• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

S P E S I F I K A S I T E K N I S D A N G A M B A R SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM

Program Pengelolaan Pendidikan

KEGIATAN

Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN LABORATORIUM KOMPUTER DAN PEMBANGUNAN TOILET SMP MUHAMADIYAH RAMBAH

LOKASI

Kec. RAMBAH - Kab. Rokan Hulu

Sumber Dana

DAK 2022

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

Jalan T. Tambusai Komp. Pemda Km. 4 Pasir Pangaraian 28557

Website: www.rokanhulu.go.id

(2)

PEMBANGUNAN TOILET SMP MUHAMADIYAH RAMBAH

BAB.I GAMBARAN UMUM

A. UMUM

Kegiatan : Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Pekerjaan : Pembangunan Laboratorium Komputer Dan Pembangunan Toilet SMP Muhamadiyah Rambah

Lokasi : Kec. Rambah - Kabupaten Rokan Hulu

Nilai Pagu : Rp.580.000.000,00 (Lima Ratus Delapan Puluh Juta Ribu Rupiah)

Nilai HPS : Rp. 579.970.000,00 (Lima Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Sebilan Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah)

Sumber Dana : DAK - 2022

B. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud

Maksud dari pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah dalam rangka melakukan PEMBANGUNAN LABORATORIUM SMP NEGERI 4 TAMBUSAI UTARA Kec. Tambusai Utara

b. Tujuan

Tujuan dari pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah agar penyediaan gedung sarana pendidikan di SMPN Muhamadiyah Rambah dapat menampung dan memadai serta maksimal.

C. NAMA DAN ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga.

D. LINGKUP KERJA

Penyedia melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan rincian pekerjaan yang tercantum dalam Bill of Quantity (BQ) yang terlampir.

E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu Pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi 150 (Seratus lima Puluh) hari kalender terhitung sejak penandatanganan kontrak dan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender setelah serah terima pertama dilakukan.

F. PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA KONSTRUKSI Memiliki Surat Izin sebagai berikut :

1. Akte Pendirian / Akte Perubahan Perusahaan 2. Sertifikat Badan Usaha (SBU)

3. Sertifikat Badan Usaha (SBU) : (SBU) BG007 / KLBI 41016 (Jasa Pelaksana

Konstruksi bangunan Pendidikan).

(3)

Persyaratan Teknis terdiri dari : 1. Spesifikasi teknis (Terlampir)

2. Rencana Keselamatan Kontruksi (RKK) (Terlampir) 3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan (Terlampir)

4. Gambar Teknis (Terlampir)

H. PERSONIL YANG DIPERLUKAN DALAM PELAKSANAAN

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, maka Penyedia Pelaksana harus menyediakan tenaga ahli/terampil dalam suatu Struktur Organisasi Penyedia Pelaksana untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup kerja yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini yang bersertifikat dan disetujui oleh Pemberi Tugas

Daftar Personil Inti/Tenaga Ahli/Teknis/Terampil yang diperlukan untuk pekerjaan yang dimaksud antara lain yaitu :

No Jabatan Jumlah Pendidikan Minimal

Pengalaman Kerja (Tahun)

Sertifikat, Ijazah,

CV Ket

1. Pelaksana 1 SLTA / Sederajat

3 Tahun - SKT Pelaksana Bangunan (TA.022) - Ijazah - Curiculum

Vitae (CV) 2. Petugas/

Ahli K3

1 SLTA / Sederajat

3 Tahun - Sertifikat K3 - Ijazah

- Curiculum Vite (CV)

I. PERALATAN MINIMAL YANG DIPERLUKAN

No Jenis Alat Jumlah Keterangan

1 Mobil Picup 1 Unit Melampirkan Bukti Kepemilikan / Sewa 2 Pompa Air 1 Unit Melampirkan Bukti Kepemilikan

3 Pemotong Granit 1 Unit Melampirkan Bukti Kepemilikan

4 Tangki Air 1 Unit Melampirkan Bukti Kepemilikan

(4)

a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan konstruksi harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang terlampir pada Dokumen Pengadaan dan ketentuan lainnya akan diatur dalam Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).

b. Penyedia Pelaksana harus membuat laporan pekerjaan antara lain : 1. Laporan Harian Pelaksanaan,

2. Laporan Mingguan Pelaksanaan, 3. Laporan Bulanan Pelaksanaan, 4. As built Drawing

5. Back-Up Data Pekerjaan 6. Dokumentasi Pelaksanaan

7. Dokumen lainnya yang diperlukan.

K. PENUTUP

Demikianlah spesifikasi teknis pekerjaan Ini dibuat untuk dapat dpergunakan sebagaimana mestinya.

Pasir Pengaraian, 31 Mei 2022

Dibuat Oleh :

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

DEWI SARTIKA, SE, M.Si

NIP. 197905222006042016

(5)

SPESIFIKASI TEKNIS

( UMUM )

Pembangunan Laboratorium Komputer Dan Pembangunan Toilet SMP Muhamadiyah Rambah

2022

PASAL 1

LINGKUP PEKERJAAN

1.1. UMUM

Pengadaan segala bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan kerja dan alat-alat bantu untuk penyelesaian seluruh Pekerjaan Pembangunan Laboratorium Komputer Dan Pembangunan Toilet SMP Muhamadiyah Rambah dengan tahapan pekerjaan sebagai berikut :

A. PEMBANGUNAN LABORATORIUM KOMPUTER SMP MUHAMMADIYAH RAMBAH

I PENYELENGGARAAN K3 DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

II PEKERJAAN PENDAHULUAN

IV PEKERJAAN STRUKTUR

V PEKERJAAN KUZEN PINTU DAN JENDELA

VI PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

VIII PEKERJAAN LANTAI

IX PEKERJAAN PLAFOND

XI PEKERJAAN ELEKTRIKAL

XII PEKERJAAN TEMPAT CUCI TANGAN (TCT)

XIII PEKERJAAN PENGECATAN

XIV PEKERJAAN FINISHING

B. PEMBANGUNAN TOILET SMP MUHAMMADIYAH RAMBAH

I PENYELENGGARAAN K3 DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

II PEKERJAAN PENDAHULUAN

IV PEKERJAAN STRUKTUR

V PEKERJAAN KUZEN PINTU DAN JENDELA

VI PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

VII PEKERJAAN LANTAI

VIII PEKERJAAN PLAFOND

IX PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG

X PEKERJAAN SANITARY

XI PEKERJAAN ELEKTRIKAL

XII PEKERJAAN PENGECATAN

XIII PEKERJAAN FINISHING

(6)

Selengkapnya Uraian Lingkup Pekerjaan tercantum dalam dokumen Spesifikasi Teknis Khusus, dan apabila ada perubahan akan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.

1.2. KEWAJIBAN PENYEDIA

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan PEMBANGUNAN LABORATORIUM KOMPUTER DAN PEMBANGUNAN TOILET SMP MUHAMADIYAH RAMBAH , penyedia harus mempersiapkan :

1) Menyediakan segala material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan;

2) Menyediakan Tenaga Kerja, Tenaga Ahli, dan Peralatan Kerja termasuk alat-alat berat yang

memadai baik dalam jumlah dan kualifikasi sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan;

3) Mempersiapkan sarana-sarana penunjang pekerjaan dan segala sesuatu yang termasuk dalam

lingkup pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan dan Gambar;

4) Perincian pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan pada Dokumen Gambar Rencana dan Detail-Detail, BQ (Bill of Quantity) dan SPESIFIKASI (Rencana Kerja dan Syarat).

PASAL 2

PERATURAN-PERATURAN

Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasiini, maka Peraturan–peraturan tersebut di bawah ini berlaku mengikat dan penyedia di anggap telah mengetahui dan memahaminya termasuk apabila ada segala perubahan dan tambahannya yang berlaku sampai masa di terbitkan Spesifikasi ini. sebagai berikut :

1) Perpres No.12 Tahun 2021.

2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 28/PRT/M/2016 3) Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene

VoorwaardenVoor de Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkwn (AV) 1941.

4) Peraturan Pembebanan Bangunan Indonesia (PBBI)

5) Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB–NI .3) 6) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI–NI . 5)

7) Peraturan Ukuran Kayu bangunan (SKSNI S-05-1990-F).

8) Peraturan Pengawetan Kayu (SKBI 3.6.53.1967).

9) Peraturan Pencegahan Rayap (SKSNI T-05-1990-F).

10) Peraturan SNI Beton untuk Bangunan Gedung 2002 (03-2847-2002).

(7)

11) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung(SNI 03-2847-2002).

12) Peraturan Pembuatan campuran beton (SNI T-15-1990-03).

13) Peraturan Portland Cement (SII 0013-81).

14) Peraturan Baja tulang beton (SII 01236-84).

15) Peraturan Kawat Pengikat beton (SNI 0040-87-A).

16) Peraturan Bata merah (SII 0021-78).

17) ASTM C144 untuk aggregate, C150 untuk portlan cement

18) Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh instansi Pemerintah setempat, yang berhubungan dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam Spesifikasi ini belum lengkap maka penyedia wajib untuk mengikuti sebagaimana ketentuan dan peraturan yang tercantum dalam pasal 2.(1) sampai dengan pasal 2 (35)

PASAL 3

PERSYARATAN BAHAN-BAHAN

3.1. AIR

1) Air yang di pergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau lainnya yang dapat merusak beton dan tulangan beton. PH air antara 7 – 8 2) Air yang di pergunakan untuk adukan beton konstruksi harus menurut, sesuai dengan SNI-

T-15-1990-03 serta PUBI-9 standard untuk air agregat.

3.2. URUGAN TANAH

Tanah yang dipergunakan untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari tanah humus maupun akar kayu serta rumput, bebas sampah dan bebas dari bahan-bahan organis.

3.3. PASIR ATAU AGREGAT HALUS

1) Pasir yang dipergunakan dapat berupa pasir alam hasil dari desintegrasi alami batuan atau dapat berupa hasil dari pemecahan batu dari alat mekanis.

2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

3) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci.

4) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

(8)

3.4. KERIKIL ATAU AGREGAT KASAR

1) Agregat kasar untuk beton berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan- batuan yang diperoleh dari pemecahan batu dan atau batu alam sungai. Agregat kasar (maks 15 mm)

2) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya.Butir-butir Agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.

3) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap berat kering yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm). Apabila kadar lumpur > 1 %, maka aregat kasar harus dicuci.

4) Agregat kasar tidak boleh mengadung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.

5) Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau bekas-bekas tulangan.

6) Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan apabila menurut penilain konsultan Pengawas ahli cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil. Antara agregat halus dan agregat kasar penyimpanannya dilakukan terpisah. Jika tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebaiknya penempatannya harus didasari alas papan.

3.5. SEMEN

1) Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi (Semen Type I), berat dan volumenya tidak kurang dari ketentuan yang tercantum pada zak semen. Pada umumnya tidak terjadi pembatuan atau bongkah-bongkah kecil.

2) Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI.8

3) Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi atau berat.

Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5 %.

4) Semen harus ditempatkan/disimpan dalam gudang tertutup, di tempat yang kering tidak menjadi lembab, tidak mudah rusak dan sedapatnya tidak bercampur dengan bahan-bahan lain. Semen yang sudah tersimpan lama dan diragukan mutunya, sebelum dipakai harus diperiksa dahulu kepada konsultan Pengawas.

3.6. BAJA TULANGAN

1) Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran, lemak, kulit giling, karat lepas dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.

(9)

2) Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.

3) Baja tulangan tidak boleh disimpan/ditumpuk langsung diatas tanah, tetapi di beri alas/

ganjal berupa balok-balok. Penimbunan di tempat terbuka dalam waktu lama harus di hindarkan.

4) 3.7. KAYU

1) Kayu/papan yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam Peraturan Konstruksi kayu Indonesia ( PKKI – 1973 NI. 5 )

2) Ukuran-ukuran kayu yang tercantum dalam gambar rencana dan detail adalah ukuran terpasang.

3.8. BATU BATA

1) Mutu bata yang digunakan adalah batu bata lokal dari jenis kelas I menurut NI 10 dengan bentuk standard batu bata tidak menampakkan adanya retak–retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam dalam air. Ukuran batu bata yang lebih kecil dari ½ bata tidak dibolehkan.

2) Tumpukan batu bata berada diatas tanah yang rata dan tumpukan harus rapi, sehingga tidak mudah pecah atau patah. Batu bata dihindarkan dari pembebanan barang–barang yang berat dan sebaiknya ditutup terpal plastic sehingga terjaga dari panas dan hujan

3.9. BAHAN-BAHAN LAINNYA

1) Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan disini akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

2) Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus di tunjukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin pemakaiannya.

3) Semua bahan-bahan bangunan yang tidak di tunjukkan kepada konsultan Pengawas atau ditolak oleh konsultan Pengawas, tidak dibenarkan pemakainnya dan harus dibawa keluar lokasi proyek.

4) Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan harus dibongkar dan kerugian yang ditimbulkannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia.

5) Tidak tersedianya bahan-bahan bangunan yang akan dipakai di pasaran dengan ini dinyatakan tidak dapat sebagai alasan tertundanya pelaksanaan pekerjaan.

(10)

PASAL 4

PEKERJAAN PENDAHULUAN

4.1. UMUM

1) Daerah kerja seperti yang ditunjukkan di gambar rencana harus dibersihkan dari semua benda-benda yang akan menghambat pembangunan seperti : pepohonan, sampah- sampah, tonggak-tonggak, humus, lumpur, lubang-lubang, seperti sumur dan lain-lain.

2) Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 2,00 meter dari bangunan yang paling pinggir, pemasangan papan bouwplank harus benar - benar kuat dan menggunakan alat pengukur waterpass.

3) Penyedia Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Pengukuran batas-batas lahan dan Garis sempadan dengan pemasangan patok-patok yang sah dan dinyatakan dalam Berita Acara.

5) Kebenaran pengukuran vertikal maupun horizontal sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia. Apabila terjadi kesalahan pengukuran, maka penyedia harus segera memperbaiki dan sepenuhnya beban biaya ditanggung oleh penyedia.

6) Penyedia di haruskan membuat pagar sementara untuk menjaga Keamanan proyek selama proses konstruksi. Pagar baru boleh dibongkar setelah mendapat persetujuan dari konsultan Pengawas.

4.2. DIREKSI KEET DAN GUDANG KERJA 1) Uraian Pekerjaan

Penyedia harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan work shop (los kerja) yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pelaksanaan proyek.

2) Ketentuan Umum Kantor Lapangan ( Direksi Keet )

a) Penyedia harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.

b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program Mobilisasi seperti dirinci dalam Pasal 4.2.(5).(b), dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

c) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.

d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.

e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

(11)

f) Sesuai pilihan Penyedia, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari komponen- komponen pra-fabrikasi.

g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.

h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir.

j) Penyedia harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel.

k) Penyedia harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek sesuai Seksi dari Spesifikasi ini. Seperti ; sarana WC dan fasilitas ibadah.

3) Ukuran

Ukuran kantor Lapangan dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia, pemberi tugas, konsultan Pengawas dan harus menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.

4) Bangunan Fasilitas Pendukung a) Work shop dan Gudang Penyedia

Penyedia harus menyediakan work shop di lapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan. Gudang material serta tempat penyimpanan bahan pokok material seperti pasir, kerikil, besi beton, batu bata dan sebagainya dibuat sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan.

Khusus gudang semen, lantai terbuat dari dari beton rabat, bebas dari kelembaban udara.

b) Penjagaan untuk Keamanan

Penyedia harus menyelenggarakan penjagaan siang dan malam termasuk alat-alat tanda bahaya bila diperlukan selama berlangsungnya pekerjaan.

c) Los-los Pekerja dan Bedeng Pekerja.

i) Penyedia diharuskan membuat los-los pekerja yang mampu menampung aktivitas pekerjaan, antara lain los tukang kayu, los fabrikasi pembesian dan lain-lain yang dianggap perlu dengan persetujuan konsultan Pengawas.

ii) Pekerja tidak diperkenankan untuk bertempat tinggal di lokasi los pekerja. Bedeng pekerja dibuat oleh penyedia dengan material semi permanent. Kebutuhan MCK pekerja dibuat dengan perbandingan 1 unit untuk 25 pekerja.

d) Penyediaan Sarana Air dan Listrik Kerja.

(12)

Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia dengan membuat sumur pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Listrik untuk bekerja harus disediakan penyedia dan diperoleh dari penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik. Kebutuhan Kva disesuaikan dengan aktivitas pekerjaan atas persetujuan MK. Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air adalah beban penyedia.

e) Penyediaan alat pemadam kebakaran.

Selama pembangunan berlangsung penyedia harus menyediakan alat pemadam kebakaran Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka semua peralatan yang tercantum pada pasal 4.3 (6).(f) menjadi milik pemberi tugas.

f) Jalan Sementara

Apabila di lapangan belum terdapat sarana akses sementara, maka penyedia harus menyediakan perkerasan jalan.

PASAL 5

PEKERJAAN PONDASI DAN STRUKTUR

5.1. PEKERJAAN BETON 5.1.1. UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang ditentukan oleh konsultan Pengawas.

b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.

c) Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh konsultan Pengawas.

d) Syarat dari SNI Beton Thn 2002 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi lainnya, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.

e) Sebelum memulai pekerjaan beton, penyedia terlebih dahulu membuat shop drawing yang berhubungan dengan pekerjaan seperti ukuran-ukuran bangunan

(13)

dan detail penulangan dan sambungan-sambungannya lengkap dengan detail dan ukuran dan lain-lain dan mendapat persetujuan pihak konsultan Pengawas 2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh penyedia setelah peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan pasal Yang Berkaitan :

a) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas b) Pasangan batu dengan mortar

c) Timbunan d) Baja Tulangan e) Adukan Semen

5) Jaminan Mutu

Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan di bawah ini.

6) Toleransi

a) Toleransi Dimensi :

i) Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. = + 5 mm ii) Panjang keseluruhan lebih dari 6 m = + 15 mm

iii) Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara kepala jembatan = - 0 dan + 10 mm

b) Toleransi Bentuk :

i) Persegi (selisih dalam panjang diagonal) = 10 mm

ii) Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m = 12 mm

iii) Kelurusan atau lengkungan panjang 3 m-6 m = 15 mm iv) Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m = 20 mm

c) Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :

i) Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana ± 10 mm ii) Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm iii) Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm d) Toleransi Alinyemen Vertikal :

Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm b) Toleransi Ketinggian (elevasi) :

i) Puncak lantai kerja di bawah pondasi ± 10 mm ii) Puncak lantai kerja di bawah pelat injak ± 10 mm

(14)

iii) Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang ± 10 mm f) Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar.

g) Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan : i) Selimut beton sampai 3 cm = 0 dan + 5 cm ii) Selimut beton 3 cm - 5 cm = 0 dan + 10 cm iii) Selimut beton 5 cm - 10 cm = +/- 10 cm

6) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Penyedia harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Pasal 6.1.2. dari Spesifikasi ini.

b) Penyedia harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan paling lama 30 (tiga puluh ) hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.

c) Penyedia harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.

d) Penyedia harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah ( scafolding) yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari konsultan Pengawas sebelum pekerjaan perancah dimulai.

e) Penyedia harus memberitahu konsultan Pengawas secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.1.4.(1) di bawah.

7) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan.

Untuk penyimpanan semen, Penyedia harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik.

8) Kondisi Tempat Kerja

Penyedia harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Penyedia tidak boleh melakukan pengecoran bilamana :

a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg / m2 / jam.

b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.

(15)

c) Tidak diijinkan oleh konsultan Pengawas, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

9) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi criteria toleransi yang disyaratkan, atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas dan dapat meliputi :

i) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan;

ii) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;

iii) Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan;

b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, konsultan Pengawas dapat meminta Penyedia melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia.

5.1.2 BAHAN 1) Semen

a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan oleh konsultan Pengawas, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.

b) Terkecuali diperkenankan oleh konsultan Pengawas, hanya satu merk semen portland yang dapat digunakan di dalam proyek.

2) A i r

a) Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian.

b) Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum.

(16)

c) Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortardengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.

3) Ketentuan Gradasi Agregat

a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Penyedia dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang yang disyaratkan.

b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.

4) Sifat-sifat Agregat

a) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.

b) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya

5.1.3 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN

Dalam menentukan campuran beton, terutama gradasi agregat dan kekentalannya perlu diperhatikan pula peruntukan beton tersebut dan ukuran potongan beton yang akan dicor, agar beton dapat dipadatkan dengan baik, dan tidak terjadi pemisahan agregat.

Beton juga harus diperhitungkan untuk tidak mengalami pengendapan selama pengangkutan dan pengecorannya. Beton yang mudah mengendap tidak diperkenankan dipergunakan. Ukuran maksimum agregat untuk beton struktur adalah 2 cm. Untuk struktur-struktur dengan penampang tipis, ukuran agregat maksimum yang dipakai adalah 1 cm, sedangkan untuk struktur yang memiliki ukuran penampang dan jarak antar tulangan yang besar, ukuran agregat yang dapat dipakai adalah 4 cm. Perbandingan air semen yang dipakai adalah sesuai dengan ketentuan SNI Beton untuk Bangunan Gedung 2002 ( SNI 03-2847-2002 ), tergantung dari jenis struktur dan cara pengecorannya.

1) Campuran Percobaan

a) Dalam melakukan pencampuran beton, baik semen, agregat, maupun air harus dicampur dengan perbandingan berat. Apabila akan dilakukan dengan perbandingan volume, Penyedia harus mengajukan metoda dan alat penakar kepada Konsultan pengawas untuk disetujui. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (bacthmixer), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.

(17)

b) Metoda pengadukan, kecepatan pengadukan harus disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrik pembuat mesin tersebut. Kapasitas mesin pengaduk tidak boleh dilampaui. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk. Mesin pengaduk yang sudah tidak dipakai dalam waktu 30 menit harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menghindarinya adanya kotoran beton yang sudah mengeras dalam mesin pengaduk.

c) Penyedia harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh konsultan Pengawas, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.

d) Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Pasal 6.1.3.(5) di bawah.

2) Ketentuan Sifat-sifat Campuran

a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan

b) Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila konsultan Pengawas dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan ringan. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah atau gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.

c) Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dipandang tidak sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan.

d) Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari.

Dalam keadaan demikian, Penyedia harus segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut konsultan Pengawas akan menelaah

(18)

kedua hasil pengujian yang berumur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.

e) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari saja, terkecuali bila Penyedia dan konsultan Pengawas keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.

3) Penyesuaian Campuran

a) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)

Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula dirancang oleh konsultan Pengawas, maka Penyedia akan melakukan perubahan pada berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh konsultan Pengawas.

b) Penyesuaian Kekuatan

Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh konsultan Pengawas.

c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru

Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa pemberitahuan tertulis kepada konsultan Pengawas dan bahan baru tidak boleh digunakan sampai konsultan Pengawas menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia.

4) Penakaran Agregat

a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap Penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.

b) Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12

(19)

jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.

5) Pencampuran

a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.

b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.

c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.

e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, konsultan Pengawas dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi pada beton non-struktural.

5.1.4 PELAKSANAAN PENGECORAN

1) Penyiapan Tempat Kerja

a) Penyedia harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.

b) Penyedia harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan aman.

c) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan konsultan

(20)

Pengawas, beton dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam.

d) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.

e) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh konsultan Pengawas, bahan landasan untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.

f) Konsultan Pengawas akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dan dapat meminta Penyedia untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung dari tanah di bawah pondasi. Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Penyedia dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas.

2) Acuan

a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh konsultan Pengawas, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.

b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan. Acuan untuk dinding beton ekspos terbuat dari multiplek tebal 9 mm.

c) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan harus dibulatkan.

d) Acuan yang terbuat dari pasangan bata atau batako harus memenuhi spesifikasi bahan dan pemasangan yang disyaratkan.

3) Pengecoran

a) Penyedia harus memberitahukan konsultan Pengawas secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam.

Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Konsultan Pengawas akan memberi

(21)

tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari konsultan Pengawas.

b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana konsultan Pengawas atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.

c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.

d) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh konsultan Pengawas berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambah (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Pengawas.

e) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.

f) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.

g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.

h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air. Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop- bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh konsultan Pengawas. Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket

(22)

harus mengalirkan campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.

i) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.

j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.

k) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.

l) Selimut Beton (tahu beton)

Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton decking) sesuai dengan gambar.

4) Konsolidasi (pemadatan)

a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh konsultan MK, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.

Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.

b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.

c) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.

d) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang- kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.

e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.

f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-

(23)

pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya.

Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.

5.1.5 PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN 1) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)

Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh konsultan Pengawas atau wakilnya.

2) Pengujian Kuat Tekan

a) Penyedia harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan untuk setiap 60 meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari satu pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian harus minimum harus mencakup empat benda uji, yang pertama harus diuji pembebanan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua sesudah 7 hari, yang ketiga sesudah 14 hari dan yang keempat sesudah 28 hari.

b) Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter kubik dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) di atas hanya menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu, maka pengujian harus dilaksanakan dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari takaran yang dipilih secara acak (random).

c) Pada pengujian kuat tekan beton tidak boleh lebih dari 1 (satu) harga diantara 20 harga (5%) hasil pengujian, terjadi kurang dari σ’bk .

d) Tidak boleh satupun harga pengujian kuat tekan beton rata-rata dari 4 sampel kubus berturut-turut kurang dari σ’bm,4 ≥ (σ’bk + 0.8225 S)

e) Setelah diperoleh 20 hasil pengujian kuat tekan ( misalnya 4 sampel kelompok pertama hingga 4 sampel kelompok kelima) dan dihitung harga rata-rata σbm dan standar deviasi S maka harus dipenuhi : σ’bk ≥ (σbm + 1.645 S)

f) Dalam hal pengedalian di lapangan pengujian kuat tekan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (misal 4 sampel dari 5 kelompok) dengan menggunakan grafik kontrol (control chart) yang terdiri dari garis terendah hingga garis tertinggi berturut-turut adalah garis batas spesifikasi, batas control dan garis tengah. Batas Spesifikasi adalah garis yang menunjukkan kuat tekan karaketeristik yang dipersyaratkan. Batas Kontrol adalah kuat tekan karakteristik dalam kelompok (σ’bk,n = σ’bk + K.S), sedangkan Garis Tengah adalah garis yang menunjukkan kuat tekan rata-rata.

(24)

g) Apabila hasil pengujian kuat tekan rata-rata kelompok σ’bm,n <σ’bk,n (sekali) maka penyedia harus melakukan upaya untuk memperbaiki mutu beton, bila hasil pengujian kuat tekan kelompok rata-rata berikutnya σ’bm,n <σ’bk,n (kedua kali) maka berarti penyedia tidak mampu mencapai σ’bk yang dipersyaratkan, dan pekerjaan beton yang sudah dilakukan harus ditolak.

3) Pengujian Tambahan

Penyedia harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas. Pengujian tambahan tersebut meliputi :

a) Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat penguji lainnya

b) Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan;

c) Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;

d) Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

6.2. BAJA TULANGAN 6.2.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh staf Teknis Kegiatan setelah peninjauan kembali rancangan awal telah selesai menurut Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) Rekayasa Lapangan

b) Beton

PASAL 6

PEKERJAAN PINTU DAN KUNSEN

6.1 Pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan sebagaimana disebutkan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Pelaksana yang memiliki tempat produksi dan peralatan yang memadai, serta tenaga kerja yang terlatih.

Pelaksana telah dikenal dan memiliki pengalaman,

(25)

PASAL 7

PEKERJAAN PASANGAN BATA

7.1. UMUM 1) Uraian

a) Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan serta material bantu lainnya. Pekerjaan terkait lainnya dengan pekerjaan kolom/ ring balok praktis, plesteran dan acian pada pekerjaan plesteran.

b) Sebelum memulai pekerjaan , penyedia harus menyerahkan contoh material untuk mendapat persetujuan dari konsultan Pengawas.

c) Penyedia harus membuat shop drawing yang memperlihatkan lokasi pemasangan dinding bata dan lay out penempatan angkur, dan kolom praktir/ balok praktis.

d) Perencanaan skedul bahan harus diatur untuk mencegah kekosongan material yang dapat menyebabkan keterlambatan pemasangan.

7.2. PERSYARATAN BAHAN DAN PELAKSANAAN

1) Bahan bata kelas I, terbahkar matang, tidak keropos, bata pecah tidak boleh lebih dari 5%

dari total pengunaan.

2) Adukan seperti yang dijelaskan pada spesifikasi adukan pasangan bata dan plesteran.

3) Besi angkur dia 6 – 8 mm - 50 cm dipasang vertikal dan horizontal untuk perkuatan kedudukan pasangan bata.

4) Penyedia harus memperhatikan keadaan struktur yang akan mendukung atau mendapat pembebanan pasangan bata. Bila Struktur tersebut belum sempurna/ belum boleh dibebani, maka pasangan bata harus di tunda dahulu sampai mendapat izin persetujuan dari konsultan Pengawas.

5) Beton Kolom Praktis dan Kolom Praktis

a) Ukuran 11 x 11 xm dengan mutu dan kekuatan beton K 125 atau sesuai dengan spesifikasi pekerjaan beton. Penulangan minimal 4 dia 10 mm dengan sengkang dia 6 mm – 20 cm.

b) Setiap bidang maksimal 12 m2 harus diberi bingkai kolom praktis dan ring praktis dengan jarak kolom praktis maks 4 m.

c) Ring praktis dipasang diatas bidang bukaan pintu dan jendela > 90 cm 6) Pekerjaan Adukan Pasangan Bata

a) Pasangan bata kedap air memakai adukan 1 PC : 2 psr.

b) Pasangan bata non kedap air memakai adukan 1 PC : 4 psr atau seperti yang ditunjukkan dalams pesifikasi pekerjaan plesteran.

(26)

PASAL 8

PEKERJAAN PLESTERAN

8.1. UMUM 1) Uraian

a) Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan bantu untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran sesuai dengan gambar rencana.

b) Khusus untuk tenaga kerja plesteran di syaratkan tenaga ahli yang spesial dalam bidang plesteran. Penyedia diharuskan membuat contoh hasil pekerjaan plesteran dengan ukuran 2 x 1,5 m2 sebagai pedoman hasil plesteran yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.

c) Konsultan Pengawas berhak untuk meminta penyedia untuk memperbaiki, mengganti apabila hasil pekerjaan plesteran tidak sesuai dengan contoh pekerjaan jadi.

8.2 PERSYARATAN BAHAN DAN PELAKSANAAN.

1) Semen yang digunakan sama dengan jenis semen yang disetujui untuk pekerjaan pasangan bata dan pekerjaan beton. Pasir pasang harus bebas dari lumpur dan bahan organik. Pasir harus di ayak dengan ketentuan garadasi ukuran berkisar 1,2 mm (pasir halus) sampai 1,5 mm-2 mm. (pasir kasar)

2) Air yang digunakan tidak mengandung minyak, garam atau basa. Penyedia harus mengajukan contoh air yang dilengkapi hasil analisa lab untuk mendapat persetujuan konsultan Pengawas.

3) Pemakaian bahan aditive plesteran tidak diizinkan , kecuali atas persetujuan konsultan Pengawas.

4) Campuran Adukan

a) Plesteran biasa memakai campuran 1 pc : 4 pasir pasang b) Plesteran kedap air memakai campuran 1 pc : 2 pasir pasang c) Skim coat atau acian memakai campuran pc dan air secukupnya.

PASAL 9 PEKERJAAN KAYU

9.1 UMUM

1) Meliputi semua tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerajaan pasangan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan Spesifikasi.

(27)

9.2 PERSYARATAN BAHAN DAN PELAKSANAAN.

1) Sebelum pelaksaanaan pekerjaan Pekerjaan Pasang Pintu Panel maupun pintu triplek dan Lisplank kayu penyedia harus menyerahkan sampel kayu yang akan dipakai kepada konsultan pengawas. Semua bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan untuk konstruksi kayu berhak ditolak oleh Direksi dan bahan tersebut harus segera disingkirkan dari lokasi kerja. Dan penyedia harus segera mengganti bahan tersebut, segala biaya yang timbul karena hal tersebut menjadi tanggungan penyedia sepenuhnya.

2) Kayu yang dipakai harus berkualitas baik, harus betul-betul kering, tidak gubal, lurus, tidak cacat/bermata kayu dan cacat lainnya yang mempengaruhi kekuatan kayu.

3) Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar kerja merupakan ukuran terpasang.

4) Lokasi penyambungan dan jenis penyambungan harus sesuai dengan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI - NI.5-1984) sehingga tidak timbul momen torsi pada lokasi penyambungan yang akan mengurangi kekuatan dari konstruksi tersebut.

5) Pada waktu erection (pemasangan) penyedia harus sudah memikirkan pengamanan dan alat-alat bantu yang cukup untuk menghindari kerusakan bahan-bahan akan dipasanh dan menghindari resiko kecelakaan kerja.

6) Plafond kayu sambung salam, ukiran singep dan lisplank yang sudah terpasang harus difinishing cat sesuai petunjuk pengecatan.

PASAL 10 PEKERJAAN LANTAI

10.1. UMUM 1) Uraian

a) Meliputi semua tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan Spesifikasi

b) Bahan lantai adalah Grass blok atau sesuai yang tertera pada gambar dengan warna dan motif yang sesuai dengan gambar atau sesuai dengan persetujuan konsultan pengawas.

10.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1) Sebelum pemasangan, contoh bahan terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.

Semua grass blok yang dipakai harus bebas dari, cacat, retak dan pecah.

2) Lantai yang akan dipasang terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran dan sampah.

3) Pemasangan harus rapi. Setiap pekerjaan yang tidak memenuhi kriteria tersebut harus dibongkar dan diperbaiki. Semua biaya yang dikeluarkan menjadi tanggungan penyedia.

4) Setiap kerusakan yang timbul akibat pekerjaan tersebut harus diperbaiki dengan biaya ditanggung penyedia.

5) Aturan yang tidak tercantum dalam Spesifikasi ini mengacu pada standard peraturan yang berlaku dan aturan yang ditetapkan atau disetujui oleh Konsultan Pengawas.

(28)

PASAL 11

PEKERJAAN LUAR BANGUNAN

11.1. UMUM 1) Uraian

a) Meliputi semua tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan Spesifikasi

b) ACP (Aluminium Composite Panel) dengan warna dan motif sesuai dengan gambar atau ditentukan kemudian.

c) Huruf Acrilic dengan warna dan motif sesuai dengan gambar atau ditentukan kemudian.

d) Apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada waktu pemasangan. Maka harus diperbaiki (dibongkar) dan menjadi tanggungan penyedia.

PASAL 12

ADMINISTRASI PROYEK

1) Laporan Proyek

a) Penyedia harus membuat Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian, Laporan Mingguan & Laporan Bulanan dikumpulkan pada setiap akhir bulan.

b) Konsultan Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang dibuat penyedia.

2) Dokumentasi Foto Proyek

a) Foto proyek diambil pada awal proyek sampai akhir pekerjaan dinyatakan selesai 100%

b) Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa sehingga point- point pekerjaan penting tidak terlewatkan.

c) Pengambilan photo rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai lampiran kelengkapan administrasi pada saat pengajuan laporan bulanan.

d) Photo yang diambil harus menggambarkan kegiatan pelaksanaan pada saat : 0% , 30% , 60% , 80% dan 100%.

PASAL 13

SERAH TERIMA PEKERJAAN

13.1. UMUM

Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik kepada Direksi Teknis atau Pemberi Tugas sebagaimana tercantum didalam surat perjanjian pekerjaan ini.

(29)

13.2. LINGKUP PEKERJAAN

1) Penyerahan pertama pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh penyedia apabila terbukti pekerjaan fisik telah mencapai bobot 100 % berdasarkan hasil pemeriksaan pekerjaan fisik oleh Pihak Direksi dan Konsultan Pengawas.

2) Penyerahan kedua pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh penyedia apabila masa pemeliharaan selesai dan telah diperiksa dan diteliti oleh Pihak Direksi dan Konsultan Pengawas.

3) Serah Terima Pertama dan Kedua pekerjaan dapat dilaksanakan apabila semua prosedur Persyaratan Teknis dan Administrasi telah dipenuhi oleh penyedia berdasarkan ketentuan- ketentuan yang berlaku didalam kontrak dan bestek.

PASAL 14 PENUTUP

1) Semua syarat-syarat yang tercantum didalam spesifikasi teknis umum ini harus dilaksanakan dengan baik dan benar oleh penyedia serta mengikuti petunjuk-petunjuk Teknis dari Direksi Teknis Kegiatan dan konsultan Pengawas.

2) Semua ketentuan–ketentuan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis umum ini akan diatur pada waktu Aanweijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu, akan dijelaskan oleh Direksi Teknis Kegiatan pada saat mulai pelaksanaan dan sedang berlangsung kegiatan pekerjaan.

3) Walaupun spesifikasi teknis umum ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu mengenai bahan dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.

Pasir Pengaraian, 31 Mei 2022 Dibuat Oleh :

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

DEWI SARTIKA, SE, M.Si NIP. 197905222006042016

(30)

Pembangunan Laboratorium Komputer Dan Pembangunan Toilet SMP Muhamadiyah Rambah Dak - 2022

SPESIFIKASI TEKNIS (KHUSUS)

Pembangunan Laboratorium Komputer Dan Pembangunan Toilet SMP Muhamadiyah Rambah

2022

Pasal I

DATA TEKNIS PEKERJAAN

Nama Pekerjaan :

Pembangunan Laboratorium Komputer Dan Pembangunan Toilet SMP Muhamadiyah Rambah

Lokasi : Kec. Rambah – Kab. Rokan Hulu Jenis Konstruksi : Pembangunan Gedung

Material Konstruksi : Beton Bertulang K-175

Jenis Struktur : Beton Bertulang,kolom,ring balok dan lantai dak Dinding

Atap

: :

Pasangan 1/2 Bata Cor Beton Dak Lantai

Plafond

: :

Keramik 60 x 60, Guiding Block, Warning Block Poly Vinyl Chloride (PVC), Rangka Metal Furing Ornamen

Finishing

: :

Relief, Handrail Cat Air Eksterior

PASAL II

PENYELENGGARAAN K3 DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

1. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Tanda Pengenal Izin Kerja (Instruksi Dasar K3)

 Perhatikan dan patuhi semua petunjuk dan instruksi K3 yang ada ( termasuk semua rambu, spanduk dan poster K3, petunjuk evakuasi, instruksi kerja dan manual peralatan).

Segera tanyakan jika anda merasa ragu dan belum memahami instruksi dan petunujk K3 yang ada.

 Anda diharuskan selalu menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD) minimum yaitu, Safety Helmet, dan Safety Shoes serta seragam selama anda berada dilokasi kerja.

 Anda diharus menggunakan alat keselamatan kerja selama dilokasi kerja.

 Dilarang melakukan tindakan yang tidak terpuji dilokasi kerja.

 Jangan memindahkan alat pengaman bangunan kecuali seizin penanggung jawab K3.

 Jangan membuang bahan berbahaya dilokasi kerja.

(31)

Pembangunan Laboratorium Komputer Dan Pembangunan Toilet SMP Muhamadiyah Rambah Dak - 2022

 Segera laporkan ke Safety Officer jika anda menemukan kondisi yang tidak aman atau berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.

 Dilarang menggunakan alat yang dapat mengganggu konsentrasi anda selama kerja.

 Jangan memaksakan diri bekerja jika kondisi anda kurang sehat

2. Sosialisasi dan Promosi K3

 Papan Informasi K3 tujuannya ialah memberikan informasi kepada pekerja agar mentaati peraturan yang ada dan jika terdapat pelanggaran terhadap pemanfaatan ruangnya dapat dikenakan sanksi.

3. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) terdiri dari minimal beberapa item beriku :

 Helm fungsinya untuk melindungi kepala pekerja supaya bisa terhindar dari kejatuhan barang dan lain dan meminimalisir cedera yang akan menerpa pekerja tersebut.

 Pelindung Mata fungsinya untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, pertikel-pertikel yang melayang di udara, percikan benda-benda kecil, panas, radiasi gelombang elektromagnetik dll.

 Masker berfungsi untuk menyaring udara yang akan dihirup pada saat bekerja sehingga tidak membahayakan pernafasan.

 Sarung Tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam dan mencfegah cidera saat sedang bekerja.

 Safety Shoes berfungsi sebagai pelindung telapak kaki dari bahaya benda tajam yang tak terlihat oleh mata karena posisi benda tajam tersebut ada yang tak kelihatan oleh mata.

 Rompi Keselamatan yang terbuat dari bahan polyester yang dirancang khususs serta dilengkapi dengan reflector atau pemantul cahaya dan dapat digunakan pada siang atau malam hari yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kontak kecelakaan pada pekerja.

 Pelindung Jatuh, alat ini berfungsi untuk mengurangi kekuatan tekanan maksimal dalam menahan tubuh pekerja saat jatuh.

4. Fasilitas Sarana dan Prasarana Kesehatan

 Peralatan P3K adalah sarana yang harus disediakan ditempat kerja tujuannya adalah sebagai langkah mengantisipasi dan penangan dini cedera atau luka yang bisa terjadi secara tiba-tiba dan penangannya harus cepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

5. Rambu-Rambu

 Rambu Petunjuk digunakan untuk memendu pengguna jalan saat melakukan perjalanan atau untuk memberi informasi lain kepada pengguna jalan, ciri-cirinya adalah warna dasar hijau, warna garis tepi putih, arna lambang putih dan warna huruf atau angka putih.

(32)

Pembangunan Laboratorium Komputer Dan Pembangunan Toilet SMP Muhamadiyah Rambah Dak - 2022

 Rambu Larangan berfungsi untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pekerja, ciri-cirinya warna dasar putih, warna garis tepi merah, warna lambang hitam, warna huruf dan angka hitam dan warna kata-kata merah.

 Rambu Peringantan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya ditempat kerja dan menginformasikan tentang sifat bahaya dengan ciri-ciri, warna dasar kuning, warna garis tepi hitam, warna lambang hitam, dan warna huruf dan anka hitam.

 Rambu Informasi fungsinya untuk memberikan perintah, petunjuk, larangan maupun peringatan kepada para pekerja.

 Jalur Evakuasi adalah jalur khusus yang menghubungkan semua area ke area yang aman ( titik kumpul ) fungsinya untuk mengevakuasi para pekerja ketempat aman apabila di dalam sebuah pekerjaan terjadi hal-hal yang tak di inginkan.

PASAL III

PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 Pembersihan Lokasi 1) Lingkup Pekerjaan

a) Adalah pekerjaan pembersihan material-material eksisting yang ada dalam lokasi kerja seperti semak belukar, pepohonan, sampah-sampah yang dapat mengganggu tahapan konstruksi.

b) Termasuk pembersihan akhir, yaitu seluruh area kerja telah bersih dari sisa material, yang tidak ada dalam kontrak seperti pembongkaran bangunan sementara dan fasilitas penunjang kecuali ada ketentuan lain dari konsultan Pengawas.

2) Metoda Pelaksanaan

a) Sebelum memulai pekerjaan pembersihan lokasi, penyedia harus memberitahukan rencana kerja secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang telah ditunjuk.

b) Pembersihan Lokasi dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan batas-batas yang ditetapkan didalam gambar kerja.

c) Sampah-sampah atau material yang tidak diperlukan harus dibuang atau dipindahkan dari lokasi kerja.

d)

2 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank.

1) Lingkup Pekerjaan

Penyediaan peralatan pengukuran yang diperlukan, tenaga dan alat Bantu untuk menentukan titik-titik pengukuran dan pelaksanaan pengukuran setiap memulai item pekerjaan baru atau sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.

2) Metoda Pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Strategi pengembangan ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara adalah mempertahankan konsumen tetap dengan memperoleh fisik dan mutu kopi yang baik, memanfaatkan surat

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta’ala karena atas izin –Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Kejadian

Berdasarkan data hasil tes proses berpikir reflektif dan wawancara pada subjek yang memiliki pengetahuan awal pengalaman ( Experimential knowledge ), menunjukkan

Untuk pernyataan positif, jawaban yang diberkan oleh individu yang memiliki sikap positif harus diberi nilai atau bobot skor yang lebih tinggi dari jawaban

Masalah yang sama terjadi di Jalan Hertasning Kota Makassar, masyarakat terutama para pengguna jalan tersebut sudah merasa resah dengan adanya para PKL yang menjadi

 Wacana lengkap, unsur bahasa bervariasi dan menggunakan ungkapan yang menarik  Idea relevan, huraian jelas dan matang.. Baik 20-25  Menepati tema

Dengan demikian penggunaan pendekatan whole language dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bendungan Hilir 01 Pagi Jakarta Pusat..

Adapun program individu utama adalah Pembuatan Video Profil untuk Departemen Elektronika dengan tujuan Untuk membuat video promosi Prodi Elektronika Pertahanan di