• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN PROSES DASAR PENGELASAN KELAS XI TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 5 MEDAN TAHUN AJARAN 2012-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN PROSES DASAR PENGELASAN KELAS XI TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 5 MEDAN TAHUN AJARAN 2012-2013."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MINAT BERWIRAUSAHA DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI

DASAR MENJELASKAN PROSES DASAR PENGELASAN KELAS XI TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 5 MEDAN

TAHUN AJARAN 2012-2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD ZULKHAIRI NIM. 081255110008

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)

i ABSTRAK

Muhammad Zulkhairi, 081255110008,“Hubungan Minat Berwirausaha dan Kecerdasan Emosional Siswa Dengan Hasil Belajar Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012-2013”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat berwirausaha dan kecerdasan emosional siswa dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Kemudian untuk mengetahui tingkat kecenderungan minat berwirausaha, kecerdasan emosional, dan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif korelasional.

Populasi penelitian ini adalah 72 orang siswa kelas XI Teknik Pemesinan. Jumlah sampel ditentukan dengan berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan, yaitu sebanyak 60 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan proporsional random sampling. Data variabel minat berwirausaha dan kecerdasan emosional dijaring dengan menggunakan angket sedangkan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan diambil melalui dokumentasi nilai ujian formatif. Hasil uji coba angket minat berwirausaha dari 30 butir angket yang tidak valid adalah 3 butir jadi untuk menjaring data penelitian digunakan 27 butir angket dengan reliabilitas 0,774 yang termasuk pada kategori tinggi. Begitu juga dengan kecerdasan emosional dari 30 butir angket yang tidak valid adalah 4 butir jadi untuk menjaring data penelitian digunakan 26 butir angket dengan reliabilitas 0,620 yang termasuk kedalam kategori tinggi juga.

Hasil analisis korelasi antara variabel menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan berarti antara minat berwirausaha dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dengan koefisien korelasi rx1y sebesar 0,334. Begitu juga dengan korelasi antara variabel kecerdasan

emosional dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan menunjukkan korelasi yang berarti dengan koefisien korelasi rx2y

sebesar 0,259 dimana pada taraf signifikansi 5% untuk jumlah responden sebanyak 60 orang, rtabel = 0,254.

Hasil uji hipotesis korelasi parsial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara variabel minat berwirausaha dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan ry1,2 sebesar 0,285, dimana

harga thitung = 2,361 dan ttabel 1, 671 pada taraf signifikansi 5%. Hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara variabel kecerdasan emosional dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan ry2,1 sebesar 0,258, dimana harga thitung = 2,104 dan ttabel = 1,671

(4)

iv

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Hakekat Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan ... 11

2. Hakekat Minat Berwirausaha ... 14

3. Hakekat Kecerdasan Emosional ... 19

B. Kerangka Berpikir ... 25

1. Hubungan Minat Berwirausaha Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan. ... 25

2. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan ... 27

3. Hubungan Antara Minat Berwirausaha dan Kecerdasan Emosional Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Pengelasan ... 28

(5)

v BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel Penelitian ... 30

C. Paradigma Penelitian ... 32

D. Defenisi Operasional ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Instrumen Pengumpulan data ... 34

G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 36

1. Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) ... 45

2. Minat Berwirausaha (X1) ... 46

3. Kecerdasan Emosional (X2) ... 47

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 48

1. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) ... 48

2. Tingkat Kecenderungan Variabel Minat Berwirausaha (X1) ... 49

3. Tingkat Kecenderungan Variabel Kecerdasan Emosional (X2) ... 49

C. Uji Persyaratan Analisis ... 50

1. Uji Normalitas ... 50

2. Uji Linieritas dan Uji Keberartian... 51

D. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 53

1. Hubungan Minat Berwirausaha Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan ... 54

(6)

vi

3. Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial Antara Variabel ... 54 4. Hubungan Minat Berwirausaha dan Kecerdasan Emosional

Dengan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses

Dasar Pengelasan ... 56 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 61 B. Implikasi ... 62 C. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

(7)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Minat Berwirausaha Siswa ... 67

Lampiran 2. Angket Kecerdasan Emosional ... 70

Lampiran 3. Perhitungan Validitas Angket Minat Berwirausaha (X1) ... 73

Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Angket Minat Berwirausaha (X1) ... 76

Lampiran 5. Perhitungan Validitas Angket Kecerdasan Emosional (X2) .... 78

Lampiran 6. Perhitungan Reliabilitas Angket Kecerdasan Emosional (X2) . 81 Lampiran 7. Data Hasil Penelitian Minat Berwirausaha (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) Serta Data Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) ... 83

Lampiran 8. Perhitungan Nilai Rata-rata, Standard Deviasi, dan Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian ... 85

Lampiran 9. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 90

Lampiran 10. Uji Normalitas Data Masing-masing Variabel Penelitian ... 93

Lampiran 11. Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Dari Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) atas Minat Berwirausaha (X1) ... 96

Lampiran 12. Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Dari Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan (Y) atas Kecerdasan Emosional (X2) ... 103

Lampiran 13. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 110

Lampiran 14. Perhitungan Korelasi Parsial dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Parsial ... 113

Lampiran 15. Perhitungan Persamaan Regresi Ganda, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 115

Lampiran 16. Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Ganda ... 118 Lampiran 17. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

(8)

x

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Paradigma Penelitian ... 32

Gambar 4.1 : Histogram Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan ... 46

Gambar 4.2 : Histogram Minat Berwirausaha ... 47

Gambar 4.3 : Histogram Kecerdasan Emosional ... 48

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hasil pendidikan tersebut dimaksudkan untuk menopang dan mengikuti laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan untuk mensukseskan pembangunan yang senantiasa mengalami perubahan. Oleh karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang berkembang pada masyarakat. Untuk mensukseskan pembangunan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang cukup tinggi serta dibarengi dengan keterampilan. Pendidikan dan ketenagakerjaan mempunyai hubungan yang erat. Pendidikan yang baik akan meningkatkan kualitas pengembangan sumber daya manusia yang mencakup semua usaha yang dilakukan, serta mempersiapkan seseorang menjadi manusia seutuhnya yang mampu berpikir logis dan rasional. Dengan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran.

(11)

2

Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama untuk menghasilkan manusia yang dapat mengembangkan kemampuanya dan membina kehidupan yang baik di dalam masyarakat.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang memberikan bekal pengetahuan teknologi, keterampilan, sikap, disiplin, dan etos kerja tingkat menengah yang terampil dan kreatif, dan sebagai salah satu sumber penghasil tenaga-tenaga terampil di berbagai jenis keterampilan. Dengan terciptanya manusia yang terampil dan berkualitas akan segera dapat mengisi berbagai lapangan kerja di dunia usaha dan industri. Hal ini sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, berkepribadian, dan beretos kerja, serta bertanggung jawab dan produktif.

Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 15, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari pendidikan menengah di dalam Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tujuan khusus sebagai berikut :

(12)

3

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Memberikan peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Berdasarkan tujuan SMK di atas dapat dikatakan bahwa lulusan SMK diharapkan menguasai materi pelajaran baik secara teori maupun secara praktek, supaya dapat mandiri dengan penerapan ilmu yang diperolehnya sesuai dengan bidangnya di lapangan kerja.

(13)

4

akan mengalami peningkatan yang luar biasa, sebab pemerintah dengan paradigma baru sejak 3 tahun yang lalu mengarahkan dan mempromosikkan agar para siswa lulusan SMP masuk ke SMK. Namun tidak disadari, lapangan kerja yang ada saat ini sangat terbatas, bahwa kenyataan di lapangan tidak sedikit lulusan SMK yang belum siap memasuki dunia kerja. Untuk mengatasi masalah ini, maka lulusan SMK dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidangnya masing-masing. Sehingga mereka mampu bersaing di dunia industri maupun mampu dalam berwirausaha.

Bidang mengelas adalah salah satu bidang keahlian yang sangat potensial yang dibutuhkan di dunia kerja maupun dalam berwirausaha. Oleh karena itu dalam kurikulum SMK Teknik Pemesinan terdapat Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan. Dengan mempelajari kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan, siswa lulusan SMK diharapkan menguasai segala sesuatu yang relevan dengan bidang pengelasan sehingga dapat dijadikan modal dalam memenuhi tuntutan di dalam dunia kerja dan industri maupun dalam membuka usaha (berwirausaha).

Namun demikian, hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan masih tergolong rendah, hal ini sesuai dengan hasil observasi penulis di SMK Negeri 5 Medan. Rendahnya hasil belajar tersebut dapat dibuktikan dengan data yang penulis dapatkan berdasarkan Daftar Kumpulan Nilai Siswa ( DKNS ) dari 1 Tahun Ajaran sebelumnya yaitu 2011/2012.

(14)

5

siswa sebanyak 36 orang. Nilai yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada kelas II TMP 2 sebesar 50% atau sebanyak 18 orang dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 36 orang.

Dari pemaparan data di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa SMK Negeri 5 tersebut kurang memuaskan karena nilai yang diperoleh masih di bawah rata - rata nilai standard ketuntasan belajar minimal yang telah ditentukan yakni 70. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan banyak siswa yang belum memenuhi ketuntasan belajar, atau masih tergolong rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan disebabkan oleh berbagai faktor yang diantaranya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang sering disebut faktor internal dan juga yang berasal dari luar diri siswa yang juga sering disebut faktor eksternal. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa tersebut adalah kemampuan, tanggungjawab, dan minat. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan sekolah diantaranya metode guru mengajar, dan fasilitas belajar. Minat merupakan faktor utama dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Jika siswa tersebut memiliki keinginan untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan lebih fokus untuk menerima pelajaran tersebut. Berkenaan dengan minat, sangat banyak minat yang mempengaruhi hasil belajar. Diantaranya minat belajar, minat masuk SMK, minat berwirausaha, dan lain-lain.

(15)

6

memimpin serta memanajemen sesuatu dalam hal berwirausaha yang dipengaruhi pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa SMK masih kurang memiliki minat untuk berwirausaha sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama proses pembelajaran. Kebanyakan siswa SMK berpikir setelah menyelesaikan studinya di SMK, langkah selanjutnya adalah mencari pekerjaan. Sebaliknya sangat sedikit yang berpikiran untuk membuka lapangan kerja dengan cara membuka usaha. Ketika seorang siswa memiliki minat berwirausaha, maka siswa tersebut akan termotivasi untuk belajar. Minat berwirausaha juga akan menjadi motivator atau pendorong bagi siswa tersebut untuk mencapai prestasi belajar yang lebih maksimal. Oleh karena itu, penulis ingin melihat keberadaan minat berwirausaha peserta didik SMK dan hubungannya dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan mereka.

Dengan demikian minat berwirausaha peserta didik SMK adalah sesuatu yang mendorong peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang baik. Minat berwirausaha yang besar akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Dimana minat itu sendiri merupakan salah satu aspek psikis dalam diri peserta didik utuk berbuat dan berusaha untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, peserta didik untuk mencapai hasil yang baik dapat dipengaruhi oleh minat berwirausaha peserta didik itu sendiri.

(16)

7

Keterampilan-keterampilan dalam kecerdasan emosional mencakup pengendalian

diri, semangat dan ketekunan, kedisiplinan serta kemampuan untuk memotivasi diri

sendiri. Dalam belajar siswa tidak boleh merasa terbeban dengan mata diklat yang

diikutinya, karena hal ini akan membuat siswa malas belajar. Dengan kecerdasan emosional yang baik siswa akan mampu mengendalikan diri sehingga terhindar dari perasaan terbeban, kecerobohan, serta kecelakaan kerja. Rendahnya kecerdasan emosional, tidak hanya membawa petaka bagi dirinya sendiri, tetapi juga sangat membahayakan orang lain dan lingkungannya.

Dengan meningkatnya minat berwirausaha dan kecerdasan emosional siswa, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan hasil belajar siswa. Dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan yang tinggi berarti dapat dikatakan siswa tersebut telah memiliki keahlian yang baik di bidang pengelasan sehingga diharapkan mampu bersaing di dunia kerja dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.

B. Identifikasi Masalah

(17)

8

Disamping itu, faktor lain diantaranya kurangnya keinginan siswa SMK Negeri 5 Medan untuk membuka usaha sendiri sehingga siswa tidak berpikir bahwa pelajaran produktif yang terdapat pada kurikulum SMK dapat dijadikan modal dalam memenuhi tuntutan di dalam dunia kerja dan industri maupun dalam membuka usaha (berwirausaha), serta siswa SMK Negeri 5 Medan cenderung tidak mampu mengendalikan dirinya dan tidak disiplin dalam melaksanakan pekerjaan maupun dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Karena permasalahan dalam penelitian ini memiliki cakupan yang demikian luas, maka masalah dalam penelitian ini perlu dilakukan pembatasan, agar penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian dan terfokus pada masalah yang diteliti, sehingga dalam penelitian ini masalahnya dibatasi pada minat berwirausaha, kecerdasan emosional siswa dan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara minat berwirausaha dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 5 Medan TA. 2012/2013?

(18)

9

dasar pengelasan pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 5 Medan TA. 2012/2013?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara minat berwirausaha dan kecerdasan emosional dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 5 Medan TA. 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara minat berwirausaha dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan pada siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 5 Medan TA. 2012/2013.

2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 5 Medan TA. 2012/2013.

3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara minat berwirausaha dan kecerdasan emosional dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 5 Medan TA. 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

(19)

10

1. Memberi informasi tentang hubungan minat berwirausaha dan kecerdasan emosional siswa dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan pada siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 5 Medan TA. 2012/2013.

2. Sebagai bahan masukan bagi para guru program diklat pengelasan khususnya guru SMK Negeri 5 Medan guna peningkatan hasil belajar kemampuan Pengelasan siswa.

(20)

61

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki minat berwirausaha dengan kategori Cukup.

2. Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki kecerdasan emosional dengan kategori Cukup.

3. Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki nilai hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dengan kategori Cukup.

4. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara minat berwirausaha dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi yang memberikan hasil nilai rhitung = 0,285 > rtabel =0,254. Dan harga thitung = 2,361 > ttabel = 1,671.

(21)

62

2012/2013 Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi yang memberikan hasil nilai rhitung = 0,258 > rtabel =

0,254. Dan harga thitung = 2,104 > ttabel = 1,671. Maka dapat disimpulkan

hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya.

6. Terdapat hubungan yang positif dan berarti secara bersama-sama antara minat berwirausaha dan kecerdasan emosional dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi ganda yang memberikan hasil nilai R = 0,378. Dan harga Fhitung = 4,759 > Ftabel = 3,16. Maka disimpulkan

hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan berarti secara bersama-sama antara minat berwirausaha dan kecerdasan emosional dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya.

B. Implikasi

(22)

63

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka perlu menjadi pertimbangan bagi siswa maupun guru supaya meningkatkan Minat berwirausaha. Upaya yang dilakukan adalah guru dengan siswa harus saling bekerja sama dalam menumbuhkan minat minat berwirausaha, dengan cara guru memberikan gambaran-gambaran wirausaha yang sangat menjanjikan contohnya usaha bengkel las.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka kecerdasan emosional perlu ditekankan untuk siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Bagaimanapun kecerdasan emosionalnya berpengaruh dalam belajar. Sebagai implikasinya, dimana setelah tamat siswa akan bekerja, sementara kecerdasan emosional sangat ditekankan oleh dunia industri.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka hal ini menggambarkan lebih jauh bahwa minat berwirausaha dan kecerdasan emosional mempunyai hubungan dengan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan. Untuk itu perlu pertimbangan kepada pengelola SMK untuk menggunakan tes minat wirausaha dan kecerdasan emosional pada waktu menerima peserta didik.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, implikasi penelitian maka dapat dibuat saran penelitian:

(23)

64

mengelola sebuah usaha melalui bimbingan-bimbingan guru yang bersangkutan. Contohnya menerima orderan pembuatan/perawatan perbaikan mesin dari luar yang dikerjakan di lab sekolah.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan, pengelola SMK diharapkan mau dan mampu melakukan tes minat berwirausaha dan kecerdasan emosional. Karena hal ini akan sangat membantu guru bidang studi kompetensi dasar menjelaskan proses dasar pengelasan dalam mengajar.

(24)

65

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Chandra, Purdi E. 2004. Pengembangan Diri dan Motivasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Cooper. 1999. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Cooper, R., K. Sawaf dan Ayman Widodo. 1998. Kecerdasan Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. From http://ahli-defenisi.blogspot.com/2011/02/defenisi-hasil-belajar.html, 4 September 2012.

______ . 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Gardner. 2001. Frame of Mind. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

______________. 2000. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama.

______________. 2001. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mustofa. 1996. Pengertian Wirausaha. From

http://carapedia.com/pengertian_definisi_wirausaha_menurut_para_ahli_in fo.html, 26 November 2012.

Purba, Edward. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Medan: UNIMED. Sardiman, A.M. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Shapiro, Lawrence E. 1998. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia.

Siburian, Wendy Ficto. 2012. Hubungan Minat Berwirausaha Dan Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Pengelasan Pada Siswa Kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 1 percut sei tuan tahun ajaran 2011/2012. Skripsi Fakultas Teknik Unimed.

(25)

66

Sriwdiharto. 1996. Petunjuk Kerja Las. Jakarta: Pradnya Paramita. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Suharto. 1997. Teknologi Pengelasan. From http://tehnik-pengelasan.blogspot.com/2012/02/pengertian-pengelasan.html, 4 September 2012.

Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suryo. 1996. Pengertian Wirausaha. From http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat-wirausaha/, 26 November 2012.

Tidjan. 1976. Pengertian Minat. From http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/, 5 September 2012.

Gambar

Gambar 3.1 : Paradigma Penelitian .................................................................
gambaran-gambaran wirausaha yang sangat menjanjikan contohnya usaha

Referensi

Dokumen terkait

dengan persepsi konsumen terhadap jasa pelayanan pada Bengkel Suzuki.. Indomobil Sragen berdasarkan kecepatan, keramahan,

Madya dalam Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan.. Desain, Universitas Sebelas

Bagi pendidikan ilmu keperawatan sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa dan mahasiswi ilmu keperawatan dalam hal pemahaman perkembangan dan upaya

[r]

Sistem Informasi Agroindustri Belimbing Dewa Depok (Sisagribingwa) merupakan sistem informasi yang dibangun berbasis web. Sisagribingwa dibangun untuk menyediakan informasi

Utilitas pendukung proses meliputi penyediaan air sebesar 25.000 kg per jam yang diperoleh dari air laut, penyediaan saturated steam sebesar 1.033,9893 kg per jam yang diperoleh

Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, antara lain :..

Aktivitas perekonomian mikro, pertanian, industri (industri kecil sampai industri besar) maupun pertambangan merupakan tulang punggung perekonomian Kota Padang. Akan tetapi,