada pembentukan sikap, prilaku dan kepribadian peserta didik. Untuk mewujutkan hal tersebut, pendidik melaksanakan pembelajaran secara inovatif.

Pendidikan merupakan tempat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia. Salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar.

Belajar mengajar pada dasarnya adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk bisa sabar dan mempunyai sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kopetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran.

Dalam mengembangkan Model pembelajaran seorang Guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilih dengan kondisi siswa, Materi pembelajaran, dan sarana yang ada oleh karna itu guru harus menguasai beberapa jenis model agar proses pembelajaran mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin di capai dapat terwujud.

Pembelajaran yang peneliti laksanakan masih monoton, hal ini terlihat dari pemmilihan metode yang penulis pakai dalam mengajar hanya berkisar pada ceramah dan mencatat, dari alat peraga, media dan hasil yang di capai oleh

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

843

peserta didik masih rendah.peneliti tidak pernah menggunakan modelmodel pembelajran. Materi wudhu kebanyakan hanya ceramah, demontrasi seadaanya dan mencatat materi saja, membuat siswa kurang paham terhadap materi yang diajarkan, untuk itu peneliti memilih salah satu model “Problem Based Learning”. Diharapkan dengan model Problem Based Learning peserta didik dapat memahami sekaligus mempraktekannya secara langsung dikehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul:“Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada materi wudhu Pendidikan Agama Islam di SDN 1 BUNGI.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat (Uno, dkk, 2014: 41) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga suit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam PTK diperoleh dari persepsi renungan seorang peneliti

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

844

khususnya dalam pengelolahan pembelajaran. Melalui PTK, guru dapat meningkatkan kinerjanya secara terus menerus, dengan cara refleksi diri (self reflection), yakni upaya menganalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang telah disusunnya, dan diakhiri dengan melakukan refleksi.

PTK merupakan kegiatan ilmiah yakni proses berfikir yang sistematis dan empiris dalam upaya memecahkan masalah yaitu masalah, proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru itu sendiri dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu mengajar. PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru di lapangan PTK adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK dikelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan PTK, yakni:

1. PTK merupakan penelitian yang mengikut sertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai tindakan,

2. Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi,

3. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara dan diskusi dan dokumentasi sebagai berikut:

a. Tes digunakan untuk mengetahui data tentang hasil belajar.

b. Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan pembelajaran dan perubahan yang terjadi pada saat dilakukannya pemberian tindakan.

c. Tanya jawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selama tanya jawab diarahkan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa selama

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

845

pembelajaran berlangsung dan kesulitan menyelesaikan tugas yang diberikan.

d. Diskusi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan pada kegiatan belajar mengajar dimana interaksi antara peneliti dan siswa untuk merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide atau gagasan, dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, memperluas wawasan dan membina untuk terbiasa bermusyawarah dalam memecahkan suatu masalah.Diskusi juga dilakukan bersama, guru, teman sejawat dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus Penelitian Tindakan Kelas.

e. Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dari seluruh dokumen yang ada selama kegiatan penelitian yaitu berupa foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Untuk mengalinasis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Ketuntasan belajar siswa

Ketuntasan individu dengan rumus 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 %

Dengan kriteria apabila seseorang murid atau individu telah mencapai skor 70 % dari jumlah soal yang diberikan atau dengan nilai minimal 70 keatas maka individu akan tuntas,ketuntasan belajar dapat dilihat dari hasil pre tes.

Ketuntasan belajar secara individu adalah 70 dengan krteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditentukan sekolah.

2. Aktivitas nilai rata-rata hasil belajar siswa

Untuk mengukur persentase aktivitas hasil belajar dari masing-masing siswa pada tiap-tiap pertemuan di gunakan rumus sebagai berikut.

KB =𝐹

𝑁 𝑥 100%

Keterangan:

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

846 KB = ketuntasan

F = Jumlah ketuntasan siswa N = Jumlah siswa dalam satu kelas

Tahap-Tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pada peneelitian tindakan kelas ini terdiri empat rangkain kegiatan : 1. Tahap Perencanaan

Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahapan perencanan adalah:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

c. Menyiapkan bahan belajar,materi dan alat evaluasi.

2. Tahap Pelaksanaan

Tindakan Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Berupa proses pembelajaran sesuai dengan RPP dan menyampaikan materi mengunakan pembelajaran problem based learning.

3. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini guru dan observasi melakukan pengamatan pada pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi atau efek dalam menghadapi

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

847

pembelajaran yang dilaksanakan pengamatan dalam penelitian ini meliputi situasi pembelajaran,aktivitas peserta didik dalam pembelajaran,dan aktivitas guru menyampaikan materi mengunakan pembelajaran 4. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi ini dilakukan analisa terhadap hasil observasi dan evaluasi

HASIL PENELITIAN

Hasil observasi pada aktivitas siswa/i pada siklus 1 dan 2 ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Presentase aktivitas siswa pada siklus 1 dan 2 No. Aspek yang diamati Siklus 1

(%)

Siklus 2 ( %)

Rata- rata ( %)

1 Mengajukan pertanyaan 30% 40% 35%

2 Menanggapi respon siswa lain 35% 55% 45%

3 Menjawab pertanyaan guru 30% 75% 52,5 %

4 Memperhatikan penjelasan guru 65% 90% 77,5 %

5 Siswa mempraktek cara berwudhu

75% 100% 87,5%

6 Siswa mempraktekkan cara berwudhu secara berurutan

85% 100% 92,5 %

Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir semua nomor item telah mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukan dalam hal siswa yang berani bertanya naik yaitu pada pertemuan 1 sebesar 30% dan pada pertemuan 2

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

848

sebesar 40 %. Hal ini disebabkan karena guru telah berhasil mendorong dan memberi motivasi siswa agar mau mengajukan pertanyaan dan membuahkan hasil dengan meningkatnya aktivitas siswa. Item menanggapi respon siswa lain pada siklus I sebesar 35% dan menunjukkan terjadinya peningkatan , dan pada siklus 2 sebesar 55%. guru berusaha untuk mendorong siswa agar bisa dan mau menanggapi respon siswa lain dengan cara memberikan nilai plus bagi siapa saja yang berani berbicara menanggapi respon siswa lainnya.

Item menjawab pertanyaan guru pada setiap siklus 1 sebesar 30%

menunjukkan terjadinya peningkatan dan pada siklus 2 yaitu sebesar 75% Siswa tidak lagi bekerja sendiri-sendiri dan sudah bisa saling bekerja sama dengan menjalankan tanggung jawabnya masing- masing.item memperhatikan penjelasan guru mengalami peningkatan yaitu pertemuan 1 sebesar 65% dan pertemuan 2 sebesar 90% karena guru sudah bisa menegur siswa yang tidak memperhatikan . Item dapat mempraktekkan cara berwudhu juga mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 85% dan pada siklus 11 sebesar 100%. Dan item item dapat mempraktekkan cara berwudhu secara berurutan mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 90% dan siklus 2 sebesar 100%.

Guru telah berusaha menciptakan suasana pelajaran yang lebih baik, Hal ini terlihat adanya peningkatan peran guru pada setiap pertemuan, bahkan pada pertemuan 2 peran guru dalam kelas dapat dikatakan sempurna. Hanya saja pada pertemuan 1 ada aktivitas guru yang belum muncul (belum dilakukan) yaitu mengajukan pertanyaan siswa. Hal ini terjadi karena guru baru pertama kali sehingga masih ada yang lupa. Selain itu aktivitas guru memberi kesimpulan tidak mencukupi.

Pada akhir pertemuan setiap siklus dilakukan tes untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran problem based learning dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Yang kemudian dicari nilai rata-rata tes per siklus. Adapun nilai rata-rata tes siklus I, dan 2 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Hasil belajar siklus I, dan siklus 2

No. Hasil belajar Jumlah siswa

Siklus 1 Siklus 2

1 Tuntas 10 18

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

849

2 Tidak Tuntas 10 2

3 Nilai Rata-rata 63 75,9

4 Persentase ketuntasan 50% 90%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor nilai rata-rata nilai PAI mengalami peningkatan yaitu pada siklus I sebesar 50,% siklus 2 sebesar 90%.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran juga dipengaruhi oleh aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga selain melakukan pengamatan terhadap siswa, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru di kelas. Ada peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, semua siswa berusaha memahami materi yang diberikan oleh guru, siswa juga sangat antusias sehingga menyimak jalannya tanya jawab yang dilakukan oleh teman yang lainnya. Setelah dilakukan tes atau penilain diakhir pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. ternyata hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan model Problem Based Learning, metode yang digunakan adalah Praktik dan dipadukan dengan ceramah dan tanya jawab, sehingga hasilnya mengalami peningkatan. Model pembelajaran problem based learning merupakan salah satu model mengajar guru, dimana guru memberikan masalah ataupun masalah nyata yang dihadapi siswa dan tugas yang akan dihadapi dalam dunia kerja kepada siswa sekaligus usahanya dalam memecahkan masalah tersebut. Pemberian tugas merupakan salah satu alternatif untuk lebih menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran khusus. Hal tersebut disebabkan karena padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan sementara waktu belajar sangat terbatas di dalam kelas.

Beberapa hal yang masih perlu diperbaiki pada penerapan model pembelajaran problem based learning adalah pada saat pelaksaan penerapan problem based learning pada awal pembelajaran masih terdspst siswa yang kurang menyimak materi yang disampaikan guru. Setelah dilakukan refleksi maka bermacam persoalan yang ditemukan tersebut akhirnya dapat diperbaiki dan memperoleh hasil yang lebih baik.

Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa penerapan model problem based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada materi wudhu Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Bungi. Hal ini dapat dibuktikan dengan

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

850

perolehan nilai rata-rata pada setiap siklus, dimana siklus 1 sebesar 50% dan ada Peningkatan nilai rata-rata pada siklus 2 sebesar 90%.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar PAI SDN 1 Bungi dapat ditempuh dengan model Problem Based Learning menggunakan metode praktik dengan memadukan metode ceramah dan tanya jawab. metode praktik dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan, mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut, menguji kebenaran jawaban sementara tersebut, menarik kesimpulan.

2. Bukti-bukti yang menunjukkan peningkatan hasil belajar PAI dengan model Problem Based Learning menggunakan metode praktik yaitu perolehan nilai rata-rata yang setiap siklusnya mengalami peningkatan. . Siklus 1 nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 50 % pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu sebesar 90 %. Selain nilai rata-rata, aktivitas siswa juga mengalami peningkatan diantaranya aspek mengajukan pertanyaan pada siklus 1 sebesar 30% dan siklus 2 sebesar 40%.Aspek menanggapi respon siswa lain juga meningkat siklus 1 sebesar 35% dan siklus 2 sebesar 55%.Aspek memperhatikan penjelasan guru pada siklus 1, sebesar 30% dan siklus 2, sebesar 75%. Aspek penjelasan guru pada siklus 1 sebesar 65% dan siklus 2 sebesar 90%. Aspek dapat mempraktekkan cara berwudhu pada siklus 1 sebesar 75% dan siklus 2 sebesar 100% Aspek dapat mempraktekkan cara berwudhu secara berurutan pada siklus 1 sebesar 85% dan siklus 2 sebesar 100% .

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

851

Abdullah Idi. 2014.Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek.Jakarta : Rajawali Pers

Abdul Majid Dan Dian Andayani.2006.Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Abuddin Nata. 2011. Perspektif islam tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta:

Kencana

Baharuddin Dan Esa Nur Wahyunu. 2008. “Teori Belajar Dan Pembelajaran”

Jogjakarta : Ar-ruzz medi

Basuki dan Miftahul Ulum.2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo:

STAIN Po Press

Muhammad Muntahibun Nafis. Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta: Sukses Offset

Rifa’i, Moh. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2013.

Susanto, Ahmad. (2018). Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Azmahs

Suharsimi Arikunto dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksar Suprijono, Agus. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya. Suprijono, Agus. (2016). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Suriansyah, Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa perbedaan agama dalam sebuah keluarga di Indonesia adalah merupakan suatu yang lumrah, apakah hal itu karena perkawinan beda agama atau karena salah satu dari

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana ses eorang melakukan tindakan yang eorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Jika terdapat bukti bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini,

1) Aspek barang dan jasa. Kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa dipengaruhi secara signifikan oleh penilaian konsumen terhadap fitur barang dan jasa. Emosi atau

Suatu RP akan berisi tiga hal yaitu tujuan pembelajaran (TP) yang ingin dicapai, strategi dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai TP, dan

Perzinaan adalah sebuah tindakan hubungan intim selayaknya pasangan suami istri yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum menikah atau sudah menikah

Adapun sistem program yang dibuat adalah software profile matching yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mempercepat proses matching antara profil jabatan (soft

• Kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca ditangani oleh Satgas Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Prov. OKI, Ogan Ilir, Muara Enim, Banyuasin, Musi