• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI TENTANG MEDIA VIDEO AUDIO VISUAL DAN PRESTASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI TENTANG MEDIA VIDEO AUDIO VISUAL DAN PRESTASI BELAJAR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

13 A. Media Video Audio Visual

1. Pengertian Media Video Audio Visual

Video sistem dalam penggunaannya sebagai peralatan pemain ulang (play back) dari suatu program (rekaman) terdiri dari minimal satu buah video tape recorder dan satu buah monitor atau lebih.

Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Audio visual akan menjadi penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan pran dan tugas guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audiovisual diantaranya program video atau televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide suara (soundslide). (Hamdani, 2011: 249)

Audio dalam kamus bahasa Indonesia artinya bersifat dapat didengar, sedangkan visual artinya dapat dilihat dengan mata, sedangkan audiovisual bersifat dapat dilihat dan didengar. Dari uraian yang sudah dipaparan bisa kita tarik kesimpulan bahwa media audiovisual adalah teknologi atau alat pengantar pesan yang bersifat suara dan gambar (sesuatu yang dapat dipandang). Sedangkan dalam Djamara (2006: 124), media audiovisual adalah media yang mampu merangsang indra penglihatan dan indra pendengaran secara bersama-sama, karena media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Media audiovisual pada hakikatnya adalah suatu representasi (penyajian) realitas, terutama melalui pengindraan, penglihatan dan pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukan pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada siswa. Cara ini dianggap lebih tepat, cepat, dan mudah dibandingkan dengan melalui pembicaraan, pemikiran, dan cerita mengenai pengalaman pendidikan. (Ishak Abdullah, 2013: 82)

(2)

Media audio visual meruapakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan, seperti tape recorder, maka hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan, karena tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam kembali. Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk memperlajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk menyampaikan suatu infromasi dari sumber kepada penerima.

Dale mengemukakan bahwa bahan-bahan audiovisual dapat diberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Hubungan guru dan siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. (Azhar Arsyad, 2014: 27)

Dari pemaparan diatas kita bisa memahami bahwa media pembelajaran audiovisual adalah sebuah alat bantu dalam pembelajaran yang dapat menyampaikan pesan berupa gambar dan suara, sehingga memotivasi siswa dan mempermudah proses penerima pesan dari guru ke siswa.

Kustandi dan Bambang Sutjipto (2013: 30) menyatakan Audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Ciri-ciri utama media audio visual adalah sebagai berikut:

a. Bersifat linear.

b. Menyajikan visualisasi yang dinamis.

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya.

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak.

e. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif.

f. Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan interaktif siswa yang rendah.

Media video audio visual digunakan untuk pembelajaran SKI ini memberikan dampak positif untuk siswa, karena media video audio visual sangat cocok memadupadankan dengan pembelajaran SKI yaitu dengan menampilan video-video yang mampu memberikan rangsangan bagi peserta didik.

(3)

2. Macam-macam Media Video Audio Visual

Media video audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan audio visual gerak yaitu media yang menampilkan unsure suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.

Dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audiovisual murni yaitu unsure suara maupun unsure gambar berasal dari suatu sumber seperti film audio cassette. Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsure suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsure gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsure suaranya bersumber dari tape recorder.

Dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi 2 yaitu: pertama, media dengan gaya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap. Sedangkan jika dilihat dari bahan pembuatannya media dibagi atas media sederhana yakni media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

Sedangkan media komplek yakni media dengan bahan yang sulit terdapat alat tidak mudah dibuat dan harga relatif mahal. (Fathurrohman dan Sobry Sutikno, 2011: 68)

3. Manfaat Media Video Audio Visual

Media sebagai alat bantu dalam mengajar, peranannya akan lebih terlihat apabila guru pandai memanfaatkan dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media video audio visual juga berpengaruh terhadap gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik adalah gaya belajar multi-sensori yang melibatkan tiga unsur gaya belajar yaitu penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Menurut Nana Sudjana (2002: 2) merincikan manfaat media audio visual dalam proses belajar mengajar bagi siswa antara lain:

(4)

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Materi pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

c. Metode pengajaan akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pengajaran.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lainnya seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.

Adapaun pengaplikasian media audio visual bagi seorang pendidik, mengajar bukanlah merupakan suatu permasalahan atau tantangan yang memberatkan, tetapi mengajar merupakan kegiatan yang menyenangkan. Akan tetapi dihadapkan dengan pertanyaan bagaimana mengajar yang baik sehingga berhasil, barulah akan merupakan suatu tantangan tersendiri. Memang mengajar itu nampaknya sederhana, namun apabila kita kaji lebih jauh lagi, banyak aspek yang harus di perhatikan.

Penguasaan materi, didaktik metodik, otak peserta didik, situasi lingkungan sekolah dan lain lain. Lebih lagi bila dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pemakaian berbagai peralatan canggih dalam proses pembelajaran menuntut perhatian khusus para pendidik. Akhir - akhir ini penggunaan peralatan elektronik seperti radio, radio kaset, OHP, Film, Video serta komputer sebagai akibat dari kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi telah mulai masuk dalam dunia pendidikan. Hal ini menuntut adanya perubahan sikap dari seorang pendidik yang biasa mengajar dengan system konvensional atau tradisional kearah mengajar yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.

(5)

4. Langkah-langkah Penerapan Media Video Audio Visual dalam Pembelajaran

Berikut ini akan diuraikan bagaimana seorang pendidik menggunakan program video secara integral dalam proses pembelajaran sebagai media pendidikan.

1. Persiapan

Kegiatan persiapan dari seorang pendidik yang akan mengajar dengan menggunakan program video antara lain:

a. Membuat satuan pelajaran sebagaimana biasa dengan mencantumkan media video.

b. Mempelajari terlebih dahulu program yang akan disajikan pada peserta didik, agar lebih diketahui secara pasti materi apa yang akan disajikan sehingga apabila terdapat kekurangan dapat diketahui terlebih dahulu.

c. Mempelajari terlebih dahulu kata-kata atau istilah yang perlu disajikan kepada peserta didik sebelum menyaksikan program.

d. Akan lebih baik lagi dilakukan preview bersama dua atau tiga orang peserta didik. Peserta didik yang ikut menyaksikan preview diberi kesempatan agar mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan program ini. Pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab pada saat itu juga akan tetapi merupakan bahan pertimbangan bagi pendidik.

e. Menyiapkan peralatan yang akan dipergunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan tidak perlu mencari-cari lagi.

2. Pelaksanaan a. Ruang penyaji

Ruangan yang di pergunakan untuk pelaksanaan proses pembelajaran dapat berupa ruang kelas, aula, lap atau ruang khusus untuk penyajian program-program media pendidikan. Ruangan ini harus memiliki aliran listrik dan dapat digelarkan atau setengah gelap.

(6)

b. Peralatan yang dipergunakan

Mengajar dengan menggunakan media video memerlukan peralatan:

1) Video tape recorder (VTR).

2) Televisi monitor atau TV monitor.

3) Kabel-kabel listrik dan kabel monitor.

4) Tata letak peralatan

Meletakkan TV monitor di dalam ruang kelas harus di tempat yang strategis sehingga peserta didik yang ada di dalam ruang tersebut dapat melihat dan mendengarkan program dengan jelas. Untuk itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

A. Letakkan TV monitor disebelah kiri atau kanan papan tulis. Usahakan agak tinggi agar pandangan peserta didik yang ada di bagian depan tidak terganggu.

Kegunaan meletakkan TV monitor disebelah kiri atau kanan papan tulis ini, apabila akan menggunakan papan tulis tidak terganggu TV monitor.

B. Meletakkan TV monitor dapat juga dibagian tengah di depan kelas. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu bila kita hendak mendengarkan papan tulis tentunya akan terhalang oleh TV monitor tersebut.

Adapun Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut. Yakinkan bahwa semua peralatan sudah lengkap dan siap untuk disiapkan. Jelaskan pada peserta didik bahwa kita akan menyaksikan program video. Jelaskan lebih dahulu tentang tujuan yang ingin dicapai. Jelaskan lebih dahulu kata - kata atau istilah yang dianggap sulit dan harus diketahui oleh peserta didik sebelum menyaksikan program video yang akan disajikan. Jelaskan pula apa yang harus dilakukan peserta didik selama menyaksikan program video. Apabila peralatan, program, pendidik dan peserta didik siap penyajian program video dapat segera dimulai.

Apabila dipandang perlu untuk memberi penjelasan tambahan sewaktu program sedang disajikan, maka program tersebut dapat dihentikan untuk sementara. dalam menghentikan program harus dipilih saat yang paling tepat yaitu pada bagian apa pada program tersebut dapat dihentikan sehingga tidak mengganggu keseimbangan penyajian program.

(7)

3. Kegiatan lanjutan.

Menurut Hamalik (1994:124), kegiatan lanjutan perlu dilakukan dalam bentuk diskusi kelas, dengan tujuan :

a. Untuk menilai program

b. Menjelaskan hal yang kurang atau belum dimengerti oleh peserta didik.

c. Untuk membuat rangkuman

d. Membantu mendiskriminasikan persoalan.

Dalam materi pelajaran SKI ini sangat cocok menggunakan media video audio visual, sudah jelas dengan penjelasan media audio visual itu sendiri yang menggabungkan antara gambar dan suara yang bergerak, maka dari itu proses pembelajaran SKI yang notabene pelajaran yang banyak mengandung unsur sejarah jaman terdahulu, materi akan membuat jenuh peserta didik jika seorang pendidik tidak bisa memanfaatkan media yang sudah disediakan atau seorang pendidik itu cuma hanya mengandalkan penjelasan dari buku atau demonstrasi yang ia paparkan. Dengan media video seorang peserta didik akan mampu lebih jelas memahami apa isi dari materi yang akan dibawakan oleh pendidik.

Perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Penggunaan media pembelajran dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa.

penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahaoan berpikir tersebut sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang asbtrak dapat dikongkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinganan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.

(8)

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Hamdani (2011:

137) Prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Menurut Arifin (2013: 12) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing- masing. Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

(9)

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institus pendidik.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecenderungan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. (Hamdani, 2011:138)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dicapai siswa sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau skor. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat diperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

Tabel 2.1

Jenis, Indikator, Dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evalusi A. Ranah Cipta (Kognitif)

1. Pengamatan

2. Ingatan

1. Dapat menunjukan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan

1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukkan

kembali

1. Tes lisan 2. Ter tertulis 3. Observasi

1. Tes tertulis 2. Tes lisan 3. Observasi

(10)

3. Pemahaman

4. Aplikasi/penerapan

5. Analisis

(Pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)

6. Sintesis (membuat paduan baru dan utuh)

1. Dapat menjelaskan

2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri.

1. Dapat memberikan contoh

2. Dapat menggunakan secara tepat.

1. Dapat menguraikan 2. Dapat

mengklasifikasikan/memi lah-milah

1. Dapat menghubungkan materi-materi, sehingga menjadi kesatuan baru.

2. Dapat menyimpulkan 3. Dapat

menggeneralisasikan (membuat prinsip umum)

1. Tes lisan 2. Tes tertulis

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas.

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas

B. Ranah Rasa (Afektif) 1. Penerimaan

2. Sambutan

1. Menunjukkan sikap menerima

2. Menunjukkan sikap menolak.

1. Kesediaan

berpartisipasi/terlibat 2. Kesediaan memanfaatkan

3. Tes tertulis 4. Tes skala sikap 5. Observasi

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi

(11)

3. Apresiasi (Sikap menghargai)

4. Internalisasi (Pendalaman)

5. Karakterisasi

1. Menganggap penting dan bermanfaat

2. Menganggap indah dan harmonis.

3. Mengagumi

1. Mengakui dan meyakini 2. Menginginkan

1. Melembagakan atau meniadakan

2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari

1. Tes skala penilaian sikap

2. Pemberian tugas 3. Observasi.

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas

ekspresif (yang menyatakan sikap) dan tugas proyektif (yang menyatakan perkiraan atau ramalan).

1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif.

2. Observasi

C. Ranah Karsa (Psikomotorik) 1. Keterampilan

bergerak dan bertindak

2. Kecakapan

ekspresi verbal dan non-verbal

Kecakapan

mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya.

1. Kefasihan melafalkan atau mengucapkan 2. Kecakapan membuat

mimic dan gerak jasmani

1. Observasi 2. Tes tindakan

1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes tindakan

(12)

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yng mempengaruhi prestasi belajar dapat di golongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (inten) dan faktor dari luar (ekstren) Menurut Hamdani (2011: 139).

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut:

a) Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Oleh karena itu, bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang tinggi.

b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasamiah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

c) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan.

d) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti

(13)

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

f) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan untuk siswa melakukan belajar.

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

(a) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang bersumber dari diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan suatu pekerjaan belajar.

(b) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang dari luar diri siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

Dalam memberikan motivasi, guru harus berusaha untuk mengarahkan perhatiaan siswa pada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan dalam diri siswa, akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial, yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tinggal siswa, alat-alat belajar dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar. Menurut Hamdani (2011:

143).

a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan kecil dalam asyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

(14)

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat medorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat- alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

C. Pengaruh Penggunaan Media Video Audio Visual dalam Pembelajaran 1. Urgensi Penggunaan Media Video Audio Visual dalam Peningkatan

Prestasi Belajar

Dalam materi pelajaran SKI ini sangat cocok menggunakan media video audio visual, sudah jelas dengan penjelasan media audio visual itu sendiri yang menggabungkan antara gambar dan suara yang bergerak, maka dari itu proses pembelajaran SKI yang notabene pelajaran yang banyak mengandung unsur sejarah jaman terdahulu, materi akan membuat jenuh peserta didik jika seorang pendidik tidak bisa memanfaatkan media yang sudah disediakan atau seorang pendidik itu cuma hanya mengandalkan penjelasan dari buku atau demonstrasi yang ia paparkan. Dengan media video seorang peserta didik akan mampu lebih jelas memahami apa isi dari materi yang akan dibawakan oleh pendidik.

Perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Penggunaan media pembelajran dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa.

(15)

penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahaoan berpikir tersebut sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang asbtrak dapat dikongkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinganan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.

Menurut Nana Sudjana (2002: 2) merincikan manfaat media audio visual dalam proses belajar mengajar bagi siswa antara lain:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Materi pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

c. Metode pengajaan akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pengajaran.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lainnya seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.

Penggunaan media video audio visual dalam pembelajaran menurut penulis sangat membantu guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam implementasinya guru dapat menggunakan media ini untuk mata pelajaran agama di Madrasah atau sekolah.

Mata pelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah salah satu nya adalah sejarah kebudayaan Islam. Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam. Mata pelajaran SKI di Madrasah banyak membahas tentang sejarah masa lalu dalam perkembangan Island an perserta didik terutama di tingkat MTs banyak merasa kesulitan karena

(16)

pembahasannya adalah berkisar tentang kejadian masa lalu yang siswa tidak melihat dan merasakan kejadian tersebut.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mampunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:

a. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

Penggunaan media seperti gambar, film, model, grafik, dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.

b. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul.

c. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangang siswa untuk belajar.

Pemasangan gambar dipapan bulletin pemutaran film dan mendengarkan program audio dapat menimbulkan rangsangan tertentu kearah keinginan untuk belajar. (Asnawir dan Basyirul Usman, 2002:13-14)

Menurut Hamdani (2010:245) Media video audio visual media yang mengandung unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film dan sebagainya. Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar.

Audio visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audio visual diantaranya program video atau televisi, video atau televise instruksional dan program slide suara (soundslide).

Video sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotorik. Akan tetapi, video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi karena siswa harus mempu mengingat detail dari scene ke scene. Umumnya, siswa menganggap bahwa belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui teks sehingga mereka kurang terdorong untuk lebih aktif di

(17)

dalam berinteraksi dengan materi. Video memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat memperkaya pemaparan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, sesunggahnya media video audio visual mengajak siswa untuk melihat langsung perjuangan umat Islam terdahulu, dengan cara dan gaya belajar seperti ini mereka lebih banyak digunakan bagi siswa yang memiliki kemampuan kinestik yang lebih dominan.

Menggunakan media video audio visual memberikan kemudahan untuk memahami penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) seperti halnya materi berdirinya dinasti Abbasiyah. Siswa akan dapat langsung mengetahui dan dapat melihat bagaimana perjuangan Abbasiyah menaklukan Bani Umayyah. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya akan terpusat pada video yang diputar oleh guru di depan kelas. Sehingga memungkinkan dua komponen siswa yang melihat dan mendengar yang belajar mendapatkan manfaat langsung berupa pemahaman secara utuh dari apa yang mereka saksikan dan laksanakan.

Pengalaman praktis yang diterapkan media video audio visual akan menjadi nilai tambah tersendiri di dalam belajar dan menggunakan kemampuan diri pribadi siswa. Ingatan siswa akan lebih tajam dan kuat sehingga dengan demikian mereka memiliki kesadaran diri dan terampil dalam melaksanakan apa yang mereka ingat dari pelajaran berdirinya Dinasti Abbasiyah dan materi lainnya.

dalam kata lain penggunaan media video audio visual memberikan keefektivitan yang kuat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kekurangan dan kelebihan Penggunaan Media Video Audio Visual dalam Pembelajaran

Media video audio visual dalam pembelajaran SKI ini sangatlah penting, karena akan bisa memberikan kesan positif terhadap peserta didik. Adapun kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh media video dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran SKI adalah sebagai berikut:

a. Sebagaimana media audio visual yang lain, video juga terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut.

b. Pemanfaatan media ini juga terkesan memakan biaya tidak murah

(18)

c. Penayangannya juga terkait peralatan lainnya seperti videoplayer, LCD dan lain-lain.

Sedangkan keunggulan dari penggunaan media video audio visual ini bagi pembelajaran SKI adalah sebagai berikut:

a. Mengatasi jarak dan waktu

b. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realita, jadi peserta didik mampu lebih jelas menangkap materi

c. Dapat diulang-ulang bila perlu

d. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

e. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa

f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realisitk.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan peneliti pada siklus dua pertemuan dua terhadap penggunaan media audio visual untuk peningkatan perhatian belajar pada anak TK adalah

2. Media audio visual adalah media pengajaran dan media pendidikan yang mengaktifkan mata dan telinga peserta didik dalam waktu proses belajar mengajar berlangsung.

Menurut Sudjana (2002) media pembelajaran memiliki empat manfaat yaitu: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

penelitiannya menunjukkan bahwa: 1) Penggunaan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMA 1 Ngunut Tulungagung Tahun

Menurut Nana Sudjana ( 2002 : 260 ) bahwa, metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran,

Pemanfaatan media audio visual terhadap pengenalan budaya sasak Dalam proses pembelajaran diperlukan kejelian dalam menindaklanjuti kegiatan belajar untuk menarik perhatian peserta

Levied dan Lentz Arsyad, 2011: 16 mengatakan bahwa fungsi media audio visual adalah: a Fungsi atensi media audio visual merupakan inti yaitu untuk menarik minat perhatian anak untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat media audio visual dalam pembelajaran berbicara siswa kelas rendah