• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun Oleh: Fahmi Darmawan NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Disusun Oleh: Fahmi Darmawan NIM :"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON JAMAAH MAJELIS TAKLIM AL-MA’RUF KEBON JERUK JAKARTA BARAT PADA TAYANGAN

PROGRAM TV MAMAH DAN AA BERAKSI EPISODE PENGARUH MEDIA SOSIAL DALAM IBADAH DI

INDOSIAR Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1441 H/2020 M Disusun Oleh:

Fahmi Darmawan NIM : 11150510000070

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Fahmi Darmawan, 11150510000070, Respon Jamaah Majelis Taklim Al-Ma’ruf Kebon Jeruk Jakarta Barat Pada Tayangan Program Mamah Dan Aa Beraksi Episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah Di Indosiar

Perkembangan globalisasi identik dengan perkembangan teknologi sehingga memunculkan media baru yang tersaji dalam media sosial. Termasuk dalam aktivitas dakwah juga mengalami kemajuan dalam beberapa hal diantaranya teknik, metode, serta media dakwah yang bervariatif. Media sosial berdampak positif maupun negatif bagi pengguna, khususnya dalam hal kegiatan ibadah. Seperti pada program dakwah “Mamah dan Aa Beraksi”

episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah. Berdasarkan data yang didapat, didominasi dengan jawaban jamaah lebih sering menyaksikan program Mamah dan Aa Beraksi.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka timbul beberapa pertanyaan yaitu, Bagaimana respon kognitif dan afektif jamaah pada tayangan Program TV Mamah Dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah? Apakah terdapat hubungan respon kognitif dan afektif berdasarkan tingkat pendidikan? Apakah terdapat hubungan respon kognitif dan afektif jamaah berdasarkan status perkawinan?

Teori yang digunakan adalah Teori Stimulus Organism Respon (SOR). Teori ini merupakan prinsip belajar sederhana dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.

Elemen-elemen yang ada pada teori ini adalah pesan (stimulus), seseorang atau receiver (organism), dan efek (respon).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni dengan mengambil populasi pada jamaah Majelis Taklim Al- Ma’ruf sebanyak 60 orang. Responden dipastikan sudah menonton tayangan program Mamah dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah sebelum mengisi angket.

Kemudian data yang didapat, diolah dengan rumus-rumus statistik mulai dari menghitung skor sampai chi-square-nya.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, dari respon kognitif jamaah memercayai program Mamah dan Aa Beraksi dan dari respon afektif jamaah memiliki keinginan untuk menyaksikan tayangan lainnya. Berdasarkan analisis chi-square menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara respon kognitif dan afektif pada tingkat pendidikan maupun status perkawinan.

Kata Kunci :Kognitif, Afektif, Jamaah, Majelis Taklim Al- Ma.ruf, Media Sosial.

(6)

ii

Jakarta on Mamah And Aa Program Shows Actions Episodes Influence of Social Media in Worship in Indosiar

The development of globalization is identical with the development of technology so as to bring up new media presented in social media. Included in the activities of da'wah also progressed in several ways including techniques, methods, and media that are very varied. Social media has both positive and negative impacts on users, especially in terms of worship activities. As in the preaching program "Mamah Dan Aa Beraksi"

episode Influence of Social Media in Worship. Based on the data obtained, dominated by the answers of pilgrims more often watch the program Mamah Dan Aa Beraksi.

Based on the statement above, several questions arise, namely, How are the cognitive and affective responses of pilgrims on the TV program Mamah Dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah? Are there cognitive and affective response relationships based on education level? Is there a cognitive and affective response relationship between pilgrims based on marital status?

The theory used is the Stimulus Organism Response Theory (SOR). This theory is a simple learning principle where the effect is a reaction to a particular stimulus. The elements in this theory are the message (stimulus), a person or receiver (organism), and the effect (response).

This research uses a quantitative approach, namely by taking a population of the congregation of the Taklim Al-Ma'ruf congregation of 60 people. Respondents were certain to have watched the program Mamah Dan Aa Beraksi in the episode of the Influence of Social Media in Worship before filling out the questionnaire. Then the data obtained, processed with statistical formulas ranging from calculating the score to the chi-square.

Based on the research results obtained, from the cognitive response of pilgrims to trust the program Mamah Dan Aa Beraksi and from the affective response pilgrims have the desire to watch other shows. Based on the chi-square analysis states that there is no relationship between cognitive and affective responses at the level of education and marital status.

Keywords: Cognitive, Affective, Jamaah, Majelis Taklim Al- Ma'ruf, Social Media.

(7)

iii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Jamaah Majelis Taklim Al-Ma’ruf Kebon Jeruk Jakarta Barat Pada Tayangan Program Mamah Dan Aa Beraksi Episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah Di Indosiar”. Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya peneliti juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.untuk itu rasa terima kasih ini peneliti sampaikan kepada :

1. Supato, M. Ed. Ph,D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW sebagai Wakil Dekan I bidang akademik, Dr. Sihabbudin Noor, MA sebagai Wakil Dekan 2 bidang administrasi umum, dan Drs. Cecep Sastrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan 3 bidang kemahasiswaan.

(8)

iv

dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Azwar Chatib sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswa.

4. Drs. Jumroni, M.Si sebagai Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, saran, motivasi, doa, serta ilmunya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Segenap seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu dan akhlak yang baik sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi.

6. Seluruh Staff Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam urusan administrasi perkuliahan dan penelitian skripsi ini.

7. Seluruh Staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani peminjaman buku sebagai bahan referensi peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

8. Seluruh pihak Majelis Taklim Al-Ma’ruf Kebon Jeruk Jakarta Barat yang sudah memberikan waktu dan

(9)

v

kesempatannya untuk peneliti dalam melakukan penelitian skripsi ini.

9. Kedua orangtua saya ayahanda Rasikun dan Ibunda Jamilah serta keluarga yang sudah memberikan dukungan dan doa yang selalu diberikan kepada peneliti baik secara materil maupun moril demi kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

10. Kepada Nurjanah yang selalu menemani, mendoakan, dan memberikan dukungan moril serta membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada Wisesha, Alif, Zhaki, Badru, Dijeh, Sherly, Puput, Yaumil, Fizna, Tasya, dan Tyka yang telah membantu dan menemani peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Kepada mahasiswa KPI angkatan 2015 yang merupakan teman seperjuangan peneliti selama menempuh pendidikan di kampus.

13. Semua pihak yang telah membantu memberikan kontribusi dalam masa studi 4 tahun ini dan juga dalam tahap penyelesaian skripsi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya namun tidak mengurangi rasa hormat peneliti. Semoga seluruh kontribusi yang sudah diberikan dapat dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.

(10)

vi

keluarga besar civitas akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Januari 2020

Fahmi Darmawan

(11)

vii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Masalah ... 8

D. Tinjauan Pustaka ... 10

E. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Respon ... 13

1. Pengertian Respon ... 13

2. Faktor Terbentuknya Respon ... 14

B. Majelis Taklim ... 15

1. Pengertian Majelis Taklim ... 15

2. Macam-Macam Majelis Taklim ... 16

3. Manfaat dan Tujuan Majelis Taklim ... 16

C. Media Massa ... 17

1. Pengertian Media Massa ... 17

2. Efek Media Massa ... 18

3. Fungsi Media Massa ... 20

D. Jenis-Jenis Program TV ... 21

E. Pengertian Talkshow ... 23

(12)

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Paradigma Penelitian ... 30

B. Pendekatan Penelitian ... 30

C. Populasi ... 31

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

E. Sumber Data ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

H. Teknik Pengolahan Data ... 35

I. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Profil Responden ... 39

B. Respon Kognitif Jamaah Majelis Taklim Al-Ma’ruf Pada Tayangan Mamah dan Aa Beraksi Episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah Di Indosiar ... 43

C. Respon Afektif Jamaah Majelis Taklim Al-Ma’ruf Pada Tayangan Mamah dan Aa Beraksi Episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah Di Indosiar ... 47

D. Kategorisasi Responden ... 51

BAB V PENUTUP ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 60

(13)

ix

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Skala Likert ... 34

TABEL 4.1 Tingkat Usia Responden ... 39

TABEL 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 40

TABEL 4.3 Tingkat Pekerjaan Responden ... 41

TABEL 4.4 Status Perkawinan Responden ... 42

TABEL 4.5 Respon Kognitif (Indikator Kepercayaan) ... 44

TABEL 4.6 Respon Kognitif (Indikator Pengetahuan) ... 45

TABEL 4.7 Respon Kognitif (Indikator Informasi) ... 46

TABEL 4.8 Respon Afektif (Indikator Emosional) ... 48

TABEL 4.9 Indikator Penilaian ... 49

TABEL 4.11 Klasifikasi Skor Skala Tingkat Pendidikan ... 51

TABEL 4.12 Klasifikasi Skor Skala Status Perkawinan ... 52

(14)

x

Lampiran 1 Transkip Ceramah Mamah Dedeh Lampiran 2 Profil Majelis Taklim Al-Ma’ruf Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Transkip Hasil Jawaban Kuesioner

Lampiran 5 Dokumentasi Peneliti dengan Pengurus Majelis dan Jamaah Al-Ma’ruf

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan suatu bentuk penyiaran agama di kalangan masyarakat untuk semua yang memeluk dan mengamalkan agama Islam yang merupakan nilai sakral dari Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Berdakwah artinya mempropagandakan suatu keyakinan, menyerukan suatu pandangan hidup, iman dan agama.1 Dakwah merupakan kegiatan syiar Islam yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran dakwah agar mau menerima dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap individu baik laki-laki maupun perempuan. Setiap orang yang beragama islam dianggap sebagai penyambung tugas Rasulullah SAW untuk menyampaikan dakwah, hal tersebut disampaikan pada dalil Qur’an Surah Ali Imron ayat 110 yang berbunyi :

Artinya :

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari

1 Isa Anshary. Mujahid Dakwah. (Bandung: CV Diponegoro. 1995).

H.17

(16)

yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali Imron : 110).2

Di masa kini dalam melakukan aktivitas dakwah sudah mengalami kemajuan dari beberapa hal, diantaranya teknik, metode, serta media dakwah yang sangat variatif dan menarik perhatian masyarakat. Dengan itu dakwah bisa dikategorikan sebagai macam variasi diantaranya dengan media massa.3

Para da’i dapat menggunakan fasilitas ini untuk dijadikan media dalam berdakwah. Media cetak maupun elektronik merupakan media massa yang sifatnya kolosal (secara besar-besaran) dan masif, sehingga dalam penyampaian dakwah bisa lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan jangkauannya dibandingkan dengan media dakwah konvensional. Hal ini merupakan suatu manifestasi yang signifikan ataupun bukti bahwa saat ini paradigma dakwah sudah mengalami perkembangan khususnya dalam tatanan media dakwahnya, dikarenakan masyarakat saat ini sudah memasuki era globalisasi yang serba digital.4

Mamah dan Aa Beraksi merupakan salah satu program talkshow yang berbasis kajian islami yang dilakukan dengan format pemberian materi oleh narasumber yang

2https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-

iman/read/2016/07/18/97857/kewajiban-berdakwah-atas-setiap-muslim.html diakses pada Senin, 10 Februari 2020 pukul 22.09

3 Stewart L Tubs & Sylvia Moss. Human Communications, Konteks- konteks Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001). Cet.ke-3.

H.198

4 Andi Muis. Komunikasi Islam. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2001) cet ke-1. H.132-133

(17)

3

dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan jamaah di studio maupun penonton layar kaca. Penonton yang berada dalam studio dapat memberikan pertanyaan langsung kepada narasumber, sedangkan penonton layar kaca dapat juga memberikan pertanyaan via telepon, surat elektronik, atau menggunakan aplikasi telepon video kepada narasumber yang berada di studio. Program tersebut diisi oleh 1 host yaitu Abdel Achrian, 1 narasumber yaitu Mamah Dedeh, dan beberapa kelompok jamaah dari daerah yang ada di Indonesia, jamaah yang hadir dalam acara ini selalu berganti dengan jamaah lainnya di setiap episode nya.

Meskipun banyak program religi pada stasiun televisi, program tv Mamah dan Aa beraksi di Indosiar masih dengan keuunggulannya yaitu dengan format penyampaian dakwah yang tegas, lugas, dan ringan sehingga mudah dicerna oleh khalayak ditambah dengan adanya sesi tanya jawab dengan penonton di studio maupun di rumah yang dipandu oleh host professional yang akrab dengan penonton sehingga dapat mencairkan suasana.

Perkembangan globalisasi identik dengan perkembangan teknologi sehingga memunculkan media baru yang tersaji dalam internet, situs web, dan sosial media.

Tujuan diciptakannya sosial media diantaranya mempermudah mendapatkan informasi secara cepat, sebagai tempat berbisnis, dan tempat untuk berkomunikasi tanpa tatap muka langsung dalam waktu yang singkat. Perkembangan teknologi membuat kebanyakan orang menjadi sulit untuk

(18)

membedakan baik dan buruk sehingga menjadi ragu dengan kebenaran dan justru menjadi yakin pada kesalahan. Hal tersebut sudah diingatkan pada Firman Allah dalam Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi :

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang seorang yang fasik kepadamu membawa berita, maka tangguhkanlah (hingga kamu mengetahui kebenarannya) agar tidak menyebabkan kaum berada dalam kebodohan (kehancuran) sehingga kamu menyesal terhadap apa yang kamu lakukan” (Q.S. Al-Hujurat : 6).5

Dari dampak yang sudah disebutkan justru bisa berbanding terbalik dengan apa yang sudah disebutkan karena penggunaan media sosial bukan lagi tempat mencari dan bertukar informasi lagi tetapi sudah menjadi tempat untuk melakukan perbuatan negatif dari salah menyebarkan informasi atau menyebar gambar dan tulisan yang menyinggung orang lain sehingga dapat memicu pertikaian antar pengguna media sosial karena kesalahpahaman tersebut.

Munculnya media sosial memberikan dampak positif bagi para penggunanya terlebih dalam melakukan kegiatan ibadah seperti memberikan informasi kegiatan amal, ajakan

5 http://rifaas99.blogspot.com/2018/03/ayat-al-quran-tentang- sistem-informasi.html diakses pada Senin, 10 Februari 2020 pukul 22.33

(19)

5

untuk mengikuti kajian islami, dan lain-lain. Tidak terkecuali media sosial juga memiliki dampak negatif yang merugikan para penggunanya sampai mengurangi amalan ibadahnya seperti menggunjingi orang lain, menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya, dan mengumbar (pamer) kegiatan ibadah yang dilakukan sehingga membuat ibadah menjadi sia- sia.

Ada beberapa penjelasan yang diberikan oleh host-nya Abdel dan mamah Dedeh yang yang menyinggung dampak daripada penggunaan media sosial, diantaranya: “media sosial itu bisa mengurangi pahala ibadah atau kebaikan karena status (cuitan) di media sosial yang kita buat itu terkadang bisa menimbulkan pamer, ria, takabur, dan berbangga diri yang dilarang dalam agama kita”, “apa yang mereka lakukan ternyata banyak yang menghina orang, ngatain orang, menyakiti orang, bahkan waktu banyak terbuang”, “kalo ngomong, ngerumpi boleh atau tidak? Kalo ngerumpi pake mulut, sekarang mulutnya diam tapi jari jemari yang bergerak”. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menjadikan sebagai objek penelitian.

Salah satu dampak dari perbuatan yang disebabkan oleh media sosial banyaknya perbuatan ibadah yang diumbar atau dibagikan di kolom status media sosial dengan niat agar oranglain mengetahui kebaikan yang sudah dilakukan contohnya seperti “Alhamdulillah selesai tahajjud, lanjut satu

(20)

juz dulu…” dan “Alhamdulillah magrib menjelang, puasa hari seninnya sukses…”6

Majelis taklim memiliki peranan yang penting dalam dakwah. Hampir seluruh kegiatan dakwah dilakukan melalui majelis taklim. Majelis taklim merupakan suatu wadah untuk berdakwah selain di masjid. Rasulullah mengawali dakwah melalui majelis taklim, yang rumahnya dijadikan tempat untuk berkumpul para umat dan sahabat-sahabatnya untuk menyampaikan dakwah kepada mereka. Oleh karena itu, peneliti memilih majelis taklim untuk dijadikan subjek penelitian.

Dalam memilih subjek penelitian, peneliti memilih majelis taklim Al-Ma’ruf yang bertempat di Kebon Jeruk Jakarta Barat. Alasan peneliti memilih majelis taklim Al- Ma’ruf karena tingkat religiusitas warga yang baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya anggota yang rutin dalam pengajian mingguan yang diadakan setiap kamis malam sebanyak 60 orang. Dari jamaah yang ada, dapat didominasi dengan jamaah yang juga sudah menggunakan smartphone sebagai alat komunikasi yang digunakan dan dari jamaah yang memiliki smartphone juga memiliki media sosial (whatsapp). Peneliti juga memilih program TV tersebut karena berdasarkan survey yang dilakukan oleh peneliti, terdapat lebih dari 50% orang yang lebih sering menonton

6 https://nulis.babe.news/baca/832395/hukumnya-update-status- ibadah-di-media-sosial/ diakses pada Senin, 4 November 2019 pukul 21.30

(21)

7

acara Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dibandingkan program religi lainnya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui RESPON JAMAAH MAJELIS TAKLIM AL-MA’RUF KEBON JERUK JAKARTA BARAT PADA TAYANGAN PROGRAM TV “MAMAH DAN AA BERAKSI” EPISODE PENGARUH MEDIA SOSIAL DALAM IBADAH DI INDOSIAR.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan menjadi lebih terarah, maka peneliti mencoba membatasi masalah yang akan diteliti. Program televisi yang dikaji adalah program “Mamah dan AA Beraksi di Indosiar”

dalam episode “pengaruh media sosial dalam ibadah”.

Untuk populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah jamaah majelis Al-Ma’ruf Kebon Jeruk Jakarta Barat.

Peneliti akan menganalisis respon jamaah dari segi kognitif dan afektif setelah menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar. Peneliti mengambil jamaah yang menggunakan sosial media saja untuk dijadikan narasumber dalam menjawab kuesioner yang akan diberikan oleh peneliti.

2. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti merumuskan masalah yaitu:

(22)

a. Bagaimana pendapat kognitif jamaah tentang tayangan program Mamah dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah?

b. Bagaimana sikap afektif jamaah tentang tayangan program Mamah dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah?

c. Apakah terdapat hubungan respon kognitif dan afektif jamaah pada tayangan program Mamah dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah berdasarkan tingkat pendidikan?

d. Apakah terdapat hubungan respon kognitif dan afektif jamaah pada tayangan program Mamah dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah berdasarkan status perkawinan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan yang ada di latar belakang dan perumusan masalah yang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui respon jamaah pada tayangan program Mamah dan Aa Beraksi Episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah dari segi kognitif

b. Untuk mengetahui respon jamaah pada tayangan program Mamah dan Aa Beraksi Episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah dari segi afektif

(23)

9

c. Untuk mengetahui hubungan respon jamaah pada tayangan program Mamah dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah berdasarkan tingkat pendidikan

d. Untuk mengetahui hubungan respon jamaah pada tayangan program Mamah dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah berdasarkan status perkawinan

2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu dalam bidang ilmu komunikasi dan juga dapat menjadi stimulus pada penelitian- penelitian selanjutnya guna menjadi lebih sempurna.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya teori-teori bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

b. Secara Praktis

Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, masyarakat dan juga pihak lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dapat menambah wawasan untuk pembaca tentang respon dari jamaah terhadap program tv religi talkshow.

(24)

D. Tinjauan Pustaka

Peneliti menggunakan beberapa penelitian yang telah melakukan kajian penelitian terdahulu seperti:

1. Skripsi yang ditulis oleh Indra Saladin jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Respon Jamaah Majelis Ta’lim Baitul Muttaqin Kebayoran Baru Jakarta Selatan Terhadap Film La Tahzan”. Hasil dari skripsi ini adalah respon dari jamaah terdapat 90% mengatakan film La Tahzan merupakan film yang baik, 100% merasa sangat senang, dan 100%

merasakan perubahan positif setelah menyaksikan film La Tahzan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif yang merupakan metode yang sama digunakan dalam penggunaan metode yang dipakai oleh peneliti dan memiliki film atau program dan subjek penelitian yang berbeda dengan peneliti.

2. Skripsi yang ditulis oleh Dian Putri Hardianti jurusan Broadcast Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta dengan judul “Pengaruh Program Tayangan Dr Oz Indonesia Terhadap Pola Gaya Hidup Sehat Mahasiswa (Survei Pada Mahasiswa Broadcast Angkatan 2015 Universitas Mercu Buana)”. Hasil dari adalah responden setuju tayangan program Dr. Oz dapat memengaruhi pola gaya hidup sehat mahasiswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif yang merupakan metode yang sama digunakan dalam

(25)

11

penggunaan metode yang dipakai oleh peneliti dan memiliki program yang berbeda serta subjek penelitian yang berbeda dari peneliti.

3. Skripsi yang ditulis oleh Imam Muzni jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Respon Jamaah Majelis Taklim Walisongo Terhadap Pesan Dakwah KH. Kholili Ridhoi Di Kebayoran Lama Jakarta”. Hasil dari skipsi ini adalah prespon dari jamaah Majelis Taklim Walisongo mendapatkan hasil positif terhadap pesan dakwah yang disampaikan oleh KH. Kholil Ridhoi. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif yang merupakan metode yang sama digunakan dalam penggunaan metode yang dipakai oleh peneliti dan memiliki subjek penelitian yang berbeda dengan peneliti.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini, agar lebih sistematis dan saling berhubungan antara satu bab dengan bab berikutnya.

Maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi 6 bab, adapun susunannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti memaparkan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneltian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

(26)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini peneliti memaparkan beberapa landasan teori- teori relevan yang digunakan dalam penulisan skripsi yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi maupun internet.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan metode yang dilakukan peneliti untuk melakukan penelitian.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan memaparkan hasil temuan data yang didapat di lapangan mengenai respon jamaah majelis Al- Ma’ruf daripada program tv Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar.

BAB V PENUTUP

Pada bab terakhir ini, peneliti mengakhiri skripsi ini dengan memberikan kesimpulan yang berfungsi menjadi jawaban umum dari bab 1 sampai dengan bab 4, serta diikuti saran daripada peneliti.

(27)

13 BAB II

LANDASAN TEORI A. Respon

1. Pengertian Respon

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, respon berarti tanggapan, reaksi, dan jawaban. Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik atau umpan balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi.1

Istilah respon dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil setelah komunikasi. Suatu kegiatan komunikasi itu memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Hal inilah yang nantinya dapat menimbulkan respon yang dibedakan menjadi tiga bagian oleh Steven M Chaffe. Yaitu:

1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.

2. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai seseorang terhadap sesuatu.

1 Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek cetakan ke- 12. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1999). H.52

(28)

Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

3. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata, yang meliputi tindakan atau kebiasaan.2

2. Faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi faktor penyebabnya. Tidak semua stimulus bisa mendapat respon individu, karena individu melakukan terhadap stimulus yang sesuai dan menarik untuknya. Maka individu selain bergantung pada stimulus, juga tergantung pada keadaan individu itu sendiri.

Respon terbentuk dari beberapa faktor, diantaranya:

a. Faktor internal, adalah faktor yang ada di dalam diri seseorang atau diri individu. Menurut Bimo Walagito manusia terdiri dari dua unsur yang berbeda, yaitu Jasmani dan Rohani. Kedua unsur tersebut sangat mempengaruhi tiap individu dalam memberikan tanggapan dari sebuah stimulus. Jika salah satu unsur tersebut mengalami gangguan atau tidak dalam kondisi yang baik maka tanggapan yang akan diterima oleh individu tersebut akan berbeda antara satu orang dengan orang lain.

2 Jalaludin Rahmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005). H.118

(29)

15

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini seperti jenis benda perangsang atau menyebutnya dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walagito bahwa faktor psikis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera.3

B. Majelis Taklim

1. Pengertian Majelis Taklim

Majelis taklim berasal dari bahasa Arab yaitu Majelis yang berarti tempat duduk dan Taklim yang berarti hal mengajarkan atau melatih, maka majelis taklim dapat diartikan sebagai suatu wadah atau tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang di dalamnya terdapat jamaah (orang yang belajar) sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia jamaah berarti sekumpulan orang banyak, ustadz/ustadzah (orang yang memberi materi pelajaran yang diajarkan)4. Majelis taklim menurut Dra. Hj. Tuti Alawiyah A.S. majelis adalah perkumpulan orang banyak, sedangkan taklim berarti pengajaran atau pengajian agama Islam.5

3 Bimo Walagito. Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta: UGM.

1996). H.55

4 Depag RI. Ensiklopedi Islam. (Jakarta: Depag RI. 1993). Jilid II H.675

5 Tuti Alawiyah AS. Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim.

(Bandung: Mizan, 1997(). H.5

(30)

2. Macam-macam Majelis Taklim

Majelis taklim dibagi menjadi 4 macam, yaitu: 1. Majelis taklim daerah pinggiran;

2. Majelis taklim daerah gedongan;

3. Majelis taklim kompleks, seperti perumahan, BTN, dan real estate; dan

4. Majelis taklim perkantoran.6

3. Manfaat dan Tujuan Majelis Taklim

Majelis taklim memiliki beberapa manfaat dan tujuan.

seperti sebagai berikut :

1. Tempat belajar, untuk menambah ilmu dan keyakinan agama yang akan mendorong pengamatan agama;

2. Tempat kontak sosial, untuk bersilaturahmi agar dapat menciptakan persatuan dan kesatuan umat islam;

3. Mewujudkan minat sosial, untuk meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rukun tetangga (RT) dan lingkungan jama’ahnya;

a. Tujuan umum : meningkatkan kualitas pemahaman dan amalan keagamaan pada setiap pribadi muslim Indonesia yang mengacu pada keseimbangan antara iman dan taqwa.

b. Tujuan khusus : meningkatkan kemampuan dan peranan majelis taklim.

6Tuti Alawiyah AS. Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim.

(Bandung: Mizan, 1997(). H.77

(31)

17

4. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran beragama di kalangan masyarakat Islam, khususnya bagi anggota jamaah;

5. Peningkatan amal ibadah masyarakat dengan mempererat silaturahmi antar jamaah, pembinaan kader di kalangan umat Islam serta upaya pemerintah dalam membina masyarakat ke arah takwa dan menyukseskan program pemerintah terutama di bidang spiritual.7

C. Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Media massa adalah segala macam bentuk sarana penyiaran yang dapat diakses oleh khalayak atau masyarakat secara luas, baik berupa tulisan, gambar, suara, atau ketiga-tiganya sekaligus. Berdasarkan pengertian tersebut, media massa secara garis besar terbagi dalam dua kelompok media massa cetak dan media massa elektronik.

Media massa cetak di antaranya koran, majalah, tabloid, dan buletin. Sedangkan media massa elektronik antara lain radio dan televisi. Sejarah dan perkembangan media massa, tidak lepas dari sejarah dan perkembangan teknologi komunikasi massa. Pada dasarnya, media massa

7 Depag RI. Ensiklopedi Islam. (Jakarta: Depag RI, 1993).jilid II H.675

(32)

berkembang makin beragam seiring perkembangan teknologi komunikasi massa tersebut.

Televisi sendiri menuntut partisipasi dan keterlibatan secara mendalam dari pemirsanya. Dia tidak bekerja di belakang layar. Dia menarik hati setiap orang.

Semua orang merasa identitas mereka terancam. Tontonan tersebut telah mempertinggi kesadaran kita secara umum terhadap bentuk dan arti hidup dan kejadian pada suatu level sensitivitas yang ekstrim.8

Untuk mengoptimalkan dakwah di televisi terdapat dua pendekatan :

a. Pendekatan praktis pragmatis dengan cara membangun basis-basis umat lewat pendidikan dan keterampilan professional media;

b. dan bersifat idealistik dengan cara perlu dirintisnya pendirian televisi dakwah9

2. Efek Media Massa

Efek adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokusnya pesan, maka

8Sunandar. Optimalisasi Fungsi Televisi Sebagai Media Dakwah.

(Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol.1 No 2: 2004). H. 72

9Sunandar. Optimalisasi Fungsi Televisi Sebagai Media Dakwah.

(Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol.1 No 2: 2004). H. 74

(33)

19

efek yang harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media massa.10

Dampak yang dihasilkan oleh media massa terdapat 3 efek, yaitu:

a) Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul dari diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya.

Dampak ini membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.

b) Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif.

Dalam efek afektif tujuan komunikasi massa bukan sekadar memberi tahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba terharu, sedih, gembira, marah dan emosional, skema kognitif. Suasana terpaan (Setting exposure), predisposisi individual dan faktor identifikasi.

c) Efek Konatif

Efek konatif merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau

10 Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa “Suatu Pengantar´Edisi Revisi. (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2009). H.49

(34)

kegiatan. Menurut teori belajar sosial orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya.11

3. Fungsi Media Massa

Fungsi media massa menurut Effendy (1993) terbagi menjadi empat, diantaranya12:

a) Menghibur

Media mendesain program-programnya untuk menghibur, agar dapat menarik perhatian khalayak sebanyak mungkin sehingga media dapat menjual hal ini kepada para pengiklan.

b) Meyakinkan

1) Fungsi media yang terpenting adalah meyakinkan.

Persuasi bisa datang dalam banyak bentuk yaitu mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang;

2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang;

3) menggerakkan seseorang untk melakukan sesuatu

; dan

4) mempekenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.

c) Menginformasikan

11 Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa “Suatu Pengantar´Edisi Revisi. (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2009). H.52-58

12 Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa “Suatu Pengantar´Edisi Revisi. (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2009). H.18-23

(35)

21

Sebagian besar informasi kita dapatkan bukan dari sekolah, melainkan dari media. Salah satu cara mendidik (mempersuasi) adalah melalui pengajaran nilai-nilai, opini, seta aturan-aturan yang dianggap benar kepada pemirsa. Artinya, sebagian dari fungsi edukasi media diarahkan untuk membuat khalayak tersosialisasi. Mereka melakukannya dalam drama, cerita, diskusi, artikel, komik dan iklan-iklan lainnya.

d) Membius

Salah satu fungsi media yang menarik adalah fungsi membius (narcotizing). Bila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika.

D. Jenis-jenis Program TV

Setiap stasiun televisi memilliki program yang diatur dengan jenis, target, dan waktu penayangan. Program dibuat bertujuan untuk menarik perhatian penonton agar bisa bertahan dengan rating yang baik.

Kata program berasal dari bahasa inggris yaitu Programme yang berarti acara atau rencana. Undang-undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam

(36)

berbagai bentuk. Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata siaran untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya.13

Beberapa program yang umum di televisi, yakni:

1. Berita, yaitu laporan dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Berita yang disampaikan berupa actual yaitu berita yang dianggap baru atau sesuatu yang telah terjadi beberapa lampau.

2. Talkshow, yaitu wawancara yang sifatnya santai. Biasanya diiringi dengan musik dan dibawakan oleh penyiar sebagai pembawa acara.

a) Musik, yaitu program yang menampilkan para penyanyi baik band, ataupun grup maupun solo (istilah yang dipakai oleh penyanyi yang tampil seorang diri).

b) Game Show, yaitu program yang berisi permainan yang berhadiah sesuatu kepada pesertanya.

c) Sinetron, yaitu program yang berisi cerita-cerita yang dibuat secara bersambung, baik bersifat fiksi maupun dari kisah nyata.

13 Morissan. Manajemen Penyiaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2008). H.199-200

(37)

23

Program seni dan budaya termasuk karya artistik dalam produksi program siaran televisi. Secara garis besar materi produksi seni budaya terbagi menjadi 2, yakni seni pertunjukan dan seni pameran.14

E. Pengertian Talkshow

Talkshow adalah program yang menampilkan suatu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara. Tamu-tamu yang diundang adalah mereka yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.

Komponen yang harus selalu ada dalam program Talkshow adalah15:

1. Topik (dirumuskan dalam bentuk pertanyaan);

2. Narasumber (sebaiknya lebih dari 1 orang);

3. Pemandu (sebagai pengelola dinamika, dibantu oleh operator);

4. Musik dan lagu (sebagai selingan dan backsound);

5. Suara suasana lokasi Talkshow (jika diadakan di luar studio sertakan atmosfir pada saat berlangsung, sebelum, dan sesudah talkshow);

14 Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003). H.9

15 Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. 2004). H.80-81

(38)

6. Acara Talkshow bisa disiarkan secara live (langsung da nada interaktifnya), bisa pula secara taping (direkam terlebih dahulu baru kemudian disiarkan).

Perencanaan Talkshow meliputi:

1. Menentukan target pendengar yang dituju agar mengetahui apa yang mereka butuhkan;

2. Menentukan topik dan narasumber;

3. Menentukan pemandu, dengan kriteria berigur toleran, terbuka, bersuara tajam dan intelek;

4. Menyaiapkan lokasi dan peralatan on air terutama jika berupa siaran langsung dari lapangan.

Dalam pelaksanaannya, urutan proses talkshow adalah sebagai berikut:

1. Pertama. Pembukaan berisi perkenalan topik, latar belakang, narasumber, dan peluang interaksi penonton;

2. Kedua. Diskusi utama berisi pertanyaan awal pemandu, tanggapan narasumber, interaksi pendengar;

3. Ketiga. Penutup berisi kesimpulan, ucapan terimakasih pemberitahuan topik/acara berikutnya.

Dinamika juga bisa dibangun dengan memperkaya humor melalui jokes yang terkait topik, memperkaya dengan cerita lucu yang singkat, menanyakan kabar narasumber, juga mengomentari gaya penampilan, ekspresi wajah narasumber, suara pendengar dan sebagainya.

(39)

25

F. Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan cara penggunaannya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, Wikipedia, forum, dan dunia virtual. Pendapat lain mengungkapkan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.16

Platform media sosial dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori besar meskipun beberapa aplikasi mungkin masuk ke dalam lebih dari satu kategori tergantung bagaimana aplikasi tersebut digunakan, secara kategori dapat dikelompokkan sebagai berikut :

 Publikasi Web

Situs web yang memungkinkan pengguna mengirimkan atau mempublikasikan konten untuk menjagkau khalayak secara luas dan mendapatkan umpan balik, seperti microblogging (twitter, plurk), blogs (wordpress, blogger), wiki (wikispaces, PBWiki), mushup (google maps, popurls).

 Jejaring Sosial

16 Fahmi. Mencerna Situs Jejaring Sosial (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2011). H.11

(40)

Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi dan berbagi informasi dengan pengguna lain. Sebuah layanan jejaring sosial pada dasarnya terdiri dari perwakilan dari tiap pengguna, hubungan sosial pengguna dan berbagai layanan tambahan, seperti alat sosial media (facebook, linkedin, google), social bookmark (delicious, digg), virtual words (second life, openism), crowdsourcing (ideascale, chaordex).

 File Sharing dan Penyimpanan

Sebuah layanan hosting file atau penyedia penyimpanan file secara online yang dirancang khusus untuk menyimpan konten, seperti perpustakaan foto (flicker, picasa), video sharing (youtube,vimo), audio sharing (podcast, itunes), penyimpanan (google drive, drop, myspace), manajemen konten (sharepoint, drupal).17 G. Teori S-O-R

Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus- Organism-Response. Teori ini berasal dari bidang keilmuan psikologi yang muncul antara tahun 1930 dan 1940, yang kemudian diangkat menjadi teori komunikasi. Hal ini dikarenakan objek material psikologi dan komunikasi yang sama, yakni manusia meliputi komponen-komponen sikap,

17 Widya Nuriyanti. Peran Media Sosial Dalam Perkembangan Industri Kreatif. (Jurnal Sosio e-kons Vol.11 No 2: 2019). H. 104-105

(41)

27

opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Teori ini merupakan salah satu aliran yang mewarnai teori-teori yang terdapat dalam ilmu komunikasi massa. Alasan ini beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience (penonton/pendengar)18

Menurut Denis Mc Quali dan Sven Windahl yang dikutip dari bukunya Nawiroh Vera yang berjudul

“Pengantar Komunikasi Massa” mengatakan bahwa prinsip dasar teori stimulus respon yaitu efek merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus (rangsang) tertentu sehingga orang dapat menduga adanya hubungan antara isi pernyataan dengan reaksi masyarakat.

Mengutip pendapat dari Carl Hovland, Jains, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada 3 variabel penting yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan akan mengerti pesan yang disampaikan. Kemampuan komunikanlah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerima, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.19

18 Onong Uchjana Effendi. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi.

(Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2005). H.254

19 Nawiroh Vera. Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta: Renata Pratama Media, 2010). H.105-106

(42)

Pada teori stimulus respon mempunyai kelemahan.

Kelemahannya adalah menyamaratakan individu. Pada dasarnya, pesan yang sama akan dipersepsi secara berbeda oleh individu dalam kondisi kejiwaan yang berbeda.

Karenanya, pada tahun 1970, Malvin De Fleur melakukan modifikasi terhadap teori stimulus respon dengan teorinya yang dikenal dengan individual different theory. De Fleur mengatakan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi berbeda-beda sesuai dengan karakteristik pribadi individu.20

Gambar 2.1 Siklus Teori S-O-R

Keterangan gambar:

 S : Stimulus, yaitu isi pernyataan

 O : Organisme, yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan

20 Mufid. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. (Jakarta: Kencana.

2005) Cet. Ke-1. H.22-23 Stimulus

Organisme:

Perhatian Pengertian Penerimaan

Respon

(43)

29

 R : Respon, yaitu efek atau timbal balik

Stimulus respon ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi dari komunikan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, tayangan program Mamah dan Aa Beraksi adalah stimulus (S) yang mendapat respon (R) dari organisme (O) yakni Jamaah Majelis Taklim Al-Ma’ruf Kebon Jeruk Jakarta Barat yang aktif mengolah pesan dari stimulus sehingga menyebabkan respon kepada tayangan tersebut.

(44)

30 A. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah positivisme untuk dapat menemukan gejala sosial dapat diukur dan dikuantifikasikan karena adanya sebab dan akibat.1 Pandangan positivisme ini mengklaim bahwa ilmu (sains) adalah ilmu pengetahuan yang nyata dan positivistik, sehingga ilmu pengetahuan yang tidak positivistik bukanlah ilmu (sains).

Pandangan ini kemudian membawa positivistik menjadi serba empirisme, behaviorisme, naturalism, dan sainisme. Semua pandangan fenomenologis untuk disebutkan sebagai ilmu (sains).2 Jadi, pada paradigma positivisme ini memandang suatu fenomena jika diteliti pada tempat dan waktu yang berbeda, namun hasilnya akan tetap sama.

B. Pendekatan Penelitian

Pada penenlitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Kuantitatif. Menurut Sugiyono pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

1 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

(Bandung: Alfabeta, 2013). H.42

2 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta:

Kencana, 2005). H. 40

(45)

31

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Rachmat Kriyantono Riset Kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.3

C. Populasi 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari dua objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk diteliti kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi bisa berbentuk lembaga, individu, kelompok atau konsep.

Sehingga objek-objek ini bisa menjadi sumber data penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Majelis Taklim Al-Ma’ruf di Kebon Jeruk Jakarta Barat yang berjumlah 60 orang.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Majelis Taklim Al-Ma’ruf di jalan Daud 1 Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian sejak awal September 2019 sampai dengan Januari 2020.

4 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

(Bandung: Alfabeta, 2013). H.80

(46)

E. Sumber Data

Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu data primer dan sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengumpulan langsung di lapangan (tanpa perantara), yaitu berupa hasil opini subjek secara individual maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang digunakan berupa kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket merupakan serangkaian pertanyaan yang disusun secara teratur yang kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.5 Dalam hal ini responden adalah jamaah Majelis Taklim Al-Ma’ruf Kebon Jeruk Jakarta Barat yang akan peneliti jadikan data primer untuk memperoleh hasil dari kuesioner yang peneliti berikan.

2. Data sekunder adalah data pelengkap dari data primer.

Data sekunder dilakukan dengan studi kepustakaan untuk mendapatkan data dari segala sesuatu yang berpengaruh dengan objek penelitian seperti buku, jurnal, artikel, dan lain sebagainya.

5 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta:

Kencana, 2005) H.123

(47)

33

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian kuantitatif perlu instrumen penelitian untuk membantu proses jalannya penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.6

Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena spesial.7 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan modifikasi skala Likert 4 skala. Menurut Hadi (1991), modifikasi skala Likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung oleh skala 5 tingkat. Modifikasi skala Likert ini meniadakan kategori jawaban yang ditengah (netral atau ragu-ragu).8 Modifikasi skala Likert 4 tingkat yaitu:

6 Stofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. (Jakarta: Kencana, 2017). H.46

7 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitati dan R&D. (Bandung:

Alfabeta, 2017). H.93

8 Hadi Sutrisno. Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes, dan Skala Nilai. (Yogyakarta: Andi Offet, 1991). H.19

(48)

Tabel 3.1 Skala Likert

Kategori Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Setuju 3

Sangat Setuju 4

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk penelitian ini, peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.9 Pengamatan ini dilakukan dengan cara tersebut untuk mengetahui selera tayangan program jamaah dan kegiatan-kegiatan yang ada pada majelis taklim Al-Ma’ruf Kebon Jeruk Jakarta Barat.

9 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2005). H.133

(49)

35

2. Angket

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden.10 Pada penelitian ini maka peneliti akan memberikan lembaran kuesioner kepada responden.

3. Studi Kepustakaan

Metode dengan mengkaji data yang diperoleh dari buku-buku, bahan-bahan referensi, artikel, brosur, dan bahan bacaan lainnya dari internet yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini.

4. Dokumentasi

Dengan mengumpulkan informasi data yang berhubungan dengan objek penelitian yang diperoleh.

Peneliti akan mengambil dokumentasi pada saat pengisian kuesioner untuk kebutuhan penelitian ini.

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah melakukan pengumpulan data. Metode pengolahan data untuk penelitian dengan pendeketan kuantitatif adalah suatu proses dalam memperoleh ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu. Dalam tahap kuantitatif, pengolahan data secara umum dilakukan dengan tahap periksa (editing), proses

10 M Hariwijaya dan Triton P.B. Pedoman Penulisan Ilmiah: Proposal dan Skripsi cet. Ke-2 (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2008). H.62

(50)

memberikan identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating).11

1. Editing

Proses editing dimulai dari memberi identitas pada instrumen yang sudah dijawab. Kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. Yaitu memberikan nomor pada lembar kuesioner yang dijawab oleh responden guna untuk mencocokkan data yang ada pada tabel excel. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada data responden.

2. Coding

Tahapan selanjutnya adalah tahap coding. Yaitu memberikan nilai pada pilihan jawaban yang ada pada kuesioner. Tahap ini merupakan tahap klarifikasi atas data yang sudah diperiksa untuk diberikan identitas sehingga memiliki arti pada saat menganalisa.

3. Tabulating

Tabulating merupakan tahap akhir dalam pengolahan data. Dalam hal ini tabulating yaitu memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.

11 Burhan Bungin. Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) Cet-4. H.164-

(51)

37

I. Teknik Analisis Data 1. Chi Square

Dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara respon kognitif dan afektif responden dengan karakteristik respon jamaah Majelis Taklim Al- Ma’ruf pada tayangan Program Mamah dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah. Uji statistik yang digunakan adalah chi square.

Uji chi square digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas datanya berbentuk kategori.12

a. Mencari nilai chi square dengan rumus :

Keterangan :

= Nilai Chi Square

Fe = Frekuensi yang diharapkan Fo = Frekuensi yang diperoleh

b. Mencari nilai frekuensi yang diharapkan Fe Fe untuk setiap sel =

c. Mencari nilai tabel dengan rumus Df = (B-1)(K-1)

12 Amudi Pasaribu.Pengantar Statistik. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981). H.75

(52)

Keterangan :

B = Banyaknya baris K= Banyaknya kolom

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan status perkawinan pada tayangan program Mamah dan Aa Beraksi episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah menggunakan taraf 5% yaitu 0,05 :

1. Apabila ≤ 0,05 = H0 ditolak memiliki hubungan antara respon kognitif dan afektif responden pada tingkat pendidikan/status perkawinan.

2. Apabila ≥ 0,05 = H0 diterima memiliki hubungan antara respon kognitif dan afektif responden pada tingkat pendidikan/status perkawinan.

(53)

39 BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden

Responden pada penelitian ini adalah jamaah majelis taklim Al-Ma’ruf yang berada di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat. Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan beberapa hal yang terjadi di lapangan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan populasi sebanyak 60 orang. Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan hasil penelitian yang terbagi menjadi beberapa kelompok :

1. Usia

Berasarkan usia responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Tingkat Usia Responden

No Usia Frekuensi Persentase

1 21 - 30 tahun 6 10 %

2 31 - 40 tahun 9 15 %

3 41 – 50 tahun 13 21,7 %

4 51 – 60 tahun 15 25 %

5 60 tahun ke atas 17 28,3 %

Jumlah 60 100 %

Berdasarkan tabel di atas bisa diketahui bahwa responden pada usia 60 tahun ke atas sebanyak 17 orang (28,3%), usia 51-60 tahun sebanyak 15 orang (25%), usia 41-50 sebanyak 13 orang (21,7%), usia 31-40 tahun

(54)

sebanyak 9 orang (15%), dan yang terakhir usia 21-30 tahun sebanyak 6 orang (10%). Terlihat bahwa responden tertinggi yaitu terdapat pada usia 60 tahun ke atas dengan jumlah 17 orang, dan yang terendah yaitu pada usia 21-30 tahun ke atas dengan jumlah 6 orang.

2. Riwayat Pendidikan

Berasarkan pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SD/MI 28 46,7 %

2 SMP/MTs 10 16,7 %

3 SMA/SMK/MA 14 23,3 %

4 D3/D4 6 10 %

5 S1/S2/S3 2 3,3 %

Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel di atas bisa diketahui bahwa responden pada tingkat SD/MI sebanyak 28 orang (46,7%), tingkat SMP/MTs sebanyak 10 orang (16,7%), tingkat SMA/SMK/MA sebanyak 14 orang (23,3%), tingkat D3/D4 sebanyak 6 orang (10%), dan yang terakhir pada tingkat S1/S2/S3 sebanyak 2 orang (3,3%). Terlihat bahwa responden tertinggi yaitu terdapat pada tingkat pendidikan SD/MI dengan jumlah 28 orang, dan yang terendah yaitu pada tingkat pendidikan S1/S2/S3 dengan jumlah 2 orang.

(55)

41

3. Pekerjaan

Berasarkan pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 Ibu Rumah Tangga 42 70 %

2 Pelajar/Mahasiswa 3 5 %

3 Karyawati 6 10 %

4 Wirausaha 7 11,7 %

5 PNS 0 0%

6 Guru/Ustadzah 2 3,3 %

7 Lain-lain 0 0 %

Jumlah 60 100 %

Berdasarkan tabel di atas bisa diketahui bahwa responden yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 42 orang (70%), pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 3 orang (5%), pekerjaan sebagai karyawati sebanyak 6 orang (10%), pekerjaan sebagai wirausaha sebanyak 7 orang (11,7%), pekerjaan sebagai PNS sebanyak orang (0%), dan terakhir pekerjaan sebagai guru/ustadzah sebanyak 2 orang (3,3%). Terlihat bahwa responden tertinggi yaitu terdapat pada pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 42 orang, dan yang terendah yaitu pada pekerjaan sebagai PNS dengan jumlah 0 orang.

4. Status Perkawinan

(56)

Berasarkan status perkawinan responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Status Perkawinan Responden

No Status Perkawinan Frekuensi Persentase

1 Belum Kawin 7 11,7 %

2 Kawin 38 63,3 %

3 Pernah Kawin (Janda)

15 25 %

Jumlah 60 100 %

Berdasarkan tabel di atas bisa diketahui bahwa responden pada status perkawinan belum kawin sebanyak 7 orang (11,7%), dengan status kawin sebanyak 38 orang (63,3%), dan yang terakhir dengan status pernah kawin sebanyak 15 orang (15%). Terlihat bahwa responden tertinggi yaitu terdapat pada status perkawinan kawin dengan jumlah 38 orang, dan yang terendah yaitu pada status perkawinan belum kawin dengan jumlah 7 orang.

5. Media sosial yang dimiliki

Gambar 4.1 Diagram Media Sosial Yang Dimiliki Responden

(57)

43

Berdasarkan gambar di atas bisa diketahui bahwa responden yang memiliki media sosial WhatsApp sebanyak 60 orang, media sosial Line sebanyak 7 orang, media sosial Instagram sebanyak 17 orang, media sosial Facebook sebanyak 18 orang, media sosial Twitter sebanyak 5 orang, media sosial Telegram sebanyak 2 orang, media sosial E-mail sebanyak 15 orang, media sosial Lain-lain sebanyak 1 orang. Terlihat bahwa responden dipastikan memiliki media sosial minimal 1 aplikasi.

B. Respon Kognitif Jamaah Majelis Taklim Al-Ma’ruf Pada Tayangan Mamah dan Aa Beraksi Episode Pengaruh Media Sosial Dalam Ibadah Di Indosiar

Respon kognitif adalah respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.

0 20 40 60 80

Dll E-mail Telegram Twitter Facebook Instagram Line WhatsApp

Media Sosial Yang Dimiliki

Media Sosial Yang Dimiliki

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Teori S-O-R
Tabel 3.1 Skala Likert
Tabel 4.1 Tingkat Usia Responden
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan Kampanye Sosial Pengawasan Konten Digital pada Gawai untuk Anak memiliki tujuan untuk melaksanakan kampanye sosial supaya orangtua mulai mengawasi konten digital

Debit air keluar ( outflow ) Embung Tambakboyo terdiri dari kebutuhan air untuk daerah irigasi Pulodadi, kebutuhan air untuk perikanan, kehilangan air akibat evaporasi

Abstrak. Kemampuan berbahasa dibutuhkan anak dalam berkomunikasi dengan orang lain sehingga anak perlu membentuk bahasa baik secara lisan maupun bahasa isyarat

Jika host A megirim dua paket berurutan ke host B pada sebuah jaringan paket datagram, jaringan tidak dapat menjamin bahwa kedua paket tersebut akan dikirim bersamaan,

Corporate Governance Perception Index (CGPI) direaksi pasar dengan adanya abnormal return dan peningkatan trading volume activity signifikan di sekitar tanggal

Mencermati dari variasi latihan pada siklus 2 yaitu latihan memberikan bola dengan kaki yang menjepit bola dengan tujuan membantu siswa mendorong kakinya ke belakang agar

h) Lakukan paling sedikit tiga kali pengujian untuk benda uji yang sama, dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak tidak kurang 10 mm dari dinding cawan dan

Pada akhir kegiatan akan dilakukan evaluasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan selama program pengabdian kepada pemuda RT. 14 Perumnas Aurduri Kota. Evaluasi ini