• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian evaluasi hasil belajar siswa di sanggar lukis anak bobbo Makamhaji Sukoharjo JURNAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian evaluasi hasil belajar siswa di sanggar lukis anak bobbo Makamhaji Sukoharjo JURNAL SKRIPSI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

KAJIAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SANGGAR LUKIS

ANAK BOBBO MAKAMHAJI SUKOHARJO

Desi Wulandari

Pembimbing 1: Drs. Margana, M.Sn

Pembimbing 2: Nanang Yulianto, S.Pd, M.Ds

Universitas Sebelas Maret Surakarta

e-mail: D.wulandari37@yahoo.com

Abstrak

.

The objective of research was to find out the process of evaluating the student learning outcome, the constrains in the implementation of learning outcome evaluation, and how to overcome the constrains in the implementation outcome evaluation in Bobbo kid painting studio of Makamhaji Sukoharjo.

This study was taken place in Bobbo kid painting studio from March to May 2015. This study employed a descriptive qualitative approach. The object studied was the implementation of evaluation on student learning outcome, teacher and student activities in evaluation. The data sources used were informant, place and event, document and archive. The sampling technique used was purposive sampling one. The data validation was carried out using data triangulation using data source. Mean while data analysis was conducted using Flow Model of Analysis.

Considering the result and discussion, it could be concluded that the implementation of evaluation on learning outcome did not employ the systematically prepared procedure. Evaluation of learning outcome included three aspects: (1) cognitive aspect encompassing idea, and knowledge on element and visual principle in painting art work; (2) affective aspect, encompassing student independency, self- confidence, and responsibility for the wor k; (3) psychomotor aspect, encompassing the ability of applying element and visual principle in the form of painting work form. The assessment criterion was emphasized on learning process and output using non-test technique, namely observation. The evaluation used was conducted using three principles: sustainability, totality, and objectivity. The evaluation was conducted during and in the end of learning pr ocess. The students in Bobbo studio could draw with various themes based on the idea they had despite some similar works. It was because the teacher tended to give example. The students’ attitude during learning process and evaluation was very independent, responsible, and joyful. In the implementation of evaluation, there were obstructions including: the students’ difficulty of accepting evaluation, teacher not applying the learning outcome evaluation maximally, and inadequate infrastructures in the implementation of evaluation. The solutions to such the obstructions included interpersonal approach, participatory observation on the students, and rewarding as the alternate to numeric assessment.

(2)

commit to user Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proses pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik, apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar, serta mengetahui cara dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar di sanggar lukis anak Bobbo, Makamhaji Sukoharjo.

Penelitian ini dilaksanakan di Sanggar Lukis Anak Bobbo pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti adalah pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik, aktivitas pengajar dan peserta didik dalam evaluasi. Sumber data yang digunakan adalah ; informan, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling (Sampel Bertujuan). Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dengan memanfaatkan sumber data. Sedangkan analisis data menggunakan Flow model of analysis (Model Mengalir)

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar tidak menggunakan prosedur yang dipersiapkan secara sistematis. Evaluasi hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu (1) aspek kognitif, meliputi ide, dan mengetahuan terhadap unsur dan prinsip visual dalam karya seni lukis, (2) aspek afektif, meliputi kemandirian, kepercayaan diri, serta tanggung jawab peserta didik terhadap karya, (3) aspek psikomotorik, meliputi kemampuan dalam menerapkan unsur dan prinsip visual dalam bentuk karya lukis. Kriteria penilaian ditekankan pada proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik non tes yang berupa pengamatan. Evaluasi yang dilakukan menggunakan tiga prinsip, yaitu prinsip kesinambungan, prinsip keseluruhan dan prinsip objektifitas. Evaluasi dilakukan pada saat proses dan akhir pembelajara n. Peserta didik di sanggar Bobbo mampu menggambar dengan berbagai tema berdasarkan ide yang dimiliki, walaupun ada beberapa karya yang terlihat memiliki kemiripan, karena kecenderungan pengajar yang memberikan contoh. Sikap peserta didik selama proses pembelajaran dan evaluasi sangat mandiri, bertanggung jawab, dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan evaluasi terdapat kendala/hambatan yaitu: kesulitan peserta didik dalam menerima evaluasi, pengajar yang belum menerapkan evaluasi hasil belajar secara maksimal, serta kurangnya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan evaluasi. Cara yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan individu, pengamatan partisipasif terhadap peserta didik, serta memberikan penghargaan sebagai pengganti penilaian yang berbentuk angka.

Kata kunci : Evaluasi, Hasi Belajar, Lukis

PENDAHULUAN

Pada hakikatnya, setiap manusia membutuhkan pendidikan. Mulai dari jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan tinggi, baik anak–anak, remaja, dewasa, sampai pada usia lanjut memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh Marzuki (2010: 87) bahwa “manusia sebagai tujuan pembangunan artinya, manusia adalah subyek didik yang harus ditingkatkan kualitasnya melalui pendidikan”. Dengan kata lain, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan memiliki tujuan untuk

memberikan perubahan nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan bagi setiap orang.

(3)

commit to user

atau masyarakat yang tidak begitu terorganisasi.

Mementingkan pendidikan formal, tidak sepenuhnya benar. Karena bagaimanapun, sebuah sistem pendidikan formal atau sekolah juga memiliki keterbatasan. Sehingga pendidikan nonformal merupakan salah satu cara untuk melengkapinya, agar tujuan pendidikan sepenuhnya dapat terlaksana. Ditegaskan kembali oleh Marzuki (2010: 140 ) bahwa:

...pendidikan nonformal memiliki tugas sebagai berikut: (1) Pendidikan Nonformal (PNF) membantu menyiapkan anak–anak prasekolah untuk memasuki sekolah melalui play group, pusat pengasuhan (day ca re center), program pendididkan melalui televisi, dan sebagainya; (2) PNF bertugas melengkapi atau complement sekolah dengan memberi pengalaman melalui ekstrakurikuler seperti olahraga, kegiatan seni dan budaya, organisasi remaja dan pemuda; (3) PNF menindaklanjuti sekolah dengan menyajikan berbagai program pendidikan berkelanjutan atau kesempatan pendidikan lanjut setelah keluar dari sekolah atau menyelesaikan sekolah.

Pendidikan nonformal yang berada di tengah-tengah masyarakat semakin berkembang. Pada dasarnya pendidikan nonformal untuk anak memang sangat dibutuhkan. Lembaga kursus merupakan salah satu contoh keberadaan pendidikan nonformal yang diperuntukkan untuk pendidikan anak maupun orang dewasa. Lembaga kursus diharapkan memberikan bantuan kepada anak untuk dapat mengeksplorasikan diri secara bebas dengan bantuan pembimbing yang tepat. Lembaga kursus yang sering dijumpai adalah sanggar yang memberikan pelatihan keetrampilan dan seni, baik seni tari, seni teater dan seni lukis.

Sanggar lukis merupakan wahana yang digunakan sebagai pembinaan menggambar bagi anak usia 2–13 tahun. Adanya sanggar seni lukis yang ada di masyarakat bukan sesuatu hal yang baru, karena pengenalan sanggar sebagai sarana pendidikan nonformal telah ada sejak tahun 1950-an yang diperkenalkan oleh para seniman. Seperti halnya pada pendidikan formal, pendidikan di sanggar juga mengenal proses pembelajaran. Pendidik sebagai pemegang kendali kelas harus memiliki strategi dalam proses belajar mengajar. Strategi yang dilakukan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 109) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar meliputi tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi dan suasana evaluasi.

Evalusi hasil belajar merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap pengajar baik di dalam pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai oleh peserta didik terhadap materi atau keterampilan yang telah diberikan. Seperti yang dijelaskan oleh E.Grounlund (dalam Purwanto, 2010: 3) bahwa “ Evaluasi adalah sutu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan–tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa”.

(4)

commit to user

kriteria yang di tentukan dalam evaluasi hasil karya. Di dalam pembelajaran di sanggar lukis, evaluasi hasil belajar sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkarya, yang terkadang dikesampingkan oleh para pendidik.

Pendidikan nonformal sama halnya dengan pendidikan lainnya yang memiliki strategi dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Hal inilah yang membuat daya tarik peneliti untuk menggali informasi lebih dalam tentang strategi yang dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik. Dengan demikian, dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pelaksanaan evaluasi di pendidikan nonformal yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah proses pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa (Meliputi, prosedur evaluasi, objek dan subyek evaluasi, kriteria penilaian, teknik evaluasi dan prinsip evaluasi) di sanggar lukis anak Bobbo Makamhaji Sukoharjo?

2. Apa saja kendala atau hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa di sanggar lukis anak Bobbo Makamhaji Sukoharjo?

3. Bagaimanakah cara mengatasi kendala yang ada dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa di sanggar lukis anak Bobbo Makamhaji Sukoharjo?

Adanya latar rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa (Meliputi prosedur evaluasi, objek dan subyek evaluasi, kriteria penilaian dalam evaluasi, teknik evaluasi, dan

prinsip evaluasi) di sanggar lukis anak Bobbo Makamhaji Sukoharjo.

2. Untuk mendeskripsikan saja kendala atau hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa di sanggar lukis anak Bobbo Makamhaji Sukoharjo.

3. Untuk mendeskripsikan cara dalam mengatasi kendala atau hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa di sanggar lukis anak Bobbo Makamhaji Sukoharjo.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Sanggar Lukis Anak Bobbo Makamhaji Sukoharjo. . Lokasi ini dipilih menjadi tempat penelitian dengan alasan sebagai berikut:

a. Sanggar lukis anak Bobbo merupakan lembaga kursus yang sudah terdaftar di Dinas Pendidikan sebagai Lembaga Pendidikan Keterampilan.

b. Sanggar lukis anak Bobbo merupakan lembaga kursus yang sudah lama berdiri yaitu sejak tahun 1992 dan tetap aktif sampai sekarang, serta memiliki materi pembelajaran yang jelas dan terprogram.

(5)

commit to user

informan tetap. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis data model alir atau Flow Model.

HASIL DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Denah Lokasi Penelitian

Sanggar Bobbo merupakan lembaga pendidikan luar sekolah yang bergerak dibidang keterampilan dan kesenian, terutama seni lukis. Sanggar Bobbo memberikan bimbingan belajar menggambar, melukis, dan mewarnai untuk anak usia 3-14 tahun. Sanggar Bobbo beralamatkan di Jalan Joko Tingkir 13, Makamhaji, Sukoharjo, Kode Pos 57161. Lokasi sanggar Bobbo sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pajang, Kecamatan Lawean, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pajang, Kecamatan Lawean, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Gentan, Kecamatan Baki, sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Makamhaji, Kecamatan Kartasura.

2. Latar Belakang Berdirinya Sanggar

Lukis Anak “Bobbo”

Latar belakang berdirinya sanggar Bobbo dikarenakan kecintaan Bapak Nur Taufik, A.Md terhadap dunia menggambar dan kedekatannya dengan anak-anak. Keprihatinan terhadap dunia seni rupa anak, merupakan salah satu alasan yang membuat Bapak Taufik membulatkan tekad untuk terus memberikan bimbingan menggambar untuk anak-anak. Nama Bobbo sebenarnya sebuah singkatan dari bahasa Jawa yang merupakan misi dari sanggar tersebut, yaitu “BISOHO ORAK-OREK BEN BISO

OTAK-ATIK” yang berarti “Belajarlah menggambar agar jadi anak yang kreatif”. Maksud dari kata-kata tersebut merupakan dorongan dan motivasi kepada anak dan orang tua. Orang tua tidak mengurung hak anak yang suka menggambar, dengan melarang corat-coret tembok dan melakukan hal-hal yang bersifat mengekang kreatif anak.

Semakin dikenalnya sanggar Bobbo sebagai sanggar lukis anak, maka melalui lembaga Pendidikan Keterampilan Luar Sekolah Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, pada akhirnya sanggar Bobbo didaftarkan ke Departemen Pendidikan sebagai Lembaga pendidikan luar sekolah, yang kemudian mendapatkan SK No.411/411.3/2009. Sanggar lukis Bobbo oleh Dinas Pendidikan Sukoharjo tidak disebut sebagai sanggar, melainkan sebagai Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK). Keberadaan sanggar lukis Bobbo tidak hanya diakui oleh Pemerintah Sukoharjo, tetapi pada tahun 2006 sanggar Lukis Bobbo telah diakui oleh Komisi Nasional Indonesia oleh UNESCO. Melalui badan ini, bakat yang dimiliki oleh peserta didik dapat disalurkan lewat lomba-lomba yang diikuti. Beberapa lomba yang pernah diikuti oleh peserta didik di sanggar Bobbo, seperti lomba harian bergambar di UNESCO, dan Kanagawa, Jepang. Menyandang gelar juara memang tidak terlalu dipersoalkan, yang terpenting adalah mendongkrak semangat anak-anak untuk terus berkarya.

3. Pembelajaran Seni Rupa di Sanggar Lukis Anak “Bobbo”

a. Komponen Pembelajaran di Sanggar Lukis Anak Bobbo

(6)

commit to user

pembelajaran, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran. Seperti halnya di sanggar Bobbo yang memiliki komponen belajar seperti berikut:

1) Materi Pembelajaran

Materi yang diberikan di sanggar Bobbo, tidak berpatokan khusus pada buku panduan. Materi yang diberikan berfokus pada tingkat usia dan tingkat pemahaman anak mengenai seni rupa.

2) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi ajar. Ada lima metode yang digunakan di sanggar Bobbo, yaitu (a) metode ceramah, (b) metode demonstrasi, (c) metode tanya jawab, (d) metode pemberian tugas, dan (e) metode apresiasi.

3) Media dan alat pembelajaran

Pada dasarnya media dan alat pembelajaran merupakan komponen yang berbeda. Media merupakan perantara untuk menjelaskan informasi dari pendidik kepada peserta didik. Media yang digunakan di sanggar Bobbo adalah berupa media visual diam yaitu berupa gambar dan contoh lukisan yang merupakan dokumentasi hasil karya peserta didik yang ikut bergabung di sanggar Bobbo. Alat pembelajaran merupakan unsur pendukung yang memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Alat pembelajaran yang digunakan di sanggar Bobbo adalah papan tulis.

b. Pelaksanaan Pembelajaran di

Sanggar Lukis Anak Bobbo

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan pembelajaran yang di sanggar Bobbo memiliki beberapa tahapan, yaitu (1) persiapan pembelajaran, meliputi persiapan

bahan ajar, alat dan bahan, (2) menentukan tema, (3) proses pembuatan sketsa gambar, (4) mewarnai gambar, dan finishing.

B.Deskripsi Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar di Sanggar Lukis Anak Bobbo

Pelaksanakan evaluasi hasil belajar di sanggar Bobbo memiliki cara evaluasi yang berbeda dengan pelaksanaan evaluasi di pendidikan formal. Seperti halnya dengan pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasi antara lain a) prosedur penilaian; b) objek penilaian; c) kriteria penilaian; d) teknik penilaian; dan e) prinsip penilaian. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar di Sanggar Bobbo dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Prosedur Evaluasi Hasil Belajar

(7)

commit to user

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, waktu yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi sebenarnya tidak hanya diberikan pada akhir pembelajaran, tetapi setiap adanya kesempatan pada saat proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan, agar antara proses dan hasil belajar saling berkesinambungan. Terkadang ada beberapa peserta didik yang berinisiatif untuk meminta penilaian kepada pengajar, contohnya “Mbak, ini

bagaimana?kurang apa?”, sudah bagus apa

belum?”, dengan demikian pengajar akan

memberikan masukan kepada peserta didik. Walaupun tidak menggunakan prosedur khusus yang disiapkan, pengajar sudah mengamati setiap perkembangan anak. Setiap peserta didik yang telah menguasai tahapan yang diberikan oleh pengajar, maka peserta didik akan mendapatkan tambahan materi selanjutnya.

2) Objek Evaluasi Hasil Belajar

Pada dasarnya, yang disebut dengan objek evaluasi adalah sasaran utama untuk digunakan untuk memperoleh informasi. Ada beberapa objek dalam proses evaluasi hasil belajar, salah satunya adalah siswa. Siswa sebagai objek evaluasi tentu saja memiliki aspek-aspek khusus yang dijadikan patokan dalam memberikan penilaian. Demikian halnya dengan objek evalusi yang dipilih di sanggar Bobbo. Objek evaluasi di sanggar Bobbo difokuskan pada peserta didik. Aspek pada peserta didik yang menjadi evaluasi meliputi tiga ranah, yaitu aspek kognitif yang meliputi ide dan pengetahuan terhadap unsur visual, aspek afektif yang meiputi sikap, dan aspek psikomotor yang meliputi penerapan unsur-unsur visual dalam sebuah karya.

3) Kriteria Penilaian dalam Evaluasi Hasil

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kriteria penilaian dapat dijelaskan dengan tabel berikut:

No Kriteria

Penilaian

Aspek kriteria

1. Penilaian

proses

berkarya

(perfomance

assesment)

a. Kemampuan

membuat skets

gambar

b. Pemahaman

tema.

c. Kemandirian

d. Kepercayaan

diri.

e. Kesungguhan.

f. Tanggung

jawab terhadap

alat dan bahan.

g. Keterampilan

menggunakan

alat.

2. Penilaian hasil

karya (product

assesment)

a. Keaslian ide.

b. Teknik

pewarnaan.

c. Komposisi

gambar.

d. Kebersihan

karya.

(8)

commit to user

4) Teknik Penilaian dalam Evaluasi Hasil Belajar

Teknik dalam pelaksanaan evaluasi, lebih kepada pengamatan dan pendekatan partisipasif yaitu pengajar akan terjun langsung dalam membimbing anak yang mengalami kesulitan. Misalnya, pengajar memberikan materi mengenai teknik menggunakan pastel. Peserta didik mempraktikkan secara langsung, sedangkan tugas pengajar melakukan pengamatan terhadap kinerja anak. Pengamatan tersebut juga sebagai langkah evaluasi terhadap karya peserta didik. Pengajar memberikan bimbingan kepada anak yang mengalami kesulitan, yaitu memberi contoh dilembar gambar, yang nantinya peserta didik akan melanjutkan kembali pekerjaannya.

5) Prinsip Penilaian dalam Evaluasi Hasil Belajar

Dari hasil pengamatan peneliti, dan wawancara dari pengajar, sanggar Bobbo menggunakan tiga prinsip, yaitu:

1. Prinsip Kesinambungan (continuety) Prinsip kesinambungan yang dimaksud adalah tingkat intensitas pelaksanaan evaluasi yang ada di Sanggar Bobbo, dilakukan relatif sering. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar tidak mengenal waktu tertentu, tetapi dilakukan secara terus– menerus selama proses bimbingan berlangsung. Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan mencakup keseluruhan materi yang diberikan dengan menggunakan pendekatan personal (individu).

2. Prinsip Keseluruhan (comprehensive) Prinsip keseluruhan yang dilaksanakan di dalam evaluasi hasil belajar di sanggar Bobbo terlihat dengan evaluasi yang mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif (pengetahuan) mencakup penuangan ide, pemahaman terhadap bentuk visual, pengetahuan peserta didik terhadap alat dan fungsinya, yang digunakan dalam

proses pembelajaran, serta pengetahuan terhadap materi yang diberikan. Aspek afektif (sikap) mencakup sikap kemandirian, kerapian, kebersihan dan tanggung jawab terhadap karyanya sendiri. Aspek psikomotorik (keterampilan) mencakup keterampilan dalam menuangkan unsur-unsur visual seperti, mengolah warna, penguasaan teknik dalam menggambar, dan keterampilan terhadap mengolah komposisi gambar.

3. Prinsip objektivitas

Pelaksanaan evaluasi tidak memandang siapa yang mengikuti pembelajaran. Baik dari keluarga terdekat, tingkat umur dan aspek lainnya. Peserta didik yang belum menguasai teknik dan materi pembelajaran akan mendapatkan evaluasi dan bimbingan dari pengajar. Peserta didik yang terbilang dalam tahapan bermain dan belajar akan diberikan bimbingan secara individu apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar. 6) Penilaian Hasil Belajar di Sanggar

Lukis Anak Bobbo

Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan mencakup aspek aspek kognitif, aspek afektif, dan pencapaian terhadap aspek psikomotorik. Penilaian yang dilakukan oleh pengajar di sanggar Bobbo memberikan pemahaman apakah peserta didik sudah mampu menangkap materi dan contoh yang diberikan oleh pengajar. Pengajar akan mengetahui perkembangan peserta didik dan menyampaikan secara langsung kepada peserta didik maupun kepada orang tua peserta didik.

(9)

commit to user

anak. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, setiap karya peserta didik memiliki kesamaan, tetapi kesamaan tersebut tidak terlihat menyeluruh di setiap peserta didik. Ada beberapa peserta didik yang menunjukkan karya yang sesuai dengan ide yang dimiliki oleh si anak. Pengajar juga memberikan penilain yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dari awal bergabung, sampai peserta didik melaksanakan tahapan-tahapan dalam proses bimbingan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian di sanggar lukis anak Bobbo adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar tidak menggunakan prosedur yang tersusun secara sistematis, misalnya dalam mempersiapkan form penilaian ataupun dalam waktu pelaksanaannya.

2. Objek evaluasi hasil belajar adalah peserta didik yang meliputi tiga aspek yaitu (1) aspek kognitif, meliputi ide, pengetahuan terhadap peralatan melukis dan pengetahuan terhadap unsur dan prinsip visual dalam seni lukis, (2) aspek afektif, meliputi kemandirian, kepercayaan diri, serta tanggung jawab terhadap karya, (3) aspek psikomotorik, meliputi kemampuan dalam menerapkan unsur dan prinsip viasual dalam karya lukis.

3. Kriteria penilaian peserta didik meliputi penilaian proses berkarya (perfomance assesment) yang ditekankan pada aspek afektif dan aspek kognitif dan penilaian hasil karya (product assesment) yang ditekankan pada aspek psikomotorik, seperti ide (orisinalitas), warna, dan komposisi yang ada dalam karya. Dari ketiga aspek tersebut, aspek psikomotorik

merupakan aspek yang paling dominan dibandingkan dua aspek lainnya.

4. Teknik evaluasi hasil belajar yang digunakan yaitu menggunakan teknik non tes, yang berupa pengamatan. Prinsip evalausi hasil belajar menggunakan tiga prinsip yaitu (1) prinsip kesinambungan (2) prinsip keseluruhan,dan (3) prinsip objektivitas.

5. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi berupa a) pengajar; b) peserta didik; c) lingkungan; d) sarana dan prasarana. Pengajar yang belum menerapkan sistem evaluasi secara maksimal. Peserta didik yang masih kesulitan dalam menerima evaluasi, terutama pada peserta didik usia 3-5 tahun. lingkungan yang tidak kondusif karena berada di dekat jalan raya, serta sarana dan prasarana dalam pelaksanaan evaluasi, khususnya tidak adanya form penilaian yang disiapkan oleh pengajar. 6. Untuk mengatasi kendala tersebut, cara

yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan individu, pengamatan partisipasif terhadap peserta dididk, serta memberikan penghargaan sebagai pengganti penilaian yang berbentuk angka.

Secara keseluruhan ada beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh pembina, pengajar dan peserta didik. Pewmbina sanggar hendaknya memeperhatikan kelengkapan sarana dan prasarana belajar, misalnya ruangan belajar yang memadai, meja dan alas yang digunakan peserta didik, serta buku-buku bergambar yang digunakan sebagai referansi belajar, untuk menunjang keberhasilan.

(10)

commit to user

merangsang imajinasi peserta didik dan ruangan akan terkesan menyenangkan.

Pengajar hendaknya memaksimalkan penilaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, dengan memperhatikan pengelompokan kelas serta pendekatan yang dilakukan dalam evaluasi hasil belajar.

Sedangkan untuk peserta didik hendaknya benar-benar memperhatikan evaluasi yang diberikan sehingga sehingga peserta didik selanjutnya dapat mengerjakan karyanya tanpa bantuan dari pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi).Jakarta: Rineka Cipta

Marzuki, Saleh H.M. 2010. Pendidikan Nonformal (Dimensi dalam Keaksa raan Fungsional, Pelatihan dan Andragogi). Bandung :PT Remaja Rosdakarya

Moleong, L.J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Gambar

Tabel 1. Kriteria penilaian peserta didik (Desain: Desi Wulandari, 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) berbeda dengan pendekatan pada tingkat pendidikan dasar. Usia remaja adalah masa bermain dengan kelompok dan

Pendekatan pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) berbeda dengan pendekatan pada tingkat pendidikan dasar. Usia remaja adalah masa bermain dengan kelompok dan

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya meningkatkan hail belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar.Metode pembelajaran yang

Pada dasarnya pengertian interaksi sosial yang dikemukakan oleh para tokoh di atas tersebut tidak ada yang salah, karena masing-masing tokoh tersebut mempunyai pemikiran

Sedangkan hasil yang dicapai peserta didik dalam belajar di sekolah pada umumnya berbentuk angka atau huruf sebagai nilai hasil belajar yang dapat dilihat dari buku raport,

Pada umumnya, guru-guru sekolah dasar (SD) belum banyak memahami tentang berbagai pendekatan pembelajaran yang efektif untuk diterapkan di kelas. Berhasil atau

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar memberikan keteladanan yang sangat

Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikaan manfaat bagi semua kalangan pendidik di lembaga sekolah pada umumnya.. Memberikan konstribusi dalam