34 BAB III
DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kota Malang
Malang adalah Kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Letak dari dari Kota Malang ini sendiri bersampingan dengan kota terbesar pertama di Jawa Timur yaitu Kota Surabaya. Selain itu Kota Malang memiliki Tri Bina Cita Kota Malang dengan dikenal sebagai Kota Pendidikan, Kota Industri dan Kota Pariwisata1
Kota Malang dinobatkan sebagai Kota Pendidikan dikarenakan fasilitas Pendidikan seperti sekolah, Kampus perguruan tinggi, Lembaga Pendidikan non formal atau tempat kursus serta sejumlah pondok pesantren yang dinilai cukup banyak peminatnya terutama dikalangan pendatang dari luar pulau jawa. Sedangkan Kota Malang sebagai Kota Industri karena sejak dulu Kota ini dikenal dengan industri rokok kreteknya dan industri skala kecil dan menengah yang mulai bangkit sejak berlangsungnya krisis ekonomi dengan mempercepat pemulihan pembangunan pembangunan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakrayatan sedangkan industri besar dengan adanya wahana untuk diperkenalkan secara lebih luas.
Kemudian Kota Malang sebagai Kota pariwisata karena memiliki potensi alam yang indah, sejuk, asri serta bangunan-bangunan kuno peninggalan Belanda sehingga dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, dan memiliki beberapa pilihan tempat perbelanjaan baik yang bersifat modern ataupun tradisonal2.
Secara historis hari jadi Kota Malang ditetapkan pada 1 April 1914 tepatnya kota ini mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda. Pada saat itu fasilitas umum di Kota Malang
1 Pemerintah Kota Malang, https://malangkota.go.id/sekilas-malang/tri-bina-cita/, diakses tanggal 27 Agustus 2021, Pukul 21.00 WIB
2 Pemerintah Kota Malang, https://malangkota.go.id/sekilas-malang/tri-bina-cita/, diakses tanggal 27 Agustus 2021, Pukul 21.00 WIB
35
juga direncanakan sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan keluarga Belanda, sehingga hal yang terkesan diskriminatif itu masih berbekas hinga sekarang pada kota malang misalkan di wilayah Ijen Boulevard.
Wilayah Ijen Boulevard ini dilihat sangat berkesan dan estetik karena dengan bangunan bangunan yang cukup indah dan cukup lama sehingga tidak heran jika ijen Boulvard dan kawasan disekitarnya dulu hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan bangsa eropa lainnya sementara penduduk pribumi pada saat itu harus puas dengan bertempat tinggal dipinggiran dengan fasilitas yang kurang memadai. Sampai saat ini Kota Malang khususnya pada kawasan perumahan ijen Boulvard tersebut bagaikan monument yang menyimpan misteri dan sering mengundang keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim disana untuk bernostalgia.
Kemudian, pada tahun 1879 sudah mulai berkembang dengan pesat ketika memiliki transportasi publik yakni pengoperasian kereta api, sehingga hal tersebut membuat kebutuhan masyarakat semakin meningkat terutama akan ruang gerakan melakukan berbagai kegiatan atau aktivitasnya dan pembangunan mulai bermunculan tanpa terkendali, akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, fungsi lahan petanian juga mengalama perubahan menjadi wilayah perumahan dan industri
Lambat laun dengan perkembangan kota malang, kebutuhan masyarakat akan perumahan semakin meningkat, yaitu dampak dari urbanisasi yang terjadi dan sementara untuk tingkat ekonomi masyarakat sangat terbatas, akibatnya timbul bangunan perumahan liar yang umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, disepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api, dan lahan-lahan yang dianggap tidak berpemilik.
Selang beberapa lama kemudian daerah-daerah itu menjadi sebuah perkampungan dan terjadinya degradasi kualitas lingkungan hidup dengan berbagai dampak bawaanya. Urbanisasi yang terjadi ini diluar kemampuan pemerintah Kota Malang.
36
3.2 Kondisi Inovasi Pelayanan Publik Kota Malang
Gencarnya inovasi publik dengan memanfaatkan teknologi, informasi, komunikasi membawa perubahan dikalangan instansi pemerintah Kota Malang, dimana pemerintah Kota Malang mencoba untuk terus meningkatkan inovasi aplikasi dan teknologi baru untuk memperbaiki pelayanan serta dapat mewujudkan malang menjadi Smart city atau Kota Pintar,
Seiring dengan perkembangan inovasi di Kota Malang, sehingga tak jarang inovasi publik kerap diadakannya kompetisi-kompetisi top inovasi pelayanan publik dari pemerintah pusat, secara bersamaan juga Kota Malang yang sering mengikuti kompetisi ini kerapa memberikan kontribusi dalam mendapatkan gelar penghargaan seperti halnya inovasi sepasar pedas yang mendapatkan penghargaan Top 25 Inovasi Pelayanan Publik 2019 (Firdausi, 2019) , Inovasi Rumah Diapers yang mendapat penghargaan top 45 inovasi pelayanan publik tahun 2020, inovasi Brexit (Braille e-ticket And Extraodinary Access For Visual Disabilities) yang mendapat penghargaan top 99 inovasi pelayanan publik tahun 2019, sebelumnya juga penghargaan yang didapat kota Malang yakni inovasi Bank Sampah Malang (BSM), Inovasi Lapo Bra (Layanan Pojok Braille) dan inovasi e-lapor lewat sambat online pada top 25 pelayanan publik 2015.
3.3 Kondisi Geografis Kota Malang 3.3.1 Keadaan Geografi
Ketinggian Kota Malang terletak di antara 440 – 667 Mdpl, wilayah Kota Malang tepatnya berada ditengah-tengah wilayah Kabupeten Malang dimana secara astronomis terletak 112,06 – 112,007 Bujur Timur serta 7,06 – 8,02 Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara: Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.
2. Sebelah Timur: Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
37
3. Sebelah Selatan: Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
4. Sebelah Barat: Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang3.
Berdasarkan deskripsi diatas, menunjukkan bahwa Kota Malang tepat berada ditengah yang dikelilingi oleh beberapa kabupaten Malang dan Kota Malang terhubung secara staretegis dengan Kabupaten-kabupaten tersebut.
3.3.2 Iklim
Selama tahun 2008, kondisi suhu udara di Kota Malang rata- rata berkisar antara 22,7 derajat celcius- 25,1 derajat celcius, sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7c dan suhu minimum 18,4c. Rata Kelembagaan udara berkisar 79%-86% dengan kelembapan maksimum 99% dan minimun 40%.
Kota Malang memiliki kondisi berbeda dengan kabanyakan kota didaerah lain, Kota ini memilki iklim musim hujan dan musim kemarau sehingga kota ini mengikuti perubahan putaran 2 iklim.
Berdasarkan klimatologi karangploso terjadinya curah hujan di Kota Malang yang relatif tinggi pada bulan februari, November, dan desember, sedangkan curah hujan rdengan relative rendah terjadi pada bulan juni dan September. Selain itu untuk kecepatan angin di Kota Malang juga terjadi pada bulan mei, September, dan juli. Kota Malang dinilai memiliki udara yang cukup sejuk dan asri sehingga memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi Kota Malang4.
3 Pemerintah Kota Malang, https://malangkota.go.id/geografis/, Diakses Tanggal 27 Agustus 2021, Pukul 21.30 WIB.
4 Pemerintah Kota Malang, https://malangkota.go.id/geografis/, Diakses Tanggal 27 Agustus 2021, Pukul 21.30 WIB.
38 3.3.3 Keadaan Geologi
Keadaan Geologi Kota Malang letaknya berada wilayah dataran tinggi, sehingga untuk potensinya pun berbeda-beda berdasarkan atas kesuburan tanah dan kondisi wilayah, adapun keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain:
1. Bagian timur termasuk dataran tinggi dengan keadaan kurang subur.
2. Bagian barat termasuk wilayah dataran tinggi yang sangat luas sehingga menjadi daerah Pendidikan.
3. Bagian Selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas sehingga cocok untuk industri.
4. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur sehingga cocok untuk pertanian.
Kota Malang juga memiliki struktur tanah pada umumnya relatif baik, selain itu memiliki 4 macam jenis tanah, antara lain:
1. Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6.930.267 Ha.
2. Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.
3. Asosiasi Latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.
4. Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765.160 Ha.
Berdasarkan 4 macam jenis tanah Kota Malang, yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis andosol yang memiliki sifat tanah yang erosi, selain itu jenis tanag andosol ini terdaat di kecamatan lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15%5.
5 Pemerintah Kota Malang, https://malangkota.go.id/geografis/, Diakses Tanggal 27 Agustus 2021, Pukul 21.30 WIB.
39 3.3.4 Luas Wilayah
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, meunujukkan bahwa luas wilayah Kota Malang mencapai 110.06 Km2 terbagi menjadi 5 kecamatan dengan 57 kelurahan yang ada, 5 kecamatan di Kota Malang tersebut terdiri dari:
1. Kecamatan Blimbing memiliki luas wilayah 17.17 km2 dengan persentase 16.15% serta memiliki 11 kelurahan.
2. Kecamatan Klojen memiliki luas wilayah 8.83 km2 dengan persentase 8.02% serta memiliki 11 kelurahan.
3. Kecamatan kedungkandang memiliki luas wilayah 39.89 km2 dengan persentase 36.24% serta memiliki 12 kelurahan.
4. Kecamatan Sukun memiliki luas wilayah 20.87 km2 dengan persentase 10.05% serta memiliki 11 kelurahan.
5. Kecamatan Lowokwaru memiliki luas wialayah 22.60 km2 dengan persentase 20.53% serta memiliki 12 kelurahan.
Gambar 3.1
Tata Ruang Wilayah Kota Malang 2011-2030
Sumber : Badan Perencanaan, Penelitian, Dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang
40 3.3.5 Keadaan Demografi
Berdasarkan laporan pertumbuhan penduduk di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang untuk jumlah penduduk Kota Malang mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai dari tahun 2018-2020 dengan peningkatan sebagai berikut:
Jumlah Penduduk Kota Malang mengalami peningkatan di 5 Kecamatan di Kota Malang, yakni pada Tahun 2018 Kecamatan Blimbing sebesar 200.663 Jiwa, Kecamatan Klojen 110.421 Jiwa, Kecamatan Kedung Kandang 216.222 Jiwa, Kecamatan Sukun 212.222, dan Kecamatan Lowokwaru 176.514 Jiwa sehingga jumlah penduduk di tahun ini mencapai 916.042 Jiwa. Sedangkan pada tahun 2019 Kecamatan Blimbing sebesar 202.514 Jiwa, Kecamatan Klojen 111.053 Jiwa, Kecamatan Kedung Kandang 220.055 Jiwa, Kecamatan Sukun 214.650, dan Kecamatan Lowokwaru 179.013 Jiwa sehingga jumlah penduduk di tahun ini mencapai 927.285 Jiwa.
Dan di Tahun 2020 2018 Kecamatan Blimbing sebesar 203.211 Jiwa, Kecamatan Klojen 111.313 Jiwa, Kecamatan Kedung
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2018-2020
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang No Kecamatan di Kota
Malang
Jumlah penduduk menurut kecamatan
2018 2019 2020
1. Blimbing 200.663 202.514 203.211
2. Klojen 110.421 111.053 111.313
3. Kedung Kandang 216.222 220.055 222.742
4. Sukun 212.222 214.650 216.055
5. Lowokwaru 176.514 179.013 180.418
Total Penduduk Kota Malang 916.042 927.285 933.739
41
Kandang 222.742 Jiwa, Kecamatan Sukun 216.055, dan Kecamatan Lowokwaru 180.418Jiwa sehingga jumlah penduduk di tahun ini mencapai 933.739 Jiwa. Dengan cukup meningkatnya jumlah penduduk Kota Malang dapat mempengaruhi peningkatan penerimaan pajak dengan menggunakan sistem Aplikasi Mobile Pajak Daerah Kota Malang serta pihak BP2D harus lebih ekstra dalam memperkenalkan produk pelayanan perpajakan di 5 Kecamatan di Kota Malang.
Sedangkan berdasarkan Data dari Badan Pusat Statistik Kota Malang untuk Jumlah Penduduk Berdasar Kelompok Umur dimulai dari umur 0-4 sampai umur 75+ seperti yang ada di tabel berikut
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2020
Sumber: Data Badan Pusat Statistik Kota Malang Kelompok
Umur
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Jiwa)
Laki-Laki Perempuan Total
0-4 33.452 31.761 65.213
5-9 32.646 30.934 63.580
10-14 30.754 29.964 60.718
15-19 40.009 44.338 84.347
20-24 54.884 53.026 107.910
25-29 38.068 35.522 73.590
30-34 34.781 33.952 68.733
35-39 31.362 31.897 63.259
40-44 29.667 31.613 61.280
45-49 27.012 30.004 57.016
50-54 24.221 26.792 51.013
55-59 19.669 20.820 40.489
60-64 13.834 14.104 27.938
65-69 9.164 10.499 19.663
70-75 6.124 7.737 13.861
75 + 5.836 10.444 16.280
Kota Malang 431.483 443.407 874.890
42
No Kecamatan Jumlah KK
1. Klojen 38.327
2. Blimbing 66.629
3. Kedung kandang 71.069
4. Sukun 70.797
5. Lowokwaru 58.719
Jumlah 305.541
Tabel 3.3
Jumlah KK Berdasarkan Kecamatan Tahun 2020
Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kota Malang
Kemudian, Berdasarkan Laporan Penduduk Bulan Oktober 2020 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang menujukkan jumlah Kartu Keluarga (KK) pada 5 Kecamatan di Kota Malang Sebagai Berikut
Dari jumlah KK di bulan Oktober 2020 yang tersebar di 5 Kecamatan dengan jumlah keseluruhan 305.541 Kartu Keluarga (KK), dengan rincian untuk Kecamatan Blimbimbing berjumlah 66.629 KK, Kecamatan Klojen berjumlah 38.327 KK, Kecamatan Kedung Kandang berjumlah 71.069 KK, Kecamatan Sukun Berjumlah 70.797 KK, dan Kecamatan Lowokwaru berjumlah 58.719 KK. Sehingga dengan cukup banyaknya jumlah KK dari masing-masing Kecamatan yang ada di Kota Malang mampu memberikan kontribusi pada sektor pajak dengan memanfaatkan produk pelayanan pajak di Kota Malang.
3.4 Gambaran Umum Badan Pendapatan Daerah Kota Malang 3.4.1 Sejarah Singkat Badan Pendapatan Daerah Kota Malang
Instansi pemerintah di Kota Malang sudah sejak lama berjalan dengan penuh dinamika yang terjadi, terlebih pada instansi pemerintah yang bergerak pada sektor perpajakan, istansi ini dari tahun ketahun terus mengalami perubahan baik dari nama instansi
43
maupun struktural organisasinya serta peraturan atau regulasi yang melandasarinya. Jika ditarik lebih jauh lagi, sebenarnya awal mula instansi sektor pajak ini dimulai ketika masih menggunakan nama instansi Dinas Pendapatan Daerah Kotapraja Malang dengan didasari surat keputusan dari walikota Malang Nomor 4/U tanggal 01 Januari 1970.
Kemudian setelah berapa tahun Dispenda berjalan, instansi ini kembali berganti penyebutan nama instansi menjadi Dinas Pendapatan Daerah Daerah Tingkat II Malang guna menunjang pelaksanaan tugas dan menyesuaikan kebutuhan akibat meningkatnya volume dan jenis pekerjaan yang tentunya sesuai dengan keluarnya keputusan walikota Malang Nomor 45/U Tahun 1973 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan6.
Perkembangan Dinas Pendapatan, berpengaruh terhadap perubahan mendasar yang dilandasi oleh peraturan perundangan, seperti Peraturan Daerah (PERDA) Kotamadya Dati II Malang Nomor 18 Tahun 1989 tentang susunan organisasi Dispenda Malang, selanjutnya Peraturan Daerah (PERDA) Kotamadya Dati II Malang Nomor 9 Tahun 1996 menurut keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 546 Tahun 1996 dengan perubahan Dispenda Kotamadya Daerah Tingkat II Malang ditingkatkan klasifikasinya menjadi tipe A.
Kemudian pada masa otonomi daerah yang terhitung dari tanggal 1 januari 2001 pemerintah Kota Malang telah mengantisipasi suatu kelembagaan yang menangani penerimaan daerah dengan membentuk Dinas Pendapatan Daerah berdasarkan atas peraturan Daerah (PERDA) Nomor 9 Tahun 2000 tentang pembentukan, kedudukan, tugas pokok dan struktur organisasi dinas
6 Badan Pendapatan Daerah Kota Malang, https://BAPENDA.malangkota.go.id/profil/selayang- pandang/ Diakses tanggal 28 Agustus 2021, Pukul 09.00 WIB.
44
sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah dan tugas pokok dan fungsinya jabarkan dalam keputusan walikota Malang Nomor 10 Tahun 2001 tentang uraian tugas, fungsi, dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Malang.
Secara bersamaan juga diterbitkan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana dirubah dengan UU No 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU No 32 Tahun 2004, sehingga terdapat penyesuaian struktur organisasi pada DISPENDA Kota Malang yang di landasi pada Perda Malang No 6 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja DISPENDA Kota Malang serta PerWalikota Malang No 58 Tahun 2008 terkait uraian tupoksi dan tata kerja DISPENDA Kota Malang. Selanjutnya Kembali diterbitkan PERDA No 7 Tahun 2016 Tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kota Malang atas mandat dari Peraturan Pemerintah (PP) No 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah7.
Seiring dengan berjalan Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang yang banyak terjadi dinamika didalamnya atas perubahan- perubahan regulasi atau peraturan yang mengatur tentang nomenklatur baru pada lingkup Dinas Pendapatan Kota Malang.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang pada tanggal 2 Januari 2017 secara resmi berubah nama menjadi Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang, namun kemudian BP2D sendiri tidak bertahan lama, selang berapa tahun dengan berjalannya BP2D Kota Malang, dirasa perlu untuk dilakukan perombakan kembali baik dari regulasi, struktural serta nama sebutan instansi ini. Hal tersebut melahirkan Peraturan Walikota Malang Nomor 79 Tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta
7 Badan Pendapatan Daerah Kota Malang, https://BAPENDA.malangkota.go.id/profil/selayang- pandang/ diakses tanggal 28 Agustus 2021, Pukul 09.00 WIB.
45
Tata Kerja dan pada saat itu BP2D berubah nama menjadi Badan Pendapatan Daerah atau disingkat dengan BAPENDA Kota Malang.
3.4.2 Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Pendapatan Daerah Kota Malang
Sumber Daya Manusia (SDM) pada Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Malang dapat dikelompokkan berdasarkan golongan kepangkatan, tingkat Pendidikan dan Eselon. Jumlah pegawai Badan Pendapatan Daerah Kota Malang sebanyak 174 orang, terdiri dari 98 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 76 orang tenaga penunjang operasional yang tertera dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4
Jumlah Pegawai ASN Berdasarkan Jabatan Golongan Eselon
Pelaksana Total I II III IV V
IV.a 3 5 8
IV.b 1 1
IV.c 1 1
IV.d 0
Jumlah 0 1 4 7 0 12 12
III.a 10 10
III.b 19 19
III.c 5 5
III.d 2 2
Jumlah 0 0 0 2 0 2 2
II.a 2 4
II.b 1 1
II.c 9 9
II.d 6 6
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0
I.a 0 0
I.b 0 0
I.c 1 1
I.d 1 1
Jumlah 0 0 0 0 0 2 2
Sumber: Renstra 2018-2023 Badan Pendapatan Daerah Kota Malang
46
3.4.3 Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Malang Struktur organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Malang ditetapkan dalam PERDA Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah Kota Malang dan Peraturan Walikota Malang Nomor 79 Tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah Kota Malang.
BAPENDA Kota Malang merupakan pelaksana otonomi daerah dibidang pemungutan pajak daerah, Badan Pendapatan Daerah Kota Malang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang sekretaris dan 3 (tiga) orang kepala bidang pajak, yaitu: Bidang Pengendalian Pajak Daerah, Bidang Pajak Daerah Bidang Perencanaan dan Pengembangan PAD.
No Golongan Tingkat Pendidikan Formal Perorang
Jumlah S3 S2 S1 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD
1 IV.c 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2 IV.b 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
3 IV.a 0 8 0 0 0 0 0 0 0 8
4 III.d 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2
5 III.c 0 0 5 0 0 0 0 0 0 5
6 III.b 0 0 19 0 0 0 0 0 0 19
7 III.a 0 0 10 0 0 0 0 0 0 10
8 II.d 0 0 0 0 0 0 6 0 0 6
9 II.c 0 0 0 0 0 0 9 0 0 9
10 II.b 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
11 II.a 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2
12 I.d 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 I.c 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2
14 I.b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 I.a 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 1 9 26 0 0 0 20 0 0 65
Sumber: Renstra 2018-2023 Badan Pendapatan Daerah Kota Malang Kota Malang Tabel 3.5
Jumlah Pegawai ASN Berdasarkan Pendidikan
47
Berikut adalah struktur organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Malang:
3.4.4 Visi Dan Misi
Badan Pendapatan Daerah Kota Malang mengacu kepada visi dan misi kepala daerah yang tepilih periode 2018-2013, sebagai berikut:
Visi:
Kota Malang BERMARTABAT Misi:
1. Menjamin Akses dan kualitas Pendidikan, Kesehatan, dan layanan dasar lainnya bagi semua warga.
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kota Malang Bagan 3.1
Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Malang
48
2. Mewujudkan kota produktif dan berdaya saing berbasis ekonomi kreatif, keberlanjutan dan keterpaduan.
3. Mewujudkan kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman dan keberpihakan terhadap masyarakat rentan dan gender.
4. Memastikan kepuasan masyarakat atas layanan pemerintah yang tertib hukum, professional, dan akuntabel.
3.4.5 Tugas dan Fungsi Badan Pendapatan Daerah Kota Malang Berdasarkan Peraturan Walikota Malang Nomor 79 Tahun 2019 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah yaitu sebagai berikut:
Tugas Pokok:
1. Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Malang mempunyai tugas melaksanakan kebijakan daerah dibidang pengelolaan pendapatan pajak daerah dan tugas pembantuan lainnya berdasarkan peraturan perundang- undangan.
Fungsi :
1. Perumusan kebijakan dibidang pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD).
2. Penyusunan perencanaan strategis dan rencana kerja tahunan.
3. Pelaksanaan tugas dukungan teknis dibidang pengelolaan pendapatan pajak daerah.
4. Pelaksanaan pemungutan pajak daerah.
5. Pengoordinasian penerimaan pendapatan asli darah (PAD)
49
6. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksnaan tugas dukungan teknis dibidang pengelolaan pendapatan pajak daerah.
7. Pembinaan teknis pelaksanaan fungsi penunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibidang keuangan lingkup pengelolaan pendapatan pajak daerah.
8. Pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya.
9. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional.
10. Pelaksanaan administrasi dibidang pendapatan asli daerah.
11. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang pendapatan asli daerah (PAD).
12. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota dibidang pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD).