• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Program Kerja ini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Program Kerja ini."

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyajikan Buku Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun Anggaran 2016. Buku ini memuat berbagai kebijakan, rencana strategis, organisasi dan tata kerja, serta program dan anggaran yang dikelola di lingkungan Direktorat Pembinaan SMA.

Misi pendidikan SMA lebih diarahkan kepada usaha untuk meningkatkan mutu sekolah, dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya, terutama bagi siswa kurang beruntung untuk mendapat layanan pendidikan bermutu. Usaha dan kerja keras tersebut akan dilakukan secara terus menerus dan bertahap melalui peningkatan kualitas layanan sekolah yang akan ditempuh, antara lain: (1) penyediaan prasarana pembelajaran melalui USB, RKB, rehabilitasi, PIP, serta meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan SMA dan meningkatkan kualitas sarana mutu melalui penyediaan Laboratorium, Peralatan TIK, dan BOS; (2) meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah melalui pengembangan kurikulum; (3) pengembangan karakter dan kreatifitas siswa melalui kompetisi keilmuan nasional-internasional, serta kompetisi olahraga dan seni.

Buku Program Kerja Diretorat Pembinaan SMA Tahun Anggaran 2016 ini disusun agar dapat digunakan sebagai panduan kerja pelaksanaan program- program SMA, sekaligus menjadi salah satu bahan masukan bagi mitra kerja kami di dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota, sekolah dan instansi lainnya dalam merumuskan kebijakan pengembangan pendidikan SMA.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Program Kerja ini.

Jakarta, Januari 2016 Direktur Pembinaan SMA

Drs. Purwadi Sutanto, M.Si NIP. 19610404 198503 1 003

(2)

A. Latar Belakang 1

B. Dasar Hukum 4

C. Tugas dan Fungsi 5

D. Capaian Indikator Kinerja 2015 12

E. Isu-Isu Strategis 14

A. Visi dan Misi Direktorat Pembinaan SMA 15 B. Tujuan Strategis Direktorat Pembinaan SMA 2015-2019 19 C. Sasaran Program Direktorat Pembinaan SMA 2016 20

D. Indikator Kinerja 21

E. Strategi Pembiayaan 23

A. Sasaran Prioritas Pendidikan Nasional 27 B. Sasaran Prioritas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 33

A. Subdit Program dan Evaluasi 47

B. Subdit Pembelajaran 51

C. Subdit Kelembagaan Sarana dan Prasarana 52

D. Subdit Peserta Didik 56

E. Subbag Tata Usaha 59

Penutup 61

(3)

Kata pengantar i

Daftar isi ii

A. Latar Belakang 1

B. Dasar Hukum 4

C. Tugas dan Fungsi 5

D. Capaian Indikator Kinerja 2015 12

E. Isu-Isu Strategis 14

A. Visi dan Misi Direktorat Pembinaan SMA 15 B. Tujuan Strategis Direktorat Pembinaan SMA 2015-2019 19 C. Sasaran Program Direktorat Pembinaan SMA 2016 20

D. Indikator Kinerja 21

E. Strategi Pembiayaan 23

A. Sasaran Prioritas Pendidikan Nasional 27 B. Sasaran Prioritas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 33

A. Subdit Program dan Evaluasi 47

B. Subdit Pembelajaran 51

C. Subdit Kelembagaan Sarana dan Prasarana 52

D. Subdit Peserta Didik 56

E. Subbag Tata Usaha 59

Penutup 61

(4)

A. LATAR BELAKANG

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik lndonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik lndonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara lndonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan diharapkan akan membuat warga negara lndonesia memiliki keterampilan hidup (life skills) sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, serta mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila. Proses pengembangan pendidikan menuntut pemerintah untuk konsisten pada isi konstitusi dimana pada Pasal 31 dan Pasal 32 UUD 1945 telah ditegaskan kewajiban pemerintah untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan.

Pasal 31 menyatakan pemerintah wajib memajukan pendidikan dengan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang, memprioritaskan anggaran pendidikan serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Di bidang kebudayaan, Pasal 32 UUD 1945 ditegaskan pula peran negara dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya serta menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

Dalam menghadapi keterbukaan ekonomi, sosial, dan budaya antar

(5)

A. LATAR BELAKANG

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik lndonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik lndonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara lndonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan diharapkan akan membuat warga negara lndonesia memiliki keterampilan hidup (life skills) sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, serta mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila. Proses pengembangan pendidikan menuntut pemerintah untuk konsisten pada isi konstitusi dimana pada Pasal 31 dan Pasal 32 UUD 1945 telah ditegaskan kewajiban pemerintah untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan.

Pasal 31 menyatakan pemerintah wajib memajukan pendidikan dengan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang, memprioritaskan anggaran pendidikan serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Di bidang kebudayaan, Pasal 32 UUD 1945 ditegaskan pula peran negara dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya serta menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

Dalam menghadapi keterbukaan ekonomi, sosial, dan budaya antar Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2016

(6)

Periode pertama dalam RPPNJP, pembangunan pendidikan difokuskan pada peningkatan kapasitas satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan dalam memperluas layanan dan meningkatkan modernisasi penyelenggaraan proses pembelajaran. Sementara pada periode kedua sebagai tindak lanjut hasil peningkatan kapasitas dan modernisasi pendidikan, pemerintah mendorong penguatan layanan sehingga pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada saat ini pembangunan pendidikan dan kebudayaan memasuki periode ketiga, dimana pemerintah bertugas untuk mendorong agar penguatan layanan di satuan pendidikan dapat menghasilkan keluaran- keluaran (manusia, karya, atau inovasi) yang berdaya saing minimal pada tingkat regional di Asia Tenggara (ASEAN), sehingga Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara kembali menjadi barometer dunia dan menjadi poros dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ASEAN.

Dengan digabungnya fungsi kebudayaan bersama dengan pendidikan merupakan langkah untuk mengembalikan fungsi kementerian sesuai dengan BAB XIII UUD 1945. Pendidikan dan kebudayaan menjadi satu bagian yang sangat berkaitan, sehingga pendidikan tidak hanya menjadi sumber daya manusia sebagai penggerak ekonomi namun dapat sekaligus menjadi manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Penyusunan Program Kerja Direkotrat Pembinaan SMA ini mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015—2019 yang merupakan upaya komprehensif dalam menjabarkan tema pembangunan pendidikan tahap III yaitu mendorong daya saing regional, serta arahan Presiden yaitu kebijakan Trisakti yang mencakup kedaulatan di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, juga Nawa Cita (9 agenda perubahan), yang meliputi: 1) menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; 2) membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; 3) negara secara global, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang makin

ketat, termasuk dalam penyediaan tenaga kerja yang akan mengisi kebutuhan tenaga kerja di bidang industri, perdagangan, pariwisata, dan lapangan kerja lain di negara-negara anggota Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Peningkatan akses dan mutu pendidikan SMA perlu disiapkan dengan baik untuk mempersiapkan tenaga kerja profesional yang mampu bersaing dalam era globalisasi. Berdasarkan uraian di atas terdapat tiga isu penting yang berkaitan dengan pendidikan menengah. Isu pertama adalah aspek perluasan dan pemerataan akses pendidikan menengah termasuk disparitasnya antar daerah dan antara perkotaan dengan pedesaan, aspek mutu dan relevansi pendidikan SMA, dan aspek tantangan persaingan global, khususnya pada tingkat regional.

Sebagai langkah terstruktur dalam pembangunan pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyusun Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005—2025 sebagai Peta Jalan (Road Map) pembangunan pendidikan 2005—2025 dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005—2025 (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007). Di dalam RPPNJP 2005—2025 ditentukan tema-tema pembangunan yang telah diselaraskan dengan tema-tema pembangunan dalam RPJPN 2005—2025 seperti ditunjukan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Tema pembangunan pendidikan 2005—2025

RPJMN-I (2005-2009) Menata kembali NKRI, menbangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan

demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik

RPJMN-II (2009-2014) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan

kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing

perekonomian

RPJMN-III (2015-2019) Memantapkan pembangunan secara

menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas

serta kemampuan IPTEK.

RPJMN-IV (2020-2024) Mewujudkan manusia Indonesia

yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang

kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif

TEMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

Peningkatan Kapasitas &

Modernisasi

Penguatan

Pelayanan Daya Saing Regional Daya Saing Internasional

(7)

Periode pertama dalam RPPNJP, pembangunan pendidikan difokuskan pada peningkatan kapasitas satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan dalam memperluas layanan dan meningkatkan modernisasi penyelenggaraan proses pembelajaran. Sementara pada periode kedua sebagai tindak lanjut hasil peningkatan kapasitas dan modernisasi pendidikan, pemerintah mendorong penguatan layanan sehingga pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada saat ini pembangunan pendidikan dan kebudayaan memasuki periode ketiga, dimana pemerintah bertugas untuk mendorong agar penguatan layanan di satuan pendidikan dapat menghasilkan keluaran- keluaran (manusia, karya, atau inovasi) yang berdaya saing minimal pada tingkat regional di Asia Tenggara (ASEAN), sehingga Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara kembali menjadi barometer dunia dan menjadi poros dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ASEAN.

Dengan digabungnya fungsi kebudayaan bersama dengan pendidikan merupakan langkah untuk mengembalikan fungsi kementerian sesuai dengan BAB XIII UUD 1945. Pendidikan dan kebudayaan menjadi satu bagian yang sangat berkaitan, sehingga pendidikan tidak hanya menjadi sumber daya manusia sebagai penggerak ekonomi namun dapat sekaligus menjadi manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Penyusunan Program Kerja Direkotrat Pembinaan SMA ini mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015—2019 yang merupakan upaya komprehensif dalam menjabarkan tema pembangunan pendidikan tahap III yaitu mendorong daya saing regional, serta arahan Presiden yaitu kebijakan Trisakti yang mencakup kedaulatan di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, juga Nawa Cita (9 agenda perubahan), yang meliputi: 1) menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; 2) membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; 3) negara secara global, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang makin

ketat, termasuk dalam penyediaan tenaga kerja yang akan mengisi kebutuhan tenaga kerja di bidang industri, perdagangan, pariwisata, dan lapangan kerja lain di negara-negara anggota Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Peningkatan akses dan mutu pendidikan SMA perlu disiapkan dengan baik untuk mempersiapkan tenaga kerja profesional yang mampu bersaing dalam era globalisasi. Berdasarkan uraian di atas terdapat tiga isu penting yang berkaitan dengan pendidikan menengah. Isu pertama adalah aspek perluasan dan pemerataan akses pendidikan menengah termasuk disparitasnya antar daerah dan antara perkotaan dengan pedesaan, aspek mutu dan relevansi pendidikan SMA, dan aspek tantangan persaingan global, khususnya pada tingkat regional.

Sebagai langkah terstruktur dalam pembangunan pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyusun Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005—2025 sebagai Peta Jalan (Road Map) pembangunan pendidikan 2005—2025 dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005—2025 (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007). Di dalam RPPNJP 2005—2025 ditentukan tema-tema pembangunan yang telah diselaraskan dengan tema-tema pembangunan dalam RPJPN 2005—2025 seperti ditunjukan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Tema pembangunan pendidikan 2005—2025

RPJMN-I (2005-2009) Menata kembali NKRI, menbangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan

demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik

RPJMN-II (2009-2014) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan

kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing

perekonomian

RPJMN-III (2015-2019) Memantapkan pembangunan secara

menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas

serta kemampuan IPTEK.

RPJMN-IV (2020-2024) Mewujudkan manusia Indonesia

yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang

kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif

TEMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

Peningkatan Kapasitas &

Modernisasi

Penguatan

Pelayanan Daya Saing Regional Daya Saing Internasional

(8)

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015—2019;

12. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

13. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014—2019;

14. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015—2019;

15. Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

16. Permendikbud Nomor 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal.

17. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015-2019

18. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA nomor SP DIPA-023.03.1.419514/2016 tanggal 7 Desember 2016.

C. TUGAS DAN FUNGSI

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 408 Bagian Keenam, tugas Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang Sekolah Menengah Atas.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 408 tersebut, Direktorat Pembinaan SMA menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut:

membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4) memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; 5) meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia; 6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa asia lainnya; 7) mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;

8) melakukan revolusi karakter bangsa; serta 9) memperteguh kebhineka- an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Di dalam Program Kerja ini dijabarkan permasalahan dan tantangan Program Direktorat Pembinaan SMA mulai tahun 2016. Selanjutnya Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA ini harus digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan dan pengendalian tahunan.

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum dalam penyusunan Buku Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA ini meliputi :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005—2025;

9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaaan;

(9)

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015—2019;

12. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

13. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014—2019;

14. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015—2019;

15. Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

16. Permendikbud Nomor 80 tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal.

17. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015-2019

18. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Pembinaan SMA nomor SP DIPA-023.03.1.419514/2016 tanggal 7 Desember 2016.

C. TUGAS DAN FUNGSI

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 408 Bagian Keenam, tugas Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang Sekolah Menengah Atas.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 408 tersebut, Direktorat Pembinaan SMA menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut:

membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4) memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; 5) meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia; 6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa asia lainnya; 7) mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;

8) melakukan revolusi karakter bangsa; serta 9) memperteguh kebhineka- an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Di dalam Program Kerja ini dijabarkan permasalahan dan tantangan Program Direktorat Pembinaan SMA mulai tahun 2016. Selanjutnya Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA ini harus digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan dan pengendalian tahunan.

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum dalam penyusunan Buku Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA ini meliputi :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005—2025;

9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaaan;

(10)

1.4 Sub Direktorat Peserta Didik;

1.5 Subbagian Tata Usaha.

Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan SMA

1.1 Sub Direktorat Program dan Evaluasi

Sub Direktorat Program dan Evaluasi mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, program dan anggaran, kerja sama, pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi pelaksanaan program dan anggaran, dan pelaporan Direktorat.

Sub Direktorat Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan sekolah menengah atas;

b. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi di bidang pembinaan sekolah menengah atas;

c. penyusunan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat;

d. penyusunan bahan fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas;

DIREKTUR PEMBINAAN SMA

Sub Direktorat Program dan

Evaluasi

Sub Direktorat Sarana dan

Prasarana

Sub Direktorat Peserta Didik

Seksi Program

Seksi Evaluasi

Seksi Pembelajaran

Seksi Penilaian

Seksi Kelembagaan

Seksi Sarana dan Prasarana

Seksi Bakat dan Prestasi

Seksi Kepribadian Sub Direktorat

Kurikulum

Subbagian Tata Usaha

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dibidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

c. Peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik sekolah menengah atas;

d. Fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan sekolah menengah atas;

e. Pemberian pertimbangan izin dan kerja sama penyelengaraan sekolah menengah atas yang diselengarakan perwakilan negara asing atau lembaga asing;

f. Fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu sekolah menengah atas;

g. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

h. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

i. Pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

j. Pelaksanaan administrasi Direktorat.

Dalam rangka mencapai target program prioritas bidang pendidikan yang ditetapkan, maka Direktorat Pembinaan SMA menyesuaikan struktur organisasi dan penganggaran berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) untuk mencapai sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah struktur organisasi dan anggaran berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi dari Direktorat Pembinaan SMA.

1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas terdiri atas:

1.1 Sub Direktorat Program dan Evaluasi;

1.2 Sub Direktorat Kurikulum;

1.3 Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana;

(11)

1.4 Sub Direktorat Peserta Didik;

1.5 Subbagian Tata Usaha.

Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan SMA

1.1 Sub Direktorat Program dan Evaluasi

Sub Direktorat Program dan Evaluasi mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, program dan anggaran, kerja sama, pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi pelaksanaan program dan anggaran, dan pelaporan Direktorat.

Sub Direktorat Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan sekolah menengah atas;

b. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi di bidang pembinaan sekolah menengah atas;

c. penyusunan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat;

d. penyusunan bahan fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas;

DIREKTUR PEMBINAAN SMA

Sub Direktorat Program dan

Evaluasi

Sub Direktorat Sarana dan

Prasarana

Sub Direktorat Peserta Didik

Seksi Program

Seksi Evaluasi

Seksi Pembelajaran

Seksi Penilaian

Seksi Kelembagaan

Seksi Sarana dan Prasarana

Seksi Bakat dan Prestasi

Seksi Kepribadian Sub Direktorat

Kurikulum

Subbagian Tata Usaha

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

b. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dibidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

c. Peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik sekolah menengah atas;

d. Fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan sekolah menengah atas;

e. Pemberian pertimbangan izin dan kerja sama penyelengaraan sekolah menengah atas yang diselengarakan perwakilan negara asing atau lembaga asing;

f. Fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu sekolah menengah atas;

g. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

h. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

i. Pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola sekolah menengah atas;

j. Pelaksanaan administrasi Direktorat.

Dalam rangka mencapai target program prioritas bidang pendidikan yang ditetapkan, maka Direktorat Pembinaan SMA menyesuaikan struktur organisasi dan penganggaran berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) untuk mencapai sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah struktur organisasi dan anggaran berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi dari Direktorat Pembinaan SMA.

1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas terdiri atas:

1.1 Sub Direktorat Program dan Evaluasi;

1.2 Sub Direktorat Kurikulum;

1.3 Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana;

(12)

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas; dan

e. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas.

1.2.1 Sub Direktorat Kurikulum terdiri dari 2 seksi, yaitu:

a. Seksi Pembelajaran; dan b. Seksi Penilaian.

1) Seksi Pembelajaran mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang pembelajaran sekolah menengah atas.

2) Seksi Penilaian mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang penilaian sekolah menengah atas.

1.3 Sub Direktorat Kelembagaan Sarana dan Prasarana

Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, serta fasilitasi sarana prasarana, tata kelola, dan penjaminan mutu di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas.

Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana memiliki fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas;

e. koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pembinaan sekolah menengah atas;

f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat serta fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas; dan

g. penyusunan laporan Direktorat.

1.1.1 Sub Direktorat Program dan Evaluasi terdiri dari 2 seksi, yaitu:

a. Seksi Program b. Seksi Evaluasi

1) Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan kebijakan, pengumpulan, pengolahan, penyajian, data dan informasi, dan penyusunan program, kegiatan dan anggaran Direktorat, serta fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas.

2) Seksi Evaluasi mempunyai tugas melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat dan pelaksanaan fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas, penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pembinaan sekolah menengah atas, dan penyusunan laporan Direktorat.

1.2 Sub Direktorat Kurikulum

Sub Direktorat Kurikulum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, di bidang kurikulum sekolah menengah atas.

Sub Direktorat Kurikulum menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum sekolah menengah atas;

b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas;

c. penyusunan bahan fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas;

(13)

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas; dan

e. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas.

1.2.1 Sub Direktorat Kurikulum terdiri dari 2 seksi, yaitu:

a. Seksi Pembelajaran; dan b. Seksi Penilaian.

1) Seksi Pembelajaran mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang pembelajaran sekolah menengah atas.

2) Seksi Penilaian mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang penilaian sekolah menengah atas.

1.3 Sub Direktorat Kelembagaan Sarana dan Prasarana

Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, serta fasilitasi sarana prasarana, tata kelola, dan penjaminan mutu di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas.

Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana memiliki fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas;

e. koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pembinaan sekolah menengah atas;

f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat serta fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas; dan

g. penyusunan laporan Direktorat.

1.1.1 Sub Direktorat Program dan Evaluasi terdiri dari 2 seksi, yaitu:

a. Seksi Program b. Seksi Evaluasi

1) Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan kebijakan, pengumpulan, pengolahan, penyajian, data dan informasi, dan penyusunan program, kegiatan dan anggaran Direktorat, serta fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas.

2) Seksi Evaluasi mempunyai tugas melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat dan pelaksanaan fasilitasi pendanaan sekolah menengah atas, penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kerja sama di bidang pembinaan sekolah menengah atas, dan penyusunan laporan Direktorat.

1.2 Sub Direktorat Kurikulum

Sub Direktorat Kurikulum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi penjaminan mutu, di bidang kurikulum sekolah menengah atas.

Sub Direktorat Kurikulum menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum sekolah menengah atas;

b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas;

c. penyusunan bahan fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu di bidang pembelajaran dan penilaian pada sekolah menengah atas;

(14)

1.4 Sub Direktorat Peserta Didik

Sub Direktorat Peserta Didik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi di bidang peserta didik sekolah menengah atas.

Sub Direktorat Peserta Didik menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang peserta didik sekolah menengah atas;

b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan bakat, prestasi, dan peningkatan kualitas kepribadian peserta didik sekolah menengah atas;

c. penyusunan bahan peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik sekolah menengah atas;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan bakat, prestasi, dan peningkatan kualitas kepribadian peserta didik sekolah menengah atas;

e. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pembinaan bakat, prestasi, dan peningkatan kualitas kepribadian peserta didik sekolah menengah atas.

1.4.1 Sub Direktorat Peserta Didik terdiri atas:

a. Seksi Bakat dan Prestasi; dan b. Seksi Kepribadian.

1) Seksi Bakat dan Prestasi mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan laporan di bidang bakat dan prestasi peserta didik sekolah menengah atas.

2) Seksi Kepribadian mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan laporan di bidang peningkatan kualitas pendidikan karakter dan kepribadian peserta didik sekolah menengah atas.

b. penyusunan bahan fasilitasi sarana dan prasarana sekolah menengah atas;

c. penyusunan bahan pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia;

d. penyusunan bahan fasilitasi penjaminan mutu tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas;

e. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas;

f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas; dan

g. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas.

1.3.1 Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana terdiri dari 2 seksi, yaitu:

a. Seksi Kelembagaan

b. Seksi Sarana dan Prasarana

1) Seksi Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang tata kelola sekolah menengah atas.

2) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi sarana prasarana dan penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang sarana dan prasarana menengah atas.

(15)

1.4 Sub Direktorat Peserta Didik

Sub Direktorat Peserta Didik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi di bidang peserta didik sekolah menengah atas.

Sub Direktorat Peserta Didik menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang peserta didik sekolah menengah atas;

b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan bakat, prestasi, dan peningkatan kualitas kepribadian peserta didik sekolah menengah atas;

c. penyusunan bahan peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik sekolah menengah atas;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan bakat, prestasi, dan peningkatan kualitas kepribadian peserta didik sekolah menengah atas;

e. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pembinaan bakat, prestasi, dan peningkatan kualitas kepribadian peserta didik sekolah menengah atas.

1.4.1 Sub Direktorat Peserta Didik terdiri atas:

a. Seksi Bakat dan Prestasi; dan b. Seksi Kepribadian.

1) Seksi Bakat dan Prestasi mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan laporan di bidang bakat dan prestasi peserta didik sekolah menengah atas.

2) Seksi Kepribadian mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan laporan di bidang peningkatan kualitas pendidikan karakter dan kepribadian peserta didik sekolah menengah atas.

b. penyusunan bahan fasilitasi sarana dan prasarana sekolah menengah atas;

c. penyusunan bahan pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia;

d. penyusunan bahan fasilitasi penjaminan mutu tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas;

e. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas;

f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas; dan

g. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang tata kelola dan sarana prasarana sekolah menengah atas.

1.3.1 Sub Direktorat Kelembagaan dan Sarana Prasarana terdiri dari 2 seksi, yaitu:

a. Seksi Kelembagaan

b. Seksi Sarana dan Prasarana

1) Seksi Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan sekolah menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia, fasilitasi penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang tata kelola sekolah menengah atas.

2) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan supervisi, fasilitasi sarana prasarana dan penjaminan mutu, evaluasi dan laporan di bidang sarana dan prasarana menengah atas.

(16)

Kode Uraian Capaian Kinerja Target Realisasi % Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten dan Kota

5627.049 Siswa Penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 4,360,383 4,359,141 100.0%

5627.019 Ruang Kelas Baru (RKB) SMA 3,101 2,153 69.4%

5627.018 Unit Sekolah Baru (USB) 70 70 100.0%

5627.022 Ruang Laboratorium/Praktik Siswa 166 66 39.8%

5627.024 Ruang Belajar SMA Yang Direhabilitasi 131 131 100.0%

5627.053 Sekolah Yang Direvitalisasi 40 40 100.0%

5627.028 Peralatan Tik/Komputer 553 553 100.0%

5627.052 Sekolah Yang Menerapkan Kurikulum 2013 300 300 100.0%

5627.010 Siswa SMA Yang Memenuhi Standar Kelulusan 9 9 100.0%

5627.009 SMA Model 300 300 100.0%

5627.026 Sekolah Unggul/Model/Rujukan/Berpresasi 125 124 99.2%

5627.036 Lomba Sains Nasional/Internasional 36 36 100.0%

5627.037 Lomba Olahraga Dan Seni Tingkat Nasional/Internasional 12 12 100.0%

5627.038 Lomba Penelitian Nasional / Internasional 10 10 100.0%

5627.039 Lomba Debat Bahasa Indonesia Dan Bahasa Asing Lainnya 5 5 100.0%

5627.035 Siswa SMA Penerima Beasiswa Prestasi 2,942 2,350 79.9%

5627.032 Sekolah Yang Menerapkan Pendidikan Karakter Bangsa 64 64 100.0%

Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMA dari keluarga miskin

5627.033 Siswa SMA Penerima Bantuan Siswa Miskin (PIP) 1,353,515 1,638,671 121.1%

Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Direktorat SMA

5627.004 Data Pokok Pendidikan Menengah Sekolah 17 17 100.0%

5627.001 Dokumen Perencanaan 29 28 96.6%

5627.002 Laporan Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Program 24 24 100.0%

5627.006 Dokumen Pedoman, Standar Pembelajaran 16 16 100.0%

5627.017 Naskah Pedoman, Standar Sarana Prasarana 9 4 44.4%

5627.029 Bimtek Norma, Standar, Dan Kriteria Sarana Prasarana 2 0 0.0%

5627.996 Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 18 18 100.0%

5627.997 Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 24 24 100.0%

5627.998 Gedung/Bangunan 2 2 100.0%

5627.030 Dokumen Pedoman, Standar Kelembagaan Dan Peserta Didik 17 17 100.0%

5627.044 Program Pengembangan Kelembagaan 4 2 50.0%

1.5 Sub Bagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, barang milik negara, dan kerumahtanggaan Direktorat.

D. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015

Pencapaian target sasaran strategis per tahun tertuang dalam Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Capaian indikator kinerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

No Target Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi % Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten dan Kota

IKK 3.1 Jumlah siswa SMA penerima BOS SM 4,456,077 4,359,141 97.8%

IKK 3.2 Jumlah RKB SMA yang dibangun 1,514 2,153 142.2%

IKK 3.3 Jumlah unit SMA baru yang dibangun 60 70 116.7%

IKK 3.5 Pembangunan Prasarana Pembelajaran SMA 66 66 100.0%

IKK 3.6 Rehabilitasi Ruang Pembelajaran SMA 131 171 130.5%

IKK 3.7 Pengadaan Sarana Pembelajaran SMA 200 553 276.5%

IKK 3.8 Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang

ditetapkan oleh pemerintah 12,311 2,512 20.4%

IKK 3.9 Jumlah SMA yang menerapkan standar penilaian

pendidikan 4,320 500 11.6%

IKK 3.10 Jumlah SMA Rujukan 121 424 350.4%

IKK 3.12 Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk

prestasi tingkat nasional dan Internasional 3,094 2,044 66.1%

IKK 3.13 Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa 10,757 2,350 21.8%

IKK 3.14 Jumlah Siswa SMA yang menerapkan pendidikan karakter 754 7,266 963.7%

Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMA dari keluarga miskin

IKK 3.4 Jumlah siswa SMA penerima bantuan melalui KIP 1,692,559 1,638,671 96.8%

Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Direktorat SMA

IKK 3.15 Jumlah layanan Sistem Pendataan dan Informasi Pendidikan SMA 1 1 100.0%

IKK 3.16

Jumlah dokumen rumusan kebijakan,

perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan SMA serta koordinasi lintas sektoral bidang Pendidikan SMA

20 20 100.0%

IKK 3.17 Jumlah kerja sama dan kemitraan institusi/instansi dalam dan luar negeri 8 8 100.0%

Dalam pencapaian target IKK tersebut, dilaksanakan program-program Direktorat Pembinaan SMA dengan capaian sebagai berikut :

(17)

Kode Uraian Capaian Kinerja Target Realisasi % Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten dan Kota

5627.049 Siswa Penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 4,360,383 4,359,141 100.0%

5627.019 Ruang Kelas Baru (RKB) SMA 3,101 2,153 69.4%

5627.018 Unit Sekolah Baru (USB) 70 70 100.0%

5627.022 Ruang Laboratorium/Praktik Siswa 166 66 39.8%

5627.024 Ruang Belajar SMA Yang Direhabilitasi 131 131 100.0%

5627.053 Sekolah Yang Direvitalisasi 40 40 100.0%

5627.028 Peralatan Tik/Komputer 553 553 100.0%

5627.052 Sekolah Yang Menerapkan Kurikulum 2013 300 300 100.0%

5627.010 Siswa SMA Yang Memenuhi Standar Kelulusan 9 9 100.0%

5627.009 SMA Model 300 300 100.0%

5627.026 Sekolah Unggul/Model/Rujukan/Berpresasi 125 124 99.2%

5627.036 Lomba Sains Nasional/Internasional 36 36 100.0%

5627.037 Lomba Olahraga Dan Seni Tingkat Nasional/Internasional 12 12 100.0%

5627.038 Lomba Penelitian Nasional / Internasional 10 10 100.0%

5627.039 Lomba Debat Bahasa Indonesia Dan Bahasa Asing Lainnya 5 5 100.0%

5627.035 Siswa SMA Penerima Beasiswa Prestasi 2,942 2,350 79.9%

5627.032 Sekolah Yang Menerapkan Pendidikan Karakter Bangsa 64 64 100.0%

Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMA dari keluarga miskin

5627.033 Siswa SMA Penerima Bantuan Siswa Miskin (PIP) 1,353,515 1,638,671 121.1%

Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Direktorat SMA

5627.004 Data Pokok Pendidikan Menengah Sekolah 17 17 100.0%

5627.001 Dokumen Perencanaan 29 28 96.6%

5627.002 Laporan Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Program 24 24 100.0%

5627.006 Dokumen Pedoman, Standar Pembelajaran 16 16 100.0%

5627.017 Naskah Pedoman, Standar Sarana Prasarana 9 4 44.4%

5627.029 Bimtek Norma, Standar, Dan Kriteria Sarana Prasarana 2 0 0.0%

5627.996 Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 18 18 100.0%

5627.997 Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 24 24 100.0%

5627.998 Gedung/Bangunan 2 2 100.0%

5627.030 Dokumen Pedoman, Standar Kelembagaan Dan Peserta Didik 17 17 100.0%

5627.044 Program Pengembangan Kelembagaan 4 2 50.0%

1.5 Sub Bagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, barang milik negara, dan kerumahtanggaan Direktorat.

D. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015

Pencapaian target sasaran strategis per tahun tertuang dalam Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Capaian indikator kinerja Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

No Target Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi % Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten dan Kota

IKK 3.1 Jumlah siswa SMA penerima BOS SM 4,456,077 4,359,141 97.8%

IKK 3.2 Jumlah RKB SMA yang dibangun 1,514 2,153 142.2%

IKK 3.3 Jumlah unit SMA baru yang dibangun 60 70 116.7%

IKK 3.5 Pembangunan Prasarana Pembelajaran SMA 66 66 100.0%

IKK 3.6 Rehabilitasi Ruang Pembelajaran SMA 131 171 130.5%

IKK 3.7 Pengadaan Sarana Pembelajaran SMA 200 553 276.5%

IKK 3.8 Jumlah SMA yang menerapkan kurikulum yang

ditetapkan oleh pemerintah 12,311 2,512 20.4%

IKK 3.9 Jumlah SMA yang menerapkan standar penilaian

pendidikan 4,320 500 11.6%

IKK 3.10 Jumlah SMA Rujukan 121 424 350.4%

IKK 3.12 Jumlah siswa SMA yang mengikuti lomba/olimpiade, festival, debat, dan unjuk

prestasi tingkat nasional dan Internasional 3,094 2,044 66.1%

IKK 3.13 Jumlah siswa SMA yang memperoleh beasiswa 10,757 2,350 21.8%

IKK 3.14 Jumlah Siswa SMA yang menerapkan pendidikan karakter 754 7,266 963.7%

Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMA dari keluarga miskin

IKK 3.4 Jumlah siswa SMA penerima bantuan melalui KIP 1,692,559 1,638,671 96.8%

Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Direktorat SMA

IKK 3.15 Jumlah layanan Sistem Pendataan dan Informasi Pendidikan SMA 1 1 100.0%

IKK 3.16

Jumlah dokumen rumusan kebijakan,

perencanaan, penganggaran dan pengendalian kegiatan bidang Pendidikan SMA serta koordinasi lintas sektoral bidang Pendidikan SMA

20 20 100.0%

IKK 3.17 Jumlah kerja sama dan kemitraan institusi/instansi dalam dan luar negeri 8 8 100.0%

Dalam pencapaian target IKK tersebut, dilaksanakan program-program Direktorat Pembinaan SMA dengan capaian sebagai berikut :

(18)

A. VISI DAN MISI DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Menyikapi tujuan dan makna yang terkandung dalam visi dan misi Kemendikbud serta sasaran strategis dalam pembangunan pendidikan SMA, maka Direktorat Pembinaan SMA bertekad untuk menjadi lembaga kebijakan dan standardisasi teknis dibidang pendidikan SMA yang berkualitas, memiliki kapabilitas, serta otorisasi untuk menghasilkan kebijakan yang dapat mewujudkan layanan prima pendidikan SMA yang terpercaya di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut Direktorat Pembinaan SMA menetapkan visi pendidikan SMA, yaitu:

Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai terwujudnya tujuh elemen ekosistem pendidikan.

Penyebutan insan secara terpisah adalah untuk menekankan arti sangat penting dari peran pelaku dalam suatu ekosistem.

Tujuh elemen ekosistem pendidikan tersebut adalah:

1. Sekolah yang kondusif

Suasana kondusif di sekolah sangat diperlukan dalam membuat sekolah yang efektif. Sekolah adalah suatu tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya.Sekolah yang kondusif menjadinya sebagai tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik

Visi Direktorat Pembinaan SMA 2019:

“Terbentuknya Insan dan Ekosistem Pendidikan SMA yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong untuk Mewujudkan Layanan

Prima Pendidikan SMA”

E. ISU-ISU STRATEGIS

Beberapa isu strategis dalam pembangunan pendidikan SMA yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Layanan pendidikan SMA yang ada saat ini belum dapat menampung seluruh lulusan SMP dan sederajat.

2. Masih terdapat ruang kelas SMA yang mengalami kerusakan, baik rusak ringan, sedang, maupun berat.

3. Belum seluruh masyarakat dapat mengakses layanan pendidikan menengah, khususnya SMA, karena tingginya biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orang tua ataupun masyarakat.

4. Kualitas pembelajaran SMA dirasakan masih belum maksimal dikarenakan masih minimnya ketersediaan sarana dan prasarana, khususnya untuk daerah-daerah terpencil.

5. Pendidikan SMA di Indonesia masih tertinggal dan belum mampu bersaing secara global.

6. Masih terjadinya disparitas mutu pendidikan antar daerah.

(19)

A. VISI DAN MISI DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Menyikapi tujuan dan makna yang terkandung dalam visi dan misi Kemendikbud serta sasaran strategis dalam pembangunan pendidikan SMA, maka Direktorat Pembinaan SMA bertekad untuk menjadi lembaga kebijakan dan standardisasi teknis dibidang pendidikan SMA yang berkualitas, memiliki kapabilitas, serta otorisasi untuk menghasilkan kebijakan yang dapat mewujudkan layanan prima pendidikan SMA yang terpercaya di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut Direktorat Pembinaan SMA menetapkan visi pendidikan SMA, yaitu:

Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai terwujudnya tujuh elemen ekosistem pendidikan.

Penyebutan insan secara terpisah adalah untuk menekankan arti sangat penting dari peran pelaku dalam suatu ekosistem.

Tujuh elemen ekosistem pendidikan tersebut adalah:

1. Sekolah yang kondusif

Suasana kondusif di sekolah sangat diperlukan dalam membuat sekolah yang efektif. Sekolah adalah suatu tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya.Sekolah yang kondusif menjadinya sebagai tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik

Visi Direktorat Pembinaan SMA 2019:

“Terbentuknya Insan dan Ekosistem Pendidikan SMA yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong untuk Mewujudkan Layanan

Prima Pendidikan SMA”

E. ISU-ISU STRATEGIS

Beberapa isu strategis dalam pembangunan pendidikan SMA yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Layanan pendidikan SMA yang ada saat ini belum dapat menampung seluruh lulusan SMP dan sederajat.

2. Masih terdapat ruang kelas SMA yang mengalami kerusakan, baik rusak ringan, sedang, maupun berat.

3. Belum seluruh masyarakat dapat mengakses layanan pendidikan menengah, khususnya SMA, karena tingginya biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orang tua ataupun masyarakat.

4. Kualitas pembelajaran SMA dirasakan masih belum maksimal dikarenakan masih minimnya ketersediaan sarana dan prasarana, khususnya untuk daerah-daerah terpencil.

5. Pendidikan SMA di Indonesia masih tertinggal dan belum mampu bersaing secara global.

6. Masih terjadinya disparitas mutu pendidikan antar daerah.

(20)

pendidikan milik Pemerintah.Masyarakat yang menyelenggarakan satuan pendidikan sendiri harus berupaya sebaik-baiknya dan tetap mematuhi semua pedoman, aturan dan kurikulum yang ditetapkan Pemerintah.Sedangkan partisipasi masyarakat dalam satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah dapat berupa materi, tenaga dan pikiran. Masyarakat kini bisa memiliki peran serta dalam pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan dalam proses pengambilan keputusan dalam Rencana Pengembangan Sekolah.

5. Industri yang berperan penting

Di negara-negara maju, peran industri ditunjukkan secara nyata berupa kerjasama program, dukungan finansial untuk penelitian dan beasiswa.Bahkan di beberapa negara peran industri menjadi kewajiban sesuai undang-undang yang mengaturnya. Pengalaman Negara-negara tersebut dapat menjadi pelajaran bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.Selain dukungan finansial, peran industriyang penting adalah dalam memecahkan permasalahan peralihan dari dunia pendidikan ke dunia kerja.Dunia industri bisa berfungsi sebagai tempat praktik, magang kerja, belajar manajemen industri dan wawasan dunia kerja bagi siswa.Kerjasama sekolah dan industri harus dibangun berdasarkan kemauan dan saling membutuhkan. Pihak dunia kerja dan industri seharusnya menyadari bahwa pihak industri tidak akan mendapatkan tenaga kerja siap pakai yang mereka perlukan sesuai kualifikasi yang diharapkan, tanpa membangun program pendidikan bersama.

6. Organisasi profesi yang berkontribusi besar

Organisasi profesi diharapkan bisa meningkatkan peran dalam penyelenggaraan pendidikan.Organisasi profesi dapat memberi masukan bahkan menentukan arah kebijakan pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya bekerja sama lebih erat dengan organisasi profesi, melalui berbagai jalur komunikasi dan aspirasi. Interaksi yang baik siswa, guru, tenaga pendidik, orang tua siswa dan pelaku

lainnya.Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai juga menjadi factor pendukung. Faktor pendukung lain yang penting adalah Kepala Sekolah yang memimpinpara pelaku menghadapi dan menyelesaikan masalah.

2. Guru sebagai penyemangat

Guru yang baik adalah guru yang mempunyai empat kompetensi yang mumpuni yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan berkepribadian.Selain itu seorang guru juga harus punya naluri yang sensitif atau peka terhadap kemampuan dan perkembangan siswanya.

Sensitif terhadap kebutuhan siswa sertamampu memberikan semangat kepada siswa untuk aktif, kreatif, inovatif, dan sportif dalam mengikuti proses belajar mengajar.

3. Orangtua yang terlibat aktif

Orang tua berperan sejak awal sebagai pendidik bagi anak-anaknya dan terus berlanjut meskipun mereka sudah masuk sekolah. Keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi seperti:

membentuk kepribadian anak, melaksanakan pedidikan anak di rumah dan mendukung pendidikan di sekolah. Pemerintah memang memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan secara baik bagi seluruh anak Indonesia.Orang tua memiliki hak dan kewajiban dalam memilih satuan pendidikan, memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya, serta memberi masukan kepada sekolah. Orang tua yang terlibat aktif dalam penyelanggaraan pendidikan di sekolah akan menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif.

4. Masyarakat yang sangat peduli

Penyelenggaraan pendidikan membutuhkan partisipasi dan kepedulian masyarakat. Salah satu alasannya adalah keterbatasan sumber daya Pemerintah.Partisipasi dan kepedulian masyarakat itu dapat berupa menyelenggaraan satuan pendidikan sendiri atau mendukung satuan

(21)

pendidikan milik Pemerintah.Masyarakat yang menyelenggarakan satuan pendidikan sendiri harus berupaya sebaik-baiknya dan tetap mematuhi semua pedoman, aturan dan kurikulum yang ditetapkan Pemerintah.Sedangkan partisipasi masyarakat dalam satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah dapat berupa materi, tenaga dan pikiran. Masyarakat kini bisa memiliki peran serta dalam pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan dalam proses pengambilan keputusan dalam Rencana Pengembangan Sekolah.

5. Industri yang berperan penting

Di negara-negara maju, peran industri ditunjukkan secara nyata berupa kerjasama program, dukungan finansial untuk penelitian dan beasiswa.Bahkan di beberapa negara peran industri menjadi kewajiban sesuai undang-undang yang mengaturnya. Pengalaman Negara-negara tersebut dapat menjadi pelajaran bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.Selain dukungan finansial, peran industriyang penting adalah dalam memecahkan permasalahan peralihan dari dunia pendidikan ke dunia kerja.Dunia industri bisa berfungsi sebagai tempat praktik, magang kerja, belajar manajemen industri dan wawasan dunia kerja bagi siswa.Kerjasama sekolah dan industri harus dibangun berdasarkan kemauan dan saling membutuhkan. Pihak dunia kerja dan industri seharusnya menyadari bahwa pihak industri tidak akan mendapatkan tenaga kerja siap pakai yang mereka perlukan sesuai kualifikasi yang diharapkan, tanpa membangun program pendidikan bersama.

6. Organisasi profesi yang berkontribusi besar

Organisasi profesi diharapkan bisa meningkatkan peran dalam penyelenggaraan pendidikan.Organisasi profesi dapat memberi masukan bahkan menentukan arah kebijakan pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya bekerja sama lebih erat dengan organisasi profesi, melalui berbagai jalur komunikasi dan aspirasi. Interaksi yang baik siswa, guru, tenaga pendidik, orang tua siswa dan pelaku

lainnya.Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai juga menjadi factor pendukung. Faktor pendukung lain yang penting adalah Kepala Sekolah yang memimpinpara pelaku menghadapi dan menyelesaikan masalah.

2. Guru sebagai penyemangat

Guru yang baik adalah guru yang mempunyai empat kompetensi yang mumpuni yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan berkepribadian.Selain itu seorang guru juga harus punya naluri yang sensitif atau peka terhadap kemampuan dan perkembangan siswanya.

Sensitif terhadap kebutuhan siswa sertamampu memberikan semangat kepada siswa untuk aktif, kreatif, inovatif, dan sportif dalam mengikuti proses belajar mengajar.

3. Orangtua yang terlibat aktif

Orang tua berperan sejak awal sebagai pendidik bagi anak-anaknya dan terus berlanjut meskipun mereka sudah masuk sekolah. Keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi seperti:

membentuk kepribadian anak, melaksanakan pedidikan anak di rumah dan mendukung pendidikan di sekolah. Pemerintah memang memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan secara baik bagi seluruh anak Indonesia.Orang tua memiliki hak dan kewajiban dalam memilih satuan pendidikan, memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya, serta memberi masukan kepada sekolah. Orang tua yang terlibat aktif dalam penyelanggaraan pendidikan di sekolah akan menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif.

4. Masyarakat yang sangat peduli

Penyelenggaraan pendidikan membutuhkan partisipasi dan kepedulian masyarakat. Salah satu alasannya adalah keterbatasan sumber daya Pemerintah.Partisipasi dan kepedulian masyarakat itu dapat berupa menyelenggaraan satuan pendidikan sendiri atau mendukung satuan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Klaten Tahun 2015 ini adalah untuk melihat keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dan mengevaluasi pencapaian upaya kesehatan

1) Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. 63 Tahun 2008 kekayaan awal Yayasan adalah paling sedikit

Pemberian kombinasi pupuk hayati dengan pupuk organik cair memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diamati (persentase bobot pucuk peko, rasio

Penilaian terhadap objek wisata Bumi Kedaton Resort ini sangat diperlukan untuk mengetahui nilai ekonomi dari objek wisata yang melibatkan pengunjung sebagai penilai, maka

Dalam permainan kasti, lemparan mendatar dilakukan saat melakukan operan kepada kawan dan juga untuk mematikan lawan. Teknik dalam melakukan lemparan mendatar

(setiap akan pergi papalele diawali dengan berdoa “Tuhan saya mau pergi cari bahan untuk dijual. Jualan apapun yang didapat, adalah dari Tuhan dan pasti ada untuk

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi panti asuhan adalah memberikan pelayanan, informasi, konsultasi dan pengembangan keterampilan

Menunjukkan kelemahan dan kelebihan dari teknologi 3D Printing di dunia medis, kemudian juga akan diulas mengenai hal yang sesuai maupun tidak dengan apa yang