• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

64

1. Profil Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon

Adapun kondisi wilayah Kecamatan Tengah Tani adalah sebagai berikut : a. Kondisi Geografis :

Luas Wilayah : 885,2174 Ha

Sawah : 581,0751 Ha

Darat : 304,1423 Ha b. Batas Wilayah :

Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Gunung Jati Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sumber Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kedawung Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Plered c. Pembagian Wilayah Administratif :

Jumlah Desa : 8 Desa Jumlah Dusun : 24 Dusun Jumlah RW : 42 RW Jumlah RT : 156 RT d. Kondisi Demografi :

Jumlah Penduduk : 41.046 Jiwa

1) Desa/Kelurahan Palir : 2.640 Jiwa 2) Desa/Kelurahan Astapada : 6.273 Jiwa 3) Desa/Kelurahan Gesik : 5.859 Jiwa 4) Desa/Kelurahan Kalitengah : 4.187 Jiwa 5) Desa/Kelurahan Kalibaru : 4.032 Jiwa

70 Sumber: Profil Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon

(2)

6) Desa/Kelurahan Battembat : 5.336 Jiwa 7) Desa/Kelurahan Dawuan : 7.516 Jiwa 8) Desa/Kelurahan Kemlakagede : 5.201 Jiwa Jumlah Penduduk Usia Sekolah :

1) 06 - 09 Tahun : 3.270 orang 2) 10 - 14 Tahun : 3.464 orang 3) 15 - 19 Tahun : 6.254 orang 4) 20 - 24 Tahun : 2.693 orang 5) Jumlah Total : 15.681 orang Fasilitas Pendidikan Setiap Kecamatan : 1) Jumlah Sekolah SD : 18

2) Jumlah Sekolah SMP : 2 3) Jumlah Sekolah SMA : 1

(3)

Gambar 4.1

Bagan Struktur Organisasi

Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon CAMAT TENGAH TANI

KELOMPOK JAB FUNGSIONAL

SEKRETARIS CAMAT

SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN

UMUM &

KEUANGAN

SEKSI EKBANG

SEKSI TRANTIB

SEKSI PEMERINTAHAN UPT

SEKSI

KESEJAHTERAAN SOSIAL

uUMUMUMUM

SEKSI PEND. &

PELAYANAN UMUM 8

D E S A

(4)

B. Deskripsi Data Responden

Tabel 4.1

Deskripsi Data Responden Desa Gesik No Nama

Pengusaha

Nama Perusahaan

Alamat Rt/Rw

Lapangan Usaha

Skala Usaha

Tenaga Kerja 1 H. Dede S. Mares 02/02 Industri Menengah 10 2 Najib K. Kulit 02/08 Perdagangan Kecil 6 3 Rakina K.Kulit 02/02 Perdagangan Kecil 5 4 Ust.Zakaria K. Sambel ijo 01/01 Perdagangan Kecil 5 5 Suhada K. Kulit 03/06 Perdagangan Kecil 6 6 H.Aed K. Mares 02/08 Perdagangan Kecil 5

Tabel 4.2

Deskripsi Data Responden Desa Astapada No Nama

Pengusaha

Nama Perusahaan

Alamat Rt/Rw

Lapangan Usaha

Skala Usaha

Tenaga Kerja 1 Suganda Kerupuk 06/03 Industri Menengah 5 2 Naskiya Kerupuk 05/01 Perdagangan Mikro 2 3 Subadra Kerupuk 02/01 Perdagangan Mikro 2 4 Tjaidi Kerupuk 02/01 Perdagangan Mikro 3 5 Marwa Kerupuk 01/02 Perdagangan Mikro 3 6 Udin Kerupuk 01/02 Perdagangan Mikro 2 7 Sanusi Kerupuk 01/02 Perdagangan Mikro 4 8 Buniah Kerupuk 01/03 Perdagangan Mikro 4 9 Daham Kerupuk 01/03 Perdagangan Mikro 3 10 Anira Kerupuk 01/03 Perdagangan Mikro 5 11 Maini Kerupuk 01/03 Perdagangan Mikro 5 12 Durakman Kerupuk 02/03 Perdagangan Mikro 4 13 Ena Kerupuk 02/03 Perdagangan Mikro 4 14 Samila Kerupuk 02/03 Perdagangan Mikro 4

(5)

Deskripsi Data Responden Desa Palir No Nama

Pengusaha

Nama Perusahaan

Alamat Rt/Rw

Lapangan Usaha

Skala Usaha

Tenaga Kerja 1 Kusna UD. Kerupuk Rt 01 Industri Mikro 5 2 Hj. Umina UD. Kerupuk Rt 01 Industri Mikro 7 3 Saadi UD. Kerupuk Rt 01 Industri Mikro 7 4 Munawar UD. Kerupuk Rt 01 Industri Mikro 5 5 Miskardi UD. Kerupuk Rt 09 Industri Mikro 10

Tabel 4.4

Deskripsi Data Responden Desa Battembat No Nama

Pengusaha

Nama Perusahaan

Alamat Rt/Rw

Lapangan Usaha

Skala Usaha

Tenaga Kerja 1 Masrifah Krupuk Ipah 04/04 Industri Mikro 3 2 Mas’ud Krupuk Kulit 02/04 Industri Mikro 4 3 Hj. Suherli Krupuk Lili 02/04 Industri Mikro 5 4 Hj. Munari Krupuk Kulit 02/04 Industri Mikro 5 5 Suhada Fuji Krupuk 02/04 Industri Mikro 4

C. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini ada 30 UMKM di Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Karakteristik responden dalam penelitian ini berbagai macam yang berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan masa lama usaha. Dalam pembahasan ini karakteristik disajikan dalam bentuk tabel yang dinyatakan prosentase. Berdasarkan 30 responden yang memberikan jawaban atas pertanyaan peneliti dapat diketahui perbedaan karakteristik antara responden yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama usaha.

(6)

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4. 5

Karakteristik Jenis Kelamin Responden

No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

1. Laki-Laki 18 60%

2. Perempuan 12 40%

Jumlah 30 100%

(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2016)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden mengenai jenis kelamin, menyatakan bahwa 18 responden dengan prosentase (60%) berjenis kelamin laki-laki, dan 12 responden dengan prosentase (40%) berjenis kelamin perempuan. Hasil ini menunjukan bahwa UMKM Kerupuk di Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon ternyata tidak membedakan gender atau jenis kelamin.

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis usia Tabel 4.6

Karakteristik Usia Responden

No. Usia Frekuensi Prosentase

1. < 25 Tahun 0 0

2. 25-35 Tahun 4 13,40%

3. 36-45 Tahun 5 16,60%

4. 46-55 Tahun 15 50%

5. > 55 Tahun 6 20%

Jumlah 30 100%

(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2016)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden tentang usia dapat dijelaskan bahwa 0 responden dengan prosentase (0%) berusia <25 tahun, 4 responden dengan prosentase ( 13,4%) berusia 25-35 tahun, 5 responden (16,6%) berusia 36-45 tahun, 15 responden (50%) berusia 46-55 tahun, 6 responden (20%) berusia >55 tahun. Dari data tersebut dapat

(7)

orang (50%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.7

Karakteristik Pendidikan Responden

No. Pendidikan Frekuensi Prosentase

1. Tidak Sekolah 4 13,40%

2. SD 14 46,60%

3. SMP 7 23,30%

4 SMA 4 13,40%

5 S1 1 3,30%

Jumlah 30 100%

(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2016)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden mengenai pendidikan, menyatakan bahwa 4 responden dengan prosentase (13,4%) tidak berpendidikan, 14 responden dengan prosentase (46,6%) berpendidikan SD, 7 responden dengan prosentase (23,3%) berpendidikan SMP, 4 responden dengan prosentase (13,3%) berpendidikan SMA, dan 1 responden dengan prosentase (3,3%) berpendidikan S1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa 30 responden UMKM Kerupuk di Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon sebagian besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 14 orang (46,6%).

4. Karakteristik responden berdasarkan lama usaha Tabel 4.8

Karakteristik Lama Usaha

No. Lama Usaha Frekuensi Prosentase

1. 1-10 Tahun 10 33,40%

2. 11-20 Tahun 9 30%

3. 21-30 Tahun 6 20%

4 > 30 Tahun 5 16,60%

Jumlah 30 100%

(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2016)

(8)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden mengenai lama usaha, menyatakan bahwa 10 responden dengan prosentase (33,4%) memiliki lama usaha selama 1-10 tahun, 9 responden dengan prosentase (30%) memiliki lama usaha selama 11-20 tahun, 6 responden dengan prosentase (20%) memiliki lama usaha selama 21-30 tahun, dan 5 responden dengan prosentase (16,6%) memiliki lama usaha selama >30 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa 30 responden UMKM Kerupuk di Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon sebagian besar memiliki lama usaha selama 1-10 tahun yaitu sebanyak 10 UMKM (33,4%).

D. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 30 responden yang melalui penyebaran kuesioner. Untuk mendapatkan kecenderungan jawaban responden terhadap jawaban masing-masing variabel akan dijabarkan pada rentang skor sebagaimana pada lampiran.

1. Deskripsi variabel persediaan bahan baku (X1)

Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh variabel persediaan bahan baku terhadap jumlah produksi. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 30 UMKM yang ditunjukkan untuk mengetahui apakah persediaan bahan baku berpengaruh terhadap jumlah produksi. Variabel persediaan bahan baku pada penelitian ini diukur melalui 8 buah pernyataan yang mempresentasikan indikator-indikator dari variabel ini.

Sebelum melakukan analisa dari hasil pembahasan penelitian, terlebih dulu akan disajikan tabel mengenai distribusi frekuensi berikut ini:

(9)

Distribusi Frekuensi Item-Item Variabel Persediaan Bahan Baku (X1) No.

Item

Kategori

Total Point 5 %

%

Point 4

%

Point 3

%

Point 2

%

Point 1

%

1 16,70% 50% 26,70% 6,70% 0 100%

2 10% 13,30% 30% 33,30% 13,30% 100%

3 10% 36,70% 13,30% 40% 0 100%

4 0 0 23,30% 66,70% 10% 100%

5 3,30% 16,70% 16,70% 53,30% 10% 100%

6 20% 43,30% 26,70% 6,70% 3,30% 100%

7 23,30% 76,70% 0 0 0 100%

8 6,70% 43,30% 3,30% 46,70% 0 100%

(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2016)

a. Pernyataan tentang pembelian bahan baku selalu dilakukan tepat waktu oleh pengusaha. Sebanyak 16,7% responden mengatakan sangat setuju, 50%

responden mengatakan setuju, 26,7% responden menjawab ragu-ragu, dan 6,7% responden menjawab tidak setuju.

b. Pernyataan tentang pembelian bahan baku dilakukan dengan terlambat untuk menyesuaikan permintaan konsumen. Sebanyak 10% responden menjawab sangat setuju, 13,3% responden menjawab setuju, 30% responden menjawab ragu-ragu, 33,3% responden menjawab tidak setuju, dan 13,3% responden menjawab sangat tidak setuju.

c. Pernyataan tentang terdapat antisipasi apabila adanya keterlambatan dalam pembelian bahan baku. Sebanyak 10% responden menjawab sangat setuju, 36,7% responden menjawab setuju, 13,3% responden menjawab ragu-ragu, dan 40% responden menjawab tidak setuju.

d. Pernyataan tentang terdapat penurunan kualitas bahan baku yang digunakan apabila harga bahan baku mengalami kenaikan. Sebanyak 23,3% responden menjawab ragu-ragu, 66,7% responden menjawab tidak setuju, dan 10%

responden menjawab sangat tidak setuju.

(10)

e. Pernyataan tentang terdapat penurunan jumlah bahan baku yang digunakan apabila harga bahan baku mengalami kenaikan. Sebanyak 3,3% responden menjawab sangat setuju, 16,7% responden menjawab setuju, 16,7%

responden menjawab ragu-ragu, 53,3% responden menjawab tidak setuju, dan 10% responden menjawab sangat tidak setuju.

f. Pernyataan tentang persediaan bahan baku pada distributor selalu memenuhi kebutuhan produksi. Sebanyak 20% responden menjawab sangat setuju, 43,3% responden menjawab setuju, 26,7% responden menjawab ragu-ragu, 6,7% responden menjawab tidak setuju, dan 3,3% responden menjawab sangat tidak setuju.

g. Pernyataan tentang bahan baku pada distributor layak digunakan untuk proses produksi. Sebanyak 23,3% responden menjawab sangat setuju dan 76,7% responden menjawab setuju.

h. Pernyataan tentang terdapat antisipasi pengambilan bahan baku kepada distributor lain untuk memenuhi kebutuhan produksi. Sebanyak 6,7%

responden menjawab sangat setuju, 43,3% responden menjawab setuju, 3,3% responden menjawab ragu-ragu, dan 46,7% responden menjawab tidak setuju.

2. Deskripsi variabel modal (X2)

Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh variabel modal terhadap jumlah produksi. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 30 UMKM yang ditunjukkan untuk mengetahui apakah modal berpengaruh terhadap jumlah produksi. Variabel modal pada penelitian ini diukur melalui 9 buah pernyataan yang mempresentasikan indikator- indikator dari variabel ini. Sebelum melakukan analisa dari hasil pembahasan penelitian, terlebih dulu akan disajikan tabel mengenai distribusi frekuensi berikut ini:

(11)

Distribusi Frekuensi Item-Item Variabel Modal (X2) No.

Item

Kategori

Total Point 5 %

%

Point 4

%

Point 3

%

Point 2

%

Point 1

%

9 16,70% 63,30% 16,70% 3,30% 0 100%

10 40% 60% 0 0 0 100%

11 0 43,30% 46,70% 10% 0 100%

12 0 23,30% 63,40% 13,30% 0 100%

13 0 20% 50% 26,70% 3,30% 100%

14 6,70% 3,30% 33,30% 53,30% 3,30% 100%

15 16,70% 70% 10% 3,30% 0 100%

16 13,30% 83,30% 3,30% 0 0 100%

17 6,70% 50% 40% 3,30% 0 100%

(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2016)

a. Pernyataan tentang modal sendiri memiliki keterbatasan dalam hasil produksi. Sebanyak 16,7% responden menjawab sangat setuju, 63,3%

responden menjawab setuju, 16,7% responden menjawab ragu-ragu, dan 3,3% responden menjawab tidak setuju.

b. Pernyataan tentang modal sendiri lebih menguntungkan pengusaha.

Sebanyak 40% responden menjawab sangat setuju dan 60% responden menjawab setuju.

c. Pernyataan tentang modal asing atau pinjaman dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Sebanyak 43,3% responden menjawab setuju, 46,7%

responden menjawab ragu-ragu, dan 10% responden menjawab tidak setuju.

d. Pernyataan tentang modal asing atau pinjaman lebih memotivasi pengusaha untuk menghasilkan produksi lebih maksimal. Sebanyak 23,3% responden menjawab setuju, 63,3% responden menjawab ragu-ragu, dan 13,3%

responden menjawab tidak setuju.

e. Pernyataan tentang modal asing atau pinjaman lebih menguntungkan bagi pengusaha. Sebanyak 20% responden menjawab setuju, 50% responden

(12)

menjawab ragu-ragu, 26,7% responden menjawab tidak setuju, dan 3,3%

responden menjawab sangat tidak setuju.

f. Pernyataan tentang mesin yang digunakan untuk produksi sangat membantu dalam proses produksi. Sebanyak 6,7% responden menjawab sangat setuju, 3,3% responden menjawab setuju, 33,3,% responden menjawab ragu-ragu, 53,3% responden menjawab tidak setuju, dan 3,3% responden menjawab sangat tidak setuju.

g. Pernyataan tentang peralatan yang digunakan mencukupi untuk proses produksi. Sebanyak 16,7% responden menjawab sangat setuju, 70%

responden menjawab setuju, 10% responden menjawab ragu-ragu, dan 3,3%

responden menjawab tidak setuju.

h. Pernyataan tentang nama baik perusahaan atau kepercayaan konsumen terhadap perusahaan sangat membantu hasil produksi yang maksimal.

Sebanyak 13,3% responden menjawab sangat setuju dan 83,3% responden menjawab setuju, dan 3,3% respoden menjawab ragu-ragu.

i. Pernyataan tentang hak merek sangat membantu untuk hasil produksi yang maksimal. Sebanyak 6,7% responden menjawab sangat setuju, 50%

responden menjawab setuju, 40% responden menjawab ragu-ragu, dan 3,3%

responden menjawab tidak setuju.

3. Deskripsi variabel jumlah produksi (Y)

Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh jumlah produksi. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 30 UMKM.

Variabel jumlah produksi pada penelitian ini diukur melalui 8 buah pernyataan yang mempresentasikan indikator-indikator dari variabel ini. Sebelum melakukan analisa dari hasil pembahasan penelitian, terlebih dulu akan disajikan tabel mengenai distribusi frekuensi berikut ini:

(13)

Distribusi Frekuensi Item-Item Variabel Jumlah Produksi (Y) No.

Item

Kategori

Total Point 5 %

%

Point 4

%

Point 3

%

Point 2

%

Point 1

%

18 16,70% 76,70% 3,30% 3,30% 0 100%

19 3,30% 53,30% 30% 13,30% 0 100%

20 33,30% 56,70% 6,70% 3,30% 0 100%

21 20% 70% 10% 0 0 100%

22 0 90% 10% 0 0 100%

23 70% 20% 10% 0 0 100%

24 40% 50% 10% 0 0 100%

25 16,70% 73,30% 10% 0 0 100%

(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2016)

a. Pernyataan tentang bahan baku yang tersedia memenuhi kebutuhan produksi.

Sebanyak 16,7% responden menjawab sangat setuju, 76,7% responden menjawab setuju, 3,3% responden menjawab ragu-ragu, dan 3,3% responden menjawab tidak setuju.

b. Pernyataan tentang modal yang ada memenuhi kebutuhan produksi.

Sebanyak 3,3% responden menjawab sangat setuju, 53,3% responden menjawab setuju, 30% responden menjawab ragu-ragu, dan 13,3%

responden menjawab tidak setuju.

c. Pernyataan tentang permintaan konsumen selalu terpenuhi. Sebanyak 33,3%

responden menjawab sangat setuju, 56,7% responden menjawab setuju, 6,7% responden menjawab ragu-ragu, dan 3,3% responden menjawab tidak setuju.

d. Pernyataan tentang permintaan konsumen selalu terpenuhi dengan tepat waktu. Sebanyak 20% responden menjawab sangat setuju, 70% responden menjawab setuju, dan 10% responden menjawab ragu-ragu.

e. Pernyataan tentang permintaan konsumen terpenuhi dengan kualitas barang yang teruji. Sebanyak 90% responden menjawab setuju, dan 10% responden menjawab ragu-ragu.

(14)

f. Pernyataan tentang jumlah produksi yang dihasilkan mengalami peningkatan pada hari lebaran, liburan panjang, dan lain-lain. Sebanyak 70% responden menjawab sangat setuju, 20% responden menjawab setuju, dan 10%

responden menjawab ragu-ragu.

g. Pernyataan tentang jumlah produksi yang dihasilkan mengalami penurunan pada waktu musim penghujan. Sebanyak 40% responden menjawab sangat setuju, 50% responden menjawab setuju, 10% responden menjawab ragu- ragu.

h. Pernyataan tentang jumlah produksi yang dihasilkan tetap stabil menyesuaikan permintaan konsumen pada hari-hari biasa. Sebanyak 16,7%

responden menjawab sangat setuju, 73,3% responden menjawab setuju, dan 10% responden menjawab ragu-ragu.

E. Hasil Penelitian 1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n ‒ 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Dalam penelitian ini jumlah (n) = 30 dan besarnya df dapat dihitung 30 ‒ 2 = 28 dengan df = 28 dan alpha = 0,05 didapat r tabel = 0.361.

(15)

Hasil Uji Validitas

Variabel No.

Item R hitung R tabel Keterangan

Persediaan Bahan Baku (X1)

1 0,447 0,361 Valid

2 0,494 0,361 Valid

3 0,679 0,361 Valid

4 0,645 0,361 Valid

5 0,611 0,361 Valid

6 0,444 0,361 Valid

7 0,523 0,361 Valid

8 0,694 0,361 Valid

Modal (X2)

9 0,432 0,361 Valid

10 0,479 0,361 Valid

11 0,416 0,361 Valid

12 0,481 0,361 Valid

13 0,415 0,361 Valid

14 0,375 0,361 Valid

15 0,611 0,361 Valid

16 0,433 0,361 Valid

17 0,443 0,361 Valid

Jumlah Produksi (Y)

18 0,496 0,361 Valid

19 0,566 0,361 Valid

20 0,431 0,361 Valid

21 0,395 0,361 Valid

22 0,464 0,361 Valid

23 0,425 0,361 Valid

24 0,423 0,361 Valid

25 0,496 0,361 Valid

(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2016)

Dari hasil pengolahan SPSS diatas diketahui nilai rhitung yang didapatkan dari kolerasi antara skor item dengan skor total (lihat pada lampiran hasil uji validitas). Nilai rhitung ini peneliti membandingkan dengan nilai rtabel (lihat pada lampiran tabel nilia r product moment). Dari pengolahan SPSS tersebut maka dapat dinyatakan bahwa secara keseluruhan pada item pernyataan variabel persediaan bahan baku, variabel modal dan

(16)

variabel jumlah produksi yang diajukan dinyatakan valid sebab pada tingkat signifikan 0,05 dengan uji dua sisi dan jumlah data (n) = 30, maka didapat rtabel sebesar 0,361. Sehingga memiliki nilai rhitung ≥ rtabel dinyatakan valid.

Dengan demikian dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua pernyataan dalam kuesioner tersebut valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian dan diikut sertakan dalam pengukuran data selanjutnya.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Persediaan Bahan Baku (X1) 0,727 Reliabel

Modal (X2) 0,674 Reliabel

Jumlah Produksi (Y) 0,672 Reliabel

(Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2016)

Dari hasil pengolahan SPSS diatas diketahui nilai Cronbach Alpha yang didapatkan dari reliability statistics (lihat pada lampiran hasil uji reliabilitas). Dari pengolahan SPSS tersebut maka dapat dinyatakan bahwa secara keseluruhan pada variabel persediaann bahan baku, variabel modal dan variabel jumlah produksi yang diajukan dinyatakan reliabel sebab memiliki nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu

(17)

adalah metode kolmogorov-smirnov test. Jika signifikansi data > 0,05 maka dinyatakan normal tetapi jika signifikansi data < 0,05 maka dinyatakan tidak normal. Berikut hasil hitung uji normalitas dengan menggunakan SPSS.

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Persediaan Bahan Baku

Modal Jumlah Produksi

N 30 30 30

Normal Parametersa,b Mean 25,33 31,90 32,70

Std. Deviation 4,088 2,631 2,215

Most Extreme Differences

Absolute ,149 ,134 ,155

Positive ,149 ,134 ,122

Negative -,131 -,102 -,155

Kolmogorov-Smirnov Z ,817 ,733 ,847

Asymp. Sig. (2-tailed) ,516 ,655 ,469

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari output di atas menjelaskan tentang hasil uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov Smirnov. Untuk pengambilan keputusan apakah data normal atau tidak, maka cukup membaca pada nilai signifikasi (Asymp Sig 2-tailed). Jika signifikasi kurang dari 0,05, maka kesimpulannya data tidak berdistribusi normal. Jika signifikasi lebih dari 0,05, maka data berkontribusi normal. Dapat diketahui bahwa nilai signifikasi untuk variabel persediaan bahan baku (X1) sebesar 0,516, variabel modal (X2) sebesar 0,655 dan variabel jumlah produksi (Y) sebesar 0,469. Karena nilai signifikasi dari seluruh variabel lebih dari 0,05 jadi kesimpulannya variabel persediaan bahan baku, modal dan jumlah produksi terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas untuk mengetahui adanya hubungan antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika

(18)

dalam model terdapat multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Dengan ketentuan apabila nilai VIF < 10 maka model regresi yang digunakan pada penelitian ini dianggap tidak memiliki multikolinieritas. Berikut hasil hitung uji multikolinieritas dengan menggunakan SPSS.

Tabel 4.15

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 18,372 4,647 3,953 ,001

Persediaan Bahan Baku

,191 ,089 ,352 2,140 ,042 ,975 1,025

Modal ,298 ,138 ,354 2,150 ,041 ,975 1,025

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi

Dari hasil output coefficients diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam kodel regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Ada beberapa cara yang

(19)

Berikut hasil hitung uji autokolerasi dengan menggunakan SPSS.

Tabel 4.16 Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,537a ,288 ,235 1,937 2,419

a. Predictors: (Constant), Modal, Persediaan Bahan Baku b. Dependent Variable: Jumlah Produksi

Nilai DW sebesar 2,419 nilai ini akan dibandingkan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) = 30 dan jumlah variabel independen 2 (k = 2) maka memiliki nilai dU 1,5666 (lihat tabel Durbin-Watson (DW), α = 5% pada lampiran).

Nilai DW 2,419 lebih besar dari batas atas (dU) 1,5666 dan kurang dari (4 ‒ dU) 4 – 1,5666 = 2,4334 maka dapat disimpulkan bahwa tidak bisa menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokolerasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokolerasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai signifikansi kolerasi < 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas. Jika nilai signifikansi kolerasi >

0,05 maka pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Berikut hasil hitung uji heteroskedastisitas dengan menggunakan SPSS.

(20)

Tabel 4.17

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,037 2,722 ,381 ,706

Persediaan Bahan Baku

,005 ,052 ,020 ,105 ,917

Modal ,010 ,081 ,024 ,121 ,904

a. Dependent Variable: ABS_RES

Dari hasil output coefficients diatas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikasi variabel persediaan bahan baku (X1) sebesar 0,917 lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Sedangkan nilai signifikasi variabel modal (X2) sebesar 0,904 lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

3. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis a. Persamaan Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Jumlah Produksi a = Konstanta

X1 = Persediaan Bahan Baku X2 = Modal

b1b2 = Koefisien Regresi.

Analisis regresi linier berganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal anatara dua variabel bebas atau lebih (x1), (x2), (x3), ..,(xn) dengan satu

(21)

mengalami penurunan atau kenaikan, untuk mengetahui arah hubungan antara variabel dependen. Apakah masing-masing variabel independen berhubungan negatif atau positif. Berikut hasil analisis persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS versi 21.

Tabel 4.18

Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 18,372 4,647 3,953 ,001

Persediaan Bahan Baku

,191 ,089 ,352 2,140 ,042 ,975 1,025

Modal ,298 ,138 ,354 2,150 ,041 ,975 1,025

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi

Berdasarkan hasil output coefficients diatas diperoleh persamaan regresi yang terbentuk adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2

Y = 18,372 + 0,191X1 + 0,298X2

Dari analisis regresi diatas dapat diketahui bahwa:

1) Nilai konstanta a sebesar 18,372. hal ini menunjukkan bahwa pada saat persediaan bahan baku (x1) dan modal (x2) bernilai nol maka jumlah produksi akan bernilai 18,372.

2) Nilai koefisien regresi variabel persediaan bahan baku (b1) bernilai positif, yaitu 0,191 ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan persediaan bahan baku sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan jumlah produksi sebesar 0,191 satuan dengan asumsi variabel nilai lainnya tetap.

3) Nilai koefisien regresi variabel modal (b2) bernilai positif, yaitu 0,298 ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan modal sebesar 1 satuan, maka

(22)

akan meningkatkan jumlah produksi sebesar 0,298 satuan dengan asumsi variabel nilai lainnya tetap.

4) Nilai koefisien regresi variabel persediaan bahan baku (b1) dan modal (b2) bernilai positif artinya terdapat hubungan positif antara persediaan bahan baku dan modal, semakin tinggi persediaan bahan baku dan modal maka semakin meningkat jumlah produksi dan begitu pula sebaliknya.

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r2) yang berkaitan dengan variabel bebas dan variabel terikat. Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut hasil uji koefisien determinasi dengan menggunakan SPSS.

Tabel 4.19

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,537a ,288 ,235 1,937 2,419

a. Predictors: (Constant), Modal, Persediaan Bahan Baku b. Dependent Variable: Jumlah Produksi

Rumus yang digunakan dalam koefisien penentu adalah KP = r2 × 100%. Berdasarkan tabel diatas nilai regresi (r) persediaan bahan baku dan modal yang diperoleh adalah 0,360 maka akan diketahui nilai koefisien determinasi sebagai berikut:

KD = r2 × 100%

= (0,537)2 × 100%

= 0,288 × 100%

= 28,8%

Berdasarkan dari hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai 28%.

(23)

sisanya sebesar 71,2% dikontribusi oleh faktor lain.

c. Uji Parsial Dengan T-Test

Tabel 4.20

Hasil Uji Parsial Dengan T-Test

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 18,372 4,647 3,953 ,001 Persediaan

Bahan Baku

,191 ,089 ,352 2,140 ,042 ,975 1,025

Modal ,298 ,138 ,354 2,150 ,041 ,975 1,025

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi

1. Pengaruh antara persediaan bahan baku dengan jumlah produksi di UMKM Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 Tidak terdapat pengaruh positif antara persediaan bahan baku dengan jumlah produksi di UMKM Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon.

Ha Terdapat pengaruh positif antara persediaan bahan baku dengan jumlah produksi di UMKM Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan hasil output coefficients diatas diperoleh angka thitung

sebesar 2,140. Untuk nilai ttabel ditentukan berdasarkan tingkat signifikasi yang digunakan derajat kebebasan dk = n ‒ 2 (30 ‒ 2) = 28 dengan taraf kesalahan α = 0,05 dan dapat diperoleh ttabel sebesar 1.701 (lihat tabel t pada lampiran).

(24)

Keputusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:71 Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Berdasarkan nilai thitung sebesar 2,140 dan ttabel sebesar 1,701 maka diketahui bahwa thitung > ttabel (2,140 > 1,701). Dengan demikian keputusan hipotesisnya adalah H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh positif antara persediaan bahan baku dengan jumlah produksi di UMKM Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon.

2. Pengaruh antara modal dengan jumlah produksi di UMKM Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 Tidak terdapat pengaruh positif antara modal dengan jumlah produksi di UMKM Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon.

Ha Terdapat pengaruh positif antara modal dengan jumlah produksi di UMKM Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan hasil output coefficients diatas diperoleh angka thitung

sebesar 2,150. Untuk nilai ttabel ditentukan berdasarkan tingkat signifikasi yang digunakan derajat kebebasan dk = n ‒ 2 (30 ‒ 2) = 28 dengan taraf kesalahan α = 0,05 dan dapat diperoleh ttabel sebesar 1,701 (lihat tabel t pada lampiran).

Keputusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Berdasarkan nilai thitung sebesar 2,150 dan ttabel sebesar 1,701 maka diketahui bahwa thitung > ttabel (2,150 > 1,701). Dengan demikian keputusan hipotesisnya adalah H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat

71 Duwi Prayitno, Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS (Yogyakarta: Mediakom, 2010),

(25)

Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon.

d. Uji Simultan Dengan F-Test

Tabel 4.21

Hasil Uji Simultan Dengan F-Test

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 40,976 2 20,488 5,459 ,010b

Residual 101,324 27 3,753

Total 142,300 29

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi

b. Predictors: (Constant), Modal, Persediaan Bahan Baku

Berdasarkan hasil output ANOVA diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,459 dan nilai Ftabel dapat diketahui dari kolom df nilai df1 (pembilang) yang merupakan jumlah variabel bebas sedangkan df2 (penyebab) diperoleh dari (n – k) 30 – 3 = 27. Dimana k adalah jumlah variabel (bebas + terikat) dan n adalah jumlah observasi/sampel pembentuk regresi. Sehingga nilai df1

= 2 dan df2 = 27 dengan nilai signifikan dua arah menjadi 0,05 maka nilai untuk Ftabel sebesar 3,354 (lihat pada tabel F pada lampiran).

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H0 : Variabel X1 (Persediaan Bahan Baku) dan X2 (Modal) secara bersama-sama tidak berpengaruh pada variabel Y (Jumlah Produksi)

Ha : Variabel X1 (Persediaan Bahan Baku) dan X2 (Modal) secara bersama-sama berpengaruh pada variabel Y (Jumlah Produksi) Keputusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:72

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

72 Duwi Prayitno, Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS (Yogyakarta: Mediakom, 2010), 67.

(26)

Berdasarkan nilai Fhitung sebesar 5,459 dan Ftabel sebesar 3,354 maka diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (5,459 > 3,354). Dengan demikian keputusan hipotesisnya adalah H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti Variabel X1 (Persediaan Bahan Baku) dan X2 (Modal) secara bersama-sama berpengaruh pada variabel Y (Jumlah Produksi).

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh masing-masing variabel independen (persediaan bahan baku dan modal) dan variabel dependen (jumlah produksi) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh persediaan bahan baku terhadap jumlah produksi

Pengaruh variabel persediaan bahan baku diukur melalui indikator- indikator waktu yang dilakukan untuk pembelian bahan baku, harga bahan baku yang mengalami kenaikan yang merujuk kepada kualitas dan kuantitas bahan baku yang digunakan, ketersediaan bahan baku pada distributor, kelayakan bahan baku pada distributor dan antisipasi distributor lain untuk pengambilan bahan baku.

Pengaruh persediaan bahan baku terhadap jumlah produksi berdasarkan hasil uji empiris antara persediaan bahan baku terhadap jumlah produksi menunjukan nilai thitung 2,140 dengan tingkat signifikan sebesar 0,042. artinya bahwa persediaan bahan baku berpengaruh terhadap jumlah produksi di UMKM Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Nilai beta dalam unstandardized coefficient variabel persediaan bahan baku menunjukan arah positif sebesar 0,191 yang artinya semakin tinggi persediaan bahan baku maka semakin tinggi jumlah produksi.

Pengaruh persediaan bahan baku terhadap jumlah produksi sejalan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan Pradipta Eka Permatasari (2015) dan Ayu Mutiara (2010). Dimana variabel bahan baku memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah produksi dan hasil pengujian yang diajukan terbukti mampu memprediksi atau menyebakan suatu

(27)

digambarkan melalui waktu yang dilakukan dalam pembelian bahan baku.

Pembelian bahan baku secara rutin dapat menghasilkan jumlah produksi yang sesuai dengan keinginan pengusaha kerupuk. Namun apabila pembelian bahan baku yang dilakukan dengan menunggu permintaan dari konsumen atau menunggu persediaan bahan baku di gudang habis jumlah produksinya hanya mengacu pada tingkat permintaan sehingga produksi setiap harinya tidak menentu.

Pengaruh persediaan bahan baku terhadap jumlah produksi juga dapat dijelaskan oleh faktor kenaikan harga bahan baku. Untuk mencapai produksi yang sesuai, pengusaha krupuk harus berusaha lebih kreatif lagi untuk menawarkan produknya karena sebagian produsen krupuk tidak menurunkan kualitas bahan baku yang digunakan tetapi sebagian kecil pula menurunkan kuantitas bahan baku yang digunakan sehingga pengusaha krupuk harus bisa berinovasi terhadap produknya agar mencapai produksi yang sesuai.

Persediaan bahan baku pada distributor dan tingkat kelayakan bahan baku yang digunakan juga mempengaruhi jumlah produksi, apabila jumlah bahan baku pada distributor kurang memadai maka jumlah produksi juga tidak sesuai dengan keinginan pengusaha kerupuk, maka dari itu untuk tetap menghasilkan jumlah produksi yang stabil atau meningkat produsen harus bisa memiliki cadangan distributor untuk pembelian bahan baku jika bahan baku pada distributor satu kurang mencukupi kebutuhan produksi dengan tingkat kelayakan bahan baku yang sama.

Berdasarkan hasil uji analisis di atas bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Sehingga diartikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara persediaan bahan baku terhadap jumlah produksi.

2. Pengaruh modal terhadap jumlah produksi

Pengaruh variabel modal diukur melalui indikator-indikator modal berdasarkan sumbernya yaitu modal sendiri dan modal asing atau pinjaman,

(28)

modal berdasarkan bentuknya yaitu ada mesin, perlatan, nama baik dan hak merek. Pengaruh modal terhadap jumlah produksi berdasarkan hasil uji empiris antara modal terhadap jumlah produksi menunjukan nilai thitung 2,150 dengan tingkat signifikan sebesar 0,041. Artinya bahwa modal berpengaruh terhadap jumlah produksi di UMKM kerupuk Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Nilai beta dalam unstandardized coefficient variabel lingkungan kerja menunjukan arah positif sebesar 0,298 yang artinya semakin tinggi modal maka semakin tinggi jumlah produksi.

Pengaruh modal terhadap jumlah produksi sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan Pradipta Eka Permatasari (2015). Dimana variabel modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah produksi dan hasil pengujian yang diajukan terbukti mampu memperediksi atau menyebakan suatu jumlah produksi.

Pengaruh modal terhadap jumlah produksi yang berdasarkan sumbernya yaitu modal sendiri dan modal asing atau pinjaman dapat dijelaskan bahwa modal sendiri merupakan salah satu faktor produksi yang paling dasar dalam pembentukan sebuah usaha karna dengan modal sendiri pengusaha dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal namun dalam jumlah produksinya terbatas oleh jumlah modal yang dimiliki pengusaha, sedangkan modal asing atau pinjaman menghasilkan keuntungan yang maksimal pula karna jumlah produksi yang maksimal namun keuntungan yang pengusaha peroleh harus dibagi dengan pembiayaan modal yang telah didapat.

Dan pengaruh modal terhadap jumlah produksi berdasarkan bentukanya, ada modal konkret yaitu mesin dan peralatan dan modal abstrak yaitu nama baik dan hak merek. Mesin dapat membantu pengusaha untuk memperoleh jumlah produksi yang maksimanl namun kebanyakan pengusaha kerupuk di Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon tidak menggunakan mesin karena hasil produksi yang kurang sesuai dengan keinginan meskipun jumlah produksi

(29)

yang digunakan untuk proses penjemuran kerupuk, pemotongan dan lain sebagainya, nama baik juga dapat membantu pengusaha untuk mempunyai konsumen tetap sehingga kemungkinan penurunan jumlah produksinya lebih kecil dan bisa jadi terus meningkat, hak merek membuat konsumen mudah mengingat cita rasa yang mempunyai cirri khas tersendiri sehingga tidak sulit untuk menemukan jenis produk yang sama dengan merek yang sama pula.

Berdasarkan hasil uji analisis di atas bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Sehingga diartikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara modal terhadap jumlah produksi.

3. Pengaruh persediaan bahan baku dan modal terhadap jumlah produksi.

Berdasarkan uji simultan, bahwa semua variabel independen (persediaan bahan baku dan modal) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (jumlah produksi) dengan perolehan hasil perhitunga F test yang menunujkan nilai 5,459 dengan tingkat probabilitas 0,010 yang dibawah Alpha 5%. Demikian dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan baku dan modal berpengaruh terhadap jumlah produksi di UMKM kerupuk Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak. Dari hasil pengolahan data yang diperolah koefisien sebesar 28,8% artinya variabel independen (persediaan bahan baku dan modal) mampu menjelaskan terhadap variabel dependen (jumlah produksi). Hasil uji determinasi tersebut memberikan makna, bahwa masih terdapat variabel independen lain yang dapat mempengaruhi jumlah produksi.

Hasil penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Pradipta Eka Permatasari (2015) menyatakan bahwa dari kedua variabel persediaan bahan baku dan modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi, serta memiliki pengaruh terbesar terhadap produksi.

(30)

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa persediaan bahan baku dalam beberapa dimensi haruslah diperhatikan sebagai suatu faktor yang mempunyai peranan yang cukup penting baik dalam proses produksi maupun jumlah produksi untuk memperoleh hasil yang diinginkan oleh para pengusaha kerupuk. Kedua variabel secara teoritis saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lainnya.

Modal merupakan kebutuhan utama dalam membentuk sebuah usaha yaitu untuk memperoleh jumlah produksi yang diinginkan. Untuk itu para pengusaha perlu memberika perhatian khusus terhadap modal yang akan mereka gunakan untuk membuat sebuah usaha, baik yang digunakan modal sendiri maupun modal asing atau pinjaman karena dari masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Sedangkan untuk modal yang berupa mesin dan peralatan merupakan modal yang cukup diperlukan dalam menunjang proses produksi dan untuk menghasilkan jumlah produksi yang maksimal. Untuk nama baik perusahaan dan hak merek biasanya merupakan sebuah modal dasar pengusaha untuk mengenalkan produknya kepada konsumen supaya mudah diingat dan mempunyai kesan tersendiri.

G. Analisis Ekonomi

Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan jalannya proses produksi dalam suatu perusahaan, apabila bahan baku tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan maka akan menyebabkan ketidaklancaran proses produksi, sehingga jumlah produksi yang dihasilkan juga tidak maksimal. Untuk itu dalam kaitannya persediaan bahan baku yang cukup untuk kelancaran proses produksi dan menghasilkan jumlah produksi yang maksimal, para pengusaha perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terhambatnya persediaan bahan baku yang diperoleh yaitu beberapa diantaranya pembelian bahan baku yang perlu disesuaikan dengan

(31)

menjadi barang jadi tidak tersedia.

Kenaikan bahan baku yang digunakan juga merupakan kendala bagi para pengusaha, untuk tetap menggunakan bahan baku yang berkualitas dan agar tidak menghilangkan atau mengurangi kualitas produk yang dihasilkan, sehingga jumlah produksi juga tidak mengalami penurunan yang diakibatkan penurunan permintaan konsumen. Maka para pengusaha harus lebih kreatif untuk menginovasikan produknya agar konsumen tetap tertarik. Dan juga persediaan bahan baku pada distibutor diharapkan tetap memenuhi kebutuhan produksi guna kelancaran proses produksi dan menghasilkan jumlah produksi yang maksimal.

Modal merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan untuk membangun sebuah usaha. Karena dalam proses produksi dibutuhkan biaya-biaya yang digunakan untuk pembelian bahan baku, peralatan dan membayar gaji karyawan.

Apabila jumlah modal yang tersedia bisa memenuhi seluruh kebutuhan dalam proses produksi, maka proses produksi tidak akan berjalan dengan lancar dan akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi. Jika pengusaha menambah jumlah modal mereka, maka akan meningkatkan jumlah produksi. Dengan penambahan jumlah modal, maka pengusaha dapat menambah bahan baku untuk diolah dan dijadikan barang jadi, sehingga kapasitas output akan menjadi lebih besar. Apabila jumlah produksi bertambah banyak maka laba yang diperoleh pengusaha akan bertambah pula sehingga selain digunakan untuk memberi gaji karyawan, juga dapat digunakan untuk cicilan pembayaran utang modal di Bank atau Koperasi.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi, secara signifikan dan simultan yang menjelaskan pengaruh persediaan bahan baku dan modal terhadap jumlah produksi. Persediaan bahan baku dan modal memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 28,8% yang artinya jumlah produksi dapat diketahui atau dijelaskan oleh persediaan bahan baku dan modal sebesar 28,8% dan sisanya 71,2% dijelaskan oleh faktor lain.

(32)

Hasil analisis statistik di atas secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa persediaan bahan baku mempunyai pengaruh yang signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap jumlah produksi. Artinya semakin tinggi tingkat persediaan bahan baku yang diperhatikan oleh pengusaha kerupuk untuk produksi, maka jumlah produksi juga akan mengalami peningkatan. Seperti kaitannya dengan pembelian bahan baku yang tidak mengalami keterlambatan karena akan mengakibatkan terhambatnya proses produksi apabila bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi belum tersedia di gudang, penurunan kualitas maupun kuantitas bahan baku yang digunakan apabila harga bahan baku mengalami kenaikan karena akan mengurangi kualitas produk yang dihasilkan pula dengan begitu konsumen akan mengalami kekecewaan terhadap produk tersebut, persediaan bahan baku pada distributor juga harus dipastikan selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan produksi karena apabila bahan baku yang tersedia pada distributor kurang mencukupi maka jumlah produksi yang dihasilkan juga kurang maksimal.

Begitupun dengan modal mempunyai pengaruh yang signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap jumlah produksi. Artinya semakin tinggi tingkat kondisifitas modal yang digunakan oleh pengusaha kerupuk untuk produksi, maka jumlah produksi juga akan mengalami peningkatan. Seperti kaitannya modal materi yang digunakan oleh pengusaha adalah modal milik sendiri biasanya memiliki keterbatasan produksi namun keuntungan yang diperoleh lebih maksimal karena sepenuhnya milik sendiri, sedangkan modal yang diperoleh dari pinjaman biasanya keuntungan yang dihasilkan harus dibagi dengan pembiayaan yang harus dibayar akibat perolehan modal meskipun jumlah produksi yang dihasilkan tidak mengalami keterbatasan.

Adapun jika dilihat dari taraf signifikansinya modal memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap jumlah produksi dibandingkan dengan persediaan bahan baku.

Ini dikarenakan modal dianggap kebutuhan yang paling dasar yang digunakan para

(33)

memadai maka jumlah produksi yang dihasilkan juga lebih maksimal sehingga kebutuhan para konsumen dapat terpenuhi, dengan modal yang memadai juga pengusaha dapat mengembangkan usahanya sehingga pemasaran produknya juga mengalami perkembangan dengan tingkat inovasi produk yang beragam pula.

Referensi

Dokumen terkait

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Perilaku Bahaya Kerja Terhadap Risiko Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja di PT Subur Sari

(2) Berdasarkan perhitungan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Saldo Kas Daerah pada tanggal 31 Desember tahun

Hibah penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi dosen di lingkungan Fakultas Pertanian UGM melaksanakan penelitian sesuai kompetensinya

Analisis Estimasi parameter statistik secara visual mendapatkan hasil yaitu distribusi Lognormal paling mendekati distribusi panjang paket data untuk waktu pagi,

Kalaupun ada peluang membuat PP untuk kebutuhan tertentu di luar perencanaan yang dilakukkan pemerintah selama setahun, maka harus melibatkan putusan Mahkamah Agung. Karenanya,

Pada orang sehat TnT tidak dapat di deteksi atau terdeteksi dalam kadar  yang sangat rendah dalam serum.. Aleh karena itu troponin T dalam sirkulasi merupakan  pertanda

(5) If the transferee is other than an individual, each responsible person of the trust or legal entity (see definition1e) must include a completed ATF Form 5320.23,

Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) melibatkan dewan pengawas syariah (DPS). Salah satu karakteristik pada sekuritas adalah kemudahan