• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSONAL HYGIENE DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SERTA KELUHAN KESEHATAN PADA PEKERJA PENYAPU JALAN DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2020 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSONAL HYGIENE DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SERTA KELUHAN KESEHATAN PADA PEKERJA PENYAPU JALAN DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2020 SKRIPSI"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

DAVID SYAHPUTRA NIM. 151000424

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSONAL HYGIENE DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SERTA KELUHAN KESEHATAN PADA PEKERJA

PENYAPU JALAN DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

DAVID SYAHPUTRA NIM. 151000424

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Skripsi : Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Serta Keluhan Kesehatan pada Pekerja Penyapu Jalan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2020

Nama Mahasiswa : David Syahputra Nomor Induk Mahasiswa : 151000424

Departemen : Kesehatan Lingkungan

Mengetahui Pembimbing:

(Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S.) NIP. 196501091994032002

Dekan

(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.) NIP. 196803201993082001

(4)

ii Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal : 4 September 2020

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S.

Anggota : 1. Dr. Sri Malem Indirawati, S.K.M.

2. dr. Surya Dharma, M.P.H.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri serta Keluhan Kesehatan pada Pekerja Penyapu Jalan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2020” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat kelimuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, 4 September 2020

David Syahputra

(6)

iv Abstrak

Personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri terhadap pekerja penyapu jalan adalah sesuatu hal yang sangat penting terhadap keberadaan pekerja yang beraktifitas di jalanan. Dalam melakukan aktifitas, pekerja penyapu jalan tidak terlalu memperhatikan kesehatan diri,serta kondisi pekerja yang selalu berhadapan dengan lingkungan yang tidak baik seperti sampah, debu, asap, serta udara yang mengakibatkan adanya penyakit, ini dianggap menjadi resiko bagi kesehatan mereka. Oleh karena itu personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri sangatlah dibutuhkan dalam pekerja penyapu jalan.Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri serta keluhan kesehatan pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif dengan pendekatan observasi untuk mengetahui gambaran personal hygiene dan pemakaian APD serta mengetahui ada tidaknya keluhan kesehatan pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal sebanyak 43 orang. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh dari populasi. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 43 orang pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal dan pekerja dibagikan dalam 6 Kelurahan. Kemudian Personal Hygiene pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal yang baik sebesar 65,1% atau sebanyak 28 orang dan yang tidak baik 34,9% atau 15 orang. Pemakaian Alat Pelindung diri (APD) pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal yang menggunakan APD sebesar 60,5% atau sebanyak 26 orang dan yang tidak menggunakan APD sebesar 39,5% atau 17 orang. Keluhan kesehatan pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal yang menunjukkan adanya keluhan kesehatan pada saluran pernafasan adalah sebesar 76,7% orang. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada Dinas Kebersihan Kota Medan agar menyediakan APD dan mewajibkan penggunaan APD kepada para penyapu jalan dan memberikan penyuluhan tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Kata kunci : Personal hygiene, APD, keluhan kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(7)

Abstract

Personal hygiene and the usege of self-protection on street sweepers are important for workers working on the street. In doing their activity, street sweepers usually don’t look after themselves despite the environment being bad which resolves around garbage, dust, smoke, and polluted air that can risk their own health. As a result, personal hygiene and self-protection are needed for them.

The intention of this research is to analyze the personal hygiene and self- protection as well as their complaints regarding their health, conducted in district Medan Sunggal. Survey descriptive research with observation approach is applied in order to get the idea of personal hygiene and PPE (Personal Protective Equipments) application and to know the complaints pertaining the street sweepers’health in district Medan Sunggal. The population of this research is all street sweepers in district Medan Sunggal, which are 43 people. The research samples is all of the population. The result of this study is that the 43 street sweepers are divided for 6 sub-districts and there are only 30,2% that have good personal hygiene, while the rest 69,8% which are 30 people, are not. In addition, the application of PPE of street sweeoers in Medan Sunggal is fulfilled only by 60,5% respondents, which are 26 people, while the rest 39,5%, which contain 17 respondents, don’t. Moreover, 90,7% of the population, which are 39 workers, have health complaint in regard to their respiration, while the other 4 workers (9,3%) don’t have any complaints. Based on the result, it is expected to Health Office of Medan City to provide PPE and oblige the use of PPE to street sweepers and give health promotion on clean and healthy living behavior.

Keywords: Personal hygiene, PPE, health complaints

(8)

vi

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri serta Keluhan Kesehatan pada Pekerja Penyapu Jalan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2020”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes. selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Dr. Sri Malem Indirawati, S.K.M., M.Si. selaku Dosen Penguji I dan dr. Surya Dharma, M.P.H. selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam penyempurnaan skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(9)

6. dr. Rusmalawaty, M.Kes. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah diajarkan selama ini kepada penulis.

8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus Dian Afriyanti dan Umi Salmah, S.K.M., M.Kes.

9. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan serta Pembina TKI H.

Pahri, S.Sos, M.A.P. yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.

10. Teristimewa untuk orang tua (Hengki Nduru dan Nurhayati) yang telah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik dan memberi dukungan kepada penulis.

11. Terkhusus untuk saudara dan saudari (Ira Nduru dan Dani Nduru) yang telah memberikan semangat kepada penulis.

12. Teman-teman terdekat (Jovi, Ribka, Rode, Ayni, Yusri, Enjel, Desy, Silfi) yang telah menyemangati dan mendukung penulis.

13. Teman-teman seperjuangan skripsi (Trioni, Anik, Ria, Erixon, Fuji, Clara, Rizky, Tabita, Mei, Sophia, Kinaga, Putri) yang selalu saling menyemangati satu sama lain dalam penyelesaian skripsi.

14. Sesilia, Marta, dan Wulan yang membantu dan menyemangati penulis dalam penyelesaian skripsi.

(10)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata,penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 4 September 2020

David Syahputra

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(11)

Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

Daftar Istilah xiv

Riwayat Hidup xv

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 5

Tujuan umum 5

Tujuan khusus 5

Manfaat Penelitian 6

Tinjauan Pustaka 7

Personal Hygiene 7

Pengertian personal hygiene 7

Jenis-jenis personal hygiene 7

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene 11

Alat Pelindung Diri 14

Definisi alat pelindung diri 14

Jenis alat pelindung diri 15

Keluhan Kesehatan 16

Sistem pernafasan 17

Penyakit kulit 20

Keluhan mata 22

Landasan Teori 22

Kerangka Konsep 25

Metode Penelitian 26

Jenis Penelitian 26

Lokasi dan Waktu Penelitian 26

Variabel dan Definisi Operasional 26

Metode Pengumpulan Data 28

(12)

x

Metode Pengukuran 29

Metode Analisis Data 30

Hasil Penelitian 31

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 31

Karakteristik Responden 32

Personal Hygiene pada Penyapu Jalan 34

Pemakaian APD pada Penyapu Jalan 37

Keluhan Kesehatan pada Penyapu Jalan 39

Pembahasan 42

Karakteristik Responden 42

Gambaran Personal Hygiene pada Penyapu Jalan 43

Gambaran Pemakaian APD pada Penyapu Jalan 44

Gambaran Adanya Keluhan Kesehatan pada Penyapu Jalan 45

Keterbatasan Penelitian 46

Kesimpulan dan Saran 47

Kesimpulan 47

Saran 47

Daftar Pustaka 49

Lampiran 52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(13)

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Karekteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan,

Masa Kerja dan Lokasi Tugas Kerja di Kecamatan Sunggal 33 2 Distribusi Tindakan Personal Hygiene Kulit, Hidung, Mata,

Telinga, Tangan, Kaki, dan Kuku pada Pekerja Penyapu

Jalan di Kecamatan Medan Sunggal 34

3 Kategorik Personal Hygiene pada Pekerja Penyapu Jalan di

Kecamatan Sunggal 37

4 Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada

Pekerja Penyapu Jalan di Kecamatan Medan Sunggal 37 5 Kategorik Perilaku Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

pada Pekerja Penyapu Jalan di Kecamatan Sunggal 39 6 Kategorik Adanya Keluhan Kesehatan pada Pekerja

Penyapu Jalan di Kecamatan Sunggal 39

7 Keluhan Kesehatan yang Terjadi pada Pekerja Penyapu

Jalan di Kecamatan Medan Sunggal 40

(14)

xii Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Kerangka konsep 25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(15)

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian 52

2 Surat Permohonan Survei Pendahuluan 56

3 Surat Izin Penelitian 57

4 Surat Selesai Penelitian 58

5 Dokumentasi Penelitian 59

6 Output Statistik 61

(16)

xiv Daftar Istilah

APD Alat Pelindung Diri

KepMenLH Keputusan Menteri Lingkungan Hidup KJA Keramba Jaring Apung

PP RI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia SNI Standar Nasional Indonesia

WHO World Health Organization

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(17)

Riwayat Hidup

Penulis bernama David Syahputra berumur 23 tahun, dilahirkan di Ajibata pada tanggal 31 Agustus 1997. Penulis beragama Islam, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Hengki Nduru dan Nurhayati.

Pendidikan formal dimulai di TK Mandiri Jaya Tahun 2002. Pendidikan sekolah dasar di SD Brigjen Katamso Tahun 2003-2009, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 9 Medan Tahun 2009-2012, sekolah menengah atas di SMA Brigjen Katamso Tahun 2012-2015, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, 4 September 2020

David Syahputra

(18)

1 Pendahuluan

Latar Belakang

Personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri terhadap pekerja penyapu jalan adalah sesuatu hal yang sangat penting terhadap keberadaan pekerja yang beraktifitas di jalanan. Dalam melakukan aktifitas, pekerja penyapu jalan tidak terlalu memperhatikan kesehatan diri maupun lingkungan yang berada disekitarnya sehingga mengakibatkan pekerja mengalami keluhan adanya kesehatan terhadap dirinya. Kondisi pekerja yang selalu berhadapan dengan lingkungan yang tidak baik seperti sampah, debu, asap, serta udara yang mengakibatkan adanya penyakit, ini dianggap menjadi resiko bagi kesehatan mereka. Oleh karena itu personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri sangatlah dibutuhkan dalam pekerja penyapu jalan.

Personal hygiene adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, dan merupakan upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesehatan fisik dan bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit. (Depkes RI, 2006). Personal hygiene pada dasarnya harus diperhatikan yaitu mencakup beberapa hal seperti, perawatan kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku tangan dan kaki, kulit, dan perawatan tubuh secara keseluruhan (Siwach, 2009).

Oleh karena sampah yang dihasilkan masyarakat, terdiri dari berbagai macam seperti sampah basah (sampah organik) dan sampah kering (sampah anorganik) berada di jalan maka ini merupakan tugas para penyapu jalan secara manual untuk membersihkannya jalan (Puspita.Mellia, 2011). Dinas Kebersihan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(19)

yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan umum kebersihan kota yang meliputi kegiatan-kegiatan berupa penyapuan jalan-jalan protokol, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pemusnahan sampah dan pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah serta pemungutan retribusi (Cahaya, 2005).

Petugas penyapu jalan demi menjalankan tugas, alat pelindung diri (APD) sangatlah dibutuhkan dalam kelengkapan penyapu jalan dan wajib digunakan untuk bekerja sesuai kebutuhan sehingga menjaga keselamatan dan kesehatan para pekerja saat beraktifitas di lingkungan jalan.

Berdasarkan pasal 6 ayat 1 dalam Peraturan dari Menteri Tenaga Kerja serta Trasmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 mengenai alat pelindung diri menyatakan bahwa para pekerja atau buruh dan juga orang lain yang telah memasuki wilayah kerja diwajibkan untuk menggunakan APD sejalan dengan adanya potensi berbahaya dan berisiko (Prasetyo, 2017). Namun demikian, kenyataannya yang terjadi masih banyak ditemukan petugas yang tidak memakai peralatan untuk pengamanan diri saat bekerja. Hasil penelitian (Sari dkk, 2013) menyatakan bahwa sebanyak 24 orang (52%) dari 46 orang penyapu jalan di Kota Pekan Baru tidak menerapkan atau menggunakan APD di lingkungan kerja.

Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan Wilayah Kota Medan Tahun 2019 bahwa angka jumlah tenaga kerja yang tercacat sebanyak 1815 orang yang terdiri dari 1756 orang sebagai tenaga harian lepas (96,75%), dan 59 orang lainnya adalah pegawai negeri sipil (3,25%). Dan diantara dari 1756 orang tenaga harian

(20)

3

lepas tersebut terdapat 382 orang “tenaga harian lepas melati”yang bertugas sebagai penyapu jalan protokol,seluruhannya adalah pekerja wanita.

Rutinitas dari penyapuan jalan dilakukan di beberapa tempat jalan antara badan jalan, trotoar, jalan protokol maupun jalan penghubung. Dengan frekuensi pembagian tugas, petugas kebersihan terbagi atas tiga shift yaitu shift I bekerja padapukul 5.30-9.30 WIB, shift II bekerja pad pukul 10.00 12.30 WIB dan shift III bekerja pada pukul 15.30-20.00 WIB. Setiap harinya, petugas penyapu jalan ini akan membersihkan jalan sepanjang 2500 meter, baik itu pada sisi kanan maupun kiri jalan. (Chahaya, 2005).

Selama mereka menjalankan tugasnya sehari-hari, pekerjaan seorang penyapu jalan sangat berisiko tinggi atas keselamatan maupun kesehatannya.

Paparan yang berasal dari bahan polutan berbahaya yang terdapat di jalanan dapat mengganggu kesehatan. Risiko terdekat dengan petugas kebersihan tersebut yaitu kemungkinan terjangkitnya penyakit yang diakibatkan oleh sampah antara lain kolera, diare, tifus, penyakit kulit (gatal-gatal), cacingan, dan lain-lain (Rianti, 2011).Oleh karena itu, menjaga personal hygiene pada pekerja sangat diperlukan.

Keluhan kesehatan yang dirasakan oleh para pekerja penyapu jalan antara lain sesak nafas atau gangguan pernafasan dan batuk yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu dari sampah dan jalanan yangmasuk ke dalam paru-paru, sedangkan untuk keluhan lain seperti penyakit gatal-gatal yang terjadi pada kulit (Prasetyo, 2017). Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari dkk, 2015)menyatakan bahwa sebanyak 14 dari 38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(21)

petugas penyapu jalan di Kota Semarang (36,8%) mengalami gangguan kesehatan pada fungsi paru.

Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang baik diantaranya melalui personal hygiene para petugas penyapu jalan agar selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

Setiap manusia hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai tentang kebersihan diri dan lingkungan sebagai bekal merawat dirinya. Selain itu, pemakaian kelengkapan alat pelindung diri (APD) yang sesuai saat melakukan pekerjaan yang kemungkinan akan mengurangi terjadinya kecelakaan ataupun penyakit yang timbul karena pekerjaannya.

Berdasarkan survei pendahuluan yang terjadi di lapangan pada shift kerja terdapat 6 orang pekerja penyapu jalan saat di Kecamatan Medan Sunggal bahwa sebanyak 3 orang diantaranya tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) pada saat bekerja, sedangkan yang lain memakai APD lengkap seperti topi, masker, sarung tangan, sepatu dan pakaian kerja. Setelah itu, 1 orang petugas penyapu jalan sedang menerima telepon yang membelakangi arus kendaraan pada saat bekerja.

Pada waktu istirahat dan makan siang seluruh petugas penyapu jalan menggunakan sarung tangan plastik untuk makan. Hal ini dikarenakan sedikitnya ketersediaan sabun dan air untuk mencuci tangan serta membersihkan diri setelah bekerja. Selain itu, kurangnya kesadaran petugas dalam menjaga kebersihan menggunakan APD seperti mengganti kaos kaki, membersihkan sepatu, mengganti sarung tangan, dan memakai masker. Saat wawancara yang

(22)

5

menanyakan ada tidaknya keluhan penyakit terhadap petugas penyapu jalan, sebanyak 4 orang yang mengatakan bahwa mereka pernah mengalami gangguan pernafasan, batuk dan gatal-gatal.

Berdasarkan latar belakang dan hasil survei awal yang telah dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri (APD) terhadapkeluhan kesehatan pada pekerja penyapu jalandi Kecamatan Medan Sunggal pada Tahun 2020.

Perumusan Masalah

Menurut latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana personal hygiene serta penggunaan dari alat pelindung diri (APD) serta keluhan kesehatan pada pekerja penyapu jalandi Kecamatan Medan Sunggal pada Tahun 2020.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Untuk menganalisis personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri serta keluhan kesehatan pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2020.

Tujuan khusus. Untuk menganalisis kondisi personal hygiene pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal, menganalisis kelengkapan dalam pemakaian alat pelindung diri pada (APD) pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal, menganalisis adanya keluhan kesehatan yang terjadi pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(23)

Manfaat Penelitian Manfaat teoritis

1. Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal.

2. Penelitian ini bermanfaat agar masyarakat lebih peduli akan menjaga lingkungan agar tidak terlalu membebani pengaruh yang banyak terhadap sampah.

3. Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

Manfaat praktis

1. Bagi Dinas Kebersihan Kota Medan

Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi Dinas Kebersihan Kota Medan dalam melaksanakan sosialisasi dalam meningkatkan kesadaran untuk personal hygiene dan pemakaian APD untuk terciptanya derajat kesehatan petugas penyapu jalan yang lebih baik

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya terutama bagi mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat.

(24)

7

Tinjauan Pustaka

Personal Hygiene

Pengertian. Personal hygiene diambil dari bahasa Yunani yang terdiri dua kata yaitu personal berarti perorangan, serta hygiene yaitu sehat atau bersih (Phytagoras, 2018). Maka demikian dapat dinyatakan bahwa kebersihan perorangan merupakan suatutindakan seseorang dalam rangka menjaga kebersihan, kesehatan, dan kesejahteraan, baik secara fisik maupun psikis (Laila Isro’in, 2012).

Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri (Wartonah, 2010). Potter (2005) menambahkan bahwa setiap orang harus selalu memperhatikan kebersihan dirinya sendiri, bertujuan agarkenyamanan, keamanan, serta kesehatan individu tetap terpelihara dengan baik (Potter, 2005).

Personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk mikroorganisme agar terhindar dari penyakit. Kebersihan diri diperlukan untuk kenyamanan, keamanan dan kesehatan seseorang. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terjadinya suatu penyakit (Saryono dan Widianti, 2011).

Jenis-jenis personal hygiene. Menurut Saryono dan Widianti (2011), tindakan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri meliputi kebersihan kulit; rambut;mata, gigi dan mulut;telinga, hidung, tangan, kaki serta kuku guna untuk meningkatkan kesejahteraan baik fisik maupun psikisnya.

Berikut penjelasan yang meliputi, yakni :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(25)

1. Kebersihan kulit

Organ terbesar pada manusia adalah kulit berfungsi untuk melindungi jaringan dibawahnya dari cidera, mengatur suhu, menghasilkan minyakdan mengabsorpsi vitamin D, serta mentransmisikan sensasi melalui reseptor syaraf.

Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi, kulit memegang peranan penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang masuk melewati kulit (Isro’in dan Andarmoyo, 2012).

Menurut Potter (2005), pemeliharaan kulit tidak terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang dimakan serta kebiasaan hidup sehari-hari. Hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan kulit adalah:

a) Setiap orang setidaknya mandi minimal 2 kali dalam sehari.

b) Tubuh dibersihkan dengan menggunakan air bersih.

c) Menggunakan sabun saat mandi.

d) Menjaga kebersihan pakaian dengan mengganti pakaian setiap hari.

e) Makan-makanan yang bergizi terutama sayur dan buah.

f) Menjaga kebersihan lingkungan.

2. Kebersihan mata

Jika mata dalam keadaan normal, tidak ada perawatan yang khusus untuk menjaga kebersihannya. Seseorang hanya perlu untuk memindahkan sekresi kering yang terkumpul pada kantus sebelah dalam untuk melindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran. Bagi pengguna kacamata agar selalu menggunakannya.

(26)

9

Tindakan ini dilakukan selama mandi dengan menggunakan waslap lembap dengan cara menyekanya dari dalam menuju ke luar dari kantung mata agar sekresi yang berasal dari kantung lakrimal dapat diatasi. Disarankan untuk tidak melakukan penekanan secara langsung karena dapat mengakibatkan terjadinya cedera yang serius.

3. Kebersihan hidung

Secara topikal, perawatan higienis pada hidung dilakukan secara sederhana yaitu mengangkat sekresi dengan cara membersihkan ke dalam menggunakan tisu yang lembut. Jangan mengeluarkan kotoran secara kasar karena dapat mengiritasi mukosa akibat tekanan yang dilakukan yang akan menimbulkan pendarahan. Disarankan agar tidak ada air maupun benda kecil yang masuk ke lubang hidung agar jalan nafas tidak tersumbat dan membrane mukosa tidak luka.

Selain bermanfaat sebagai indera penciuman, hidung juga dapat memantau suhu serta kelembaban dari udara yang dihirup, sertauntuk mencegah masuknya partikel asing kedalam sistem pernapasan.

4. Kebersihan telinga.

Implikasi dari menjaga kebersihan telinga adalah untuk memberikan ketajaman pendengaran jika adanya substansi maupun benda asing yang berkumpul pada kanal telinga bagian luar yang dapat mengganggu akitivitas konduksi udara. Disarankan kepada lansia yang mengalami masalah kesehatan ini agar rutin untuk membersihkan telinga setiap mandi. Jika terdapat kotoran yang membuat telinga menjadi tersumbat agar dikeluarkan secara perlahan-lahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(27)

5. Kebersihan tangan

Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyebab penyakit dikarenakan bagian tubuh manusia ini paling banyak tercemar oeh kotoran serta bibit penyakit. Ketika seseorang memegang sesuatu, berjabat tangan, maka bibit penyakit akan melekat pada kulit tangan. Jika tangan tidak dicuci dahulu sebelum makan ataupun memegang makanan, kuman yang telah mencemari tangan akan ikut tertelan (Raksanagara, 2015). Tindakan cuci tangan merupakan salah satu upaya sanitasi dengan membersihkan jari-jemari dan lengan menggunakan air dan sabun sampai menjadi bersih (Nurhajati, 2015).

Cuci tangan menggunakan sabun adalah cara yang sederhana, tidak sulit, serta bermanfaat untuk mengatasi berbagai jenis penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Umaroh dkk., 2016). Ada lima situasi yang penting dalam melakukan tindakan ini, yaitu (Zein, 2010):

a) Sebelum dan sesudah makan.

b) Sesudah seseorang melakukan buang air besar maupun kecil.

c) Sebelum seseorang memegang bayi.

d) Sebelum seseorang menyiapkan makanan.

e) Setelah seseorang batuk atau bersin dimana virus telah mencemari tangan.

6. Saat seseorang membersihkan kaki dan kuku.

Jika kebersihan bagian anggota tubuh ini diabaikan, maka berbagai jenis penyakit akan hadir (Isro’in dan Andarmoyo, 2012). Permasalahan ini menurut Zein (2010) disebabkan oleh salah pemotongan pada kuku, alas kaki yang

(28)

11

digunakan terlalu sempit, serta terpaparnya oleh zat kimia yang tajam. Maka demikian, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a) Tidak menggunakan sepatu yang berukuran sempit agar terhindar dari gangguan pada kaki dan mencegahtimbulnya katimumul yaitu kulit ari akanmenjadi keras dan tebal, serta ibu jari membengkakdan melepuh.

b) Tidak menggunakan kaos kaki yang berukuran sempit dan kotor. Tindakan ini berisiko timbulnya bau yang tidak sedap pada kaki, alergi serta infeksi yang terjadi di kulit kaki.

c) Melakukan pemotongan secara teratur pada kuku jari tangan maupun kaki.

7. Kebersihan Genitalia

Alat reproduksi adalah salah satu bagian tubuh yang bersifat sensitif sehingga memerlukan perawatan yang khusus. Pemeliharaan kebersihan genetalia bertujuan agar seseorang terhindar dari gangguan pada organ intim serta memperoleh kesejahteraan baik secara fisik maupun psikis sehingga derajat kesehatan akan meningkat (Delvia, 2016).

Trikomoniasis, kandidiasis vulvo vaginitis, vaginosis bakterial, klamidia, gonore, dan sifilis merupakan beberapa jenis dari penyakit infeksi yang menyerang organ reproduksi pada wanita yang diakibatkan oleh kurang nyaman jaga kebersihan diri (Evariny, 2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene. Menurut Tarwoto

& Wartonah (2015), beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh kepadasikap seseorang untuk melakukan kebersihan diri personal hygiene menurut Tarwoto (2010) sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(29)

1. Citra tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.

Personal hygiene yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan citra tubuh seseorang. Gambaran individu terhadap dirinya dapat mempengaruhi personal hygiene, misalnya karena adanya perubahan fisik pada dirinya, maka ia tidak peduli terhadap kebersihannya.

2. Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial seseorang dapat mempengaruhi perilaku personal hygiene. Pekerja penyapu jalan mendapatkan praktik personal hygiene dari orang terdekat mereka, misalnya kebiasaan keluarga, kebiasaan rekan kerja jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air bersih dapat mempengaruhi perawatan kebersihan.

3. Status sosial ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan dan pengetahuan tentang pentingnya personal hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik personal hygiene. Namun, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, seseorang juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan dirinya.

(30)

13

5. Kebudayaan

Kepercayaan, kebudayaan, dan nilai pribadi akan mempengaruhi personal hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda melakukan perilaku personal hygiene yang berbeda pula. Disebagian masyarakat jika individu mengalami penyakit tertentu maka, tidak boleh dimandikan. Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek keperawatan personal hygiene yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri.

6. Pilihan pribadi

Setiap orang memiliki keinginan, kebiasaan, atau pilihan pribadi untuk menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya, seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

7. Kondisi fisik

Pada keadaan yang mengalami suatu penyakit tertentu, seseorang dapat kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi sehingga perlu bantuan untuk melakukannya. Apabila ia tidak dapat melakukannya secara sendiri, maka ia cenderung untuk tidak melaksanakan personal hygiene.

Berdasarkan teori-teori tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku personal hygiene yaitu perilaku menjaga kebersihan diri atau perseorangan, yang terdiri dari kebersihan kulit, kebersihan rambut, kebersihan gigi dan mulut, kebersihan mata, hidung, dan telinga, kebersihan tangan, kaki dan kuku.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(31)

Alat Pelindung Diri

Definisi alat pelindung diri. Alat pelindung diri (APD) Menurut peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi NO. PER.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri, APD adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga kesehatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya. APD sering disebut juga Personal Protective Equipment (PPE).

Perlengkapan pelindung pribadi harus digunakan dalam bersamaan dengan kontrol ini untuk memberikan keselamatan dan kesehatan karyawan di tempat kerja. Perlengkapan pelindung pribadi termasuk semua pakaian dan aksesoris pekerjaan lain yang dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya yang mengancam kesehatan pekerja penyapu jalan saat.

Syarat-syarat Alat Pelindung Diri menurut Sarwono (2002), ketentuan yang harus dipenuhi dalam pemilihan APD adalah:

1. Dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.

2. Alat yang digunakan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan dan berat alat hendaknya seringan mungkin.

3. Dapat dipakai secara fleksibel.

4. Bentuknya harus cukup menarik.

5. Tahan untuk pemakaian yang lama.

6. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam penggunaannya.

(32)

15

7. APD harus memenuhi standard yang telah ada.

8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.

Jenis alat pelindung diri. Jenis-jenis dari alat pelindungi diri terdiri atas:

1. Pakaian Kerja

Untuk melindungi tubuh pekerja penyapu jalan terhadap cuaca panas, hujan dan juga agar terlindung dari gigitan vektor penyakit seperti nyamuk, maka digunakan pakaian kerja yaitu lengan panjang dan juga celana panjang pada saat bekerja.

Penggunaan pakaian kerja dapat terbuat dari bahan berwarna kuning atau orange agar kendaraan pengguna jalan dapat melihat keberadaan pekerja penyapu jalan dan meminimalisir terjadinya kecelakaan. Bahan yang digunakan sebaiknya dapat menyerap keringat dan terasa nyaman ketika digunakan.

2. Masker

Untuk melindungi pernafasan terhadap asap kendaraan bermotor, debu atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat mengganggu sistem pernafasan.

Penggunaan masker untuk melindungi debu atau partikel-partikel masuk ke dalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

3. Penutup Kepala

Untuk melindungi kepala sebaiknya digunakan alat pelindung kepala. Penutup kepala yang digunakan pekerja penyapu jalan dapat berupa topi atau tudung untuk melindungi kepala dari kondisi iklim yang buruk. Harus terbuat dari bahan yang mempunyai celah atau lobang, biasanya terbuat dari asbes, kulit, wol dan katun yang di campur aluminium.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(33)

4. Sarung Tangan

Untuk melindungi tangan pekeja penyapu jalan dari bahaya benda tajam seperti serpihan kaca pada saat mengutip sampah menggunakan tangan secara langsung dan juga menghindari kontak langsung dengan kotoran yang ada pada sampah.

Sarung tangan dapat terbuat dari karet dan kain.

5. Sepatu Boot

Untuk melindungi kakipekerja penyapu jalan dari panasnya aspal dan bahaya benda tajam seperti paku dan kaca di jalanan pada saat bekerja. Dapat terbuat dari kulit, karet sintetik atau plastik.

Keluhan Kesehatan

Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan, baik timbulnya penyakit akut ataupun penyakit kronis (Saryono dan Widianti, 2011). Masyarakat tertentu pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara penduduk setempat dengan berbagai komponen di lingkungannya. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat berinteraksi dengan pangan, udara, air, serangga, tanah dan manusia.

Apabila berbagai komponen lingkungan tersebut mengandung bahan beracun ataupun bahan mikroba yang memiliki potensi timbulnya penyakit, maka manusia akan jatuh sakit dan menurunkan kualitas sumber daya manusia. Sumber penyakit atau agent masuk kedalam tubuh melalui tiga cara yaitu : (Achmadi, 2008).

(34)

17

Sistem pernafasan. Manusia menghirup udara dan oksigen yang di dalamnya terdapat debu, bakteri, virus, spora, jamur dan lain-lain. Sistem pernafasan berawal dari hidung, tenggorokan, bronkus, cabang-cabang bronkhioli hingga akhirnya alveoli dilengkapi dengan sistem pertahanan tubuh (Achmadi, 2011). Pernafasan ini proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan dalam mengubah sumber energi menjadi energi serta membuang CO2 sebagai sisa metabolisme. Sistem pernafasan manusia terdiri atas beberapa organ yang dapat mengalami gangguan. Gangguan ini biasanya berupa kelainan atau penyakit yang dapat mengakibatkan terganggunya proses pernafasan. Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri, virus, asap rokok, debu atau polutan udara. Tingkat polusi yang tinggi akan menyebabkan banyak sekali gangguan pernafasan (Budiono, 2011). Lingkungan yang digunakan untuk membuang sampah terutama sampah yang mudah membusuk karena aktifitas mikroorganisme menghasilkan gas metan (NH4) dan gas hidrogen sulfida (H2S) yang menimbulkan polutan udara dan berpengaruh terhadap sistem pernafasan serta bersifat racun bagi tubuh (Soemirat 2009). Menurut Somantri (2009), pernafasan pada manusia sangat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:

1. Lingkungan

Pada lingkungan yang panas terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan darah mengalir ke kulit sehingga akan meningkatkan jumlah kehilangan panas dari permukaan tubuh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(35)

2. Aktivitas dan istirahat

Latihan atau kegiatan akan meningkatkan laju respirasi dan menyebabkan peningkatan suplai serta kebutuhan oksigen dalam tubuh.

3. Kesehatan

Seorang yang sehat sistem pernafasan secara normal menyediakan oksigen bagi kebutuhan tubuh. Penyakit sistem pernafasan dapat mempengaruhi oksigenasi dalam darah.

4. Gaya hidup

Orang yang perokok atau terpapar polusi udara dapat mengindikasikan adanya gangguan paru-paru. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan sistem pernafasan adalah sebagai berikut:

a) Batuk

Batuk adalah salah satu keluhan kesehatan pada sistem pernafasan, batuk bukan suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi ditenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya. Batuk dapat dibedakan dua jenis yaitu batuk akut dan batuk kronik.

Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari. Bila batuk sudah lebih dari 14 hari berturut-turut disebut batuk kronik atau batuk kronik berulang (Zein, 2010). Gangguan pernafasan harus tetap diwaspadai karena dapat berupa gejala penyakit yang lebih serius. Adanya batuk terus-menerus, dahak bercampur darah, dan timbul rasa sakit atau nyeri dada merupakan gejala yang mengarah ke penyakit kanker paru-paru (Budiono, 2011).

(36)

19

b) Nyeri dada

Paru-paru merupakan organ dalam sistem pernafasan yang berfungsi menukar oksigen dalam sistem karbondioksida dari darah dengan bantuan hemoglobin, proses ini dikenal sebagai respirasi atau pernafasan. Seseorang yang tinggal di lingkungan dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi lebih rentan mengalami gangguan pernafasan (Budiono, 2011). Nyeri dada adalah salah satu keluhan pada sistem pernafasan, nyeri dada merupakan perasaan sakit atau perasaan tidak nyaman yang cukup mengganggu di daerah dada. Nyeri terjadi akibat rangsangan organ tubuh pada rongga dada yang disalurkan ke dinding dada melalui saraf pusat. Nyeri dada berkaitan dengan paru, jantung atau organ yang lain. Sifat nyeri dada bermacam-macam diantaranya nyeri terasa berat, dada terasa penuh, dada seperti diremas, menusuk dan rasa terbakar (Suddarth, 2002).

Nyeri dada yang berkaitan dengan paru, nyeri terasa tajam dan menusuk.

Sedangkan nyeri yang berkaitan dengan jantung biasanya dimulai dari daerah dada bagian tengah kemudian menyebar ke bagian leher dan dagu. Rasa nyeri tersebut dapat pula menjalar ke bahu hingga ke lengan kiri bagian dalam.Nyeri dada juga dapat disebabkan gangguan pada oesophagus dan lambung.Nyeri biasanya berasal dari ulu hati yang kemudian dirasakan di dada bagian dalam dan disertai adanya mual dan muntah (Anonimous, 2003).

c) Sesak Nafas

Sesak nafas adalah suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif merasakan ketidaknyamanan bernafas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbeda intensitasnya yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(37)

fisiologi, psikologi, sosial dan lingkungan. Sesak nafas biasanya disertai dengan keluhan batuk dan nyeri dada (Zein, 2010). Orang yang mengalami sesak napas, frekuensi pernapasan meningkat di atas 24 kali per menit.Sesak napas merupakan gejala dari suatu penyakit serius yang tidak boleh diabaikan karena dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena itu harus dicari penyebab awalnya dan segera diatasi.Sesak nafas dapat terjadi karena faktor lingkungan, pencemaran lingkungan, udara dingin dan lembab. Selain itu bekerja di lingkungan berdebu atau asap dapat memicu sesak nafas berkepanjangan (Hasyim, 2008).

Penyakit kulit. Menurut Sitorus (2008), penyakit kulit merupakan suatu penyakit yang menyerang kulit permukaan tubuh dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Beberapa penyebab penyakit kulit yaitu kebersihan diri yang tidak baik, bahan kimia, sinar matahari, virus, jamur, bakteri, alergi, kutu kulit atau kutu kudis (sarcoptes scabiei).

1. Gatal-gatal

Rasa gatal menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman dan biasanya penderita tidak tahan dan berusaha untuk menggaruknya. Hal ini seringkali menyebabkan timbulnya infeksi dan tampak terjadi penanahan. Salah satu penyakit kulit adalah skabies dengan gejala keluhan gatal-gatal yang terjadi pada malam hari dan adanya bintik-bintik padat. Gatal-gatal mudah sekali terjadi apabila didukung oleh:

(38)

21

a) Kulit berkeringat, gatal-gatal mudah sekali terjadi apabila kulit berkeringat.

Gatal-gatal juga dapat timbul karena kulit terkena benda plastik terlalu lama atau terkena kain sintesis.

b) Pakaian, bila gatal-gatal disebabkan oleh pakaian atau sejenisnya dianjurkan untuk menjaga kebersihan pakaian atau segera mengganti pakaian. Pakaian yang kotor akan disenangi oleh bakteri yang sudah terkontaminasi dengan lingkungan.

c) Alergi, beberapa kasus gatal-gatal disebabkan oleh alergi. Walaupun bukan merupakan faktor dominan, namun hal ini tidak dapat dibiarkan. Alergi dapat terjadi karena terhirup debu, bulu hewan dan pakaian.

Upaya yang penting dalam pencegahan adalah pola hidup yang baik.

Pengobatan akan sia-sia diberikan apabila tidak disertai dengan menjaga kebersihan diri seperti mencuci tangan, kaki atau mandi secara teratur dua kali sehari (Sitorus, 2008).

2. Kulit kemerahan

Kulit merupakan perlindungan tahap awal bagi tubuh dari segala bakteri, efek negatif sinar ultraviolet, dan lain-lain. Sehingga kulit juga memiliki sifat yang sensitif. Kemerahan pada kulit terjadi karena beberapa faktor yaitu alergi terhadap udara, debu, plastik maupun obat-obatan dan akibat matahari. Sinar matahari merupakan sumber radiasi ultraviolet yang bisa merusak sel-sel tubuh. Pemaparan berlebihan dalam waktu singkat menyebabkan kulit menjadi kemerahan, terasa panas dan luka bakar karena matahari (Sitorus, 2008).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(39)

Keluhan mata. Gejala keluhan mata menurut Pheasant dalam Fadhillah (2013), sebagai berikut :

a) Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata dan dibelakang bola mata.

b) Pandangan kabur, mata memerah, sakit dan mata berair.

c) Sakit kepala, kadang-kadang disertai pusing dan mual serta terasa pegal-pegal atau terasa capek dan mudah emosi.

Menurut Suma’mur (2009), gejala kelelahan mata adalah:

a) Berair dan memerahnya konjungtiva.

b) Melihat rangkap.

c) Kepala terasa pusing.

d) Menurunnya ketajaman penglihatan.

Gejala mata menurut Trevino Pakasi dalam Fadhillah (2013) dibagi menjadi tiga yaitu:

a) Gejala visual, seperti penglihata rangkap.

b) Gejala ocular, seperti nyeri pada kedua mata dan c) Gejala referral, seperti mual dan sakit kepala Landasan Teori

Mengacu kepada teori simpul atau secara berurut dalam mengetahui apa yang terjadi didalam keluhan kesehatan, diantaranya sebagai berikut :

1. Simpul 1 yaitu sumber penyakit.

Sumber penyakit adalah titik yang menyimpan dan atau menggandakan agen penyakit serta mengeluarkan atau mengemisikan agen penyakit. Menurut

(40)

23

penelitian bahwa agen penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui media perantara (Achmadi, 2013).

2. Simpul 2 yaitu media transmisi penyakit.

Media transmisi penyakit adalah komponen lingkungan yang memindahkan agen penyakit. Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit kalau didalamnya tidak mengandung agen Universitas Sumatera Utara penyakit (Achmadi, 2013).

3. Simpul 3 yaitu perilaku pemajanan (behavioralexposure).

Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit (Achmadi, 2013). Perilaku pemajanan dipengaruhi oleh umur, kebiasaan/perilaku, kekebalan tubuh begitu juga penyakit diare dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut.

4. Simpul 4 yaitu kejadian penyakit.

Kejadian penyakit merupakan outcome atau hasil dari hubungan antara interaktif penduduk atau orang itu tersebut dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan (Achmadi, 2013). Maka dampak akibat tidak menjaga kebersihan personal hygiene dan tidak menggukan APD secara teratur maka kemungkinan besar akan mendapatkan keluhan kesehatan pada pekerja tersebut.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI (2010), berbagai jenis APD yang digunakan oleh tenaga kerja ialah alat pelindung kepala, mata dan muka, telinga, tangan, kaki, pernapasan hingga baju pelindung. Konsep ini dimulai dari upaya untuk memberikan penjelasan tentang proses timbulnya suatu penyakit menular dan unsur-unsur mikrobiologi yang bersifat infeksius sebagai agen (Irwan, 2017).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(41)

Keluhan kesehatan yang dirasakan oleh responden seperti sesak nafas atau gangguan pernafasan dan batuk disebabkan oleh penimbun debu-debu dari sampah dan jalan, ke dalam paruparu, sedangkan untuk keluhan lain seperti gatal- gatal pada kulit. Berbagai aktifitas yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan dan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang disebut dengan sampah (Chandra, 2007).

Teori simpul ini sangat diperlukan mencegah penyakit berbasis lingkungan karena dengan mempelalajari teori simpul akan lebih mudah mencegah/memotong rantai penularan. Seperti didasarkan dengan pemikiran bahwa dengan timbulnya ada atau tidaknya keluhan kesehatan yang terjadi pada para petugas penyapu jalan disebabkan kurangnya memperhatikan kondisi maupun tidak menjaga dari personal hygiene yang tidak baik dan kesadaran akan menggunakan APD secara tepat dan teratur pada saat penyapu jalan bekerja.

Maka dalam proses teori yang ada pertama diketahui terlebih dulu apa yang menjadi sumber penyakit atau pun keluhan kesehatan dari pekerja penyapu jalan, lalu dicari kembali apakah faktor dari keluhan kesehatan itu berasal dari kondisi lingkungan saat bekerja atau perilaku keseharian dari pribadi pekerja penyapu jalan tersebut, kemudian bias dikatakan adanya keluhan kesehatan terhadap pekerja penyapu jalan tersebut. Dari penjelasan diatas maka, bila terdapat seorang pekerja penyapu jalan terdapat adanya keluhan kesehatan atau penyakit itu dikarenakan kurang memperhatikan kondisi personal hygienenya apa sudah dikatakan bersih bersih atau tidak (memeenuhi syarat) dan kurangnya sadar

(42)

25

akan menggunakan APD yang sangat penting serta perlu dalam kebutuhan mereka saat bekerja di lingkungan yang penuh dengan debu, asap, dan lainnya.

Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka konsep Personal Hygiene

1. Kebersihan kulit.

2. Kebersihan mata, hidung, telinga.

3. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku.

Keluhan Kesehatan

ADA

TIDAK Pemakaian APD

1. Pakaian Kerja 2. Masker

3. Penutup Kepala 4. Sarung Tangan 5. Sepatu Boot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(43)

Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif dengan pendekatan observasi untuk mengetahui gambaran personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri serta mengetahui ada tidaknya keluhan kesehatan pada pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan 2020.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Tempat penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sunggal Kota Medan.

Waktu penelitian. Waktu penelitian dilakukan dimulai pada bulan Mei 2019 sampai bulan April 2020.

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal sebanyak 43 orang.

Sampel. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh dari populasi yaitu semua pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal sebanyak 43 orang.

Variabel dan Definisi Operasional

1. Personal hygiene adalah suatu tindakan yang dilakukan pekerja penyapu jalan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan untuk kesejahteraan, yaitu : 2. Kebersihan Kulit adalah kebersihan yang meliputi mandi, peralatan mandi,

dan pakaian kerja.

3. Kebersihan Mata, Hidung, dan Telinga adalah kebersihan yang meliputi membersihkan mata pada saat mandi dengan menggunakan washlap yang

(44)

27

dilembabkan kedalam air dengan cara menyeka dari dalam keluar, membersihkan sekresi hidung dengan tisu lembut, dan membersihkan telinga dengan menggunakan cotton bud.

4. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku adalah kebersihan yang meliputi cuci tangan pakai sabun, membersihkan kaki, dan memotong kuku.

5. Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga kesehatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya dapat berupa adalah sebagai berikut:

a) Pakaian kerja adalah adalah alat yang digunakan pekerja penyapu jalan untuk melindungi tubuh dari cuaca dan gigitan vektor penyakit.

b) Masker adalah alat yang digunakan pekerja penyapu jalan untuk menutup bagian hidung dan mulut agar terhindar dari asap kendaraan maupun polusi udara.

c) Penutup kepala adalah topi yang digunakan pekerja penyapu jalan untuk metutup kepala agar terhindar dari cuaca panas dan hujan.

d) Sarung tangan adalah alat yang digunakan pekerja penyapu jalan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam maupun serpihan kaca.

e) Sepatu boot adalah perlengkapan yang digunakan pekerja penyapu jalan untuk melindungi kaki dari panasnya aspal juga terhindar dari benda- benda tajam.

6. Keluhan kesehatan adalah gejala subjektif yang dirasakan pekerja penyapu jalan berupa sistem yakni:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(45)

a) Sistem Pernafasan

Seperti batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi ditenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya. Nyeri dada merupakan perasaan sakit atau perasaan tidak nyaman yang cukup mengganggu di daerah dada. Sesak Nafas adalah suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif merasakan ketidaknyamanan bernafas.

b) Sistem Pencernaan

Seperti Diare adalah gangguan yang terjadi ketika adanya perubahan konsistensi feses dan frekuensi buang air besar.

c) Penyakit Kulit

Adalah yang berupa gatal-gatal (rasa gatal) menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman dan biasanya penderita tidak tahan dan berusaha untuk menggaruknya. Kulit Kemerahan terjadi karena beberapa faktor yaitu alergi terhadap udara, debu, plastik maupun obat-obatan dan akibat matahari.

Metode Pengumpulan Data

Data primer. Pengumpulan data primer yang diperoleh denganmelakukan wawancara langsung pada pekerja penyapu jalan dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan oleh peneliti terlebih dahulu dan cara pengisiannya menuliskan jawaban langsung di kuesioner.

(46)

29

Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari profil dinas kebersihan kota Medan tentang jumlah pekerjapenyapu jalan.

Metode Pengukuran 1. Personal Hygiene

Pengukuran variabel personal hygiene mencakup 20 pertanyaan dengan menggunakan skala ukur ordinal. Setiap jawaban “Ya” bobot nilai 2 dan “Tidak”

bobot nilai 1 (skala Guttman), kemudian hasil ukur dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu :

a. Baik (skor ≥ 28) b. Tidak baik (skor ≤ 27) 2. Alat pelindung diri

Pengukuran variabel alat pelindung diri mencakup 5 pertanyaan dengan menggunakan skala ukur ordinal. Setiap jawaban “Ya” bobot nilai 2 dan “Tidak”

bobot nilai 1 (skala Guttman), kemudian hasil ukur dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu :

a. Menggunakan APD (skor ≥ 7) b. Tidak menggunakan APD (skor ≤ 6) 3. Keluhan kesehatan

Pengukuran variabel keluhan kesehatan mencakup 28 pertanyaan dengan menggunakan skala ukur ordinal. Setiap jawaban “Ya” bobot nilai 2 dan “Tidak”

bobot nilai 1 (skala Guttman), kemudian hasil ukur dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(47)

a. Ada (skor > 39) b. Tidak ada (skor ≤ 39) Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan analisis univariat yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran karekteristik responden dengan menggunakan distribusi frekuensi masing-masing variabel. Termasuk dalam variabel tersebut yakni meliputi Personal Hygiene dan pemakaian alat pelindung diri serta keluhan kesehatan dari pekerjaan penyapu jalan. Dan analisis ini dilanjutkan dengan sistem komputerisasi melalui analisis statistika deskriptif dan akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi.

(48)

31

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Medan Sunggal merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Medan dengan luas wilayah 1.390 Ha terbagi menjadi 6 kelurahan yakni Sunggal, Tanjung Rejo, Babura, Simpang Tanjung, Sei Sikambing, Lalang. Pada tahun 1978 dipecah lagi menjadi Dinas Kebersihan dan Keindahan

Kotamadya Tingkat II Mendan Menjadi 3 (tiga) Dinas yaitu : 1. Dinas Kebersihan Kotamadya Daerah 3 Tingkat II Medan.

2. Dinas Kebersihan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan.

3. Dinas Perbengkelan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan.

Perusahaan Daerah kebersihan Bestari Kota Medan ini hanya beroperasi sampai dengan tahun 2001, karena dibekukan Oleh Walikota Medan, dan dibentuk kembali Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan No.4 Tahun 2001 tentang pembentukan Organisasi dan tata kerja Perangkat Daerah Kota Medan . Keputusan Walikota Medan Nomor 10 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan diperbarui dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2009 tanggal 4 Maret 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Dinas Kebersihan Kota Medan, dan Peraturan Walikota Medan Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja perangkat Daerah Kota Medan, telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dengan Keputusan Nomor188.34/9022/Kep-DPRD/2008 tanggal 31 Desember 2008 dan telah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(49)

diundangkan dalam Lebaran Daerah Kota Medan Tahun 2009 Nomor 3 tanggal 4 Maret 2009.

Jumlah Penduduk jiwa Kepadatan Penduduk Sunggal sebanyak 30.587 jiwa, Tanjung Rejo 31.083, Babura 9.208 jiwa, Simpang Tanjung 861 jiwa, Sei Sikambing B 23.136, Lalang 18.043 jiwa.

Berdasarkan jenis kelamin di kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2019, diperoleh data jumlah penduduk dengan jenis Universitas Sumatera Utara kelamin laki-laki yaitu 55.479 jiwa, dan dengan jenis kelaminlaki- laki tebesar terdapat di Kelurahan Sunggal 15.199 jiwa dan terkecil yaitu Kelurahan Simpang Tanjung 464 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan yaitu 57.439 jiwa. Jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki tebesar terdapat di Kelurahan Sunggal 15.199 jiwa dan terkecil yaitu Kelurahan Simpang Tanjung 464 jiwa.Sedangkan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan terbesar terdapat di Kelurahan Tanjung Rejo 16.002 jiwa dan terkecil yaitu Kelurahan Simpang Tanjung 397 jiwa.

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini merupakan semua pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal yaitu sebanyak 43 orang dan semua pekerja berjenis kelamin perempuan.Karakteristik responden telah dianalisis sehingga meliputi kategorik umur, pendidikan terakhir, masa kerja, tempat tugas pekerjaannya. Berdasarkan hasil pengamatan para pekerja penyapu jalan setiap harinya menyebar bekerja dijalan dengan jam kerja mulai dari jam 06.00 WIB sampai 12.00 WIB, setelah melihat keadaan maka diperoleh hasil penelitian

(50)

33

terhadap responden penyapu jalan umur 35-49 tahun sebanyak 22 orang (51,2%), umur ≥ 50 tahun sebanyak 16 orang (37,2), umur ≤ 35 tahun sebanyak 5 orang (11,6%).

Berdasarkan pendidikan terakhir responden yang tamat SMP sebanyak 27 orang (62,8%), tamat tamat SMA sebanyak 10 orang (23,3%), dan tamat SD sebanyak 6 orang (14,0%). Responden menurut masa kerja atau lamanya pekerja penyapu jalan bekerja yaitu ibu yang bekerja < 5 tahun sebanyak 24 orang (55,8%), dan ibu yang bekerja selama ≥ 5 tahun sebanyak 19 orang (44,2%).

Berdasarkan tempat kerja responden atau yang bertugas di Kelurahan tersebut dibagi menjadi 6 kejadian yaitu diketahui data di Kelurahan Sunggal sebanyak 13 responden (30,2%), Kelurahan Tanjung Rejo sebanyak 9 responden (20,9%), di Kelurahan Sei Kambing sebanyak 8 responden (18,6%), di Kelurahan Lalang sebanyak 6 responden (14,0%), di Kelurahan Simpang Tanjung sebanyak 4 responden (9,3%), dan di Kelurahan Batubara sebanyak 3 responden (7,0%).

Secara rinci disajikan dalam table berikut : Tabel 1

Karakteristik Respoden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Masa Kerja, Lokasi Tugas Kerja pada Penyapu Jalan Kecamatan Medan Sunggal

Karakteristik n %

Umur

≤ 35 tahun 5 11,6

36-49 tahun 22 51,2

≥ 50 tahun 16 37,2

Pendidikan Terakhir

Tamat SD 6 14,0

Tamat SMP 27 62,8

Tamat SMA 10 23,3

(bersambung)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(51)

Tabel 1

Karakteristik Respoden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Masa Kerja, Lokasi Tugas Kerja pada Penyapu Jalan Kecamatan Medan Sunggal

Karakteristik n %

Masa Kerja

≥ 5 tahun 19 44,2

< 5 tahun 24 55,8

Lokasi Tugas Kerja

Kelurahan Lalang 6 14,0

Kelurahan Sunggal 13 30,2

Kelurahan Tanjung Rejo 9 20,9

Kelurahan Simpang Tanjung 4 9,3

Kelurahan Babura 3 7,0

Kelurahan Sei Kambing 8 18,6

Personal Hygiene pada Pekerja Penyapu Jalan di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya. Macam- macam personal hygiene adalah kebersihan kulit, kebersihan mata, hidung, telinga, dan kebersihan pada tangan, kaki, serta kuku. Gambaran tindakan personal hygiene petugas penyapu jalan secara rinci ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2

Distribusi Tindakan Personal Hygiene Kulit, Hidung, Mata, Telinga, Tangan, Kaki, dan Kuku pada Pekerja Penyapu Jalan di Kecamatan Medan Sunggal

Tindakan Personal Hygiene Ya Tidak

n % n %

Kulit

Segera mandi setelah selesai bekerja Mandi 2 kali sehari secara teratur Mandi dengan menggunakan air bersih Mandi dengan menggunakan sabun

37 37 24 43

86,0 86,0 55,8 100,0

6 6 19 0

14,0 14,0 44,2 0 (bersambung)

(52)

35

Tabel 2

Distribusi Tindakan Personal Hygiene Kulit, Hidung, Mata, Telinga, Tangan, Kaki, dan Kuku pada Pekerja Penyapu Jalan di Kecamatan Medan Sunggal

Tindakan Personal Hygiene Ya Tidak

n % n %

Menggunakan peralatan mandi seperti handuk sendiri

Mengganti pakaian kerja setiap hari maupun setelah

Menggunakan krim kulit (body lotion) saat bekerja

Tidak menggunakan pakaian yang terbuat dari kain sintetis

Tidak menggunakan pakaian berwarna hitam saat bekerja

Tidak memakai pakaian ketat yang membuat berkeringat berlebihan

39 25 1 34 12 9

46,5 48,1 2,3 20,9 27,9 20,9

4 18 42 9 31 34

53,5 41,9 97,7 79,1 72,1 79,1 Mata, Hidung, Telinga

Rutin membersihkan mata, hidung, dan telinga pada saat mandi

Rutin membersihkan telinga setelah mandi dengan cotton bud

15 13

34,9 30,2

28 30

65,1 69,8 Tangan, Kaki dan Kuku

Selalu menggunakan sabun saat mencuci tangan Mencuci tangan pakai sabun sebelum makan Mencuci tangan pakai sabun sesudah makan Mengganti sarung tangan setiap hari

Kuku tangan dan kaki anda dalam keadaan pendek dan bersih

Memotong kuku pada tangan dan kuku pada kaki setiap minggu

Selalu menjaga kulit serta sela-sela jari kaki anda agar tetap kering

Mencuci tangan dengan sabun setelah BAB

20 16 28 14 8 15 8 43

46,5 37,3 65,1 32,6 18,6 34,9 18,6 100,0

23 27 15 29 35 28 35 0

53,5 53,5 62,8 34,9 67,4 81,4 81,4 0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tindakan personal higiene yang dilakukan oleh para petugas penyapu jalan pada kulit adalah seluruhnya menggunakan sabun saat mandi sebanyak 43 orang (100%), menggunakan peralatan mandi seperti handuk sendiri sebanyak 39 orang (90,6%), segera mandi setelah selesai bekerja dan mandi 2 kali sehari secara teratur, tidak menggunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(53)

pakaian yang terbuat dari kain sintetis saat bekerja sebanyak 34 orang (79,0%), yang mengganti pakaian kerja setiap hari maupun setelah mandi sebanyak 25 orang (58%), yang menggunakan air bersih saat mandi sebanyak 24 orang (55,8%). Sebanyak 12 orang (27,9%) tidak menggunakan pakaian berwarna hitam saat bekerja, sebanyak 9 orang (20,9%), dan sebanyak 1 orang (2,3%) yang menggunakan krim kulit (body lotion) saat bekerja.

Tindakan para petugas penyapu jalan tentang personal hygiene pada Mata, Hidung, telinga menemukan bahwa yang membersihkan telinga menggunakan cotton bud sebanyak 30 orang (69,8%) dan rutin membersihkan telinga, mata, dan hidung saat mandi sebanyak 15 orang (34,9%).

Tindakan para petugas penyapu jalan tentang personal hygiene pada tangan, kaki, dan kuku menemukan bahwa yang mencuci tangan pakai sabun sesudah makan sebanyak 28 orang (65,1%), mencuci tangan pakai sabun sesudah BAB sebanyak 43 orang (100%), yang selalu menggunakan sabun saat mencuci tangan sebanyak 20 orang (46,5%), mencuci tangan pakai sabun sebelum makan sebanyak 16 orang (37,3%), memotong kuku pada tangan dan kuku kaki setiap harinya sebanyak 15 orang (34,9%), mengganti sarung tangan setiap harinya bekerja sebanyak 14 orang (32,6%), sedangkan sebanyak 8 orang (18,6%) kuku tangan dan kaki anda dalam keadaan pendek dan bersih dan selalu menjaga kulit serta sela-sela jari kaki agar tetap kering.

Berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh para pekerja penyapu jalan di Kecamatan Medan Sunggal, maka kondisi Personal Hygiene dikategorikan sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa spesies pohon penopang untuk tanaman anggrek yaitu pada jenis pohon penopang pohon akasia ( Acacia auriculiformis ), cemara bundel ( Cupressus

Menumbing Heritage Hotel harus memperhatikan diskon musiman karena. dinilai mampu mempengaruhi customer

Penelitian yang lain adala h “Aplikasi Multimedia Edukatif Pembelajaran Bahasa Jawa untuk Siswa SLTP menggunakan ActionScript (Studi Kasus SMP Stella

Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dirancang oleh guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa guna memahami dan memperoleh hasil belajar

Hal ini di perkuat dengan hasil wawancara pada subjek yang mengatakan bahwa subjek tidak ingin mencari pekerjaan terlebih dahulu sebelum menyelesaikan studinya

Hal ini di perkuat dengan hasil wawancara pada subjek yang mengatakan bahwa subjek tidak ingin mencari pekerjaan terlebih dahulu sebelum menyelesaikan studinya karena

Metode pengukuran produktivitas yang digunakan adalah metode Objective Matrix (OMAX), sehingga langkah-langkah penelitian ini mengacu pada langkah-langkah OMAX, yaitu

Childbirth education terbukti berpengaruh dalam merubah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir sehingga diharapkan