• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Arus Kas Operasi terhadap Financial Distress: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Arus Kas Operasi terhadap Financial Distress: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Financial distress merupakan suatu keadaan dimana arus kas operasi tidak cukup untuk memenuhi kewajiban-kewajiban lancarnya seperti hutang dagang ataupun biaya bunga. Financial distress itu bisa berarti mulai dari kesulitan likuidasi (jangka pendek), yang merupakan financial distress yang paling ringan sampai ke pernyataan kebangkrutan, yang merupakan financial distress yang paling berat. Sedangkan mengenai kesulitan keuangan jangka pendek yang sifatnya sementara dan terlihat tidak terlalu buruk, tetapi jika tidak ditangani secepat mungkin akibatnya dapat menjadi kesulitan keuangan yang fatal dan jika terjadi berlarut-larut, perusahaan akan dilikuidasi ataupun direorganisasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio arus kas operasi terhadap financial distress. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Causal Explanatory. Pengujian data melalui uji asumsi klasik. Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis regresi berganda, dan pengujian hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Profitabilitas (X1) berpengaruh terhadap Financial Distress (Y). Leverage (X2) berpengaruh terhadap Financial Distress (Y). Arus Kas Operasi (X3) berpengaruh terhadap Financial Distress (Y). sedangkan secara simultan Profitabilitas (X1), Leverage (X2) dan Arus Kas Operasi (X3) berpengaruh secara simultan terhadap Financial Distress (Y).

(2)

ABSTRACT

Financial distress is a condition in which operating cash flow is not sufficient to meet its current obligations such as accounts payable or interest charges. It could mean financial distress from difficulty liquidation (short-term), which is the lightest financial distress to the declaration of bankruptcy, which is the most severe financial distress. As for short-term financial difficulties are temporary and do not look too bad, but if not treated as soon as possible the consequences can be fatal financial difficulties and the case drags on, the company will be liquidated or reorganized.

The purpose of this study was to determine the profitability ratio, leverage ratio and the ratio of operating cash flow to financial distress. The method used is Explanatory Causal research methods. Testing data through classical assumption. Statistical analysis used is multiple regression analysis, and hypothesis testing. The results showed that partially Profitability (X1) effect on Financial Distress (Y). Leverage (X2) effect on Financial Distress (Y). Operating Cash Flow (X3) influence on Financial Distress (Y). while simultaneously Profitability (X1), Leverage (X2) and Operating Cash Flow (X3) simultaneously on Financial Distress (Y).

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

2.1.4 Financial Distress ... 17

2.1.5 Teori Sinyal ... 21

2.1.6 Laporan Keuangan ... 22

2.1.7 Penelitian Terdahulu ... 25

2.2 Rerangka Pemikiran ... 37

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 39

2.3.1 Rasio Leverage terhadap Financial Distress ... 39

2.3.2 Rasio Profitabilitas terhadap Financial Distress ... 40

2.3.3 Rasio Aktivitas terhadap Financial Distress ... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 42

(4)

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 52

3.5.3.1 Uji F ... 52

3.5.3.2 Uji t ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Hasil Penelitian ... 54

4.1.1 Perkembangan Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 54

4.1.2 Perkembangan Leverage pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 59

4.1.3 Perkembangan Arus Kas Operasi pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 63

4.1.4 Perkembangan Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 68

4.1.5 Perkembangan Profitabilitas, Leverage, Arus Kas Operasi Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 73

4.1.6 Uji Asumsi Klasik ... 73

4.1.6.1 Uji Normalitas ... 73

4.1.6.2 Uji Multikolinearitas ... 75

4.1.6.3 Uji Autokorelasi ... 76

4.1.6.4 Uji Heterokedastisitas ... 77

4.1.7 Regresi Linear Berganda ... 78

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 88

5.3 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran ... 38 Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek

Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 58 Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Leverage pada Perusahaan Manufaktur

Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia

Periode Tahun 2011-2014 ... 62 Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Arus Kas Operasi pada Perusahaan

Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek

Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 67 Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Financial Distress pada Perusahaan

Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 31

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 45

Tabel 4. Kondisi Perkembangan Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 55

Tabel 4.2 Kondisi Perkembangan Leverage pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 59

Tabel 4.3 Kondisi Perkembangan Arus Kas Operasi pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 63

Tabel 4.4 Kondisi Perkembangan Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 ... 69

Tabel 4.5 Uji Normalitas |Data ... 74

Tabel 4.6 Multikolinearitas ... 75

Tabel 4.7 Autokorelasi ... 76

Tabel 4.8 Analisis Regresi Berganda ... 78

Tabel 4.9 Uji Hipotesis F ... 81

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Rekapitulasi Laporan Keuangan Perusahaan ... 95

Lampiran B Hasil Output SPSS ... 99

Lampiran C Tabel Distribusi F ... 102

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perekonomian dunia pada masa kini berkembang secara global dengan pesat. Hal ini didukung dengan meluasnya era globalisasi. Perusahaan yang kuat akan semakin mendapatkan keuntungan, sedangkan perusahaan yang baru berdiri atau berkembang akan berada pada posisi sulit dalam persaingan. Banyak perusahaan akan mengalami kesulitan dalam proses operasinya, dan berdampak pada krisis keuangan perusahaan. Krisis keuangan jelas terasa pada tahun 2015 ini, terbukti dengan nilai tukar rupiah yang semakin merosot dan melemah, sehingga melipatgandakan nilai utang luar negeri.

(9)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha tersebut memiliki kinerja yang menunjukkan laba operasinya negatif, laba bersih negatif, nilai buku ekuitas negatif, dan perusahaan yang melakukan merger (Brahmana, 2007). Keadaan lain dari financial distress adalah banyaknya perusahaan yang cenderung mengalami kesulitan likuiditas, dimana ditunjukkan dengan semakin turunnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur (Hanifah, 2013).

(10)

BAB I Pendahuluan 3

mungkin akibatnya dapat menjadi kesulitan keuangan yang fatal dan jika terjadi berlarut-larut, perusahaan akan dilikuidasi ataupun direorganisasi. Dalam suatu kasus likuidasi lebih baik untuk dilakukan apabila nilai likuidasi aset perusahaan adalah lebih besar jika dibandingkan dengan nilai perusahaan apabila diteruskan (Wardhani, 2006). Menurut Brahmana (2007), financial distress terjadi karena perusahaan tidak mampu mengelola dan menjaga kestabilan kinerja keuangan perusahaannya yang bermula dari kegagalan dalam mempromosikan produknya yang berakibat pada turunnya penjualan sehingga dengan pendapatan yang menurun dari sedikitnya penjualan memungkinkan perusahaan mengalami kerugian operasional dan kerugian bersih untuk tahun berjalan. Sedangkan kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha yang telah dicapai, kewajiban yang harus dilunasi dan potensi kebangkrutan yang akan terjadi, umumnya model financial distress berpegang pada data kebangkrutan, karena data ini mudah diperoleh (Iramani, 2007).

Sedangkan Platt dan Platt dalam Luciana (2004), menyatakan bahwa financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum kebangkrutan ataupun likuidasi. Metode penelitian dan riset financial distress mulai berkembang dari riset kebangkrutan mengarah pada kesehatan perusahaan (financial distress). Terdapat berbagai cara untuk melakukan pengujian bahwa suatu perusahaan mengalami financial distress (Platt dan Platt, 2004) seperti: 1. Adanya pemberhentian tenaga kerja atau tidak melakukan pembayaran dividen

(11)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha 2. Interest coverage ratio (Asquith, Gertner dan Scharfstein,1994).

3. Arus kas yang lebih kecil dari utang jangka panjang saat ini (Whitaker, 1999). 4. Laba bersih operasi (net operating income) negatif (Hofer,1980; Whitaker,

1999).

5. Adanya perubahan harga ekuitas (John, Lang dan Netter, 1992).

6. Perusahaan dihentikan operasinya atas wewenang pemerintah dan perusahaan

tersebut dipersyaratkan untuk melakukan perencanaan restrukturisasi (Tirapat dan Nittayagasetwat,1999).

7. Perusahaan mengalami pelanggaran teknis dalam hutang dan diprediksi perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan pada periode yang akan datang (Wilkins, 1997).

(12)

BAB I Pendahuluan 5

tidak mampu keluar dari kondisi seperti yang telah dijelaskan di atas, dengan demikian perusahaan tersebut akan mengalami kapailitan atau kebangkrutan. Maka dari itu diperlukan berbagai upaya untuk mencegah suatu perusahaan agar tidak terjebak pada kondisi financial distress, salah satunya adalah melakukan prediksi financial distress di suatu perusahaan.

(13)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan posisi keuangan, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan

lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan (Widarjo dan Setiawan, 2009).

Penelitian-penelitian tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Altman (1968), dalam penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat bemanfaat untuk memprediksi kegagalan atau kebangkrutan suatu perusahaan dengan tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan sebesar 94% dan 95% benar dalam penelitiannya. Model Altman ini dikenal dengan Z-Score, yaitu score yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan suatu perusahaan.

(14)

BAB I Pendahuluan 7

leverage yang biasa digunakan adalah rasio utang (debt-asset ratio) yaitu total utang dibagi dengan total aktiva. Rasio ini memperlihatkan proporsi seluruh aktiva yang didanai oleh hutang (Fraser dan Ormiston, 2008) dalam Hanifah (2013).

Riset penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2012), memberikan jawaban bahwa beberapa penyebab perusahaan mengalami financial distress dapat dianalisis dengan menggunakan financial ratio dan management capability sebagai prediktor. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2005-2010. Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan positif terhadap prediksi perusahaan yang sedang mengalami financial distress, sedangkan variabel-variabel yang lainnya seperti CR, TATO, CATO, ROE, ROA, WCTA, dan management capability mempunyai hubungan negatif dalam mempengaruhi prediksi financial distress di suatu perusahaan.

(15)

BAB I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha dimilikinya (Ang, 1997) dalam Hanifah, (2013). ROA merupakan rasio profitabilitas yang paling sewajarnya digunakan oleh penelitian sebelumnya untuk jenis perusahaan manufaktur. Penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2004) menunjukkan bahwa NITA atau ROA berpengaruh terhadap terjadinya kondisi financial distress. Serupa dengan penelitian Almilia (2004) dilakukan pula penelitian oleh Salehi (2009) yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap terjadinya kesulitan keuangan.

(16)

BAB I Pendahuluan 9

semakin melemah mencapai Rp 13.400 per dolar AS, dan pada bulan Agustus tahun 2015 melemah lagi mencapai Rp 14.000. Dengan melemahnya nilai tukar rupiah, maka jika suatu perusahaan mengimpor barang dari luar negeri, harga barang tersebut akan menjadi lebih mahal, sedangkan jika suatu perusahaan mengekspor barang hasil produksinya ke luar negeri, maka harga barang yang diekspor tersebut

akan menjadi lebih murah. Karena kondisi seperti itulah suatu perusahaan di Indonesia akan lebih rentan terhadap ancaman financial distress.

(17)

BAB I Pendahuluan 10

Universitas Kristen Maranatha perusahaan karena perusahaan dianggap mengalami permasalahan keuangan atau financial distress. Selanjutnya Wild (2010:108), menyatakan perusahaan yang menguntungkan dapat mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban lancarnya dan memerlukan kas untuk berekspansi, artinya, perusahaan yang menguntungkan tidak menjamin bahwa perusahaan akan terlepas dari masalah kas. Kemampuan untuk menghasilkan arus kas dari operasi penting bagi keuangan yang sehat, tidak ada perusahaan yang dapat bertahan dalam jangka panjang tanpa menghasilkan kas dari operasi. Toto (2008:108), menyatakan eficiency ratio diukur dengan cash flow to sales dan cash flow return on assets. Rasio Cash Flow to Sales mengukur seberapa besar setiap penjualan akan menjadi arus kas operasi. Semakin besar angka cash flow to sales maka semakin banyak kas yang dihasilkan oleh perusahaan.

(18)

BAB I Pendahuluan 11

yang diperoleh pada periode tersebut dan secara implisit bagaimana kinerja perusahaan pada masa lalu dan prospek ke depan perusahaan tersebut, sesuai dengan pernyataan Whitaker (1999) yang menyatakan sebuah perusahaan memiliki pertumbuhan yang baik di masa yang akan datang apabila mempunyai nilai Earnings per Share (EPS) positif secara terus menerus pada setiap periodenya. Sebaliknya, EPS yang negatif dalam beberapa periode menggambarkan prospek earnings yang tidak baik dan juga pertumbuhan perusahaannya sehingga hal tersebut kurang menarik bagi para investor. Dalam kondisi seperti itu perusahaan akan sulit untuk mendapatkan dana dikarenakan pendapatanya negatif, sehingga dapat memicu terjadinya financial distress.

1.2 Rumusan Masalah

(Platt dan Platt, 2002) menyatakan financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Umumnya penelitian tentang kebangkrutan, kegagalan, ataupun financial distress kemungkinan besar menggunakan indikator kinerja keuangan perusahaan sebagai prediksi dalam memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang (Triwahyuningtias, 2012). Dilhat dari latar belakang di atas, penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai berikut:

(19)

BAB I Pendahuluan 12

Universitas Kristen Maranatha 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial

distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014?

3. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan ungakapan rumusan yang digambarkan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh rasio leverage terhadap terjadinya kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap terjadinya kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap terjadinya kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

(20)

BAB I Pendahuluan 13

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang fenomena apakah perusahaan tegolong dalam keadaan financial distress yang membahayakan, serta untuk membantu perusahaan dalam membuat kebijakan yang sesuai serta mengambil keputusan yang tepat.

2. Bagi Manajer

Dapat digunakan sebagai sarana dalam mengambil keputusan sehingga manajer dapat dengan cepat dan tepat menangani perusahaan saat mengalami kesulitan keuangan dan mencegah terjadinya likuidasi

3. Bagi Investor

Penelitian ini dapat memberikan cerminan gambaran informasi yang cukup akurat tentang kondisi perusahaan dan dapat digunakan sebagai pertimbangan sebelum mengambil keputusan dalam berinvestasi.

4. Bagi Kreditur

Membantu kreditur dalam melakukan penilaian kredit, apakah suatu perusahaan layak diberikan sejumlah pinjaman dengan kondisinya, agar sesuai dengan kemampuan perusahaan.

5. Bagi Kalangan akademisi

(21)

86 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas, dengan judul: “Pengaruh Profitabilitas,

Leverage, Arus Kas Operasi Terhadap Financial Distress: Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014”, maka dapat disimpulkan :

1. Kondisi Perkembangan Profitabilitas, Leverage, Arus Kas Operasi dan Financial Distress pada perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014

a. Perkembangan Profitabilitas pada perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan rata-rata profitabilitas sebesar 0,69%, pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan rata-rata profitabilitas masing-masing sebesar 0,33% dan 0,79% b. Perkembangan Leverage pada perusahaan Manufaktur Food and Beverage

yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 umumnya mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjad pada tahun 2013 dan 2014 yaitu sebesar 0,03%, pada periode penelitian.

(22)

BAB V Penutup 87

0,14%, pada tahun 2013 mengalami penurunan CFS sebesar 0,44 dan tahun 2014 kembali mengalami kenaikan sebesar 0,59% pada periode penelitian. d. Perkembangan Financial Distress pada perusahaan Manufaktur Food and

Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014 umumnya mengalami kenaikan. Kenaikan Financial Distress tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 7,70% dan kenaikan Financial Distress terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 3,235 pada periode penelitian.

2. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Arus Kas Operasi Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014

Dari hasil pengujian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa :

a. Dari hasil pengujian secara parsial dari variable independen (variable X) terhadap variable dependen (variable Y) memberikan hasil sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian untuk menguji Pengaruh Profitabilitas (X1),

terhadap Financial Distress (Y) diperoleh hasil bahwa Ho ditolak, artinya secara parsial Profitabilitas (X1) berpengaruh terhadap Financial Distress

(Y) pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014.

(23)

BAB V Penutup 88

Universitas Kristen Maranatha Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014.

3. Hasil pengujian untuk menguji Pengaruh Arus Kas Operasi (X3) terhadap Financial Distress (Y) diperoleh hasil bahwa Ho ditolak. Dengan demikian Secara parsial Arus Kas Operasi (X3) berpengaruh terhadap Financial Distress (Y) pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014

b. Pengujian yang dilakukan antara variabel Profitabilitas (X1), Leverage (X2) dan Arus Kas Operasi (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Financial Distress (Y) secara simultan menunjukkan bahwa diperoleh suatu persamaan regresi Y = 706,771 - 0,617X1 + 418,318X2+ 145,225X3. Berdasarkan uji hipotesis secara simultan diperoleh nilai Fhitung (4,580) > Ftabel (2,839) artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian Profitabilitas (X1), Leverage (X2) dan Arus Kas Operasi (X3) berpengaruh secara simultan terhadap Financial Distress (Y) pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014. Hasil yang diperoleh dari perbandingan probabilitas dengan tingkat signifikan adalah H0 ditolak karena nilai sig. kurang dari 0,05, yaitu 0,006 < 0,05.

5.2 Keterbatasan Penelitian

(24)

BAB V Penutup 89

1. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan food and beverage saja, dan sampel yang digunakan juga jumlahnya hanya 15 perusahaan.

2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 3 variabel saja yaitu profitabilitas, leverage, dan arus kas operasi, padahal mungkin ada variabel lain yang dapat mempengaruhi Financial Distres.

.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran untuk menjadi bahan masukan bagi pihak terkait, antara lain sebagai berikut :

1. Pihak Perusahaan

Diharapkan kepada perusahaan manufaktur, terutama yang memiliki financial distres yang tinggi, terus berupaya untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam memaksimalkan profit, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan profit adalah dengan melakukan efisiensi dan mengefektifkan penggunaan modal sendiri dan keuntungan yang diperoleh harus lebih besar daripada biaya modal sebagai akibat penggunaan kas tersebut yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini menghendaki agar perusahaan dapat meningkatkan laba kotor dan kas agar mampu mempengaruhi keadaan perusahaan tersebut.

2. Bagi pemilik modal atau investor

(25)

BAB V Penutup 90

Universitas Kristen Maranatha terhadap financial distres, karena pergerakan modal kerja sangat dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan berupa laporan keuangan sebagai ukuran kinerja perusahaan dan faktor eksternal perusahaan seperti ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya.

3. Peneliti Selanjutnya

(26)

DAFTAR

PUSTAKA

Alifiah, M., N. Salamudin, dan I. Ahmad. (2012). Prediction of Financial Distress Companies in the Consumer Products Sector in Malaysia. Jurnal. UTM. Almilia, Luciana Spica, dan Kristijadi. (2003). “Analisis Rasio Keuangan Untuk

Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. JAAI. Vol. 7, No. 2.

Almilia, Luciana Spica. (2004). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Jakarta”. JRAI. Vol. 7, No. 1.

Ardiyanto, (2011). Pengaruh Earnings per Share, Deviden Payout Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Investmen, dan Book Value Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Riau. Pekanbaru.

Ashari, Purbayu Budi Santoso. (2005). Analisis statistic dengan Microsoft exel dan SPSS. Yogyakarta.

Brahmana, Rayenda K. (2007). Identifying Financial Distress Condition in Indonesia Manufacture Industry. Birmingham Business School. University of Birmingham. United Kingdom.

Brigham, Eugene F and Philip R. Daves. (2003). Intermediete Financial Management. Eight Edition. Thomson. South-Western. P. 837-859.

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. (2001). Dasar-dasar Manajemen

Elloumi, F. dan Gueyie, J.-P. (2001). "Financial Distress and Corporate Governance: An Empirical Analysis". Corporate Governance. Vol. 1, No. 1, hal.15-23. Fachrudin, Khaira Amalia. (2008). Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal.

Medan: USU Press.

Fitrijanti, Tettet dan Jogiyanto Hartono M. (2002). ”Set Kesempatan Investasi: Konstruksi Proksi dan Analisis Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan

(27)

Daftar Pustaka 92

Universitas Kristen Maranatha

Ghozali, Imam. (2006). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Hanifah, Oktita Earning. (2013). Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Financial Distress Indicators Terhadap Kondisi Financial Distress. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.

Husnan, Suad. (1998). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Indriantoro dan Bambang Supeno. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Edisi ke satu. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Iramani, Rr. (2007). Model Prediksi Financial Distress Perusahaan Go Public di Indonesia (studi pada sector Manufacture). Jurnal Aplikasi Manajemen.

6(1): 183-194.

Jiming, Li danWei wei, Du. (2011). An Empirical Study on the Corporate Financial

Distress Prediction Based on Logistik Model Evidence from Chinas’s

Manufacturing Industry. International Journal of Digital Content Technology. Vol. 5 No. 6.

Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman pengalaman. Cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE.

Khaira Amalia Fachrudin. (2008). Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal. USU Press. Medan.

Lind, Marchal & Wathen. (2008). Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis Dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global. Buku 2, Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

Ong, et al. (2010). Analysis On Financial Performance and Efficiency changes of Malaysian Commercial Banks After Merger and Acquisitions.

Platt, H.D., and M.B. Platt. (2002). Predicting Corporate financial Distress: Reflections on Choice-Based sample Bias. Journal of Economics and finance.Vol. 26, No. 2. Hal: 60-72.

Pranowo Koes, Noer Azam Achsani, Adler. H. Manurung. (2010). “Determinant of Corporate Financial Distress in an Emerging Market Economy : An Empirical Evidence from the Indonesian Stock Exchange 2004-2008”. International Research. Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 52. Prihadi, Toto. (2008). Deteksi Cepat Kondisi Keuangan: 7 Analisis Rasio Keuangan.

(28)

Daftar Pustaka 93

Subramanyam K.R. dan John J. Wild. 2(010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiarto, dkk. (2003). Teknik Sampling. Penerbit Gramedia. Jakarta. Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ugurlu, M., dan Aksoy, H. (2006). Prediction of corporate financial distress in an emerging market: the case of Turkey. Cross Cultural Management: An International Journal. Vol. 13 No. 4, pp. 277-295.

Wahid Sulaiman. (2004). Analisis-Analisis Regresi menggunakan SPSS. Yogyakarta: ANDI.

Wahyuningtyas, Fitria. (2010). Penggunaan Laba dan Arus Kas untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Wardhani, Ratna. 2006. Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan Yang Mengalami Permasalahan Keuangan. Financially Distressed Firms.

Widarjo, Wahyu, dan Setiawan, Doddy. (2009). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Otomotif. Jurnal Bisnis dan Akuntans. Vol. 11, No.2, Agustus. Hlm. 107-119.

Referensi

Dokumen terkait

Berakitan dengan perilaku kejahatan yang banyak dilakukan oleh manajemen puncak tersebut dan dampaknya yang akan terjadi pada kalangan internal organisasi, peneliti

Aspek sosial terkait dengan pengaruh pem bangunan infrastruktur bidang Cipta. Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan,

Setelah peneliti menyelesaikan penelitian analisis manajemen risiko teknologi informasi menggunakan ISO 31000 pada aplikasi AHO office di PT.SAT, untuk peneliti di kemudian hari

Potensi wisata di Provinsi Banten yang menarik minat wisatawan diantaranya adalah pada wisata bahari (Pantai Anyer, Tanjung Lesung, Pantai Carita, Pulau Umang,

Perbedaan kelengkapan pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) berdasarkan Indeks GRI (Global Reporting Initiative) pada Bank Umum Syariah (BUS) di

[r]

[r]

7) Rangkuman Pendalaman Teks Kitab Suci : Pendamping memberikan tafsir dari Yoh 19: 16b-37, dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan