• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KAJIAN DAMPAK KEBAKARAN PASAR KLEWER TERHADAP DESTINASI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA SURAKARTA ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI KAJIAN DAMPAK KEBAKARAN PASAR KLEWER TERHADAP DESTINASI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA SURAKARTA ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

11

STUDI KAJIAN DAMPAK KEBAKARAN PASAR KLEWER TERHADAP DESTINASI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA SURAKARTA

Ichwan Prastowo, S. Pd, M. Par Politeknik Indonusia Surakarta E-mail : ichwan.prastowo@yahoo.com

ABSTRAK

Terbakarnya Pasar Klewer berdampak pada berkurangnya kunjungan wistawan untuk wisata belanja di Surakarta, selain itu juga mengurangi kunjungan supplier-suplier atau produsen ke kota Surakarta, hal ini dapat menyebabkan kegiatan di bidang pariwisata lainnya seperti hotel dan restoran juga mengalami penurunan pendapatan. Oleh karena itu campur tangan pemerintah dalam proses rekonstruksi Pasar Klewer akan mempengaruhi perekonomian secara lokal dan nasional karena Multiplier effect-nya cukup besar baik dari sektor perdagangan maupun pariwisata. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, target khusus penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dampak kebakaran pasar Klewer terhadap kunjungan wisatawan ke kota Surakarta.

Penelitian ini merupakan even study yang mengamati pengaruh suatu peristiwa pada periode tertentu yang relatif pendek. Periode penelitian ini dibagi menjadi tiga periode yaitu tiga bulan sebelum dan sesudah peristiwa kebakaran, enam bulan sebelum dan sesudah kebakaran dan satu tahun sebelum dan sesudah kebakaran. Alat analisis yang digunakan adalah uji beda dua sampel berpasangan (paired samples t-test). Selain itu penelitian ini juga untuk mengetahui strategi kebijakan pemerintah kota Surakarta untuk mempertahankan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota Surakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebakaran pasar Klewer tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan domestic ke kota Surakarta. Kebakaran pasar Klewer berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan asing/mancanegara ke kota Surakarta. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengurangi dampak kebakaran pasar Klewer dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota Surakarta adalah dengan mengadakan even- even yang berskala nasional dan internasional, selain itu respon cepat pemerintah kota Surakarta dalam menyediakan lokasi sementara bagi para pedagang pasar klewer sudah cukup baik.

Kata Kunci: Kebakaran, Pasar Klewer, Kunjungan Wisatawan

I. PENDAHULUAN

Surakarta atau yang lebih dikenal dengan kota Solo adalah sebuah tempat wisata dengan karakter masyarakatnya yang lembut dan ramah. Di kota ini, keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah bagian yang tak terpisahkan daripada kota Surakarta itu sendiri. Inilah bentuk legacy budaya Jawa Kuno yang masih tetap hidup hingga saat ini.Ini pula yang merupakan kekayaan budaya lokal.

Saat ini, kotaSurakarta telah bertransformasi sebagai wilayah dengan tingkat kemajuan yang pesat di belahan tengah Pulau Jawa. Kerajinan batiknya yang telah terkenal hingga ke mancanegara kian mengukuhkan kota ini sebagai salah satu

destinasi wisata Indonesia yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa destinasi wisata di kota Surakarta yang menarik adalah Kraton Kasunanan Hadiningrat, Pasar Klewer, Ngarsopura, Ngarsopuro Night Market, Museum Radya Pustaka, Museum Batik Danar Hadi, Kampung Batik Laweyan, Taman Hiburan Rakyat Sriwedari, Galabo Solo dan Pandawa Water World.

Pasar Klewer merupakan destinasi wisata yang paling strategis bagi kota Surakarta, selain terkenal sebagai pasar batik terbesar di Indonesia, pasar Klewer merupakan penopang perdagangan dan perekonomian di kota Surakarta. Selain menjadi tempat mencari nafkah bagi ribuan pedagang, transaksi kliring maupun RTGS

(2)

12 [Real-Time Gross Settlement] setiap bulan mencapai 2,8 hingga 3 Trilyun rupiah, sedangkan RTGSnya bisa lebih dari 3 trilyun, transaksi di Pasar klewer ini cukup signifikan menjadi tulang punggung ekonomi dan perdagangan masyarakat di Surakarta (Solopos.com).

Terjadinya kebaran di Pasar Klewer pada tanggal 27 hingga 28 Desember tahun 2014, yang menghanguskan 1532 kios di Pasar Klewer mengakibatkan ribuan pedagang menderita kerugian. Kerugian potensial (potential lost) akibat kebakaran Pasar Klewer Solo, diperkirakan mencapai Rp10 triliun. Pejabat Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) Kusbani, menjelaskan total kerugian yang diderita pedagang akibat Kebakaran Pasar Klewer, tidak termasuk bank, diperkirakan mencapai Rp10 triliun. Menurut Kusbani, perputaran uang di Pasar Klewer pada hari biasa berkisar Rp17 miliar/hari dan pada hari libur, angkanya melonjak menjadi Rp21 miliar/hari.

Terbakarnya pusat pedagangan tekstil dan produk tekstil tersebut diperkirakan akan dapat mempengaruhi perekonomian Kota Surakarta. Sehingga dibutuhkan penanganan segera mungkin terkait musibah ini.Berdasarkan analisa sederhana yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank lndonesia Surakarta, musibah tersebut dapat mengarah kepada berkurangnya kegiatan wisata belanja.Termasuk dalam kegiatan di bidang pariwisata, hotel dan restoran. Selain itu, berkurangnya transaksi perdagangan akan mengurangi permintaan terhadap usaha transportasi dan logistik, hilangnya potensi pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemkot serta peningkatan potensi kredit macet perbankan di subsektor tersebut.

Terbakarnya Pasar Klewer berdampak pada berkurangnya kunjungan wistawan untuk wisata belanja di Surakarta, selain itu juga mengurangi kunjungan supplier-suplier atau produsen ke kota Surakarta, hal ini dapat menyebabkan kegiatan di bidang pariwisata lainnya seperti hotel dan restoran juga mengalami penurunan pendapatan. Oleh karena itu campur tangan pemerintah dalam proses rekonstruksi Pasar Klewer akan

mempengaruhi perekonomian secara lokal dan nasional karena Multiplier effect-nya cukup besar baik dari sektor perdagangan maupun pariwisata.

Pada penelitian ini akan dianalisis tentang dampak kebakaran pasar Klewer terhadap kunjungan wisatawan ke kota Surakarta, baik wisatawan domestik maupun mancanegara dan kebijakan apa saja yang diambil pemerintah kota Surakarta untuk meningkatkan kunjungan wisatawan setelah pasar Klewer terbakar.

II. TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen

Tujuan utama pemasar adalah melayani dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.Oleh karena itu, pemasar perlu memahami bagaimana perilaku konsumen dalam memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Menurut Solomon (2009) Perilaku konsumen adalah studi mengenai proses – proses yang terjadi saat individu atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu.

Engel (2001) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan langsung untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Kotler dan Amstrong (2001) mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dilihat bahwa perilaku konsumen berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan untuk menggunakan barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhannya dan selalu bertindak rasional.

Para konsumen akan berusaha memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan finansialnya memungkinkan.

Konsumen memilki pengetahuan tentang alternatif produk yang dapat memuaskan kebutuhannya. Selama utilitas marjinal yang diperoleh dari pembelian produk masih lebih besar atau sama dengan biaya yang

(3)

13 dikorbankan, konsumen akan cenderunag membeli produk yang ditawarkan.

Pada hakekatnya kebutuhan konsumen akan mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi dimana konsumen hidup. Perubahan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu dalam mengambil keputusan pembelian atau penggunaan suatu produk barang atau jasa. Perilaku konsumen adalah hal yang sangat komplek dan dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan social untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Oleh karenanya, produsen harus mempunyai pengetahuan tentang perilaku konsumen sehingga dengan demikian ia mempunyai pandangan mengenai konsumenya dan kemudian dapat menilai kebutuhan- kebutuhan konsumen yang sekarang dan yang akan datang. Menaggapi dengan cepat kebutuhan – kebutuhan tersebut dan pada akhirnya ia dapat memperoleh kedudukan kompetitif yang lebih baik (Blackwell dan Miniard, 2000).

Pariwisata

Menurut etimologi

kata “pariwisata” diidentikkan dengan kata

“travel” dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali–kali dari satu tempat ke tempat lain.

Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Sinaga, 2010:12). \

Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala seuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik dan atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Pengertian tersebut meliputi: semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata, sebelum dan selama dalam perjalanan dan kembali ke tempat asal, pengusahaan daya tarik atau atraksi wisata (pemandangan alam, taman rekreasi, peninggalan sejarah, pagelaran seni budaya). Usaha dan sarana wisata berupa: usaha jasa, biro perjalanan,

pramu wisata, usaha sarana, akomodasi dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan pariwisata.

Beberapa ahli mengemukakan pengertian pariwisata, antara lain:

1. Oka A . Yoeti, menjelaskan bahwa kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yatu

“…pari yang berarti banyak, berkali–kali, berputar–putar, keliling, dan wisata yang berarti perjalanan atau bepergian”.

2. E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberikan batasan sebagai berikut : “…Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhakan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, serta penyempurnaan dari alat–alat pengangkutan ”. (Irawan, 2010:11)

Wisatawan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pariwisata.

Wisatawan sangat beragam , tua-muda, miskin-kaya, asing-nusantara, semuanya mempunyai keinginan dan juga harapan yang berbeda. Jika ditinjau dari arti kata “wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu berasal dari bahasa Sansekerta “wisata” yang berarti

“perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata

“traveler” karena dalam bahasa Indonesia sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang (Irawan, 2010:12).\

Adapun pengertian wisatawan antara lain:

(4)

14 1. Menurut Smith (Kusumaningrum,

2009:16), menjelaskan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang lain.

2. Menurut WTO (Kusumaningrum, 2009:17) membagi wisatawan kedalam tiga bagian yaitu:

a) Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu Negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan oleh Negara yang dikunjunginya.

b) Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu Negara tanpa tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung kesuatu tempat pada Negara yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olahraga.

2) Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.

c) Darmawisata

atau excursionist adalah pengunjung sementara yang menetap kurang dari 24 jam di Negara yang dikunjungi, termasuk orang yang berkeliling dengan kapal pesiar.

3. Menurut Komisi Liga Bangsa–bangsa 1937 (dalam Irawan, 2010:12),

“…wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan perjalanan di negara yang bukan tempat kediamannya yang biasa.”

4. U.N Confrence on Interest Travel and Tourism di Roma 1963 (dalam Irawan, 2010:12), menggunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain melakukan perjalanan yang digaji. Pengunjung yang dimaksudkan meliputi dua kategori : a) Wisatawan yaitu : pengunjung yang

datang ke suatu negara yang dikunjunginya tinggal selama 24 jam

dan dengan tujuan untuk bersenang–

senang, berlibur, kesehatan, belajar, keperluan agama dan olahraga, bisnis, keluarga, utusan dan pertemuan.

b) Excurtionist, yaitu : pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya tanpa bermalam.

5. Defenisi UN. Convention Concerning Costums Fasilities for Touring (dalam Irawan, 2010:12), “…setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah, selain untuk berimigrasi dan yang tinggal setidaknya selama 24 jam dan selama– lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama”.

6. Di dalam Instruksi Presiden RI No. 9, 1969, bab 1 pasal 1 (dalam Irawan, 2010:13) dijelaskan bahwa “…wisatawan ialah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggal untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu”.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum, 2009: 17).

Wisatawan menurut sifatnya (Kusumaningrum, 2009:18):

a. Wisatawan modern Idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual.

b. Wisatawan modern Materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari keuntungan) secara berkelompok.

c. Wisatawan tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.

(5)

15 d. Wisatawan tradisional Materialis,

wistawan yang berpandangan konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan.

Host and Guest (1989) dalam Kusumanegara (2009:3) mengklasifikasikan jenis pariwisata sebagai berikut:

a. Pariwisata Etnik (Etnhic Tourism), yaitu perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang menarik.

b. Pariwisata Budaya (Culture Tourism), yaitu perjalanan untuk meresapi atau untuk mengalami gaya hidup yang telah hilang dari ingatan manusia.

c. Pariwisata Rekreasi (Recreation Tourism), yaitu kegiatan pariwisata yang berkisar pada olahraga, menghilangkan ketegangan dan melakukan kontak social dengan suasana santai.

d. Pariwisata Alam (Eco Tourism), yaitu perjalanan kesuatu tempat yang relative masih asli atau belum tercemar, dengan tujuan untuk mepelajari, mengagumi, menikmati pemandangan, tumbuhan, dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut.

e. Pariwisata Kota (City Tourism), yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk menikmati pemandangan, tumbuhan dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut.

f. Rersort City, yaitu kota atau perkampungan yang mempunyai tumpuan kehidupan pada persediaan sarana atau prasarana wisata yaitu penginapan, restoran, olahraga, hiburan dan persediaan tamasya lainnya.

g. Pariwisata Agro (Agro Tourism yang terdiri dari Rural Tourism atau Farm Tourism) yaitu merupakan perjalanan untuk meresapi dan mempelajari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan. Jenis wisata ini bertujuan

mengajak wisatawan memikirikan alam dan kelestariannya.

Minat Berkunjung

Pengertian niat berperilaku menurut Zeithaml dan Parasuraman (1990), niat perilaku merupakan sinyal yang diberikan pelanggan untuk tetap atau keluar dari perusahaan.Niat Perilaku dapat dikategorikan sebagai menguntungkan atau tidak menguntungkan. Niat perilaku favourable termasuk isu positif dari mulut ke mulut (mengatakan hal-hal positif dan merekomendasikan layanan untuk lain), membayar harga premium, menghabiskan lebih banyak uang dengan perusahaan, dan tetap setia.

Sebaliknya, niat perilaku yang kurang baik termasuk meninggalkan perusahaan, menghabiskan lebih sedikit uang dengan perusahaan, menyebarkan kata negatif dari mulut ke mulut, dan mengambil tindakan hukum.

Pada penelitian ini minat berkunjung merupakan bentuk atau wujud dari minat berperilaku, sedangkan definisi minat berperilaku menurut Simamora (2002:153) secara teoritis minat perilaku dibedakan dari sikap dimana diartikan sebagai suatu kecenderungan potensial untuk mengadakan reaksi jadi dapat diterangkan bahwa sikap mendahului perilaku. Model ini merupakan model sikap yang berkaitan antara sikap, norma subyektif, minat berperilaku dan perilaku. Model ini di dasarkan pendekatan yang menyatakan bahwa peramalan perilaku atau pilihan konsumen dimasa akan datang dapat dilakukan berdasar apa yang telah dikatakan tentang minat konsumen untuk membeli atau mengambil keputusan. Minat berkunjung dilakukan berdasar apa yang telah konsumen katakan tentang minat konsumen untuk mengambil keputusan. Adapun proses dalam pengambilan keputusan meliputi:

1. Pemrakarsa (initiator)

2. Pemberi pengaruh (influencer) 3. Pengambil keputusan (decider)

(6)

16 4. Pembeli (buyer)

5. pemakai (user)

Dalam kaitanya dengan minat berkunjung, minat merupakan pelanggan potensial yang mempunyai arti pelanggan yang pernah atau yang belum pernah atau yang belum pernah dan yang sedang akan berkunjung atau menggunakan produk atau jasa yang akan digunakan

Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 = Kebakaran Pasar Klewer berpengaruh signifikan pada kunjungan wisatawan domestik ke kota Surakarta.

H2 = Kebakaran Pasar Klewer berpengaruh signifikan pada kunjungan wisatawan mancanegara ke kota Surakarta.

III. METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan event study yang mengamati pengaruh suatu peristiwa pada periode tertentu yang relatif pendek.

Dalam penelitian ini diarahkan untuk melihat reaksi kunjungan wisatawan terhadap kebakaran yang terjadi di Pasar Klewer sebagai destinasi wisata belanja di kota Surakarta. Tipe penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Surakarta. Periode Penelitian dibagi menjadi tiga periode yaitu tiga bulan sebelum dan sesudah kebakaran Pasar Klewer, enam bulan sebelum dan sesudah kebakaran Pasar Klewer dan satu tahun sebelum dan sesudah kebakaran Pasar Klewer.Adapun waktu kebakaran Pasar Klewer terjadi pada tanggal 27 Desember 2014.

Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang sudah tersedia dalam bentuk jadi dan dipublikasikan.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah kunjungan

wisatawan periode Januari tahun 2014 sampai Desember tahun 2015.

Data tersebut diperoleh dari beberapa sumber seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta dan Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Selain itu data dapat diperoleh dengan membaca buku- buku yang berkaitan dengan pariwisata kota Surakarta, majalah-majalah, jurnal dan buku-buku lain yang cukup representative.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kunjungan wisatawan domestic dan mancanegara.

Variabel kunjungan wisatawan diukur dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta sebelum dan sesudah kebakaran yang terjadi di Pasar Klewer.

Data kunjungan wisatawan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah wisatawan pada tahun 2014-2015.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kebakaran pasar Klewer.Dampak kebakaran pasar Klewer terhadap kunjungan wisatawan dapat dilakukan dengan mengamati data kunjungan wisatawan yaitu tiga bulan sebelum kebakaran, pada saat kebakaran, dan tiga bulan sesudah kebakaran.Kemudian enam bulan sebelum kebakaran, pada saat kebakaran, dan enam bulan sesudah kebakaran, serta diuji selama satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah kebakaran.

Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah data dari masing- masing variabel memiliki distribusi normal atau tidak.Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorof-Smirnoy (Ghozali, 2001).

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi hipotsis

Ho : Data variabel rata-rata kunjungan wisatawan sebelum dan setelah

(7)

17 kebakaran terdistribusi secara normal.

Ha : Data variabel rata-rata kunjungan wisatawan sebelum dan setelah kebakaran tidak terdistribusi secara normal.

b. Menentukan level of signifikan () : 5%

(0,05)

c. Menentukan kriteria pengujian Ho diterima jika nilai p-value > 0,05 Ho diterima jika nilai p-value < 0,05 d. Kesimpulan

2. Pengujian Statistik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Paired Samples T Test terhadap rata-rata kunjungan wisatawan untuk periode satu bulan, tiga bulan dan satu tahun sebelum dan sesudah tanggal kebakaran.Uji Paired Sample T Test digunakan untuk melihat secara rinci apakah ada perbedaan antara kunjungan wisatawan sesudah dan sebelum terjadinya kebakaran di pasar Klewer Surakarta. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagjo, 1998)

a. Menentukan formulasi hipotsis

Ho : Tidak terdapat perbedaan jumlah kunjungan wisatawan antara periode sebelum dan setelah kebakaran pasar Klewer.

Ha : terdapat perbedaan kunjungan wisatawan antara periode sebelum dan setelah kebakaran pasar Klewer.

b. Menentukan level of signifikan () : 5%

(0,05)

c. Menentukan kriteria pengujian Ho diterima bila :

-ttabel thitung ttabel atau probabilitas kesalahan  0,05.

Ho ditolak bila :

thitung -ttabel atau thitung> ttabel atau probabilitas kesalahan < 0,05.

d. Kesimpulan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data

Gambaran data penelitian ini yang akan dijelaskan adalah data jumlah kunjungan wisatawan domestic dan

mancanegara di Kota Surakarta mulai bulan Januari 2014 sampai dengan Desember 2015. Data kunjungan wisatawan ini diperolah dari Dinas Pariwisata kota Surakarta dan Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Data-data tersebut dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.1

Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2014

Sumber: BPS Kota Surakarta

Pada tabel IV.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan asing pada tahun 2014 tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu berjumlah 3.434 orang, sedangkan jumlah kunjungan terendah terjadi pada bulan Desember yaitu berjumlah 1.633 orang dengan rata-rata kunjungan sebesar 2.385 orang per bulan. Data kunjungan wisatawan domestik pada tahun 2014 tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 366.849 orang, sedangkan jumlah kunjungan terendah terjadi pada bulan Pebruari yaitu 170.089 orang, dengan rata- rata kunjungan sebanyak 269.036 orang per bulan. Adapun jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.2

Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2015

(8)

18 Sumber : BPS Kota Surakarta

Pada tabel IV.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan asing pada tahun 2015 tertinggi terjadi pada bulan September yaitu berjumlah 1.803 orang hal ini berbeda dengan tahun 2014 dimana kunjungan wisatawan tertinggi terjadi pada bulan Agustus, sedangkan jumlah kunjungan terendah terjadi pada bulan Januari yaitu berjumlah 806 orang dengan rata-rata kunjungan sebesar 1.358 orang per bulan, hal ini menunjukkan ada penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 2.385 orang. Data kunjungan wisatawan domestik pada tahun 2015 tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 297.635 orang, sedangkan jumlah kunjungan terendah terjadi pada bulan Pebruari yaitu 183.312 orang, dengan rata-rata kunjungan sebanyak 245.175 orang per bulan. Hal ini menunjukkan ada penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 269.036 orang per bulan.

Hasil Analisis

Untuk menganalisis dampak kebakaran pasar Klewer terhadap kunjungan wisatawan ke Kota Surakarta dilakukan dengan uji beda dua sampel berpasangan.

Pengujian dilakukan secara bertahap mulai per triwulan, semester dan tahunan. Adapun hasil analisis uji beda dua mean dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji tiga bulan sebelum dan sesudah kebakaran Pasar Klewer

Hasil uji beda mean untuk data tiga bulan sebelum dan sesudah kebakaran pasar klewer dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel IV.3

Hasil Uji Tiga Bulan Kunjungan Wisatawan Asing Data Mean Mean

Differe nce

T Sign

Sebelum 2403.00 827,33 4,729 0,042 Sesudah 1575.67

Sumber: hasil olah data, 2016 Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan jumlah kunjungan wisatawan sebelum dan sesudah kejadian kebakaran pasar Klewer di Surakarta, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,042 yang lebih kecil dari 0,05.

Perbedaan data menunjukkan angka yang cukup besar yaitu sebesar 827,33 orang pada periode penelitian. Bila dilihat dari data menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke kota Surakarta setelah kejadian kebakaran pasar Klewer. Hal ini berarti kebakaran pasar Klewer berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Kota Surakarta pada tiga bulan sebelum dan sesudah peristiwa tersebut terjadi.

Tabel IV.4

Hasil Uji Tiga Bulan Kunjungan Wisatawan Domestik

Data Mean Mean

Difference

T Sign Sebelum 308.267 22,235 1,206 0,351

Sesudah 286.031

Sumber: hasil olah data, 2016 Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan jumlah kunjungan wisatawan domestic sebelum dan sesudah kejadian kebakaran pasar Klewer di Surakarta, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,351 yang lebih besar dari 0,05. Perbedaan data menunjukkan angka yang kecil yaitu sebesar 22,237 orang pada periode penelitian. Bila dilihat dari data menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke kota Surakarta setelah kejadian kebakaran pasar Klewer. Hal ini berarti kebakaran pasar Klewer berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Kota Surakarta pada tiga bulan sebelum dan

(9)

19 sesudah peristiwa tersebut terjadi, namun tersebut sangat kecil pengaruhnya.

2. Uji enam bulan sebelum dan sesudah kebakaran Pasar Klewer Hasil uji beda mean untuk data enam bulan sebelum dan sesudah kebakaran pasar klewer dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel IV.5

Hasil Uji Enam Bulan Kunjungan Wisatawan Asing

Data Mean Mean

Difference

T Sign Sebelum 2779,83 1254,33 5,923 0,002

Sesudah 1525,50

Sumber: hasil olah data, 2016 Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan jumlah kunjungan wisatawan sebelum dan sesudah kejadian kebakaran pasar Klewer di Surakarta, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05. Perbedaan data menunjukkan angka yang cukup besar yaitu sebesar 1254,33 orang pada periode penelitian. Bila dilihat dari data menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke kota Surakarta setelah kejadian kebakaran pasar Klewer. Hal ini berarti kebakaran pasar Klewer berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Kota Surakarta pada enam bulan sebelum dan sesudah peristiwa tersebut terjadi.

Tabel IV.6

Hasil Uji Enam Bulan Kunjungan Wisatawan Domestik

Data Mean Mean

Difference

T Sign Sebelum 303.303 42,319 1,540 0,184

Sesudah 260.984

Sumber: hasil olah data, 2016 Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan jumlah kunjungan wisatawan domestic sebelum dan sesudah kejadian kebakaran pasar Klewer di Surakarta, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,184 yang lebih besar dari 0,05. Perbedaan data menunjukkan angka yang kecil yaitu sebesar 42,319 orang

pada periode penelitian. Bila dilihat dari data menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke kota Surakarta setelah kejadian kebakaran pasar Klewer. Hal ini berarti kebakaran pasar Klewer berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Kota Surakarta pada enam bulan sebelum dan sesudah peristiwa tersebut terjadi, namun tersebut sangat kecil pengaruhnya.

3. Uji satu tahun sebelum dan sesudah kebakaran Pasar Klewer

Hasil uji beda mean untuk data satu tahun sebelum dan sesudah kebakaran pasar klewer dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel IV.7

Hasil Uji Satu Tahun Kunjungan Wisatawan Asing Data Mean Mean

Difference

T Sign Sebelum 2385,17 1026,75 6,798 0,000

Sesudah 1358,42

Sumber: hasil olah data, 2016 Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan jumlah kunjungan wisatawan sebelum dan sesudah kejadian kebakaran pasar Klewer di Surakarta, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Perbedaan data menunjukkan angka yang cukup besar yaitu sebesar 1026,75 orang pada periode penelitian. Bila dilihat dari data menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke kota Surakarta setelah kejadian kebakaran pasar Klewer. Hal ini berarti kebakaran pasar Klewer berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Kota Surakarta pada satu tahun sebelum dan sesudah peristiwa tersebut terjadi.

Tabel IV.8

Hasil Uji Enam Bulan Kunjungan Wisatawan Domestik

Data Mean Mean

Difference

T Sign Sebelum 269036.08 23,861 1,505 0,161

Sesudah 245175.42

Sumber: hasil olah data, 2016

(10)

20 Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan jumlah kunjungan wisatawan domestic sebelum dan sesudah kejadian kebakaran pasar Klewer di Surakarta, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,161 yang lebih besar dari 0,05. Perbedaan data menunjukkan angka yang kecil yaitu sebesar 23,861 orang pada periode penelitian. Bila dilihat dari data menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke kota Surakarta setelah kejadian kebakaran pasar Klewer. Hal ini berarti kebakaran pasar Klewer berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Kota Surakarta pada satu tahun sebelum dan sesudah peristiwa tersebut terjadi, namun tersebut sangat kecil pengaruhnya.

Pembahasan

Terbakarnya pusat pedagangan tekstil dan produk tekstil tersebut diperkirakan akan dapat mempengaruhi perekonomian Kota Surakarta. Berdasarkan analisa sederhana yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank lndonesia Surakarta, musibah tersebut dapat mengarah kepada berkurangnya kegiatan wisata belanja.Termasuk dalam kegiatan di bidang pariwisata, hotel dan restoran. Selain itu, berkurangnya transaksi perdagangan akan mengurangi permintaan terhadap usaha transportasi dan logistik, hilangnya potensi pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemkot serta peningkatan potensi kredit macet perbankan di subsektor tersebut.

Pada sektor pariwisata, terbakarnya Pasar Klewer berdampak pada berkurangnya kunjungan wistawan untuk wisata belanja di Surakarta, selain itu juga mengurangi kunjungan supplier-suplier atau produsen ke kota Surakarta, hal ini dapat menyebabkan kegiatan di bidang pariwisata lainnya seperti hotel dan restoran juga mengalami penurunan pendapatan. Oleh karena itu campur tangan pemerintah dalam proses rekonstruksi Pasar Klewer akan mempengaruhi perekonomian secara lokal dan nasional karena Multiplier effect-nya cukup besar baik dari sektor perdagangan maupun pariwisata.

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa kebakaran pasar Klewer berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan asing atau mancanegara ke kota Surakarta. Hal ini ditujukkan oleh hasil analisis data tiga bulan, enam bulan dan satu tahun setelah terjadinya kebakaran pasar Klewer. Berdasarkan data-data yang diamati selama satu tahun sebelum dan sesudah kejadian kebakaran yang terjadi di Pasar Klewer menunjukkan penurunan kunjungan wisatawan yang signifikan setelah terjadinya kebakaran pasar Klewer yaitu mencapai 57% atau penurunan rata-rata mencapai 1026,75 orang dalam satu tahun setelah kebakaran pasar Klewer. Penurunan ini berdampak pada jumlah sector pariwisata dan perekonomian kota Surakarta, karena berpotensi pada berkurangnya tingkat hunian hotel dan pendapatan asli daerah kota Surakarta, serta usaha kuliner dan perdagangan lainnya.

Hasil analisis terhadap kunjungan wisatawan domestic menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kunjungan wisatawan domestic sebelum dan sesudah kejadian kebakaran pasar Klewer baik tiga bulan, enam bulan maupun satu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian kebakaran pasar Klewer tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan domestic ke kota Surakarta. Berdasarkan data kebakaran pasar Klewer berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan domestic ke Kota Surakarta, namun penurunan tersebut tidak signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh cepatnya respon pemerintah kota Surakarta dalam mengantisipasi dampak kejadian pasar Klewer dengan cara memberikan lokasi sementara untuk para pedagang pasar Klewer agar tetap berjualan sebelum renovasi pasar Klewer dilakukan, selain itu pemerintah kota Surakarta juga mengadakan even-even skala nasional dan internasional untuk menarik wisatawan ke kota Surakarta. Sehingga masyarakat di sekitar Surakarta tertarik berkunjung ke kota Surakarta.

V. PENUTUP

Berdasarkan analisis data hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

(11)

21 1. Kebakaran pasar Klewer tidak

berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan domestic ke kota Surakarta.

2. Kebakaran pasar Klewer berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan asing/mancanegara ke kota Surakarta.

3. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengurangi dampak kebakaran pasar Klewer dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota Surakarta adalah dengan mengadakan even-even yang berskala nasional dan internasional, selain itu respon cepat pemerintah kota Surakarta dalam menyediakan lokasi sementara bagi para pedagang pasar klewer sudah cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA

Berry, L. B, Zeithaml, V. A. &

Parasuraman, A. 1990. ‘Delivery Quality Service”.New York: the Free Press.

Djarwanto Ps dan Pangestu Subagjo, 1998, Statistik induktif, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.

Engel, Blackwell dan Miniard.

2000.Perilaku konsumen. Edisi pertama.Yogyakarta.BPFE.

Engel, James F. 2000. Perilaku Konsumen, Binarupa Aksara. Jakarta

Ghozali, Imam. 2001. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Irawan, Koko. 2010. Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Labuhan Batu Utara.Kertas Karya.

Program Pendidikan Non Gelar Pariwisata. Universitas Sumatera Utara.

Kotler, Philip dan Amstrong Gary, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 8,Jilid I, Erlangga, Jakarta

Kusumaningrum, Dian. 2009. Persepsi Wisatawan Nusantara Terhadap Daya Tarik Wisata Di Kota Palembang.Tesis. Magister Kajian Pariwisata. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Marpaung, Fernando. 2009. Strategi Pengembangan Kawasan Sebagai Sebuah Tujuan Wisata. Tesis.

Magister Kajian Pariwisata.

Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta

Pendit. Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Perdana. Jakarta.

Simamora. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Edisi ke Satu,Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sinaga, Supriono. 2010. Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kertas Karya. Program DIII Pariwisata.

Universitas Sumatera Utara.

Solomon, Michael R. 2009. Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. Eight Edition. Pearson Education Inc, New Jersey.

Gambar

Tabel IV.1
Tabel IV.3

Referensi

Dokumen terkait

bersumber  dari  APBD  Kabupaten,  APBD  Provinsi  maupun  yang  bersumber  dari  APBN,  maka  setiap  SKPD  wajib  membuat  Rencana  Kerja  Satuan 

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar diploma (Amd,PK) dari program studi DIII

Untuk menjawab pertanyaan mengapa dialog Aceh gagal atau berhasil, yang menjadi bagian penting untuk tawaran pelajaran dalam membangun dialog Papua, paling tidak ada

Hubungan Strategi Pemasaran Selektif Dengan Loyalitas Pelanggan Pada Produk Kecantikan LA TULIP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Ternyata dari aspek ini sulit untuk ditentukan secara obyektif dan konkrit karena dalam kenyataanya keluhan-keluhan tentang dampak negatif oleh berbagai jenis musik seolah-olah

Data yang dihimpun sebelumnya oleh BNN pada tahun 2006, dari tahun 2004 sampai tahun 2006 menunjukkan peningkatan jumlah kasus tindak penyalahgunaan narkoba yang sangat

Sedangkan, operator perempuan yang bekerja di SPBU Kayoon yang pada dasarnya tidak berjilbab dan dengan pendapatan yang diperoleh cukup besar membuat pelayanan yang

THEME AND THEMATIC PROGRESSION ANALYSIS OF ANALYTICAL EXPOSITION TEXTS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |