• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

1914

Perancangan Antarmuka Pengguna Website OPTIIK Fotografi Dan Desain FILKOM UB Menggunakan Metode Human Centered Design (HCD), Focus

Group Discussion (FGD), Dan Software Usability Scale Questionnaire (SUS)

Ilham Maulana Ubaidillah1, Fatwa Ramdani2, Welly Purnomo3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1ilhammaulanau@student.ub.ac.id, 2fatwaramdani@ub.ac.id, 3wepe@ub.ac.id

Abstrak

Tuntutan kebijakan mengenai SKM (bukti legal atau curriculum vitae tentang berbagai kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan merupakan bagian dari suatu syarat yang dicantumkan mahasiswa pada saat pendaftaran Semhas atau Seminar Hasil dan juga pendaftaran ujian skripsi) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) mengharuskan OPTIIK FILKOM UB untuk memiliki media informasi agar lebih dikenal khususnya di lingkungan civitas akademika FILKOM UB yang memiliki minat di fotografi maupun desain. Di era digital sekarang, penggunaan internet sebagai media informasi mengalami peningkatan pengguna. Data tersebut dikutip dari data Statista yang menunjukkan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13% dari tahun 2017 yang sebanyak 84 juta pengguna. Tahun 2019 diproyeksikan 12,6% atau menjadi 107,2 juta pengguna.

Peningkatan pengguna internet dipicu karena kemudahan akses ke internet menggunakan website untuk mencari sebuah informasi. Berangkat dari permasalahan yang telah dianalisis maka dipenelitian ini akan dibuat sebuah rancangan antarmuka website menggunakan metode pendekatan Human Centered Design (HCD) dan metode pendekatan Focus Group Discussion (FGD) serta mengevaluasi hasil rancangan tersebut menggunakan Software Usability Questionnaire (SUS). Selain menghasilkan hasil rancangan desain antarmuka pengguna, penelitian ini juga akan menjelaskan perbandingan dari hasil rancangan antarmuka pengguna dan perbandingan hasil pengujian SUS untuk kedua rancangan tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk keperluan pengembangan website OPTIIK FILKOM UB.

Kata kunci: perancangan antarmuka pengguna, metode human centered design, metode focus group discussion, metode software usability questionnaire,

Abstract

The policy demands regarding SKM (legal evidence or curriculum vitae) regarding various activities carried out by students and is part of a requirement listed by students during Semhas registration or Results in Seminar and also thesis examination registration from the Faculty of Computer Science Universitas Brawijaya (FILKOM UB ) request OPTIIK FILKOM UB to have information media to be better known, especially in the academic community of FILKOM UB who have interest in photography and design. In today's digital era, the use of the internet as an information medium has increased in users. The data is quoted from Statista's data, which shows internet users in Indonesia in 2018 were 95.2 million, growing 13% from 2017, which was 84 million users. 2019 is projected at 12.6% or 107.2 million users. Increase in internet users due to access to the internet using websites to find information. Departing from the problems that have been analyzed, this research will create a website design using the Human Centered Design (HCD) approach and the Focus Group Discussion (FGD) approach and the design results using the Software Usability Questionnaire (SUS).

In addition to producing the results of the user interface design, this study will also explain the comparison of the results of the user design and the comparison of the results of the SUS test for that design as a consideration for the development of the OPTIIK FILKOM UB website.

Keywords: user interface design, human centered design method, focus group discussion method, software usability questionnaire method

(2)

1. PENDAHULUAN

Pada era digital saat ini, penggunaan internet untuk membantu kegiatan manusia mengalami kenaikan yang sangat pesat. Data yang dikeluarkan oleh Statista menunjukkan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13% dari tahun 2017 yang sebanyak 84 juta pengguna. Tahun 2019 diproyeksikan 12,6% atau menjadi 107,2 juta pengguna.

Pengguna internet dapat mengakses informasi yang tersebar di internet menggunakan website. Melalui website kita bisa mengakses informasi apa saja yang ingin kita publikasikan maupun informasi apa saja yang ingin kita dapatkan. Yuhefizar berpendapat (1998), website menjadi metode untuk menampilkan suatu informasi di internet, meliputi teks, suara, video, dan gambar yang interaktif serta memiliki kelebihan untuk menghubungkan antar dokumen yang dapat diakses melalui browser. Hal tersebut sangat berguna untuk individu maupun komunitas yang ingin mempublikasikan atau mendapatkan suatu informasi.

Penggunaan internet sebagai media informasi di era digital ini juga dimanfaatkan oleh beberapa penggiat fotografi di kota Malang, mulai dari individu sampai komunitas. Salah satu komunitas yang tergabung dalam FORKOM FM (Forum Komunikasi Fotografi Malang) adalah Organisasi Photography Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Fotografi dan Desain (OPTIIK). OPTIIK merupakan salah satu Lembaga Semi Otonom (LSO) yang menjadi wadah pengembangan kreatifitas dan inovasi yang berfokus pada bidang fotografi dan desain bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB). Dengan tujuan meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas, keterampilan dan kemampuan di bidang seni fotografi dan desain

Pihak FILKOM UB mengeluarkan sebuat kebijakan tentang SKM untuk setiap mahasiswanya. Dengan adanya kebijakan terkait SKM yang dikeluarkan oleh pihak FILKOM UB, maka OPTIIK yang merupakan sebuah LSO di FILKOM UB memerlukan sebuah website profile yang baik. Pengadaan website profile OPTIIK tidak hanya ditujukan mahasiswa FILKOM UB saja, seperti dosen, karyawan, masyarakat umum dan stakeholder terkait dapat mengakses layanan website OPTIIK. Untuk

peningkatan kepuasan pelayanan OPTIIK Fotografi dan Desain perlu juga dengan adanya pembuatan desain website OPTIIK yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna

Dengan adanya kebutuhan yang dijelaskan maka diperlukan sebuah metode untuk menyelesaikan masalah tersebut. Metode Human Centered Design (HCD) dan metode Focus Discussion Group (FGD) merupakan metode yang digunakan dalam proses perancangan antarmuka pengguna website OPTIIK, dilanjutkan dengan metode Usability Testing menggunakan Software Usability Questionnaire (SUS) untuk proses evaluasi solusi desain. Dengan menggunakan 3 metode dalam perancangan antarmuka website OPTIIK diharapkan menghasilkan perbandingan solusi yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam bentuk ide, prototype dan membagikannya kepada target pengguna.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menghasilkan rancangan website yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pengguna tanpa menghiraukan pedoman desain. Tahapan yang dilakukan peneliti sesuai dengan siklus Human Centered Design yaitu diawali dengan pengumpulan informasi guna mengetahui kebutuhan dan permintaan dari pengguna.

Dilanjutkan dengan menentukan konteks kegunaan untuk mengetahui siapa saja stakeholder yang memiliki pengaruh besar dan menentukan persyaratan pengguna. Setelah semua data terkumpul, peneliti membuat desain solusi dengan acuan data yang sudah didapatkan.

Selanjutnya peneliti mengkomunikasikan hasil desain awal untuk dievaluasi guna mendapatkan masukan dan saran dari pengguna agar hasil dari desain akhir sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pengguna.

Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Wirandoko (2009), ia mencoba untuk merancang ulang tampilan antarmuka pengguna dari E-pustaka menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD). Metode tersebut dipilih karena proses pengumpulan data dan informasi sangat sistematis, tiga kata kunci dalam melakukan metode FGD yaitu diskusi, kelompok, dan terfokus. Hal tersebut dikarenakan metode riset kualitatif dapat menolong Wirandoko untuk memahami orang dan budayanya. Hasil dari FGD akan dianalisis

(3)

untuk mendapatkan solusi yang dapat diaplikasikan.

Selain penelitian diatas, peneliti juga merujuk ke penelitian yang membahas tentang Usability Testing yang dilakukan oleh Maulana (2019). Dalam penelitiannya, Maulana berhasil meringkas materi tentang Usability Testing dalam Evaluasi Usability Aplikasi Road Transport And Traffic Information Center (RTTIC) Kota Malang. Penelitian tersebut menjelaskan tentang pengujian aplikasi, temuan masalah dan merangkum daftar guidelines agar mempermudah dalam menyusun rekomendasi perbaikan.

2.2 Profil Organisasi

OPTIIK (Organisasi Photography Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer) atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama OPTIIK Fotografi dan Desain Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (OPTIIK FILKOM UB) merupakan sebuah Lembaga Semi Otonom yang berada dibawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FILKOM bertujuan memajukan fotografi dan desain di lingkungan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya.

2.3 Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi Manusia dan Komputer merupakan sebuah cabang pengetahuan yang mengajarkan tentang perancangan, implementasi serta evaluasi program/sistem komputasi interaktif dan berbagai aspek terkait (Hewet, et al., dalam Santoso, 2009). Cabang pengetahuan ini berfokus terhadap interaksi yang dilakukan antara pengguna (manusia) dengan sistem (komputer).

2.4 Human Centered Design

International Organization for Standarization (ISO) menerbitkan standar 9241- 210 (2010) tentang Human Centered Design yang merupakan suatu pendekatan untuk pengembangan sistem interaktif yang bertujuan membuat sistem dapat digunakan dan bermanfaat dengan berfokus pada pengguna, kebutuhan dan persyaratan mereka, dan dengan menerapkan faktor manusia / ergonomi, pengetahuan kegunaan, dan teknik.

2.5 Use Case Modelling with RUP Style Menurut Bittner (2002), Use Case merupakan cara yang sederhana serta kuat untuk

memodelkan interaksi pengguna dengan sistem atau persyaratan fungsional. Pemodelan ini menggambarkan kelakuan system yang akan dibangun, penjelasan sederhanan dari use case adalah memahami berbagai fungsi yang berada di system dan aktor yang terlibat dalam penggunaan berbagai fungsi tersebut.

2.6 Focus Group Discussion

FGD dikenal luas karena memiliki kelebihan dalam pengumpulan data dan memberikan kesempatan kepada peneliti agar dapat menjalin kepercayaan, keterbukaan, serta memahami sikap, pengalaman, serta sudut pandang yang dari responden. Dikutip dari Irwanto (2006), FGD merupakan sebuah tindakan pengumpulan data serta informasi yang dilakukan secara sistematis tentang suatu permasalahan yang spesifik melalui diskusi kelompok.

2.7 Usability Testing

Usability Testing secara singkat merupakan sebuah metode untuk melakukan pengujian terhadap sebuah website, aplikasi, atau produk digital lainnya. Arifin (2018) berpendapat Usability Testing adalah salah satu cara pilihan cara untuk mengetahui apakah pengguna dapat menggunakan aplikasi dengan mudah, seberapa efisien dan efektif sebuah aplikasi dapat membantu pengguna dalam menyelesaikan tugasnya dan mengukur tingkat kepuasan pengguna.

Dalam pelaksanaannya ada banyak jenis usability testing salah satunya adalah Software Usability Scale (SUS) yang menyediakan sebuah metode cepat dan reliable untuk mengukur usability dari sebuah software. Metode ini diciptakan oleh John Brooke pada tahun 1996, yang pada mulanya digunakan untuk mengevaluasi berbagai macam produk dan layanan.

2.8 Research Based Web Design And Usability Guidelines

Pemerintah Amerika Serikat (U.S.

Department of Health and Human Service (HSS) and U.S. General Services Administration) mengembangkan sebuah panduan tentang Research Based Web Design And Usability Guidelines yang menjelaskan tentang pendekatan inovatif yang berbasis penelitian dimana menghasilkan website yang mudah digunakan dan responsif. Panduan ini ditujukan secara khusus untuk panduan dalam

(4)

pengembangan sebuah situs yang berorientasi pada pemberian informasi kepada pengguna.

Akan tetapi panduan ini dapat diterapkan pada situs-situs yang memiliki orientasi berbeda

2.9 Prototype

Pengertian prototipe menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah model yang mula-mula (model asil) yang menjadi contoh. Berdasarkan buku yang ditulis oleh Roger, Sharp, & Preece (2013), prototyping merupakan desain alternatif untuk dapat dikomunikasikan dan dinilai. Desain yang dimaksud adalah representasi dari aspek perangkat lunak yang terlihat oleh pengguna dimana ditujukan agar lebih mudah mengevaluasi hasil solusi desain yang diajukan, sehingga dapat memperbaiki persyaratan pengguna dalam pengembangan perangkat lunak tersebut

2.10 Affinity Designer

Affinity Designer merupakan sebuah aplikasi editor grafik vektor yang dikembangkan oleh Serif untuk sistem operasi MacOS, iOS, dan Microsoft Windows. Aplikasi ini ditujukan untuk desainer grafis profesional, seniman, dan pekerja kreatif untuk membuat ilustrasi, ikon, desain UI, tipografi, desain proyek cetak, mock up, grafis web, desain pola, dan konsep seni.

2.11 Figma

Figma merupakan sebuah aplikasi editor grafik vector dan alat pembuat prototipe berbasis website. Biasanya aplikasi ini digunakan untuk membuat tampilan aplikasi mobile, website, desktop dan lain-lain. Aplikasi ini menyediakan interactive prototyping yang dibutuhkan peneliti untuk membagikan hasil prototipe yang dirancang kepada pengguna maupun stakeholder guna mempermudah proses evaluasi nanti

3. METODOLOGI

Pada dasarnya penulis menggunakan 3 (tiga) metodologi, yaitu studi literatur, perancangan antarmuka pengguna menggunakan metode HCD, serta perancangan antarmuka pengguna menggunakan FGD. Disamping itu, berikut adalah uraian singkat alur penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini (Gambar 3.1. menunjukan gambar metodologi penelitian):

Gambar 3. 1 Metodologi Penelitian

3.1 Studi Literatur

Tahap awal metodologi yang digunakan peneliti adalah pengumpulan informasi awal.

Pengumpulan informasi awal ini dapat dilakukan dengan cara studi literatur, pada tahap ini peneliti akan mengkaji lebih dalam terkait beberapa literatur yang membahas perancangan antarmuka pengguna

menggunakan metode Human Centered Design, Focus Group Discussion dan Software Usability Scale. Literatur bisa diambil dari jurnal penelitian sebelumnya, artikel, makalah, dan buku yang membahas tentang

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Dengan adanya pengumpulan informasi awal ini diharapkan dapat menjadi acuan dan pengetahuan untuk peneliti dalam melakukan penelitian

Gambar 3. 2 Metodologi Penelitian

3.1. Studi Literatur

Tahap awal metodologi yang digunakan peneliti adalah pengumpulan informasi awal.

Pengumpulan informasi awal ini dapat dilakukan dengan cara studi literatur, pada tahap ini peneliti akan mengkaji lebih dalam terkait beberapa literatur yang membahas perancangan antarmuka pengguna menggunakan metode Human Centered Design, Focus Group Discussion dan Software Usability Scale.

Literatur bisa diambil dari jurnal penelitian sebelumnya, artikel, makalah, dan buku yang membahas tentang permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

3.2. Perancangan Antarmuka Pengguna Menggunakan Metode HCD

Langkah awal setelah melakukan studi literasi yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan penelitian menggunakan metode HCD. Pada metode HCD meliputi tahapan- tahapan yang harus dilalui seperti:

1. Obserbation Phase a) Pengumpulan data

b) Penentuan Konteks Penggunaan c) Identifikasi Persyaratan dan

Kebutuhan Pengguna 2. Ideation Phase

(5)

a) Pemodelan Use Case Diagram b) Pembuatan Solusi Desain c) Prototyping

3. Usability Testing

a) Persiapan kuosioner SUS

b) Penetuan responden kuosioner SUS c) Pengujian SUS

d) Hasil Pengujian

3.3. Perancangan Antarmuka Pengguna Menggunakan Metode FGD

Setelah metode HCD selesai, maka perancangan selanjutnya menggunakan metode FGD. Pada metode ini terdapat 4 aktivitas yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu :

1. Preparation FGD a) Pengumpulan Data

b) Penentuan responden beserta jumlahnya

c) Penyusunan pertanyaan FGD 2. Pelaksanaan FGD

a) Briefing Peserta b) Diskusi dimulai 3. Implementation

a) Pemodelan Use Case Diagram b) Penetuan Guidelines

c) Pembuatan Solusi Desain d) Prototyping

4. Usability testing

a) Persiapan Kuosioner SUS

b) Penentuan responden kuosioner SUS c) Pengujian SUS

d) Hasil Pengujian

3.4. Perbandingan Hasil Pengujian dari Dua Metode

Hasil evaluasi yang diperoleh diidentifikasi untuk mendapatkan hasil perbandingan metode dalam studikasus perancangan website OPTIIK guna menentukan metode mana yang menghasilkan permasalahan paling banyak dan genting

4. PERANCANGAN ANTARMUKA PENGGUNA MENGGUNAKAN METODE HCD

Pada penguraian tentang perancangan antarmuka pengguna menggunakan metode HCD yang meliputi tahapan sebagai berikut:

1.

Observation Phase, tujuan tahap ini adalah untuk mengumpulkan data, dimana data tersebut digunakan dalam penelitian ini. Adapun beberapa langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

b.

Penentuan Konteks Penggunaan

c.

Identifikasi Persyaratan dan

Kebutuhan Pengguna

2. Ideation Phase,

pada tahap ini semua data yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya akan dikelola, yakni:

a. Permodelan Use Case Diagram b. Pembuatan Solusi Desain c. Prototyping

3. Usability Testing, pada tahap ini

peneliti menyiapkan kuesioner SUS yang memiliki 10 pertanyaan dan 5 pilihan jawaban yang digunakan untuk pengujiannya.

5. PERANCANGAN ANTARMUKA PENGGUNA MENGGUNAKAN METODE FGD

Pada penguraian tentang perancangan antarmuka pengguna menggunakan metode FGD yang meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Prepatarion FGD, pada tahap ini merupakan tahap persiapan pengumpulan data, penentuan responden yang digunakan untuk menyusun pertanyaan FGD.

2. Pelaksanaan FGD, pada tahap ini peneliti akan menjadi moderator untuk mengemukakan suatu permasalahan sebagai bahan pancingan diskusi.

3. Implementation, Pada tahap ini peneliti akan mengelola data yang telah didapatkan untuk disusun menjadi tahap sebagai berikut:

a. Permodelan Use Case Diagram b. Penentuan Guidelines

c. Pembuatan Solusi Desain d. Prototyping

4. Pengujian Solusi Desain, pada tahap ini penulis menggunakan pengujian hasil rancangan antarmuka website OPTIIK menggunakan metode FGD melibatkan 10 responden, meliputi 6 stakeholder (Pengurus OPTIIK) dan 4 pengunjung (Anggota OPTIIK). Data yang didapatkan dari 10 responden.

6. PERBANDINGAN HASIL

(6)

RANCANGAN

Berdasarkan beberapa aspek pada tahap perbandingan hasil rancangan, penulis telah menganalisis untuk membandingkan hasil rancangan dan hasil pengujian SUS pada metode HCD dan metode FGD studi kasus

“Perancangan Antarmuka Pengguna Website OPTIIK Fotografi dan Desain FILKOM UB”.

6.1. Analisis Perbandingan Hasil Rancangan Antarmuka Pengguna

Perbedaan hasil pengumpulan data persyaratan dan kebutuhan pengguna dipengaruhi oleh perbedaan dan jumlah dari responden yang berpartisipasi. Untuk rancangan antarmuka pengguna menggunakan metode HCD melibatkan 5 responden yaitu 1 stakeholder (Ketua Umum OPTIIK) dan 4 pengguna (2 anggota OPTIIK, 2 mahasiswa FILKOM). Sedangkan ada 10 responden (pengurus OPTIIK) yang terlibat pada perancangan antarmuka pengguna menggunakan metode FGD.

Perbedaan dari segi kebutuhan fungsional rancangan antarmuka pengguna menggunakan metode HCD menghasilkan 4 fitur utama yaitu informasi umum, portofolio, tips & trick, pendaftaran lomba. Sedangkan rancangan antarmuka pengguna menggunakan metode FGD menghasilkan 5 fitur utama yaitu : informasi umum, portofolio, tips & trick, jasa/produk, dan forum.

6.2. Analisis Perbandingan Hasil Pengujian SUS

Pengujian SUS terhadap rancangan antarmuka pengguna HCD melibatkan 5 responden dan mendapatkan skor rata-rata 82.5. Nilai tersebut dapat dikategorikan EXELLENT grade B. Sedangkan pengujian SUS terhadap rancangan antarmuka pengguna FGD melibatkan 10 responden dan mendapatkan skor rata-rata 77.7. Nilai tersebut dikategorikan GOOD grade C. Kedua rancangan tersebut dapat dikatakan layak atau diterima

7. KESIMPULAN

Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan sebagaimana berikut :

1. Hasil rancangan antarmuka pengguna website OPTIIK menggunakan metode

Human Centered Design menghasilkan 4 fitur utama dan memiliki tampalin yang dominan gelap. Hal tersebut dihasilkan berdasarkan kebutuhan dan persyaratan fungsional maupun non- fungsional dari 5 responden dalam yang berpartisipasi dalam pengumpulan datanya. 5 responden tersebut terdiri dari 1 stakeholder dan 4 pengunjung.

Sedangkan hasil rancangan antarmuka pengguna website OPTIIK menggunakan metode Focus Group Discussion mendapatkan 5 fitur utama serta memiliki tampilan yang dominan cerah. Hal tersebut dipengaruhi berdasarkan kebutuhan pengguna yang telah dianalisis. Dalam pengumpulan datanya melibatkan 10 responden yang terdiri dari 10 pengurus OPTIIK.

2. Perbandingan hasil rancangan antarmuka pengguna website OPTIIK menggunakan metode Human Centered Design dengan menggunakan metode Focus Group Discussion terdapat di fitur, tampilan, desain layout, dan hasil pengujian SUS yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena perbedaan jumlah responden, perbedaan hasil analisis kebutuhan, dan perbedaan pendekatan metode yang digunakan.

3. Perhitungan skor rata-rata SUS dari rancangan antarmuka pengguna website OPTIIK menggunakan metode Human Centered Design mendapatkan skor 82.5 yang berarti masuk kategori excellent dengan grade B. Sedangkan rancangan antarmuka pengguna website OPTIIK menggunakan metode Focus Group Discussion mendapatkan skor 77.7 yang berarti masuk kategori good dengan grade C.

Berdasarkan penilaian SUS, maka rancangan antarmuka pengguna website OPTIIK menggunakan metode Human Centered Design Focus dan rancangan antarmuka pengguna menggunakan metode Group Discussion secara usability adalah layak atau dapat diterima.

8. SARAN

Peneliti memberikan saran untuk

(7)

keperluan Penelitian selanjutnya supaya dapat melibatkan lebih banyak responden dari pendekatan multi-metodenya agar dapat menghasilkan perbandingan rancangan antarmuka pengguna dan mendapatkan hasil evaluasi usability yang lebih komprehensif terkait hasil permasalahan usability yang ditemukan.

DAFTAR REFERENSI

Djatmiko, FW., Perancangan Situs Website Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya dengan Pendekatan Human Centered Design (HCD). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 3, No.

11, November 2019, hlm. 10797-10804 Dix, A., Janet Finlay, Gregrory D. Abowd,

Russel Beale 2004. Human-Computer Interaction. 3rd ed. England: Pearson Education Limited.

Santoso, I., 2009. Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta: Andi.

Pressman, R. S., 2005. Software Engineering. A Practitioners’s Approach. United State of America: McGraw-Hill.

U.S. Dept. of Health and Human Service, 2006.

The Research-Based Web Design &

Usability Guidelines. Washington: U.S.

Government Printing Office.

Preece, J., Helen Sharp, Yvonne Rogers. 2011.

Interaction Design: beyond human- computer interaction. 3rd ed. Wiley.

ISO, 2010. Ergonomics of human system interaction Part 210: Human-centered design for interactive systems. s.l.:ISO Maguire, M., 2001. Method to Support Human-

Centered Design. HUSAT Research Institute, pp. 587-634.

Utami, DI., 2018. Perancangan Situs Web Jasa Tour and Travel Erza Travel Dengan Mengadaptasi Human Centered Design.

Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Brawijaya. Malang

Wijaya, A.S., 2019. Human Centered Design dan Perbedaan dengan User Centered Design. [online] Tersedia di

<https://sis.binus.ac.id/2019/06/21/human -centered-design-dan-perbedaan-dengan-

user-centered-design-2/> [Diakses 16 Februari 2020]

Wahyuni, Noor., 2014. Focus Group Discussion. [online] Tersedia di

<https://qmc.binus.ac.id/2014/08/28/focu s-group-discussion/> [Diakses 18 Maret 2020]

Sauro, Jeff., 2012. Quantifying The User Experience Practical Statistics For User Research. Waltham, USA : Elsevier Inc.

Z. Sharfina, H.B. Santoso, “An Indonesian adaptation of the System Usability Scale (SUS),” di International Conference on Advanced Computer Science and Information System, ICACSIS 2016, 2017, pp. 145-146

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: (a) Kepiting bakau (Scylla paramamosain) memiliki bentuk karapaks bulat memanjang dan agak cembung;

kuat geser untuk dinding bata merah yang diperkuat wiremesh dan PP-Band tidak significant dibandingkan dengan dinding batafoam perkuatan, sehingga material batafoam

Pemenuhan syarat teknis untuk mendirikan TUK bidang teknik pengelasan fokus pada 3 bagian proses yaitu teori, praktek dan pengujian dengan tujuan agar kegiatan

v) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (iii) atau (iv),

Berdasarkan deskripsi di atas, terlihat bahwa pembelajaran di SDIT Al- Muttaqin Kota Tasikmalaya senantiasa di awali dengan berdo’a. Berdo’a sebelum belajar merupakan perwujudan

Gelembung renang beberapa spesies ikan berfungsi rnendeteksi suara, seperti ikan mas (Cypriniformes) yang memiliki sederet tulang-tulang kecil yaitu 'Weberian ossicles'

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, interaksi antara perlakuan pemberian GA 3 dalam berbagai konsentrasi dan lama imbibisi memberikan pengaruh yang

Perhitungan optimasi alokasi air berdasarkan alternatif prioritas pelayanan yang sama , pada kondisi eksisting simulasi dengan menggunakan WRMM pasok air tercukupi untuk