• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep Dasar Vertigo 2.1.1Definisi Vertigo

Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau sensasi gerak tubuh dengan gejala lain yang timbul terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan gangguan alat keseimbangan tubuh. Dizziness lebih mencerminkan keluhan rasa gerakan yang umum, tidak spesifik, rasa goyah, kepala ringan, dan perasaan sulit dideskripsikan oleh penderita sendiri.

(Panowo, Citra, Sutarni, & Yogyakarta, 2018)

Vertigo didefinisikan sebagai sensai gerak ilusi dari diri atau lingkungan tanpa adanya gerakan yang sebenarnya. Vertigo posisional didefinisikan sebagai sensasi berputar yang dihasilkan oleh perubahan posisi kepala yang relative terhadap gravitasi. BPPV didefinisikan sebagai gangguan telinga bagian dalam yang ditandai dengan fase vertigo posisional yang berulang. Istilah dari benign dan paroxysmal telah digunakan untuk mencirikan bentuk tertentu dari vertigo posisional. Bentuk vertigo posisional bukan karena gangguan sistem saraf pusat yang serius dan bahwa ada prognosis yang menguntungkan secara keseluruhan untuk pemulihan.

Dampak klinis dan kualitas hidup dari BPPV yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati mungkin jauh dari jinak karena pasien dengan BPPV memiliki risiko lebih tinggi jatuh dan mempengaruhi kinerja aktivitas sehari-hari.

(Bhattacharyya et al., 2017) 2.1.2 Etiologi Vertigo

Etiologi vertigo adalah abnormalitas dari organ-organ vestibuler, visual ataupun sistem propioseptif. Labirin (organ untuk ekuilibrium) terdiri atas 3 kanalis semisirkularis yang berhubungan dengan rangsangan akselerasi angular, serta utrikulus dan sakulus, yang mengakibatkan dengan rangsangan gravitasi dan akselerasi vertikal. Rangsangan yang mengakibatkan vertigo berjalan melalui nervus vestibularis menuju nucleus vestibularis di batang otak lalu menuju fasikulus medialis, pada bagian

(2)

5

kranial muskulus okulomotorius kemudian meninggalkan traktus vestibulospinalis yaitu rangasangan eksitasi terhadap otot ekstensor kepala, ekstremitas, dan punggung untuk mempertahankan posisi tegak tubuh. Pada serebelum menerima impuls aferen dan berfungsi sebagai pusat untuk integrasi diantara respons okulovestibuler. (Panowo et al., 2018)

Menurut salah satu teori terjadinya vertigo akibat adanya ketidaksesuaian informasi yang dihantarkan oleh susunan saraf aferen ke pusat kesadaran. Jaringan saraf yang terlibat dalam proses timbulnya vertigo adalah :

1. Respirator alat keseimbangan tubuh. Yang berfungsi dalam mengubah rangsangan menjadi impuls bioelektrokimia, seperti reseptor mekanis di vestibulum, reseptor cahaya di retina dan reseptor mekanis atau propioseptik di kulit, otot, dan sendi

2. Saraf eferen berperan dalam proses transmisi impuls dari reseptor ke pusat keseimbangan, yang terdiri dari saraf vestibularis, saraf optikus, dan saraf spino vestibule serebelaris

3. Pusat keseimbangan yang berperan dalam modulasi, komparasi, dan persepsi terletak di nucleus vestibularis, nucleus okulomotorius, formation retikularis, hypothalamus, serebelum dan korteks serebri.

(Sudira, 2015)

Penyebab terjadinya vertigo terbanyak adalah benign paroxysmal positional vertigo (BPPV), neuritis vestibularis akut, labirintis, Meniere’s disease, migraine serta reaksi ansietas. Sifat vertigo ini hamper mirip satu sama lain sehingga memperlukan pengamatan yang teliti dan anamnesis yang lengkap agar diagnosis dapat ditegakkan dan terapi dapat dipilih secara tepat. Diagnosa umum untuk vertigo tidaklah sulit, tetapi akan sulit mendiagnosa lokasi lesi dan sangat sulit mendiagnosa etiologinya (Sutarni, Mauleka, & Gofir, 2018)

2.1.3 Klasifikasi Vertigo

Klasifikasi vertigo yaitu vertigo patologis. Vertigo patologis dibagi menjadi beberapa bagian yaitu vertigo sentral dan vertigo perifer. Vertigo

(3)

6

sentral terjadi dikarenakan kelainan pada batang otak atau pada serebelum, sedangkan pada vertigo perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau pada nervus vestibulocochlear. Berdasarkan lamanya serangan, vertigo perifer dibagi menjadibeberapa episode yang berlangsung perdetiknya.

Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam mengakibatkan serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.

Pada kelainan vestibuler, hanya pada mata tertutup, badan pasien akan bergetar atau bergoyang ditempat, kemudian kembali seperti normal lagi.

Sedangkan pada saat mata terbuka badan penderita tetap tegak. Berbeda dengan pada kelainan sereberal, badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka ataupun pada mata tertutup. Pada vertigo perifer akan memberikan hasil berupa penyimpanan saat berjalan kearah lesi (Sutarni et al., 2018)

2.1.4Tanda dan gejala

Menurut (Sudira, 2015) berdasarkan gejala klinis vertigo dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Vertigo paroksimal dengan ciri-ciri berupa serangan mendadak, berlangsung selama beberapa menit hingga hari, menghilang sempurna suatu ketika muncul kembali dan diantara serangan penderita bebas dari keluhan. Berdasarkan gejala penyertanya dibagi menjadi :

a. Dengan keluhan telinga : tuli atau telinga berdenging : sindrom Meniere, Arachnoiditis pontoserebralis, TIA vertebrobasilar, kelainan odontogen, serta tumor fosa posterior.

b. Tanpa keluhan telinga : TIA vestebrobasilar, epilepsy, migraine, vertigo anak dan labirin picu

c. Timbul dipengaruhi oleh perubahan posisi: vertigo posisional paroksimal benigna.

2. Vertigo kronis dengan ciri-ciri berupa serangan vertigo menetap lama, keluhan konstan tidak membentuk serangan akut.

Berdasarkan gejala penyerta dibagi menjadi :

(4)

7

a. Dengan keluhan telinga : OMC, Tumor serebelopotin, meningitis TB, labirinitis kronik serta luesserebri.

b. Tanpa keluhan telinga : kontusio serebri, hipoglikemia, ensefalitis pontis, kelainan okuler, kardiovaskuler dan psikologis, post traumatik sindrom, intoksikasi serta kelainan endokrin.

c. Timbul ini dipengaruhi perubahan posisi : hipotensi orthostatic dan vertigo servikalis

3. Vertigo serangan akut berangsur-angsur berkurang tapi tidak pernah bebas serangan. Berdasarkan gejala penyertanya dibagi menjadi :

a. Dengan keluhan telinga : neuritis N VIII, trauma labirin, perdarahan labirin, herpes zoster.

b. Tanpa keluhan telinga : neuritis vestibularis, multiple sclerosis, oklusi artesi serebral inferior posterior, ensefalitis vestibularis, serta hematobulbi.

Gejala vertigo/dizziness muncul gejala perubahan kulit yang menjadi pucat (pallor) terutama di daerah muka dan peluh dingin (cold sweat). Gejala ini selalu mendahului munculnya gejala mual/muntah dan diduga akibat vasokonriksi pembuluh darah kulit disebabkan oleh peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik. Nistagmus juga merupakan salah satu gejala dari vertigo.

2.1.5 Patofisiologi

Dalam kondisi alat keseimbangan baik sentral maupun perifer yang tidak normal atau adanya gerakan yang aneh atau berlebihan, maka tidak terjadi proses pengelolahan input yang wajar dan munculah vertigo. Selain itu, terjadi pula respons penyesuaian otot-otot yang tidak adekuat, seingga muncul gerakan abnormal mata ( nistagmus), unsteadiness atau ataksia

(5)

8

sewaktu berdiri atau berjalan dan gejala lainnya. Sebab pasti mengapa terjadi gejala tersebut belum diketahui. (PERDOSSI,2000)

2.1.6 Penatalaksanaan Penyakit Vertigo

Penatalaksanaan Medis : penatalaksanaan pasien dengan vertigo perifer seing kontroversi karena patofisiologi vertigo belum jelas dan pasti, beberapa obat ditemukan memiliki aktivitas antivertigo. Terapi yang ideal harus mempunyai onset cepat, efektif, dan efek samping yang minimal.

Pemberian obat dengan fungsi peningkatan aliran darah pada vertigo lebih sering diberikan pada saat itu. Penelitian internasional menemukan bahwa betahistin lebih banyak digunakan dalam pengobatan berbagai jenis vertigo, termasuk Benign Paroximal Posisional Vertigo (BPPV), penyakit Meniere dan vertigo perifer lainnya.

2.2 Konsep Dasar Nutrisi 2.2.1 Definisi Nutrisi

Nutrisi merupakan faktor lingkungan yang penting untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal walaupun sangat banyak nutrient yang telah dikenal namun masih belum jelas nutrien yang telah dikenal namun masih belum jelas nutrient mana yang terbukti secara tersendiri mempengaruhi pertumbuhan fisik. Nutrisi mutlak diperlukan oleh setiap makhluk hidup untuk bertumbuh dan berkembang serta berfungsi maksimal (Arijanty & Nasar, 2016).

Nutrisi atau gizi sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup yang melakukan kegiatan metabolisme, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan funsinya. Ilmu gizi adalah gizi manusia yang khusus mempelajari gizi pada manusia. Mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi. Ilmu Gizi ( Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya denga kesehatan optimal tubuh (Cahyono, 2020).

2.2.2 Macam-Macam Zat Gizi

1. Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organic yang paling melimpah di bumi dan memiliki segudang fungsi dalam tubuh manusia atau makhluk hidup lainnya, sebagai bahan bakar

(6)

9

seperti glukosa, cadangan makanan seperti pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan. Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.

Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil ( sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus fungsi karbonil ( sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Berikut merupakan klasifikasi karbohidrat :

1) Monosakarida yang merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldose dan ketosa.

2) Disakarida dan oligasakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus –OH dengan melepaskan molekul air.

3) Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya.

4) Protein adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer- monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Protein berperan sangat penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

5) Lemak merujuk pada sekelompok besar molekul- molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hydrogen,dan oksigen meliputi asam lemak (Cahyono, 2020)

(7)

10 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi gizi

1. Jenis kelamin, kebutuhan gizi antara pria dan wanita yang disebabkan adanya perbedaan sifat hormonal maupun perbedaan otot antara pria dan wanita. Hal ini tentunya akan mempengaruhi metabolisme dalam tubuh sehingga kebutuhan gizi juga berbeda 2. Umur, seperti pada bayi dan anak kebutuhan protein yang

dibutuhkan lebih besar daripada orang dewasa.

3. Ukuran tubuh. Ukuran tubuh seseorang merupakan gambaran dari luas permukaan tubuhnya yang akan berpengaruh terhadap kebuuthan gizi. Semakin tinggi dan semakin berat tubuh seseorang berarti membutuhkan gizi yang semakin meningkat

4. Iklim atau suhu udara dingin akan menyebabkan tubuh secara refleks mengatur suhu di dalam tubuh untuk mengimbangi pengaruh suhu luar. Untuk itu dibutuhkan energy yang akan dibakar untuk memanaskan tubuh.

5. Jenis aktivitas seseorang juga akan mempengaruhi tingkat kebutuhan gizinya sehari-hari. Semakin sering beraktifitas berarti semakin besar gizi yang dibutuhkan, sebaliknya jika tidak sering melakukan aktivitas maka tingkat kebutuhan gizinya juga semakin kecil.

6. Kondisi sakit, pada saat sakit tubuh dalam keadaa sakit, terjadi perubahan faal yang menyebabkan perubahan kebutuhan gizi, suhu tubuh yang meningkat karena sakit, akan meingkatkan kebutuhan energy dan protein.

2.3 Gizi Seimbang pada pasien vertigo

Masyarakat indonesia mengenal gizi seimbang berupa empat sehat lima sempurna. Sejak tahun 1950 konsep ini diperkenalkan oleh Prof Soedarmo, yang merupakan bapak gizi indonesia. Pedoman gizi seimbang (PGS) merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi seimbang selalu memperhatikan 4 prinsip, yaitu variasi makanan, pentingnya pola hidup bersih, pentingnya pola hidup altif dan olahraga, dan memantau berat

(8)

11

badan secara ideal. Jika prinsip 4 sehat 5 sempurna yang menyertakan kebutuhan gizi semua orang, PGS berprinsip bahwa tiap golongan usia, jenis kelamin, kesehatan, dan aktifitas fisik memerlukan gizi yang berbeda sesuai dengan kondisi setiap kelompok. Dengan melihat :

1. Mengkonsumsi makanan beragam

Gizi seimbang memiliki prinsip utama yaitu dengan berkaitan dengan pola makan. Bagi orang dewasa, untuk memastikan setiap zat gizi bisa didapatkan sesuai jumlah yang diperlukan adalah seperti oleh prinsip atau pilar pertama gizi seimbang ini yaitu makanlah makanan yang begitu beragam. Berikut contoh hal yang perlu dilakukan :

a) Makan sayur dan buat setiap hari. Jumlah sayuran dan buah yang dimakan hendaklah menyusun setengah dari kebutuhan keseluruhan makanan.

b) Konsumsi sumber yang memiliki tinggi protein c) Variasi makanan pokok. Mengganti nasi putih

dengan nasi merah, kentang, roti, jagung.

d) Membatasi makanan yang mengandung banyak garam, gula, ataupun lemak.

e) Membiasakan diri untuk selalu sarapan.

f) Minum air putih yang cukup

g) Selalu memperhatikan label kemasan makanan.

(9)

12 2. Berperilaku hidup bersih

Pola makan yang sehat perlu ditunjang dengan melakukan hidup bersih dan sehat, terkait khusus dengan penanganan makanan secara higienis dengan melakukan cuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan.

3. Melalukan aktifitas fisik

Prinsip ketiga ini yaitu melakukan aktifitas fisik.

Aktifitas fisik ini berhubungan erat dengan gizi, karena berperan memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Sempatkan berolahraga secara teratur untuk menyeimbangkan energi yang didapatkan dari makanan serta yang keluar dari tubuh.

4. Mempertahankan dan memantau berat badan (BB) normal Pada prinsip ini memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap kondisi kesehatan. akan tetapi menjaga berat badan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan penampilan.

2.3.1 Dasar Penentuan Kebutuhan Gizi

1. Standar kecukupan gizi, dibagi kedalam 2 bagian yaitu ukuran makro dan ukuran mikro

2. Kecukupan kalori ( Energi), Energi dalam tubuh digunakan untuk melakukan pekerjaan eksternal, melakukan pekerjaan internal dan untuk mereka yang masih tumbuh

3. Keperluan pertumbuhan yaitu untuk senyawa-senyawa baru.

Untuk mengukur atu menetukan banyaknya energy yang dihasilkan makanan dapat dilakukan dengan 2 cara yatu dengan penilaian secara langsung, dan penilaian secara tidak langsung.

Referensi

Dokumen terkait

Adalah wajar apabila permintaan peninjauan kembali terhadap putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum oleh terpidana atau ahli warisnya dikecualikan

Sudut Personal control, kasus pemasungan yang terjadi dapat disimpulkan bahwa para pelaku pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa yang merupakan keluarganya

Dari keseluruhan hasil pemeriksaan pasien dengan menggunakan tes tubex menunjukkan persentase yang positif demam tifoid cukup tinggi sedangkan yang negatif lebih

Hasil penelitian ini juga diperlukan adanya perhatian dari Kepala Kantor Pentanahan Kabupaten Pangandaran dalam memberikan motivasi kepada para pegawai dengan

Kewajiban umum rumah sakit terdiri dari menaati Kode Etik Rumah Sakit Indonesia, mengawasi dan bertanggungjawab terhadap semua kejadian di RS (corporate liability), memberi

Streptococcus faecalis, Streptococcus milleri$ dan "acteroides spp edan(kan a,ses hati ame,ik  dise,a,kan oleh or(anisme mikrosko*is *arasit )aitu E.. adan)a aliran em*edu

•• 1 Grey = jumlah irradiasi yang menyebabkan 1 kg bahan yang 1 Grey = jumlah irradiasi yang menyebabkan 1 kg bahan yang diirradiasi akan menyerap energi sebesar 1 joule;.

• LUKA ATAU CEDERA YANG MENGENAI RONGGA THORAKS LUKA ATAU CEDERA YANG MENGENAI RONGGA