• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

49

Geyol Sugiyanta Yuliatun

Dosen PGSD IKIP PGRI Wates

Anis Arifah Nugroho Mahasiswa PGSD IKIP PGRI Wates

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika peserta didik Sekolah dasar.

Metode penelitian menggunakan library research dengan langkah-langkah yaitu (1) pemilihan topik, (2) eksplorasi informasi, (3) menentukan fokus penelitian, (4) pengumpulan sumber data, (5) persiapan penyajian data, (6) penyusunan laporan. Sumber data diperoleh melalui jurnal, penelitian terdahulu dan buku. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat berpengaruh positip terhadap hasil belajar Matematika peserta didik sekolah Dasar.

Kata Kunci: Model pembelajaran, contextual teaching and learning (CTL), Hasil belajar Matematika

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar formal dapat dilakukan di sekolah dan dimulai dari pendidikan dasar, disini terjadi antara peserta didik dan guru, dalam interaksi tersebut muncul suatu poses belajar mengajar, proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut diperuntukan bagi keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karena itu proses pembelajaran yang berhasil hendaknya disertai dengan peningkatan hasil belajar, sehingga pada dasarnya keberhasilan peserta didik dalam menyerap ilmu pengetahuan yang didapatkan setelah peserta didik tersebut melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, baik dalam perubahan tingkah laku maupun kemampuan dalam pembelajaran. Hasil belajar tersebut dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran berdasarkan pengamalan atau pelajaran setelah mengikuti kegiatan pelajaran di dalam kelas. Hasil belajar dapat dicapai secara maksimal dengan adanya proses pembelajaran yang baik. Guru memiliki peran penting dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilakukan khususnya pada mata pelajaran matematika.

Namun pada pada kenyataan yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri Kepek berdasarkan wawancara singkat antara penulis dengan guru kelas bahwa hasil belajar matematika di Sekolah Dasar masih rendah karena para peserta didik masih kesulitan dalam memahami konsep dasar matematika dan kurangnya kerja sama antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya, selain itu model pembelajran yang digunakan guru kurang

(2)

50

bervariatif sehingga membuat peserta didik kurang aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar yang ada dalam pembelajaran. Sedangkan menurut hasil observasi dalam penelitian Desi Putrianasari (2015: 57) yang menyatakan bahwa hasil belajar matematika belum sesuai dengan apa yang diharapkan karena model pembelajaran yang digunakan guru kurang inovatif, kreatif dan kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika.

Pembelajaran matematika, peserta didik diarahkan untuk mengubah pemahaman mengenai matematika yang semula bersifat abstrak menuju pengetahuan yang bersiat kongkrit maka dari itu guru perlu menggunakan strategi dan model yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta didik mengikuti proses secara aktif untuk memahami konsep-konsep yang disampaikan guru.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru yaitu dengan menggunakan model contextual teaching and learning.

Pembelajaran dengan menggunakan model contextual teaching and learning diharapkan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik di kelas serta pembelajaran pun tidak membosankan. Selain itu Sanjaya (Agus, 2011: 253) menyatakan bahwa model pembelajaran kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada prospek keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkan dalam kehidupan mereka.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi hasil belajar matematika?

3. Apakah penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik sekolah dasar pada mata pelajaran mtematika?

Berangkat dari permasalahan, maka yang menjadi tujuan penulis yaitu:

1. Untuk mengetahui prosedur penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika Siswa sekolah dasar.

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning terhadap hasil belajar peserta didik sekolah dasar pada mata pelajaran matematika.

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Pengertian Model Contextual Teaching and Learning (CTL)

Hosnan (2014: 267), menyatakan bahwa Model Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit

(3)

51

demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Menurut Jumanta Hamdayama (2014: 51) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan benda nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses merekontruksi sendiri, sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya.

Jadi, model Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu peserta didik dengan menghadirkan benda nyata dan mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan peserta didik dan mendorong peserta didik memembuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Karakteristik Pembelajaran CTL

Wina Sanjaya (2006: 254), terdapat lima karateristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL: a) Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge). b) Pembelajaran yang konstekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). c) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge). d) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge). e) Melakukan refleksi (reflecting knowledge).

Prinsip Model Pembelajaran CTL

prinsip pembelajaran kontekstual menurut Hosnan (2014: 275) adalah sebagai berikut: a) Menekankan pada pemecahan masalah. b) Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks, seperti rumah, masyarakat, dan tempat kerja. c) Mengajar peserta didik untuk memantau dan mengarahkan belajarnya sehingga menjadi pembelajaran yang aktif dan terkendali. d) Menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan peserta didik.

e) Mendorong peserta didik belajar dari satu dengan yang lainnya dan belajar bersama- sama. f) Menggunakan penilaian autentik.

Langkah-langkan Model Contextual Teaching and Learning dalam Proses Pembelajaran

Guru dalam melaksanakan model Contextual Teaching and Learning dapat berjalan dengan efektif melalui beberapa tahap. Adapun beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh guru menurut Hosnan (2014: 278), menyatakan bahwa tahapan model Contextual Teaching and Learning dapat dilakukan dengan 5 tahapan sebagai berikut: Relating, Cooperating. Experimenting, Appllying, dan Transferring.

Kelebihan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Ngalimun (2012:44) menyatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah:

a. Pembelajaran kontekstual dapat menekankan aktivitas berfikir siswa secara penuh, baik fisik amupun mental.

(4)

52

b. Pembelajaran kontekstual dapat menjadikan siswa belajar bukan dengan menghafal, melainkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata.

c. Kelas dalam kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, melainkan sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka dilapangan.

d. Materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian orang lain.

Kelemahan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Hosnan (2014:279-278) kekurangan dari Contextual Teaching and Learning adalah:

a) Guru sudah tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. b) Guru hanya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak peserta didik menyadari dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.

Asas-asas Model Contextual Teaching and Learnin

Jumanta (2014:53-54) CTL memiliki 5 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini disebut juga komponen-komponen CTL yang meliputi: Konstruktivisme, Inkuiri, Bertanya, Masyarakat Belajar (Learning Community), Pemodelan (Modelling)

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SEKOLAH DASAR Hasil Belajar

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh peserta didik setalah melakukan kegiatan pembelajaran berlangsung. Ahmad Susanto (2013:1) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh peserta didik selama berlangsungnya proses pembelajaran.

Mulyasa (2010: 212) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian prestasi belajar peserta didik secara menyeluruh yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajarnya.

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010: 54) faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua faktor antara lain:

Faktor intern (faktor dari dalam diri)

a. Faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

(5)

53 Faktor ekstern (faktor dari luar)

a. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

b. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan Gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat

Sedangkan menurut Ahmad (2013:12-13) Secara umum, hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Faktor internal ialah faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serata kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal ialah yang bersumber dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil peserta didik. Keluarga yang keadaan ekonominya kurang, broken home, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal berupa fisiologis, psikologis, kesehatan dan faktor eksternal berupa lingkungan (keluarga, sekolah, dan masyarakat). Hasil belajar yang baik selalu diharapkan oleh semua peserta didik, guru dan orang tua peserta didik.

Pengertian Matematika

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua peserta didik dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SLTA). Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2013:1) adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat akhirnya ke dalil.

Pembelajaran Matematika

Almira (2014:73) Pembelajaran matematika adalah suatu tahap pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik dengan serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan tentang matematika yang dipelajari, sehingga peserta didik mampu memahami materi ajar, cerdas, dan terampil.

Karakteristik Matematika

Menurut Sumardyono (2004: 31) karakteristik matematika meliputi sebagai berikut:

a) Memiliki objek kajian yang abstrak. b) Bertupu pada kesepakatan. c) Berpola pikir

(6)

54

deduktif. d) Konsisten dalam Sitemnya. e) Memiliki simbol yang kosong dari arti. f) Memperhatikan semesta pembicara.

Tujuan Mata Pelajaran Matematika

Daryanto (2013: 158) tujuan umum pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut:

a. Belajaruntuk berkomunikasi (mathematical communication) b. Belajar untuk bernalar (mathematical reasoning)

c. Belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving) d. Belajar untuk mengaikan ide (mathematical connection)

e. Pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitudes toward mathematics)

Fungsi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Fungsi pembelajaran Matematika menurut Heruman (2008: 2) adalah sebagai berikut:

a. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dan geometri, aljabar, peluang dan statistik, kalkulus dan trigonometri b. Matematika juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dalam

mengomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau table

Faktor-faktor yang Mempengatuhi Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar Kun Anjengprabandari (2019: 6) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika disekolah dasar adalah sebagai berikut:

Faktor Internal Kemampuan dasar.

Peserta didik pada umumnya belum memahami materi yang disampaikan guru, karena konsep yang mendasari belum dikuasai. Akibatnya peserta menganggap pelajaran matematika itu sulit.

Motivasi belajar

Motivasi belajar dari siswa maupun mativasi dari guru akan memberikan antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Kesehatan tubuh

Peserta didik yang sering tidak masuk sekolah karena sakit sehingga dapat berdampak pada tertinggalnya meteri pembelajaran matematika.

Faktor Eksternal

Penggunaan media atau alat peraga pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan guru akan memmbatu siswa dalam memahami pembelajaran matematika.

(7)

55 Situasi Keluarga

Orang tua yang sibuk bekerja sehingga anak kurang diperhatikan dalam pembelajaran di sekolah.

Sedangkan menurut Husnul Khotiman (2019: 120) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika di sekolah dasar yaitu:

Pengulangan materi

Saat belajar matematika sering terjadi peserta didik hari ini ingat materi yang telah dijelaskan guru dan esok harinya saat dicoba lagi lupa. Hal ini menunjukkan bahwa matematika merupakan materi pelajaran yang perlu pengulangan

Faktor jasmani

Faktor jasmani juga merupakan faktor yang mempengaruhi belajar matematika peserta didik. Jika peserta didik sedang sakit maka tidak dapat berkonsentrasi dalam menerima pembelajaran.

Faktor keakraban guru dengan peserta didik.

Keakraban anatar guru dengan peserta didik yaitu dengan memberikan motivasi agar peserta didik semangat dalam mengikui pembelajaran matematika.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika yaitu faktor internal yang meliputi kurangnya kemampuan dasar peserta didik, motivasi belajar, kesehatan tubuh, faktor psikologis peserta didik. Sedangkan faktor eksternal meliputi penggunaan media atau alat peraga pembelajaran, situasi keluarga, dan keakraban antara guru dengan peserta didik. Dengan demikian guru harus memehami karakter peserta didik, agar peserta didik tidak mengalami kesulitan selama proses pembelajaran.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR Penerapan Model Pembelajaran

Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Mata Pelajaran Matematika

Pada proses pembelajaran diperlukannya model pembelajaran untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran agar sesuai keadaan peserta didik. Pembelajaran di SD tidak boleh asal aslah karena sifat matematika yang abstrak membuat anak sulit memahaminya maka dibutuhkan model pembelajaran yang cocok agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Lies Setyaningrum (2013:1) Pembelajaran matematika bertujuan mengembangkan sikap kritis, kreatif dan rasional yang dimiliki oleh peserta didik. Melalui pembelajaran matematika, peserta didik diarahkan untuk mengubah pemahaman mengenai matematika yang semula bersifat abstrak menuju pengetahuan yang bersifat konkrit.

Konsep matematika pada yang umumnya masih bersifat abstrak oleh dibutuhkannya model pembalajaran yang tepat agar mendukung tercapainya pemahaman konsep pada peserta didik. Mrngingat tahapan berfikir siswa Sekolah dasar yang masih pada tataran kongkrit maka model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) diharapkan dapat membatu siswa dalam memahami konsep matematika yang abstrak.

(8)

56

Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) khususnya pada mata pelajaran matematika terdapat banyak pokok bahasan yang membutuhkan alat peraga untuk membantu menjelaskan. diantarannya pada materi bangun ruang dengan pokok bahsan volume kubus. Oleh karena itu, pelajaran menggunakan alat peraga pada pokok bahasan tersebut dianggap sangat tepat untuk membantu mempermudah peserta didik memahami materi. Di sisi lain suasana belajar akan lebih hidup, dan komunikasi antara guru dan peserta didik dapat terjalin dengan baik. Hal ini diguga pula dapat membantu peserta didik dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika Fatimah (Depi dkk 2018: 110)

Dalam menggunakan model pembelaaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam mata pelajaran matematika diperlukan langkah atau tahap dalam proses pembelajaran yang berlangsung sebagai berikut:

Tahap 1 relating, yaitu guru mengucapkan salam dan mengajak berdoa, guru mengabsensi peserta didik, guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan. Ruang kelas ini berbentuk apa?. kemudia peserta didik menjawab. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik.

Tahap 2 cooperating, guru menyampaikan dan menjelaskan materi tentang bangun ruang. Materi yang dijadikan sebagai bahan ajar hendaknya merupakan informasi yang dibutuhkan peserta didik agar ia menguasai kompetensi atau keterampilan dalam pembelajaran. Pokok bahasan materi mengenai pengertian, sifat-sifat bangun ruang dan macam-macam bangun ruang. Kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu mendengarkan, memahami dan menulis penjelasan dari guru. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Kegiatan peserta didik yaitu terbagi menjadi beberapa kelompok belajar.

Tahap 3 experimenting. tahap ini yang membedakan dengan model pembelajaran yang lain. Karena pada tahap ini, peserta didik melakukan kegiatan pengamatan, percobaan dan penelitian sederhana. Sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik karena peserta didik akan lebih aktif dalam belajar. kegiatan yang dilakukan guru yaitu memberikan LKPD kepada masing-masing kelompok, guru memberitahu bahwa di akhir pembelajaran akan ada penghargaan agar peserta didik menjadi lebih antusias dan aktif dalam mengerjakan percobaan, kemudian guru meminta setiap kelompok mengecek alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan mencari luas dan volume bangun ruang, guru meminta setiap kelompok mengerjakan percobaan dan mengerjakan 25 soal yang ada di LKPD, guru membimbing setiap kelompok dalam melakukan percobaan. Kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu mengecek alat dan bahan, melakukan percobaan mencari luas dan volume bangun ruang serta mengerjakan soal yang ada di LKPD secara berkelompok.

Pada tahap experimenting ini, guru hanya sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar, sedangkan peserta didik melakukan kegiatan mencari, menemukan, dan membangun pengetahuannya terutama pada materi bangun ruang.

Tahap 4 appllying, kegiatan yang dilakukan guru yaitu meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada tahap ini, peserta didik akan memperoleh informasi dan konsep yang telah didapatkannya dan kemudian kembali menyampaikan konsep maupun informasi tersebut ke kelompok lain.

Sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih kreatif. Ketika setiap kelompok sudah

(9)

57

mempresentasikan diskusinya, guru memilih 1 kelompok yang jawabannya paling benar, lengkap, dan semangat untuk diberikan penghargaan.

Tahap 5 transferring, kegiatan yang dilakukan guru yaitu membimbing peserta didik untuk merangkum atau menyimpulkan materi tentang bangun ruang yang telah dipelajari dan memberikan soal tes. Sedangkan kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu menyimpulkan dan merangkum materi yang telah dipelajari tentang bangun ruang dan mengerjakan soal tes. Pembelajaran diakhir dengan berdoa.

Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Sekolah Dasar

Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik dan bertujuan utnuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Sehingga pesrta didik dapat belajar secara aktif dan menyenangkan serta berdampak positif pada hasil belajar. Menurut Ahmad dan Prasetyo (Mardiah. 2017: 13) Metode pembelajaran digunakan guru untuk menyajikan materi kepada peserta didik di dalam kelas baik secara individual maupun kelompok agar materi pembelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik.

Dengan menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) di Sekolah Dasar pada pelajaran matematika peserta didik dapat menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada tahap anak usia sekolah dasar masih bersifat konkret yang tingkat berpikir mereka masih sesuai dengan apa yang sedang mereka lihat dalam kehidupam mereka sehari-hari. Menurut Nanang dan Ricky (2018: 4) Bahwa anak usia sekolah dasar sedang mengalami perkembangan pada tahap berpikirnya, dari lingkungan sekitar menuju lingkungan yang lebih luas sebelum dapat berpikir secara umum. Tahap berpikir anak usia Sekolah Dasar masih belum formal, dan masih bersifat konkret. Sehingga model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dalam materi pembelajaran matematika karena dalam pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL) dikenal dengan pembelajaran kontekstual bahwa dalam proses pembelajaran harus di mulai dari hal yang bersifat konkrit peserta didik akan lebih mudah memahami materi.

Hal ini senada dengan hasil penelitian Ni Kadek Ayustia Nari Ratih, Ketut, Adnyana Putra, Surya Manuba yang berjudul pengaruh pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana terhadap hasil belajar matematika siswa kelas lima sekolah dasar negeri gugus III Kecamatan Ginyar, penelitian yang dilakukan pada tahun 2013, jenis penelitian eksperimen, penelitian ini dilakukan di sekolah dasar 1 Bitera sebagai kelompok eksperimen dan sekolah dasar 3 Bitera sebagai kelompok kontrol. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi yaitu 79,23. Sedangkan kelompok kontol yaitu 70,70. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika kelompok eksepimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yuliana Amalia, Rasiman yang berjudul pengaruh model dengan media pohon hitung terhadap hasil belajar materi oprasi hitung.

Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar kusuma bakti Semarang pada kelas III-A dan III-B dengan jumlah peserta didik 35 anak, dengan jenis penelitian eksperimen. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa data pencapaian hasil evaluasi dari pembelajaran matematika

(10)

58

peserta didik kelas III tahun pelajaran 2018/2019 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 65. Dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) terbukti bahwa data rata-rata kelas kontrol pretest 56,46 dan postest 70,57. Sedangkan pada kelas eksperimen rata-rata pretest 55,57 dan postest 79,34. Penggunaan model Contextual Teaching And Learning (CTL) pada kelas ekperimen terbukti berpengaruh dan peserta didik lebih aktif saat proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil penelitian Agus Kistian yang berjudul pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV sekolah dasar negeri langung Kabupaten Aceh Barat. Yang mana penelitian dilakkan pada tahun 2018, dengan menggunkan jenis penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan sekolah dasar negeri langung pada kelas IV sebanyak 47 anak yang terdiri dari kelas IV-A jumlah peserta didik 23 sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV-B jumlah peserta didik 24 sebagai kelompok kontrol. Di lihat dari data penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang didapatkan masih di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan di sekolah dasar negeri Langung adalah 65. Berdasakan nilai KKM yang ditetapkan di sekolah, maka nilai rata-rata tes formatif matematika sekolah dasar negeri Langung dinyatakan belum tuntas. Adapun hasil dari analisi penelitian tersebut yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) pada pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV. Hal tersebut dapat dilihat pada data penelitian bahwa nilai rata-rata postes peserta didik kelompok yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) sebesar 81,16 sedangkan di kelompok yang menggunkan model pembelajaran konvesional sebesar 74,80.

Berdasarkan hasil analisis tersebut pada penelitian tersebut, maka dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif pada pada penerapan model pembelajaran pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematik

Kesimpulan

a.

Tahapan-tahapan CTL pertama tahap relating, tahap membangun komunikasi kegiatannya; salam dan mengajak berdoa, presensi, apresiasi, penyampaian tujuan pembelajaran. Ke dua tahap cooperating yaitu guru menjelaskan materi yang dibutuhkan peserta didik, membagi kelompok-kelompok belajar secara heterogen. Ke tiga tahap Experimenting; peserta didik melakukan kegiatan pengamatan, percobaan dan penelitian sederhana. Sedangkan guru memberikan LKPD kepada masing-masing kelompok. Ke empata tahap appllying; Presentasi perwakilan dari setiap kelompok untuk diskusinya di depan kelas. Ke lima tahap transferring, guru yaitu membimbing peserta didik untuk merangkum atau menyimpulkan apa yang telah dipelajari dan memberikan soal tes.

b.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika di Sekolah Dasar antara lain; motivasi baik dari dir siswa maupun dari guru, model pembelajaran kesehatan, dan lingkungan keluarga.;

c.

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh positip terhadap hasil belajar pada pembelajaran matematika peserta didik. Hal Ini didukung hasil bebrapa penelitian yang menunjukkan kasil belajar matematika dengan model CTL lebih tinggi disbanding hasil belajar dengan model yang konvensional.

(11)

59 Saran

Berdasarkan hasil kajian dalam artikel ini, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

a. Bagi guru: guru sebagai pendidik hendaknya dapat menggunakan model CTL yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Jika model CTL di terapkan dengan baik, maka hasil hasil belajar matematika akan meningkat.

b. Bagi peserta didik: peserta didik hendaknya berusaha mengoptimalkan belajarnya dengan cara memperhatikan guru ketika proses pembelajaran, berse3mangat dalam menyelesaikan tugas baik secara individu maupun kelompok.

c. Bagi Sekolah hendaknya memfasilitasi proses pembelajaran dengan model CTL agar dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kistian. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Langung Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Penelitian (Vol. 5 tahun 2018) 13-24. Diperoleh dari https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/pgsd/article/view/206. Di unduh tanggal 10 Oktober 2020.

Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenamedia Grup

Almira Amir. (2014). Pembelajaran Matematika SD dengan Menggunakan Media Manipilatif.

Aris Shoimin. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Ar-ruzz Media

Daryanto. (2013). Inovasi Pembeljaran Efektif. Bandung: Yrama Wdya.

Desi Putrinasari (2015). Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Heruman. (2013). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hosnan. (2014). Pendekataan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Husnul Khatimah. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika.

Jurnal pendidikan Matematika (Vol. 2 tahun 2019). Diperoleh dari file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/56-Article%20Text-169-1-10-20200127.pdf.

Diunduh pada tanggal 12 Maret 2021.

Jumanta Handayama. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia

Kun Ajengprabandari. (2019). Analisis Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belaar Pada Mata Pelaaran Matematika di Kelas IV SD Negeri 4 Genengadal.

(12)

60

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

Tumbuhan berduri yang kebanyakan tumbuh pada daerah gersang seperti gurun adalah (Kaktus)3. Negara terluas keempat di dunia adalah

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

school, regarding “the silent Chinese learners”. This did not catch my attention until I was asked to reflect on what I had not noticed before by Fiona English, a lecturer of

Bentuk salah saji yang material akibat dari sistem informasi akuntansi serta pengendalian yang tidak efektif sangat penting untuk dihindari,

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk. memperoleh informasi langsung dari

KEBERATAN DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI (APABILA ADA).7. TANGGAPAN PEJABAT PENILAI