ABSTRACT
Rapid economic growth in Indonesia creates tight competition in business,including retailing business. This make businessman have to work hard to maintain old customers and attract new customers at the same time. One of many ways can be used to gain consumer’s purchase intention is to create and to improve instore atmosphere and outstore atmosphere, commonly known as store atmosphere. The aim of this research is to know the influence of store atmosphere towards consumer’s purchase intention in Borma Toserba Gn,Batu Bandung. The research method used by writer is purposive sampling by spearing questionnaires to 125 respondents. The samples were Bandung’s student collage ever shopping in Borma Toserba Gn.Batu Bandung. Collected data then managed and analyzed using statistic test. Base on managed and processed data, it is acknowledge that sig. = 0,000 < 0,05, so rejected Ho means there are influences between store atmosphere and customers purchase intention in Borma Toserba Gn.Batu Bandung, which is around 55,9%, while 44,1% influenced by other factors excluded in this research. From the result, the writer try to suggest in choosing store atmosphere has to be well-concepted ,consistent, unique, and original.
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Indonesia menciptakan persaingan yang ketat dalam bisnis, termasuk bisnis ritel. Membuat para pengusaha harus bekerja keras untuk mempertahankan pelanggan lama dan menarik pelanggan baru pada saat yang sama. Salah satu dari banyak cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan minat beli konsumen adalah untuk menciptakan dan meningkatkan instore atmosphere dan outstore atmosphere, umumnya dikenal sebagai store atmosphere. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Borma Toserba Gn. Batu Bandung. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah non probability sampling dengan menyebarkan kuesioner kepada 125 responden, Sampel yang di gunakan adalah mahasiswa di kota Bandung yang pernah berbelanja di Borma Toserba Gn.Batu Bandung. Data yang dikumpulkan kemudian dikelola dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Berdasarkan data yang berhasil dan diproses, maka diketahui sig . = 0,000 <0,05, sehingga Ho ditolak berarti ada pengaruh antara store atmosphere dan minat beli konsumen pada Borma Toserba Gn.Batu Bandung, yaitu sebesar 55,9%, sedangkan sisanya 44,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Dari hasil penelitian, penulis mencoba menyarankan dalam memilih tema store atmosphere harus terkonsep dengan baik , konsisten, unik, dan asli.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN ... iv
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7
2.1.1 Manajemen Pemasaran ... 7
2.1.2 Manajemen Ritel ... 7
2.1.3. Bauran Ritel ... 9
2.1.4 Store Atmosphere ... 12
2.1.4.1 Tujuan dan Faktor – Faktor Store Atmosphere ... 12
2.1.5 Minat Beli ... 14
2.2 Rerangka Teoritis ... 17
2.3 Rerangka Pemikiran ... 18
2.4 Penelitian Terdahulu ... 19
2.5 Pengembangan Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 22
3.2 Jenis Penelitian ... 22
3.3 Populasi dan sampel ... 23
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 23
3.5 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 24
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.7 Teknik Analisis Data ... 28
3.7.1 Uji Validitas ... 29
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 30
3.7.3 Uji Asumsi Klasik ... 30
3.7.3.1 Uji Normalitas ... 30
3.7.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 31
3.8 Metode Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Responden ... 33
4.2 Deskriptif Item Pertanyaan ... 35
4.4 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 40
4.5 Hasil Pengujian Normalitas... 40
4.6 Uji Heteroskedastisitas ... 41
4.7 Uji Hipotesis ... 43
4.7.1 Korelasi dan Koefisien Determinasi. ... 44
4.8 Pembahasan ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 50
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 50
5.3 Implikasi penelitian ... 51
5.4 Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 53
DAFTAR TABEL
Tabel I Definisi Operasionalisasi Variabel ... 24
Tabel II. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33
Tabel III. Data Responden Berdasarkan Usia ... 34
Tabel IV. Data Responden Berdasarkan Penghasilan ... 34
Tabel V. Deskriptif Item Pertanyaan Store Atmosphere ... 35
Tabel VI. Deskriptif Item Pertanyaan Minat Beli ... 36
Tabel VII. Hasil Pengujian Validitas Variabel X ... 37
Tabel VIII. Rangkuman Uji Validitas Variabel (X)... 38
Tabel IX. Hasil Uji Validitas Variabel (Y) ... 39
Tabel X. Rangkuman uji Validitas Variabel (Y) ... 39
Tabel XI. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 40
Tabel XII. Hasil Pengujian Normalitas ... 40
Tabel XIII. Pengujian Regresi Secara Sederhana (Coefficients) ... 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rerangka Teoritis ... 17
Gambar 2. Rerangka Pemikiran ... 18
Gambar 3. Model Penelitian ... 34
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A LEMBAR KUISIONER ... 55
LAMPIRAN B HASIL PENGOLAHAN DATA SPSS ... 58
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini , setiap manusia ingin memenuhi kebutuhan nya
dengan sebaik-baiknya. Fenomena ini dapat terlihat dari banyaknya perusahaan
yang menawarkan produk dalam satu jenis kategori produk. Selain berdampak
positif pada perusahaan yang menyediakan produk-produk tersebut , hal terebut
juga berdampak pada industri ritel yang semakin banyak dijumpai.
Menurut McCarthy dalam Dharma (2003), minat beli merupakan
dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk membeli barang dan jasa
dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya, maka dari itu minat beli yang ada
di dalam benak seorang konsumen akan mempengaruhi sebagian besar keputusan
konsumen untuk memiliki atau membeli sebuah produk atau jasa yang ditawarkan
kepada dirinya.
Minat beli diperoleh dari proses belajar dan suatu proses pemikiran yang
membentuk suatu persepsi, minat yang muncul saat melakukan pembelian
merupakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benak konsumen dan pada
akhirnya konsumen harus memenuhi kebutuhannya yaitu kunjungan ke outlet,
pencarian informasi lanjut, kemauan untuk memahami produk, keinginan untuk
mencoba produk (Spiro and McGee dalam Eva, 2007).
Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap bisnis ritel modern
perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaannya dengan cara
Bab I Pendahuluan 2
dengan pesaing untuk dapat menarik minat beli konsumen. Menyikapi hal ini,
peritel yang bermain di bisnis ini dituntut untuk selalu melakukan inovasi yang
diharapkan dapat merebut hati konsumennya. Seperti retailer berusaha
menawarkan berbagai rangsangan yang mampu menarik minat konsumen untuk
melakukan pembelian. Oleh karena itu situasi pembelian terutama lingkungan
fisik seperti warna, layout, pencahayaan, suhu, udara, kebersihan dan pengaturan
ruangan perlu diperhatikan retailer, karena dengan adanya lingkungan fisik yang
menarik diharapkan mampu menarik konsumen untuk melakukan pembelian
(Achmad, 2010).
Menurut Berman and Evans (2007) store atmosphere memiliki
elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan.
Kreatifitas yang tingi sangat diperlukan dalam membuat suasana toko yang
menarik dan disukai oleh pengunjung. Namun apabila hal itu sudah tercapai maka
konsumen yang melakukan pembelian pun tidak hanya akan menilai dari produk
makanan saja melainkan akan memberikan nilai yang baik terhadap penciptaan
suasana yang bagus tersebut.
Dengan adanya fenomena yang terjadi pada saat ini, maka store
atmosphere akan mampu mempengaruhi minat beli seorang konsumen. Minat beli
merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk membeli
barang dan jasa dalam rangka untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka,
Bab I Pendahuluan 3
mempengaruhi sebagian besar keputusan konsumen untuk memiliki atau membeli
sebuah produk atau jasa yang ditawarkan kepada dirinya.
Wakefield & Baker (1998) membuktikan bahwa probabilitas pelanggan
tinggal lebih lama di toko meningkat karena stimulus atmosfer. Ketika konsumen
merasa puas dari lingkungan ritel toko, ia menghabiskan lebih waktu di toko
tertentu dan membeli lebih karena rangsangan lingkungan yang menyenangkan
(Bohl, 2012).
Store atmosphere yang menyenangkan, menarik, serta bisa membuat
konsumen merasa nyaman ketika berada di dalam toko merupakan salah satu cara
agar bisa menarik konsumen untuk melakukan tindakan pembelian (Levy dan
Weitz dalam Achmad, 2010). Belanja merupakan kegiatan menyenagkan bagi
sebagian orang, karena belanja bukan hanya sebagai aktivitas rutin untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, tetapi seringkali kegiatan belanja
menjadi sarana rekreasi dan hiburan
Suasana toko sebagai salah satu alat komunikasi pemasaran yang efektif
dalam menarik minat beli konsumen untuk melakukan pembelian sekaligus
memenuhi kebutuhan dan keinginan akan suasana berbelanja yang nyaman
(Purnama, 2011), serta sebagai upaya pemahaman perilaku konsumen pada toko
ritel dalam rangka merangsang keinginan belanja. Suasana toko dirancang agar
tidak membosankan, pelanggan tetap setia, dan mengatasi persaingan. Jika
konsumen bosan dengan suasana toko kemungkinan besar mereka akan beralih ke
Bab I Pendahuluan 4
Ritel sebagai kegiatan yang melibatkan penjual barang atau jasa secara
langsung pada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis
(Kotler dalam Foster, 2008). Menurut Achmad (2010), ritel atau perdagangan
eceran adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir dan
merupakan mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dan jasa, menurut model
psikologi lingkungan, lingkungan (seperti toko ritel) menghasilkan perasaan
emosional dalam pikiran konsumen, yang dapat dipisahkan sebagai kesenangan,
gairah atau dominasi dalam situasi pembelian yang berbeda (Adelaar et al., 2003)
Saat ini jumlah Swalayan di Indonesia telah berkembang dengan pesat,
salah satu toko Swalayan yang berada di Bandung sudah mengunakan strategi
yang berbeda dibandingkan dengan pesaing lainnya. Strategi yang digunakan
berupa merancang suasana toko dengan mempertimbangkan fakto-faktor seperti
kebersihan , music , suhu ,pengharum , pencahayaan , warna , display/layout
sehingga menjadi menarik dan menyenangkan saat mengunjungi Toko tersebut.
Maka dari itu penulis Tertarik untuk menganalisi Pengaruh Store Atmosphere
terhadap Minat Beli konsumen pada Borma Toserba Gunung Batu Bandung
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka identifikasi yang
dapat dikaji pada penelitian ini adalah:
Apakah terdapat pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen pada
Bab I Pendahuluan 5
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu: Untuk
menguji dan menganalisis pengaruh store atmosphere terhadap minat beli
konsumen pada Borma Toserba Gunung Batu Bandung
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi:
A) Perusahaan :
Penelitian ini di harapkan dapat Memberikan informasi mengenai
pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen pada Borma
Toserba Gunung batua Bandung
B) Akademisi :
Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
lebih lanjut mengenai pengaruh store atmosphere terhadap minat beli
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data, kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan pernyataan Store Atmosphere yaitu Kerapihan, General Interior,
Store Layout & Interior Display mayoritas responden menjawab setuju dan sangat
setuju atas pernyataan masing – masing item.
2. Berdasarkan pernyataan minat beli konsumen Borma Toserba Gn.batu Bandung
mayoritas konsumen menjawab setuju untuk masing – masing item pernyataan
yang diajukan.
3. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan pengaruh store atmosphere terhadap
minat beli sebesar 55,9% sedangkan sisanya sebesar 44,1% dipengaruhi faktor
lain di luar Store Atmosphere seperti lahan parkir yang luas, kualitas produk,
promosi dan harga.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,
namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli dalam penelitian ini hanya
Bab V Kesimpulan dan Saran
51
belum diteliti yang dapat memengaruhi minat beli konsumen misalnya
seperti pengaruh merek , kualitas produk , promosi , harga dll.
2. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu
terkadang jawaban yang diberikan oleh responden tidak menunjukkan
keadaan sesungguhnya.
5.3 Implikasi Penelitian
5.3.1 Implikaasi Teoritis
Peneliti telah menemukan adanya pengaruh antara Store Atmosphere
yang dimiliki oleh perusahaan, terhadap Minat beli konsumen. Peneliti
menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk dapat menggunakan berbagai
metode penelitian yang beragam untuk dapat meneliti juga mengenai
variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada
kalangan pengguna produk atau jasa yang ingin ingin diukur.
5.4 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian
ini adalah :
1. Bagi Perusahaan, kepada perusahaan Borma Toserba Gn.Batu Bandung , terkait
dengan hasil penelitian ini yang menunjukan bahwa adanya pengaruh store
atmosphere terhadap minat beli konsumen, diharapkan mampu mempertahankan
dan meningkatkan strategi persaingan yang sudah dimiliki, bahkan dapat mampu
mencari keunggulan atau kelebihan baru untuk menarik konsuman seperti dengan
Bab V Kesimpulan dan Saran
52
melalui media sosial yang sedang berkembang, seperti instagram, facebook,
twitter, dll.
2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah faktor – faktor lain
yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen, misalnya bauran pemasaran
seperti harga, kualitas produk, kualitas pelayanan, dan sebagainya, serta dapat
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B.(2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, Bandung: Alfabeta.
Basu, Swasta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Berman, Barry, and J.R. Evans. (2007). Retail management, Edisi Kesepuluh. Pearson International Edition
Bob Foster. 2008. “Manajemen Ritel”. Alfabeta, Bandung
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel. (2001). Pemasaran. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang:FE UNDIP.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Kotler dan keller (2009). MARKETING MANAGEMENT, THIRTEENTH EDITION : PT.Erlangga
Kotler, Philip. (2000). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and Control. Prentice Hall Int, Inc., Millenium Edition, Englewood Cliffs, New Jersey.
Kotler, Philip, and Gary Armstrong, (2001). Principles of Marketing. Prentice Hall Int, Inc., ninth Edition, Englewood Cliffs, New Jersey.
Kotler, Philip. (2006). Marketing Management, The Milenium Edition, Ten edition, USA:PrenticeHall, Inc.
Kotler, Philip. (2006). Marketing Management: Analysis, Planning, implementation, and Control, 9th Edition, Prentice Hall International, Int, New Yersey
Kotler, P., dan Armstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedelapan, Jakarta: Erlangga.
Levy and weitz. (2001), Retailing Management, Mc. Graw Hill, New York.
Daftar Pustaka 54
Mason, Mayer and Ezell. 1991. Retailing, Third Edition. Donnelley and Sons Company : USA
Purnama, Hadi. (2011). Media Sosial Di Era Pemasaran 3.0. Corporate and Marketing Communication. Jakarta : Pusat Studi Komunikasi dan Bisnis Program Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana.Pp 107-124
Simamora.(2003). Membongkar Kotak Hitam Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi
Sumarni, Murti, dan Soeprihanto, J. (2010). Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi Kelima, Yogyakarta: LibertyYogyakarta.
Tjiptono, F. (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Andi.