BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Unified Communi cati on 4.1. 1 Perangka t Keras dan Jari ngan
PT. PPA telah menyediakan berbagai peran gkat keras dan jarin gan sesuai den gan minimal spesifikasi yan g diminta dalam rancangan. Berikut adalah perangkat keras dan jaringan yan g telah disediakan dan digunakan untuk implementasi proyek in i.
Server y an g digunakan untuk implementasi ini adalah HP ML 150 den gan spesifik asi sebagai berikut:
• Intel Xeon CPU 3.0 Ghz
• Memory DDR2 Kingstone 8 GB
• Harddisk SCSI 147 GB
• NIC 1 Gbps
Gambar 4.1 H P ML 150 G2
Kartu VoIP gateway yang digunakan untuk implementasi in i adalah OpenVOX A800P11 den gan 7 FXO dan 1 FXS. Den gan peran gkat ini maka dapat mengh ubun gkan 7 sambun gan keluar ke PSTN atau Fix ed Wireless Telephone (FW T) dan 1 sambun gan k e telepon analo g/fax internal.
Gambar 4.2 Ka rtu Voip Gateway OpenVox A800P11
Pesawat IP Phone dan IP Video Phone yan g digunakan dalam proyek ini adalah 7 un it dengan berbagai merek:
1. Polycom So un dPoint IP 331
2. Grandstream GXP2020, GXV3140, GXV3175 3. LevelOne VOI 7011
4. Vox de T-20 5. Brik ertel IP-002
Gambar 4.3 Pesawat Telepon IP
Pesawat GSM Fix ed W ireless Terminal (FWT) yang digunakan dalam
1. Wavecom GSM GF181WM - 1 Port
2. Nokia GF181NK
Gambar 4.4 FW T Wavecom GSM GF181WM-1 Port
Kartu GSM yan g dipasan g pada kedua FWT tersebut adalah Simpati- Telkomsel dan Mentari-In do sat.
Konek si jaringan y an g dibuat untuk men ghubun gkan Server UC den gan Core Switch PPA adalah den gan menggunakan kabel tembaga bertipe CAT6 dan den gan NIC y ang berkecepatan 1 Gigabit perdetik.
4.1. 2 Perangka t lunak
PT.PPA telah menyediakan berbagai perangk at lunak dan sertifikat SSL sesuai den gan minimal sp esifikasi y ang diminta dalam rancangan.
Soft ware Elastix dap at secara bebas di unduh dari situs www.elastix.org. Setelah di unduh dalam bentuk ISO, maka file dapat
dipulihkan k e CD untuk proses in stalasi. Proses implementasi len gkap ada pada lampiran 1.
Gambar 4.5 S creenshot Instalasi Elastix
Instalasi Skyp e For Asterisk berjalan dengan baik. Instalasi lengk ap ada pada lampiran.
Gambar 4.6 Screenshot Instalasi Skype for Asterisk
Setelah pro ses in stalasi Skype For Asterisk berh asil, maka dilak ukan instalasi codec G729 A untuk dapat melakukan pan ggilan keluar. Skype menggunakan codec G729 A sebagai codec utama.
Pada sisi client digunakan beberapa soft ware sesuai den gan kebutuhan dan perangk atnya. Pada windows digunakan Co unterPath Bria untuk VoIP, Sp ark untuk In stant messagin g dan HylaFax untuk Fax client.
Untuk peran gk at iPad/iPad2 digunakan MediaPhone5 untuk VoIP, Vippie untuk Video Phone dan IM+ untuk In stant Messagin g.
Gambar 4.7 Video Phone pada iPad2 dengan sistem UC PT.PPA
Pada Andro id menggunakan sip droip sebagai vo ip client dan Palringo untuk Instant Messaging.
4.2 Optima si Penerapan DSCP
Pada sisi server diaktifkan DSCP den gan pembagian ko de EF unt uk audio dan AF41 untuk Video. Pada sisi client juga telah dibuat rule seperti server. Dari sisi core switch, global Qo S sudah di hidupk an den gan dscp trust pada interfa ce- nya.
Gambar 4.8 Pemasangan DS CP pada S erver
Hasilny a dapat dilih at menggunakan ap likasi Open Source Wireshark.
Tampak traffic yang berasal dari server uc dengan ip 192.168.2.51 sudah memiliki DSCP field EF.
Gambar 4.9 Ko de DSCP audio sudah berisi Expedited Forwa rding pada analisa trafik
Pada sisi core switch dilak uk an optimasi den gan menerapkan mekan isme DSCP. Proses optimasi pada core switch ada pada lampiran.
4.3 Penelitian Ha sil Optima si
Berdasarkan skenario yan g sudah dirancan g diawal, maka ada beberapa capture trafik yan g dapat dianalisa men urut perbedaan hari, waktu (pagi, siang, sore) , beban, status dscp. Pen gam bilan data dilakukan den gan menggun akan soft ware n etwork analyzer wiresh ark.
Skenario pengambilan data dilak ukan tiga kali dalam satu hari yaitu p ada waktu pagi, siang dan sore. Lalu pada setiap waktuny a dilak ukan dua keadaan, monitoring trafik ketika DSCP aktif dan mati. Monitoring juga dilak ukan di dua computer yang melak ukan dua konek si.
4.3. 1 Data Tra fik VoIP
Pengam bilan data dilak ukan den gan menggun akan soft ware wireshark p ada saat terjadi komunik asi data selamat tiga menit. Parameter yang ak an diamati adalah jitter, delay dan packet lo ss. Data yang dicapture oleh wireshark akan terlihat seperti gambar dibawah.
Gambar 4.10 hasil capture data dari wireshark
Setelah mendapatkan data maka diperluk an cara untuk menampilkan data tersebut kedalam bent uk grafik seh in gga mudah dibaca.
a) Grafik capture tanpa DSCP
Gambar 4.11 Grafik average, minimum, maximum jitter tanpa DSCP
Tabel 4.1 S ummary jitter dan delay (delta) ketika capturing tanpa DSCP
Gambar 4.11 adalah grafik y ang dihasilkan dari data trafik tanpa DSCP p ada saat terjadi komunikasi antara dua computer. Pengambilan data tanpa DSCP in i diambil pada p uk ul 22:38 :37 sampai 22:41:37, atau selama tiga menit. Pengam bilan data unt uk jitter, delay dan packet loss terdapat tiga nilai a verage, minim um dan maxim um . Ketika capture tanpa DSCP tercatat keadaan delay yan g ditampilkan dalam tabel 4.1, dimana nilai max delta mencapai 999,967 ms. Nilai tersebut jauh sekali diatas nilai stan dar untuk delay (≤ 150 ms).
Keadaan beban jaringan yang terjadi pada saat terjadi p engambilan data tanpa DSCP bisa dilihat pada gambar 4.13, dimana data voice/video adalah beban yang terjadi ketika terjadi komunikasi dan SSH/Telnet adalah pembebanan yang diberikan untuk ek sperimen pada penelitian.
Gambar 4.12 G rafik Average, Minimum dan Maximum packet loss tanpa DS CP
Gambar 4.13 Grafik penggunaan bandwith tanpa DS CP
Gambar 4.14 Network usa ge selama capturing tanpa DSCP
b) Grafik capture dengan mengaktifkan DSCP
Gambar 4.15 Avera ge, Minim um dan Maxim um Jitter dengan DS CP aktif
Tabel 4.2 S ummary jitter dan delay (delta) ketika capturing DSCP aktif
Gambar 4.14 adalah grafik y ang dih asilkan dari data trafik den gan DSCP aktif pada saat terjadi komunikasi antara dua komputer. Pengambilan data ini diambil pada puk ul 23:04:19 sampai 23:07:19, atau selama tiga menit. Pengambilan data untuk jitter, delay dan packet loss terdapat tiga nilai averag e, minimum dan maximum. Ketika dicaptu re tercatat keadaan delay y ang ditampilkan dalam tabel 4.2, dimana nilai max delta (d elay) mencapai 220,807 ms. Walaup un nilai m ax delay masih berada diatas nilai standar untuk dela y (≤ 150 ms) tetapi masih lebih baik jik a diban din gkan den gan capture tanpa DSCP yan g men dapatkan nilai max delta hin gga 999,967 ms.
Keadaan beban jaringan yan g terjadi pada saat terjadi sepanjan g waktu pen gambilan data den gan DSCP aktif dapat dilihat pada gambar 4.16, dimana data voice/v ideo adalah beban yan g terjadi k etika terjadi komunikasi dan SSH/Teln et adalah pembeban an yan g diberikan untuk eksperimen pada penelitian.
Gambar 4.16 G rafik average, minimum, dan maximum packet loss DSCP aktif
Gambar 4.17 Grafik penggunaan bandwith DSCP aktif
Gambar 4.18 Network usa ge selama capturing DS CP aktif
c) Komparasi grafik
Gambar 4.19 Perbandingan average jitter
Dari hasil yan g telah didapat dan ditampilkan pada grafik, maka dap at terlihat bah wa den gan mengaktifkan DSCP pada jaringan akan mengurangi jitter yan g terjadi pada saat terjadi h ubungan komunikasi.
Melalui Gambar 4.18 dapat terlihat perbedaan delay yan g terjadi ketika DSCP tidak diaktifkan grafik sebagian besar bergerak diatas an gkat 3,333
diaktifkan pada saat komunikasi data terjadi delay pada grafik bergerak dibawah an gka 3,333 ms dan nilai puncaknya hanya mencapai 3,208 ms.
Status DSCP
Avg Jitter
Max
Jitter Avg Delta Max Delta Tidak Aktif 3,399 ms 10,426 ms 30,730 ms 999,967 ms Aktif 2,603 ms 9,479 ms 30,660 ms 220,807 ms
Tabel 4.3 Perbandingan Jitter dan Delay
Secara keseluruhan average jitter juga men galami perubahan setelah men ggunakan DSCP. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat keseluruhan average jitter, max jitter, averag e delay dan m ax delay yang men galam i penurun an setelah DSCP diaktifkan.
Perubah an jitter (gambar 4.11) dipen garuhi oleh p en ggunaan ban dwith jarin gan (gambar 4.13) selama komunikasi terjadi. Tinggi rendahnya nilai jitter akan dipengaruhi oleh pembebanan atau p en ggunaan ban dwith pada jarin gan. Ketika beban jaringan tin ggi, maka nilai jitter akan ikut menin gkat. Untuk melih at pengaruh beban terhadap jitter lebih lanjut bisa dilih at pada lampiran 9.
Beban yan g terjadi selama komunik asi berlan gsung adalah pembebanan yang terjadi karen a pengiriman file sebesar 10 Gb yan g ditujukan k e server un ified communication. Sedan gkan beban real-time data (voice/v ideo) sebesar 41,27 M b.
Walaup un ada pen garuh antara beban jaringan terhadap jitter tetapi tetap tidak mengganggu pengiriman file selama komunikasi berlangsung.
Selama capt ure traffic, data file sebesar 10 Gb berhasil ditransfer ke tujuan.
Dapat dibuktikan pada gambar hasil capt ure (gambar 4.18) terlihat uk uran file yan g ditransfer tercatat oleh pro gram wiresh ark sebesar 10,11 Gb.
Komunikasi file tidak terganggu oleh komunikasi voice/v ideo karena sudah ada DSCP yan g membagi jalur yan g digunakan unt uk komunik asi file, voice dan v ideo.
Gambar 4.20 Perbandingan average packet loss
Untuk pack et loss juga mengalami perubahan. Dari grafik bisa terlihat bah wa pada trafik yang tidak menggunakan DSCP nilai packet loss mencapai diatas 2,50 packets/s sedangkan untuk DSCP dibawah 2,50 packets/s. Untuk melihat perbedaan hasil perban din gan trafik yan g terjadi pada jaringan y an g real, dengan trafik nyata pada jarin gan PT PPA, dapat dilihat pada lampiran.