viii
ABSTRAK
STUDI KOMPARASI PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPATKAN KREDIT DARI LKM-KUBE “SEJAHTERA”
KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL
Hanun Prastiwi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan modal, jumlah mitra usaha, jumlah tenaga kerja, jumlah omzet penjualan, dan jumlah keuntungan pada Usaha Mikro dan Kecil Sebelum dan Sesudah mendapatkan Kredit dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul tahun 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian studi komparasi yang dilaksanakan pada pemilik Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat yang memperoleh kredit dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul dengan jumlah 30 pemilik usaha yang seluruhnya dijadikan sampel penelitian. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Pengujian analisis data dengan uji prasyarat normalitas, dan uji hipotesis menggunakan uji paired sampel t-test.
ix
ABSTRACT
STUDY ON THE COMPARISON OF MICRO AND SMALL ENTERPRISES BEFORE AND AFTER GETTING CREDIT FROM LKM-KUBE " SEJAHTERA "
PANDAK DISTRICT BANTUL REGENCY
Hanun Prastiwi
Sanata Dharma University Yogyakarta 2013
This study aims to examine the differences of capital, the number of business partners , number of employees, number of sales turnover, and the amount of profit on Micro and Small Enterprises before and after getting loans from LKM-KUBE "Sejahtera" Pandak District Bantul Regency in 2013.
This research is a comparative study conducted on the owner of Micro and Small Enterprises who obtained credit from the LKM-KUBE "Sejahtera" Pandak District Bantul Regency. The samples were 30 business owners. Data were collected by using questionnaires. Testing data analysis were prerequisite normality test, hypotheses test by using paired sample t-test.
i
DARI LKM-
KUBE “SEJAHTERA” KECAMATAN PANDAK
KABUPATEN BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Hanun Prastiwi
NIM : 091324012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, serta bimbingannya
Karya kecil ini kupersembahkan untuk :
Kedua Orangtuaku Ayahanda Sanjaya dan Ibunda Hariyati yang selalu memberiku semangat, kasih sayang, dukungan, serta do’a yang tak henti -hentinya dihaturkan untuk mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
Adik-adikku Arif Aribimo, Lastri Rindiyantika dan Roidah Zihni Adzani yang selalu memberikan senyuman keceriaan
My Soulmate Hariyanto yang selalu memberikan motivasi, cinta dan kasih sayang yang luar biasa
Para pendidik yang selalu membimbing dan menuntunku dalam menuju kesuksesan
Sahabat-sahabatku Widiya, Emma, Zita, Yulia, Reni, Yanti, Wahyu, Tina, Kyla, Putri, Diana, dan Hesti yang selalu menemani dan memberikan semangat
Untuk seluruh teman-teman PE angkatan 2009
v
Kebahagiaan itu seperti batu arang, ia diperoleh sebagai produk sampingan dalam proses pembuatan sesuatu.
(Aldous Huxley)
Yang kalah adalah wujud hukuman atas kegagalan. Pemenang adalah penghargaan atas kesuksesannya.
(Bob Gilbert)
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.
(Andrew Jackson)
Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam hidup.
viii
ABSTRAK
STUDI KOMPARASI PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPATKAN KREDIT DARI LKM-KUBE “SEJAHTERA”
KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL
Hanun Prastiwi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan modal, jumlah mitra usaha, jumlah tenaga kerja, jumlah omzet penjualan, dan jumlah keuntungan pada Usaha Mikro dan Kecil Sebelum dan Sesudah mendapatkan Kredit dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul tahun 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian studi komparasi yang dilaksanakan pada pemilik Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat yang memperoleh kredit dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul dengan jumlah 30 pemilik usaha yang seluruhnya dijadikan sampel penelitian. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Pengujian analisis data dengan uji prasyarat normalitas, dan uji hipotesis menggunakan uji paired sampel t-test.
ix
ABSTRACT
STUDY ON THE COMPARISON OF MICRO AND SMALL ENTERPRISES BEFORE AND AFTER GETTING CREDIT FROM LKM-KUBE " SEJAHTERA "
PANDAK DISTRICT BANTUL REGENCY
Hanun Prastiwi
Sanata Dharma University Yogyakarta 2013
This study aims to examine the differences of capital, the number of business partners , number of employees, number of sales turnover, and the amount of profit on Micro and Small Enterprises before and after getting loans from LKM-KUBE "Sejahtera" Pandak District Bantul Regency in 2013.
This research is a comparative study conducted on the owner of Micro and Small Enterprises who obtained credit from the LKM-KUBE "Sejahtera" Pandak District Bantul Regency. The samples were 30 business owners. Data were collected by using questionnaires. Testing data analysis were prerequisite normality test, hypotheses test by using paired sample t-test.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Studi Komparasi Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat
Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Kredit dari LKM-KUBE Sejahtera Kecamatan
Pandak Kabupaten Bantul” .
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa dukungan dan kerjasama dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Allah Swt atas segala petunjuk dan hidayah-Nya ;
2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Indra Darmawan , S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universtas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus selaku Dosen
Pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu dan memberikan bimbingan,
xi
5. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II
yang dengan sabar, ikhlas dan banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis
dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai;
6. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk
kesempurnaan skripsi ini;
7. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati yang tak
akan pernah terlupakan ;
8. Ibu Christina Kristiani selaku Tenaga Administrasi Program Studi Pendidikan
Ekonomi yang telah banyak membantu penulis selama menjalankan pendidikan di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
9. Mbak Heppy Dwi Mumpuni dan Yuli Astuti, selaku pengelola LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak yang telah banyak membantu penulis dalam
terlaksananya penelitian
10.Para responden pemilik Usaha Mikro dan Kecil yang telah bersedia mengisi
kuesioner penelitian;
11.Ayahanda Sanjaya dan Ibunda Hariyati, terimakasih atas nasehat, do’a, cinta, kasih
sayang, kesabaran yang engkau berikan kepada penulis hingga mampu
menyelesaikan perkuliahan dengan baik;
12.Adekku Arif Aribimo, Lastri Rindiyantika, dan Roidah Zihni Adzani yang telah
xii
13.Abang Hariyanto, yang telah memberikan banyak dukungan, motivasi, cinta yang
luar biasa, dan butir-butir doa yang selalu mengiringi langkahku;
14.Sahabat-sahabatku: Reni, Yulia, Zita, Yanti, Widiya, Emma, Soke, Putri, Tina, Diana,
Hesti, Kyla, Angelin, Kak Theo, Kak Ocep, terima kasih untuk bantuan,
kebersamaan, dan rasa kekeluargaan yang selama ini kita bangun serta bantuan
selama penyusunan skripsi;
15.Teman-teman Mahasiswa PE Angkatan ’09. Terima kasih atas kebersamaan dan
kekompakan yang telah kita bangun selama empat tahun, semoga kita semua mampu
meraih kesuksesan dalam meniti karir;
16.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, Oktober 2013
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5
C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 7
D.Tujuan Penelitian ... 9
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A.Lembaga Keuangan Mikro ... 11
1. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro ... 11
2. Tujuan Lembaga Keuangan Mikro ... ... 11
3. Kepemilikan Lembaga Keuangan Mikro ... 12
4. Kegiatan Usaha ... ... . 12
B. Kredit ... 12
1. Pengertian Kredit ... 12
2. Prinsip Dasar Pemberian Kredit ... 13
3. Tujuan Pemberian Kredit... 15
4. Fungsi Kredit ... 16
5. Klasifikasi Kredit ... 17
C.Usaha Kecil dan Mikro ... 20
1. Pengertian Usaha Kecil dan Mikro ... 20
2. Kriteria UMKM ... ... 21
3. Pembinaan dan Pengembangan ... 22
4. Kemitraan ... 23
D.Tenaga Kerja ... 23
1. Pengertian Tenaga Kerja ... 23
2. Pengertian Angkatan Kerja ... ... 24
3. Pengertian Kesempatan Kerja ... 24
E. Modal ... 25
1. Pengertian Modal... 25
2. Jenis Modal ... 25
F. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 27
xv
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A.Jenis Penelitian ... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
C.Subjek dan Objek Penelitian ... 31
D.Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 32
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 36
1. Data Primer ... 36
2. Data Skunder ... 36
G.Teknik Analisis Data ... 37
1. Pengujian Prasyarat ... 37
2. Pengujian Hipotesis ... 38
BAB IV GAMBARAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .... 40
A.Gambaran Umum ... 40
1. Pengertian ... 40
2. Tujuan ... 40
3. Sasaran ... 41
4. Landasan Operasional ... 41
5. Landasan Konsep... 42
6. Legalitas Lembaga... 43
7. Struktur dan Pelaksanaan Organisasi ... 44
8. Pembentukan LKM-KUBE ... 44
9. Pengelolaan LKM-KUBE ... 48
10.Jenis-jenis Usaha LKM-KUBE ... 49
11.Manajemen Dana ... 49
12.Strategi Pengawasan Pembiayaan / Kredit ... 50
xvi
1. Analisis Deskriptif ... 50
2. Uji Normalitas ... 58
3. Uji Hipotesis ... 63
4. Pembahasan ... 69
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 85
A.Kesimpulan ... 85
B. Keterbatasan ... 87
C.Saran ... 88
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kriteria UMKM ... 21
Tabel 3.1. Pengukuran Variabel ... 35
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 51
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 52
Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan ... 53
Tabel 4.4. Modal ... 54
Tabel 4.5. Mitra Usaha ... 55
Tabel 4.6. Tenaga Kerja ... 56
Tabel 4.7. Omzet Penjualan ... 57
Tabel 4.8. Keuntungan ... 58
Tabel 4.9. Uji Normalitas Modal ... 59
Tabel 4.10. Uji Normalitas Mitra Usaha ... 60
Tabel 4.11. Uji Normalitas Tenaga Kerja ... 61
Tabel 4.12. Uji Normalitas Omzet Penjualan ... 61
xviii
Tabel 4.14. Pengujian Hipotesis Modal ... 63
Tabel 4.15. Pengujian Hipotesis Mitra Usaha ... 64
Tabel 4.16. Pengujian Hipotesis Tenaga Kerja ... 65
Tabel 4.17. Pengujian Hipotesis Omzet Penjualan ... 67
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Data Penelitian
Lampiran 4 Hasil Olah Data
Lampiran 5 Tabel Distribusi t
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembangunan ekonomi disuatu negara secara alami
memberikan kesempatan besar bagi semua jenis kegiatan ekonomi untuk
semua skala usaha. Usaha Mikro, dan Kecil menjadi perhatian dari berbagai
pihak, baik pemerintah, perbankan, swasta dan lembaga keuangan. Hal ini
dikarenakan Usaha Mikro dan Kecil telah berkontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional dan mampu membangkitkan terpaan badai krisis finansial.
Sensus Ekonomi 2006, yang dilakukan oleh BPS, mencatat dari 403.000 unit
usaha di DIY, 99% tergolong UMKM. Di Kabupaten Bantul, unit Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah masing-masing menyumbang 25,3%, 22,9%, dan
22,2% dari total unit usaha di DIY.
Namun alokasi anggaran untuk merehabilitasi ekonomi UMKM ini
justru mendapatkan persentase yang relatif minim. Hanya tersedia dana
sebesar Rp 61,9 miliar pada tahun 2006, terdiri dari Rp14,9 miliar dana dari
APBN dan anggaran dekonsentrasi ditambah Rp 47 miliar dana dari
LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak, berlokasikan di Desa
Caturharjo Kecamtan Pandak, Kabupaten Bantul. Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) adalah badan usaha keuangan yang menyediakan layanan jasa
keuangan. Undang-undang No. 1 Tahun 2013 pasal 42 tentang lembaga
keuangan mikro. Keuangan mikro adalah jasa keuangan berupa
penghimpunan dana dan pemberian pinjaman dalam jumlah kecil dan
penyediaan jasa-jasa keuangan terkait, yang ditujukan untuk kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah, terutama masyarakat miskin. LKM
didirikan di tingkat desa, kecamatan atau kabupaten atau kota. Pendirian LKM
paling sedkit harus memenuhi persyaratan berbentuk badan hukum,
permodalan, dan mendapatkan izin usaha dari otoritas jasa keuangan, baik
dalam bentuk Koperasi atau Perseroan Terbatas. Nasabah LKM-KUBE
“Sejahtera” umumnya bergerak dalam bidang Usaha Mikro dan Kecil. Bidang
Usaha Mikro dan Kecil yang mereka jalankan yaitu bidang usaha
perdagangan dan jasa. Bidang usaha perdagangan antara lain, usaha furniture,
peternakan dan makanan. Sedangkan, bidang usaha jasa antara lain konveksi,
penggilingan padi dan gergaji mesin. Usaha Mikro dan Kecil tersebut diatas
membantu dalam meningkatkan perekonomian, khususnya di Kecamatan
Pandak. Dengan berdirinya Usaha Mikro dan Kecil tersebut dapat
memperluas lapangan kerja bagi masyarakat disekitarnya, terutama dalam
kalangan keluarga sendiri sehingga mengurangi tingkat pengangguran di
Dalam pembahasan mengenai Usaha Kecil dan Mikro tidak terlepas
dengan permasalahan kredit. Permasalahan yang seringkali menjadi
penghambat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah sulitnya melaksanakan
pengembangan diri yang berdampak terhadap akses usaha dalam memperoleh
bantuan atau kredit dari perbankan. Dalam penyaluran kredit Usaha Kecil dan
Mikro, LKM-KUBE “Sejahtera” langsung menjangkau nasabahnya secara
langsung hingga ke tingkat pedesaan.
Pengembangan dan pembinaan Usaha Kecil dan Mikro memiliki
implikasi bagi pembangunan ekonomi nasional karena beberapa alasan.
Pertama, Usaha Mikro dan Kecil adalah sumber kehidupan sebagian besar
rakyat. Kedua, jenis Usaha Kecil dan Mikro ini tersebar di pelosok daerah
sehingga memiliki peran yang strategis dalam rangka pengembangan dan
pemerataan pendapatan daerah. Ketiga, pengelolaan Usaha Mikro dan Kecil
umumnya bersifat padat karya sehingga Usaha Mikro dan Kecil dapat
menyerap tenaga kerja khususnya dari daerah setempat. Keempat, kehadiran
Usaha Mikro dan Kecil merupakan sumber penghidupan bagi sebagian besar
masyarakat seperti halnya di Kabupaten Bantul.
Meski jumlahnya banyak, Usaha Mikro dan Kecil menghadapi
masalah utama yaitu nilai tambah produknya yang relatif kecil. Hal ini
pertama disebabkan oleh modal yang kecil sehingga kesempatan untuk
mengembangkan usahanya menjadi terbatas. Kedua, Tingkat kemampuan
inovasi produksi juga rendah. Keitiga, Mitra Usaha yang dimiliki terbatas.
Keempat, kondisi sistem manajemen organisasi belum berjalan dengan baik.
Dengan demikian proses pengembangan dan pembinaan Usaha Mikro, dan
Kecil masyarakat menjadi keharusan untuk dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Bantul diera otonomi daerah ini jika tidak ingin tertinggal dan tersingkir dari
perkembangan ekonomi di era pasar bebas.
Pemberdayaan usaha skala mikro di Indonesia merupakan salah
satu alternatif kebijakan yang strategis karena menyangkut hajat hidup orang
banyak, terutama dikaitkan dengan arah kebijakan perekonomian yang
berorientasi pada ekonomi kerakyatan serta pengembangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah. Salah satu program kebijakan pemerintah sebagai
lembaga pendonor yang minimal memberikan dukungan untuk menjangkau
dan memberdayakan masyarakat serta pembiayaan kepada usaha skala kecil
dan masyarakat miskin, yang dikenal dengan micro-finance atau menurut
istilah di kalangan perbankan disebut juga sebagai kredit usaha mikro. Kredit
usaha mikro adalah salah satu bentuk pinjaman yang akan di berikan oleh
pihak bank kepada usaha mikro yang bertujuan untuk membantu kelancaran
usaha. Ini berlaku untuk pemilik usaha yang usahanya sudah
berjalan. Pinjaman ini tidak berlaku untuk pengadaan Modal Awal
Usaha. Yang bisa mengajukan kredit mikro adalah usaha yang sudah berjalan
kurang lebih selama 6 bulan. Dengan melihat tersebut penulis bermaksud
PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL, SEBELUM DAN
SESUDAH MENDAPATKAN KREDIT DARI LKM-KUBE “SEJAHTERA”
KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL.”
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Kredit bagi usaha mikro dan kecil dirasa cukup penting untuk modal
kerja dan investasi yang diperlukan oleh Usaha Kecil dan Mikro guna
menjalankan usahanya dan meningkatkan akumulasi modal. Manfaat kredit
menurut Ismail (2010 : 97) Bagi debitur kredit bermanfaat untuk
meningkatkan usaha nasabah untuk memperluas volume usaha, misalnya
kredit untuk membeli bahan baku pengadaan mesin dan peralatan, dapat
membantu nasabah untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan.
Permasalahan timbul ketika Usaha Mikro dan Kecil dihadapkan oleh
permasalahan persyaratan kredit. Namun Lembaga Keuangan Mikro hadir
dengan membawa tujuan berbeda dengan bank. Dalam Pasal 3 bab 2 UU RI
No. 1 Tahun 2013, LKM bertujuan untuk :
1. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat
2. Membantu meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas
masyarakat
Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat; terutama
Berdasarkan Latar belakang dan Identifikasi masalah seperti yang
sudah tersebut di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah ada perbedaan modal Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat,
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE “Sejahtera”
Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul?
2. Apakah ada perbedaan jumlah mitra Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat,
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE “Sejahtera”
Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul?
3. Apakah ada perbedaan jumlah tenaga kerja, Usaha Mikro dan Kecil
Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul?
4. Apakah ada perbedaan jumlah omzet penjualan Usaha Mikro dan Kecil
Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul?
5. Apakah ada perbedaan jumlah keuntungan Usaha Kecil dan Mikro
Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Modal (X1) adalah jumlah uang dan barang yang digunakan oleh Usaha
Mikro dan Kecil dalam kegiatan usahanya yang terdiri atas modal tetap
yaitu mesin-mesin produksi dan peralatan, sedangkan modal kerja yaitu,
piutang, sediaan barang, sediaan bahan, dan perlengkapan. Pengukuran
dilakukan dengan menjumlahkan modal tetap dan modal kerja yang
dimiliki tiap Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat, dalam kurun waktu 6
bulan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit pertama dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul, dinilai dengan satuan
rupiah.
2. Mitra (X2) adalah jumlah pihak pendukung yang terkait dan
berkepentingan di dalam Usaha Mikro dan Kecil yaitu pelanggan
(Distributor), pemasok, dan pengecer (Konsumen), yang bersama Usaha
Mikro dan Kecil sudah membangun hubungan bisnis. Pengukuran Mitra
usaha dilakukan dengan menjumlahkan pihak-pihak yang terkait dalam
mendukung berkembangnya Usaha Mikro dan Kecil yang terdiri dari
pemasok, dan pengecer, dalam kurun waktu 6 bulan sebelum dan sesudah
mendapatkan kredit pertama dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan
Pandak Kabupaten Bantul, dinilai dengan satuan unit.
3. Tenaga kerja (X3) adalah jumlah sumber daya manusia yang terkait dalam
membantu berjalannya Usaha Mikro dan Kecil, dalam hal produksi dan
jumlah tenaga kerja dapat diketahui dengan menjumlah banyaknya orang
yang terkait dalam proses produksi dan manajemen yang mendapatkan
gaji pemilik usaha dalam kurun waktu 6 bulan sebelum dan sesudah
mendapatkan kredit pertama dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan
Pandak Kabupaten Bantul, dan dinilai dengan satuan orang.
4. Omzet Penjualan (X4) adalah jumlah keseluruhan atas penjualan produk
Usaha Mikro dan Kecil perbulan. Pengukran Omzet Penjuaan berdasarkan
jumlah pendapata kotor perbulan yang diperoleh dari hasil penjualan
dinilai dengan satuan rupiah, dalam kurun waktu 6 bulan sebelum dan
sesudah mendapatkan kredit pertama dari LKM-KUBE “Sejahtera”
Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul,
5. Keuntungan (X5) adalah selisih antara omzet penjualan perbulan dan
biaya usaha perbulan. Keuntungan dapat diukur dengan menghitung total
penjualan perbulan dikurangi total biaya usaha perbulan, dengan satuan
rupiah, dalam kurun waktu 6 bulan sebelum dan sesudah mendapatkan
kredit pertama dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan modal Usaha Mikro dan Kecil
Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan jumlah mitra Usaha Mikro
dan Kecil Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari
LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan jumlah tenaga kerja Usaha
Mikro dan Kecil Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit
dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan jumlah jumlaj omzet
penjualan Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat, sebelum dan sesudah
mendapatkan kredit dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul.
5. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan jumlah keuntungan Usaha
Mikro dan Kecil Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
perkembangan Usaha Mikro, dan Kecil Masyarakat di Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul, melalui program perkreditan dan bantuan modal yang
diberikan oleh LKM-KUBE “Sejahtera”.
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengungkap peranan kredit
Lembaga Keuangan Mikro bagi perkembangan Usaha Mikro dan Kecil di
Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Penelitian ini diharapkan juga
dapat digunakan untuk referensi peneliti selanjutnya.
3. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu masukan bagi
pemerintah daerah agar mendukung dan memberikan kebijakan dalam
penyaluran kredit untuk meningkatkan Usaha Mikro dan Kecil di
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembaga Keuangan Mikro
1. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro
Pasal 1 Bab 1 UU No 1/2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro.
Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah
lembaga keuangan yang khusus di dirikan untuk memberikan jasa
pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui
pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota
dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa
konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari
keuntungan.
2. Tujuan Lembaga Keuangan Mikro
Pasal 3, Bab 2 UU No 1/ 2013.:
a) Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat.
b) Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan
produktivitas masyarakat; dan
c) Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
3. Kepemilikan Lembaga Keuangan Mikro
Pasal 8, Bab 2 UU No 1/ 2013.:
LKM hanya dapat dimiliki oleh :
a) Warga Negara Indonesia
b) Badan Usaha milik desa/kelurahan
c) Pemerintah daerah kabupaten/kota; dan/atau
d) Koperasi
4. Kegiatan Usaha dan Cakupan Wilayah Usaha
Pasal 11 Bab 4 UU No.1/2013.:
a) Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan
dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat,
pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi
pengembangan usaha.
b) Ketentuan mengenai suku bunga pinjaman atau imbal hasil
pembiayaan diatur dalam peraturan pemerintah.
B. Kredit
1. Pengertian Kredit
Pasal 1 ayat 11 UU. No 10/1998 tentang perubahan UU No.7/1992
tentang perbankan; Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
2. Prinsip Dasar Pemberian Kredit
Prinsip dasar pemberian kredit 5C menurut Ismail (2010: 112-114)
a. Character
Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur.
Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitur,
tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa calon debitur
mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar
pinjamannya sampai dengan lunas.
b. Capacity
Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk mengetahui
kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai
jangka waktu kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti
kemampuan calon debitur tersebut. Kemampuan keuangan calon
debitur sangat penting karena merupakan sumber utama
pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh bank. Semakin
baik kemampuan keuangan calon debitur, maka akan semakin
kemungkinan kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan bahwa
kredit tersebut dapat dibayar dengan jangka waktu yang
c. Capital
Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu
dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan
jumlah modal yang dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak
dana yang akan diikut sertakan dalam proyek yang dibiayai oleh
calon debitur. Semakin besar modal yang dimiliki oleh calon
debitur akan semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan
calon debitur dalam mengajukan kredit. Dalam hal debitur ialah
perusahaan, maka struktur modal ini penting untuk menilai tingkat
debt to equity ratio. Perusahaan dianggap kuat dalam menghadapi
berbagai macam resiko apabila jumlah modal sendiri yang dimiliki
cukup besar. Analisis ratio keuangan dapat dilakukan oleh bank
untuk dapat mengetahui modal perusahaan. Analisis ratio
keuangan ini dilakukan apabila calon debitur merupakan
perusahaan. Dalam hal calon debitur merupakan perorangan, dan
tujuan penggunaan kreditnya jelas, misalnya kredit untuk
pembelian rumah, maka anlisis capital tersebut dapat diartikan
sebagai uang muka yang dibayarkan oleh calon debitur kepada
pengembang.
d. Collateral
Collateral merupakan jaminan/agunan yang diberikan oleh calon
pembayaran kedua, artinya apabila debitur tersebut tidak dapat
membayar angsurannya dan termasuk dalam kredit macet, maka
bank dapat melakukan eksekusi terhadap agunan. Hasil penjualan
agunan digunakan sebagai sumber pembayaran kedua.
Bank tidak akan memberikan kredit yang melebihi dari nilai
jaminan, kecuali kredit program atau kredit khusus yang
kadang-kadang juga tidak ditutup dengan agunan yang menandai.
e. Condition of economy
Condition of economy merupakan analisis terhadap kondisi
perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon
debitur dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi
ekonomi tersebut akan berpengaruh pada usaha calon debitur
dimasa yang akan datang. Beberapa analisis yang perlu dilakukan
terkait dengan vondition of economy adalah kebijakan pemerintah.
Apabila kebijakan pemerintah sering berubah, maka hal ini juga
akan sulit bagi bank untuk melakukan analisis condition of
economy.
1. Tujuan Pemberian Kredit :
Menurut Faisal, ( 2002 : 72-76) dalam pendekatan mikro ekonomi,
tujuan pemberian kredit guna mendapatkan suatu nilai tambah baik
Bagi nasabah sebagi debitur dengan mendapatkan kredit bertujuan
untuk mengatasi kesulitan pembiayaan dan meningkatkan usaha dan
pendapatan dimasa depan.
Sedangkan bagi bank sendiri juga diharapkan melalui pemberian kredit
akan menghasilkan pendapatan bunga sebagai pengganti harga dari
pinjaman itu sendiri.
Sedangkan dalam pendekatan makro ekonomi pemberian kredit
merupakan salah satu instrument untuk menjaga keseimbangan jumlah
uang beredar di masyarakat.
2. Fungsi Kredit :
Menurut Faisal, (2002 : 72-76) yang mengutip Muchardarsyah
Sinungan (1993:211), fungsi-fungsi itu dalam garis besarnya adalah
sebagai berikut :
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang.
b. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang.
c. Kredit meningkatkan peredaran dan lau lintas uang.
d. Kredit adalah alat stabilisasi ekonomi.
e. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.
f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan
nasional.
3. Klasifikasi Kredit menurut Faisal, (2002 : 72-76) :
Kredit dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek pendekatan
berikut :
a. Menurut Tujuan Pemberian/Penggunaan
Berdasarkan tujuan penggunaan dana yang diperoleh, kredit dapat
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1) Kredit Komersial, yaitu kredit yang ditujukan untuk
membiayai kebutuhan dunia usaha, baik dalam bentuk kredit
revolving, maupun non-revolving.
2) Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang dipergunakan untuk
pembelian barang tertentu bukan keperluan usaha (aktivitas
yang produktif) melainkan untuk pemakaian (konsumsi) dan
merupakan pinjaman yang bersifat non-revolving.
b. Menurut Jangka Waktu Kredit
Menurut jangka waktu kredit dapat dibedakan menjadi ;
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka
waktu maksimum satu tahun. Dalam kredit jangka pendek,
ini termasuk juga kredit untuk tanaman musiman yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun.
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang memiliki jangka
waktu diatas satu tahun sampai dengan tiga tahun, kecuali
3) Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktunya
lebih dari tiga tahun.
c. Menurut Bentuk Jaminan
1) Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan karena
adanya jaminan dari debitur, baik berupa harta bergerak
maupun harta tidak bergerak.
2) Kredit tanpa jaminan, yaitu pemberian kredit dengan tidak
berdasarkan barang jaminan. Kredit tanpa jaminan biasanya
diberikan kepada nasabah lama yang oleh pihak diketahui
benar-benar memiliki reputasi baik dalam membayar
angsuran pinjaman.
d. Menurut Status Hukum Debitur
1) Kredit berdasar debitur korporasi, yaitu kredit yang
diberikan kepada debitur berstatus badan hukum (corporate
loans) dan dalam jumlah kredit berskala menengah/besar.
2) Kredit bagi debitur perorangan, yaitu kredit yang diberikan
kepada debitur berstatus perorangan (personal loans) dan
jumlah kredit berskala kecil.
e. Menurut Segmen Usaha
1) Whole Loans, yaitu kredit yang diberikan kepada individu
maupun korporasi untuk menjalankan bidang usaha,
tambahan modal kerja. Kredit semacam ini ada kesamaan
dengan kredit komersial.
2) Retail Loans, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah
(debitur) untuk tujuan konsumsi. Kredit semacam ini ada
kesamaan dengan kredit konsumtif.
f. Menurut Sifat Pemakaian Dana
1) Kredit Revolving, yaitu kredit yang dananya dapat ditarik
berulang-ulang, artinya kredit dapat ditarik sekaligus atau
secara bertahap bergantung pada kebutuhan debitur.
2) Kredit non-Revolving yaitu kredit yang dananya dilakukan
sekaligus dan pelunasannya dilakukan secara bertahap
maupun sekaligus.
g. Menurut Sumber Dana Pembiayaan
1) Kredit Likuiditas yaitu kredit yang sebagian sumber dana
pembiayaan diperoleh melalui kredit Likuiditas Bank
Indonesia (LKBI).
2) Kredit pihak ketiga, yaitu kredit yang sebagian sumber dana
pembiayaannya diperoleh dari dana pihak ketiga (giro,
C. Usaha Kecil dan Mikro
1. Pengertian UKM (Usaha Kecil dan Mikro)
Dalam bukunya Hubeis (2009 :20) disebutkan seperti di bawah :
a. Menurut BPS, UKM adalah perusahaan atau industri dengan
pekerja antara 5-19 orang.
b. Menurut Bank Indonesia: UKM adalah perusahaan atau industri
dengan karakteristik berupa :
1) Modalnya kurang dari Rp 20 juta.
2) Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana
Rp 5 juta.
3) Memiliki asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan
bangunan, dan
4) Omzet tahunan kurang atau sama dengan Rp 1 Miliar.
c. Menurut Departemen Perindustran dan Perdagangan :
1) Perusahaan memiliki asset maksimum Rp 600 juta di luar
tanah dan bangunan (Menurut Departemen Perindustrian
sebelum digabung)
2) Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25 juta
(Menurut Departemen Perdagangan sebelum digabung)
d. Menurut Departemen Keuangan: UKM adalah perusahaan yang
memiliki omzet maksimum Rp 600 juta per tahun dan atau asset
e. Menurut Departemen Kesehatan: Perusahaan yang memiliki
penandaan standar mutu berupa sertifikat penyuluhan (SP), Merk
Dalam Negeri (MD), dan Merk Luar Negeri (ML).
[image:42.612.104.509.172.675.2]2. Kriteria UMKM
Tabel 2.1 Kriteria UMKM
Usaha Mikro
a. Memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 50.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan barang bangunan.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00
Usaha Kecil
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
Usaha Menengah
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 sampai paling banyak Rp 10.000.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00
3. Pembinaan dan Pengembangan
Dalam Bab V pasal 14 UU No.25 tahun 1992, tentang Usaha Kecil,
Mikro, dan Menengah, menyebutkan bahwa:
Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pembinaan dan
pengembangan Usaha Kecil dalam bidang:
a) Produksi
b) Pemasaran
c) Sumber Daya Manusia, dan
d) Teknologi
Dalam pasal 15 menyebutkan bahwa:
Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pembinaan dan
pengembangan dalam bidang produksi dan pengolahan dan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a dengan:
a) Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan
pengolahan.
b) Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan.
c) Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana
produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan
4. Kemitraan
Dalam Bab VII pasal 26 UU No.25 tahun 1992, tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah, menyebutkan bahwa:
1) Usaha Menengah dan Usaha Besar melaksanakan hubungan
kemitraan dengan Usaha Kecil, baik yang memiliki maupun
yang tidak memiliki keterkaitan usaha.
2) Pelaksanaan hubungan kemitraan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diupayakan kearah terwujudnya keterkaitan usaha.
3) Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan dan
pengembangan dalam salah satu atau lebih bidang produksi dan
pengolahan, pemasaran, permodalan, sumberdaya manusia, dan
teknologi.
4) Dalam melakukan hubungan kemitraan kedua belah pihak
mempunyai kedudukan hukum yang setara.
D. Tenaga Kerja
1. Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang
mempunyai keinginan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan, pada tingkat gaji atau upah tertentu dalam rentang waktu
2. Pengertian Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik
sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena
suatu sebab, seperti patani yang sedang menunggu panen/hujan,
pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Disamping itu
mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari
pekerjaan atau mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja secara
tidak optimal disebut pengangguran. Bukan angkatan kerja adalah
mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa
mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya, dan tidak
melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan kedalam kategori
bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan.
3. Pengertian Kesempatan Kerja.
Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja.
Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat juga disebut sebagai
kesempatan kerja. Kesempatan kerja itu sendiri adalah suatu keadaan
yang menggambarkan terjadinya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi
pencari kerja. Kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam UUD
menciptakan lapangan kerja bagi anggota masyarakat karena hal ini
berhubungan dengan usaha masyarakat untuk mendapat penghasilan.
E. Modal
1. Pengertian Modal
Gilarso (2002:97) Dalam ilmu ekonomi istilah modal adalah sumber
daya yang dihasilkan oleh manusia untuk membantu proses produksi
menghasilkan barang dan jasa. Capital juga berarti dana uang yang
diperlukan untuk membiayai pembelian barang-barang produksi. Modal
juga dapat berupa Capital Goods, yakni segala sumber daya selain kerja
manusia dan pemberian alam, yang dipergunakan dalam proses
produksi, atau hasil produksi yang dipakai sebagai sarana atau alat
untuk menghasilkan barang lain. Modal dalam arti barang modal sering
disebut modal konkret atau sumber daya misalnya bangunan dan
konstruksi, mesin-mesin, dan alat-alat produksi lainnya (Gilarso,
2002:96).
2. Jenis Modal
Jenis-jenis modal terdiri dari :
a. Modal Asing/Utang
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang
sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi
yang pada saatnya harus dibayar kembali. Selanjutnya modal asing
atau utang ini dibagi lagi menjadi tiga golongan yaitu :
1) Modal asing/utang jangka pendek (short-term debt) yaitu
jangka waktunya pendek berkisar kurang dari 1 tahun.
2) Modal asing/utang jangka menengah (intermediate- term debt)
dengan jangka waktu antara 1 sampai 10 tahun.
3) Modal asing/utang jangka panjang (long- term debt) dengan
jangka waktu lebih dari 10 tahun.
b. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan
dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak
tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut
likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu likuiditasnya. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern (dari
dalam perusahaan) yaitu modal yang dihasilkan sendiri di dalam
perusahaan dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern ialah modal yang
F. Hasil Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan Penelitian Enggar Pradipta Widyaresti, dan Achma Hendra
Setiawan (2012) yang berjudul “Analisis peran BRI Unit Ketandan dalam pemberian kredit usaha rakyat bagi pengusaha mikro dan kecil di
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten”, menunjukkan: 1. Modal
Terjadi peningkatan variabel modal usaha mikro dan kecil di
Kecamatan Ngawen dari rata-rata sebelum mendapatkan KUR dari BRI
Unit Ketandan sebesar Rp 2.545.882,00 menjadi Rp 8.417.647,00
setelah mendapatkan pinjaman KUR dari BRI Unit Ketandan, atau
mengalami peningkatan sebesar 230 %.
2. Produksi
Terjadi peningkatan variabel produksi usaha mikro dan kecil di
Kecamatan Ngawen dari rata-rata sebelum mendapatkan KUR dari BRI
Unit Ketandan adalah sebesar Rp 2.184.706,00 namun setelah
mendapatkan KUR dari BRI Unit Ketandan meningkat dengan rata-rata
sebesar Rp 7.500.000,00 atau meningkat sebesar 243 %.
3. Omzet Penjualan
Terjadi peningkatan pada variabel omzet penjualan usaha mikro dan
kecil di Kecamatan Ngawen dari rata-rata sebelum mendapatkan KUR
mendapatkan pinjaman KUR dari BRI Unit Ketandan meningkat
sebesar Rp 8.618.824,00 atau meningkat sebesar 202 %.
4. Keuntungan
Terjadi peningkatan pada variabel keuntungan Usaha Mikro dan Kecil
dari rata-rata sebelum mendapatkan KUR dari BRI Unit Ketandan
adalah sebesar Rp 715.294,00 menjadi Rp 2.067.647,00 atau
mengalami peningkatan sebesar 189 %.
G. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir
Mengingat Krisis Ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997,
Usaha Mikro dan Kecil mampu bertahan dalam keadaan tersebut.
Keberadaannya mampu mendongkrak kembali keterpurukan ekonomi
yang dialami oleh Indonesia. Sejak itu pemerintah mulai
memperhatikan perkembangan Usaha Mikro, dan Kecil masyarakat
melalui berbagai kebijakan kredit mikro yang disalurkan salah satunya
lewat Lembaga Keuangan Mikro. Di LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak, Usaha Mikro dan Kecil bergerak dalam berbagai
macam usaha, misalnya perdagangan, peternakan, pertanian, dan jasa.
Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro KUBE “Sejahtera” di Kecamatan Pandak sebagai pihak penyalur kredit bagi Usaha Mikro
Kecil dan Mikro yang menjadi nasabah LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak mampu mengembangkan usahanya.
2. Hipotesis
Berdasarkan Rumusan masalah dan kajian teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut :
a. Ada perbedaan modal Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat,
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
b. Ada perbedaan jumlah mitra Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat,
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM- KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
c. Ada perbedaan jumlah tenaga kerja Usaha Mikro dan Kecil
Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-
KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
d. Ada perbedaan jumlah omzet penjualan Usaha Mikro dan Kecil
Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-
KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
e. Ada perbedaan jumlah keuntungan Usaha Mikro dan Kecil
Masyarakat, sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
a. Kuantitatif Deskriptif
Penelitian Kuantitatif deskriptif ini bertujuan untuk menjelaskan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, dan berbagai variabel
yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu
berdasarkan apa yang terjadi Bungin, (2011:44).
b. Studi Komparasi
Jenis penelitian studi komparasi adalah jenis penelitian perbandingan.
Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan variabel modal, mitra,
jumlah tenaga kerja, jumlah omzet penjualan dan jumlah keuntungan,
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit. Jadi dalam penelitian ini
berhubungan dengan perbedaan modal, mitra, tenaga kerja, dan omzet
penjualan, pada Usaha Mikro dan Kecil, sebelum dan sesudah
mendapatkan kredit dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini hanya
berlaku untuk Usaha Kecil dan Mikro yang mendapatkan kredit LKM-
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan
Pandak Kabupaten Bantul. Peneliti memilih lokasi ini dengan alasan,
Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul
yang menjadi nasabah LKM-KUBE “Sejahtera” berprofesikan sebagai
pemilik Usaha Mikro dan Kecil, dan LKM-KUBE “Sejahtera” sendiri
memiliki tujuan menyalurkan dana untuk masyarakat yang memiliki
usaha yang sedang berkembang seperti halnya Usaha Mikro dan Kecil.
b. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2013.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat yang
mendapatkan kredit dari LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul.
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah perkembangan Usaha Mikro dan Kecil
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto, (2006 : 130).
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Usaha Mikro
dan Kecil masyarakat yang mendapatkan kredit dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul yang berjumlah 30
Usaha Mikro dan Kecil.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiyono, (2008:81).
3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam Penelitian ini karena jumlah populasi kurang dari 100 dan
peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil maka
peneliti memilih sampelnya adalah sampel jenuh yang terdiri dari
semua anggota populasi yaitu 30 Usaha Mikro dan Kecil yang
memperoleh kredit dari LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
a. Modal usaha (X1) adalah jumlah uang dan barang yang digunakan
oleh Usaha Mikro dan Kecil dalam kegiatan usahanya yang terdiri
sedangkan modal kerja yaitu, piutang, sediaan barang, sediaan
bahan, dan perlengkapan. Pengukuran dilakukan dengan
menjumlahkan modal tetap dan modal kerja yang dimiliki tiap
Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat, dalam kurun waktu 6 bulan
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit pertama dari
LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul, dinilai
dengan satuan rupiah.
b. Mitra (X2) adalah jumlah pihak pendukung yang terkait dan
berkepentingan di dalam Usaha Mikro dan Kecil, yaitu pemasok,
pelanggan (Distributor) dan pengecer (Konsumen), yang bersama
Usaha Mikro dan Kecil sudah membangun hubungan bisnis.
Pengukuran Mitra usaha dilakukan dengan menjumlahkan
pihak-pihak yang terkait dalam mendukung berkembangnya Usaha
Mikro dan Kecil yang terdiri dari pelanggam, pemasok, penyalur,
dan pengecer, dalam kurun waktu 6 bulan sebelum dan sesudah
mendapatkan kredit pertama dari LKM-KUBE “Sejahtera”
Kecamatan Pandak Kabupaten Bantuk, dinilai dengan satuan unit.
c. Tenaga kerja (X3) adalah jumlah sumber daya manusia yang
terkait dalam membantu berjalannya Usaha Mikro dan Kecil,
dalam hal produksi dan manajemen, yang mendapatkan gaji dari
pemilik usaha. Pengukuran jumlah tenaga kerja dapat diketahui
produksi dan manajemen yang mendapatkan gaji pemilik usaha
dalam kurun waktu 6 bulan sebelum dan sesudah mendapatkan
kredit pertama dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul, dan dinilai dengan satuan orang.
d. Omzet penjualan (X4) adalah jumlah keseluruhan atas penjualan
produk Usaha Mikro, dan Kecil perbulan. Pengukran Omzet
Penjuaan berdasarkan jumlah pendapata kotor perbulan yang
diperoleh dari hasil penjualan dinilai dengan satuan rupiah, dalam
kurun waktu 6 bulan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit
pertama dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul.
e. Keuntungan (X5) adalah selisih antara omzet penjualan perbulan
dan biaya usaha perbulan. Keuntungan dapat diukur dengan
menghitung total penjualan perbulan dikurangi total biaya usaha
perbulan, dengan satuan rupiah, dalam kurun waktu 6 bulan
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit pertama dari
2. Pengukuran
Tabel 3.1.Pengukuran Variabel
Variabel Indikator Pengukuran Alat Ukur Modal Jumlah mesin
produksi, peralatan, piutang, sediaan barang, sediaan bahan, dan perlengkapan
Rasio 10, 11, 12, 13, 14, 15, dst. (Rupiah)
Mitra Jumlah pelanggan, pemasok, dan pengecer, yang bersama usaha mikro dan kecil sudah membangun hubungan bisnis.
Rasio 1, 2, 3, 4… (unit) Tenaga Kerja Jumlah Tenaga kerja yang mendapatkan gaji dari pemilik usaha
Rasio 1,2,3,4…(Orang)
Omzet Penjualan
jumlah keseluruhan atas penjualan produk usaha mikro, dan kecil perbulan.
Rasio 1juta, 2juta, 3juta. (Rupiah)
Keuntungan selisih antara Omzet Penjualan perbulan dan total biaya usaha perbulan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data serta
keterangan yang diperlukan adalah :
1. Data Primer
Peneliti menggunakan data primer berupa kuesioner. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun
hal-hal yang ia ketahui. Untuk mengumpulkan data mengenai Kondisi
Usaha Mikro dan Kecil yang dijalankannya, sebelum dan sesudah
mendapatkan kredit dari LKM- KUBE “Sejahtera” Kacamatan Pandak
Kabupaten Bantul.
a. Data Sekunder
Peneliti menggunakan data sekunder berupa dokumentasi.
Dokumentasi adalah data dari Lembaga Keuangan Mikro setempat,
mengenai nasabah yang memiliki Usaha Mikro dan Kecil yang
mendapatan kredit dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
G. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data masing-masing variable
berdistribusi normal apa tidak maka dilakukan uji normalitas.
Pengajuan normalitas yang digunakan adalah dengan uji
Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov memusatkan
perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (Xi) –
SN terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji
Kolmogorov Smirnov untuk normalitas sebagai berikut Ghozali,
(2002:36)
| |
Keterangan:
= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
=Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Pengambilan keputusan berdasarkan hasil tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Jika nilai asymp.sig< taraf nyata (0,05), maka distribusi data
variable penelitian dinyatakan tidak normal.
b) Jika nilai asymp. Sig> taraf nyata (0,05), maka distribusi data
variable penelitian dinyatakan normal.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis mengenai perbedaan pada modal, tenaga kerja,
mitra usaha, dan omzet penjualan, pada Usaha Mikro dan Kecil
Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul, sebelum dan sesudah menerima
kredit dari LKM selama kurun waktu 6 bulan dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Perumusan hipotesis :
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan pada tiap-tiap variabel
Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat, dalam jangka waktu 6 bulan
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
Ha : Ada perbedaan yang signifikan pada tiap-tiap variabel Usaha
Mikro dan Kecil Masyarakat, dalam jangka waktu 6 bulan
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesisnya menggunakan rumus: Uji
beda rata-rata sampel berpasangan (Paired sample T-test).
√ ⁄
Keterangan :
T = Nilai t yang dihitung / t hitung
D = Mean (Rata-rata selisih pengukuran 1 & 2)
Sd = Standar Deviasi selisih pengukuran 1 & 2.
N = jumlah sampel
Keputusan :
a. Jika nilai asymp.sig< taraf nyata (0,05), maka tolak Ho terima
Ha yang artinya ada perbedaan pada tiap-tiap variabel Usaha
Mikro dan Kecil Masyarakat, dalam jangka waktu 6 bulan
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
b. Jika nilai asymp. Sig> taraf nyata (0,05), maka tolak Ha terima
Ho yang artinya tidak ada perbedaan pada tiap-tiap variabel
Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat, dalam jangka waktu 6
bulan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari
40 BAB IV
GAMBARAN UMUM, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Pengertian
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang didirikan
dan dimiliki oleh warga masyarakat untuk memecahkan masalah/kendala
permodalan dan kebutuhan dana yang dihadapi oleh anggota. Lembaga
Keuangan Mikro-Kelompok Usaha Bersama (LKM-KUBE) adalah LKM
yang merupakan program/kegiatan lanjutan dari KUBE-BLPS, sehingga
secara organisasional pembentukannya terdiri atas KUBE-KUBE berkinerja
baik di suatu lokasi tertentu (dalam satu wilayah kecamatan).
2. Tujuan
a. Terciptanya persamaan persepsi dalam pelaksanaan kegiatan
menumbuhkan dan mengembangkan LKM-KUBE “Sejahtera”
b. Terciptanya kesamaan gerak dan langkah dalam pelaksanaan kegiatan
penumbuhan dan pembangunan LKM-KUBE “Sejahtera”
c. Tercapainya proses dan pencapaian hasil yang optimal dalam pelaksanaan
d. Terwujudnya LKM-KUBE “Sejahtera” yang efektif dan efisien sebagai
media penanggulangan kemiskinan
3. Sasaran
Sasaran pengguna buku data anggota LKM-KUBE ini adalah :
a. Penyelenggara program/kegiatan penanggulangan kemiskinan terutama
Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin Bidang Pengembangan Sosial Dinas
Sosial Provinsi DIY.
b. Pemerintah Daerah khususnya Dinas Sosial Provinsi DIY dan Kabupaten
sebagai penanggung jawab fungsional pelaksanaan program/kegiatan
penanggulangan kemiskinan.
c. Lembaga/Organisasi sosial dan swasta yang terkait langsung dalam
program/kegiatan penanggulangan kemiskinan
d. Pendamping dan Pengelola LKM-KUBE
e. Peserta KUBE yang terkait dalam kegatan LKM-KUBE.
4. Landasan Operasional
a. UUD 1945
b. UU No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
c. Peraturan Pemerintah RI No 42 tahun 1981 tentang Pelayanan
Kesejahteraan Sosal bagi masyarakat Miskin.
d. Inpres No. 15 Tahun 2010 tentang Tim Nasional Percepatan
e. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 84/HUK/1997 tentang Pelaksanaan
Pemberian Bantuan Sosal bagi Keluarga Masyarakat Miskin.
f. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 19/HUK/1998 tentang Pelayanan
Kesejahteraan Sosial bagi Keluaga Masyarakat Miskin yang
diselenggarakan oleh Masyarakat
g. Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Gubernur Bank
Indonesia No. 351. 1/KMK.010/2009; No.900-639A Tahun 2009;
No.01/SKB/M.KUKMI/IX/2009; No.11/43A/KEP.GBI/2009, tentang
Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro.
5. Landasan Konsep
a. LKM-KUBE merupkan upaya penanggulangan kemiskinan yang
dilaksanakan secara berkelanjutan dengan menggunakan media KUBE
dan LKM. Pada konteks ini KUBE merupakan embrio dari LKM.
Sebaliknya LKM merupakan program/kegiatan lanjutan dari serangkaian
upaya menumbuh kembangkan KUBE dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, khususnya bagi masyarakat miskin.
b. Upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi masyarakat miskin
melalui LKM-KUBE ini prinsipnya tidak hanya menggunakan
pendekatan ekonomi masyarakat, namun tetap menekankan
dilaksanakan secara seimbang, selaras dan serasi demi tercapainya
kesejahteraan sosial masyarakat. Dimensi ekonomi ditempuh melalui
ekonom kerakyatan, dengan tujuan meningkatkan pendapatan dan daya
beli masyarakat. Sedangkan dimensi sosial diarahkan pada upaya
pemberdayaan yang didasarkan pada prinsip dari, oleh dan untuk
masyarakat miskin anggota KUBE. Tujuan utamanya adalah untuk
penguatan kompetensi individu dan apasitas kelembagaan yang ditempuh
melalui pendekatan kelompok dan terpenuhi legalitasnya.
6. Legalitas Lembaga
Pembentukan LKM-KUBE diarahkan pada keorganisasian yang
operasional. Dalam arti memiliki struktur yang rampin tetapi kaya fungsi.
Mengingat prosesnya yang merupakan bagian dari serangkaian
program/kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi masyarakat
miskin, maka legalitas pembentukan LKM-KUBE adalah :
a. Pada tahap awal pembentukan, Legalitas LKM-KUBE dikukuhkan
melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi DIY, dalam
kedudukannya sebagai lembaga yang pembentukannya difasilitasi Bidang
Pengembangan Sosial
b. Kelengkapan administrasi
1) Akte Notaris atau legalitas dari pemerintah daerah setempat
3) Kantor sekertariat
4) Anggaran dasar/anggaran rumah tangga (Ad/ART)
5) NPWP
6) Rekening Bnk
7. Struktur dan Pelaksanaan Organisasi
Struktur organisasi LKM-KUBE terdiri dari :
a. Rapat Anggota Tahunan (RAT)
b. Dewan Pendiri
c. Dewan Pengurus
d. Dewan Pengawas
e. Manajer Umum
f. Kasir
g. Manajer Pembukuan
h. Manajer Penggalangan Dana
i. Manajer Pembiayaan
j. Anggota LKM-KUBE
8. Pembentukan LKM-KUBE
a. Kriteria KUBE Program Lanjutan
Program lanjutan ini ditujukan untuk memperkuat permodalan kelompok
sosial yang telah siap menuju kemandirian. Untuk meminimalisir ketidak
berhasilan di lapangan dan terbatasnya sumber dana stimulant yang
tersedia, maka KUBE pengembangan yang akan mendapatkan program
lanjutan ini perlu dilakukan seleksi yang ketat dengan kriteria sebagai
berikut :
1) Memiliki perkembangan atau penamahan asset/modal dari modal awal
setelah menerima dana BLPS
2) Anggota KUBE memiliki kemauan untuk mengurangi ketergantungan
bantuan sosial dalam mengelola UEPnya
3) Memiliki potensi dan peluang pasar yang baik dalam mengembangkan
usaha
4) Diusulkan Dinas Sosial Kabupaten
b. Tahap Pembentukan
1) Identifikasi Potensi
Tujuan dari kegiatan ini untuk menelusuri potensi yang berkembang di
sekitar KUBE dan pendkatan terhadap tokoh masyarakat. Penelusuran
ini untuk menentukan layak atau tidaknya LKM-KUBE didirikan di
tempat tersebut. Kegiatan Identifikasi potensi ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran sumber daya yang dapat mendukung
keberlanjutan program yang meliputi :
a) Informasi anggota KUBE dalam mengelola usaha-usaha ekonomi
b) Kesiapan masyarakat untuk mendukung keberlanjutan program
penanggulangan kemiskinan
c) Prospek pengembangan usaha
d) Peluang pasar
e) Konsultasi dengan toko-tokoh masyarakat serta Kepala Desa atau
Camat
f) Meminta dukungan secara sosial dan ekonomi dari tokoh formal
dan non-formal masyarakat setempat.
2) Prospek Penyusulan
Dinas Sosial Kabupaten yang telah mendapatkan Program
Penanggulangan Kemiskinan melalui Bantuan Langsung
Pemberdayaan Sosial dari Pusat maupun Pengembangan KUBE
melalui dana APBD diberi kesempatan untuk mengajukan usulan
program lanjutan LKM-KUBE.
3) Verifikasi dan Penjajagan
Setiap usaulan dari Dinas Sosial yang disampaikan dilakukan
verivikasi proposal. Proposal yang telah memenuhi syarat atau kriteria
dari hasil verifikasi maka dilanjutkan dengan penjajagan ke lapangan.
Penjajagan ini sangat memiliki nilai penting, karena akan menentukan
layak tidaknya KUBE mendapatkan program lanjutan dan kesiapan
4) Sosialisasi Pelaksanaan Kegiatan
Untuk menyampaikan informasi-informasi yang berhubungan dengan
kebijakan dan implementasi program lanjutan LKM-KUBE sehingga
tercipta kesamaan persepsi dan munculnya umpan balik terhadap
penyempurnaan pelaksanaan program lanjutan.
5) Perekrutan Calon Pendamping dan Pengelola
Pendampng dan Pengelola direkrut bukan dari anggota KUBE dengan
tujuan agar dapat bekerja dengan jujur dan adil.
6) Pelatihan
Tujuan Pelatihan :
a) Meningkatkan Pengetahuan Pendamping dan Pengelola dala
pengelolaan LKM-KUBE
b) Meningkatkan keterampilan Pendamping dan Pengelola
LKM-KUBE dalam penanggulangan kemiskinan
c) Meningkatkan komitmen Pendamping dan Pengelola LKM-KUBE
dalam penanggulangan kemiskinan
d) Mengembangkan sikap professional sebagai pendamping dan
pengelola LKM-KUBE.
c. Pelaksanaan
1) Melaksanakan musyawarah pengurus KUBE
9. Pengelolaan LKM-KUBE
a. Penyaluran dan Pemanfaatan Dana Stimulan UEP
Dana Stimulan UEP merupakan dukungan pemerintah