• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRA. DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PAREPARE Periode Tahun Jalan Ganggawa No. 13 Parepare Telepon : Fax :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENSTRA. DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PAREPARE Periode Tahun Jalan Ganggawa No. 13 Parepare Telepon : Fax :"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

1

RENSTRA

DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PAREPARE Periode Tahun 2013 – 2018

Jalan Ganggawa No. 13 Parepare Telepon : 0421 – 22280 Fax : 0421 – 22275

(2)

2 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Landasan Hukum 3

1.3 Maksud dan Tujuan 4

1.4 Sistematika Penulisan 5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PEKERJAAN UMUM 7

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 7

2.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi 7

2.1.2. Struktur Organisasi 9

2.2 Sumber Daya SKPD 19

2.2.1 Sumber Daya Manusia Aparatur 19

2.2.2 Sarana dan Prasarana 21

2.3 Kinerja Pelayanan 22

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD 25

2.4.1 Tantangan 25

2.4.2 Peluang 25

2.4.3 Kekuatan 26

2.4.4 Kelemahan 26

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 27 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan 27

3.2 Visi, Misi dan Program Kerja Walikota dan Wakil Walikota 28

(3)

3

3.3. Telahaan Renstra Kementerian/Lembaga 31

3.4 Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis 36

3.4.1. Review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare 36 3.4.2. Review Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Parepare 38

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis 40

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN

KEBIJAKAN 43

4.1 Visi dan Misi 43

4.1.1. Visi 43

4.1.2. Misi 44

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 45

4.2.1 Tujuan 45

4.2.2 Sasaran 46

4.3 Strategi dan Kebijakan 46

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 49

5.1 Rencana Program dan Kegiatan 49

5.2 Indikator Kinerja 54

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 62

6.1 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kota Parepare Tahun 2013 – 2018 62

PENUTUP 67

(4)

4 DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Jabatan, Pendidikan,

Golongan dan Jenis Kelamin Tahun 2013 19

Tabel 2.1.2 Jumlah Non Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Pendidikan

dan Jenis Kelamin Tahun 2013 20

Tabel 2.1.3 Jumlah Pegawai Sukarela berdasarkan Pendidikan dan

Jenis Kelamin Tahun 2013 20

Tabel 2.2 Sarana dan Prasarana Kantor Tahun 2013 21 Tabel 2.3 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pekerjaan Umum

Tahun 2009 - 2013 23

Tabel 2.4 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas

Pekerjaan Umum Kota Parepare Tahun 2009-2013 24 Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pekerjaan

Umum Tahun 2013-2018 47

Tabel 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kota Parepare

Tahun 2013 – 2018 48

Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Pekerjaan Umum

Tahun 2013 -2018 56

Tabel 6.1 Indikator Kinerja yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran

RPJMD 63

(5)

5 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana strategis yang selanjutnya disingkat dengan Renstra adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Renstra merupakan pedoman dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah.

Rencana strategis Dinas Pekerjaan Umum periode tahun 2013–2018 harus memperhatikan dan memiliki keterkaitan serta merupakan penyesuaian rencana program / kegiatan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Parepare tahun 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Parepare Tahun 2013 - 2018, visi & misi Walikota / Wakil Walikota Parepare terpilih Periode Tahun 2013-2018, Renstra Kementerian / Lembaga dan Renstra provinsi, usulan-usulan masyarakat serta dokumen perencanaan lainnya yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah / Peraturan Walikota Parepare serta untuk mengikuti dinamika perkembangan lingkungan strategis yang semakin cepat, meningkatnya kebutuhan publik terhadap penyediaan infratruktur wilayah/kota secara seimbang dan berkualitas sehingga memerlukan penyesuaian rencana kebijakan dan strategi program pembangunan infrastruktur wilayah yang lebih terarah, terpadu, efektif dan efisien.

Dalam Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010-2014 dijelaskan bahwa pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman perlu dilaksanakan dengan pendekatan strategis nasional, dalam hal ini triple track strategy

(6)

6 plus yaitu: (i) pro growth (meningkatkan pertumbuhan ekonomi); (ii) pro poor (menurunkan angka kemiskinan); (iii) pro job (meningkatkan kesempatan kerja); dan (iv) pro green/environment (meningkatkan kualitas lingkungan) melalui kegiatan prioritas antara lain peningkatan aksesibilitas barang/penumpang, dukungan ketahanan pangan, peningkatan investasi dan ekspor, penanggulangan kemiskinan/peningkatan kesempatan kerja, mengurangi kesenjangan antar wilayah, pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat, pembangunan berbasis penataan ruang dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Hal tersebut merupakan strategi dan upaya dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang terdiri dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kualitas lingkungan. Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur harus benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis dan matang sesuai kondisi dan potensi ekonomi dan sosial serta tingkat kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah.

Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman juga harus selaras dan bersinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta dengan sektor-sektor lainnya, yang pada gilirannya akan menjadi modal penting dalam mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran pembangunan nasional.

Rencana strategis Dinas Pekerjaan Umum periode tahun 2013 – 2018 akan dijabarkan dalam penyusunan Rencana Kerja Dinas Pekerjaan Umum setiap tahun sehingga diharapkan sasaran dan tujuan pembangunan di dalam RPJMD Kota Parepare dapat tercapai secara bertahap setiap tahun dan proses pembangunan dapat terwujud dalam suatu sistem yang terencana dan berkelanjutan.

(7)

7 1.2 Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4287);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

(8)

8 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangungan Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangungan Daerah;

8. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah;

9. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare Tahun 2011-2013;

10. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Parepare tahun 2013 - 2018;

1.3 Maksud dan Tujuan

Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare ditetapkan untuk lima tahun ke depan dengan maksud untuk menjadi arahan dan pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan daerah Kota Parepare sesuai dengan visi dan misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang disepakati bersama.

Dalam rangka pengintegrasian perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, maka diperlukan dokumen

(9)

9 perencanaan berupa Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja Tahunan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Tersedianya kebijakan dan program pembangunan dalam skala prioritas yang lebih tajam dan merupakan indikator perencanaan pelaksanaan dan pengawasan pembangunan

2. Tersedianya rumusan program pembangunan yang merupakan indikasi program yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang sekaligus sebagai tolak ukur dalam pencapaian kinerja SKPD.

3. Terwujudnya komitmen bersama terhadap program-program pembangunan yang akan dibiayai dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah.

4. Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD setiap tahunnya selama periode tahun 2013 - 2018

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare adalah sebagai berikut :

Bab I – Pendahuluan; menjelaskan secara ringkas latar belakang landasan hukum maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.

Bab II - Gambaran Pelayanan SKPD; memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya, mengemukakan capaian program

(10)

10 prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD ini.

Bab III - Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi; menjelaskan tentang permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhi, tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi serta program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, menjelaskan tentang hasil telaahan Renstra Kementerian/Lembaga, telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS, serta penentuan isu-isu strategis/

Bab IV - Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan; menjelaskan tentang hasil review visi dan misi daerah, rumusan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta strategi dan kebijakan Dinas Pekerjaan Umum untuk lima tahun mendatang.

Bab V - Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif; menjelaskan tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum dalam lima tahun mendatang yang dilengkapi dengan indikator kinerja dan pendanaan indikatifnya.

Bab VI - Indikator Kinerja SKPD; pada bab ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkam kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Bab VII – Penutup; bab ini memuat kaidah pelaksanaan, dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja Dinas Pekerjaan Umum

(11)

11 BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PEKERJAAN UMUM

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 2.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare diatur dalam Peraturan Walikota Parepare Nomor 14 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Dinas Pekerjaan Umum.

Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi yaitu urusan Pekerjaan Umum. Selain pelaksanaan urusan Pekerjaan Umum, dinas ini juga bertanggung jawab dalam pelayanan masyarakat di bidang pemadam kebakaran melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).

Disamping itu dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya sebagai lembaga teknis daerah di bidang pekerjaan umum, Dinas Pekerjaan Umum berperan melakukan pendampingan kepada SKPD dan Instansi Vertikal yang ada di Kota Parepare dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana, seperti pelibatan dalam pengawasan teknis, supervisi, panitia pengadaan barang dan jasa, dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam penyelenggaraan tugas dimaksud, Kepala Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pekerjaan umum.

(12)

12 c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

Adapun rincian tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum adalah sebagai berikut :

a. Membuat rencana kegiatan/program kerja dinas

b. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan serta mengendalikan tugas bawahan

c. Memberi petunjuk, bimbingan teknis dan pengawasan kepada bawahan

d. Merumuskan visi dan misi serta menetapkan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Dinas

e. Mengkoordinasikan penyusunan rencana program kerja di bidang pekerjaan umum f. Menyelenggarakan peraturan, pembinaan , pembangunan / pengelolaan, pengawa-

san dan pengendalian sumber daya air

g. Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air kota

h. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan skunder, sungai, danau, waduk dan pantai

i. Menyusun kebijakan teknis tentang pengaturan jalan dan penetapan status jalan kota

j. Menyusun rencana pembiayaan jaringan jalan kota

k. Menyelenggarakan pembangunan dan pengusahaan jalan kota meliputi:

pembiayaan pembangunan jalan kota, penganggaran pengadaan lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan kota, pengoperasian dan pemeliharaan jalan kota l. Melaksanakan perencanaan dan pengawasan kewenangan di bidang pekerjaan

umum

(13)

13 m. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi pengadaan sarana dan prasarana

pengelolaan air bersih

n. Mengkoordinasikan penyusunan master plan/rencana induk drainase kota o. Mengkoordinasikan pembangunan dan pemeliharaan drainase

p. Mengkoordinasikan sistem penanggulangan bencana banjir

q. Melaksanakan kebijakan terhadap masyarakat jasa konstruksi dan menyelenggarakan pengelolaan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

r. Melaksanakan pengembangan sistem informasi jasa konstruksi s. Menyelenggarakan pelayanan jasa peralatan pekerjaan umum

t. Melaksanakan penyusunan harga standar barang dan jasa bidang pekerjaan umum u. Melaksanakan pelayanan penanggulangan kebakaran

v. Menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas

w. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi

2.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 3 Tahun 2011) tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare dibantu oleh :

(14)

14 1. Sekretaris; mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan meliputi administrasi umum, kepegawaian, surat menyurat, penyusunan program kegiatan dan pelaporan serta perencanaan dan keuangan.

Sekretaris mempunyai fungsi : i) perumusan kebijakan teknis administrasi kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta keuangan; ii) pemberian dukungan atas penyelenggaraan, urusan administrasi umum, kepegawaian, perencanaan dan pengelolaan keuangan serta evaluasi dan pelaporan; iii) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan sub bagian;

iv) penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan sub bagian pelaksanaan urusan kepegawaian dinas.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretariatan, sekretaris dibantu oleh 3 (tiga) orang kepala sub bagian yang terdiri dari :

a. Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian; memiliki tugas pokok melaksanakan pelayanan administrasi umum dan kepegawaian, perlengkapan serta administrasi surat menyurat dan barang inventaris kantor. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : i) pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian; ii) pelaksanaan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan dalam lingkup sub bagian; iv) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup sub bagian, dan v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi.

b. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan; memiliki tugas pokok menyusun dan membuat program kerja dan pengelolaan keuangan dinas. Dalam

(15)

15 menyelenggarakan tugas pokok, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai fungsi: i) pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian; ii) pelaksanaan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan dalam lingkup sub bagian; iv) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup sub bagian, dan v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi

c. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; dengan tugas pokok mengevaluasi program dan kegiatan serta menyusun laporan realisasi kegiatan dinas. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi: i) pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian; ii) pelaksanaan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan dalam lingkup sub bagian; iv) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup sub bagian, dan v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi

2. Kepala Bidang Program dan Perencanaan; memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan program dan perencanaan teknis di bidang pekerjaan umum. Kepala Bidang Program dan Perencanaan mempunyai fungsi: i) penyusunan program dan perencanaan teknis pembangunan di bidang pekerjaan umum; ii) penyusunan, penyiapan program perencanaan dan pendataan serta pengukuran program pembangunan dan program kerja; iii) melakukan survey, pengukuran design, penggambaran dan site plan terhadap rencana kegiatan fisik; iv) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan.

(16)

16 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Program dan Perencanaan dibantu oleh 2 (dua) kepala seksi, yaitu:

a. Kepala Seksi Pendataan dan Pengukuran; memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan data dan melakukan pengukuran teknis terkait kegiatan pada bidan pekerjaan umum. Kepala Seksi Pendataan dan Pengukuran memiliki fungsi : i) pelaksanaan kebijakan teknis seksi; ii) pelaksanaan program dan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi; iv) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi; v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan

b. Kepala Seksi Penggambaran dan Perhitungan; dengan tugas pokok melaksanakan identifikasi, meneliti dan melaksanakan pengawasan pembangunan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Kepala Seksi Penggambaran dan Perhitungan mempunyai fungsi : i) pelaksanaan kebijakan teknis seksi; ii) pelaksanaan program dan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi; iv) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi; v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan

3. Kepala Bidang Cipta Karya; memiliki tugas pokok melaksanakan tugas teknis operasional pengawasan intern keciptakaryaan dan pengembangan sumber daya air minum. Kepala Bidang Cipta Karya mempunyai fungsi: i) penyusunan rencana dan program kerja di bidang keciptakaryaan; ii) pelaksanaan pengawasan dan

(17)

17 pengendalian di bidang keciptakaryaan; iii) pelaksanaan pengawasan dan pengembangan sumber daya air; iv) pelaksanaan penerapan standarisasi teknis di bidang keciptakaryaan.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Cipta Karya dibantu oleh 2 (dua) kepala seksi, yaitu:

a. Kepala Seksi Konstruksi Bangunan; memiliki tugas pokok melaksanakan tugas unsur pelaksana teknis dan operasional dalam bidang pelayanan konstruksi bangunan dan keciptakaryaan. Kepala Seksi Konstruksi Bangunan mempunyai fungsi : i) pelaksanaan kebijakan teknis seksi; ii) pelaksanaan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi; iv) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi, dan v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan

b. Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Air; memiliki tugas pokok melaksanakan tugas teknis operasional di bidang pengembangan pengawasan sumber daya air dan tata guna air. Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Air memiliki fungsi : i) pelaksanaan kebijakan teknis seksi; ii) pelaksanaan program dan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan dalam lingkup seksi; iv) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi; dan v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan

4. Kepala Bidang Bina Marga; memiliki tugas pokok merumuskan kebijakan dalam penyediaan sarana prasarana jalan, jembatan dan sarana pelengkapnya. Kepala

(18)

18 Bidang Bina Marga memiliki fungsi: i) perumusan kebijakan teknis bidang kebinamargaan; ii) pelaksanaan survey terhadap ketersediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perkotaan; iii) penyiapan data rencana pembangunan pengembangan jalan, jembatan, drainase dan irigasi terbatas; iv) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Bidang Bina Marga dibantu oleh 2 (dua) kepala seksi, yaitu:

a. Kepala Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan Jembatan dan Jaringan Drainase; dengan tugas pokok melaksanakan tugas teknis operasional pendataan, pengukuran, pengembangan dan pemeliharaan jembatan, jaringan drainase. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan Jembatan dan Jaringan Drainase memiliki fungsi : i) pelaksanaan kebijakan teknis seksi; ii) pelaksanaan program dan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi; iv) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan.

b. Kepala Seksi Pengembangan Irigasi Terbatas; dengan tugas pokok melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pengembangan irigasi terbatas.

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pengembangan Irigasi Terbatas mempunyai fungsi : i) pelaksanaan kebijakan teknis seksi; ii) pelaksanaan program dan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan dalam lingkup seksi; iii) pelaksanaan

(19)

19 evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi, dan iv) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan

5. Kepala Bidang Peralatan; dengan tugas pokok merencanakan, mengatur dan pemeliharaan penggunaan terhadap fasilitas perbekalan dan peralatan berat dan penunjang lainnya. Kepala Bidang Peralatan memiliki fungsi; i) penyusunan rencana kerja bidang peralatan dan perbekalan; ii) pengawasan dan pemeliharaan peralatan dan penyiapan perbekalan peralatan; iii) pengelolaan workshop dan perbengkelan. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Bidang Peralatan dibantu oleh 2 (dua) kepala seksi terdiri dari:

a. Kepala Seksi Pemeliharaan Peralatan; dengan tugas pokok melaksanakan pemeliharaan, pengawasan, pengendalian penggunaan/pengoperasian peralatan berat dan peralatan penunjang lainnya. Kepala Seksi Pemeliharaan Peralatan memiliki fungsi : i) pelaksanaan kebijakan teknis seksi; ii) pelaksanaan program dan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan dalam lingkup seksi; iv) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi, dan v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan

b. Kepala Seksi Perbekalan Peralatan; memiliki tugas pokok menyusun rencana penyediaan perbekalan peralatan dan menginventarisir keperluan perbekalan peralatan dalam rangka kelancaran pelayanan jasa. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Seksi Perbekalan Peralatan mempunyai fungsi : i) pelaksanaan kebijakan teknis seksi; ii) pelaksanaan program dan kegiatan; iii) pembinaan, pengkoordinasiaan, pengendalian dan pengawasan program dan

(20)

20 kegiatan dalam lingkup seksi; iv) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup seksi, dan v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan

6. Kelompok Jabatan Fungsional; mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

7. Kepala UPTD Pemadam Kebakaran, dengan tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam hal memimpin, mengkoordinasikan, pengendalian, pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Kepala UPTD Pemadam Kebakaran mempunyai fungsi : i) perumusan kebijakan teknis bidang pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran; ii) pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pekerjaan umum; iii) pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam bidang pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran; iv) pembinaan dan pengawasan peralatan proteksi kebakaran pada bangunan gedung; dan v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala UPTD Pemadam Kebakaran dibantu oleh :

1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; dengan tugas pokok melaksanakan urusan ketatausahaan yang meliputi urusan surat menyurat administrasi kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan urusan rumah tangga serta memberikan pelayanan administratif. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : i) perumusan kebijakan teknis administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan dan evaluasi serta pelaporan; ii) pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan administrasi umum, kepegawaian, perencanaan dan

(21)

21 pengelolaan keuangan; iii) pembinaan dan pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan; dan iv) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi.

Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare dapat dilihat pada gambar berikut :

(22)

22 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PAREPARE

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUB BAG. PERENCANAAN DAN KEUANGAN SUB BAG. ADM

UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEL. JABATAN FUNGSIONAL

SUB BAG.

EVALUASI DAN PELAPORAN

BIDANG PERALATAN BIDANG

BINA MARGA BIDANG PROGRAM

DAN PERENCANAAN BIDANG

CIPTA KARYA

Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan

Jembatan dan Jaringan Drainase

Seksi Pengembangan Irigasi Terbatas

Seksi Pengembangan Sumber Daya Air

Seksi Konstruksi Bangunan

Seksi Pembekalan

Peralatan Seksi Pemeliharaan

Peralatan

Seksi Penggambaran dan Perhitungan

Seksi Pendataan dan

Pengukuran

UPTD Pemadam Kebakaran

(23)

23 2.2 Sumberdaya SKPD

2.2.1. Sumberdaya Manusia Aparatur

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi, Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare didukung oleh Pegawai Negeri Sipil sebanyak 82 orang, Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 11 orang, dan karyawan sukarela sebanyak 75 orang. Pegawai tersebut termasuk pegawai yang berada pada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemadam Kebakaran. Dari jumlah PNS tersebut sebanyak 19 orang menduduki jabatan struktural, sedangkan 63 PNS sebagai pegawai yang tidak memiliki jabatan struktural (staf) dengan kualifikasi sebagai berikut :

a. Pegawai Negeri Sipil

Tabel 2.1.1

Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Jabatan, Pendidikan, Golongan dan Jenis Kelamin Tahun 2013

No Jabatan Eselon

Pendidikan

Golongan Jenis

Kelamin Jumlah IV III II I L P

1 2 3 4

5 6

Eselon II b Eselon III a Eselon III b Eselon IV a

Eselon IV b Non Eselon

Sarjana Tehnik Sarjana Non Tehnik Sarjana Tehnik Sarjana Non Tehnik Sarjana Tehnik Sarjana Non Tehnik Sarjana Muda SMA

Sarjana Non Tehnik Sarjana Tehnik Sarjana Non Tehnik Sarjana Muda SMA/STM

1 1 1 1 - - - - - - - - -

- - - 2 6 3 2 1 1 18 11 - -

- - - - - - - - - - - 5 29

- - - - - - - - - - - - -

1 1 1 3 4 3 2 1 1 10

6 1 25

- - - - 2 - - - - 8 5 4 4

1 1 4 - 12

- - - 1 63

- - -

Jumlah 4 44 34 - 59 23 82

(24)

24 b. Non Pegawai Negeri Sipil

Tabel 2.1.2

Jumlah Aparatur Non Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2013

No

Pendidikan

Jumlah Jenis

Kelamin TU/

Bidang

Satgas PMK

L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sarjana Tehnik Sarjana Non Tehnik Sarjana Muda Tehnik Sarjana Muda Non Tehnik SLTA Tehnik

SLTA Non Tehnik SLTP

SD

Non Ijasah

2 1 - - - 5 - - -

1 - - - - 2 - - -

2 1 - - - 7 - - -

1 - - - - - - - -

Jumlah 8 3 10 1

c. Pegawai Sukarela

Tabel 2.1.3

Jumlah Pegawai Sukarela berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2013

No

Pendidikan

Jumlah Jenis Kelamin TU/

Bidang

Satgas PMK

L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sarjana Tehnik Sarjana Non Tehnik Sarjana Muda Tehnik Sarjana Muda Non Tehnik SLTA Tehnik

SLTA Non Tehnik SLTP

SD

Non Ijasah

1 - - - - 8 - - -

- 8 - - - 58

- - -

1 3 - - - 55

- - -

- 5 - - - 11

- - -

Jumlah 9 66 59 16

(25)

25 2.2.2. Sarana dan Prasarana

Dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Dinas Pekerjaan Umum didukung dengan fasilitas berupa sarana dan prasarana sebagai berikut :

Tabel 2.2

Sarana dan Prasarana Kantor Tahun 2013

No Nama Barang Baik Rusak Jumlah

Gedung Kantor Komputer Printer Mesin Ketik

Mebeuler ( meja & kursi ) Almari / lemari

Filling Kabinet Kendaraan Dinas : Mobil

Motor LCD

UPS / Stabilizer AC / Kipas Angin Televisi

Telepon dan Faximile Alat-alat berat dan Mesin Meja gambar + mesin Kamera Digital

Meter dorong dan roll meter Brand Kas

Tempat tidur susun / kasur Alat-alat Pemadam Kebakaran Kendaraan Pemadam Kebakaran

1 8 8 1 50 11 10

3 6 1 7 9 2 10 11 - - 3 1 8 168

8

- - - 12 119

2 2

- - 2 1 - 2 - 19

6 2 2 - 7 - 2

1 8 8 13 169

13 12

3 6 3 8 9 4 10 30 6 2 5 1 15 168

10

(26)

26 2.3. Kinerja Pelayanan

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Dinas Pekerjaan Umum berdasarkan sasaran / target Renstra pada periode sebelumnya berdasarkan indikator- indikator kinerja pelayanan yang telah ditetapkan. Kinerja diukur dengan membandingkan antara rencana dengan realisasi. Langkah ini sangat penting untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan atas pelaksanaan program dan kegiatan di masa yang akan datang serta menjadi dasar dalam pembuatan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan sehingga akan lebih terarah dalam mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan guna meningkatkan kualitas pembangunan Kota Parepare pada tahun-tahun berikutnya.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare telah melaksanakan beberapa program dan kegiatan yang merupakan implementasi dari Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare Tahun 2009 – 2013 dengan tujuan untuk mencapai sasaran strategis dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Hasil pencapaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

(27)

27

(28)

28

(29)

29 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal yang terdiri dari :

2.4.1. Tantangan

a. Meningkatnya pertumbuhan dan urbanisasi penduduk dari wilayah sekitar (hinterland) menuntut penyediaan sistem infrastruktur wilayah kota yang kian memadai, seimbang dan berkualitas.

b. Untuk memperlancar hubungan antar sentra-sentra produksi/distribusi barang dan jasa, permukiman, perkantoran, pendidikan, layanan kesehatan, sosial budaya, sub pusat pengembangan kota serta hubungan antar wilayah dituntut penyediaan sistem jaringan jalan & jembatan yang berkualitas.

c. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bagi warga secara teratur, adil, berkualitas dan bekesinambungan dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian alam dan keseimbangan lingkungan perlu peningkatan tatakelola sumber daya air (SDA).

d. Perlunya peningkatan pemanfaatan dan penataan areal kawasan industri dan kawasan pergudangan dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada pengembangan investasi.

2.4.2. Peluang

a. Kedudukan dan peran Kota Parepare sebagai simpul lalu lintas bagian tengah Sulawesi Selatan, sub pusat pelayanan pemerintahan, jasa & perdagangan, pendidikan, kesehatan dan Pusat KAPET;

(30)

30 b. Pendanaan pembangunan infrastruktur wilayah semakin meningkat yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK dan APBN), dana APBD Provinsi Sulawesi Selatan, dan dana APBD Kota Parepare sebagai dampak meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional, regional dan daerah;

2.4.3. Kekuatan

a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah;

b. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah;

c. Jumlah aparatur Dinas PU Kota Parepare

d. Tingginya komitmen dan dukungan Pimpinan (Walikota/Wakil Walikota Parepare), Lembaga Legislatif (DPRD Kota Parepare), pihak swasta dan masyarakat dalam bidang pengembangan infrastruktur wilayah kota.

2.4.4. Kelemahan

a. Struktur & organisasi dinas sudah tidak efektif menghadapi dinamika, beban tugas, fungsi dan kewenangan dinas;

b. Kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur (profesionalisme, kepemimpinan, disiplin, etos kerja) relatif masih terbatas;

c. Sarana & prasarana aparatur relatif masih terbatas;

d. Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Sinergitas internal/eksternal organisasi dinas relatif masih lemah;

e. Sistem dan mekanisme kerja internal organisasi belum berjalan secara optimal, efektif dan efisien.

(31)

31 BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Sesuai dengan tugas pokok Dinas Pekerjaan Umum yang melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang pekerjaan umum dimana di dalam penyelenggaraan tugas tersebut mempunyai fungsi merumuskan kebijakan teknis di bidang ke-PU-an, maka secara umum permasalahan pembangunan yang dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare adalah :

a. Belum terintegrasinya sistem informasi dan data base serta rencana induk jaringan jalan dan jembatan dalam perencanaan pembangunan jalan dan jembatan. Hal ini dapat dilihat dengan belum tersedianya database serta rencana induk jaringan jalan dan jembatan secara terpadu dan detail sebagai pendukung dalam perencanaan pembangunan.

b. Masih kurang optimalnya pelayanan terhadap kebutuhan sarana dan prasarana air bersih dan penataan sanitasi lingkungan. Peningkatan kualitas pelayanan kebutuhan air bersih, peningkatan pembangunan dan penataan sarana sanitasi lingkungan serta peningkatan pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat berbasis lingkungan perlu dioptimalkan seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap ketersediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.

c. Belum optimalnya pengelolaan air permukaan yang tertampung untuk penggunaan air baku. Dalam rangka pelayanan dan pemenuhan kebutuhan air bersih yang

(32)

32 semakin meningkat perlu didukung oleh ketersediaan sumber air baku melalui pengelolaan air permukaan yang optimal.

d. Belum optimalnya pemanfaatan potensi air tanah, dikarenakan belum tersedianya peta potensi dan rencana pengembangan air tanah. Dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan potensi air tanah secara optimal perlu ditunjang dan didukung oleh peta potensi dan rencana pengembangan air tanah.

e. Belum tertatanya infrastruktur fisik pada kawasan industri (KIPAS) maupun kawasan pergudangan. Pembangunan dan penataan infrastruktur pada Kawasan Industri (KIPAS) dan kawasan pergudangan merupakan hal yang perlu dilaksanakan sebagai penunjang pengembangan investasi dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

f. Sarana dan prasarana transportasi jalan belum optimal. Untuk memperlancar hubungan antar sentra-sentra produksi/distribusi barang dan jasa, permukiman, perkantoran, pendidikan, layanan kesehatan, sosial budaya, sub pusat pengembangan kota serta hubungan antar wilayah dituntut penyediaan sistem jaringan jalan & jembatan yang berkualitas.

3.2 Visi, Misi dan Program Kerja Walikota dan Wakil Walikota

Sesuai dengan Visi dan Misi yang telah disampaikan oleh Walikota dan Wakil Walikota terpilih, maka ditetapkan Visi Pembangunan Kota Parepare untuk tahun 2013 – 2018 adalah :

(33)

33

“TERWUJUDNYA KOTA PAREPARE YANG MAJU, PEDULI, MANDIRI DAN BERMARTABAT”

Visi pembangunan Kota Parepare Tahun 2013 – 2018 di atas memiliki makna :

a. Maju, mengandung arti: Mempunyai kualitas dan kemampuan untuk berprestasi dan berdaya saing sehingga masyarakat Kota Parepare dapat sejajar atau bahkan lebih tinggi dari daerah lain, ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan tercukupinya kebutuhan kehidupan masyarakat.

b. Peduli, mengandung arti: Mempunyai keikhlasan dan empati untuk maju serta berkembang demi masa depan bersama, yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan kelestarian lingkungan

c. Mandiri, mengandung arti: Mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan permasalahan berdasarkan rujukan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat

d. Bermartabat, mengandung arti: Harkat atau harga diri yang menunjukkan eksistensi atau identitas (jati diri) masyarakat Kota Parepare yang dapat dijadikan teladan dalam berbagai sendi kehidupan.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan Kota Parepare Tahun 2013 – 2018 sebagai berikut :

a. Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkeseinambungan.

(34)

34 b. Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya local, mengembangkan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

c. Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup.

d. Memantapkan penegakan supremasi hukum, menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan meningkatkan partisipatif aktif masyarakat.

e. Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik.

Adapun Program Kerja Walikota dan Wakil Walikota antara lain : a. Program wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun b. Program pembangunan Perguruan Tinggi Daerah

c. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan d. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi e. Program pengembangan industri kecil dan menengah

f. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM g. Program perlindungan konsumen dan pengawasan perdagangan

h. Program peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan i. Program peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan

j. Program pembangunan jalan dan jembatan

k. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah / sanitasi l. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan

pengairan lainnya

(35)

35 m. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam

n. Program pengendalian pemanfaatan ruang o. Program pengelolaan RTH

p. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan q. Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat r. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

s. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah t. Program peningkatan fungsi dan peran lembaga keagamaan dan tokoh agama u. Program pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya

Penelaahan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Parepare Tahun 2013 – 2018, diharapkan dapat menjadi bahan literatur yang representatif dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare Tahun 2013 – 2018, sehingga Dinas Pekerjaan Umum mampu berkontribusi secara maksimal dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Parepare Tahun 2013 – 2018.

3.3 Telahaan Renstra Kementerian/Lembaga

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) 2010-2014 disusun berdasarkan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) serta Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Renstra kementerian tersebut merupakan dokumen perencanaan kementerian untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014.

(36)

36 Pembangunan infrastrukur pekerjaan umum dan permukiman diselenggarakan dalam rangka mencapai visi jangka panjang: “Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025”. Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2025, dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat. Visi tersebut sesuai dengan arahan RPJPN untuk mewujudkan infrastruktur yang andal pada tahun 2025. Tingkat ketersediaan dan pelayanan infrastruktur PU-KIM yang andal akan tercapai secara bertahap sesuai dengan tahapan rencana pembangunan jangka menengah nasional.

Tersedianya infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang andal merupakan perwujudan dari tingkat dan kondisi ketersediaan serta kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang semakin luas, merata dan berkeadilan untuk mendukung terciptanya kehidupan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang mencerminkan keadaan masyarakat yang semakin sejahtera.

Berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian PU sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 dan sejalan dengan tugas dan fungsi Kementerian PU, maka untuk mencapai Visi Kementerian PU “Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025”, ditetapkan Misi Kementerian PU tahun 2010–2014, yaitu:

(37)

37 1. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

2. Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air.

3. Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan.

4. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan.

5. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional.

6. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip- prinsip good governance.

7. Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang.

(38)

38 8. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman.

Sebagai penjabaran atas Visi dan Misi Kementerian PU, maka tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian PU dalam periode 2010 - 2014 adalah:

1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang untuk terlaksananya pengembangan wilayah dan pembangunan nasional serta daerah yang terpadu dan sinergis bagi terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

2. Meningkatkan keandalan sistem jaringan infrastruktur pekerjaan umum dan pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan daya saing melalui pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan pangan, ketahanan air dan ketahanan energi.

3. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar sub bidang permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Meningkatkan kapasitas pengawasan, pengendalian pelaksanaan, dan akuntabilitas kinerja untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pelayanan publik bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.

5. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM aparatur, pembinaan konstruksi serta penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan kinerja pelayanan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.

Sasaran Kementerian PU dalam periode tahun 2010-2014 secara keseluruhan akan meliputi sasaran-sasaran sebagai berikut:

(39)

39 1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) serta penerbitan Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang RTR Pulau/Kepulauan dan peraturan pendukungnya berupa Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria NSPK bidang penataan ruang sesuai amanat RTRWN.

2. Meningkatnya ketersediaan air baku yang memadai (kuantitas, kualitas dan kontinuitas) guna pemenuhan berbagai kebutuhan baik untuk pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum guna mendukung target MDGs 2015, maupun kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan sektor-sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi melalui pembangun/ peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bendungan, waduk/embung/bangunan penampung air lainnya serta prasarana penyediaan air baku, jaringan irigasi dan jaringan rawa.

3. Meningkatnya kualitas pengendalian banjir secara terpadu dari hulu ke hilir dalam satu wilayah dan perlindungan kawasan disepanjang garis pantai dari bahaya abrasi.

4. Meningkatnya efisiensi sistem jaringan jalan di dalam sistem transportasi yang mendukung perekonomian nasional dan sosial masyarakat serta pengembangan wilayah melalui reservasi dan peningkatan kapasitas jalan serta pembangunan Jalan Bebas Hambatan/Jalan Tol.

5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui . pengembangan sistem jaringan penyediaan air minum untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan, serta meningkatnya pelayanan sanitasi sistem terpusat dan sistem berbasis

(40)

40 masyarakat bagi penduduk perkotaan, meningkatnya sistem pengelolaan drainase untuk mendukung pengurangan luas genangan di perkotaan serta meningkatnya sistem pengelolaan persampahan untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk dan meningkatnya kualitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di perkotaan.

6. Meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dan stakeholders jasa konstruksi serta masyarakat untuk mendukung tercapainya penguasaan pangsa pasar domestik oleh pelaku konstruksi nasional serta pengurangan jumlah dan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan akibat kegagalan konstruksi/bangunan melalui peningkatan sistem pembinaan teknis dan usaha jasa konstruksi.

Penelahaan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum periode Tahun 2010 – 2014 diperlukan guna terciptanya keserasian, keterpaduan, sinkronisasi dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare.

3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.4.1. Review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare

Pengembangan wilayah Kota Parepare diarahkan dengan mengacu pada Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare sehingga kegiatan pengembangan dan pembangunan dibatasi pada sektor-sektor yang terkait dengan pengembangan fungsi-fungsi yang telah ditetapkan dalam rencana pemanfaatan dan struktur ruang.

(41)

41 Upaya meminimalisasi kesenjangan pertumbuhan antara wilayah di Kota Parepare dilakukan dengan mengembangkan kawasan yang masih tertinggal, melalui pengembangan sistem perkotaan serta peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana wilayah untuk menciptakan aksesibilitas yang seimbang terhadap fungsi- fungsi pelayanan sosial – ekonomi bagi segenap lapisan masyarakat dalam wilayah secara keseluruhan. Rencana Tata Ruang Wilayah yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum meliputi :

1. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi yang merata dan berhirarki

2. Mendorong kemudahan aksesibilitas pelayanan kegiatan dan menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan sebagai Pusat Pelayanan Kota (PPK), Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) dan Pelayanan Lingkungan (PL);

3. Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan dengan kabupaten di sekitarnya;

4. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan;

5. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

6. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air dan meningkatkan pemerataan pelayanan jaringan air minum ke seluruh wilayah kota;

7. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.

(42)

42 3.4.2. Review Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Parepare

Pergeseran paradigma pembangunan dari economic oriented menjadi pembangunan berkelanjutan telah dianut oleh pemerintah dasawarsa belakangan ini.

Hal tersebut tercermin mulai dari proses perencanaan, implementasi hingga evaluasi.

Dengan adanya Undang-Undang RI No 32 tahun 2009 maka pendekatan pembangunan berkelanjutan telah menjadi perhatian dari sisi perencanaan pembangunan dengan instrumen kajian lingkungan hidup strategis.

Infrastruktur memberikan kontribusi besar terhadap isu-isu lingkungan termasuk pemanasan global. Infrastruktur dapat mempercepat terjadinya kerusakan lingkungan namun sebaliknya jika infrastruktur dibangun dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan, maka infrastruktur dapat menyelamatkan lingkungan dan mengurangi fatalitas akibat bencana. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman pada dasarnya sudah berada dalam koridor pembangunan yang berwawasan lingkungan sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang sektor ke-PU-an. Undang- Undang Bangunan Gedung (Undang-Undang RI Nomor 28 tahun 2002) telah mengamanatkan pentingnya memperhatikan keseimbangan antara aspek bangunan dan lingkungannya. Demikian pula Undang-Undang Sumber Daya Air (Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 2004) dan Undang- Undang Jalan (Undang-Undang RI Nomor 38 tahun 2004) mewajibkan agar dalam pengelolaan sumber daya air maupun jalan sungguh-sungguh memperhatikan kelestarian lingkungan. Undang-Undang Penataan Ruang (Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2007) menjadi payung hukum dalam menjaga keseimbangan pemanfaatan ruang baik skala kawasan maupun wilayah.

(43)

43 Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pembangunan dalam perkembangannya akan dihadapkan dengan tantangan terjadinya degradasi kualitas lingkungan yang saat ini pun telah mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Oleh karenanya, kebijakan pembangunan ke depan harus mampu mendorong peningkatan kualitas lingkungan termasuk dalam pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian, maupun dalam proses pemeliharaan bangunan- bangunan konstruksi dan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman. Infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang berwawasan lingkungan tersebut harus memenuhi karakteristik keseimbangan dan kesetaraan, pandangan jangka panjang dan sistemik.

Pembangunan berkelanjutan dapat juga terwujud dalam Kota Hijau, yang mempunyai atribut terkait dengan perencanaan dan perancangan kota (green planning and design), Ruang Terbuka Hijau (Green Open Space), Green Community dan Green Infrastructure yaitu Green waste, green transportation, green water, green energy dan green building. Atribut yang perlu diprioritaskan adalah pembangunan ruang terbuka hijau (Green Open Space) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH sesuai dengan karakteristik kota/kabupaten, dengan target RTH30% dan Green Infrastructure yaitu pengurangan dan pengolahan limbah dan sampah (Green Waste) dengan menerapkan zero waste; peningkatan kualitas air (Green Water) dengan menerapkan konsep ekodrainase dan zero runoff; penerapan bangunan hijau yang hemat energi (Green Building). Disamping itu perlu kemandirian pemerintah daerah dalam pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang berwawasan lingkungan, mendorong peran sektor swasta melalui regulasi yang sehat dan iklim

(44)

44 usaha yang semakin kondusif dan kompetitif, serta mendorong partisipasi dan peran serta masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan untuk mewujudkan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang berwawasan lingkungan.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan dimasa akan datang.

Secara umum isu-isu strategis yang berkembang di masyarakat yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare adalah :

1. Masih perlunya pemerataan dan keserasian pembangunan khususnya pada sektor infrastruktur jaringan jalan dan jembatan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di setiap kawasan.

2. Adanya beberapa bagian wilayah Kota Parepare yang belum terjadi interaksi yang memadai antar kawasan-kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

3. Belum optimalnya kapasitas drainase

4. Target pelayanan air minum dalam pencapaian MDGS tahun 2015

5. Rendahnya pertambahan areal irigasi untuk mengganti lahan irigasi yang terkonvensi

6. Perlunya peningkatan pembangunan sarana sanitasi dan peningkatan pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat berbasis lingkungan

(45)

45 7. Dalam rangka pemanfaatan Kawasan Industri dan Kawasan Pergudangan, masih perlu pembenahan ruas-ruas jalan dan instalasi air bersih serta penataan areal dan bangunan pergudangan.

Sementara itu isu-isu strategis dari lingkungan eksternal yang menjadi dinamika regional / lokal diantaranya :

1. Mengurangi kesenjangan antar daerah

2. Infrastruktur perekonomian dan sosial seperti jalan, listrik, air, dan kesehatan kurang tersedia dan belum memadai

3. Target Millenium Development Goals (MDG’S) : a. Perkotaan = 63%, saat ini 59%

b. Pedesaan = 54%, saat ini 33%

* Keb. s/d 2019 = 54 m3/dt

* Terpenuhi s/d saat ini = 38 m3/dt Total kekurangan s/d 2019 = 16 m3/dt

4. Rendahnya kinerja jaringan jalan di Kawasan Mamminasata yang diindikasian oleh tingginya tingkat kemacetan pada jalur-jalur utama telah berdampak pada penurunan produktifitas masyarakat dan menciptakan situasi yang kurang mendukung proses investasi.

5. Masih terbatasnya kehandalan sistem transportasi wilayah dalam melayani demand yang ada dan mendukung pergerakan orang dan barang, sehingga terjadi disparitas antar wilayah yang diakibatkan oleh rendahnya aksessibilitas

(46)

46 Adapun isu-isu strategis lingkungan eksternal yang menjadi dinamika nasional antara lain :

1. Masih tingginya ketimpangan pembangunan infrastruktur antar wilayah di bagian barat dan timur Indonesia

2. Makin meningkatnya urbanisasi dan jumlah penduduk perkotaan yang belum diimbangi dengan kualitas penyediaan infrastruktur permukiman dan infrastruktur perkotaan yang memadai

3. Tuntutan pencapaian target MDGs untuk memberikan akses air minum aman bagi minimal 68% masyarakat Indonesia pada tahun 2015

4. Penguatan Konektivitas Nasional, pembangunan jalan lintas sebagai urat nadi transportasi merupakan hal yang harus dilaksanakan dalam jangka panjang

5. Kerusakan jalan akibat pembebanan berlebih (overloading) masih terjadi terutama pada lintas Pantura Jawa dan lintas Timur Sumatera

(47)

47 BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare, sehingga perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare dalam lima tahun mendatang harus berpedoman pada visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Parepare Tahun 2013 – 2018.

4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode tertentu atau suatu cara pandang ke depan tentang masa depan yang ingin dicapai. Meskipun masih bersifat umum, namun secara ideal visi harus dapat diwujudkan dengan tetap berdasar pada kondisi dan karakteristik serta potensi yang dimiliki.

Adapun visi Kota Parepare yang telah disepakati dan dirumuskan dalam dokumen perencanaan adalah sebagai berikut :

“Terwujudnya Kota Parepare Yang Maju, Peduli, Mandiri Dan Bermartabat”

Dengan mengacu pada visi Kota Parepare tersebut, maka Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare menjabarkannya melalui visi sebagai berikut :

“Terwujudnya Pembangunan Infrastruktur yang Merata dan Berkelanjutan Menuju Kota Parepare Yang Maju dan Peduli”

(48)

48 Makna dari visi tersebut di atas adalah :

1. Pembangunan infrastruktur yang merata mengandung makna pembangunan yang tersebar dan menyentuh seluruh wilayah sehingga tidak terjadi kesenjangan antara wilayah dan seluruh masyarakat Kota Parepare dapat merasakan dan menikmati hasil pembangunan

2. Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan mengandung makna Pembangunan berlangsung secara terus menerus dan berkeseinambungan serta mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki potensi dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi

3. Kota Parepare yang maju mengandung makna kota yang mempunyai kualitas dan kemampuan untuk berprestasi dan berdaya saing sehingga masyarakat Kota Parepare dapat sejajar atau bahkan lebih tinggi dari daerah lain, ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan tercukupinya kebutuhan kehidupan masyarakat.

4. Kota Parepare yang peduli mengandung makna mempunyai keikhlasan dan empati untuk maju serta berkembang demi masa depan bersama, yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan kelestarian lingkungan

4.1.2. Misi

Misi merupakan sesuatu yang harus diemban dan dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan.

Adapun misi Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi dengan penyediaan jaringan jalan dan jembatan yang berkualitas. Dengan

(49)

49 pembangunan dan pemeliharaan serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana jaringan jalan/jembatan diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

2. Meningkatkan kualitas jaringan drainase dengan mengembangkan sistem drainase primer dan sekunder. Melalui pembangunan dan pengembangan sistem drainase primer dan sekunder diharapkan akan terwujud peningkatan kualitas sistem jaringan drainase

3. Meningkatkan kualitas penyediaan air bersih dan penataan sanitasi lingkungan.

Dengan pembangunan dan pengembangan fasilitas pengelolaan sarana dan prasarana air bersih serta penataan sanitasi lingkungan akan tercipta peningkatan kualitas penyediaan air bersih dan penataan sanitasi lingkungan

4. Meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah dengan tetap memperhatikan kaidah pelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup. Melalui pembangunan dan penataan infrastruktur diharapkan akan terwujud pembangunan infrastruktur wilayah yang merata dengan tetap memperhatikan kaidah pelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.2.1. Tujuan :

1. Mengoptimalkan penyediaan jaringan jalan dan jembatan yang berkualitas dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

2. Mengoptimalkan pengembangan sistem drainase primer dan sekunder dalam rangka meningkatkan kualitas jaringan drainase

(50)

50 3. Mengoptimalkan peningkatan kualitas penyediaan air bersih dan penataan

sanitasi lingkungan.

4. Mengoptimalkan pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah dengan tetap memperhatikan kaidah pelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup.

4.2.1. Sasaran :

1. Terwujudnya penyediaan jaringan jalan dan jembatan yang berkualitas untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

2. Terwujudnya sistem drainase primer dan sekunder untuk meningkatkan kualitas jaringan drainase

3. Terwujudnya kualitas penyediaan air bersih dan penataan sanitasi lingkungan.

4. Terlaksananya pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah dengan tetap memperhatikan kaidah pelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup.

4.3 Strategi dan Kebijakan

1. Pembangunan dan pemeliharaan serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana jaringan jalan dan jembatan.

2. Pembangunan dan peningkatan kualitas sistem jaringan drainase melalui pengembangan sistem drainase primer dan sekunder.

3. Pembangunan dan peningkatan fasilitas pengelolaan sarana dan prasarana air bersih serta penataan sanitasi lingkungan

4. Pembangunan dan penataan infrastruktur wilayah dengan tetap memperhatikan kaidah pelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup.

(51)

51

(52)

52

Referensi

Dokumen terkait

penulisan skripsi ini. Kepala sekolah, guru dan staf Elles School of Ballet Surabaya yang telah membant11 saya dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini. Kiranya Tuhan

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN KAKU RUAS JALAN BATAS KOTA PALEMBANG-KAYU AGUNG.. STA 25+400 – STA 31+940 PROVINSI

• Jika pada level yang paling dalam tidak ditemukan solusi, maka pencarian dilanjutkan pada simpul sebelah kanan dan simpul yang kiri dapat dihapus dari memori. • Jika pada

Bingkisan hari Raya menjadi lebih berkesan dengan pilihan personal yang istimewa. Red

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel mengenai pengaruh PDRB Perkapita, Jumlah Wajib Pajak dan Inflasi terhadap

Variablel bebas (X 3 ) yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran piutang. Perputaran piutang dalam penelitian ini diukur dengan membagi penjualan dengan

Selama penyimpanan pada suhu ruang, waktu reduktase, angka katalase dan kekentalan susu mengalami kenaikan sehingga layak dikonsumsi sampai hari ke-5 sedangkan berat

Masalah kedua mitra berdasarkan hasil diskusi dengan kepala desa dan perangkat desa Tlangoh dan Desa Aeng Tabar menyatakan bahwa administrasi desa antara lain