• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan lingkungan belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah : studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan lingkungan belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah : studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem."

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH

Studi Kasus Pada Siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem

Lely Sulestari Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa di sekolah; (2) ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah; (3) ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem. Responden penelitian berjumlah 223 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan pengujian statistik non parametrik (Chi Square/Chi Kuadrat)

(2)

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN LEARNING ENVIRONMENT IN FAMILY, SCHOOL AND SOCIAL COMMUNITY AND STUDENT’S DISCIPLINE

IN THE SCHOOL

A Case Study on the Students of Sanjaya Vocational High School in Pakem, Sleman Yogyakarta

Lely Sulestari Sanata Dharma University

2010

This research aims to find out: (1) the relation between learning environment in the family and student’s discipline in the school; (2) the relation between learning environment at school and student’s discipline; (3) the relation between learning environment in the social community and student’s discipline in the school.

It is a case study and conducted at Sanjaya Vocational High School, Pakem. Respondents of research were 223 students. The method of collecting data was questionnaire, while technique of data analysis was statistic test of non parametric (Chi Square).

(3)

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, KELUARGA,

DAN MASYARAKAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH

Studi Kasus Pada Siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

LELY SULESTARI NIM: 051334006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, KELUARGA,

DAN MASYARAKAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH

Studi Kasus Pada Siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

LELY SULESTARI NIM: 051334006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

SURAT AL BAQORAH, AYAT 255 Menyebutkan

Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hiduo kekal lagi terus-menerus (makhluk-Nya); tidak meng-antuk dan tidak tidur. Kepunnyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka

dan dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kekuasaan Allah meliputi langat dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanyanya,

dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

Allah SWT

Bapak dan ibuku tercinta, Selar Irawan dan Suparti yang memberikan kasih sayang tak terhingga, Kakakku Didik Sulistiawan, Ipong Harjito dan Helen Meilia yang selalu memberikan dukungan dan doa, dan pacarku Mas Bakti

(8)

MOTTO

Jagalah dan lindungilah orang-orang yang kau sayangi karena tampa mereka kau tidak akan berarti apa-apa dalam menjalani hidup ini.

Jangan menilai orang dari fisiknya apakah dia tampan atau cantik tapi lihatlah perilakunya dan isi hatinya apak dia baik dan penyayang kerena

hal itulah yang membuat suatu hubungan kekal abadi.

Jangan putus asa dalam menjali hidup ini karena Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umatnya untuk itu tetaplah

berusaha dan berdoa Allah akan meberikan kebahagian yang luar biasa kepadamu.

Tebarkanlah kebaikan sehingga nanti engkau akan menuai hasil yang membahagiakan dan janganlah engkau menebarkan keburukan karena

(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan hidayahnya yang besar, serta tidak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Hubungan Lingkungan Belajar Di Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat Dengan Kedisiplinan Siswa Di sekolah”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam merevisi skripsi ini.

5. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam merevisi skripsi ini.

6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam proses perkulihan.

7. Staf Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi: Mbak Aris dan Pak Wawiek atas segala bantuannya.

8. Bapak Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK Sanjaya Pakem yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

(12)

10.Kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak Selar Irawan dan Ibu Suparti yang selalu memberikan doa, perhatian, kasih sayang serta semangat. Terima kasih Lely sayang sekali sama Bapak dan Ibu. Lely akan selalu menjaga dan membahagiakan kalian berdua.

11.Kakak-kakak saya yang tersayang, Kak Didik, Mbak Puput, Kak Ipong, Ayuk Helen, Mas Suroyo atas perhatian, doa dan bantuan yang telah diberikan. 12.Keluarga besar di Baturaja, Embah Selamet walau sudah tua tetap kuat, Alm

Embah Putri, Bik Walijah, Mang Mat, Mang Sam, Bik Umi, Mang Suroso, dan semua sepupuku yang telah memberikan dukungan dan semangat, oh ya kapan kita kumpul rame-rame lagi dan jalan-jalannya aku kangen kalian. 13.Keluarga besar di Surabaya, Alm Embah Joyo, untuk Embah Putri, Lely

doakan sehat selalu ya, Mang Talip, Bik Junah, Bik Pat, Bik Kasti terima kasih dan maafkan Lely ya kalau selama di Surabaya selalu merepotkan kalian.

14.Pacarku tersayang Mas Nug yang selalu memberikan bantuan, dukungan, semangat serta doa. Maaf ya mas kalau adek suka merepotkan dan cerewet sama mas hehe...

15.Keluarga besar Mas Nug mulai dari Bapak Suwarno, Alm Ibu Suharni, Embah Muji, Mas Andri, Diana serta keluarga di Godean terima kasih atas doa, perhatian dan bantuannya.

16.Tidak lupa juga untuk Bang Be, Bang Chen terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

17.Teman saya angkatan 2005, Kak Metilda, Dencia, Siska, Agnes Kartika, Yudha, dan yang lainya yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaannya selama kurang lebih emapt tahun setengan di kampus tercinta, Universitas Sanata Dharma.

(13)
(14)

ABSTRAK

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH

Studi Kasus Pada Siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem

Lely Sulestari Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa di sekolah; (2) ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah; (3) ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem. Responden penelitian berjumlah 223 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan pengujian statistik non parametrik (Chi Square/Chi Kuadrat)

(15)

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN LEARNING ENVIRONMENT IN FAMILY, SCHOOL AND SOCIAL COMMUNITY AND STUDENT’S DISCIPLINE

IN THE SCHOOL

A Case Study on the Students of Sanjaya Vocational High School in Pakem, Sleman Yogyakarta

Lely Sulestari Sanata Dharma University

2010

This research aims to find out: (1) the relation between learning environment in the family and student’s discipline in the school; (2) the relation between learning environment at school and student’s discipline; (3) the relation between learning environment in the social community and student’s discipline in the school.

It is a case study and conducted at Sanjaya Vocational High School, Pakem. Respondents of research were 223 students. The method of collecting data was questionnaire, while technique of data analysis was statistic test of non parametric (Chi Square).

(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORETIK A. Kedisiplinan ... 7

B. Lingkungan Belajar Siswa 1. Lingkungan Keluarga... 10

2. Lingkungan Sekolah ... 12

3. Lingkungan Masyarakat... 14

C. Kerangka Berpikir... 15

(17)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 19

D. Populasi Penelitian... 20

E. Teknik Pengumpulan Data... 20

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 21

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 25

H. Teknik Analisi Data ... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah ... 34

B. Visi dan Misi... 36

C. Sumber Daya Manusia ... 37

D. Siswa SMK Sanjaya Pakem... 42

E. Kondisi Fisik dan Lingkungan... 43

F. Fasilitas dan Peralatan Sekolah... 45

G. Hubungan SMK Sanjaya Dengan Instansi Lain ... 46

H. Usaha-usaha Penempatan Lulusan SMK Sanjaya ... 47

I. Kurikulum ... 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 51

B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis... 54

a. Uji Normalitas... 54

b. Uji Linieritas ... 55

2. Pengujian Hipotesis ... 56

(18)

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian... 70

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA... 73

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kedisiplinan ... 21

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Keluarga ... 22

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Sekolah ... 23

Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Masyarakat ... 24

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kedisiplinan ... 26

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar Di Keluarga ... 26

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar Di Sekolah... 27

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar Di Masyarakat ... 27

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 28

Tabel 4.1 Nama Kaprodi dan Sekretaris SMK Sanjaya Pakem ... 38

Tabel 4.2 Daftar Guru Tetap SMK Sanjaya Pakem... 39

Tabel 4.3 Daftar Guru Tidak Tetap SMK Sanjaya Pakem ... 39

Tabel 4.4 Daftar Wali Kelas SMK Sanjaya Pakem ... 39

Tabel 4.5 Daftar Guru Piket ... 40

Tabel 4.6 Daftar Siswa SMK Sanjaya Pakem... 43

Tabel 4.7 Daftar Sarana dan Prasarana SMK Sanjaya Pakem ... 44

Tabel 4.8 Daftar Inventaris Kelas ... 45

Tabel 4.9 Daftar Inventaris Sekolah ... 45

Tabel 5.1 Lingkungan Belajar di Keluarga ... 51

Tabel 5.2 Lingkungan Belajar di Sekolah... 52

Tabel 5.3 Lingkungan Belajar di Masyarakat ... 53

(20)

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 55 Tabel 5.6 Hasil Pengujian Linieritas... 56 Tabel 5.7 Tabel Kontingensi Kedisiplinan Siswa di Sekolah Berdasarkan

Lingkungan Keluarga... 57 Tabel 5.8 Tabel Kontingensi Kedisiplinan Siswa di Sekolah Berdasarkan

Lingkungan Sekolah ... 60 Tabel 5.9 Tabel Kontingensi Kedisiplinan Siswa di Sekolah Berdasarkan

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 75

Lampiran 2. Data Induk Penelitian... 82

Lampiran 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 96

Lampiran 4. Daftar Distribusi Frekuensi... 103

Lampiran 5. Penilaian Acuan Patokan Tipe II ... 116

Lampiran 6. Data Mentah... 120

Lampiran 7. Pengujian Normalitas dan Linieritas... 124

Lampiran 8. Chi Kuadrat ... 127

Lampiran 9. Tabel Nilai r, F, Chi Kuadrat, dan Interpolasi F ... 134

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disiplin merupakan sikap mental yang dikuasai oleh kesadaran manusia untuk patuh dan taat terhadap berbagai peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan. Kedisiplinan dalam pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran, penting untuk ditegakkan agar proses pembelajaran dapat berhasil dan berdaya guna secara efektif. Dengan kata lain, penegakan kedisiplinan akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

Setiap sekolah harus membekali para siswanya dengan kedisiplinan yang tinggi misalnya siswa datang ke sekolah tepat waktu tidak boleh terlambat, memakai seragam sekolah dengan lengkap, rapi dan sopan, menjaga kebersihan sekolah, mengikuti pembelajaran dengan tertib dan masih banyak lainnya. Tujuannya agar siswa bisa bertanggung jawab atas segala kegiatan yang telah dilakukannya. Meskipun sekolah telah berusaha menegakkan kedisiplinan di sekolah, namun dalam kenyataannya masih banyak siswa melakukan pelanggaran kedisiplinan tersebut. Sebagai contoh kasus dalam hal ini adalah siswa-siswi di SMK Sanjaya.

(23)

membolos, dan lain-lain. Penanganan untuk masalah tersebut telah dilakukan oleh para guru setiap hari akan tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan. Penegakan kedisiplinan siswa di sekolah memang tidak mudah, terutama bagi siswa yang memiliki sikap dan tingkah laku sulit untuk diatur walaupun sudah diberikan hukuman berulang kali atas pelanggaran yang telah dia lakukannya. Untuk membina disiplin, siswa perlu memahami apa-apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta konsekuensi apa yang akan diterima bila melakukan pelanggaran. Siswa akan paham dan menghayati peraturan atau tata tertib bila mereka memperoleh informasi yang cukup serta melihat contoh.

Kurangnya kedisiplinan siswa apabila dibiarkan akan membawa dampak kurang menguntungkan terhadap prestasi belajar maupun sikap mental para siswa. Ketidakdisiplinan para siswa akan mengganggu proses pembelajaran dan selanjutnya berdampak pada kurang berkembangnya prestasi belajar siswa. Di samping itu ketidakdisiplinan para siswa akan menyebabkan pihak sekolah kesulitan membentuk pribadi yang mampu menjadi masyarakat yang baik.

(24)

3

Adapun yang disebut dengan faktor lingkungan dalam hal ini terdiri dari tiga jenis yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga (orang tua) memegang peranan penting dalam membentuk watak anak, terutama dalam perkembangan tahap pertama. Orang tua harus melakukan fungsi dan peranannya sebagai pendidik utama dalam menentukan dasar-dasar kepribadian dengan mendidik bagaimana bersopan santun, menjaga kebersihan, berkesusilaan dan berdisiplin. Apabila orang tua gagal dalam mendidik anak maka akan mempengaruhi tingkah laku keseharian anak yang selalu tidak patuh dan taat terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tuanya. Hal ini tentu saja akan berakibat negatif dalam pembelajaran anak di sekolah.

Sekolah sebagai suatu lembaga formal dalam kehidupan bermasyarakat mempunyai kedudukan sentral. Di sekolah siswa tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga ditanamkan sikap dan watak yang ideal dalam kerangka pembentukan kepribadian melalui satu keutuhan sistem nilai yaitu disiplin. Kinerja personal sekolah yang rendah seperti misalnya tampak dari ketidakpahaman dan ketegasan guru mengenai peraturan menyebabkan sulitnya mengaplikasikan peraturan kepada siswa. Ketidaktegasan terhadap penegakan peraturan juga sering berdampak pada ketidakkonsistenan kepala sekolah dan para guru dalam menerapkan sanksi kepada siswa yang melanggar kedisiplinan.

(25)

dan sikap positif maupun negatif yang diperoleh siswa selama dalam berada di lingkungan masyarakat akan melekat dan terpola dalam kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi kedisiplinan siswa. Keberadaan seorang anak pada lingkungan masyarakat yang kumuh dengan kemampuan ekonomi masyarakat di bawah rata-rata dan tanpa adanya fasilitas umum seperti sekolah menjadi tempat subur anak-anak kurang terdidik. Dampaknya anak melakukan pelanggaran disiplin dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan menyelidiki hubungan lingkungan belajar di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat terhadap kedisiplinan siswa di sekolah. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul “Hubungan Lingkungan Belajar di Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dengan Kedisiplinan Siswa di Sekolah”. Penelitian merupakan studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem.

B. Batasan Masalah

(26)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa di sekolah?

2. Apakah ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah?

3. Apakah ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Sekolah

(27)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis dan dapat menambah perbendaharaan bacaan khusunya mengenai kedisiplinan siswa di sekolah. 3. Bagi Penulis

(28)

BAB II

TINJAUAN TEORETIK

A. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Dalam melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, dimanapun dan kapanpun kita tidak bisa menghindar dari berbagai norma dan peraturan yang berlaku. Norma dan peraturan tersebut harus kita taati baik secara paksa maupun atas kerelaan sendiri. Tujuan ditetapkannya suatu norma dan peraturan adalah untuk memelihara ketertiban serta keteraturan di antara orang-orang yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda sehingga kita dapat saling menghormati antara satu dengan yang lainnya.

Menurut J. Ravianto sebagaimana yang dikutip Sare (1998:20), disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan. Kehendak untuk mengikuti atau mematuhi peraturan bertujuan untuk mencegah seseorang agar tidak melanggar peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan. Dengan disiplin akan terbentuk kesadaran diri untuk mentaati nilai norma dan aturan yang berlaku di lingkungannya.

(29)

mematuhi semua ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.

Menurut Soekoer dan Poerbakawatja yang dikutip oleh Triyantoko (1999:3) arti disiplin yaitu pertama, proses pengarahan, kedua penguasaan langsung terhadap tingkah laku bawahan yang menggunakan sistem hukuman/hadiah, ketiga patuh kepada perintah ataupun melaksanakan semua perintah, keempat suatu tingkat tata tertib tertentu dalam sekolah untuk mencapai kondisi yang baik guna memenuhi fungsi pendidikan.

Pengertian disiplin menurut Alex Sobut (1987:75) seperti dikutip Kurniawan (2007:13-14) adalah bimbingan, pengajaran, atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa yang dimaksudkan untuk membantu anak-anak agar dapat belajar hidup sebagai makhluk sosial serta untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Menurut Prijodarminto, Soegeng (1994:23) disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupanya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan yaitu sekolah dan pengalaman dalam masyarakat.

(30)

9

2. Jenis-Jenis Kedisiplinan

Menurut Sahertian, Piet.A (1994:127) terdapat dua jenis disiplin yaitu: 1) Disiplin di rumah

a. Disiplin belajar

b. Disiplin membantu orang tua c. Disiplin beribadah

d. Bila meninggalkan rumah harus pamit kepada orang tua 2) Disiplin di sekolah

a. Masuk sekolah tepat waktu

b. Memakai pakaian seragam sekolah c. Mentaati tata tertib sekolah

d. Menghormati ibu bapak guru 3. Manfaat Disiplin

Menurut Havinghurst yang dikutip oleh Nugroho (2003:15) ada beberapa fungsi disiplin yang bermanfaat bagi anak, yaitu:

1) Untuk menyadarkan kepada anak bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian.

2) Untuk menyadarkan kepada anak suatu tingkatan penyelesaian yang wajar, tanpa menuntut komformitas yang berlebihan.

3) Untuk membantu anak dalam mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan mereka.

B. Lingkungan Belajar Siswa

(31)

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan media yang paling efektif dalam membudayakan disiplin, karena ditinjau dari segi waktu keluarga memperoleh lebih banyak jam tatap muka bersama anak dibandingkan dengan situasi sekolah, sehingga kebersamaan dengan orang tua memungkinkan penanaman sikap dan perilaku disiplin secara insentif. Kebersamaan lebih lama memungkinkan orang tua mengadakan pengawasan dan memberikan teladan atas sikap dan perilaku secara berkesinambungan (Nugroho, 2003:2). Menurut Ngalim Purwanto (1995:79), pendidikan dalam keluarga adalah dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat. Keluarga merupakan institusi pendidikan pertama yang diberikan pada anak dalam pembentukan pribadinya. Keluarga merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Di lingkungan keluarga proses sosialisasi, pengenalan terhadap lingkungan serta kesadaran diri anak pertama kali terbentuk.

Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar yang nantinya akan membentuk kedisiplinan siswa di lingkungan keluarga (Abu Ahmat, 1982:86-87) yang dikutip Kurniawan (2007:18) sebagai berikut:

1) Status sosial ekonomi keluarga

(32)

11

menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja mencari uang agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehingga tidak dapat memantau anaknya. Dampaknya anak bisa melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kedisiplinan. Mulai dari kedisiplinan belajar sampai kedisiplinan dalam melakukan tugas-tugas rumah.

2) Faktor keutuhan keluarga

Dalam keluarga yang utuh dari ayah, ibu, dan anak yang lengkap, harmonis maka hubungan interaksi dalam keluarga akan mudah antara orang tua dan anak. Sehingga orang tua dapat memantau dan memperhatikan anaknya sehingga anaknya tersebut dapat bertingkah laku disiplin dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan dalam keluarga.

3) Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua

Sikap orang tua yang mau memperhatikan anaknya dan membiasakan sikap-sikap yang dapat membentuk pribadi anak seperti tidak bersikap otoriter dan tidak memaksa anaknya untuk mengikuti perintah-perintah orang tuanya, melakukan pengawasan terhadap anak dalam segala tindakannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang berpengaruh terhadap prestasi yang nantinya dapat berdampak pada kedisiplinan siswa dalam lingkungan keluarga (Roestiyah, 1982:159) adalah sebagai berikut:

1) Cara mendidik

Orang tua yang selalu memanjakan anaknya akan menjadikan anak tersebut tidak memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang nantinya dapat membentuk kepribadian yang kurang disiplin.

2) Suasana keluarga

Hubungan antara keluarga yang kurang harmonis menimbulkan suasana kaku, kurang komunikatif di dalam keluarga. Hal ini akan menyebabkan anak kurang semangat dalam belajar dan cenderung kurang disiplin. Untuk itu dalam keluarga yang menyenangkan, akrab, dan penuh kasih sayang akan memotivasi siswa menjadi lebih disiplin dalam hal pelajaran.

3) Pengertian orang tua

(33)

4) Keadaan sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi orang tua yang tidak memungkinkan untuk memberikan apa yang dibutuhkan anak membuat anak menjadi tidak disiplin dalam belajarnya di sekolah karena ingin membantu orang tuanya dalam mencari uang sehingga anak suka membolos sekolah dengan alasan kerja membantu orang tua.

5) Latar belakang kebudayaan

Yang dimaksud dalam hal ini adalah tingkat pendidikan orang tua. Seorang anak yang memiliki orang tua berpendidikan biasanya anaknya memiliki cukup perilaku disiplin karena secara teratur orang tua menerapkan disiplin terhadap peraturan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak memiliki perilaku yang baik yang dapat diterapkanya dalam lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

2. Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal. Dikatakan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar-mengajar di dalam kelas (Winkel, 1996:25). Kelas merupakan komunitas inti dari sekolah. Untuk menumbuhkan kedisiplinan siswa di kelas maka diperlukan suasana yang kondusif.

(34)

13

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang secara berlahan-lahan membentuk kebiasaan disiplin dalam belajar yang datang dari sekolah yaitu:

a. Interaksi guru dan murid

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim akan membuat proses belajar-mengajar tidak lancar karena pengaruh bosan yang nantinya membuat siswa beralasan untuk tidak ikut pelajaran dan membolos dari jam pelajaran tersebut disebabkan bosan dengan pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut.

b. Cara penyajian

Guru yang lama biasanya mengajar dengan metode ceramah yang membuat siswa merasa bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja hal ini lah yang dapat dijadikan siswa sebagai alasan dalam pelanggaran kedisiplinan dalam pembelajaran karena siswa tersebut tidak mau mengikuti pelajaran yang gaya mengajarnya itu-itu saja. c. Hubungan antara murid

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing yang nantinya bisa berujung pada perselisihan dan bahkan bisa sampai pada perkelahian antara siswa tersebut.

d. Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendidikan untuk mempertahankan wibawahnya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standard. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada gurunya tersebut. Untuk menutupinya banyak siswa akan mencontek pada saat ujian. Agar hasil nilainya menjadi bagus.

e. Media pendidikan

Sekolah menyediakan fasilitas buku bacaan di perpustakaan namun kadang kala siswa tersebut tidak mau merawat dengan baik buku-buku yang telah dipinjamnya dari perpustakaan, karena pada saat dipulangkan kembali buku-buku tersebut sudah dalam keadaan yang kurang terawat dipenuhi oleh coret-coretan dan ada saja bagian lembar buku yang robek.

f. Kurikulum

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual dan tidak ada lagi siswa yang melanggar kedisiplinan di sekolah.

g. Keadaan gedung

(35)

h. Waktu sekolah

Akibat banyaknya jumlah siswa membuat sekolah harus membangun lagi gedung sekolah sehingga memaksa sebagian siswa untuk belajar pada sore hari yang suasananya kurang bagus untuk belajar karena siang hari merupakan jam istirahat siswa, semua siswa menjadi mengantuk dan bermalas-malasan dalam belajar.

i. Pelaksanaan disiplin

Masih banyak sekolah yang kedisiplinannya kurang yang menyebabkan siswa jadi kurang bertanggung jawab karena tidak adanya sanksi yang tegas dari sekolah bagi pelanggar kedisiplinan j. Metode belajar

Guru harus membuat metode belajar yang baik bagi siswa agar siswa menjadi memiliki keinginan untuk mengikuti proses belajar dan tidak akan melanggar ketertiban siswa

k. Tugas rumah

Guru jangan terlalu banyak memberikan pekerjaan rumah agar siswa dapat melakukan kewajiban yang lainnya sehinga pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru tidak menjadi alasan untuk melanggar pelaksanaan kewajibanya yang lain.

3. Lingkungan masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Hal ini berarti siswa adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa harus menjalin hubungan dan berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapat teman bergaul yang buruk. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa saja mereka bergaulnya.

(36)

15

negatif bagi anak karena disiplin dalam belajar pun menurun. Selain itu juga komunikasi dengan anggota masyarakat lainya, dapat memberikan pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa.

Menurut Syah, M (1995:138), kondisi sebuah kelompok masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti sekolah dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Ditambah lagi orang tua yang tidak berpendidikan, hal ini sangat berpeluang untuk mempengaruhi sikap kedisiplinan anak. Anak dapat terseret pada kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya.

Berbeda halnya dengan lingkungan masyarakat yang anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa lain untuk disiplin dalam belajar dan beraktivitas lainya. Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh dan menjadi disiplin.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa di sekolah

(37)

diberikan pada anak dalam pembentukan pribadinya. Di lingkungan keluarga proses sosialisasi, pengenalan terhadap lingkungan serta kesadaran diri anak pertama kali dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh anak seperti bangun tidur tepat waktu, melakukan pekerjaan rumah dengan teratur, membantu ayah dan ibu, dan sebagainya. Keluarga merupakan media yang efektif dalam membudayakan disiplin, karena ditinjau dari segi waktu, keluarga memiliki lebih banyak jam tatap muka bersama anak dibandingkan dengan situasi sekolah, sehingga kebersamaan yang banyak dengan orang tua memungkinkan penanaman sikap dan perilaku disiplin dapat dilakukan secara insentif (Nugroho, 2003:2). Kebersamaan lebih lama memungkinkan orang tua mengadakan pengawasan dan memberikan teladan atas sikap dan perilaku yang baik. Hal ini menunjukkan ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

2. Hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah

(38)

17

guna tercapainya proses belajar mengajar yang tertib dan teratur. Guru melakukan tindakan pengelolaan yang memelihara dan membetulkan tingkah laku seorang anak agar sesuai dengan standart aturan yang telah ditetapkan pihak sekolah dan akhirnya lama-kelamaan dalam diri anak akan muncul tindakan yang mendorong agar sadar mentaati aturan dan berdisiplin. Jadi ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

3. Hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah

(39)

disekolah. Jadi ada hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

2. Ada hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penyelidikan intensif tentang seseorang individu atau suatu unit sosial secara mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba menyelidiki hubungan lingkungan belajar di keluarga, sekolah, dan masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah. Kesimpulan yang ditarik dari penelitian ini hanya berlaku pada obyek yang diselidiki dari penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di SMK Sanjaya Pakem, Jalan Kaliurang Km 17 Pakem, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2009

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

(41)

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah suatu yang menjadi pokok pembicaraan penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah lingkungan belajar siswa di keluarga, sekolah, masyarakat, dan kedisiplinan siswa di sekolah.

D. Populasi Penelitian

Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMK Sanjaya Pakem yang berjumlah 276 siswa. Dengan rincian sebagai berikut: siswa kelas X untuk jurusan akuntansi 34 siswa, jurusan administrasi perkantoran 33 siswa, jurusan penjualan ada 26 siswa. Siswa kelas XI untuk jurusan akuntansi ada dua kelas yang jumlah seluruhnya 53 siswa, jurusan administrasi perkantoran 32 siswa, jurusan penjualan 29 siswa. Sedangkan siswa kelas XII untuk jurusan akuntansi 26 siswa, jurusan administrasi perkantoran 23 siswa dan jurusan penjualan 20 siswa. Sehingga seluruhnya berjumlah 276 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

(42)

21

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Kedisiplinan siswa di sekolah

[image:42.595.86.516.210.645.2]

Kedisiplinan siswa adalah sikap mental yang dimiliki oleh seorang siswa yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan dan peraturan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Dengan kata lain kedisiplinan siswa di sekolah adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitian.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Kedisiplinan

No Butir Variabel Indikator

Positif Negatif Kedisiplinan

siswa

1. Sikap taat dan patuh pada norma dan peraturan yang berlaku

(Nugroho, 2003:12) 2. Melakukan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan guru

3. Mentaati tata tertib sekolah 4. Melaksanakan pekerjaan

rumah secara teratur 5. disiplin dalam mengikuti

proses belajar mengajar di sekolah

(Sahertian, Piet.A 1994:127)

1,2

3 5,6,7

10,11

4

8,9

(43)

a) Pernyataan positif : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1).

b) Pernyataan negatif : sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 4), dan sangat tidak setuju (skor 5).

2. Lingkungan belajar di keluarga

[image:43.595.85.512.203.612.2]

Lingkungan belajar di keluarga merupakan ligkungan dimana anak dididik dan memperoleh pengetahuan pertama yang diberikan dalam pembentukan pribadinya yang disiplin sesuai dengan peraturan dan tata tertib. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitiannya.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga

No Butir Variabel Indikator

Positif Negatif Lingkungan

keluarga

1. Status sosial ekonomi orang tua

2. Keutuhan keluarga 3. Sikap dan kebiasaan

orang tua

(Kurniawan, 2007:18) 4. Cara mendidik 5. Suasana keluarga 6. Pengertian orang tua 7. Latar belakang

kebudayaan (Roestiyah, 1982:159)

1 2 3 5 7 8 9

4 6

Pengukuran variabel lingkungan keluarga menggunakan skala Likert. Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah:

(44)

23

b) Pernyataan negatif : sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 4), dan sangat tidak setuju (skor 5).

3. Lingkungan belajar di sekolah

[image:44.595.86.516.231.611.2]

Lingkungan belajar di sekolah merupakan tempat dimana anak bisa belajar dan mempelajari sejumlah materi pelajaran dan pembentukan perilaku yang disiplin. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitian.

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah

No Butir Variabel Indikator

Positif Negatif Lingkungan

sekolah

1. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas

2. Interaksi guru dan murid 3. Cara guru dalam

mengajar

4. Hubungan antara murid 5. Media pendidikan yang

digunakan

6. Melaksanakan tugas rumah

7. Kurikulum yang digunakan

(Roestiyah, 1982:159-161)

2 3,4

6,7 8 9

1

5

Pengukuran variabel lingkungan sekolah menggunakan skala Likert. Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah:

a) Pernyataan positif : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1).

(45)

4. Lingkungan belajar di masyarakat

[image:45.595.88.513.223.670.2]

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau interaksi dengan anggota masyarakat lainnya. Selain itu juga dengan lingkungan masyarakat ini siswa dapat bergaul dengan banyak teman yang beranekaragam suku bangsa dan dapat bersosialisasi. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitian.

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat

No Butir Variabel Indikator

Positif Negatif Lingkungan

masyarakat

1. Pergaulan

2. Hubungan dengan teman sebaya 3. Kegiatan yang

diadakan dalam masyarakat

(Roestiyah, 1982:162)

1,2 3 5

4 6

Pengukuran variabel lingkungan masyarakat menggunakan skala Likert. Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah:

a) Pernyataan positif : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor 1).

(46)

25

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sah apabila suatu alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti. Pengujian validitas dilakukan berdasarkan rumus korelasi Product Moment dari Karl Pearson pada taraf signifikan (alpha) 0,05 atau 5% (Arikunto, Suharsimi. 1989:206). Adapun rumus korelasinya adalah sebagai berikut:

xy

r =

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan: xy

r = koefisien korelasi antara skor butir pertanyaan dan skor konstruk pertanyaan

N = banyaknya sampel yang diuji X

∑ = jumlah skor butir pertanyaan Y

∑ = jumlah skor konstruk pertanyaan

2

X

∑ = jumlah skor butir yang dikuadratkan

2

Y

∑ = jumlah skor konstruk yang dikuadratkan XY

∑ = jumlah perkalian hasil kali skor butir pertanyaan dengan skor konstruk pertanyaan

Butir pertanyaan dikatakan valid apabila koefisien korelasi r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Demikian juga sebaliknya butir pertanyaan dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi r hitung lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%.

(47)
[image:47.595.86.508.249.633.2]

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi tingkat validitas suatu alat ukur maka semakin tepat pula alat pengukur mengenai sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat ukur, semakin jauh pula alat pengukur mengenai sasaran. Uji validitas dalam penelitian ini di laksanakan di SMK BOPKRI 1 dengan respondennya yaitu siswa-siswi kelas X jurusan akuntansi dengan jumlah 32 orang. Uji validitas ini menggunakan responden berukuran N = 32, sehingga didapat r tabel = 0,349. Rangkuman dari hasil pengujian validitas tampak dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kedisiplinan

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,571 0,349 Valid

2 0,567 0,349 Valid

3 0,483 0,349 Valid

4 0,468 0,349 Valid

5 0,453 0,349 Valid

6 0,448 0,349 Valid

7 0,461 0,349 Valid

8 0,552 0,349 Valid

9 0,461 0,349 Valid

10 0,472 0,349 Valid

11 0,637 0,349 Valid

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,423 0,349 Valid

2 0,565 0,349 Valid

[image:47.595.203.460.664.757.2]
(48)

27

5 0,547 0,349 Valid

6 0,474 0,349 Valid

7 0,442 0,349 Valid

8 0,594 0,349 Valid

[image:48.595.84.508.125.633.2]

9 0,421 0,349 Valid

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,506 0,349 Valid

2 0,458 0,349 Valid

3 0,456 0,349 Valid

4 0,444 0,349 Valid

5 0,472 0,349 Valid

6 0,639 0,349 Valid

7 0,631 0,349 Valid

8 0,464 0,349 Valid

9 0,482 0,349 Valid

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,468 0,349 Valid

2 0,482 0,349 Valid

3 0,560 0,349 Valid

4 0,485 0,349 Valid

5 0,458 0,349 Valid

6 0,474 0,349 Valid

2. Pengujian Reliabilitas

(49)

signifikan 5% (Arikunto, Suharsimi. 1990:236). Rumusnya sebagai berikut:

(

)

⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −

=

2

1 2 1 1 11 σ σb K K r Keterangan:

r 11 = Reliabilitas

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ = Jumlah varian butir

2 1

σ = Varian total

[image:49.595.85.512.158.628.2]

Jika nilai koefisien alpha cronbach lebih besar dari pada 0,60 maka kuesioner dapat dikatakan reliabel, begitu juga sebaliknya jika nilai alpha cronbach lebih kecil dari 0,60 maka kuesioner dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2001:42). Hasil pengujian reliabilitas yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai alpha cronbach

Keterangan

Kedisiplinan 0,827 Reliabel

Lingkungan Belajar di Keluarga

0,801 Reliabel Lingkungan Belajar di

Sekolah

0,801 Reliabel Lingkungan Belajar di

Masyarakat

0,736 Reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

(50)

29

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono, 2005:21). Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disusun berdasar PAP tipe II dan dilengkapi dengan perhitungan mean, median, modus, dan standar deviasi.

2. Pengujian Prasyarat Analisis a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

D = maksimum Fo

( )

xSn

( )

X

Keterangan:

D : deviasi maksimum

Fo : fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X

Sn : distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai probabilitas Kolmogorov-Smirnov hitung > nilai taraf signifikansi 5% maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas Kolmogorov-Smirnov hitung < nilai taraf signifikansi 5% maka distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Pengujian Linieritas

(51)

persamaan regresi dengan menguji signifikan nilai F (Sudjana, 1996:332). Rumus yang digunakan yaitu:

e S

TC S

F 2

2

=

Dimana:

( )

2

2

− =

k TC JK TC S

( )

k n

E JK e S

− =

2

Keterangan:

F : harga bilangan F untuk garis regresi TC

S2 : varian tuna cocok e

S2 : varian kekeliruan

JK(TC) : jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) : jumlah kuadrat kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi linier akan ditolak jika F hitung > F tabel dengan dk pembilang adalah (k-2) dan dk penyebut adalah (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi akan diterima jika F hitung < F tabel dengan dk pembilang adalah (k-2) dan dk penyebut adalah (n-k).

3. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis I

Ho : Tidak ada hubungan lingkungan belajar siswa di keluarga dengan dengan kedisiplinan siswa di sekolah

(52)

31

b. Pengujian Hipotesis II

Ho : Tidak ada hubungan lingkunagan belajar siswa di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

Ha : Ada hubungan lingkungan belajar siswa di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

c. Pengujian Hipotesis III

Ho : Tidak ada hubungan lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

Ha : Ada hubungan lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

Untuk pengujian hipotesis I sampai III digunakan uji statistik Chi-Square

( )

χ2 . Langkah-langkah pengujian Chi-Square adalah sebagai berikut:

1. Memasukkan data yang diperoleh dalam tabel kontigensi.

2. Menghitung nilai Chi-Square

( )

χ2 . dengan langkah sebagai berikut: a. Mencari nilai Chi-Square

( )

χ2 .

(

)

=

h h F

F F0 2

2

χ

Keterangan:

( )

χ2

= chi-Square

0

F = frekuensi yang diperoleh h

F = frekuensi yang diharapkan

(53)

h

F = jumlah kolom x jumlah baris Jumlah seluruh

c. Menyusun Hipotesis

Ho = Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Ha = Ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. d. Memilih level signifikansi yaitu 5% dengan derajat kebebasan (db)

yang dicari dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1996:273): db = (b – 1)(k – 1)

Keterangan: b = baris k = kolom

Ho ditolak apabila

( )

χ2 hitung >

( )

χ2 tabel Ho diterima apabila

( )

χ2 hitung <

( )

χ2 tabel 3. Menghitung Koefisien Kontingensi (C)

Untuk mengetahui kuatnya hubungan antar faktor yang satu dengan lainnya digunakan koefisien kontingensi (C) dengan rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:282):

n C

+

= 2 2

χ χ

Keterangan:

C = koefisien kontingensi

( )

χ2

= chi-square n = jumlah item

(54)

33

dengan koefisien kontingensi maksimum (Cmaks) yang bisa terjadi. Harga C maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

m m

Cmaks = −1

Keterangan:

m = Jumlah baris atau kolom yang paling sedikit.

Setelah C maksimun diperoleh maka selanjutnya dibandingkan dengan harga C dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

maks C

C r =

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap keeratan suatu hubungan antar variabel maka dapat berpedoman pada kriteria r yang tertera dalam tabel di bawah ini (Syafaruddin Siregar, 2004:187):

Interval nilai Kekuatan hubungan

r = 1 Sempurna

0,80 < r < 1 Sangat tinggi 0,60 < r ≤ 0,79 Tinggi 0,40 < r ≤ 0,59 Sedang 0,20 < r ≤ 0,39 Rendah 0,00 < r ≤ 0,19 Sangat rendah

(55)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah SMK Sanjaya Pakem

SMK Sanjaya Pakem berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMK Sanjaya Pakem didirikan pada tanggal 1 Januari 1966 dengan nama Sekolah Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto. Awalnya SMK Sanjaya Pakem belum memiliki gedung, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung di gedung SMP Kanisius Pakem pada waktu sore hari.

SMK Sanjaya Pakem didirikan oleh Yayasan Sanjaya, Keuskupan Agung Semarang, dengan dibentuk suatu panitia yang diketuai oleh bapak FX. Dirjo Widarsono yang beranggotakan:

a. Bpk. Drs. Ramidjo Sutanto b. Bpk. Drs. Y. Sukidjo c. Bpk. Y. Sismadi, BA

(56)

35

2. Latar Belakang Pendirian Sekolah

Yang menjadi latar belakang didirikannya Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi di daerah Pakem ini adalah :

a. Pada saat itu di daerah Pakem sudah ada SMA dan SPG

b. Keadaan ekonomi masyarakat di Pakem banyak terlihat anak-anak berumur kurang lebih 20 tahun sudah dituntut untuk bekerja

Dari keadaan itulah maka dirasa tepat apabila didirikan Sekolah Menengah Kejuruan. Sebagai bukti bahwa keberadaan sekolah ini diperlukan adalah bahwa pada tahun 1986 SMEA Sanjaya Pakem mendapat status DISAMAKAN oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Surat Keputusan No. 0292/ H/ 1986, yang kemudian disahkan tanggal 8 Mei 1986.

3. Perkembangan SMK Sanjaya Pakem

Sejak tahun 1966 sampai dengan 1970 dalam melaksanakan ujian SMK Sanjaya Pakem wajib mengikuti Ujian Negara. Tahun 1971 setelah SMK Sanjaya Pakem diijinkan untuk melaksanaka ujian sendiri dengan tingkat kelulusan berkisar 80% sampai dengan 90%, SMK Sanjaya Pakem di dalam daftar Direktorat Jendral Swasta dengan nomor : DNS 214202 (Nomor Daftar Sekolah) sedangkan di Departemen Kebudayaan terdaftar nomor : 344021007 (Nomor Statistik Sekolah).

(57)

B. Visi dan Misi

1. Visi SMK Sanjaya Pakem

Menyiapkan siswa yang cerdas, terampil, mandiri yang berkepribadian cinta kasih.

2. Misi SMK Sanjaya Pakem

a. Disiplin dalam belajar dan bekerja b. Tertib dalam belajar dan bekerja

c. Jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas

d. Menumbuhkan sikap dan semangat kekeluargaan, kebersamaan serta aktif dan kreatif.

e. Menumbuhkan rasa kepedulian/rasa memiliki terhadap seluruh warga sekolah sesuai dengan ciri khas sekolah

f. Melayani dalam segala aspek kehidupan sekolah dengan rasa cinta kasih

g. Mendorong siswa untuk belajar keterampilan yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Selain itu, SMK Sanjaya Pakem dalam upaya mengembangkan bidang keahlian bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional bertujuan :

(58)

37

2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri dalam bidang bisnis dan manajemen.

3. Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat yang mandiri (bekerja untuk dirinya sendiri) dan atau mengisi kebutuhan dunia kerja bidang bisnis dan manajemen.

4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif, khususnya di bidang bisnis dan manajemen.

C. Sumber Daya Manusia

1. Personalia

a. Kepala Sekolah

Sejak berdiri hingga sekarang, tercatat lima orang yang sudah menjabat sebagai kepala sekolah di SMK Sanjaya.

1) Periode 1966-1969 : Drs. Y. Sukidjo

2) Periode 1969-1975 : St. Teguh Setiadi, B.A. 3) Periode 1976-1977 : Drs. V. Sumarno 4) Periode 1977-1999 : F. Sutoyo, B. A.

(59)

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala sekolah dibantu langsung oleh empat wakil kepala sekolah, yaitu:

1) Bidang Kurikulum : Dra. F.Heny Prihasworo 2) Bidang Kesiswaan : A. Ibud Sudarmanto, B.A 3) Bidang Sarana dan Prasarana : Y.C.Agus Budiyanto, S.Pd 4) Bidang Administrasi dan Keuangan : Dra. Z. Sri Utami

5) Bidang Humas : Marsia Peniati, S.Pd

[image:59.595.88.521.166.652.2]

Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, Kepala Sekolah juga mengangkat beberapa guru menjadi Ketua Program Studi, yaitu:

Tabel 4.1

Nama Kaprodi dan Sekretaris SMK Sanjaya Pakem

NO KAPRODI NAMA/NIP

1 Akuntansi Sekretaris

B. Endah Wahyuningsih, S.Pd. NIP. 19710510 200604 2 015 Marsia Peniati, S.Pd

2 Adm. Perkantoran Sekretaris

Dra. Suwarti/ NIP. 131689001

Dra. L. Suci Puji Astuti/ NIP 131842777 3 Penjualan

Sekretaris

Budi Rahayu, B.A. / NIP. 130931829 Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd

Selain dibantu oleh tiga orang wakil kepala sekolah dan kepala program studi tersebut, kepala sekolah juga dibantu oleh para guru dan karyawan.

b. Para Guru

SMK Sanjaya Pakem mempunyai 30 guru, yang terdiri dari: 1) Guru Tetap

(60)
[image:60.595.85.529.138.640.2]

39

Tabel 4.2

Daftar Guru Tetap SMK Sanjaya Pakem

Guru Tetap Yayasan Guru Tetap (DPK) a) Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd.

b) A. Ibud Sudarmanto, B.A. c) M. Murniyati, S.E

d) Ch. Dwi Sabtiningsih, S.Pd. e) Dra. Z. Sri Utami

a) Budi Rahayu, B.A. b) Dra. F. Heny Prihasworo c) Dra. Suwarti

d) YB. Anjar Sugiyanto, S. Pd e) Dra. L. Suci Puji Astuti

f) B. Endah Wahyuningsih, S.Pd.

2) Guru Tidak Tetap : 20 orang

Tabel 4.3

Daftar Guru Tidak Tetap SMK Sanjaya Pakem

Guru Tidak Tetap a) G. Sarwitri, S.Pd.

b) Dra. Rini Kusparwati c) Yc. Agus Budiyanto, S.Pd. d) E. Triswinarti, S.Pd. e) M. Peniati, S.Pd. f) Tri Wahyu

g) Bambang Murwanto, S.Pd h) Drs. FX Widarto

i) V. Yenny Indrayati, S.Pd j) Setiyo Budi Kriswanto, S.Pd. k) Y. Rini Kusuma Indrawati,

S.Pd.

l) Drs. Harsono m) M. Priwantoro

n) Dra. Rosalia Endang Widiastuti o) P. Pensies Anggoro

p) MM. Susilowati

q) Lucia Endang Ratnawati, S.Pd. r) Fransiska Anita Herviana, S. Pd s) AN. Ati Istiyati, S. Si

t) Bani Gartantyo

Dilihat dari fungsinya, guru SMK Sanjaya Pakem dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: guru kelas biasa, guru kelas merangkap guru bimbingan, dan guru wali kelas. Adapun guru yang menjadi wali kelas di SMK Sanjaya Pakem adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Daftar Wali Kelas SMK Sanjaya Pakem

No Kelas Nama Wali Kelas

(61)

3 X PJ .M. Murniyati, S.E

4 XI AK I Yc. Agus Budiyanto, S.Pd. 5 XI AK II M. Peniati, S.Pd.

6 XI AP Dra. F. Heny Prihasworo 7 XI PJ Budi Rahayu, B.A.

8 XII AK B. Endah Wahyuningsih, S.Pd. 9 XII AP Dra. S. Sri Utami

10 XII PJ Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd

Adapun tugas dan tanggung jawab seorang wali kelas adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan yang lebih mendalam dan terperinci kepada anak didik dimana menjadi wali kelas.

b. Menjadi petunjuk dan konselor bagi anak-anak dalam menghadapi kesulitan pribadi dan bekerjasama dengan guru BP.

c. Selalu meneliti dan memeriksa keadaan kelas dan mengambil tindakan preventif dan regresif saat diperlukan.

[image:61.595.84.513.102.764.2]

Sedangkan daftar guru yang mengajar di SMK Sanjaya Pakem serta mata pelajaran yang diajarkan, terlampir. Selain mengajar para guru juga mendapatkan tugas untuk piket harian. Jadwal piket tersebut nampak seperti dibawah ini :

Tabel 4.5 Daftar Guru Piket

No Hari Nama Guru Piket

Y. Rini Kusuma I, S.Pd 1

Senin

Dra. Z. Sri Utami M. Peniati, S.Pd 2

Selasa

Budi Rahayu, B.A E. Triswinarti, S.Pd 3

Rabu

M. Murniyati, S.Pd Ch. Dwi Sabtiningsih 4

Kamis

(62)

41

Dra. L. Suci Puji Astuti 5

Jumat

Endah Wahyuningsih, S.Pd A. Ibud Sudarmanto, B.A 6

Sabtu

Dra. Suwarti

c. Karyawan

Karyawan SMK Sanjaya Pakem dapat digolongkan menjadi: 1) Bagian Tata Usaha : 2 orang

2) Bagian Perpustakaan : 1 orang 3) Bagian Kebersihan : 2 orang

4) Jaga Malam : 2 orang

Tugas umum dari pegawai tata usaha adalah memberi pelayanan kepada guru, pegawai lain, dan siswa-siswi yang berhubungan dengan tulis-menulis dan surat-menyurat. Sedangkan secara lebih khusus, dapat diperinci sebagai berikut:

1) Mengurus daftar gaji 2) Mengurus uang sekolah 3) Mengurus subsidi 4) Mengurus stensil

5) Mengurus kenaikan pangkat 6) Mengurus perpustakaan 7) Mengurus kenaikan berkala 8) Mengurus belanja barang

(63)

bacaan yang lain yang dapat menambah pengetahuan siswa. Jangka waktu peminjaman buku, untuk buku perpustakaan non paket adalah dua minggu. SMK Sanjaya juga memiliki ruang UKS beserta perlengkapannya yang berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi siswa yang sedang sakit.

2. Perekrutan Guru

Proses perekrutan guru yang dilakukan di SMK Sanjaya Pakem adalah sebagai berikut:

a. Membuka lowongan berdasarkan bidang studi yang dibutuhkan b. Mengadakan tes tertulis

c. Mengadakan tes wawancara 3. Pengembangan Guru

Sejauh ini usaha yang ditempuh sebagi upaya pengembangan guru untuk meningkatkan keprofesinalismenya, antara lain:

a. Memberikan kesempatan kepada guru yang belum menempuh S1 untuk melanjutkan studinya.

b. Melalui penataran. c. Melalui lokakarya d. Melalui seminar

D. Siswa SMK Sanjaya Pakem

(64)

43

bertanggung jawab, kebersamaan dan menghargai. untuk itu perlu peraturan tata tertib siswa.

Jumlah siswa SMK Sanjaya Pakem Tahun Ajaran 2008/ 2009 menurut data terakhir dengan rincian sebagai berikut :

a. Putra : 18 siswa b. Putri : 258 siswi

[image:64.595.90.508.210.626.2]

Perincian menurut masing-masing kelas sebagi berikut:

Tabel 4.6

Daftar Siswa SMK Sanjaya Pakem

Kelas Putra Putri Jumlah X AK 1 33 34

X AP - 33 33

X PJ 6 20 26

XI AK I 3 23 26

XI AK II 1 26 27

XI AP - 32 32

XI PJ 1 28 29

XII AK 1 25 26

XII AP - 23 23

XII PJ 5 15 20

Jumlah 18 258 276

E. Kondisi Fisik dan Lingkungan

1. Gedung

(65)

hasil tabungan sekolah sejak berdiri. Areal seluas ini tidak hanya terdiri dari bangunan semua, tetapi ada halaman sekolah yang digunakan untuk upacara dan untuk sarana olahraga, yaitu berupa lapangan basket dan lapangan volly. Seluruh gedung yang ada di SMK Sanjaya Pakem merupakan bangunan yang bersifat permanen. Lingkungan sekolah SMK Sanjaya Pakem, bersih dan teratur.

[image:65.595.86.524.218.629.2]

Saat ini SMK Sanjaya Pakem memiliki total luas lahan 5000 m2yang terdiri dari 1.178 m2luas bangunan dan 4.722 m2luas lahan tanpa bangunan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Daftar Sarana dan Prasarana SMK Sanjaya Pakem

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Unit Produksi

1 Ruang Guru 1 Ruang UKS

1 Ruang Yayasan 1 Ruang BP

1 Ruang Kaprodi 1 Ruang OSIS

1 Ruang Pelayanan Administrasi/TU 1 Ruang Rapat/Aula 1 Ruang Praktek Komputer 3 Kantin Sekolah 1 Ruang Praktek Kewirausahaan 10 Kelas

1 Ruang Praktek Mengetik 1 Ruang Gudang

1 Ruang Perpustakaan 1 Tempat Parkir Guru dan 1 Tempat Parkir Siswa

2. Halaman Sekolah dan Pekarangan

(66)

45

F. Fasilitas dan Peralatan Sekolah

[image:66.595.83.512.193.703.2]

Invetarisasi peralatan yang ada dalam ruangan kelas untuk masing-masing kelas antara lain:

Tabel 4.8

Daftar Inventaris Kelas

Meja dan kursi, baik untuk guru maupun untuk siswa

Kalender akademik

Papan tulis Sapu

Papan absensi Serok sampah

Salib Taplak meja

Gambar lambang negara Alat pel Gambar presiden dan wakil

presiden

Ember

Papan informasi kelas Mading Kelas Gambar-gambar pahlawan Tanaman Jadwal mata pelajaran Jam

Selain inventaris kelas, ada juga inventaris sekolah yang dipergunakan oleh semua siswa dan semua anggota sekolah berupa fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar yang berupa:

Tabel 4.9

Daftar Inventaris Sekolah

37 buah mesin ketik manual 1 buah timbangan harga

2 buah mesin ketik elektrik 32 unit komputer untuk keperluan praktek siswa dan printer satu buah 6 buah mesin hitung manual. 2 buah cash register

Mesin hitung listrik sebanyak 40 buah

1 buah price labelling

3 set OHP 1 buah mesin fotocopy

1 buah Viewer 1 buah DVD

2 buah laptop 2 buah televisi 2 set komputer di ruang guru dan 1

buah printer

(67)

G. Hubungan SMK Sanjaya Dengan Instansi Lain

1. Hubungan dengan sekolah lain

SMK Sanjaya Pakem selalu mengadakan hubungan dengan sekolah-sekolah lain dalam hubungan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dengan sekolah-sekolah negeri maupun swasta. Sedangkan hubungan persahabatan antar sekolah biasanya dapat terjalin melalui kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler sekolah misalnya: pertandingan olahraga, serdas cermat, pentas seni, jurnalistik dan lain-lain.

2. Hubungan dengan dunia usaha/ dunia industri/ dunia kerja.

Hubungan ini tercermin dalam kegiatan praktek yang diadakan untuk siswa dalam rangka praktik industri (pendidikan sistem ganda).

3. Hubungan dengan perguruan tinggi

SMK Sanjaya membuka kesempatan bagi perguruan tinggi untuk berkerjasama, antara lain dengan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai tempat melakukan kegiatan PI.

4. Hubungan sekolah dengan Kantor Dinas Pendidikan Nasional

a. Sekolah menyerahkan laporan rutin setiap bulan, triwulan, dan tahunan kepada Dinas Pendidikan Nasional.

b. Supervisi dari Dinas Pendidikan Nasional kepada sekolah dan guru. c. Mengadakan rapat kerja dengan pejabat Dinas Pendidikan dan para

(68)

47

H. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan SMK Sanjaya

Penempatan lulusan atau tamatan SMK Sanjaya disesuaikan dengan jurusan yang ditempuh oleh masimg-masing tamatan, misalnya menempatkan salah satu siswa untuk bekerja di koperasi siswa SMK Sanjaya. Selain itu pihak SMK Sanjaya juga menyediakan informasi yang berkenaan dengan lowongan pekerjaan yang biasa di tempelkan pada papan pengumuman.

Upaya yang dilakukan oleh SMK Sanjaya Pakem adalah bekerja sama dengan Humas, Badan Koordinator Kerja (BKK) dalam upaya penyaluran tenaga kerja ke Jakarta, Batam dan beberapa tahun terakhir bekerja sama dengan Depnaker merintis penyediaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke Malaysia dan Singapura.

I. Kurikulum

(69)

program pembelajaran yang terdiri dari tujuan yang hendak dicapai, susunan program kurikulum berupa mata pelajaran yang harus dipelajari, serta deskripsi singkat setiap materi pelajaran.

Untuk melaksanakan kurikulum, SMK menganut pedoman pelaksanaan proses belajar mengajar dan GBPP sebagai dasar penyusunan petunjuk pelaksanaan yang meliputi:

1. Pedoman proses belajar mengajar 2. Pedoman penilaian

3. Pedoman bimbingan 4. Pedoman pembinaan guru 5. Pedoman sistem kredit

6. Pedoman pelaksanaan penataran

7. Pedoman kerja lapangan untuk sekolah lanjutan

Struktur program mata pelajaran dikelompokan dalam program pilihan. Program ini masih dikelompokan menjadi mata pelajaran dasar umum dan mata pelajaran dasar kejuruan. Dalam hal ini dikenal istilah:

1. Program studi, yaitu program pendidikan pada sekolah menengah kejuruan.

2. Jurusan adalah kumpulan program studi yang memiliki mata pelajaran dasar kejuruan yang sama.

3. Kelompok merupakan pengelompokan pendidikan di SMK yang terdiri dari:

(70)

49

b. Kelompok rekayasa

c. Kelompok bisnis dan manajemen d. Kelompok budaya

e. Kelompok kesejahteraan masyarakat

Kurikulum yang digunakan SMK Sanjaya saat ini adalah sebagai berikut : Prodi AK : Kelas X menggunakan KTSP edisi 2008

Kelas XI dan XII menggunakan KTSP edisi 2006 Prodi AP : Kelas X menggunakan KTSP 2008

Kelas XI dan XII menggunakan KTSP edisi 2006 Prodi PJ : Kelas X menggunakan KTSP edisi 2008

Kelas X dan XI menggunakan kurikulum 1999, untuk mata pelajaran produktif

Secara terperinci struktur kurikulum yang digunakan pada masing-masing program dapat dilihat pada lampiran.

Kekhususan kurikulum SMK adalah sebagai berikut:

1. Mengacu pada upaya menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan nasional.

2. Memuat kerangka umum program pembelajaran berdasarkan kompetensi standar minimal yang harus dikuasai oleh tamatan.

3. Memberi peluang pada guru-guru SMK untuk mengembangkan strategi dan pola pembelajaran secara inovatif.

(71)
(72)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Sanjaya Pakem pada bulan Mei 2009 dengan membagikan kuesioner kepada responden yaitu siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem. Jumlah keseluruhan kuesioner yang akan dibagikan kepada responden adalah 276. Namun dalam pelaksanan penelitian kuesionernya hanya bisa dibagikan kepada responden sebanyak 223. Hal ini disebabkan karena, siswa kelas XII dalam masa kelulusan sehingga sebagian ada yang tidak datang ke sekolah dan untuk siswa kelas XI jurusan administrasi perkantoran sedang melaksanakan praktik di lapangan. Berikut ini disajikan deskripsi data penelitiannya:

1. Lingkungan Belajar di Keluarga

[image:72.595.85.518.244.712.2]

Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi data dari variabel lingkungan belajar di keluarga:

Tabel 5.1

Lingkungan Belajar di Keluarga

Skor-skor Frekuensi Persentase (%)

Kategori Kecenderungan Variabel

38 – 45 48 21,52 Sangat Baik

33 – 37 108 48,43 Baik

29 – 32 52 23,32 Cukup

26 – 28 9 4,04 Tidak Baik

9 – 25 6 2,69 Sangat Tidak Baik

(73)

Dari tabel 5.1 diketahui bahwa lingkungan belajar di keluarga pada kategori sangat baik terdapat 48 siswa (21,52%), pada kategori baik terdapat 108 siswa (48,43%), pada kategori cukup terdapat 52 siswa (23,32%), pada kategori tidak baik terdapat 9 siswa (4,04%), dan pada kategori sangat tidak baik terdapat 6 siswa (2,69%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar di keluarga dikategorikan baik. Hal ini didukung dari hasil perhitungan mean = 34,44; median = 34,49

Gambar

tabel operasionalisasi variabel penelitian.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

kegiatan pada jangka menengah. Pengukuran indikator hasil lebih utama. menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang

Menambah wawasan atau pengetahuan guru tentang Group investigation yang akan di terapkan pada materi Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintah indonesia.

Dengan menggunakan analisis komposit, diperoleh bahwa saat terjadi fenomena IOD positif (negatif) dan El Nino (La Nina) secara bersamaan kondisi curah hujan

Guru dapat memancing siswa untuk menyebutkan beberapa peristiwa penting dalam keluarga yang mereka ketahui.. Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga, dan bercerita

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas XI IPS- 1 SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto dalam pembelajaran geografi menggunakan model problem

Selain dihadapkan dengan masalah-masalah guru seperti pada umumnya, setidaknya guru Penjas masih dihadapkan dua persoalan yang khas dalam mengajar pendidikan jasmani yaitu

[r]

Kendalanya yaitu pada waktunya mbak, memang dari sekolah sudah difasilitasi cuman ya kurang waktu sekian itu. Tidak semua siswa dapat setoran hari itu mbak, jadi