• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.4 Kenaf A. Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3.4 Kenaf A. Pendahuluan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

3.4 Kenaf

A. Pendahuluan

Kenaf merupakan tanaman asli Afrika, di negara-negara selatan Sahara, Hibiscus cannabinus merupakan tanaman liar yang umum dan secara luas ditanam sebagai tanaman sayuran dan serat. Angola kemungkinan menjadi pusat tanamn asli yang pertama,tetapi keragaman morfologi terbesar ditemukan di Afrika Utara. Baik kenaf maupun rosella (Hibiscus sabdariffa L.) temukan pertama pada awal abad 4000 SM di Sudan, dibawa ke India tidak diketahui waktunya.

Negara penghasil kenaf terbesar adalah Bengal Barat dan daerah pantai sepanjang Visakhapatnam (Andhra Pradesh) dan Madras (Tamil Nadu). Kenaf dikenalkan ke Indonesia dari India pada tahun 1904. Program budidaya Kenaf secara ekstensif dimulai pada tahun 1920an di daerah Caucasus Federasi Rusia (USSR) dan dari sana dibawa ke China pada tahun 1935. Produksi Kenaf juga dimulai setelah tahun 1945, misalnya di Amerika Serikat, Kuba dan Amerika Selatan. Sekarang Kenaf telah menyebar luas di daerah tropik dan subtropik, sebagai tanaman serat. Di Malyasia ditanam sebagai pengganti tembakau untuk mengurangi produksi rokok.

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotylledoneae Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus cannabinus L.

B. Prospek Tanaman Khenaf

Kegunaan serat kenaf yang kering, digunakan dalam pembuatan tekstil kasar seperti, pakaian hessian, dan karung untuk mengemas komoditas pertanian dan industri, juga dibuat menjadi benang, tambang dan benang sepatu. Bijinya dapat dimakan dan dapat digunakan sebagai pupuk alami.

Kenaf (Hibiscus cannabinus L) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang besar untuk menghasilkan devisa. Hampir seluruh komponen tanaman dapat digunakan sebagai bahan baku industri, seperti: daun : pakan ternak, pupuk organik, makanan anak-anak (jelly); kayu : briket bahan bakar, perangkat rumah seperti daun pintu, kusen, jendela, particle board; serat : pulp dan kertas, geotekstil, doortrim, fibre drain, karpet, hardboard, handicraft; biji : minyak goreng, farmasi, kosmetik.

Keunggulan komoditas kenaf adalah: berumur pendek (4-5 bulan), mampu beradaptasi di berbagai lingkungan tumbuh marjinal, seperti lahan banjir (bonorowo), podsolik merah kuning, gambut, dan tadah hujan. Gangguan hama dan penyakit sedikit dan biaya produksi rendah. Di samping multiguna, kenaf juga termasuk komoditas ramah lingkungan karena mudah terdegradasi dan selama pertumbuhannya dapat menangkap karbondioksida (CO2) di udara sehingga dapat mengurangi pencemaran udara (Eko, 2010).

(2)

C. Budidaya Tanaman Khenaf 1. Persyaratan Tumbuh

Kenaf dapat tumbuh hampir pada semua tipe tanah, tetapi tanah yang ideal untuk kenaf yaitu tanah lempung berpasir atau lempung liat berpasir dengan drainase yang baik (Dempsey, 1963). Sebagai petunjuk, bila tanah cocok untuk tanaman jagung, berarti juga cocok untuk kenaf. Kenyataannya pengembangan kenaf juga berada di daerah pertanaman jagung. Pada umumnya petani menanam kenaf secara tumpang sari atau tumpang sisip dengan jagung. Kenaf agak tahan kekeringan, namun karena seluruh bagian vegetatifnya (batang) harus dipanen pada umur 3,5-4 bulan, maka ketersediaan air selama pertumbuhan harus cukup. Kebutuhan air untuk kenaf sebesar 600 mm selama empat bulan (Iswindiyono dan Sastrosupadi, 1987). Kisaran pH cukup luas, yaitu dari 4,5-6,5 sehingga kenaf dapat tumbuh baik di tanah yang agak masam, antara lain di lahan gambut, khususnya untuk varietas He G4.

Drainase pada stadia awal pertumbuhan harus baik, meskipun pada stadia lanjut kenaf dapat tumbuh dalam keadaan tergenang. Di daerah banjir waktu tanam harus diatur sedemikian rupa sehingga pada waktu mulai tergenang tanaman paling sedikit sudah berumur dua bulan. Dengan cara tersebut kenaf masih dapat menghasilkan serat cukup tinggi. Tanaman semakin tua semakin tahan terhadap genangan.

Curah hujan yang dikehendaki oleh kenaf selama pertumbuhannya sebesar 500-750 mm atau curah hujan setiap bulan 125-150 mm (Berger, 1969; Sinha dan Guharoy, 1987; Dempsey, 1963). Bila curah hujan kurang dari jumlah tersebut, umumnya perlu dibantu dengan pengairan dari irigasi maupun pompa.

2. Pengadaan Benih Bermutu

Pengadaan benih sebar harus berkesinambungan, setiap tahun harus tersedia sesuai dengan areal tanaman serat. Dalam situasi seperti ini, selain jumlah benih, maka mutu benih (mutu genetis, fisis, dan fisiologis) perlu ditangani dengan sungguh- sungguh.

Varietas yang telah dilepas dan dianjurkan oleh Balittas untuk kenaf adalah : Hc 48, Hc 33, HcG 4, HcG 45, dan cuba 108/II dengan nama baru berturut-turut KR1, KR2, KR4, KR5, dan KR6.

3. Persiapan Lahan

a. Tanah Podsolik merah kuning

 Lahan dibersihkan kemudian dicangkul atau dibajak dua kali dan diratakan.

 Dibuat saluran drainase atau saluran pembuangan air.

 Dapat juga tanpa diadakan pengolahan tanah (TOT) dengan menggunakan herbisida.

b. Lahan Gambut

 Lahan dibersihkan dari gulma atau rumput yang ada.

 Dibuat saluran drainase atau saluran pembuangan air.

 Pencangkulan dilakukan seminimal atau seringan mungkin.

4. Penanaman

 Dibuat lubang tanam menggunakan tugal dengan kedalaman 2-3 cm.

 Benih dimasukkan dalam lubang tanam tersebut sebanyak 2-3 biji kemudian ditutup dengan tanah gembur.

(3)

 Jarak tanam yang umum digunakan adalah 20 x 15 cm.

 Penanaman kenaf dapat ditumpangsarikan dengan tanaman jagung.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman kenaf meliputi kegiatan sebagai berikut : a. Pemupukan

Untuk lahan podsolik merah kuning dosis pupuk yang diberikan 200 kg Urea, 200 kg SP-36, 100 kg KCl per hektar dengan penambahan kapur 500 kg.

Untuk lahan gambut dosis yang digunakan adalah 133 kg Urea, 150 kg SP-36, 100 kg KCl per hektar dengan penambahan kapur 3 ton per hektar. Untuk lahan bonorowo, dosis pupuk rekomendasi adalah 150 kg Urea dan 50 kg SP-36 per hektar.

Waktu dan cara pemberian pupuk adalah Urea diberikan dua kali, yaitu pada umur satu minggu setelah tanam sebanyak 1/3 bagian dan umur satu bulan setelah tanam sebanyak 2/3 bagian. Sedangkan SP-36 dan KCl diberikan bersamaan waktu tanam. Cara pembrian pupuk adalah dengan dibuatkan lubang dengan alat tugal di kanan dan kiri lubang tana atau dilarik antara dua baris tanaman.

b. Penjarangan

Penjarangan dilakukan minimal dua kali yaitu umur 10 hari dan 3-4 minggu setelah tanam dengan disisakan satu tanaman setiap lubang tanam.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang banyak menyerang kenaf adalah hama pengisap Amrasca biguttula (Ishida), kutu putih (Phenococcus hirsutus Breen) dan hama pemakan daun (Padagric apicipulva Bry). Hama-hama tersebut dapat dikendalikan dengan insektisida yang tergolong dalam metil dimeton, paration.

Penyakit yang sering disebabkan oleh sebangsa jamur di antaranya Fusarium spp. Jamur-jamur tersebut menimbulkan busuk akar dan pangkal batang sehingga tanaman layu dan akhirnya mati.

Pengendalian dengan cara sanitasi atau pembersihan lingkungan, rotasi tanaman, varietas tahan, dan dengan fungisida sistemik seperti Delsene MX 2000 atau Dhitane M 45.

D. Panen Dan Penyeratan

Umur panen sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas serat. Umur panen yang optimal untuk kenaf yaitu bila 50% dari populasi sudah berbunga (berumur 120-130 hari) atau dapat ditunda sampai bunga yang kesepuluh mekar. Pada waktu mulai berbunga tanaman dalam fase generatif dan pertumbuhan vegetatif yang dicerminkan oleh aktivitas kambium mulai berhenti. Dalam fase vegetatif, kambium membentuk kulit dan sel-sel serat. Dalam fase generatif sudah tidak terjadi pembentukan serat. Bila panen terlambat atau kelewat masak, akan terjadi perombakan karbohidrat serat untuk dikirimkan ke buah. Panen yang terlalu muda menghasilkan produktivitas dan kualitas yang rendah, meskipun warna seratnya putih. Sebaliknya panen yang terlalu tua (buah sudah mulai kering) kualitas seratnya rendah, serat menjadi rapuh karena meningkatnya kandungan lignin dan kekuatan serat juga turun. Pemotongan batang hendaknya pada pangkal batang dekat permukaan tanah, karena kandungan serat yang paling tinggi terdapat pada sepertiga batang bagian bawah.

(4)

Tanaman serat karung yang dipanen adalah bagian vegetatifnya, agar produktivitasnya tinggi, maka tanaman harus berbatang tinggi dengan diameter besar.

Tanaman yang berdiameter kecil ( < 10 mm) seratnya akan mudah hancur pada waktu retting (proses perendaman batang) dan bila diameternya terlalu besar (> 22 mm), bagian bawah batang membutuhkan waktu retting yang lama atau sulit untuk diserat.

Cara panen :

 Dengan memotong pangkal batang tepat di atas permukaan tanah menggunakan parang atau mandau.

 Diadakan pelayuan dengan maksud untuk merontokkan daun agar daun dapat kembali ke tanah sebagai upaya untuk mempertahankan kesuburan tanah.

 Dengan perontokkan daun, batang lebih ringan dalam pengangkutan untuk perendaman.

 Batang kenaf diikat menjadi bundel-bundel seberat 15-25 kg / bundel, selanjutnya diadakan perendaman selama + 14-20 hari.

 Pekerjaan selanjutnya adalah penyeratan yaitu memisahkan kulit dengan batang kenaf.

Perendaman batang atau kulit (retting)

Agar dapat diambil seratnya, maka batang berkulit atau kulit batang harus direndam dalam kolam perendaman. Dengan perendaman sel-sel serat dapat terlepas melalui proses mikrobiologis. Terlepasnya serat hanya dapat dilakukan karena adanya perombakan substansi yang mengelilingi sel serat oleh aktivitas bakteri. Bila. yang direndam seluruh batang, maka waktu yang diperlukan untuk perendaman adalah 14-20 hari. Bila yang direndam banya kulitnya, waktu perendaman hanya 7-10 hari saja. Untuk melepaskan kulit dari kayu kenaf digunakan alat pengelupas kulit atau ribboner. Proses penyeratan dan perendaman batang merupakan pekerjaan yang sangat banyak membutuhkan tenaga dan biaya. Umumnya kemampuan petani untuk menyerat adalah 15-20 kg serat kering/ha/orang. Selain memerlukan banyak tenaga, pekerjaan menyerat dirasakan sebagai pekerjaan yang kurang nyaman karena berhadapan dengan proses pembusukan kulit oleh kegiatan mikroba yang menghasilkan aroma yang kurang sedap.

Serat akan mencapai grade A apabila ketentuan sebagai berikut dapat dipenuhi : a. Perendaman ditempatkan pada kolam-kolam rendaman yang airnya mengalir secara perlahan. Batang harus berada di bawah permukaan air. Sebagai pemberat batang agar terendam air digunakan bahan-bahan yang tidak mempengaruhi kualitas.

b. Batang pisang tidak baik sebagai bahan pemberat karena mengandung senyawa tanin yang dapat menyebabkan serat berwarna hitam. Juga bahan mengandung Fe perlu dihindari karena Fe menyebabkan warna serat menjadi hitam.

c. Merendam batang yang mempunyai ukuran relatif sama agar diperoleh waktu masak

yang seragam.

d. Diameter ikatan batang yang direndam jangan melebihi 20 cm karena bila terlalu besar bagian dalam memerlukan waktu masak lebih lama.

e. Kedalaman kolam rendaman kurang lebih 100 cm

f. Pemberian urea ke dalam kolam perendaman dapat mempersingkat waktu retting dan meningkatkan kualitas serat. Dosis Urea untuk setiap 1.000 kg batang yang direndam adalah 0,1 kg (Adjie, 2007).

(5)

Pengeringan

 Serat hasil cucian diletakkan di atas para-para yang dibuat dari batang bambu.

 Serat akan kering dalam waktu 3-5 hari dalam kondisi sinar matahari cukup dengan kadar air + 13 %.

Penyimpanan

 Sebelum disimpan serat di bal terlebih dahulu.

 Setiap bal berisi 30 ikatan serat dengan berat + 1 kg.

 Ruang penyimpanan harus memenuhi syarat sebagai berikut : Atap tidak bocor.

Atap dan dinding tidak tembus matahari.

Sirkulasi udaa dalam ruang cukup baik.

Suhu ruang 20-36o C.

Diberi alas agar serat tidak lembab.

D. Teknologi Budidaya Kenaf

Dalam upaya mengurangi kehilangan dan meningkatkan hasil kenaf maka teknik budidaya yang telah dihasilkan meliputi waktu tanam dan tata tanam tumpangsari.

Tanaman kenaf tergolong tanaman hari pendek. Bila tanaman tersebut ditanam pada bulan-bulan dengan fotoperiode yang pendek, maka tanaman akan cepat berbunga, batang pendek, dan produktivitas seratnya rendah. Agar tanaman berbatang tinggi (> 2,5 m) dan berdiameter optimal (1,5 cm), maka pada fase vegetatif harus mendapat penyinaran yang panjang. Jadi selama pertumbuhan fase vegetatif tersebut diusahakan jatuh pada bulan yang mempunyai fotoperiode panjang.

Waktu tanam kenaf ditetapkan berdasarkan jenis lahan pengembangannya. Waktu tanam untuk pengembangan kenaf di lahan kering adalah pada awal musim penghujan yaitu bulan Nopember sampai desember. Musim tanam untuk pengembangan pada lahan bonorowo adalah pada bulan Agustus sampai September. Sedangkan untuk pengembangan pada lahan masam, penanaman dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani dan sekaligus mengurangi risiko kegagalan panen kenaf, sangat dianjurkan untuk melakukan sistem tumpangsari kenaf dengan jagung. Meskipun demikian, penanaman kenaf secara monokultur juga dapat dilakukan. Permasalahan yang cukup serius dalam program pengembangan kenaf adalah proses retting. Untuk menangani masalah tersebut, Balittas sedang berupaya untuk memperoleh teknologi retting secara mikrobiologis dan enzymatis. Retting secara mikrobiologis melibatkan bakteri-bakteri pektinolitik, selulitik, dan lignitik yang masih dalam tahap identifikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa mampu memahami dan menguasai fungsi persamaan gelombang dan hamiltonian untuk orbital molekul berikatan, kombinasi linier penumpukan orbital ikatan dan antiikatan. Soft

Mengingat akan luasnya permasalahan yang terkait dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat batasan masalah, agar pembahasan, penyusunan, dan pembuatan

Alhamdulillah , puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wataa’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikan

Media buklet materi jamur keragaman jenis jamur makroskopis di Hutan Lindung Gunung Juring, dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai media pendukung, untuk

Sedang pada tanggal 15 Desember 2010, dilaksanakan kampanye dialogis untuk kelas fresh mulai dari semester I sampai VII, yang dilaksanakan dengan cara kampanye

Oleh karena itu perlu dilakukan perancangan sebuah media visual berupa logo dan sign sytem sebagai salah satu penerapan grafis lingkungan yang berfungsi sebagai

Hal ini disebabkan pada penggorengan pertama vitamin A pada minyak goreng jumlahnya lebih tinggi dari pada minyak yang digunakan pada penggorengan berikutnya (kedua

Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang