BAB 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1 Spesifikasi Server
Program aplikasi yang telah dirancang diimplementasikan pada suatu perusahaan web hosting yang bernama Indosite. Berikut adalah spesifikasi dari server yang digunakan sewaktu pengimplementasian program.
4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras
Implementasi perancangan program aplikasi menggunakan server dengan spesifikasi hardware sebagai berikut.
Processor : 3.0 GHz Pentium 4.
Memory RAM : 1 GByte.
Lokasi : Gedung Telkom, Kuningan, Jakarta.
Bandwidth quota : 5 GByte / bulan.
4.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak
Implementasi perancangan program aplikasi menggunakan server dengan spesifikasi hardware sebagai berikut.
Sistem operasi : Linux Fedora.
Bahasa pemrograman : PHP dan AJAX.
Database : MySQL.
Browser : IE 6+ / FireFox 1.0+ / Opera 8+
4.2 Implementasi Program Aplikasi
Implementasi program dilakukan dengan cara menjalankan program yang telah dibuat pada suatu web browser. Pada awal program dijalankan, program akan
menampilkan layar input yang digunakan untuk mengisi data-data sebelum proses perhitungan dimulai oleh metode apapun.
Pertama kali pengguna harus memilih banyak supply dan banyak demand, supply ditentukan olek banyak pabrik yang memproduksi roti sedangkan demand
ditentukan banyak toko yang membutuhkan roti pada suatu kasus. Lalu pilih metode yang hendak digunakan untuk pemecahan masalah, ada 4 pilihan yaitu Metode Pendekatan Vogel, Metode Pendekatan Russell dan Metode Multiplier.
Kemudian pilih masalah yang ingin diselesaikan apakah masalah transshipment atau masalah transportasi biasa, penulis sengaja membuat program aplikasi untuk dua masalah tersebut agar bisa dipelajari oleh penulis atau pengguna lainnya, tetapi untuk skripsi ini penulis hanya meneliti masalah transshipment saja. Untuk pilihan optional pengguna juga dapat membuka data-data yang sudah tersimpan sebelumnya.
Gambar 4.1 Tampilan Awal Program Aplikasi
Berikutnya pengguna harus memasukkan nilai cost pada setiap cell di dalam tabel, nilai-nilai pada posisi diagonal adalah nol (0) karena pengiriman ke tempat sendiri tidak memakan biaya. Lalu masukkan besaran masing-masing supply+total supply dan demand+total demand dengan total supply harus sama dengan total
demand.
Pilihan optional juga diberikan untuk mengganti nama tiap pabrik atau nama tiap toko sesuai kehendak pengguna. Lalu bila semua hasil sudah dimasukkan, pengguna harus menekan tombol ‘Lanjutkan’ kemudian program akan memvalidasi nilai-nilai yang dimasukkan, bila validasi berhasil pengguna akan diberikan tampilan hasil, bila tidak pengguna harus mengecek ulang data-data yang dimasukkan.
Pada penulisan skripsi ini, penulis tidak mengetahui biaya-biaya pasti pengiriman dari suatu pabrik ke pabrik, suatu pabrik ke toko, suatu pabrik ke pabrik lainnya, atau suatu toko ke toko lainnya karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu untuk menganalisis ketiga metode ini penulis menggunakan biaya yang diambil secara acak dan kasus yang di reka dengan sengaja. Untuk nilai yang diacak adalah nilai antara 5 – 55, dengan satuan biaya ribuan rupiah sedangkan satuan banyak supply, demand dan alokasi adalah per seribu potong roti. Sebagai contoh akan digunakan data dengan banyak supply = 3 dan banyak demand = 4, dengan supply pabrik: Boplo, Kbayoran, P Gadung (Pabrik1=50, Pabrik2=40, Pabrik3=60) dan demand toko: Senen, Joglo, Ciputat, Ps Minggu (Toko1=40, Toko2=35, Toko3=50, Toko4=25), pada Tabel 4.1 diberikan input data dalam bentuk masalah transshipment-nya.
Tabel 4.1 Contoh Input Data Implementasi Program Pabrik1 Pabrik2Pabrik3 Toko1 Toko2 Toko3 Toko4 Supply Pabrik1
0
36
42
31
24
47
7 200 Pabrik2
36
0
49
14
17
50
33 190 Pabrik3
43
6
0
49
49
8
48 210 Toko1
32
14
48
0
28
15
43 150 Toko2 23
18
49
42
0
51
22 150 Toko3 48
50
9
15
18
0
44 150 Toko4 7
34
49
40
20
33
0 150 Demand 150 150 150 190 185 200 175
Berikut adalah tampilan layar input setelah dimasukkan data-data berdasarkan kasus yang hendak diselesaikan.
Gambar 4.2 Layar Input Setelah Dimasukkan Data
Setelah pengguna menekan tombol ‘Lanjutkan’ maka akan didapatkan hasil pengalokasian sesuai dengan metode yang dipakai. Tabel 4.2 dan Gambar 4.3 berikut adalah hasil alokasi transshipment barang dengan Metode Pendekatan Vogel. Tabel 4.3 dan Gambar 4.4 adalah hasil alokasi dengan dengan Metode Pendekatan Russell, dan Tabel 4.4 dan Gambar 4.5 adalah hasil alokasi dengan dengan Metode Multiplier.
Tabel 4.2 Hasil Alokasi dengan Metode Pendekatan Vogel
Pabrik1Pabrik2Pabrik3 Toko1 Toko2 Toko3 Toko4 Supply Pabrik1
0
36
42
31
24
47
7 200 Pabrik2
36
0
49
14
17
50
33 190 Pabrik3
43
6
0
49
49
8
48 210 Toko1
32
14
48
0
28
15
43 150 Toko2
23
18
49
42
0
51
22 150 Toko3
48
50
9
15
18
0
44 150 Toko4
7
34
49
40
20
33
0 150 Demand 150 150 150 190 185 200 175 1200
150
150
150
150
150
140
150 40
25 25
60
10
Gambar 4.3 Tampilan Layar Hasil Alokasi dengan Metode Pendekatan Vogel
Tabel 4.3 Hasil Alokasi dengan Metode Pendekatan Russell
Pabrik1Pabrik2Pabrik3 Toko1 Toko2 Toko3 Toko4 Supply Pabrik1
0
36
42
31
24
47
7 200 Pabrik2
36
0
49
14
17
50
33 190 Pabrik3
43
6
0
49
49
8
48 210 Toko1
32
14
48
0
28
15
43 150 Toko2
23
18
49
42
0
51
22 150 Toko3
48
50
9
15
18
0
44 150 Toko4
7
34
49
40
20
33
0 150 Demand 150 150 150 190 185 200 175 1200
150
140
150
150
150
150
150 10
40 10
25 25
50
Gambar 4.4 Tampilan Layar Hasil Alokasi dengan Metode Pendekatan Russell
Tabel 4.4 Hasil Alokasi dengan Metode Multiplier
Pabrik1Pabrik2Pabrik3 Toko1 Toko2 Toko3 Toko4 Supply Pabrik1
0
36
42
31
24
47
7 200 Pabrik2
36
0
49
14
17
50
33 190 Pabrik3
43
6
0
49
49
8
48 210 Toko1
32
14
48
0
28
15
43 150 Toko2
23
18
49
42
0
51
22 150 Toko3
48
50
9
15
18
0
44 150 Toko4
7
34
49
40
20
33
0 150 Demand 150 150 150 190 185 200 175 1200
150
140
150
150
150
150
150 10
40 10
25 25
50
Gambar 4.5 Tampilan Layar Hasil Alokasi dengan Metode Multiplier
Untuk percobaan pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan percobaan sebanyak 10 (sepuluh) data-data percobaan untuk masalah transshipment yang terlampir dalam lampiran 2 dengan banyak supply 4 dan
banyak demand 5. Selain itu ada data percobaan lainnya sebanyak 10 (sepuluh) untuk masalah transshipment juga dengan banyak banyak supply 3 dan banyak demand 4 yang data-datanya dapat dilihat pada lampiran 3.
4.3 Evaluasi
Hasil pengalokasian barang diatas terlihat berupa tabel, berikut adalah penjelasan dari isi tiap metode. Hasil pada Tabel 4.2 (alokasi dengan Metode Pendekatan Vogel dapat dibaca pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Tabel Pembacaan Hasil Alokasi dengan Metode Pendekatan Vogel Bacaan dengan Nama Bacaan Berupa Notasi Boplo me-supply ke Joglo sebanyak 25 Pabrik1 me-supply ke Toko2 sebanyak 25 Boplo me-supply ke Ps Minggu sebanyak 25 Pabrik1 me-supply ke Toko4 sebanyak 25 Kbayoran me-supply ke Senen sebanyak 40 Pabrik2 me-supply ke Toko1 sebanyak 40 P Gadung me-supply ke Ciputat sebanyak 60 Pabrik3 me-supply ke Toko3 sebanyak 60 Ciputat memindahkan ke Joglo sebanyak 10 Toko3 memindahkan ke Toko2 sebanyak 10
Hasil Tabel 4.3 (alokasi dengan Metode Pendekatan Russell dapat dibaca pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Tabel Pembacaan Hasil Alokasi dengan Metode Pendekatan Russell Bacaan dengan Nama Bacaan dengan Nama Boplo me-supply ke Joglo sebanyak 25 Pabrik1 me-supply ke Toko2 sebanyak 25
Boplo me-supply ke Ps Minggu sebanyak 25 Pabrik1 me-supply ke Toko4 sebanyak 25 Kbayoran me-supply ke Senen sebanyak 40 Pabrik2 me-supply ke Toko1 sebanyak 40 Kbayoran me-supply ke Joglo sebanyak 10 Pabrik2 me-supply ke Toko2 sebanyak 10 P Gadung memindahkan ke Kbayoran
sebanyak 10
Pabrik3 memindahkan ke Pabrik2 sebanyak 10
P Gadung me-supply ke Ciputat sebanyak 50 Pabrik3 me-supply ke Toko3 sebanyak 50
Hasil Tabel 4.5 (alokasi dengan Metode Pendekatan Russell dapat dibaca pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Tabel Pembacaan Hasil Alokasi dengan Metode Multiplier Bacaan dengan Nama Bacaan dengan Nama Boplo me-supply ke Joglo sebanyak 25 Pabrik1 me-supply ke Toko2 sebanyak 25 Boplo me-supply ke Ps Minggu sebanyak 25 Pabrik1 me-supply ke Toko4 sebanyak 25 Kbayoran me-supply ke Senen sebanyak 40 Pabrik2 me-supply ke Toko1 sebanyak 40 Kbayoran me-supply ke Joglo sebanyak 10 Pabrik2 me-supply ke Toko2 sebanyak 10 P Gadung memindahkan ke Kbayoran
sebanyak 10
Pabrik3 memindahkan ke Pabrik2 sebanyak 10
P Gadung me-supply ke Ciputat sebanyak 50 Pabrik3 me-supply ke Toko3 sebanyak 50
Dalam apriori analysis ketiga metode yang digunakan dalam program aplikasi hanya bisa didapat persamaan batas atas (worst case computing time) karena sifat dari algortima dari ketiga metode ini tidak berhenti sesuai dengan banyak jumlah input, atau karena tidak dapat ditentukan berapa banyak jumlah interasi paling sedikit dari setiap metode dikarenakan adanya faktor nilai input
data-data dari biaya tiap cell yang tidak bisa menentukan berbanding terbalik atau lurus persamaan matematis dengan banyaknya jumlah supply dan demand. Jadi, penentu kompleksitas algoritma dalam analisis ini adalah banyaknya jumlah supply dan demand. Banyak supply diberi nama m dan banyak demand diberi nama n.
Hasil apriori analysis untuk Metode Pendekatan Vogel berdasarkan modul yang telah dibuat untuk masalah transportasi adalahC*
(
2mn+m)
, dimana C adalah banyaknya iterasi, dengan kemungkinan maksimum m+n. Sedangkan untuk masalah transshipment, banyak m dan n adalah sama maka m+n=n+n=2n. Maka kemungkinan terburuk waktu iterasi adalah sebesar( )
2 2 *5 10 22 2 1 2
*
2n n n⎥⎦⎤= n n= n
⎢⎣⎡ + . Sehingga dengan notasi big O, dapat
disimpulkan: )T(10n)∈O(n2 bahwa algoritma di atas memiliki kompleksitas waktu dengan orde O(n2).
Apriori analysis untuk Metode Pendekatan Russell berdasarkan modul yang telah dibuat untuk masalah transportasi adalahCx4mn, dimana C adalah banyaknya iterasi, dengan kemungkinan maksimum m+n. Sedangkan untuk masalah transshipment, banyak m dan n adalah sama maka m+n=n+n=2n. Maka kemungkinan terburuk waktu iterasi adalah sebesar 2nx4
( )
2n =2n*8n=16n2. Sehingga dengan notasi big O, dapat disimpulkan: T(16n2)∈O(n2) bahwa algoritma di atas memiliki kompleksitas waktu dengan orde O(n2).Apriori analysis untuk Metode Multiplier berdasarkan modul yang telah dibuat untuk masalah transportasi, dimulai dengan solusi basis awal dengan Metode Northwest-Corner adalah max(m,n). Lalu kompleksitas Metode Multiplier
itu sendiri ditambah kompleksitas Metode Northwest-Corner menjadi C*(6mn+2m+2n), dimana C adalah banyaknya iterasi, dengan kemungkinan
maksimum tidak diketahui karena dikarenakan adanya faktor nilai input data-data dari biaya tiap cell yang tidak bisa menentukan berbanding terbalik atau lurus persamaan matematis. Disimpulkan kompleksitas algortima Metode Multiplier tidak bisa ditentukan karena sifatnya yang tidak polinomial.
Dari hasil yang didapat oleh ketiga metode diatas dapat dilihat hasil total biaya (cost) yang dinotasikan dengan Z, jumlah iterasi dan waktu proses (aposterioritesting) yang dirangkum dalam Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Hasil Ketiga Metode
Metode Total Cost Banyak Iterasi Waktu Proses (µ sec)
Pendekatan Vogel 1995 11 10675
Pendekatan Russell 1965 13 19453
Multiplier 1965 8 24591
Dari hasil implementasi perbandingan ketiga metode yang dilakukan terhadap 20 data percobaan, 10 dengan ukuran 4 supply, 5 demand pada lampiran 2 dan 10 lagi dengan ukuran 4 supply, 5 demand pada lampiran 3 dapat dirangkum sebagai berikut. Ada pada beberapa percobaan dimana cost terkecil didapatkan oleh dua metode yaitu Metode Pendekatan Vogel dan Metode Multiplier.
Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Hasil Ketiga Metode dengan 20 Data Percobaan Banyak Cost Terkecil
dengan Metode
10 Percobaan Di Lampiran 2
10 Percobaan di lampiran 3
Pendekatan Vogel 2 3
Pendekatan Russell 0 0
Multiplier 10 10
Maka dapat ditarik kesimpulan, Metode Pendekatan Vogel ada metode dengan waktu proses tercepat dan mendapatkan posisi kedua terbaik untuk mendapatkan solusi dengan total cost kedua terbaik. Sedangkan Metode Pendekatan Russell membutuhkan waktu proses yang berada diperingkat dua atau menengah diantara ketiga metode dengan hasil total cost paling buruk. Metode Multiplier membutuhkan waktu proses yang paling lama dengan hasil paling baik karena pada setiap kasus didapatkan solusi total cost paling kecil.