• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERANCANGAN PROTOTYPE APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PERANCANGAN PROTOTYPE APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

75

PERANCANGAN PROTOTYPE APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT

4.1 Fase Pertama: Identifikasi Infrastruktur

Pada fase pertama ini, peneliti mengidentifikasi infrastruktur dan strategi bisnis. Peneliti mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk perancangan prototype knowledge management dengan cara:

• Observasi, mengamati langsung topologi jaringan dan teknologi yang sudah digunakan di Orang Tua Group saat ini, serta pengamatan langsung pada proses bisnis Oracle Financial, mengumpulkan data mengenai kasus apa saja yang terjadi pada periode 3 bulan terakhir yang dikirimkan oleh user via e- mail, mengidentifikasi bagaimana knowledge culture yang ada, dan mengumpulkan dokumentasi dari knowledge yang sudah ada, agar permasalahan yang ada dapat teridentifikasi dan dapat dikembangkan solusinya.

• Interview, melakukan wawancara dengan:

- Technology and Information M anager, untuk memperoleh gambaran mengenai strategi teknologi informasi dan tujuan dari divisi M anagement Automation Information agar kemudian dapat

(2)

dihubungkan dengan strategi pengembangan sistem knowledge management.

- Oracle Financial M anager, untuk mengidentifikasi kebutuhan akan knowledge management agar prototype yang dikembangkan dapat membantu memenuhi kebutuhan akan knowledge, serta untuk mengetahui knowledge apa saja yang ada pada lingkup Oracle Financial.

- Hardware M anager, untuk memperoleh informasi mengenai spesifikasi hardware yang tersedia yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan perancangan prototype.

- Software M anager, untuk mengetahui sistem operasi dan software lainnya yang sudah digunakan agar kompatibel dengan software yang akan digunakan untuk pengembangan prototype.

4.1.1 Analisis Implementasi Infrastruktur yang Berjalan

Dalam analisis infrastruktur yang berjalan peneliti membagi pembahasan menjadi dua topik utama, yaitu mengenai analisis infrastruktur teknologi yang berjalan dan analisis infrastruktur dari knowledge culture yang berjalan.

a. Analisis Infrastruktur Teknologi yang Berjalan

Orang Tua Group saat ini telah menggunakan teknologi jaringan komputer untuk menghubungkan semua unit komputer, baik di antara divisi maupun kantor cabangnya. Semua komputer yang berada di kantor pusat telah terhubung langsung ke server melalui Local Area Network (LAN) dengan menggunakan switch, sedangkan untuk komputer-komputer yang berada di cabang atau pabrik

(3)

terhubung ke server melalui Wide Area Network (WAN), dengan menggunakan router. Semua komputer tersebut dapat langsung mengakses aplikasi yang ada di server aplikasi. Dengan adanya teknologi jaringan komputer ini memungkinkan untuk mempermudah proses pengiriman dan pengaksesan informasi.

Gambar 4.1 Topologi Jaringan Komputer di Orang Tua Group Sumber: Hasil analisis infrastruktur pada

Divisi M anagement Automation Information di Orang Tua Group

Server yang dimiliki oleh OT mempunyai 3 fungsi utama, yaitu sebagai server untuk active directory, server untuk meng-install aplikasi-aplikasi, dan server untuk e-mail.

(4)

• Server Active Directory, berfungsi untuk membuat domain, mendaftarkan group dan user. Server active directory ini juga berfungsi untuk mengatur policy dan prosedur dari setiap group atau user.

• Server Aplikasi, digunakan untuk meng-install dan menjalankan aplikasi- aplikasi yang digunakan oleh OT untuk mendukung kegiatan operasional maupun administrasi. Aplikasi-aplikasi yang digunakan oleh OT antara lain aplikasi Oracle untuk Enterprise Resource Planning (ERP) dan aplikasi pendukung lainnya. OT memiliki beberapa server aplikasi, setiap server tersebut menggunakan sistem operasi dan database server sesuai dengan yang dibutuhkan oleh setiap aplikasi yang di-install di server tersebut. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows Server 2003 Standard Edition SP 2 dan Red Hat Enterprise Linux 5 server. Database server yang digunakan adalah M S SQL 2005 dan ORACLE.

• Server e-mail, digunakan untuk mengatur e-mail perusahaan dan menyimpan e-mail milik semua user.

Teknologi yang telah dimiliki oleh OT, sebagian besar sudah dapat mendukung proses pengembangan prototype aplikasi sistem KM pada subdivisi Orafin. Jaringan komputer yang ada memungkinkan setiap user untuk dapat saling berkomunikasi, bertukar informasi, dan mengakses aplikasi secara remote ke kantor pusat. Server yang sudah ada juga dapat digunakan sebagai server untuk mengimplementasikan prototype aplikasi KM . Untuk media repositories,

(5)

OT sudah memiliki beberapa server database, yang dapat digunakan sebagai media repositories pada prototype aplikasi KM . Hal yang diperlukan adalah menambah kapasitas media penyimpanan datanya (hard disk), supaya dapat lebih banyak menyimpan knowledge dan dokumen-dokumen perusahaan.

Berdasarkan dari hasil analisis infrastruktur yang telah dimiliki oleh OT, peneliti mencoba mendefinisikan teknologi apa saja yang diperlukan dan membuat rancangan dari arsitektur teknologi prototype aplikasi sistem KM yang akan dikembangkan. Berikut adalah teknologi yang diperlukan dalam mengembangkan prototype aplikasi sistem KM :

• Communication. Peneliti merancang agar prototype aplikasi sistem KM dapat diakses oleh semua user baik yang berada pada jaringan lokal, intranet, maupun melalui internet. Untuk dapat diakses melalui internet maka perlu menggunakan Virtual Private Network (VPN) atau jika prototype aplikasi KM dibuat dalam bentuk web aplikasi maka aplikasi tersebut harus dipublikasi, tentu saja juga harus ditambahkan Firewall dan Filtering untuk meningkatkan keamanan.

• Interface. Berfungsi sebagai media antar muka yang digunakan oleh user untuk mengakses dan berinteraksi dengan prototype aplikasi sistem KM .

• Access dan Authentication Layer. Berfungsi untuk otentifikasi dan pengaturan rules. Setiap user yang mengakses prototype aplikasi sistem KM harus diotentifikasi apakah user tersebut berhak atau tidak untuk

(6)

mengakses aplikasi dan setiap user dapat mempunyai permission yang berbeda-beda sesuai dengan rules yang telah ditentukan.

• Application Layer. Layer ini berfungsi untuk menyediakan layanan yang dapat digunakan oleh user untuk mencari dan berbagi knowledge.

• Repositories. Media atau tempat untuk menyimpan knowledge. Knowledge yang disimpan dapat berupa data, dokumen, gambar, dan catatan hasil diskusi.

Gambar 4.2 Rancangan Arsitektur Teknologi Prototype Aplikasi Sistem Knowledge Management

Sumber: Gema dan Celline Liawan, berdasarkan hasil analisis infrastruktur pada Divisi M anagement Automation Information di Orang Tua Group

(7)

b. Analisis Infrastruktur Knowledge Culture yang Berjalan

Knowledge culture yang berjalan pada subdivisi Orafin adalah umumnya terjadi pertukaran knowledge hanya pada saat training dilakukan atau ketika ada masalah yang terjadi (case based reasoning).

Pada saat training, user dari divisi pembukuan dan keuangan baik yang ada di lingkup corporate ataupun yang berlokasi di masing-masing business unit diundang untuk datang ke corporate tempat training diadakan. M ereka diberikan knowledge baik mengenai proses bisnis, teknis penggunaan aplikasi, ataupun report yang tercakup pada modul-modul Orafin, sehingga diharapkan user dapat memahami dan menguasai modul-modul Orafin.

Untuk pemecahan kasus, selama ini user lebih bergantung kepada staff Orafin sebagai knowledge source. Ketika terjadi kasus, biasanya user akan bertanya via e-mail atau telepon kepada staff Orafin untuk dicarikan solusinya.

Saat ini belum ada sarana online untuk pembelajaran dari knowledge yang ada yang dapat dijadikan referensi untuk pemecahan kasus.

Dengan rancangan prototype aplikasi knowledge management pada subdivisi Orafin, diharapkan dapat mendukung proses berbagi knowledge dengan lebih efektif, di mana user dapat melakukan pembelajaran secara online di samping training face-to-face. User dapat lebih mandiri dalam menyelesaikan kasus dengan menggunakan referensi knowledge yang tersimpan pada knowledge base, serta dengan adanya forum diskusi dapat memfasilitasi user untuk berpartisipasi dalam pembahasan topik tertentu. Tentunya untuk perubahan knowledge culture ini harus didukung oleh manajeman perusahaan

(8)

dalam sosialias i budaya saling berbagi knowledge dan menjadikan implementasi prototype aplikasi knowledge management sebagai agenda perusahaan, untuk kemudian membuat kebijakan dan Standard Operating Procedure (SOP) dari penggunaan aplikasi knowledge management. Berikut usulan peneliti untuk mensosialisasikan penggunaan prototype knowledge management agar dapat membentuk knowledge culture yang lebih baik :

• Membuat kebijakan bahwa service request kasus hanya akan dilayani jika user mengirimkannya kepada staff Orafin melalui fitur help desk.

• Setiap kasus yang terjadi harus didokumentasikan dan di-input ke dalam knowledge base.

• Memberlakukan kebijakan reward and punishment kepada user atas partisipasinya dalam pengembangan dan penggunaan prototype aplikasi knowledge management. Reward dapat diberikan berupa pemberian predikat

”KM Star” tiap bulannya untuk user yang berkontribusi paling banyak dalam menulis blog ataupun menambah knowledge ke aplikasi, kepada KM Star diberikan hadiah berupa voucher buku ataupun kesempatan untuk mengikuti training eksternal. Hal ini diharapkan dapat memotivasi user untuk aktif berpartisipasi dalam menerapkan budaya knowledge sharing.

(9)

4.1.2 Menghubungkan Knowledge Management dan S trategi Organisasi Pada langkah kedua, peneliti mengidentifikasi tujuan dan strategi dari divisi MAI untuk menyelaraskannya dengan rancangan prototype aplikasi KM dengan tahapan sebagai berikut:

a. M engidentifikasi Tujuan Divisi M anagement Automation Information b. Analisis Strategi Pendekatan Ekspansif Knowledge Management c. Analisis Strategic Knowledge Gap dengan Zack Framework d. Analisis SWOT untuk Prototype Knowledge Management Berikut uraian dari tiap tahapan pada langkah kedua:

a. Mengidentifikasi Tujuan Divisi Management Automation Information Adapun tujuan dari divisi M AI Orang Tua Group adalah sebagai berikut:

• Meningkatkan kinerja, kemudahan akses, keamanan, dan kehandalan infrastruktur dan manajemen Teknologi Informasi.

• Menyediakan layanan teknologi dan otomatisasi reporting yang efisien dan efektif

• Menjadi penggerak proses dan teknologi inovatif untuk mentransformasi layanan M AI.

Konsep KM sejalan dengan tujuan dari divisi M AI untuk meningkatkan kinerja melalui knowledge yang dimiliki oleh karyawannya, kemudahan akses, dan teknologi inovatif untuk mentransformasi layanan yang lebih baik dan cepat.

(10)

b. Analisis Strategi Pendekatan Ekspansif Knowledge Management

Untuk memilih pendekatan ekspansif dalam perancangan prototype aplikasi KM pada subdivisi Orafin, apakah strategi codification atau internalization yang lebih tepat, peneliti melakukan analisis strategi bisnis berdasarkan tabel Perbandingan Strategi KM Codification dan Personalization yang telah diuraikan sebelumnya pada Bab III, hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Strategi Knowledge Management Codification dan Personalization pada S ubdivisi Orafin Orang Tua Group

Pertanyaan

S trategi Bisnis Hasil Analisis Tipe Pendekatan Ekspansif Pada tipe bisnis apa

perusahaan berada?

Subdivisi Oracle Financial bertanggung jawab untuk me-maintain aplikasi Oracle Financial, memberikan layanan problem solving dengan cepat dan tepat, serta mengkustomisasi report-report yang digunakan oleh divisi pembukuan dari semua business unit yang tergabung pada OT Group.

Codification

Berapa banyak materi lama, seperti data proyek sebelumnya, dokumen-dokumen yang sudah ada, dan dokumentasi proyek yang digunakan kembali sebagai bagian proyek baru?

Beberapa materi seperti user manual dan daftar report dapat langsung digunakan kembali oleh user sebagai referensi, namun untuk kasus mempunyai kemungkinan untuk menjadi suatu masalah yang unik. Karena itu tetap perlu melakukan analisis apakah kasus yang sedang ditangani serupa dengan dokumentasi kasus yang sudah pernah terjadi.

Personalization

(11)

Bagaimana gambaran peranan IT pada

proses kerja perusahaan?

IT merupakan primary enabler pada subdivisi Orafin agar aplikasi dapat digunakan semua user operasional untuk melakukan proses bisnis akuntansi dan keuangan pada semua lokasi kantor dan pabrik yang berlainan. Pada perancangan prototype aplikasi KM yang diajukan, IT akan mendukung codified knowledge (reports, documentation, code) dalam bentuk reusable form.

Codification

Bagaimana struktur reward-nya?

Peneliti mengusulkan agar diberikan reward kepada karyawan atas dasar kontribusinya kepada knowledge base, karena nantinya untuk help desk juga akan terintegrasi dengan prototype aplikasi KM .

Codification

Bagaimana

knowledge ditukar atau ditransfer?

User akan mengacu pada dokumen atau database best practices yang menyimpan, mendistribusikan, dan mengumpulkan codified knowledge, serta tacit knowledge seperti pengalaman yang diperoleh dari pemecahan kasus diusahakan untuk dieksplisitkan sehingga dapat dijadikan pembelajaran bagi orang lain juga.

Codification

Di mana skala ekonomis perusahaan berada?

Skala ekonomis pada subdivisi Orafin berada pada penggunaan kembali knowledge dan pengalaman yang sudah ada dan mengaplikasikannya untuk memecahkan permasalahan baru.

Codification

(12)

Apa tipe demografik dari struktur tim perusahaan?

Struktur tim Orafin dan tim user dari aplikasi Orafin, yaitu divisi pembukuan dan keuangan merupakan tim yang kebanyakan anggotanya adalah karyawan tingkat junior dengan dikepalai oleh beberapa supervisor dan manajer divisi.

Codification

Sumber: Diadaptasi dari Amrit Tiwana,

“The Knowledge Management Toolkit,” Prentice Hall, 2002, p. 99-100 Isi tabel berdasarkan hasil analisis pada subdivisi Orafin Orang Tua Group

Berdasarkan hasil analisis perbandingan strategi KM di atas, maka lebih tepat jika perancangan KM pada subdivisi Orafin lebih berfokus pada pendekatan codification, yang memungkinkan penyimpanan, pemberian index, perolehan, dan penggunaan kembali knowledge, karena knowledge yang ada pada subdivisi Orafin cenderung tetap dan reusable, kecuali untuk pemecahan kasus yang mempunyai kemungkinan merupakan suatu masalah unik yang belum pernah terjadi, sehingga membutuhkan pendekatan personalization.

Kasus-kasus yang pernah terjadi disimpan pada knowledge base juga dapat dijadikan referensi pada pendekatan personalization untuk analisis kasus lebih lanjut. Kebutuhan akan sistem knowledge management lebih didorong karena kebutuhan untuk manajemen knowledge yang lebih baik, pendokumentasian knowledge berdasarkan kategori tertentu dan sebagai media penyimpanan knowledge, maka pengembangan knowledge berada pada kategori combination berdasarkan model SECI dari Nonaka, yaitu proses pengembangan dari eksplicit knowledge ke explicit knowledge.

(13)

c. Analisis Strategic Knowledge Gap dengan Zack Framework

Peneliti menggunakan Zack Framework untuk melakukan analisis mengenai strategic knowledge gap yang ada pada subdivisi Orafin, dengan menjawab empat pertanyaan kunci berikut:

• Apa yang harus diketahui oleh perusahaan?

• Apa yang perusahaan ketahui?

• Apa yang harus dilakukan perusahaan?

• Apa yang dapat dilakukan perusahaan?

Gap antara apa yang seharusnya diketahui perusahaan dengan apa yang sudah diketahui perusahaan sekarang akan menjadi knowledge gap, begitu juga perbedaan antara apa yang seharusnya perusahaan lakukan dengan yang dilakukan oleh perusahaan sekarang akan menjadi suatu strategy gap.

Setelah mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, kemudian perusahaan dapat mengidentifikasi knowledge apa saja yang diperlukan agar dapat melakukan hal-hal yang seharusnya dan menjalankan strateginya (strategy-knowledge link).

Demikian pula apa yang diketahui sekarang oleh perusahaan menentukan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan knowledge yang dimilikinya (knowledge-strategy link).

(14)

Gambar 4.3 Strategic Knowledge Gap dengan Zack Framework pada S ubdivisi Orafin

Sumber: Diadaptasi dari Amrit Tiwana,

“The Knowledge Management Toolkit,” Prentice Hall, 2002, p. 103

Isi disesuaikan berdasarkan hasil analisis pada subdivisi Orafin Orang Tua Group

Apa yang harus diketahui oleh perusahaan?

• Cara input yang benar ke aplikasi modul Orafin (AP, AR, FA, GL, CM) secara keseluruhan.

• Best practice untuk menangani kasus dengan cepat dan tepat

• Informasi mengenai syarat dan kondisi tertentu yang harus terpenuhi agar transaksi dapat masuk ke dalam report bersangkutan.

Apa yang perusahaan ketahui?

• Knowledge untuk

menyelesaikan kasus masih bersi fat tacit pada masing- masing karyawan, belum ada dokumentasi sebagai referensi problem solving untuk user operasional.

• Informasi mengenai fungsi, paramet er, cara untuk menjalankan report-report modul Orafin, sedangkan ketentuan dan source tabel report tidak

didokumentasikan.

Apa yang harus dilakukan perusahaan?

• Mendokumentasikan dan sosialisasi semua knowledge di Orafin (cara input, koreksi transaksi, fungsi dan paramet er report) agar dapat diakses oleh user secara online ketika dibutuhkan dan user lebih mandiri dalam problem solving.

• Menyediakan cara

penangan an kasus yang lebih sistematis dengan help desk, agar dap at di-monitoring apakah kasus sudah

terselesaik an, oleh siapa, dan bagaimana carany a.

Apa yang dapat dilakukan perusahaan?

• Kasus-kasus ditangani via e- mail dikirimkan kepada staff Orafin dan akan ditangani secara person al, umumnya melakukan analisis masalah kembali dari awal.

• Ketika ada masalah pada report, untuk menelusuri penyebabny a harus menghubungi programmer agar diperoleh dat a langsung dari source code mengen ai ketentuan dan source tabel untuk report bersangkutan Strategy-

knowledge link

Knowledge- strategy link

Knowledge gap Strategy gap

(15)

d. Analisis S WOT untuk Prototype Knowledge Management

M enurut Thompson, Strickland, dan Gamble (2008, p97) menilai kekuatan dan kelemahan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan serta kesempatan dan ancaman dikenal sebagai analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat). Untuk menghubungkan knowledge management dengan strategi perusahaan, peneliti juga melakukan analisis SWOT untuk perancangan prototype aplikasi KM yang diuraikan sebagai berikut.

1. Strength, poin-poin yang mendukung prototype aplikasi KM meliputi:

• Dari segi infrastruktur divisi MAI di OT sudah mendukung untuk implementasi prototype aplikasi KM yang dirancang. Jaringan seperti intranet sudah tersedia sehingga dapat memanfaatkan jaringan yang ada, serta semua user juga sudah tergabung ke domain dan dapat saling terkoneksi.

• Value kelima dari OT adalah innovation dan salah satu tujuan divisi MAI yaitu menjadi penggerak proses dan teknologi inovatif. Konsep dan prototype aplikasi KM sejalan dengan inovasi untuk mendukung perkembangan perusahaan ke arah yang lebih baik menjadi suatu learning organization, sehingga seharusnya penerapan KM dapat memperoleh dukungan dari manajemen yang menjadi salah satu kunci suksesnya KM di perusahaan, terutama untuk penyusunan kebijakan mengenai penggunaan KM dan pembentukan knowledge sharing.

(16)

2. Weakness, adapun kelemahan yang mungkin dapat menjadi penghambat di antaranya:

• Dibutuhkan investasi tambahan, baik untuk investasi lisence software maupun tambahan waktu atau tenaga kerja untuk me- maintain aplikasi dan knowledge base agar tetap up-to-date.

3. Opportunity, kesempatan atau peluang yang dapat diperoleh dari prototype aplikasi KM :

• Pendokumentasikan knowledge menjadi lebih baik.

• Penanganan service request penyelesaian kasus lebih terstruktur.

• Akses kepada knowledge menjadi lebih mudah dan cepat.

4. Threat, ancaman-ancaman yang dihadapi antara lain:

• Resistence to change dari user, kesuksesan dari KM bergantung pada partisipasi aktif user dan kebersediaan mereka untuk mau berubah mengikuti prosedur baru yang dirancang untuk sistem KM . Keengganan user untuk beradaptasi menggunakan prototype aplikasi KM ataupun saling berbagi knowledge dapat menjadi ancaman yang signifikan.

4.2 Fase kedua: Analisis, Perancangan, dan Pengembangan Sistem

Berdasarkan informasi yang telah didapat dari fase pertama, maka pada fase kedua ini peneliti menganalisis, merancang, dan mengembangkan Knowledge

(17)

Management System dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut, yaitu: 1) M erancang Knowledge Management Platform, 2) M engidentifikasi knowledge di subdivisi Orafin, 3) M erancang tim untuk KM , 4) M embuat blueprint dari sistem KM , dan 5) M engembangkan prototype aplikasi KM .

4.2.1 Merancang Knowledge Management Platform

Dari hasil observasi dan pengumpulan informasi terhadap infrasruktur yang berjalan pada tahap pertama, maka platform yang paling sesuai untuk prototype aplikasi KM ini adalah web application platform. Pemilihan platform ini dibuat berdasarkan beberapa kriteria utama yang harus dimiliki dari KM platform menurut Tiwana (2002, p130), yaitu sebagai berikut:

1. Jumlah dari user prototype aplikasi KM cukup banyak, yaitu staff Orafin dan pembukuan yang mencapai 20 orang, karena itu dengan menggunakan installasi web application dan maintenance aplikasi menjadi lebih mudah.

2. Tampilan prototype aplikasi berupa website, sehingga user sudah terbiasa dalam menggunakannya dan lebih mudah untuk diakses oleh semua user.

3. Prototype aplikasi KM tidak digunakan untuk memproses transaksi yang rumit, hanya digunakan untuk menyimpan dan menyediakan informasi sesuai kebutuhan user, sehingga tidak membutuhkan timeout yang besar.

4. Fleksibel dan mudah untuk dikustomisasi sesuai kebutuhan .

Prototype aplikasi KM akan dikembangkan dengan menggunakan aplikasi yang sudah ada dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Peneliti mencoba

(18)

membandingkan antara dua buah web application, yaitu aplikasi open source

“Jombla“ dan“ Windows Sharepoint Services (WSS)“ untuk menentukan aplikasi apa yang paling sesuai dalam pengembangan prototype aplikasi KM di subdivisi Orafin. Tabel berikut adalah hasil perbandingan dan analisisnya.

Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Application Jombla dan Windows Sharepoint Services

Kriteria Keterangan Jombla WSS

Sytem Requirement

Sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan web aplikasi.

M embutuhkan

aplikasi PHP, web server apache dan data base MySql

M embutuhkan aplikasi ASP .Net, web server IIS dan data base SQL Server

Consistent and easy-to- use client interface

M udah untuk digunakan.

Design-nya menarik.

Lebih mudah digunakan karena tampilannya dan setting-annya

sederhana.

Desainnya lebih simple. Terdiri dari banyak list dan

lebih sulit digunakan, karena

setting-annya lebih detail.

Features Fitur-fitur yang sudah ada dan bisa digunakan.

Fitur yang tersedia cukup lengkap, seperti pembuatan group, kategori, searching dan approval.

Fitur yang tersedia kurang lebih sama, tetapi pengaturan penggunaan fitur- nya lebih fleksibel.

(19)

Security Harus mempunyai pengamanan terhadap data.

Setting permission- nya hanya bisa sampai tingkat menu saja. Belum bisa mengatur hak pengaksesan untuk setiap fitur.

Setting permission- nya bisa untuk menu dan fitur, bahkan sampai mengatur view mana saja yang boleh di akses oleh setiap user.

Flexibility and customize- bility

M udah untuk diubah

sesuai dengan kebutuhan user.

Kustomisasi tidak terlalu fleksibel.

Untuk penambahan informasi

membutuhkan

penambahan dari sisi coding-nya. Tidak bisa membuat tampilan view sesuai

dengan yang diinginkan.

Lebih fleksibel, mudah untuk dikustomisasi.

Penambahan

informasi dapat dilakukan dengan mudah dengan hanya

menambahkan di settingan. Dapat membuat list dan mengatur view sesuai dengan yang diinginkan.

Sumber: Gema dan Celline

Dari hasil perbandingan pada tabel 4.2, maka aplikasi yang peneliti pilih untuk pengembangan prototype aplikasi KM di subdivisi Orafin adalah Windows Sharepoint Services, dengan pertimbangan sebagai berikut:

(20)

1. Sistem yang dibutuhkan sudah tersedia di Subdivisi Orafin.

2. Lebih fleksibel dan mudah untuk dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan tanpa harus banyak melakukan penambahan coding.

3. Fitur-fitur dan settingan yang sudah ada lebih lengkap dan lebih detail.

4. Kapasitas penyimpanan data lebih besar dan maintenace data lebih mudah dengan menggunakan SQL Server M anagement Studio.

4.2.2 Identifikasi Knowledge pada subdi visi Orafin

Identifikasi knowledge dilakukan untuk mengetahui kebutuhan knowledge apa saja yang penting untuk disimpan pada prototype aplikasi KM , sehingga dapat memenuhi kebutuhan user akan knowledge. Pada tahap ini peneliti akan membahas:

a. M odul-modul pada Oracle Financial

b. Knowledge pada subdivisi Oracle Financial

Berikut ini akan dibahas tiap poin di atas dengan lebih rinci.

a. Modul-modul pada Oracle Financial

Sebagai tahap awal identifikasi knowledge, peneliti mempelajari proses bisnis dari masing-masing modul yang ada pada Oracle Financial (Orafin).

Orafin terdiri dari 5 modul, yaitu Accounts Payables, Accounts Receivables, General Journal, Fixed Assets, dan Cash Management.

1. Accounts Payable (AP)

Proses bisnis dari modul AP dimulai dari pembuatan invoice atas tagihan yang diterima dari supplier, pencatatan uang muka atas pembelian barang,

(21)

retur pembelian, hingga pembayaran atas invoice (payment), ataupun jika ada kelebihan bayar kepada supplier dicatat sebagai refund.

Gambar 4.4 Proses Accounts Payable Sumber: Dokumen Perusahaan

2. Accounts Receivable (AR)

Pada modul AR, proses bisnisnya dimulai ketika Sales Order (SO) yang berasal dari modul Order Management (Oracle Process M anufacturingi) diproses menjadi invoice (autoinvoice) ataupun pembuatan invoice manual tanpa SO yang kemudian akan dikirimkan kepada customer, pencatatan retur penjualan, penerimaan pembayaran dari customer, serta mencatat penerimaan uang selain dari customer dan pembayaran selain kepada supplier (Order to cash).

(22)

Gambar 4.5 Proses Accounts Receivable Sumber: Dokumen Perusahaan

3. General Journal (GL)

Setiap akhir bulan, pada modul GL dilakukan import jurnal yang berasal dari modul-modul lain, seperti AP, AR, FA, dan beberapa modul lainnya dari Oracle Process M anufacturing. Selain jurnal hasil import, juga dapat dibuat jurnal manual untuk mencatat jurnal yang tidak berhubungan dengan akun kas/bank, piutang, persediaan, uang muka pembelian dan hutang, aktiva tetap. Jurnal Spreadsheet untuk jurnal yang di-input dari Aplication Desktop Integrator (tools Oracle yang terintegrasi dengan M icrosoft Excel untuk proses enter journal, enter budget, run Financial Reports, dan create assets pada modul FA), jurnal allocation untuk mencatat jurnal yang berulang (akun dan jumlahnya) untuk beberapa periode, serta pada akhir

(23)

tahun di GL dilakukan revaluation untuk menghitung dan membuat jurnal revaluasi saldo akun kas dan bank dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia tanggal neraca.

Gambar 4.6 Proses General Journal Sumber: Dokumen Perusahaan

4. Fixed Assets (FA)

M odul Fixed Assets digunakan untuk pencatatan asset yang masa kegunaannya lebih dari satu tahun. Pada akhir bulan, invoice untuk pembelian fixed asset dari modul AP setelah di-transfer ke GL, juga akan di-transfer ke modul FA untuk di-create sebagai asset, dikelompokan berdasarkan kategori asset dan masa penyusutannya, dihitung penyusutannya setiap bulan, dan di-retire jika asset dijual ataupun telah habis disusutkan.

(24)

Gambar 4.7 Proses Fixed Assets Sumber: Dokumen Perusahaan

5. Cash Management (CM)

Proses reconcile payment (dari modul AP) dan reconcile receipt (dari modul AR) dilakukan di modul CM . Reconcile payment untuk merekonsiliasi pencatatan payment dengan Buku Kas/Bank dengan mengubah status payment dari Negotiable menjadi Reconciled (Unaccounted), sedangkan reconcile receipt berfungsi untuk merekonsiliasi pencatatan receipt dengan Buku Kas/Bank dengan mengubah status receipt dari Remitted menjadi Cleared.

b. Knowledge pada S ubdivisi Orafin

Setelah mempelajari proses bisnisnya, maka dapat diidentifikasi knowledge yang ada pada modul-modul Orafin di antaranya meliputi:

(25)

1. Proses bisnis dari setiap modul.

2. Keterangan, panduan penggunaan, dan cara input pada setiap form di aplikasi Oracle.

3. Cara-cara untuk mengkoreksi transaksi dan mengatasi kasus yang sering terjadi.

4. Fungsi dan cara run report beserta parameternya.

Untuk dapat memahami lebih lanjut knowledge apa saja yang ada pada subdivisi Orafin, maka berikut akan diuraikan satu per satu:

1. Proses bisnis dari setiap modul

Proses bisnis dari setiap modul yang dipegangnya merupakan knowledge dasar yang harus dimiliki oleh setiap user, sehingga mereka dapat memahami urutan terjadinya transaksi, serta proses yang harus dilakukan pada akhir periode sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Untuk itu, subdivisi Orafin sudah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) dalam bentuk file yang ditempatkan di file server.

2. Keterangan, panduan penggunaan, dan cara input pada setiap form di aplikasi Oracle

User harus mengetahui definisi dan keterangan dari setiap form agar mereka dapat mengerti maksud dari penginputan dan fungsi setiap form yang mereka gunakan, selain itu panduan penggunaan serta petunjuk cara pakai aplikasi juga diperlukan, sehingga user dapat mengetahui urutan dari setiap form yang harus digunakan untuk meng-input suatu proses transaksi sampai dengan menampilkan report. Selain penginputan dari aplikasi Oracle, untuk

(26)

input jurnal dan budget (modul GL), input asset (modul FA) dengan template dari M icrosoft Excel bisa dilakukan melalui Applications Desktop Integrator (ADI), maka untuk user yang bertanggung jawab atas modul GL dan FA juga perlu mengetahui bagaimana menggunakan ADI.

Setiap tipe transaksi memiliki fungsi dan ketentuan yang berbeda, misalnya invoice pada modul AP terdiri dari 5 tipe:

• Purchase Order (PO)-Related : untuk mencatat hutang kepada supplier atas pembelian barang/jasa/biaya yang menggunakan Permintaan Pembelian, PO, dan Laporan Penerimaan Barang.

• Manual Invoice : untuk mencatat Pajak Pertambahan Nilai (PPN) invoice non IDR, hutang PPh, ongkos angkut barang jadi, dan mencatat koreksi karena harga tagihan lebih besar dari harga PO untuk tagihan yang diterima pada periode yang berbeda dengan LPB

• Debit Memo : untuk mencatat retur pembelian pada periode yang berbeda dengan invoice-nya, bernilai minus.

• Credit Memo : untuk mencatat koreksi karena harga tagihan lebih kecil dari harga PO untuk tagihan yang diterima pada periode yang berbeda dengan Receipt.

• Prepayment : untuk mencatat uang muka kepada supplier atas pembelian barang/jasa/biaya

User wajib untuk mengetahui karakteristik setiap tipe transaksi yang ada pada masing-masing modul agar transaksi diinput dengan tipe yang sesuai.

(27)

Biasanya user manual untuk cara input transaksi pada setiap modul dibagikan kepada user peserta training dalam bentuk hardcopy.

3. Cara-cara untuk mengatasi kasus yang sering terjadi

Pengetahuan untuk problem solving, baik karena error sistem ataupun human error sangat penting dikuasai oleh tim Orafin sendiri dan user-nya, agar ketika terjadi masalah dapat ditangani dengan segera sehingga tidak mengganggu keberlangsungan proses bisnis lainnya pada aplikasi. User perlu memahami cara untuk melakukan koreksi pada kondisi tertentu. M isalnya, untuk invoice tipe Prepayment, setelah validate tidak dapat di-reverse, tetapi harus dengan cara Cancel untuk membatalkannya. Contoh kasus yang sering terjadi di antaranya adalah selisih antara modul GL dan AP, langkah awal untuk mencari penyebab selisihnya adalah dengan memeriksa apakah ada jurnal manual di GL untuk akun yang selisih tersebut. Knowledge untuk pemecahan kasus seperti ini lebih bersifat tacit, meningkat seiring dengan bertambahnya pengalaman kerja karyawan. Knowledge untuk mengatasi kasus penting dikuasi oleh user agar ketika terjadi kasus yang sama, knowledge yang tersimpan pada knowedge base dapat digunakan kembali sebagai referensi.

4. Fungsi, parameter, dan cara run report beserta sumber tabelnya.

M asing-masing modul Orafin memiliki report tersendiri untuk menampilkan data-data transaksi sesuai dengan fungsi dan parameter tertentu.

Secara umum, ada 3 jenis report yang ada di modul-modul Orafin:

• Report AII, report ini hasil kustomisasi dari report standard Oracle dan dapat di-run langsung dari aplikasi Oracle. Report AII ada yang

(28)

berfungsi hanya untuk menampilkan data saja dan ada juga yang merupakan proses seperti AII: Tax Invoice – Simple Form untuk memproses Faktur Pajak Sederhana.

• Report Business Intelligent Servise (BIS), tool untuk run report BIS dalam format berbasis web (html), hasil report ditampilkan per sheet dan bisa di-export ke format lain seperti Excel, HTM L, dan lain-lain.

• Report Financial Statement Generator (FSG) untuk run Laporan Keuangan dari Oracle Applications dalam format text file ataupun dapat menggunakan ADI untuk submit dan publish report dengan template M icrosoft Excel.

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, user harus mengetahui fungsi report, persyaratan apa saja yang harus terpenuhi agar data dapat ditampilkan di report, serta penggunaan parameternya.

Dokumentasi daftar report apa saja yang ada pada modul Orafin sudah ada, namun belum di-share untuk semua user. Sumber tabel dari mana report diambil datanya juga perlu diketahui, agar jika terjadi selisih dapat diperbandingkan data mana yang benar dan yang salah. Saat ini source tabel untuk masing-masing report tidak didokumentasikan.

4.2.3 Merancang Tim untuk Knowledge Management

Pada perancangan prototype aplikasi knowledge management di subdivisi Orafin perlu dibentuk suatu tim yang akan bekerja sama, baik dalam perancangan

(29)

prototype aplikasinya ataupun mensosialisasikan budaya untuk saling berbagi knowledge. Untuk rancangan tim untuk proyek knowledge management dibedakan menjadi 2, yaitu (1) Tim pengembang awal dari prototype aplikasi knowledge management dan (2) Tim maintenance, pengembang, dan pengguna dari prototype aplikasi knowledge management

a. Tim Pengembang Awal dari Prototype Aplikasi Knowledge Management Pada tabel di bawah ini, diuraikan peran dan karakteristik dari tim pengembangan awal prototype aplikasi KM pada subdivisi Orafin.

Tabel 4.3 Rancangan Tim Proyek Knowledge Management Fokus Shareholder

Group

Perannya pada Proyek Knowledge Management

Karakteristik yang dibutuhkan Tim Tim Orafin M enyedikan keahlian

fungsional dan bisnis yang ada pada modul Orafin.

Berpartisipasi pada tahap proses perancangan prototype aplikasi KM sesuai dengan kebutuhan akan knowledge.

M embantu pada tahap implementasi rancangan

prototype, input knowledge yang sudah

ada ke dalam knowledge base.

M engerti proses bisnis pada modul Orafin.

M emiliki keahlian interpersonal dan tim yang baik.

Bersedia untuk melihat dari sudut pandang fungsional lainnya.

(30)

Teknologi Tim Software dan

Hardware

M enyediakan keahlian dari sisi teknologi dan jaringan.

M engembangkan

prototype aplikasi secara teknis.

Berpartisipasi langsung dalam instalasi prototype aplikasi KM .

M emberikan perspektif mengenai kapabilitas dari

fungsional dan keterbatasan sistem ataupun teknologi yang sudah ada sekarang.

M engerti teknologi dengan baik.

M empunyai kemam- puan interpersonal yang baik.

Bersedia untuk memahami

perspektif yang diberikan oleh anggota tim lainnya dan secara aktual mampu

menggabungkannya ke dalam rancangan.

Organisasional Technology

&Information Manager

M endukung legitimasi proyek.

M emberikan visi yang berkorelasi dengan keseluruhan visi perusahaan secara luas.

M endukung sumber daya yang diperlukan.

M endukung kebijakan untuk sosialisasi knowledge management

dan budaya knowledge sharing.

M emahami proses manajemen dan strategis.

M emiliki kredibilitas.

M emiliki posisi kepemimpinan yang kuat di mana semua anggota tim dapat menerimanya.

M emiliki gagasan yang jelas mengenai gambaran yang lebih besar dari di mana

(31)

seharusnya

knowledge berada pada perusahaan.

Sumber: Diadaptasi dari Amrit Tiwana, “The Knowledge Management Toolkit,”

Prentice Hall, 2002, p. 204

b. Tim Maintenance, Pengembang, dan Pengguna dari Prototype Aplikasi Knowledge Management

Berikut adalah job description dari masing-masing anggota tim maintenance, pengembang, dan pengguna dari prototype aplikasi KM :

• Tim Software

Sebagai administrator yang melakukan setting prototype aplikasi KM (add user, setting menu, add/remove section & category)

• Tim Hardware

Trouble Shooting (konfigurasi server and aplikasi).

• Orafin Staff

M engumpulkan dan membuat dokumentasi dari knowledge-knowledge yang sudah ada untuk di-input ke dalam knowledge base, melakukan add/remove articles, dan help desk support.

• Orafin Supervisor

M elakukan approval terhadap semua knowledge baru baik articles atau comment baru yang akan dimasukkan ke dalam aplikasi dan memberikan supervisi mengenai knowledge apa saja yang penting untuk di-input ke dalam knowledge base.

(32)

• Orafin Manager

Sebagai team leader, membuat perencanaan dan strategi untuk pengembangan knowledge lebih lanjut pada subdivisi Orafin.

• Technology and Information Manager

Sebagai penggerak yang mendukung perancangan prototype aplikasi KM dan menetapkan kebijakan prosedur dan sosialisasi penggunaan prototype.

• Divisi Pembukuan dan Keuangan

M erupakan end user yang merupakan pengguna dari prototype aplikasi KM untuk memperoleh informasi dan knowledge, selain itu mereka juga dapat berpartisipasi untuk menambahkan artikel, berdiskusi dalam forum, dan men-submit kasus-kasus yang terjadi ke dalam prototype aplikasi KM agar dapat dicarikan solusi penanganan dari kasus-kasus tersebut..

4.2.4 Membuat Blueprint dari S istem Knowledge Management

Proses pembuatan blueprint dari sistem knowledge management dilakukan setelah peneliti melakukan proses user requirement yang melibatkan manajer Orafin dan beberapa staff dari Orafin. Berdasarkan dari analisis kebutuhan dan knowledge yang dibutuhkan maka peneliti mencoba membuat blueprint dari sistem KM yang sesuai dengan kebutuhan di subdivisi Orafin. Setelah blueprint tersebut selesai, maka blueprint tersebut diserahkan kepada manajer Orafin dan beberapa staff Orafin yang terlibat untuk dilihat dan diperiksa apakah sudah sesuai dengan

(33)

kebutuhan mereka. Setelah mereka setuju maka blueprint tersebut di-approve dan peneliti mulai membuat prototype aplikasi KM bedasarkan blueprint tersebut.

Pada blueprint dari sistem knowledge management ini, peneliti mencoba menggambarkan secara detil mengenai rancangan dari prototype aplikasi KM yang akan dikembangkan, yaitu a.) mendefinisikan modul-modul yang akan dibuat, b.) menggambarkan rancangan struktur menu, c.) menggambarkan rancangan layar dari setiap menu serta menjelaskan fungsi dari setiap menu, dan d.) menggambarkan flow dan proses apa saja yang ada pada setiap menu.

a. Modul-Modul pada Prototype Aplikasi Knowledge Management

Berikut ini adalah modul-modul yang akan dibangun pada prototype aplikasi KM , yaitu sebagai berikut:

• Wiki Page

M odul ini berfungsi untuk membuat page (halaman) yang dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada user mengenai petunjuk penggunaan aplikasi dan fungsi dari setiap menu yang ada di aplikasi, selain itu juga dapat digunakan untuk memberikan pengumuman-pengumuman. Pada modul ini hanya user admin saja yang mempunyai hak akses untuk menambahkan dan menghapus page. Nantinya jika ada artikel dari blog atau Knowledge Base yang dirasakan perlu untuk ditambahkan ke dalam wiki page berdasarkan keputusan dari Orafin Supervisor, maka Admin akan membuatkan page baru yang berisi artikel atau Knowledge Base tersebut.

(34)

• Document Library

M odul ini berfungsi untuk sharing dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan, seperti manual book, format laporan atau form, dan dokumen-dokumen lainnya.

• Discussions Board

M odul ini berfungsi sebagai forum diskusi dimana setiap user dapat saling berkomunikasi dan bertukar pikiran dalam membahas suatu masalah.

• Blog

M odul ini berfungsi untuk sharing knowledge, setiap user dapat membuat artikel mengenai suatu hal yang diketahuinya atau informasi-informasi terbaru dan artikel tersebut dapat dibaca oleh user lainya, selain itu user lain juga bisa ikut berpartisipasi terhadap artikel yang sudah di-publish dengan memberikan comment.

• Picture Library

M odul ini berfungsi untuk sharing gambar-gambar atau logo yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga memudahkan pencarian saat dibutuhkan.

• Knowledge Base

M odul ini berfungsi untuk menyimpan solusi-solusi dari setiap kasus yang pernah terjadi, selain itu dapat juga digunakan untuk

(35)

menyimpan informasi lainnya yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menangani suatu kasus.

• Help Desk

M odul ini berfungsi untuk menangani permasalahan yang dilaporkan oleh user agar dapat di-manage dengan lebih baik. Setiap masalah yang masuk dapat diberikan prioritas dan dapat di-monitoring statusnya apakah sudah selesai atau belum.

• Frequently Asked Questions (FAQ)

M odul ini berfungsi untuk menampilkan pertanyaan beserta dengan jawaban dari setiap hal yang sering ditanyakan oleh user.

• Survey

M odul ini berfungsi untuk membuat kuisioner. Kuisioner tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data, infomasi, dan mendapatkan masukkan dari user mengenai suatu hal atau masalah.

• Setting

M odul ini berfungsi untuk melakukan pengaturan terhadap prototype aplikasi yang dibangun, yaitu meliputi penambahan user dan groups, pengaturan permissions untuk setiap user dan groups, penambahan dan penghapusan menu, dan pengaturan lainnya.

b. Rancangan S truktur Menu Prototype Aplikasi Knowledge Management Dari hasil analis is dan pemilihan platform pada langkah sebelumnya telah ditetapkan bahwa prototype aplikasi KM ini akan dibangun dengan

(36)

mengunakan web base application platform, karena itu peneliti mencoba merancang tampilan dan menu dari aplikasi ini menyerupai website pada umumnya di mana terdapat hyperlink-hyperlink sebagi navigator untuk berpindah dari satu menu ke menu yang lainnya. Berikut ini adalah gambar dari rancangan struktur menu pada prototype aplikasi KM .

Gambar 4.8 S truktur Menu Prototype Aplikasi Knowledge Management Sumber: Gema dan Celline Liawan

(37)

c. Rancangan Layar Prototype Aplikasi Knowledge Management

Berikut adalah rancangan layar dari setiap menu yang akan dibangun pada prototype aplikasi KM . Pada prototype aplikasi KM ini peneliti merancang menggunakan Master Page. Master Page merupakan sebuah halaman utama dari sebuah website yang dibangun. Pada halaman master page ini terdapat beberapa frame untuk meletakan menu-menu, label dan bagian isi (content) dari website. Dengan menggunakan master page ini pada saat berpindah menu hanya bagian submenu, label dan content-nya saja yang akan berubah. Berikut adalah gambar dan penjelasan dari master page yang dirancang.

Gambar 4.9 Rancangan Layar Master Page Sumber: Gema dan Celline Liawan

(38)

Gambar di atas adalah rancangan layar master page, terdiri dari Judul website, logo perusahaan, top menu, submenu, page title, sign out, search, setting, dan content.

• Judul website merupakan nama dari prototype aplikasi KM.

• Logo perusahaan, adalah tempat untuk meletakan logo perusahaan.

• Top Menu, merupakan tempat untuk meletakan main menu pada prototype aplikasi KM .

• Submenu, merupakan tempat untuk meletakan submenu yang ada dari setiap main menu.

• Page Title, merupakan tempat untuk menampilkan judul dari menu yang sedang diakses.

• Sign Out, merupakan hyperlink yang dapat digunakan untuk keluar dari prototype aplikasi KM .

• Search, merupakan tempat untuk memasukan kata kunci yang digunakan untuk melakukan pencarian terhadap data atau content pada prototype aplikasi KM .

• Setting, merupakan tombol untuk menuju menu setting pada prototype aplikasi KM .

• Content, merupakan isi atau tampilan dari menu yang diakses.

(39)

Gambar 4.10 Rancangan Layar Halaman Login Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan pertama kali ketika user mengakses aplikasi. Halaman tersebut digunakan oleh user untuk melakukan otentifikasi untuk masuk ke dalam prototype aplikasi KM . Setiap user harus memasukkan user name dan password, tekan tombol OK untuk masuk ke prototype aplikasi dan tekan Cancel untuk membatalkan masuk ke prototype aplikasi. Jika sudah berhasil masuk maka akan muncul halaman Home.

Gambar 4.11 Rancangan Layar Halaman Home Sumber: Gema dan Celline Liawan

(40)

Gambar di atas adalah tampilan layar Home yang mempunyai lima menu, yaitu Wiki Pages, Discussions, Documents, Surveys, dan People and Groups.

Gambar 4.12 Rancangan Layar Halaman Wiki Pages Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Wiki Pages yang menampilkan daftar dari page yang ada pada prototype aplikasi KM . Daftar tersebut menampilkan informasi mengenai siapa dan kapan page tersebut dibuat dan dimodifikasi. Jika kita ingin melihat isi dari page tersebut, maka klik nama dokumennya, maka akan muncul view dari page tersebut. Pada menu ini kita juga dapat menambahkan page baru dengan menekan tombol New, mengubah page dengan menekan tombol Edit, dan menghapus page dengan menekan tombol Delete.

(41)

Gambar 4.13 Rancangan Layar Halaman Discussions Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Discussions yang menampilkan daftar dari forum diskusi yang ada pada prototype aplikasi KM . Daftar tersebut menampilkan informasi mengenai subjek diskusi, siapa yang membuat subjek tersebut, jumlah user yang me-reply, dan tanggal terakhir di- update. Pada menu ini kita juga bisa menambahkan subjek diskusi baru, menganti judul subjek, dan me-reply subjek.

(42)

Gambar 4.14 Rancangan Layar Halaman Documents Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Documents yang menampilkan daftar dari dokumen-dokumen yang ada pada prototype aplikasi KM . Daftar tersebut menampilkan informasi yang terdiri dari tipe dokumen, tanggal dokumen itu dibuat atau diubah, dan nama yang membuat atau mengubah dokumen tersebut. Pada menu ini kita bisa membuat dokumen baru dengan format .doc (word), mengubah isi dokumen, meng-upload dokumen dan menghapus dokumen. Tipe dokumen yang bisa di-upload ke prototype aplikasi KM ini adalah pdf, txt, dan format M icrosoft Office (Word, Excel, Power Point).

(43)

Gambar 4.15 Rancangan Layar Halaman Surveys Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar 4.15 adalah tampilan layar Surveys yang menampilkan judul atau nama survey, deskripsi dari survey, tanggal survey dibuat, dan jumlah responden. Kita juga bisa melihat hasil dari survey tersebut dengan menekan tombol Show Result dalam bentuk grafik, dan melihat siapa saja responden yang ikut berpartisipasi dalam survey tersebut.

Gambar 4.16 di bawah ini adalah tampilan layar People and Groups.

Pada menu ini kita dapat mendaftarkan user, membuat user group, dan mengatur permissions dari setiap grup.

(44)

Gambar 4.16 Rancangan Layar Halaman People and Groups Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar 4.17 Rancangan Layar Halaman Blog Sumber: Gema dan Celline Liawan

(45)

Gambar di atas adalah tampilan layar Blog. Pada halaman utama akan ditampilkan artikel-artikel terbaru, yang di posting oleh user. Halaman Blog ini terdiri dari menu Category, Other Blogs, Link, dan List.

Gambar 4.18 Rancangan Layar Halaman Category Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Category yang menampilkan list dari kategori yang ada. Fungsi dari kategori ini adalah untuk mengelompokkan artikel-artikel yang di-posting supaya mempermudah dalam proses pencarian artikel. Pada halaman ini kita dapat menambahkan kategori baru dengan menekan tombol New, mengubah deskripsi kategori dengan menekan tombol Edit, dan menghapus kategori dengan menekan tombol Delete.

(46)

Gambar 4.19 Rancangan Layar Halaman Other Blogs Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Other Blogs yang menampilkan list blog-blog yang lain, beserta dengan alamt URL nya. Jika kita mengklik URL tersebut maka akan muncul window baru untuk menampilkan halaman tersebut. Pada halaman ini kita dapat menambahkan alamat blog baru dengan menekan tombol New, mengubah alamat blog dengan menekan tombol Edit, dan menghapus alamat blog dengan menekan tombol Delete.

(47)

Gambar 4.20 Rancangan Layar Halaman Link - Pictures Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Link-Pictures yang menampilkan list dari gambar-gambar yang sudah di-upload, beserta dengan nama gambar, ukuran gambar, dan ukuran dokumennya. Gambar yang di- upload dapat dikelompokan ke dalam folder untuk mempermudah pencarian.

Tekan tombol New untuk membuat folder baru, tekan tombol upload untuk meng-upload gambar baru, dan tekan tombol Delete untuk menghapus gambar.

Gambar di bawah ini (Gambar 4.21) adalah tampilan layar Link- Archive yang menampilkan list yang berisi semua posting-an yang sudah di publish (approve). List tersebut menampilkan judul artikel, nama pembuat artikel, tanggal artikel di-publish, dan jumlah comment.

(48)

Gambar 4.21 Rancangan Layar Halaman Link - Archive Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar 4.22 Rancangan Layar Halaman List - Post Sumber: Gema dan Celline Liawan

(49)

Gambar di atas adalah tampilan layar List-Post yang menampilkan list dari seluruh artikel yang ada di prototype aplikasi KM , baik yang sudah di approve maupun yang belum. Tekan tombol New untuk membuat artikel baru, tekan Edit untuk melakukan approve (yang dapat meng-approve hanya user yang diberikan permission untuk melakukan approval), dan tekan tombol Delete untuk menghapus artikel.

Gambar 4.23 Rancangan Layar Halaman List - Comments Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar List-Comments yang menampilkan list dari seluruh comments yang ada di prototype aplikasi KM . List tersebut terdiri dari judul artikel, nama yang membuat comment, dan judul dari comment-nya.

(50)

Gambar 4.24 Rancangan Layar Halaman Knowledge Base and Help Desk Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Knowledge Base and Help Desk. Halaman ini mempunyai dua menu utama, yaitu Knowledge Base yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan dan memanage solusi-solusi dari kasus yang pernah terjadi dan Help Desk yang berfungsi untuk memanage masalah penanganan kasus.

Pada halaman utama di atas ditampilkan seluruh solusi yang telah dimasukan pada prototype aplikasi KM . Pada bagian My Document, secara default akan ditampilkan solusi milik masing-masing user. Pada bagian Recent Additions akan ditampilkan solusi yang baru didaftarkan, dan di bagian Recent Changes akan ditampilkan solusi yang baru mengalami perubahan.

Pada bagian kanan layar terdapat beberapa list lainnya, yaitu sebagai berikut :

(51)

a. Action, yaitu menu untuk menambahkan solusi baru, meng-upload dokumen, dan membuat keyword baru. Keyword berfungsi sebagai pengelompokan solusi agar mempermudah proses pencarian solusi yang terkait dengan suatu kasus.

b. Announcements, yaitu list yang menampilkan pengumuman- pengumuman terbaru.

c. Knowledge Request, yaitu list yang menampilkan daftar solusi yang sedang dibutuhkan dan berhubungan dengan penyelesaian suatu kasus.

d. Experts, yaitu list yang bersikan daftar orang-orang expert yang dapat dihubungi dalam membantu mencari solusi.

Gambar 4.25 Rancangan Layar Halaman

Knowledge Base and Help Desk – Knowledge Base Document

Sumber: Gema dan Celline Liawan

(52)

Gambar di atas adalah tampilan layar Knowledge Base Document.

Halaman ini menampilkan list yang berisikan seluruh solusi yang ada pada prototype aplikasi KM . Data yang ditampilkan adalah tipe solusi, nama solusi, nama pembuat solusi, tanggal solusi dibuat, keyword, dan artikel yang berhubungan dengan solusi tersebut. Tekan tombol New untuk menambahkan solusi, tekan tombol Upload untuk menambahkan dokumen, dan tekan tombol Delete untuk menghapus solusi.

Gambar 4.26 Rancangan Layar Halaman Knowledge Base and Help Desk – Help Desk

Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Help Desk. Pada halaman ini terdapat list Announcement untuk menampilkan pengumuman, My Active Service Request untuk menampilkan data kasus atau kasus yang kita kirimkan (hanya menampilkan kasus milik user tertentu, sesuai dengan user login), dan

(53)

list Recently Updated FAQs untuk menampilkan list pertanyaan dan jawaban yang ada pada prototype aplikasi KM . Di bagian kanan layar terdapat link website yang dapat kita kunjungi sebagai referensi yang lain untuk mencari solusi.

Gambar 4.27 Rancangan Layar Halaman Knowledge Base and Help Desk – Service Rep Home

Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Service RepHome. Halaman ini merupakan layar kerja untuk menangani kasus-kasus yang dikirimkan oleh user. Pada layar ini terdapat tiga buah list, yaitu:

a. Unknown Service Request, yaitu list yang menampilkan kasus-kasus yang baru dikirimkan dan belum ada yang menangani. Kasus yang tampil pada list ini belum bisa dikerjakan, atau dicarikan solusinya, sebelum ditentukan siapa yang akan menangani kasus tersebut. Pada

(54)

list tersebut supervisor Orafin dapat menentukan kepemilikan dari kasus tersebut agar dapat dicarikan solusinya.

b. Service Request Owned by Me, yaitu list yang menampilkan kasus- kasus yang sudah dimiliki oleh masing-masing staff Orafin.

c. Service Request Assigned to Me, yaitu list yang menampilkan kasus- kasus yang harus dicarikan solusinya. Kasus-kasus yang tampil pada list tersebut adalah kasus yang sudah ditangani. Bedasarkan list tersebut maka staff Orafin harus menyelesaikan kasus tersebut sesuai dengan prioraitas yang sudah ditentukan sebelumnya.

d. My Taks, yaitu list yang menampilkan daftar pekerjaan yang diberikan oleh supervisor Orafin kepada masing-masing staff Orafin.

e. Experts, yaitu list yang bersikan daftar orang-orang expert yang dapat dihubungi dalam membantu mencari solusi.

Gambar di bawah adalah tampilan layar Service Rep Home. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan status dari semua issue-issue yang ada pada prototype aplikasi KM .

(55)

Gambar 4.28 Rancangan Layar Halaman

Knowledge Base and Help Desk – Service Rep Mgr Home

Sumber: Gema dan Celline Liawan

Pada halaman ini terdapat beberapa list, yaitu sebagai berikut : a. Overall Service Request Status, yaitu list yang menampilkan kasus-

kasus berdasarkan statusnya (initiated, engaged, resolved, dan closed) dalam bentuk grafik dan persentase.

b. Overall Services Request Priority, yaitu list yang menampilkan keadaan kasus-kasus berdasarkan prioritasnya (high, normal, dan low) dalam bentuk grafik dan persentase.

c. My Taks, yaitu list yang menampilkan daftar pekerjaan yang diberikan oleh supervisor Orafin kepada masing-masing staff Orafin.

d. Average Resolution Time, yaitu list yang menampilkan rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh staff Orafin dalam menyelesaikan kasus.

(56)

e. Service Request, yaitu list yang menampilkan pilihan untuk melihat kasus-kasus yang ada berdasarkan kasus yang masih open, by status, by user, by owner, by assigned to, dan unknowned. Jika pilihan nama kasus tersebut diklik, maka sistem akan menampilkan kasus-kasus sesuai dengan urutan yang telah diatur sebelumnya.

Gambar 4.29 Rancangan Layar Halaman

Knowledge Base and Help Desk – Create Service Request

Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Create Service Request.

Halaman ini merupakan halaman yang berfungsi untuk mengirimkan kasus baru. Data yang dimasukkan pada halaman ini adalah nama kasus, detail kasus, nama pengirim kasus, keyword, dan attachment file jika ada. Tekan tombol Save untuk mengirimkan kasus, dan tekan tombol Cancel untuk membatalkan pengiriman kasus.

(57)

Home Blog Knowledge Base and Help Desk Log o

Perusaha an

Knowledge Managem ent Seacrh

Sign Out

Setting

Setting - Create

Cr eate Site Settin g

Create : New It em

Creat e New Dis s cus ion B oard Creat e New S urvey Creat e New A nnouncem ent

Gambar 4.30 Rancangan Layar Halaman Setting - Create Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar di atas adalah tampilan layar Setting-Create. M enu ini berfungsi untuk menambahkan disscusion board yang baru, membuat survey baru, dan membuat pengumuman-pengumuman baru.

Home Blog Knowledge Base and

Help Desk Log o

Perusaha an

Knowledge Managem ent Seacrh

Sign Out

Setting

Setting – Site Setting

Cre ate Site Setting

S ett ing

Change Logo S et ti ng Top M enu

S et ti ng Sub Menu S et ti ng Prem iss ions

Gambar 4.31 Rancangan Layar Halaman Setting – Site Setting Sumber: Gema dan Celline Liawan

(58)

Gambar di atas adalah tampilan layar Setting-Site Setting. M enu ini berfungsi untuk mengubah tampilan dan judul-judul menu. Pada menu ini kita bisa mengubah logo, mengganti judul top menu, mengganti judul submenu dan mengubah urutan dari submenu, selain itu kita juga bisa mengubah setting permissions.

d. Flow dan Proses pada menu Prototype Aplikasi Knowledge Management Untuk menggambarkan flow dan proses pada setiap menu di prototype aplikasi KM ini peneliti menggunakan State Transition Diagram (STD). Berikut ini adalah rancangan STD untuk setiap menu yang ada pada prototype aplikasi KM .

Gambar 4.32 State Transition Diagram Login Sumber: Gema dan Celline Liawan

(59)

Gambar 4.33 State Transition Diagram Menu Home Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar 4.34 State Transition Diagram Menu Wiki Page Sumber: Gema dan Celline Liawan

(60)

Gambar 4.35 State Transition Diagram Menu Discussions Sumber: Gema dan Celline Liawan

Menu Doc uments

Nama Docum ent

New Klik Nama Document

Untuk membuka document

Klik New Untuk membuat document baru

Klik menu Category Document Menampilkan List dokument

Upload Klik Upload

Untuk meng- upload document Category

Document Klik Category Document Untuk menampilkan List document

Delet e Klik delete

Untuk menghapus document

Gambar 4.36 State Transition Diagram Menu Documents Sumber: Gema dan Celline Liawan

(61)

Gambar 4.37 State Transition Diagram Menu Surveys Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar 4.38 State Transition Diagram Menu People and Groups Sumber: Gema dan Celline Liawan

(62)

Gambar 4.39 State Transition Diagram Menu Blog Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar 4.40 State Transition Diagram Menu Category Sumber: Gema dan Celline Liawan

(63)

Gambar 4.41 State Transition Diagram Menu Others Blog Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar 4.42 State Transition Diagram Menu Link Sumber: Gema dan Celline Liawan

(64)

Menu Lits

New

Edit

Kl ik N ew Un tu k me mbu at arti kel b ar u

Kl ik Ed it U ntuk m en gu ba h arti kel

Kli k men u Po st Me na mp ilk an L ist arti kel

Delete

K lik D el ete Un tu k men gh ap us a rtike l

Post

Kl ik Po st U ntuk m en amp il kan L ist artik el

Edit

Delete

Kl ik Ed it

U ntu k m en gu ba h statu s comm en t

K lik D el ete U ntuk me ng ha pu s com men t

Kli k men u C omm en t Men am pi lka n Li st c omm en t da ri se ti ap a rtike l

Comment

Kl ik Co mme nt U ntuk me n amp il kan L ist comm en t d ari se tia p arti kel

Gambar 4.43 State Transition Diagram Menu List Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar 4.44 State Transition Diagram Menu Knowledge Base and Help Desk

Sumber: Gema dan Celline Liawan

Gambar

Gambar  4.3 Strategic Knowledge Gap dengan Zack Framework   pada S ubdivisi Orafin
Gambar 4.8 S truktur Menu Prototype Aplikasi Knowledge Management  Sumber: Gema dan Celline Liawan
Gambar 4.9 Rancangan Layar Master Page  Sumber: Gema dan Celline Liawan
Gambar 4.13 Rancangan Layar Halaman Discussions  Sumber: Gema dan Celline Liawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjakan kehadirat Allah SWT Sang Pencipta, pemilik alam semesta yang telah menganugerahkan kenikmatan, rahmat dan

Tesis yang berjudul “Efektivitas Teknik Restrukturisasi Kognitif Dalam Konseling KelompokUntuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa

2

Penelitian yang mengarah pada kuantitatif ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antaran Dewan Komisaris Independen, Arus Kas Bebas, Kepemilikan Institusional, Komite Audit

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMPN 2 Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan, dan secara khusus

Dalam penelitian ini akan mengkaji tingkat kesehatan vegetasi mangrove berdasarkan nilai Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) menggunakan teknik penginderaan

Besarnya pengaruh penggunaan media shuttlecock gantung terhadap hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PJOK pada materi lob forehand bulutangkis pada siswa kelas

Analisis lanjutan terhadap kelompok senyawa induser diperoleh 50 senyawa yang ternyata memiliki idS melebihi -9,5 kkal/mol terhadap kelima protein target dengan