• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN KOTA PADANG SIDIMPUAN MENJADI DAERAH OTONOM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN KOTA PADANG SIDIMPUAN MENJADI DAERAH OTONOM."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN KOTA PADANG SIDIMPUAN MENJADI DAERAH

OTONOM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

REZA PAHLEPI SIREGAR 308321063

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

REZA PAHLEPI SIREGAR. NIM 308321063. PERKEMBANGAN KOTA PADANG SIDIMPUAN MENJADI DAERAH OTONOM. SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH, FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan Kota Padang Sidimpuan menjadi daerah otonom. Kemudian akan dijelaskan kota Padang Sidimpuan sebelum, proses menjadi daerah otonom kemudian yang terakhir setelah menjadi daerah otonom, dan apa saja factor-faktor yang menyebabkan Kota Padang Sidimpuan menjadi daerah otonom.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dengan tehnik pengumpulan data menggunaakan studi literature, observasi secara langsung di daerah Kota Padang Sidimpuan dan wawancara kepada pihak pemerintah daerah, dinas pendidikan, Bappeda, tokoh masyarakat dan tokoh adat maupun masyarakat Kota Padang Sidimpuan. Untuk menganalisis data maka dilakukan beberapa tahapan yaitu dengan menemukan sumber data maupun informasi yang relevan dengan perkembangan Kota Padang Sidimpuan menjadi Daerah Otonom. Selanjutnya verifikasi atau kritik sumber dan melakukan interpretasi (menyusun hasil-hasil penelitian berdasarkan fakta) sebagai tahapan terakhir adalah menganalisis dan menyajikan (rekonstruksi) kembali Perkembangan Kota Padang Sidimpuan menjadi Daerah Otonom.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa Perkembangan Kota Padang Sidimpuan di awali dengan Sejarah berdirinya Kota Padang Sidimpuan, merupakan bagian dari kisah keluarga Mangaraja Onggang Parlindungan. Tokoh utama dalam sejarah Kota Padangsidimpua n. Sebelum Kota Padang Sidimpuan belum dijadikan sebagai daerah otonom, Kota Padang sidimpuan ini berupa sebuah Kabupaten. yaitu Kabupaten induk, yang bernama Kabupaten tapanuli selatan yang ibu kotanya Padang sidimpuan.

(5)

DAFTAR ISI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 22

Gambar Lokasi Penelitian 22

A.

Sejarah Perkembangan Kota Padang Sidimpuan Setelah B.

menjadi daerah Otonom 50

b1. Sejarah Berdirinya Kota Padang Sidimpuan 50 b2. Sejarah Singkat Kota Padang Sidimpuan 51 Perkembangan kota Padang Sidimpuan menjadi daerah otonom 55 C.

c1. Periodesasi Kota Padang Sidimpuan Menjadi Daerah Otonom 58 Faktor Pendukung Kota Padang Sidimpuan Menjadi Daerah Otonom 59 D.

d1. Visi dan Misi Kota Padang Sidimpuan 60

d2. Arah Pembangunan jangka Panjang Kota 66

d3. Kebijaksanaan umum keuangan daerah 66

d4. Kebijaksanaan umum pembangunan daerah 67 Proses Perkembangan kota Padang sidimpuan menjadi daerah Otonom 68 E.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70

Kesiimpulan 70

A.

Saran 74

B.

DAFTAR PUSTAKA 75

LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL I.I Jumlah Penduduk di Kota Padang Sidimpuan Menurut

Jenis Kelamin 24

TABEL I.II Jumlah Penduduk menurut Jenjang Pendidikannya di Kota

Padang Sidimpuan 26

TABEL I.III Jumlah Penduduk menurut Mata Pencahariannya di Kota

Padang Sidimpuan 33

TABEL I. IV Jumlah Penduduk menurut Agama Yang Dianut di Kota

Padang Sidimpuan 35

TABEL I.V Jumlah Rumah Ibadah di Kota Padang Sidimpuan 37

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang A.

Sejarah kota dipengaruhi oleh demografi dan ekologi sosial. Adapun pusat perhatian

sejarah kota ditujukan kepada struktur sosial dalam pola sosial dari penduduk kota. kota merupakan

hasil kreasi manusia, kondisi fisik kota mencerminkan hasil olahan budaya penghuni kota yang

bersangkutan.

Untuk menindaklanjuti peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 35 tahun 2009 tentang

pedoman pembentukan panitia pembakuan nama Rupabumi, maka Bupati Tapanuli Selatan telah

mengeluarkan Surat keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 20 /KPTS/ 2010 tentang

pembentukan panitia pembakuan Nama Rupabumi Kabupaten Tapanuli Selatan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai salah satu

anggota tim pembakuan nama rupabumi telah melaksanakan kegiatan survey terhadap asal-usul

nama-nama administrasi kabupaten tapanuli selatan, 6 nama kecamatan beserta desa dan kelurahan

di kecamatan tersebut. Selain melakukan pendataan mengenai asal usul nama administrasi desa,

kecamatan dan desa juga dilakukan penentuan posisi menggunakan alat ukur GPS pada tiang

bendera kantor pusat pemerintahannya.

Selain asal usul nama administrasi desa dan kecamatan juga telah dapat digambarkan peta

administarasi kecamatan yang memuat posisi pusat desa. Peta administrasi yang diperoleh

(9)

2

Penulisan nama rupabumi perlu keseragaman dalam penulisannya supaya jika dipakai

dalam basis data komputer dapat seragam dan memudahkan akses antar basis data.Untuk

keseragaman tersebut maka perlu standarisasi penulisan nama rupabumi.

Sejalan dengan perkembangan pembangunan dan tuntunan terhadap peningkatan pelayanan

masyarakat kota administratif Padang Sidimpuan, maka pemerintah memandang perlu untuk

meningkatkan status kota administratif Padang Sidimpuan menjadi Daerah otonom Pemerintah kota

Padang Sidimpuan, Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang persyaratan pembentukan dan

kriteria pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah, telah membuka peluang untuk

meningkatkan status kota Administratif Padang Sidimpuan menjadi kota Padang Sidimpuan. Ada

Enam syarat yang harus dipenuhi untuk pembentukan Daerah tingkat II, ialah:

a. Kemampuan Ekonomi, b.Potensi, c.Sosial Budaya, d.Sosial Politik, e.Jumlah Penduduk, f.Luas

Daerah, g.pertimbangan lain

Sejak awal sejarahnya, Kota Padang Sidimpuan adalah pusat perdagangan dan sebagai

pusat distribusi barang. Sehingga segala keperluan masyarakat dipenuhi dengan mendorong dunia

usaha agar membuka usaha distribusi barang.

Sejalan dengan peranan Kota Padang Sidimpuan sebagai pusat distribusi barang, dan juga

disebut sebagai Kota administratif, Kota ini pun terus tumbuh sebagai pusat perdagangan hasil

bumi dan industry rumah tangga. Barang-barang tersebut sebagian termasuk dalam kategori

Komoditi Ekspor.

(10)

3

lebih penduduk Kota Padang Sidimpuan adalah murid dan mahasiswa, mulai dari taman

kanank-kanak sampai perguruan tinggi. Karena itu Kota Padang Sidimpuan bisa disebut juga sebagai Kota

Pendidikan.

Kesemarakan pendidikan di Kota Padang Sidimpuan dapat disaksikan setiap pagi pada saat

puluhan ribu pelajar dan mahasiswa berbondong-bondong menuju ke sekolah mereka

masing-masing. Pemandangan serupa ini tidak kita sesuaikan di Kota-Kota lainnya di sumatera.

Sebelumnya Padang Sidimpuan merupakan Kota administratif berdasarkan peraturan

pemerintah Nomor 32 Tahun 1982. Kemudian sejak tanggal 21 Juni 2001 berdasarkan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2001, Kota Padang Sidimpuan ditetapkan sebagai daerah otonom dan

merupakan hasil penggabungan dari Kecamatan Padang Sidimpuan Utara, Kecamatan Padang

Sidimpuan Selatan, Kecamatan Batunadua, Kecamatan Padang Sidimpuan Hutaimbaru, kecamatan

Padang Sidimpuan Tenggara yang sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Kota Padang Sidimpuan dikenal dengan Kota Salak karena rasanya yang khas. Namun

sebenarnya julukan Kota Salak merupakan bagian kecil untuk menunjukkan Identitas daerah yang

berada dibagian barat provinsi Sumatera Utara ini. Buah Salak yang berasal dari Padang

Sidimpuan memang sudah cukup dikenal dengan rasanya yang manis, Buahnya besar-besar dan

bijinya yang kecil merupakan ciri khas tersendiri serta kebanggaan bagi daerah beriklim Tropis ini,

namun jika dilihat berdasarkan potensi yang ada, Padang Sidimpuan sebenarnya juga kaya dengan

potensi Buah-buahan lainnya.

Berlatar belakang permasalahan diatas maka penelitian ini diberi judul “Perkembangan

(11)

4

dalam meninjau Perkembangan Kota Padang Sidimpuan Menjadi Derah Otonom.

Identifikasi Masalah B.

Sejarah berdirinya Kota Padang Sidimpuan. 1.

Bagaimana Faktor-faktor pendukung dalam merencanakan terbentuknya daerah otonom. 2.

Perkembangan Kota Padang Sidimpuan setelah menjadi Daerah otonom. 3.

Perumusan Masalah C.

Yang menjadi ruang lingkup masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Sejarah berdirinya Kota Padang Sidimpuan. 1.

Bagaimana faktor-faktor pendukung dalam merencanakan terbentuknya daerah otonom. 2.

Perkembangan Kota Padang Sidimpuan setelah menjadi Daerah Otonom. 3.

Tujuan Penelitian D.

Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui Sejarah berdirinya Kota Padang Sidimpuan. 1.

Bagaimana faktor-faktor pendukung dalam merencanakan terbentuknya daerah otonom. 2.

(12)

5 Manfaat Penelitian

E.

Pembaca dapat mengetahui sejauh mana kondisi perkembangan kota Padang Sidimpuan

pada masa lalu sampai masa sekarang ini.

Menambah wawasan Pengetahuan bagi Peneliti dan Pembaca tentang bagaimana

factor-

faktor pendukung dalam merencanakan terbentuknya kota padang sidimpuan sebagai salah

satu daerah otonom di Indonesia.

Sebagai bahan masukan perbandingan bagi penelitian lain yang ingin meneliti masalah sama

di tempat yang berbeda.

Mahasiswa dan Mayarakat khususnya yang tinggal di kota madya padang sidimpuan dapat

menggunakan hasil Penelitian ini sebagai informasi yang menjelaskan perkembangan kota

(13)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan A.

Berdasarkan hasil analisis data maka penulis menemukan beberapa temuan penelitian

sebagai berikut :

Sejarah berdirinya Kota Padang Sidimpuan, merupakan bagian dari kisah keluarga

Mangaraja Onggang Parlindungan. Tokoh utama dalam sejarah Kota Padangsidimpuan pada

masa perang Paderi adalah Idris Nasution gelar Tuanku Lelo, merupakan putra seorang

hartawan di Pariaman bernama Pagu Nasution, yang berasal dari huta Siantar. Hartawan ini juga

dikenal sebagai Haji Hasan Nasution, kemudian Tuanku Kadi Malikul Adil dan lebih populer

dengan nama Kali Hassan. Tuanku Lelo adalah leluhur Mangaraja Onggang Parlindungan dari

pihak neneknya (dari pihak perempuan). Pada masa perang paderi, sekitar tahun 1821 Tuanku

Lelo, salah seorang pimpinan pasukan kaum Paderi, Tuanku lelo meminta nasihat Tuanku

Tambusai yang alim, untuk memilih lokasi yang cocok untuk membangun benteng yang kokoh.

Pada saat itu, Tuanku Tambusai menunjuk desa Padangsidimpuan. Benteng Padangsidimpuan,

dibangun di atas tanah seluas 600 hektar atau 2 x 3 kilometer yang berpusat kira-kira di Pusat

Pasar sekarang ini.

Banyak bangunan didirikan di dalam Benteng, antara lain rumah Tuanku Lelo yang bergaya

arsitektur Minang kabau. Kelak 64 tahun kemudian, sekitar tahun 1885 didirikan rumah Residen

di lokasi rumah Tuanku Lelo ini. Kawasan yang luas itu dilengkapi taman sari dan taman rusa

(14)

2

Sebelum Kota Padang Sidimpuan belum dijadikan menjadi daerah otonom peneliti pernah

diajak orang tuanya ketika waktu masih duduk di sekolah dasar untuk berlibur ke Kota Padang

Sidimpuan tersebut.dari segi fisik Kota Padang Sidimpuan peneliti menemukan masih banyak

bangunan-bangunan lama yang dapat peneliti temukan yang ada di Kota Padang Sidimpuan

tersebut.

Proses jadinya Kota Padang Sidimpuan menjadi daerah otonom setelah pemerintah membuat

atau mensahkan ;

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN KOTA PADANG SIDEMPUAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan:

Daerah adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf i Undang-1.

undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Provinsi Sumatera Utara adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-2.

undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara.

Kabupaten Tapanuli Selatan adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-3.

undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara

Kota Administratif Padang Sidempuan adalah Kota Administratif sebagaimana dimaksud 4.

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1982 tentang Pembentukan Kota Administratif Padang Sidempuan.

BAB II

PEMBENTUKAN DAN BATAS WILAYAH

Pasal 2

Dengan undang-undang ini dibentuk Kota Padang Sidempuan di wilayah Provinsi Sumatera Utara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(15)

3

Kota Padang Sidempuan berasal dari sebagian Kabupaten Tapanuli Selatan yang terdiri atas: a. Kecamatan Padang Sidempuan Utara; b. Kecamatan Padang Sidempuan Selatan; c. Kecamatan Padang Sidempuan Batunadua; d. Kecamatan Padang Sidempuan Hutaimbaru; dan e. Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara.

Pasal 4

Dengan terbentuknya Kota Padang Sidempuan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dikurangi dengan wilayah Kota Padang Sidempuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

Pasal 5

Dengan terbentuknya Kota Padang Sidempuan, Kota Administratif Padang Sidempuan dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dihapus.

Pasal 6

(1) Kota Padang Sidempuan mempunyai batas-batas wilayah:

a. sebelah utara dengan Kecamatan Padang Sidempuan Barat Kabupaten Tapanuli Selatan; b. sebelah timur dengan Kecamatan Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan; c. sebelah selatan dengan Kecamatan Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan; dan

d. sebelah barat dengan Kecamatan Padang Sidempuan Barat, Kecamatan Siais, dan Kecamatan Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan.

(2) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam peta yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari undang-undang ini.

(3) Penentuan batas wilayah Kota Padang Sidempuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan secara pasti di lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah.

Pasal 7

(1) Dengan terbentuknya Kota Padang Sidempuan, Pemerintah Kota Padang Sidempuan menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Sidempuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Sidempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terpadu dan tidak terpisahkan dari Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota di sekitarnya.

BAB III

KEWENANGAN DAERAH

(16)

4

(1) Kewenangan Kota Padang Sidempuan sebagai daerah otonom mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, termasuk kewenangan wajib, kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Kewenangan wajib, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.

Setelah Kota Padang Sidimpuan dijadikan menjadi daerah otonom disalah satu Kota, yang

ada di Indonesia. Kota Padang Sidimpuan pun berkembang begitu pesat, salah satu yang

membuktikan bahwasaya Perkembangan Kota Padang Sidimpuan itu berkembang begitu pesat

yaitu peneliti itu sendiri dimana ia melihat banyak perubahan yang terjadi dari segi fisik Kota

Padang Sidimpuan tersebut, salah satunya bangunan pasar, mall, dan bangunan sekolah yang baru

dibangun maupun di renovasi kembali oleh pemerintah setempat Kota Padang Sidimpuan .

Maka dari itu setelah Kota Padang Sidimpuan, dijadikan sebagai daerah otonom pemerintah

Kota Padang Sidimpuan mengambil suatu keputusan untuk menjadikan Kota Padang Sidimpuan

sebagai salah satu Kota yang dijulukin sebagai salah satu Kota pendidikan yang ada di Indonesia,

maka dari itu pemerintah setempat cukup banyak membangun sekolah-sekolah yang ada di Kota

Padang Sidimpuan.

Selain untuk meningkatkan mutu pendidikan Kota Padang Sidimpuan, pemerintah Kota

Padang Sidimpuan pun ikut untuk memajukan perekonomian Kota Padang Sidimpuan. Caranya

membangun pusat perbelanjaan-perbelanjaan yang ada disekitar Kota Padang Sidimpuan, yang

dilakukan oleh pemerintah setempat Kota Padang Sidimpuan.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang akan penulis sampaikan

(17)

5

Pemberian otonomi kepada daerah-daerah dengan hak mengurus rumah tangga sendiri, 1.

memungkinkan adanya kecenderungan bersaing. Demi keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia pengawasan perlu lebih ditingkatkan karena ternyata sampai sekarang pembangunan

daerah tersebut belum merata sehingga terpaksa dilaksanakan pengaawasan dari pemerintah

pusat.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah yang nyata perlu diperhatikan atau diatur mengenai 2.

pertimbangan keuangan antara pusat dan daerah karena kemampuan daerah sangat tergantung

pula pada pertimbangan keuangan tersebut, dengan memperhatikan kondisi daerah yang

berbeda.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah di Kotamadya Padang Sidimpuan masih kurang berjalan 3.

lancar sesuai apa yang diharapkan sebaiknya pemerintah daerah selalu mengantisipasi

(18)

1

DAFTAR PUSTAKA

Basyral Hamidy Harahap.2003. Pemerintahan Kota Padang Sidempuan Menghadapi

Tantangan Zaman.Pemerintah Kota Padang Sidempuan.

Dra.Enny Nuryani Nst.2008. Kota Padang Sidempuan Dalam Angka 2008.Badan pusat

statistic Kota Padang Sidempuan

School JW. 1981 Modernnisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dra.Zuraida Tanjung.1992/1993.Kerajinan Tradisional Abit Godang Dan Parompa

Sadun.Sumatera Utara.Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

Penyusun Propil Kota Padang Sidimpuan.2011.Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kota Padang Sidimpuan.

Mhd.Arbain Lubis.1993.Sejarah Marga-Marga Asli Di Tanah Mandailing.Pemerintah

Propinsi Sumatera Utara.

Basyral Hamidi Harahap.2004.Siala Sampagul.Pemerintah Kota Padang Sidimpuan.

SD, Soenarko. 2002. Public policy. Surabaya: Airlangga University press.

Yulius DKK, 1984.Kamus Baru Bahasa Indonesia. PT. Usaha Nasional, Surabaya.

Jhonson. Doyle.Paul. 1986. Teori sosiologi klasik dan modern.Jakarta.PT.Garuda

Asy’ari, Sapari Imam. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.

Sjahnan, H.R, 1992. Pelaksanaan Tata Pemerintahan dan Otonom Menurut UUD 1945 di

Indonesia. Medan : Monoro.

Abdullah, Rozali, 2000. Pelaksanaan Otonomi Luas. Jakarta : PT. RajaGrapindo Persada.

Soekonto, Soerjono, 2001. Suatau Pengantar Sosiologi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

http://www.waspada.co.id Menggunakan Joomla! Generated: 10 February, 2008, 17:35

Gambar

Gambar Lokasi Penelitian
TABEL I.I Jumlah Penduduk di Kota Padang Sidimpuan Menurut

Referensi

Dokumen terkait

Hasil optimasi parameter-parameter analitik yang digunakan pada analisis senyawa NDPA menggunakan teknik HS-SDME-GC-FID adalah menggunakan jenis pelarut organik toluena, dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara konsep diri dan penyesuaian diri dengan

Menurut McPherson dan Moller 2006 bahwa senyawa MgCl2 dalam reaksi PCR akan terurai menjadi Mg 2+ yang berfungsi sebagai kofaktor yang menstimulasi aktifitas DNA

Pengajaran pendidikan jasmani yang membentuk dan sekaligus membangun belajar siswa itu terjadi akibat dari rancangan tugas belajar gerak yang disajikan dengan cara-cara

[r]

ini, penulis melakukan pengujian aplikasi secara mandiri dengan melakukan percobaan masuk ke Animasi yang penulis rancang dan berperan sebagai pengguna dan

Sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh subekti, itikad baik merupakan suatu sendi terpenting dalam hukum perjanjian. Berarti itikad baik dari penjual untuk

Sebagai contoh, dalam belajar menjumlahkan angka biasanya melihat dari buku atau papan tulis tapi sekarang dengan adanya komputer maka dapat menggunakannya sebagai salah satu