• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. D UMUR 25 TAHUN G 2 P 1 A 0 HAMIL MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI BPM SITI LESTARI GROBOGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. D UMUR 25 TAHUN G 2 P 1 A 0 HAMIL MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI BPM SITI LESTARI GROBOGAN"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. D UMUR 25 TAHUN G

2

P

1

A

0

HAMIL 10

+5

MINGGU DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI BPM SITI LESTARI

GROBOGAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Ritnawati NIM B12100

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

(2)

ii

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. D UMUR 25 TAHUN G

2

P

1

A

0

HAMIL 10

+5

MINGGU DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI BPM SITI LESTARI

GROBOGAN

Diajukan oleh : Ritnawati NIM B12100

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal………

Pembimbing

Ernawati, S.ST.,M.Kes NIK.200886033

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. D UMUR 25 TAHUN G

2

P

1

A

0

HAMIL 10

+5

MINGGU DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI BPM SITI LESTARI

GROBOGAN

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh : Ritnawati NIM B12100

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan

Pada Tanggal………

PENGUJI I PENGUJI II

Ambarsari, S.ST Ernawati, S.ST.,M.Kes

NIK 201087048 NIK 200886033

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui, Ka.Prodi DII Kebidanan

Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034

(4)

iv

Ilmiah yang berjudul : ”Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny.D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPM Siti Lestari Grobogan”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta

2. Ibu Retno Wulandari S.ST selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Ernawati,S.ST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Pimpinan BPM Siti Lestari Grobogan yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

5. Ny. D, yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan kasus untuk pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen dan staf Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

(5)

v

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2015

Penulis

(6)

vi

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. D UMUR 25 TAHUN G

2

P

1

A

0

HAMIL 10

+5

MINGGU DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI BPM SITI LESTARI

GROBOGAN

( xii + 88 halaman + 13 lampiran )

INTISARI

Latar Belakang : Angka kematian ibu di Indonesia berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia (2012) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Kematian ini disebabkan oleh perdarahan, eklamsi, infeksi, komplikasi masa nifas, emboli obstetrik, abortus,dan trauma obstetrik. Angka kejadian di BPM Siti Lestari Grobogan ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I, sebanyak 24 orang (49, 00%).

Tujuan Penelitian : Untuk memperoleh pengalaman nyata serta mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney dan dapat menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek dilahan dan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap kesenjangan tersebut.

Metode Kasus : Studi kasus ini menggunakan metode observasional diskriptif yang dibuat dalam bentuk laporan kasus. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Subyek studi kasus Ny. D dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I. Penelitian dilaksanakan tanggal 08 Maret s/d 22 Maret 2015.

Hasil Studi Kasus : Hasil studi kasus ini masalah Hiperemesis Gravidarum Grade I dapat diatasi yaitu keadaan ibu sudah membaik, komplikasi dapat dihindari dan kebutuhan sudah terpenuhi. Hasil penelitian dari asuhan ini setelah dilakukan perawatan selama 14 hari dan terapi yang diberikan folaxin (400 mcg) 1x1 sehari dan vesperum (10 mg) 1x1 sehari.

Kesimpulan : Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I yang dilaksanakan dengan tepat dan benar sehingga tidak terjadi kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. Dan terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu di pengkajian dan pelaksanaan, meskipun terdapat sedikit kesenjangan tetapi dengan adanya penanganan yang baik dan tepat, maka klien dapat sembuh tanpa adanya komplikasi. Hendaknya bidan dalam penanganan selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan menurut Varney.

Kata Kunci : Asuhan kebidanan ibu hamil, hiperemesis gravidarum grade I.

Kepustakaan : 23 literatur ( Tahun 2007 s/d 2014)

(7)

vii

MOTTO

1. Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan 2. Orang yang paling tidak bahagia ialah mereka yang paling takut pada

perubahan.

3. Bapakku pahlawanku, ibuku semangatku.

4. Kita banyak teman dan sahabat tetapi yang benar – benar sahabatmu ialah dia yang ada saat kamu terpuruk berada dibawah.

5. Do’a orang tua ialah Do’a yang sangat mujarab

6. Usaha tanpa Do’a adalah kesombongan, Do’a tanpa usaha adalah kebohongan, jadilah seperti akar yang gigih mencari air menembus tanah yang keras demi sebatang pohon.

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ini penulis persembahkan : 1. Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan Rahmat-Nya.

2. Ibu Ernawati S.ST.,M.Kes terima kasih untuk bimbingannya selama ini.

3. Ibu Tresia Umarianti S.ST.,M.Kes terima kasih untuk bimbingan dan nasihatnya yang membuat tenang.

4. Bapak dan Ibu tercinta terimakasih untuk cinta dan kasihnya, disetiap tetes keringatmu serta ketulusan doamu yang selalu mengalir dan tak pernah habis di setiap hembusan nafasku serta dukungan yang selalu mengiringi setiap langkahku untuk menggapai kesuksesanku.

5. My sister’s and my boy tersayang yang selalu memberikan support dan motivasi yang luar biasa disetiap langkahku.

6. Sahabat – sahabatku yang telah memberikan support dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini terutama my best friend cempluk bos rohmah the best, sri hartatik (tyas) dan sri astutik (dik vera).

7. Almamater tercinta angkatan tahun 2012 sukses buat kita semua. Amin..

(8)

viii

Nama : Ritnawati

Tempat / Tanggal Lahir : Grobogan, 20 Februari 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dusun Angkatan Rt 05 / Rw 03, Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan.

Riwayat Pendidikan :

1. SD N 2 MOJOREBO LULUS TAHUN 2005 2. SMP N 1 WIROSARI LULUS TAHUN 2008 3. SMA N 1 WIROSARI LULUS TAHUN 2011

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun 2012

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURRICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Studi Kasus ... 3

1. Umum ... 3

2. Khusus ... 5

D. Manfaat Studi Kasus ... 6

E. Keaslian Studi Kasus ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 8

1. Kehamilan ... 8

a. Pengertian ... 8

b. Klasifikasi kehamilan ... 8

c. Proses kehamilan ... 8

d. Tanda dan gejala kehamilan ... 9

e. Komplikasi kehamilan ... 9

f. Faktor – faktor kehamilan ... 10

2. Hiperemesis Gravidarum ... 11

3. Hiperemesis Gravidarum Grade I ... 16

(10)

x

e. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Grade I ... 18

f. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade I 18 g. Prognosis Hiperemesis Gravidarum Grade I ... 18

B. Teori Manajemen Kebidanan ... 19

1. Pengertian... 19

2. Manajemen Kebidanan dan 7 Langkah Varney ... 19

C. Landasan Hukum ... 40

BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi ... 41

B. Lokasi Studi Kasus ... 41

C. Subjek Studi Kasus ... 41

D. Waktu Studi Kasus ... 42

E. Instrumen Studi Kasus ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Alat Yang Dibutuhkan ... 45

H. Jadwal Penelitian ... 46

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 47

1. Pengkajian Data ... 47

2. Interpretasi Data ... 60

3. Diagnosa Potensial ... 62

4. Antisipasi ... 62

5. Perencanaan Asuhan ... 62

6. Pelaksanaan ... 62

7. Evaluasi ... 64

B. Pembahasan ... 73

(11)

xi BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

xii

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien Responden ( Informed Consent ) Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara ( Format ASKEB )

Lampiran 9. Lembar Observasi

Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. Leaflet

Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus (foto dan fotocopy buku KIA responden) Lampiran 13. Lembar Konsultasi

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut definisi WHO “kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Kematian maternal yang sebabkan oleh komplikasi – komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas di negara – negara berkisar antara 1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup (Prawirohardjo, 2009).

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012). Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (25%), sepsis (15%), hipertensi (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), sebab – sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2009).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah selama tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu mencapai 116,34/100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jawa Tengah, 2012). Angka kematian ibu di Kabupaten Grobogan pada tahun 2013 sebesar 101,10/100.000 kelahiran hidup, namun jika dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 150,12/100.000 kelahiran hidup,

(14)

angka tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan melebihi target MDGs ke-5 tahun 2015 yaitu sebesar 102 per 100.000 (Dinkes Grobogan, 2013).

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang normal dan alamiah (Sulistyawati, 2011). Pada bulan – bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan eneg, hal ini mungkin dikarenakan kadar hormon estrogen yang meningkat. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah (emesis) pada bulan – bulan pertama kehamilan, biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning sickness. Hiperemesis gravidarum yang berlangsung lama (umumnya antara minggu 6 – 12 ) dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin intrauteri (Manuaba, 2007).

Sekitar 50 – 60% kehamilan disertai mual dan muntah dari 360 wanita hamil, 2% diantaranya mengalami mual dan muntah di pagi hari dan sekitar 80% mual dan muntah sepanjang hari, kondisi ini biasanya bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu. Namun demikian, sekitar 18% kasus mual dan muntah akan berlanjut sampai kelahiran (Fauziyah, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 19 September 2014 di BPM Siti Lestari Grobogan didapatkan data selama bulan Januari 2014 sampai 18 September 2014 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan berjumlah 126 orang. Sebanyak 77 orang (61,10%) ibu hamil normal dan sebanyak 49 orang (38,90%) ibu hamil dengan komplikasi. Dari ibu hamil dengan komplikasi didapatkan sebanyak 3 orang

(15)

(6,12%) ibu hamil dengan preeklamsi, 8 orang (16,32%) ibu hamil dengan anemia, 5 orang (10,20%) ibu hamil dengan hipertensi, 24 orang (49,00%) ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I, dan 9 orang (18,36%) ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade. II.

Melihat masih tingginya angka kejadian ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPM Siti Lestari Grobogan”, dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney.

B. Perumusan Masalah

“Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPM Siti Lestari Grobogan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut tujuh langkah Varney ?”.

C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum

Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut tujuh langkah Varney.

(16)

2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu

1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap dan sistematis ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0

Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

2) Menginterpretasi data serta menemukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

4) Melakukan antisipasi ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

5) Mengidentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan atau intervensi segera ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1

A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

6) Melaksanakan rencana tindakan ibu hamil Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

(17)

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan ibu hamil Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan kenyataan kasus dilapangan ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

c. Mampu memberikan pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori dan kenyataan kasus dilapangan ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil Ny. D Umur 25 Tahun G2

P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dan dapat menerapkan teori dan praktik kebidanan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

2. Bagi Instansi / BPM

Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

(18)

3. Bagi institusi STIKes Kusuma Husada Surakarta

Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan di perpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya ibu hamil pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

E. Keaslian Studi Kasus

Penulis studi kasus ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I, sudah pernah dilakukan oleh :

1. Arum Sekar A, STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul

“Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. A umur 21 Tahun G1P0A0 Hamil 4+3 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung macan I Sragen” (2012). Dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan Varney dalam mengatasi Hiperemesis Gravidarum Grade I, yaitu menganjurkan ibu pada saat bangun tidur waktu pagi jangan langsung berdiri tetapi duduk dulu baru perlahan – lahan berdiri untuk menghindari mual dan muntah, menganjurkan untuk banyak minum, istirahat total atau mengurangi aktifitas dan berikan terapi : Vit B6 (25mg) setiap 8 jam, Vit B12 (10 mg) setiap 8 jam, Vit C (25 mg) setiap 8 jam, terapi psikologik, dan setelah dilakukan kunjungan rumah 3 hari kemudian dengan hasil keadaan umum ibu membaik dan sudah tidak mual muntah lagi.

(19)

2. Marliah, STIKes Aisyiyah Surakarta dengan judul ”Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny.B umur 23 Tahun G1P0A0 hamil 6+4 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPM Puspita Sari Sukoharjo” (2012). Dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan Varney dalam mengatasi Hiperemesis Gravidarum Grade I yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan secara intensif, menganjurkan ibu untuk makan selagui hangat dengan porsi sedikit tapi sering dan menghindari makanan berminyak dan berbau lemak, menganjurkan ibu untuk cukup minum dan istirahat. Beri dukungan moril dan berikan terapi Vit B6 (12 mg) 3x1, Vit B12 (50 mg) 3x1, Vit C (25 mg) 3x1, setelah dilakukan kunjungan rumah 3 hari didapatkan hasil keadaan ibu membaik, mual dan muntah berhenti, kulit tidak kering, badan tidak lemas, nafsu makan sudah membaik.

Perbedaan dari kedua keaslian kasus tersebut dengan studi kasus yang dilakukan penulis adalah mengenai subyek, tempat, waktu, responden dan pemberian terapi.

Pesamaan dari kedua keaslian kasus tersebut dengan studi kasus yang dilakukan penulis adalah mengenai judul.

(20)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis 1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau sempilan bulan menurut kalender internasional

(Prawirohardjo, 2009).

b. Klasifikasi Kehamilan

Klasifikasi kehamilan meliputi : kehamilan trimester I yaitu umur kehamilan nol sampai 12 minggu, kehamilan trimester II yaitu umur kehamilan 13 sampai 28 minggu, serta kehamilan trimester III yaitu umur kehamilan 29 sampai 42 minggu (Manuaba, 2007).

c. Proses Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yaitu dari ovulasi, terjadinya migrasi, konsepsi, nidasi, pembentukan plasenta sampai tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm (Manuaba, 2007).

(21)

d. Tanda – tanda Kehamilan 1) Tanda dugaan hamil

Tanda – tanda dugaan hamil menurut Manuaba (2009), tanda ini meliputi tidak datang bulan (amenore), mengidam, mual dan muntah, konstipasi, pigmentasi kulit.

2) Tanda Kemungkinan Hamil

Tanda kemungkinan hamil yaitu bila dijumpai pembesaran rahim dan perut, pemeriksaan memberi petunjuk adanya kehamilan terdapat kontraksi rahim saat diraba, ada tanda hegar, chadwick, piscaseck, balloteent, dan reaksi pemeriksaan kehamilan positif (Manuaba, 2009).

3) Tanda Pasti Hamil

Tanda pasti hamil menurut Manuaba (2009) yaitu melalui pemeriksaan ultrasonografi, gerakan janin dalam rahim, terlihat atau teraba gerakan janin, denyut jantung dapat didengar dengan stetoskop dan alat doppler.

e. Komplikasi kehamilan

1) Komplikasi Kehamilan Trimester I

Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah hiperemesis gravidarum, abortus, kehamilan ektopik, mola hidatidosa (Manuaba, 2008).

(22)

2) Komplikasi Kehamilan Trimester II dan III

Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah perdarahan antepartum, hipertensi dalam kehamilan, kehamilan lewat waktu, kehamilan kembar, hidramnion dan ketuban pecah dini (Manuaba, 2008).

f. Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan

Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan menurut Sulistyawati (2011) antara lain :

1) Faktor fisik

Berkaitan dengan status kesehatan kehamilan pada usia tua, berkaitan dengan status kesehatan kehamilan multiple, berkaitan dengan status kesehatan kehamilan dengan HIV.

2) Status gizi

Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.

3) Gaya hidup

Berkaitan dengan perokok, minum keras, obat – obat penenang (narkoba), pergaulan bebas (hamil pranikah, hamil tidak diinginkan).

(23)

4) Faktor psikologi a) Stresor internal

Faktor pemicu stres ibu hamil berasal dari ibu sendiri seperti adanya beban psikologi yang ditanggung oleh ibu yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi.

b) Stresor eksternal

Pemicu stres yang berasal dari luar antara lain : masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, dan tekanan dari lingkungan.

2. Hiperemesis gravidarum a. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari dan menyebabkan dehidrasi (Fauziyah, 2012).

Hiperemesis gravidarum adalah mual atau muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari – hari dan bahkan dapat membahayakan ibu hamil (Manuaba, 2008).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan selama masa hamil (Varney, 2007).

(24)

b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum

Penyebab gestosis – hiperemesis gravidarum tidak diketahui dengan pasti, menurut Manuaba (2007) diduga terdapat faktor berikut ini :

1) Psikologis, bergantung pada apakah ibu dapat menerima kehamilannya dan apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.

2) Fisik, terdapat kemungkinan masuknya villi khorealis ke dalam sirkulasi darah ibu, terjadinya peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan human chorionic gonadotropin, faktor konsentrasi human chorionic gonadotropin yang tinggi, faktor gizi atau anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis gravidarum.

c. Patofisiologi Hiperemesis gravidarum

Diawali dengan muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan deuresis menurun.

Hal ini menimbulkan perfusi ke jaringan, menutup untuk memberikan nutrisi dan mengkonsumsi O2 Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobic yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga PH darah menjadi lebih tinggi. Menurut Manuaba (2007) dampak dari semua masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai berikut :

(25)

1) Hepar

Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkin liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum.

2) Ginjal

Dehidrasi penurun diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun, terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal, sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel.

d. Gejala dan tingkat Hiperemesis gravidarum

Gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi 3 tingkat, menurut Fauziyah (2012) meliputi :

1) Tingkat I (Ringan), dengan gejala mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, dan rasa nyeri epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung.

2) Tingkat II (Sedang), dengan gejala mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering, dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun,

(26)

hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi. Dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas berbau aseton.

3) Tingkat III (Berat), dengan gejala keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus, dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) dengan adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental.

Untuk usia kehamilan pada hiperemesis gravidarum grade I, II, dan III yaitu deteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya usia kehamilan diantaranya 30 – 60 hari. Produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60 – 70 hari kemudian menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100 – 130 hari (Prawirohardjo, 2009).

e. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak terlalu sukar, dapat diketahui dengan terdapatnya amenore, mual dan muntah berlebihan sampai mengganggu kehidupan sehari – hari dengan berbagai tingkat (Manuaba, 2008).

f. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Prinsip pencegahan menurut Rukiyah (2014), adalah dengan memberikan edukasi tentang diet dan gaya hidup untuk mengurangi

(27)

gejala dan meningkatkan kualitas hidup ibu hamil. Diet ibu hamil yaitu dengan makan sedikit – sedikit tapi sering, kaya akan karbohidrat dan rendah lemak, memberikan makanan selingan seperti biskuit dengan teh hangat saat bangun dan sebelum tidur, menghindari makanan yang berlemak dan berbau dan makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin. Edukasi gaya hidup bisa dengan istirahat dan hubungan emosional.

g. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

Bila pencegahan tidak berhasil, maka dilakukan pengobatan yaitu : 1) Terapi obat menggunakan sedatif, yang sering diberikan adalah

Pohenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah B1, B2 dan B6. Pada keadaan lebih berat diberikan antihistamika seperti disklomin, hidrokhloride, dan avomin.

2) Isolasi, penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran darah yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala – gejal akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3) Terapi psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah

(28)

dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

4) Diet, penekanan karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah (Rukiyah, 2014).

h. Prognosis Hiperemesis Gravidarum

Prognosis hiperemesis gravidarum melalui pengobatan konservatif melalui dehidrasi dan pemberian glukosa. Kriteria keberhasilan pengobatan dapat ditentukan sebagai berikut : rehidrasi berhasil dan turgor kulit pulih kembali, diuresis bertambah banyak sehingga benda keton semakin berkurang, kesadaran penderita semakin membaik, keadaan ikterus semakin berkurang, hasil pemeriksaan laboratorium membaik, artinya benda keton semakin berkurang (Manuaba, 2007).

3. Hiperemesis Gravidarum Grade I a. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah mual muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari dan menyebabkan dehidrasi (Fauziyah, 2012).

Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah mual muntah terus menerus 8 – 10 x/hari sehingga mempengaruhi keadaan umum, terjadi dehidrasi, tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat,

(29)

dan dapat disertai dengan naiknya suhu tubuh serta nyeri epigastrium

(Sulistyawati, 2011).

b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Grade I

Penyebab hiperemesis gravidarum grade I belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, faktor – faktor seperti biologi, fisiologi, psikologi, dan sosial kultural dapat menjadi faktor risiko terjadi hiperemesis gravidarum. Akan tetapi kehamilan ganda, primigravida, obesitas, gangguan metabolik, gangguan psikologis dan riwayat hiperemesis gravidarum sebelumnya (Fauziyah, 2012).

c. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum Grade I

Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum grade I sebagai berikut : mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, dan rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung

(Fauziyah, 2012).

d. Diagnosa Hiperemesis Gravidarum Grade I

Diagnosis hiperemesis gravidarum dapat dengan mudah ditegakkan, yaitu melalui beberapa gambaran klinis berikut : amenore, mual muntah berlebihan sampai mengganggu aktivitas sehari – hari serta nyeri perut bawah (Sulistyawati, 2011).

(30)

e. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Grade I

Pencegahan hiperemesis gravidarum grade I yaitu dengan cara isolasi sambil memberi komunikasi informasi dan edukasi, mengubah pola makan ke dalam porsi kecil, dan jangan cepat bangun dari tempat tidur tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat (Rukiyah, 2014).

f. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade I

Bila pencegahan tidak berhasil dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan Rukiyah (2014) Komponen susunan obat yang dapat diberikan adalah :

1) Sedatif ringan (Pohenobarbital) 2) Obat anti mual – muntah (B6) 3) Antihistamin

g. Prognosis Hiperemesis Gravidarum Grade I

Sebagian besar hiperemesis gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan sehingga sangat sedikit memerlukan pengobatan rumah sakit. Pengobatan penderita hiperemesis gravidarum yang dirawat di rumah sakit, hampir seluruhnya dapat dipulangkan dengan memuaskan, sehingga kehamilannya dapat diteruskan (Manuaba, 2009).

(31)

B. TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN 1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, dan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Jannah, 2011).

2. Proses Manajemen Kebidanan

Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I menurut 7 langkah Varney karena metode dan pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu :

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah mengumpulkan data subyektif dan obyektif, berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakan anamnesis, pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan laboratorium (Mandriwati, 2008).

Pengumpulan data ini meliputi :

(32)

a. Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang diperoleh dan hasil bertanya dari pasien, suami, atau keluarga (Sulistyawati, 2011).

Data subyektif meliputi :

1) Biodata yang mencangkup identitas pasien dan suami mennurut (Sulistyawati, 2011).

a) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari – hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

b) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya risiko seperti kurang dari 20 tahun, alat – alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas.

c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

d) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.

(33)

e) Suku atau Bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari – hari.

f) Pekerjaan

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.

g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila perlu.

2) Keluhan Utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Keluhan yang muncul pada kasus hiperemesis gravidarum grade I adalah mual – muntah 8 – 10 x/hari (Sulistyawati, 2011).

3) Riwayat haid atau menstruasi

Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah, keluhan utama yang dirasakan saat haid, dan menstruasi terakhir yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan tanggal kehamilan dan perkiraan kelahiran (Sulistyawati, 2011).

4) Riwayat perkawinan

Dikaji untuk mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan, yang perlu dikaji adalah status pernikahan sah

(34)

atau tidak, berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama kali, lama pernikahan dan ini suami yang ke berapa.

(Sulistyawati, 2011).

5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

Dikaji untuk mengetahui jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm, persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forceps, atau dengan SC), riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan sebelumnya, berat badan bayi sebelumnya < 2500 atau > 4000 kg, serta masalah – masalah lain (Sulistyawati, 2011).

6) Riwayat kehamilan sekarang

Dikaji untuk mengetahui usia kehamilan, kunjungan, keluhan – keluhan yang dirasakan ibu, imunisasi tetanus toksoid, tindakan atau terapi, KIE dan tempat melakukan ANC (Sulistyawati, 2011).

7) Riwayat keluarga berencana

Dikaji untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai pilihan beberapa alat kontrasepsi, dapat memberikan penjelasan mengenai alat kontrasepsi tertentu yang sesuai dengan kondisi dan keinginan pasien (Sulistyawati, 2011).

(35)

8) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini, apakah pada keadaan ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I menderita sakit flu, batuk dan demam.

b) Riwayat penyakit siskemik

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit siskemik pada ibu hamil diantaranya penyakit jantung, diabetes militus (DM), ginjal, hipertensi, hepatitis yang dapat mempengaruhi kehamilan (Sulistyawati, 2011).

c) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat penyakit menurun seperti TBC dan hepatitis (Jannah, 2011).

d) Riwayat keturunan kembar

Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar (Manuaba, 2008).

e) Riwayat operasi

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat mengganggu dalam proses kehamilan ini (Manuaba, 2008).

(36)

9) Pola kebiasaan sehari – hari sebelum dan selam hamil a) Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis makanan, kualitas dan kuantitas makanan, apakah ada pantang makan dan jenis minuman apa yang diminum serta berapa banyak ibu minum dalam satu hari (Sulistyawati, 2013). Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I asupan makan dan minum berkurang (Varney, 2007).

b) Eliminasi

Pada ibu hamil keluhan yang sering muncul berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih (Sulistyawati, 2011). Pada kasus ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I mengalami pengeluaran urine karena terjadi dehidrasi (Varney, 2007).

c) Aktifitas

Mengkaji aktivitas sehari – hari pasien karena data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien di rumah (Sulistyawati, 2011). Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I aktifitas menjadi terganggu (Varney, 2007).

(37)

d) Istirahat

Istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh serta dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam hari.

Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I kebutuhan istirahat akan berkurang dikarenakan adanya gangguan rasa nyaman ibu mengalami mual dan muntah (Sulistyawati, 2011).

e) Seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dalam seminggu dan apakah mengalami gangguan saat mengalami hubungan seksual (Sulistyawati, 2011).

f) Psikososial budaya

Dikaji untuk mengetahui bagaiman perasaan ibu dalam menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang diharapkan, kehamilan ini direncanakan atau tidak, adakah pantangan makanan selama kehamilan, kebiasaan adat istiadat dalm kehamilan (Sulistyawati, 2011).

(38)

g) Penggunaan obat – obatan atau rokok

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok atau pemakai obat – obatan atau tidak selama hamil yang akan sangat merugikan diri sendiri dan bayinya (Asrinah, 2010).

b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan (Sulistyawati, 2011).

1) Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik, cukup atau kurang. Pada ibul hamil hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum ibu lemah dan cukup (Fauziyah, 2012).

b) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai dari keadaan composmentis, apatis samapi koma. Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I kesadaran ibu composmentis (Fauziyah, 2012).

c) Tekanan darah

Merupakan hasil curah jantung dan tahan pembuluh darah tepi, tekanan darah pada lengan kanan biasanya 5 – 10 mmHg lebih tinggi dengan tekanan darah pada lengan kiri.

Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada tingkat

(39)

eksitasi pasien, selama pernafasan tenang biasanya terjadi penurunan tekanan darah sistolik sampai 10 mmHg pada waktu inspirasi (Mandriwati, 2008). Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I tekanan darah terjadai penurunan yaitu kurang dari 90/60 mmHg (Manuaba, 2007).

d) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan klien. Ibu hamil mengalami peningkatan suhu tubuh sampai 0,5 oC (Mandriwati, 2008).

Pada kasus ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I keadaan suhu badan mengalami kenaikan dari batas normal karena dehidrasi (Manuaba, 2007).

e) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung dalam 1 menit, denyut nadi normal 60 – 80 x/menit. Nadi pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I sekitar 100 kali per menit (Manuaba, 2008).

f) Respirasi

Merupakan upaya tubuh untuk mengeluarakan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (sistem metabolisme tubuh).

Pernapasan yang normal dapat diobservasi dan frekuensi per menit, kedalaman, keteraturan, dan tanda – tanda yang menyertai, seperti bunyi napas dan bau napas

(40)

(Mandriwati, 2008). Pada kasus ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I pernafasan lebih cepat (Manuaba, 2008).

g) Berat badan

Penimbangan berat badan pada umur kehamilan trimester I, dan II bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu sesudah dan sebelum hamil. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil, di hitung mulai trimester I sampai trimester III yang berkisar antara 9–13,5 kg (Mandriwati, 2008). Pada kasus ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I berat badan menurun (Manuaba, 2008).

h) Tinggi badan

Pengukuran tinggi badan pada ibu hamil dilaksanakan pada satu kali pada kunjungan antenatal yang pertama. Tujuan pengukuran tinggi badan pada ibu hamil untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil sehingga dapat mendeteksi faktor risiko (Mandriwati, 2008).

i) LILA

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, dengan batas lingkar lengan normal, yaitu 23,5 cm (Mandriwati, 2008).

(41)

2) Pemeriksaan sistematis a) Kepala, meliputi :

(1) Rambut

Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau tidak, menilai warnanya dan kebersihan (Sulistyawati, 2011).

(2) Muka

Untuk mengetahui apakah muka oedema atau tidak (Jannah, 2011).

(3) Mata

Untuk mengetahui keadaan cojungtiva pucat atau merah muda, warna sklera putih atau kuning, kebersihan, kelainan dan gangguan penglihatan rabun jauh atau dekat (Sulistyawati, 2011). Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I mata terlihat cekung (Manuaba, 2007).

(4) Hidung

Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan, alergi debu atau tidak dan ada polip atau tidak (Sulistyawati, 2011).

(5) Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada gangguan pendengaran atau tidak, ada serumen atau tidak (Sulistyawati, 2011).

(42)

(6) Mulut

Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries, bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kering atau kotor atau tidak (Sulistyawati, 2011). Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I lidah terlihat kering (Manuaba, 2007).

b) Leher

Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar limfe atau parotitis (Sulistyawati, 2011).

c) Dada dan Axilla

Untuk mengetahui bentuknya, simetris atau tidak, keadaan payudara, besarnya payudara masing – masing seimbang atau tidak, hyperpigmentasi areola, teraba massa atau tidak, kolostrum keluar atau tidak, keadaan puting dan kebersihan payudaranya (Sulistyawati, 2011).

d) Ekstermitas

Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varices atau tidak, adanya kelainan atau tidak, reflek patella positif atau negatif (Varney, 2007).

e) Kulit

Untuk mengetahui turgor kulit kering atau lebih mengurang.

Pada kasus ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I turgor kulit menurun (Manuaba, 2007).

(43)

3) Pemeriksaan khusus obstetri a) Abdomen

(1) Inspeksi

Untuk mengetahui bentuk perut dan pembesaran perut, adanya strie dan linea, luka bekas operasi, gerakan janin, TFU, hasil pemeriksaan palpasi leopold, TBJ, DJJ, dan presentasi (Prawirohardjo, 2009).

(2) Palpasi

Pemeriksaan menggunakan sensasi taktil untuk menentukan ciri – ciri satu organ menurut

Mandriwati (2008), yaitu :

(a) Leopold I : untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tingginya fundus uteri dan serta menentukan bagian – bagian janin yang berada pada fundus uteri.

(b) Leopold II : untuk mengetahui bagian – bagian janin yang berada pada bagian samping kanan dan samping kiri uterus.

(c) Lepold III : untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus dan apakah bagian

(44)

tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk ke pintu atas panggul ibu.

(d) Leopold IV : untuk memastikan apakah bagian terendah janin benar – benar sudah masuk ke pintu atas panggul atau belum dan menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul ibu.

(e) TBJ : untuk mengetahui tafsiran berat janin yang diukur dari panjang antara simpisis dan fundus uteri dikurangi 12 untuk kepala janin yang masih diatas simpisis dan dikurangi 11 untuk kepala janin yang telahmasuk PAP dikali 155 (Manuaba, 2007).

(3) Auskultasi

Pemeriksaan dilakukan pada bagian abdomen ibu hamil menggunakan stetoskop monoaural atau dopler (Mandriwati, 2008).

(45)

b) Anogenital (1) Vagina

Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui apakah ada kelenjar bartolini, mengetahui pengeluaran yaitu perdarahan dan flour albus (Sulistyawati, 2011).

(2) Anus

Untuk mengetahui kebersihannya dan adanya haemoroid atau tidak (Sulistyawati, 2011).

(3) Pemeriksaan penunjang

Untuk menegakkan diagnosa dari pemeriksaan fisik, pada kasus hiperemesis gravidarum grade I pemeriksaan yang dilakukan adalah sampel urine. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I urine tidak berbau aseton (Varney, 2007).

Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien terhadap interpretasi yang benar atas data – data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik (Hidayat, 2007).

(46)

1. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus hiperemesis gravidarum grade I adalah “Ny X Umur Tahun G P A Hamil Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I”.

Data Dasar : Data Subyektif :

Menurut Sulistyawati (2011) yaitu :

a. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang keberapa.

c. Ibu mengatakan mual muntah 8 – 10 x/hari.

d. Ibu mengatakan badannya lemas

e. Ibu mengatakan nafsu makan berkurang.

f. Ibu mengatakan nyeri pada lambung Data Obyektif :

Data Obyektif menurut Manuaba (2008) yaitu : HPL, keadaan umum lemah, tekanan darah turun, frekuensi nadi meningkat, turgor kulit berkurang, lidah kering, mata cekung, suhu naik, berat badan turun.

2. Masalah

Masalah adalah hal – hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengkajian, sebagai contoh pada kasus hiperemesis gravidarum grade I adalah gangguan rasa

(47)

nyaman dan ibu merasa cemas dengan kehamilannya (Sulistyawati, 2011).

3. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan pasien dan belum terindentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data, sebagai contoh pada kasus hiperemesis gravidarum grade I adalah memberikan konseling dan motivasi dukungan pada ibu (Sulistyawati, 2011).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

Bidan harus waspada menghadapi diagnosis atau masalah potensial yang benar – benar akan terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman (Jannah, 2011). Dari kasus hiperemesis gravidarum grade I didapatkan diagnosa potensial terjadi dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dan dapat mengarah ke hiperemesis gravidarum grade II yang dapat membahayakan hidup ibu dan janin

(Manuaba, 2008).

Langkah IV : Antisipasi

Antipasi adalah mengidentifikasi perlunya tindakan segera bidan atau dokter dan tau untuk konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Jannah, 2011).

(48)

Antisipasi dalam kasus hiperemesis gravidarum grade I yaitu memberi terapi Vitamin B6, sedativ, antihistamin, obat mual muntah serta motivasi untuk bedrest total (Rukiyah, 2014).

Langkah V : Perencanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuatkan harus berdasarkan pertimbangan yang tepat (Jannah, 2011). Rencana asuhan dari diagnosa yang akan diberikan dalam kasus hiperemesis gravidarum grade I, menurut Rukiyah (2014), meliputi :

1. Obsevasi KU dan TTV

2. Lakukan penimbangan berat badan pada ibu

3. Beritahu ibu bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala normal pada kehamilan muda.

4. Anjurkan ibu untuk mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalm jumlah kecil tetapi lebih sering.

5. Anjurkan ibu untuk bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun dan dianjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

6. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berbau lemak dan berminyak.

(49)

7. Anjurkan ibu untuk banyak minum air putih atau jus agar tidak dehidrasi serta menghindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat serta kopi dan minuman bersoda.

8. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

9. Berikan terapi obat. Seperti obat emesis yaitu mediamer B6 50 – 100 mg 3x1/hari , sedativ, anti histamin, anti mual muntah (avomin 10 mg 4x1/hari).

10. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang bila kondisinya semakin buruk segera mungkin.

11. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan.

Langkah VI : Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima di atas dilaksanakan secara efisien dan aman (Jannah, 2011). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I penatalaksanaanya, menurut Rukiyah (2014), yaitu :

1. Mengobsevasi KU dan TTV.

2. Melakukan penimbangan berat badan pada ibu

3. Memberitahu ibu bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala normal pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

4. Menganjurkan ibu untuk mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.

(50)

5. Menganjurkan ibu untuk bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun dan dianjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

6. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berbau lemak dan berminyak.

7. Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih atau jus agar tidak dehidrasi serta menghindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat serta kopi dan minuman bersoda.

8. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup seperti tidur siang

± 1-2 jam, tidur malam ± 8 jam dan menganjurkan ibu untuk tidak terlalu banyak fikiran.

9. Berikan terapi obat. Seperti obat emesis yaitu mediamer B6 50 – 100 mg 3x1/hari , sedativ, anti histamin, anti mual muntah (avomin 10 mg 4x1/hari).

10. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang bila kondisinya semakin buruk segera mungkin.

11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan.

Langkah VII : Evaluasi

Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar efektif dalam penatalaksanaannya (Jannah, 2011).

(51)

Adapun evaluasi asuhan kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I menurut Rukiyah (2014), meliputi : keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah dan nadi normal, penurunan berat badan, ibu bersedia makan dan minum sedikit tapi sering, ibu bersedia mengindari makanan yang berbau minyak dan lemak, ibu bersedia untuk istirahat cukup, ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang bila kondisi makin memburuk, mual muntah berkurang tidak terjadi hiperemesis gravidarum grade II.

Data Perkembangan menggunakan SOAP

Dalam memberikan asuhan lanjutan, sebagai catatan perkembangan, dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney (2007), sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP, yaitu :

a. S (Subyektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.

b. O (Obyektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.

(52)

c. A (Asessment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan data obyektif dalam suatu identifikasi : 1. Diagnosa atau masalah

2. Anisipasi dan diagnosa masalah

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV.

d. P (Planning) : menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi, perencanaan berdasarkan asessment sebagai langkah V, VI, VII Varney.

C. Landasan Hukum

Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 10 ayat (1). Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan (Depkes RI, 2010).

Berdasarkan Permenkes RI NO 900/MENKES/SK/VII/2002 pasal 16 ayat (1) Pelayanan pada ibu meliputi penyuluhan dan konseling, pelayanan antenatal pada kehamilan normal, pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencangkup ibu hamil dengan abortus imminens, hiperemesis gravidarum grade I, preeklamsi ringan dan anemi ringan (Depkes RI, 2010).

(53)

41 BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

A. Jenis Studi

Jenis studi yang digunakan penulis dalam studi ini adalah metode diskriptif. Metode diskriptif yaiu suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif keadaan suatu objek. Studi kasus adalah melakukan penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit selam kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012).

Studi kasus menggambarkan tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Gravidarum Grade I dan menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney.

B. Lokasi Studi

Lokasi studi merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan di BPM Siti Lestari Grobogan.

C. Subyek Studi

Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2012). Subyek yang akan dilaksanakan pada kasus ini adalah ibu hamil Ny. D Umur 25 Tahun G2 P1 A0 Hamil 10+5 Minggu dengan hiperemesis gravidarum grade I.

(54)

D. Waktu Studi

Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus dilaksanakan dari tanggal 08 Maret 2015 sampai 22 Maret 2015.

E. Instrumen Studi

Instrumen adalah alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan ibu hamil menurut tujuh langkah Varney dan SOAP dalam bentuk data perkembangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil data primer dan data skunder :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambil dari objek atau objek peneliti oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Rukiyah, 2014).

Data primer diperoleh dengan cara : a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik yaitu : 1) Inspeksi

(55)

Inspeksi adalah cara pemeriksaan dengan melihat bagian – bagian tubuh dengan menggunakan pendekatan sistematis.

Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki (Mandiwati, 2008). Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I terlihat lidah kering dan mata cekung (Fauziyah, 2012).

2) Palpasi

Palpasi merupakan suatu jenis pemeriksaan menggunakan sensasi taktil untuk menentukan ciri – ciri satu organ. Palpasi juga disebut periksa raba (Mandriwati, 2008). Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I seperti nadi sekitar 100 kali per menit dan turgor kulit kurang

(Fauziyah, 2012).

3) Perkusi

Perkusi adalah teknik pemeriksaan dengan mengetukan pada tendon patella menggunakan palu refleks untuk membandingkan bagian yang kiri dan kanan. Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I seperti pada reflek patella kanan dan kiri negatif atau positif (Manuaba, 2008).

4) Auskultasi

Pada hiperemesis gravidarum grade I dilakukan pemeriksaan auskultasi menggunakan stetoscope monoculer

(56)

untuk mendengarkan detak sistole dan diastole pada pemeriksaan tekanan darah ibu (Mandriwati, 2008).

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti responden, atau bercakap – cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2012). Pada studi kasus ini wawancara dilakukan pada pasien dan keluarga dengan pedoman wawancara menggunakan format asuhan kebidanan ibu hamil menurut tujuh langkah Varney.

c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan dari luar mengenai indra, dan terjadilah pengindraan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian dan dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2012). Dalam studi kasus ini observasi pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade I dilakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, serta observasi intake dan output (Varney, 2007).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk

(57)

mengidentifikasi masalah untuk menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan, dan memonitor respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2012).

a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Nursalam, 2007).

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah bahan – bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2012). Studi kepustakaan pada ibu hamil hiperemesis gravidaraum grade I mengambil dari buku – buku kesehatan tahun 2007 – 2014.

G. Alat – alat yang Dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain:

1. Alat dan bahan pengambilan data : a. Format pengkajian pada ibu hamil b. Buku tulis

c. Bolpoint

2. Alat dan bahan melakukan pemeriksaan dan observasi : a. Spygnomanometer

b. Stetoskop c. Termometer

(58)

d. Timbangan berat badan

e. Pita pengukur lengkar lengan atas f. Stetoskop monoculer atau leanec g. Metlin

h. Jam tangan dengan petunjut second 3. Alat untuk pendokumentasian :

a. Status atau catatan pasien b. Format Askeb Ibu Hamil c. Alat tulis

H. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah – langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Dilakukan dari tanggal 08 Maret 2015 sampai 22 Maret 2015, pembuatan Karya Tulis Ilmiah sampai dengan persetujuan diujikan Juni 2015. Jadwal penelitian terlampir.

(59)

47

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian

Tanggal : 08 Maret 2015 Pukul : 16.30 WIB a. Identitas pasien Identitas suami

1) Nama : Ny. D Nama : Tn. S

2) Umur : 25 tahun Umur : 25 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku, bangsa : Jawa, Indo Suku, bangsa : Jawa, Indo 5) Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK 6) Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta 7) Alamat : Jl. Jambu No. 11 Kunden, Wirosari

b. Anamnesa ( Data Subyektif )

1) Keluhan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan ini kehamilan kedua, mengeluh sejak 2 hari yang lalu mengalami mual dan muntah konsistensi cair 6 – 8 kali sehari, tidak nafsu makan, badan terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya.

2) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama pada usia 12 tahun.

(60)

b) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasinya 30 hari.

c) Lama : Ibu mengatakan lamanya haid 6 hari.

d) Banyaknya : Ibu mengatakan saat haid sehari ganti pembalut 2 - 3 kali.

e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan.

f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer dan berwarna merah.

g) Disminorhoe : Ibu mengatakan kadang nyeri saat haid.

3) Riwayat hamil ini

a) HPHT : 25 Desember 2014

b) HPL : 02 Oktober 2015

c) Gerakan janin : Ibu mengatakan belum merasakan adanya gerakan janin pada perutnya.

d) Vitamin yang dikonsumsi : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi vitamin atau jamu.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melakukan proses peleburan, sebelumnya dilakukan perancangan komponen. Adapun komponen yang digunakan antara lain tabung pelebur, band heater, nozzle heater. Tabung

Indikator keberhasilan bagi siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika minimal 85% siswa yang diajar dengan menggunakan metode picture and picture

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan inovasi dalam pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran aplikasi

Jika perangkat pembelajaran yang disusun kurang berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa maka guru harus menyusun perbaikan pada perangkat pembelajaran

Puji syukur alhamdulilah atas limpahan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbantuan

EVA SERTA P SITORUS: Isolasi Dan Potensi Jamur Pelarut Fosfat Pada Lahan Bekas Kebakaran Hutan Desa Tongging Kabupaten Karo.. Dibawah bimbingan

TERHADAP BATTRACTIONS, ACCESIBILITIES, AMENITIES DAN ANCILLARY SERVICE PADA OBYEK WISATA BAHARI LAMONGAN, JAWA TIMUR.. Dosen Pembimbing : A. Haryo

adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan