• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDANG DALAM KONTEKS SENI PERTUNJUKKAN RAKYAT MINANGKABAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INDANG DALAM KONTEKS SENI PERTUNJUKKAN RAKYAT MINANGKABAU."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

INDANG DALAM KONTEKS SENI PERTUNJUKKAN RAKYAT MINANGKABAU

Berubahnya indang menjadi bentuk seni pertunjukkan rakyat mengakibatkan perubahan pada unsur-unsurnya. Masuknya bentuk teks pantun, memperindah gerak, penggunaan rapa’i yang lebih kecil, dan memperkaya irama lagu. Di samping itu, indang digunakan untuk memeriahkan berbagai acara dan kegiatan adat.

Kesenian rakyat digunakan untuk mengacu pada bentuk kesenian yang tidak memiliki hubungan dengan istana, terutama dari pedesaan.

1. Bentuk pertunjukkan

Pertunjukkan indang terdiri atas tiga kelompok yang membentuk segitiga. Masing-masing bertindak sebagai sipangka (tuan rumah), alek I (tamu pertama, dan alek II (tamu kedua). Perbedaannya dengan penyajian di surau, anak indang berjumlah 8 – 22 orang. Di samping itu, terdapat orang tertentu yang memiliki peran tertentu pula, tuo indang dan sipatuang sirah.

Tuo indang adalah orang yang menjaga keselamatan anggota pemain secara menyeluruh baik lahir maupun batin. Karena baindang merupakan pertandingan, tidak jarang ditumpangi pertarungan uji ilmu tenaga dalam dengan tujuan mengalahkan kelompok lawan tanding.

Sipatuang sirah (capung merah) adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anggota kelompok. Ia bertugas membiayai atau mencari biaya untuk keperluan pertunjukkan kelompoknya. Di samping itu, sipatuang sirah bertugas membantu tukang dikie menjawab pertanyaan yang dilontarkan secara tertulis atau lisan (berbisik) dalam pertunjukkan.

2. Waktu pertunjukkan

Pertunjukkan indang dilaksanakan pada malam hari. Setiap malam ditampilkan tiga kelompok dan tiga kelompok tersebut mendapat kesempatan tampil selama dua malam berturut-turut. Malam pertama disebut indang naiak dan malam kedua disebut indang lambuang yang merupakan lanjutan malam pertama.

3. Tempat pertunjukkan

Pertunjukkan indang biasa dilakukan di laga-laga. Laga-laga ini bisa bersifat permanen atau sementara. Hiasan yang ada dalam pertunjukkan indang antara lain adalah tirai, carano, dan marawa.

(2)

Saat ini, kelompok indang mengenakan pakaian sesuai tugas dan posisi duduknya dalam pertunjukkan. Oleh karenanya, terdapat lima ragam warna pakaian.

5. Instrumen

Alat musik yang digunakan adalah rapa’i. Rapa’i digunakan oleh seluruh anak indang. Dewasa ini, bunyi rapa’i dalam pertunjukkan indang telah berkembang dan disesuaikan dengan tugas anak indang. Jadi, paling tidak terdapat tiga sampai empat macam bunyi rapa’i yang berbeda dari satu kelompok indang.

6. Sajian pertunjukkan indang Sipangka:

a. Pembukaan, merupakan himbauan tukang dikie sipangka kepada alek I dan II.

b.Manasik, penyajian ajaran agama Islam.

c. Pasambahan, adalah penyampaian dari sipangka kepada alek I, II, dan penonton. Biasanya berisi permohonan maaf dan maklum.

d.Rundingan, dimulainya pertanyaan dan sindiran oleh sipangka kepada alek I dan II.

e. Penutup, bagian akhir sajian sipangka. Alek I dan II

a. Pembukaan b.Pasambahan c. Rundingan d. Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara masa kerja, lama kerja, waktu istirahat, dan indeks massa tubuh terhadap keluhan nyeri pinggang pada pengrajin songket di

14 Penurunan deformabilitas pada sepsis akan meningkatkan waktu pengaliran darah, terutama mikrosirkulasi, sehingga berpengaruh negatif terhadap penghantaran oksigen ke jaringan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkatnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ STABILITAS VITAMIN C DAN AKTIVITAS

Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dengan pemaafan pada mahasiswa aktivis Islam

Demikian juga dengan transaksi atas barang yang belum dimiliki ( short selling ), menjual sesuatu yang belum jelas, dan menyebarkan informasi yang menyesatkan atau

Dengan adanya data mining dengan algoritma apriori, dapat dilihat kecenderungan konsumen dalam membeli barang, dapat diketahui pola penjualan yang digunakan untuk

produknya. Artinya produk tersebut secara proses dan kandungannya telah lulus diperiksa dan terbebas dari unsur-unsur yang dilarang oleh ajaran agama Islam, atau produk tersebut

Memberi kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan (dengan persetujuan Dewan Komisaris), jika keadaan keuangan Perseroan memungkinkan, untuk menetapkan dan membayar