PENELITIAN HIBAH BERSAING 2009
RINGKASAN DAN SUMMARY
Analisis Suara Kokok pada Ayam Kokok
Balenggek;
Ayam Lokal Berkokok Merdu dari Sumatera Barat
Rusfidra
Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Andalas Kampus UNAND Limau Manis, Padang, 25163
E-mail: rusfidra_unand@yahoo.co.id
Ayam kokok balenggek (AKB) merupakan ayam asli Sumatera Barat. Karakteristik khas AKB adalah suara kokoknya yang merdu dan bertingkat-tingkat (balenggek: bhs. Minang). Nilai jual AKB sangat tergantung pada kemerduan suara kokok dan keberhasilan memenangkan kontes suara kokok. Karakterisasi genetik, kajian bioakustik dan aplikasi teknologi reproduksi IB pada ayam kokok balenggek (AKB) akan dipelajari. Riset ini akan menjadi dasar dalam pengembangan dan pelestarian plasma nutfah ayam asli “ayam penyanyi” di Sumatera Barat. Sampai kini studi pada AKB belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan memperoleh: 1). data dasar karakteristik fenotipik, 2) karakteristik suara kokok, 3). Analisis suara kokok AKB sebagai upaya awal pelestarian plasma nutfah AKB di Sumatera Barat.
Studi karakteristik genetik dilakukan di Kabupaten Solok. Analisis suara kokok dilakukan di studio rekaman. Aplikasi IB, desain perkawinan dan pelestarian dilakukan di Laboratorium Reproduksi dan Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan. Penelitian berlangsung selama 3 (tiga) tahun (2009-2012). Penelitian ini merupakan kelanjutan penelitian disertasi peneliti pertama berjudul “Karakterisasi Sifat-sifat Fenotipik Sebagai Upaya Awal Konservasi Ayam Kokok Balenggek di Sumatera Barat” tahun 2004. Target yang ingin dicapai adalah terhimpunnya data dasar karakteristik genetik dan suara kokok, dan dapat mengelaborasi pola pewarisan sifat berkokok merdu pada AKB.
Karakteristik fenotipik yang diukur adalah: bobot badan, panjang femur, panjang tibia, panjang jari ketiga, tinggi jengger, dan jumlah gerigi jengger. Karakter kualitatif yang diamati adalah: warna dasar tubuh, warna bulu sayap, bulu leher, bulu punggung, cakar, mata, paruh, jengger, kaki, pial dan bentuk jengger. Karakterisasi suara ditetapkan menggunakan metode time sampling (Sevilla et al. 1993). Pengamatan dilakukan pada tiga periode waktu, yakni pagi (T1), siang (T2) dan sore (T3) (Bibby et al. 2000). Karakteristik suara kokok yang diamati adalah jumlah suku kata kokok, jumlah lenggek
kokok, waktu berkokok, frekuensi berkokok dan durasi kokok. Penelitian dilakukan di dua nagari sentra AKB di Kabupaten Solok. Data morfometrik yang terkumpul ditabulasi, dihitung nilai rataan, standar deviasi dan kisarannya. Selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rataan menggunakan Uji-t. Data kualitatif diulas secara deskriptif. Karakterisasi suara kokok dilakukan pada 75 ekor AKB, sedangkan analisis suara kokok dilakukan pada 14 ekor AKB. Peralatan yang digunakan dalam penelitian: 1 set audio recorder, sport timer, kaset, batu battery dan paket program komputer Sound forge XP 4.5 untuk analisis suara. Visualisasi suara kokok ditampilkan dalam bentuk wave form.
suara kokok hanya terdapat pada ayam jantan dengan tujuan sebagai pernyataan wilayah kekuasaan (teritorial) dan memikat ayam betina yang akan dikawini. Rataan jumlah suku kata kokok AKB adalah 5,07 yang terbagi ke dalam tiga segmen: suara kokok depan, suara kokok tengah, dan suara kokok ujung (disebut lenggek kokok). Frekuensi berkokok AKB adalah 8,08 kali/10 menit. Aktivitas puncak berkokok terjadi pada pagi hari dengan frekuensi 9,59 kali/10 menit. Durasi kokok AKB berkisar dari 2,08 sampai 4,43 detik.