• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) CALON PENGAJAR PRAKTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) CALON PENGAJAR PRAKTIK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) CALON PENGAJAR PRAKTIK

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Ponjong

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi pokok : Pelaksanaan Pengurusan Jenazah

Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 10 menit A. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menjelaskan tata cara dan ketentuan penyelenggaraan jenazah menurut hukum Islam dengan teliti.

2. Peserta didik dapat Menganalisis penyelenggaraan jenazah dalam kondisi khusus sesuai ajaran Islam dengan baik.

3. Peserta didik dapat menyimpulkan hikmah dan manfaat dari rangkaian penyelenggaraan jenazah dengan jelas.

B. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Perawatan Jenazah 2. Hukum Perawatan Jenazah 3. Tata cara memandikan jenazah 4. Hikmah rangkaian perawatan jenazah C. Metode Pembelajaran:

Pendekatan pembelajaran : Pendekatan saintifik (scientific) dan TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge)

Model Pembelajaran : Problem Based Learning, blanded learning (sinkromus dan asinkronus)

Metode Pembelajaran : Demonstrasi, diskusi, tanya jawab, dan penugasan D. Media, Alat, dan Sumber Belajar

Media yang diperlukan dalam pembelajaran ini yaitu:

1. Slide Presentasi (PPT Perawatan Jenazah) Alat yang digunakan:

1. Laptop 2. Speaker

3. http://quizizz.com/ (TPACK)

(2)

Sumber belajar:

1. Buku Pegangan Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Dikbud RI, Jakarta, 2014

2. Modul PAI Kelas XI Semester 1 tahun 2017 3. Al Qur’an, Kemenag RI

4. https://www.youtube.com/watch?v=-A4KgaocRSA 5. https://www.youtube.com/watch?v=opvnGAIvcqA E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

Kegiatan Deskripasi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Membuka pelajaran dengan salam dan doa 2. Menyiapkan peserta didik

3. Mengecek kehadiran siswa

4. Memberi motivasi dan mengecek kedisiplinan peserta didik dalam menjalankan shalat lima waktu

5. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan keadaan yang dialami siswa dengan yang akan dipelajari

6. Menyampaikan tujuan pembelajaran

7. Pre-test menggunakan https://quizizz.com/join?gc=10533846

2 menit

Inti a. Orientasi peserta didik kapada masalah

1. Mengamati Gambar pada Slide tentang beberapa kondisi orang meningal dunia

2. Peserta didik diarahkan membuat rumusan masalah yang diambil dari gambar yang telah dilihat dan pengembangannya menggunakan kaidah 5 W 1 H.

Misalnya:

1. Apa perbedaan pemulasaran jenazah covid- 19 dengan pemulasaran jenazah biasa?

2. Bagaimana hukum seseorang yang menolak jenazah covid-19 untuk dimakamkan?

3. Siapa yang boleh memulasara jenazah covid-19?

6 menit

(3)

Kegiatan Deskripasi Kegiatan Alokasi Waktu b. Mengorganisasikan Peserta Didik

1. Membagi kelompok beranggotakan lima-enam siswa 2. Setiap kelompok berdiskusi untuk menyepakati masalah

yang akan dianalisis 3. Rumusan Masalah :

• Bagaimana Perawatan Jenazah Meninggal Normal dan utuh

• Perawatan Jenazah Karena Bencana Alam

• Perawatan Jenazah yang meninggal sebagai Syuhada atau mati Sahid

• Perawatan Jenazah dengan penyakit Menular Misalnya COVID-19

4. Setiap kelompok memilih rumusan masalah dan menentukan langkah pemecahannya

c. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

1. Peserta didik memberikan pemikiran mengenai sebab maupun akibat dari masalah-masalah yang telah dirumuskan di atas. Dengan begitu peserta didik akan mampu merumuskan sebuah solusi yang memungkinkan diterapkan dalam penyelesaian masalah tersebut.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

1. Peserta didik berkumpul di kelompok masing-masing untuk menganalisis teori, fakta, dan konsep dari berbagai sumber data yang relevan dengan masalah- masalah di atas bedasarkan referensi buku maupun internet, dan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya sebagai bahan rujukan.

2. Setiap kelompok menuangkan hasil temuan pemecahan masalahnya dalam bentuk PPT/Sejenisnya

e. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

1. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

2. Kelompok lain menanggapi dengan mengajukan pertanyaan/koreksi dan memberi masukan.

3. Guru memberikan klarifikasi atas hasil diskusi yang telah disajikan

Penutup 1. Refleksi: Mengevaluasi aktivitas pembelajaran

2. Memberikan umpan balik terhadap presentasi setiap kelompok

3. Post-test di : https://forms.gle/JGZkpAfq1CqGmbow6 4. Menjelaskan tugas di rumah terkait materi pembelajaran 5. Menyampaikan rencana materi selanjutnya

Menutup dengan berdoa dan salam

2 menit

(4)

F. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Penilaian Sikap

a. Penilaian Diri

Berilah tanda (v) pada kolom (ya) atau (tidak) sesuai dengan sikap yang telah anda tunjukkan!

No Sikap / Tindakan Ya Tidak

1 Ketika ada tetangga yang meninggal dunia saya ikut ta’ziyah

2 Ketika ta’ziyah saya tidak menshalati jenazah 3 Ketika ta’ziyah saya ikut mendoakan jenazah

4 Ketika ta’ziyah saya ngobrol dengan teman duduk di sebelah

5 Jika saya ditawari untuk ikut memandikan jenazah, saya bersedia

6 Saya takut dan tidak mau ikut mengafani jenazah

7 Memulasara jenazah adalah fardhu kifayah, jadi saya tidak perlu ikut-ikut

8 Saya masih menziarahi makam saudara yang meninggal dunia

9 Bagi saya ziarah kubur itu boleh asal dilakukan dengan ketentuan-ketentuan yang tidak melanggar syari’at

10 Ziarah kubur itu tidak ada tuntunan dari Nabi Penilaian Diri bisa diakses melalui link berikut:

https://bit.ly/PENILAIAN_DIRI_PERAWATAN_JENAZAH

Keterangan: setiap pernyataan yang menunjuk pada sikap positif nilainya 1 Nilai = jumlah skor yang diperoleh x 100

10

(5)

2. Penilaian Pengetahuan a. Tes Tertulis

Kisi-Kisi Soal

Indikator soal Level Kognitif

Dimensi

Pengetahuan Nomor Soal Butir Soal Menganalisis dalil

naqli tentang

pemulasaran jenazah

L3 Konseptual 1 Terlampir

Menganalisis perbedaan

pemulasaran jenazah covid-19 dengan jenazah biasa

L3 Metakognitif 2 Terlampir

Menjelaskan tata cara memandikan jenazah

L1 Konseptual 3 Terlampir

Menjelaskan tata cara mengafani jenazah

L1 Prosedural 4 Terlampir

Menjelaskan tata cara menyolatkan jenazah

L3 Faktual 5 Terlampir

Soal bisa diakses pada link berikut:

https://forms.gle/JGZkpAfq1CqGmbow6

Soal Pilihan Ganda

1. Dalam Alquran ada beberapa ayat yang menerangkan tentang kewajiban orang Islam untuk memulasara jenazah, salah satunya adalah pada Alquran surat…

A. Q.S Al-baqarah ayat 2 B. Q.S Ali Imran ayat 185 C. Q.S Yasin ayat 23 D. Q.S An-Nisa ayat 3 E. Q.S Al-Hujurat ayat 10 2. Perhatikan pernyataan berikut ini

1) Jenazah boleh ditayamumi meski ada banyak air di sekitar

2) Jenazah wajib dimandikan karena ada banyak air yang mencukupi 3) Jenazah ditayamumi sebab tidak ada air

4) Penguburan jenazah tidak perlu menunggu kehadiran pelayat.

Dari pernyataan di atas, yang termasuk bagian dari pemulasaran jenazah covid-19 adalah…

A. 1, 2 B. 1, 3 C. 1, 4 D. 2, 3

(6)

E. 2, 4

3. Di bawah ini yang termasuk tata cara memandikan jenazah kecuali…

A. Membaca niat

B. Memberikan kain bersih penutup jenazah agar aurat tidak terlihat C. Siramkan air ke bagian anggota kana terlebh dahulu

D. Mandikan menggunakan air sabun, jenazah diwudhukan, dibersihkan rambutnya dan diberi wangi-wangian

E. Mengajak banyak orang untuk menyaksikan pemandian jenazah

4. Bagi jenazah perempuan, kafan yang dipergunakan untuk membungkus jenazah terdiri dari…

A. Dikafani menggunakan kain kafan sebanyak 3 lapis B. Dikafani menggunakan kain kafan sebanyak 4 lapis C. Dikafani menggunakan kain kafan sebanyak 5 lapis D. Dikafani menggunakan kain kafan sebanyak 6 lapis E. Dikafani menggunakan kain kafan sebanyak 7 lapis

5. Bagi jenazah laki-laki, posisi orang/imam yang menyalati jenazah berada pada…

A. Posisi imam berada sejajar dengan kepala jenazah

B. Posisi imam berada sejajar dengan perut atau tali pusar jenazah C. Posisi imam berada sejajar dengan lutut jenazah

D. Posisi imam berada sejajar dengan kaki jenazah E. Posisi imam bebas memilih dimana pun

Kunci Jawaban!

1. B 2. C 3. E 4. C 5. A

Pedoman Penskoran

Setiap nomor yang benar mendapat poin 2 Nilai = Poin perolehan x 100

100

Ponjong, 13 Juni 2022 Mengetahui

Kepala SMK Negeri 1 Ponjong Guru Mata Pelajaran

Suwarsidi, S.Pd Achmad Arifudin, M.Pd

NIP. 19651010 199103 1 021 NIP. 198502072010011015

(7)

LAMPIRAN 1 : MATERI AJAR

Materi ajar lainya berupa buku paket bisa diakses di link: https://www.paismk.com/materi-pai-sma- smk-k13-kelas-xi/

PELAKSANAAN PENGURUSAN JENAZAH A. PERAWATAN JENAZAH

Meninggal dunia adalah suatu hal yang tidak bisa kita pungkiri kedatanganya. Seperti firman Allah dalam Surat Al-Imron ayat 185:

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Apabila salah seorang dari kita ada yang meninggal dunia, maka ada beberapa kewajiban yang harus kita lakukan sebagai orang muslim. Mengurus jenazah hukumnya farḍu kifāyah yaitu fardhu yang bersifat kolektif.. Apabila seseorang telah dinyatakan positif meninggal dunia, ada beberapa hal yang harus disegerakan dalam pengurusan jenazah oleh keluarganya, yaitu: memandikan, mengafani, menyalati dan menguburnya. Namun, sebelum mayat itu dimandikan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap kondisi jenazah, yaitu seperti berikut.

1. Hendaklah di pejamkan (ditutupkan) matanya dan menyebut kebaikan, serta mendoakan dan meminta apun atas dosanya.

2. Hendaklah di tutup seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan kepadanya dan supaya tidak terbuka auratnya.

3. Tidak ada halangan untuk mencium myat, bagi keluarganya atau sahabat- sahabatnya yang sangat saying dan berduka cita dengan yang meninggal.

4. Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si mayat.

B. MEMANDIKAN JENAZAH

1. Syarat-syarat wajib memandikan jenazah

a. Jenazah itu orang Islam. Apa pun aliran, mazhab, ras, suku, dan profesinya.

b. Didapati tubuhnya walaupun sedikit.

c. Bukan mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela agama Islam seperti yang terjadi pada masa Nabi Muhammad saw.). orang yang mati syahid tidak wajib dimandikan.

(8)

2. Yang berhak memandikan jenazah

a. Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah laki-laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan jenazah laki-laki, kecuali istri dan mahram-nya.

b. Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah dimandikan oleh perempuan pula, laki-laki tidak boleh memandikan kecuali suami atau mahram-nya.

c. Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan mahram-nya ada semua, suami lebih berhak untuk memandikan istrinya.

d. Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan mahram-nya ada semua, istri lebih berhak untuk memandikan suaminya.

Bila meninggal seorang perempuan, dan ditempat itu tidak ada perempuan, suami atau muhrimnyapun tidak ada, maka mayat itu hendaklah ditayamumkan saja, tidak dimandikan oleh laki-laki yang lain, begitu juga jika meninggal seorang laki-laki sedang disana tidak ada laki-laki, isteri atau muhrimnyapun tidak ada, maka mayat hendaklah ditayamumkan saja. Kalau mayat anak laki-laki masih kecil, perempuan boleh memandikannya. Begitu juga kalau mayat anak perempuan masih kecil, laki-laki boleh memandikannya.

3. Tata cara memandikan jenazah

a. Di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang memandikan dan yang mengurusnya saja.

b. Mayat diletakkan di tempat yang tinggi seperti dipan.

c. Dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak terbuka.

d. Mayat didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, lantas disapu perutnya sambil ditekan pelan-pelan agar semua kotorannya keluar, lantas dibersihkan dengan tangan kirinya, dianjurkan mengenakan sarung tangan. Dalam hal ini boleh memakai wangi-wangian agar tidak terganggu bau kotoran si mayat.

e. Setelah itu hendaklah mengganti sarung tangan untuk membersihkan mulut dan gigi si mayat.

f. Membersihkan semua kotoran dan najis.

g. Mewudhukan, setelah itu membasuh seluruh badannya.

h. Disunahkan membasuh tiga sampai lima kali

i. Air untuk memandikan mayat sebaiknya dingin. Kecuali udara sangat dingin atau terdapat kotoran yang sulit dihilangkan, boleh menggunakan air hangat.

(9)

C. MENGAFANI JENAZAH

Pembelian kain kafan diambilkan dari uang si mayat sendiri. Apabila tidak ada, orang yang selama ini menghidupinya yang membelikan kain kafan. Jika ia tidak mampu, boleh diambilkan dari uang kas masjid, atau kas RT/RW, atau yang lainnya secara sah. Apabila tidak ada sama sekali, wajib atas orang muslim yang mampu untuk membiayainya.

Kain kafan paling tidak satu lapis. Sebaiknya tiga lapis bagi mayat laki-laki dan lima lapis bagi mayat perempuan. Setiap satu lapis di antaranya merupakan kain basahan. Abu Salamah ra. menceritakan, bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah ra. “Berapa lapiskah kain kafan Rasulullah saw.?” “Tiga lapis kain putih,” jawab Aisyah. (HR. Muslim).

1. Syarat Kain Kafan

Syaratnya hampir sama seperti pakaian penutup dalam shalat.

a. Kain harus suci dari najis, kecuali najis yang dimaafkan, yaitu:

1) Darah yang keluar dari luka, bisul atau penyakit lain yang keluarnya tidak bisa dihindari atau cegah

2) Bukan darah yang berasal dari selain tubuh si mayat 3) Najisnya merupakan najis mukhaffah

b. Tidak boleh terdapat unsur sutera atau emas c. Berasal dari barang dan usaha yang halal

d. Diupayakan bahan kain kafan itu tidak boleh terbuat dari binatang 2. Cara mengafani mayat laki-laki

Dengan memberi tiga lapis kain secara ditumpuk, lalu mayat itu diletakkan dengan wajib ditutup dengan kain atau semisalnya, lalu diletakkan di atas lapis- lapis kafan dengan terlentang. Berikutnya diberi wewangian yang diletakkan pada kapas untuk diletakkan di bagian anggota badan tertentu, misalnya kedua mata, kedua lubang hidung, mulut, kedua lubang telinga, dan di anggota sujudnya:

dahi, hidung, kedua tangan, kedua lutut, dan ujung kedua kakinya.

Demikian pula pada lipatan-lipatan tubuh: kedua ketiak, kedua lipatan belakang lutut, dan pusar.

Wewangian diberikan pada kain kafan dan kepala mayat. Ujung kain kafan lembarab yang paling atas bagian kiri ditutupkan ke bagian kanan mayat, lalu ujung kain kafan sebelah kanan ditutupkan ke bagian kiri badan myat. Demikian pula lembaran kedua dan ketiga. Sisa ujung kain kafan di atas kepala lebih banyak daripada sisa ujung kain kafan di bawah kedua kakinya.

Ujung kain kafan di atas kepala dikumpulkan dan diarahkan ke wajahnya, sedangkan sisa kain kafan bagian bawah kaki dikumpulkan dan diarahkan ke atas kedua kakinya. Semua lapisan tu diikat dengan pengikat agar tidak pudar dan terlepas di dalam kubur.

(10)

3. Cara mengafani mayat perempuan

Untuk mayat perempuan dikafani dengan lima lembar kain; sarung untuk menyarunginya, dipakaikan baju, dipakaikan kerudung di atas kepalanya, lalu dibalut dengan dua lembar kain kafan.

D. MENYALATI JENAZAH

Shalat jenazah yaitu shalat yang dilakukan karena adanya muslim atau muslimh yang meninggal dunia.

Shalat ini hukumnya fardhu kifayah dan sangat dianjurkan dilakukan secara berjama’ah. Fardhu kifayah yaitu fardhu yang bersifat kolektif. Artinya, kewajiban ini dianggap sudah terpenuhi bila di dalam suatu wilayah ada beberapa orang yang melakukannya. Akan tetapi, bila tidak ada satu orang pun yang melakukannya, maka semua orang di wilayah itu berdosa.

1. Syarat-syarat Salat Jenazah

Untuk bisa diṡalati, keadaan si mayat haruslah:

a. Suci, baik suci badan, tempat, dan pakaian.

b. Sudah dimandikan dan dikafani.

c. Jenazah sudah berada di depan orang yang menyalatkan atau sebelah kiblat 2. Rukun Salat Jenazah

a. Niat

b. Berdiri bagi yang mampu

c. Empat kali takbir (termasuk takbiratulihram)

d. Membaca surah Al-Fatihah setelah takbir pertama (takbiratulihram) e. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw., setelah takbir kedua f. Membaca doa untuk jenazah setelah takbir yang ketiga

g. Membaca doa untuk jenazah dan orang yang menyalatinya setelah takbir yang keempat h. Membaca salam

3. Sunah Salat Jenazah

a. Mengangkat kedua tangan saat bertakbir b. Merendahkan suara pada setiap bacaan c. Membaca taawudz

d. Disamping itu, posisi imam hendaknya di dekat kepala jenazah laki-laki atau di dekat pinggul jenazah perempuan

e. Saf hendaknya dijadikan 3 saf atau lebih. Satu saf sekurang-kurangnya 2 orang

(11)

4. Tata Cara Salat Jenazah

a. Jenazah diletakkan paling muka. Apabila mayat laki-laki, hendaknya imam berdiri menghadap dekat kepala mayat. Jika mayat wanita, imam menghadap dekat perutnya.

b. Letak imam paling muka diikuti oleh para makmum. Jika yang menyalati sedikit, usahakan dibuat 3 baris/ṡaf.

c. Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan ṡalat jenazah dengan empat takbir Niat tersebut jika dilafalkan sebagai berikut:

Artinya: “Aku berniat ṡalat atas jenazah ini empat takbir fardu kifayah sebagai makmum karena Allah ta’ala.”

d. Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu selanjutnya membaca surat al-Fātihah.

e. Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.

f. Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah sebagai berikut:

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah kesalahannya.”

g. Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut:

Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kami penghalang dari mendapatkan pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.” (HR Hakim)

h. Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

(12)

E. MENGUBUR JENAZAH

Perihal mengubur jenazah ada beberapa penjelasan sebagai berikut.

a. Rasulullah saw. menganjurkan agar jenazah segera dikuburkan, sesuai sabdanya:

Artinya: “dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. bersabda: Segerakanlah menguburkan jenazah ” (H.R. Bukhari Muslim)

b. Sebaiknya menguburkan jenazah pada siang hari. Mengubur mayat pada malam hari diperbolehkan apabila dalam keadaan terpaksa seperti karena bau yang sangat menyengat meskipun sudah diberi wangi wangian, atau karena sesuatu hal lain yang harus disegerakan untuk dikubur.

c. Anjuran meluaskan lubang kubur. Rasulullah saw. pernah mengantar jenazah sampai di kuburnya.

Lalu, beliau duduk di tepi lubang kubur, dan bersabda, “Luaskanlah pada bagian kepala, dan luaskan juga pada bagian kakinya. Ada beberapa kurma baginya di surga.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

d. Boleh menguburkan dua tiga jenazah dalam satu liang kubur. Hal itu dilakukan sewaktu usai perang Uhud. Rasulullah saw. bersabda, “Galilah dan dalamkanlah. Baguskanlah dan masukkanlah dua atau tiga orang di dalam satu liang kubur. Dahulukanlah (masukkan lebih dulu) orang yang paling banyak hafal al- Qur’ān.” (HR. Nasai dan Tirmidzi dari Hisyam bin Amir ra.)

e. Bacaan meletakkan mayat dalam kubur. Apabila meletakkan mayat dalam kubur, Rasulullah saw.

membaca:

Artinya: Dengan nama Allah dan nama agama Rasulullah. Dalam riwayat lain, Rasulullah saw. membaca:

Artinya: Dengan nama Allah dan nama agama Rasulullah dan atas nama sunnah Rasulullah.” (HR. Lima ahli hadis, kecuali Nasai dan Ibnu Umar ra.)

f. Larangan memperindah kuburan. Jabir ra. menerangkan, “Rasulullah saw. melarang mengecat kuburan, duduk, dan membuat bangunan di atasnya.” (HR. Muslim)

(13)

g. Sebelum dikubur, ahli waris atau keluarga hendaklah bersedia menjadi penjamin atau menyelesaikan atas hutang-hutang si mayat jika ada, baik dari harta yang ditinggalkannya atau dari sumbangan keluarganya. Nabi Muhammad saw. bersabda: “Diri orang mu’min itu tergantung (tidak sampai ke hadirat Tuhan), karena hutangnya, sampai dibayar dahulu utangnya itu (oleh keluarganya).” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Hurairah ra.)

1. Bentuk Lubang Kubur

Bentuk lubang kubur ada dua macam, yaitu sebagai berikut.

a. Apabila tanahnya keras, makan lebih baik bentuk liang lahat. Yaitu menggali bagian sisi barat dari lubang kubur sekitar cukup untuk termpat membaringkan mayat.

b. Apablia tanah nya lunak(mudah longsor) atau berpasir maka bentuk liang cempuri yaitu menggali sisis tengah dari lubang kubur denmgan ukuran bisa membaringkan mayat dan di sisi kanan kiri diberi batu bata

2. Tata Cara Menguburkan Jenazah

Dalam penguburan jenazah kita tidak boleh sembarangan. Kita harus mengetahui tata cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut.

a. Waktu untuk mengubur mayat

Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari, beberapa sahabat Rasulullah Saw. dan keluarga beliau dikuburkan pada malam hari.

b. Memperdalam galian kubur

Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak tampak jasadnya dan tidak tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang lainnya. Oleh sebab itu lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat itu aman dari hal-hal di atas.

3. Tentang liang lahad

Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung kena tanah. Cara ini dalam bahasa arab disebut lahad.

a. Cara memasukan mayat ke dalam lubang kubur

Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukan kepala mayat dari arah kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah Saw.

b. Menghadapkan mayat kearah kiblat

(14)

Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubuir dalam peti, mayat diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan menyandarkan bagian tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang kembali.

c. Tentang mengalas dasar kubur

Para ulama mazhab empat berpendapat makruh hamparan atau bantal di bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ketanah.

d. Berdoa waktu menaruh mayat dalam kubur

Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya membaca doa

Artinya : ”Dengan menyebut nama Allah dan atas nama agama Rasulullah”

e. Menutupi kubur mayat perempuan pada waktu ia dimasukkan ke dalamnya

Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di atas kuburnya pada waktu ia dimasukkan ke dalamnya.

f. Mencurah kubur dengan tanah tiga kali

Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepala. Sesudah itu dilanjutkan ditimbun dengan tanah galian kubur itu sudah cukup.

g. Sunah menyapu kubur dengan telapak tangan

Disunahkan bagi oarang yang menyaksikan pemakanam mayat, menyapu kubur dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.

h. Sunah berdoa untuk mayat seusai pemakaman

Disunahkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan pendiriannya seusai ia dimakamkan karena pada saat itu ia sedang ditanya di dalam kubur

F. PERAWATAN JENAZAH PADA KONDISI KHUSUS (COVID-19)

Dilansir dari laman resmi Kemenag, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan Fatwa Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengurusan Jenazah Muslim Yang Terinfeksi Covid- 19. Berikut pedoman penyelenggaraan jenazah yang terpapar Covid-19 sesuai fatwa MUI:

(15)

Pertama, memandikan jenazah:

a. Jenazah dimandikan tanpa harus dibuka pakaiannya. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email

b. Petugas wajib berjenis kelamin yang sama dengan jenazah yang dimandikan dan dikafani.

c. Jika petugas yang memandikan tidak ada yang berjenis kelamin sama, maka dimandikan oleh petugas yang ada, dengan syarat jenazah dimandikan tetap memakai pakaian. Jika tidak, maka ditayamumkan.

d. Petugas membersihkan najis (jika ada) sebelum memandikan. Baca juga: Ini Panduan Kemenag Terkait Penanganan Jenazah Pasien Covid-19...

e. Petugas memandikan jenazah dengan cara mengucurkan air secara merata ke seluruh tubuh.

f. Jika atas pertimbangan ahli yang terpercaya bahwa jenazah tidak mungkin dimandikan, maka dapat diganti dengan tayamum sesuai ketentuan syariah, yaitu dengan cara: - Mengusap wajah dan kedua tangan jenazah (minimal sampai pergelangan) dengan debu. - Untuk kepentingan perlindungan diri pada saat mengusap, petugas tetap menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).

g. Jika menurut pendapat ahli yang terpercaya bahwa memandikan atau menayamumkan tidak mungkin dilakukan karena membahayakan petugas, maka berdasarkan ketentuan dharurah syar’iyyah, jenazah tidak dimandikan atau ditayamumkan.

Kedua, mengafani jenazah:

a. Setelah jenazah dimandikan atau ditayamumkan, atau karena dharurah syar’iyah tidak dimandikan atau ditayamumkan, maka jenazah dikafani dengan menggunakan kain yang menutup seluruh tubuh dan dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang aman dan tidak tembus air untuk mencegah penyebaran virus dan menjaga keselamatan petugas.

b. Setelah pengafanan selesai, jenazah dimasukkan ke dalam peti jenazah yang tidak tembus air dan udara dengan dimiringkan ke kanan sehingga saat dikuburkan jenazah menghadap ke arah kiblat.

c. Jika setelah dikafani masih ditemukan najis pada jenazah, maka petugas dapat mengabaikan najis tersebut.

Ketiga, menyalatkan jenazah:

a. Disunnahkan menyegerakan salat jenazah setelah dikafani.

b. Dilakukan di tempat yang aman dari penularan Covid-19. Baca juga: Ini Panduan Kemenag Terkait Penanganan Jenazah Pasien Covid-19...

(16)

c. Dilakukan oleh umat Islam secara langsung minimal satu orang. Jika tidak memungkinkan, boleh disalatkan di kuburan sebelum atau sesudah dimakamkan. Jika tidak dimungkinkan, maka boleh disalatkan dari jauh (salat gaib).

d. Pihak yang menyalatkan wajib menjaga diri dari penularan Covid-19.

Keempat, menguburkan jenazah:

a. Dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah dan protokol medis.

b. Dilakukan dengan cara memasukkan jenazah bersama petinya ke dalam liang kubur tanpa harus membuka peti, plastik, dan kafan.

c. Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur dibolehkan karena darurat (al-dharurah al- syar’iyyah) sebagaimana diatur dalam ketentuan Fatwa MUI terdahulu yaitu Fatwa tahun 2004 tentang Pengurusan Jenazah (Tajhiz al-Jana’iz) dalam Keadaan Darurat.

G. TAKZIYAH (MELAYAT) 1. Pengertian Takziyah

Ta’ziyyah atau melayat adalah mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah kematian salah seorang keluarganya dalam rangka menghibur atau memberi semangat. Para mu’azziy³n (orang laki-laki yang ber-ta’ziyyah) atau mu’azziyāt (orang perempuan yang ber-ta’ziyyah) hendaknya memberikan dorongan kekuatan mental atau menasihati agar orang yang tertimpa musibah tetap sabar dan tabah menghadapi musibah ini. Umayah ra. mengatakan bahwa anak perempuan Rasulullah saw. menyuruh seseorang untuk memanggil dan memberi tahu beliau bahwa anaknya dalam keadaan hampir mati. Lalu, beliau bersabda, “Kembalilah engkau kepadanya. Katakan bahwa segala yang diambil dan yang diberikan, bahkan apa pun yang ada di hadapan kita kepunyaan Allah. Dialah yang menentukan ajalnya, maka suruhlah ia sabar dan tunduk kepada perintah.” (HR. Bukhari Muslim)

2. Hukum Takziyah

Takziyah hukumnya sunah dan merupakan hak muslim yang satu terhadap muslim yang lain. Hal ini sesuai hadis Rasulullah yang artinya: “Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam, jika engkau menjumpainya maka berilah salam kepadanya, jika ia mengundangmu maka datangilah, jika ia meminta nasihat kepadamu maka nasihatilah ia, jika ia bersin dan memuji Allah maka doakanlah ia, jika ia sakit maka jenguklah, jika ia meninggal maka iringkanlah (jenazah)nya.” (H.R. Bukhari)

3. Adab Takziyah

(17)

a. Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal serta kesabaran bagi orang yang ditinggal

b. Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa musibah.

c. Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.

d. Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman sampai selesai penguburan.

e. Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah.

Demikian diperintahkan Rasulullah saw. kepada keluarganya sewaktu keluarga Ja’far ditimpa kematian (HR. Lima Ahli Hadis kecuali Nasai).

H. ZIARAH KUBUR

1. Pengertian Ziarah Kubur

Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan. Ziarah kubur artinya berkunjung ke kuburan.

Awalnya Rasulullah saw. melarang umat Islam untuk berziarah kubur karena dikhawatirkan akan melakukan sesuatu hal yang tidak baik, misalnya menangis di atas kuburan, bersedih, meratapi, bahkan yang lebih bahaya adalah mengultuskan mayat yang ada di kuburan. Akan tetapi, karena mengingat mati itu penting, dan di antara mengingat mati adalah ziarah kubur, Rasulullah saw.

menganjurkan berziarah dengan tujuan untuk mengingat mati. Rasulullah saw. bersabda: Artinya:

“Dari Abdullah bin Buraidah berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Aku pernah melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah kalian ke kubur.” (HR. Nasā’i)

2. Hukum Ziarah Kubur

Ziarah kubur hukumnya sunah dan diharapkan dengan ziarah kubur ini diambil I’tibar dari orang yang telah meninggal dunia, sehingga dengan demikian seseorang akan lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan meingkatkan amal-amal kebaikan. “Dari Buraidah r.a., Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh dahulu aku telah melarang kamu ziarah kubur, maka sekarang Muhammad Saw. telah mengizinkan untuk berziarah ke kubur ibundanya, maka ziarahlah kamu karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan akan akhirat.” (H.R Muslim, Abu Dawud, dan At-Turmudzi)

3. Hikmah Ziarah Kubur a. Mengingat kematian.

b. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).

c. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.

d. Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi kesejahteraan di akhirat.

4. Adab Ziarah Kubur

(18)

a. Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt., tunduk hati dan merasa diawasi oleh Allah Swt.

b. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw.:

Artinya: “Keselamatan semoga tetap bagimu wahai ahli kubur dan Insya Allah kami akan bertemu dengan kamu semua.” (HR. Tarmidzi)

c. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.

d. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat kelak.

Referensi

Dokumen terkait

Data dikirimkan oleh setiap SS menggunakan burst profile yang telah disepakati dengan urutan yang menurun robustnessnya agar SS dapat menerima datanya sebelum disuguhi dengan

Sedangkan secara UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, upaya perlindungan konsumen di Pasar loak Shopping Centre melanggar pasal 4 ayat 3, 7 dan 8 yaitu

Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pihak Puskesmas untuk Perawat/pemegang program TB dapat memanfaatkan kontak Pasien TB yang sudah ada dengan

Oleh karena itu, dengan adanya media tersebut yang berguna untuk memberikan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut, penulis tertarik untuk mengetahui

Selain itu, disarankan kepada Industri sepatu skala menengah, kecil dan kerajinan untuk meninjau kembali sistem ukuran Inggris/Perancis untuk tidak digunakan dan

Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan. Pembuahan dapat

Penetapan Kinerja Kabupaten Mandailing Natal Tahun Anggaran 2013 94.. NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR

Dari semua paparan data yang telah tersaji dan dibahas pada bab sebelumnya yaitu tentang strategi marketing lembaga pendidikan islam dalam meningkatkan pengguna jasa