• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN GERAK ( MOTOR ABILITY )BERBASIS STATUS GIZI KURANG, NORMAL, DAN LEBIH PADA SISWA LAKI-LAKI SDN GUMURUH 8 BATUNUNGGAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN GERAK ( MOTOR ABILITY )BERBASIS STATUS GIZI KURANG, NORMAL, DAN LEBIH PADA SISWA LAKI-LAKI SDN GUMURUH 8 BATUNUNGGAL."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN GERAK ( MOTOR ABILITY )

BERBASIS STATUS GIZI KURANG, NORMAL, DAN LEBIH

PADA SISIWA LAKI-LAKI

SDN GUMURUH 8 BATUNUNGGAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

WAWAN SYAFUTRA

0905547

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PERBEDAAN KEMAMPUAN GERAK ( MOTOR ABILITY )

BERBASIS STATUS GIZI KURANG, NORMAL, DAN LEBIH

PADA SISIWA LAKI-LAKI

SDN GUMURUH 8 BATUNUNGGAL

Oleh:

Wawan Syafutra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar sarjana sains program studi ilmu keolahragaan

©Wawan Syafutra 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(3)
(4)

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

ABSTRAK

PERBEDAAN KEMAMPUAN GERAK ( MOTOR ABILITY )

BERBASIS STATUS GIZI KURANG, NORMAL, DAN LEBIH

PADA SISWA LAKI-LAKI

SDN GUMURUH 8 BATUNUNGGAL

Wawan Syafutra

0905547

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perbedaan kemampuan motorik yang dilatarbelakangi oleh status gizi siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif yang bertujuan,mengetahui gambaran kemampuan motorik siswa berstatus gizi kurang, normal, dan lebih dan mengetahui seberapa besar perbedaan kemampuan motorik siswa berstatus gizi kurang, normal, dan lebih. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 Siswa laki-laki kelas 1, 2, dan 3 SDN Gumuruh 8 Batununggal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes shuttle run 4 x 10 meter, lempar tangkap bola jarak 1 meter, stork stand positional balance, dan lari cepat 30 meter.Hasil penelitian setelah dilakukan uji t-skor menunjukan gambaran kemampuan motorik gizi kurang memiliki rara-rata 49,99, gambaran kemampuan motorik gizi normal memiliki rara-rata 49,99, dan gambaran kemampuan motorik gizi lebih memiliki rara-rata 49,99. Berdasarkan penelitian diperoleh nilai signifikansi 1,000 > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan kemampuan motorik yang signifikan antara gizi kurang, normal, dan lebih.

(5)

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

ABSTRACT

DIFFERENCES OF MOTOR SKILLS ( MOTOR ABILITY )

BASED STUDENTS MALNUTRITION, NORMAL, AND MORE

ON BOYS PRIMARY SCHOOLS NATION GUMURUH 8

BATUNUNGGAL

Wawan Syafutra

0905547

This research is motivated by differences in motor skills are motivated by the nutritional status of students . This study used a descriptive comparative methods that aim , find a picture of the student 's motor skills are less nourished , normal , and more and find out how much difference the motor skills of students is less nourished , normal , and more . Samples used in this study were as many as 21 female students men class 1 , 2 , and 3 SDN Gumuruh 8 Batununggal . The instrument used in this study is a test shuttle run 4 x 10 meters , catching a ball throwing distance of 1 meter , stork stand positional balance , and a 30 -meter sprint . The results of the study after the t - test scores showed a picture of malnutrition motor skills have rara 49.99 average , normal nutritional overview of motor skills has rara average 49.99 , and the picture has more nutritional motor skills rara average 49.99 . Based on the research significance value 1.000 > 0.05, there is no significant differences in motor skills between malnutrition , normal , and more .

(6)

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... ... 5

(7)

vii

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik.... 18

7. Pengaruh gizi terhadap kemampuan motorik……… 20

1. Gambaran Kemampuan Motorik Siswa Gizi Kurang... 33

2. Gambaran Kemampuan Motorik Siswa Gizi Normal... 34

3. Gambaran Kemampuan Motorik Siswa Gizi Lebih... 35

4. Uji Perbandingan... 40

B. PembahasanHasilPenelitian... 41

(8)

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Grafik Pertumbuhan berdasarkan BMI/U untuk anak laki-laki

umur 2-20 tahun... ... 11

2. Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 24

3. Gambar 3.2 Prosedur Penelitian... 25

4. Gambar 3.3 Grafik Pertumbuhan berdasarkan BMI/U untuk anak laki-laki

(9)

vii

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Motorik Siswa Gizi Kurang... 34

2. Tabel 4.2 Hasil T-Skor Tes Kemampuan Motorik Siswa Gizi Kurang... 35

3. Tabel 4.3 Hasil Tes Kemampuan Motorik Siswa Gizi Normal... 36

4. Tabel 4.4 Hasil T-Skor Tes Kemampuan Motorik Siswa Gizi Normal.... 37

5. Tabel 4.5 Hasi l Tes Kemampuan Motorik………... ... 38

6. Tabel 4.6 Hasil T-Skor Tes Kemampuan Motorik Siswa Gizi Lebih... 39

(10)

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

DAFTAR LAMPIRAN

1.Output SPSS Perbandingan...47

2.Dokumentasi...49

3.Surat Izin Penelitian...51

4.SK Pengesahan Judul...52

(11)

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Setiap manusia mengalami proses tumbuh kembang terutama anak usia

dini. Dimana masa anak usia dini mengalami tumbuh kembang yang sangat

pesat. Istilah tumbuh kembang pada manusia menunjukkan proses sel telur

(ovum) yang telah dibuahi sampai menjadi manusia dewasa. Tumbuh berkaitan

dengan perubahan ukuran. Istilah kembang berhubungan dengan aspek fungsi

perubahan ukuran. Bila organ tubuh bagian bawah mengalami pertumbuhan

maka perkembangan organ tersebut seperti merangkak, berdiri, berjalan dan

sebagainya (Santoso dkk, 2009:42). Ini adalah momentum yang sangat tepat

untuk membentuk tingkah laku anak melalui aktivitas jasmani dan asupan gizi

yang seimbang. Bila tidak didukung dengan gizi yang seimbang maka dapat

mempengaruhi tumbuh kembang anak salah satunya menghambat

perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik merupakan pekembangan

pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan

otot yang terkoordinasi.

Masa anak usia dini adalah masa keemasan karena pertumbuhan dan

perkembangan pada masa ini berlangsung sangat pendek dan peka terhadap

lingkungan. Pertumbuhan dan perkembangna anak usia dini dapat dilihat dari

pertambahan berat dan tinggi / panjang badan, meningkatnya fungsi

organ-organ tubuh serta bertambhanya kualitas merespon rangsangan yang diberikan

(Siswanto, 2010:2). Usia lima tahun pertama, merupakan masa terbentuknya

dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan pengindraan, berpikir,

keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lainnya

(Depkes RI 1993 dalam Santoso, 2009:51). Pemeliharaan tumbuh kembang

dapat dilakukan melalui pembinaan dan pemantauan proses tumbuh kembang.

(12)

2

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

Banyak faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.

Namun salah satu faktor yang penting adalah gizi. Konsumsi gizi sangat

mempengaruh status gizi anak. Gizi berpengaruh terhadap perkembangan,

kemampuan merespon rangsangan serta daya tahan terhadap penyakit infeksi

(Sulistiyoningsi, 2011:5). Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek

dalam perkembangan anak, karena gizi mempengaruhi perkembangan anak

maka anak dengan status gizi kurang akan mengurangi kegiatan di

lingkungannya (Rosidi dkk:2012).

Status gizi pada balita perlu mendapatkan perhatian yang serius dari

para orang tua, karena kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan

kerusakan yang tidak dapat dipulihkan. Ukuran tubuh yang pendek merupakan

salah satu indikator kekurangan gizi yang berkepanjangan bagi balita (Atikah

Proverawati, 2010:76). Parameter yang cocok digunakan untuk balita adalah

berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala digunakan untuk

memberikan gambaran perkembangan otak. Kurang gizi ini akan berpengaruh

pada perkembangan fisik dan mental anak (Atikah Proverawati, 2010:77).

Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat

keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi

yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi

yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan

zat gizi lainnya (Nix, 2005 pada Desi Khairina, 2008:11). Status gizi normal

merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang (Apriadji, 1986

pada Desi Khairina, 2008:11). Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut

undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang

masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan (Wardlaw, 2007 pada Desi

Khairina, 2008:11). Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi

seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari

jumlah energi yang dikeluarkan (Nix, 2005 pada Desi Khairina, 2008:11). Hal

ini terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi kecukupan energi yang

(13)

3

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk (Apriadji, 1986

pada Desi Khairina, 2008:11).

Setiap anak memiliki status gizi yang berbeda-beda dan tentunya

kemampuan motorik yang berbeda-beda pula. Berdasarkan kondisi tersebut

penelitian yang berkaitan dengan perkembangan motorik dan status gizi anak

usia dini bermanfaat untuk memberikan informasi sedini mungkin agar

menjadi calon sumber daya manusia yang berkualitas kelak di masa

mendatang. Dengan demikian, mengacu pada uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Kemampuan Motorik Berlatarbelakang Status Gizi Pada Siswa SDN Gumuruh 8 Batununggal”.

B.Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah yang penulis maka timbul

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran kemampuan motorik siswa yang gizi kurang ?

2. Bagaimanakah gambaran kemampuan motorik siswa yang gizi normal ?

3. Bagaimanakah gambaran kemampuan motorik siswa yang gizi lebih ?

4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan motorik antara siswa yang memiliki gizi kurang, normal, dan lebih ?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis untuk meneliti permasalah tersebut adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran kemampuan motorik siswa yang memiliki

gizi kurang.

2. Untuk mengetahui gambaran kemampuan motorik siswa yang memiliki

gizi normal.

3. Untuk mengetahui gambaran kemampuan motorik siswa yang memiliki

(14)

4

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara

kemampuan motorik siswa yang memiliki gizi kurang, normal, dan gizi

lebih.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Sebagai bahan kajian untuk memberikan gambaran perbedaan kemampuan motorik siswa berlatar belakang status gizi.

b. Sebagai bahan tambahan dan referensi keilmuan khususnya untuk

program studi ilmu keolahragaan tentang ilmu gizi dan kemampuan

motorik.

c. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

Sebagai bahan referensi untuk masyarakat agar lebih

memperhatikan kondisi status gizi anaknya supaya anak-anaknya

(15)

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode/Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif komparatif yaitu penelitian deskriptif yang bersifat membandingkan dua

atau lebih kelompok sampel.

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara, proses menganalisis

data agar dapat dilaksanakan dengan mudah dan sesuai dengan tujuan penelitian .

Desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah dari proses

penelitian.

Bentuk desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

GK = Status Gizi Kurang

GN = Status Gizi Normal

(16)

25

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

Langkah- langkah yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dan sampel adalah bagian yang terpenting dari sebuah

penelitian. Ketelitian dalam penentuan sampel dari sejumlah populasi sangat

POPULASI

GIZI KURANG GIZI LEBIH

(17)

26

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

menentukan hasil penelitian yang penulis lakukan. Populasi merupakan

individu atau objek yang memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat

diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang

diteliti. Sugiyono (2010:80) menjelaskan sebagai berikut: Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi bukan hanya orang, tetapi

juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas

1, 2, dan 3 SDN Gumuruh 8 Batununggal.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

jumlah populasi yang ada atau metode pengambilan sampel menggunakan total

sampling yaitu dengan cara mengambil semua sampel yang berada didalam

populasi. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah

sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total

sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari

100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Berdasarkan

penjelasan diatas maka yang menjadi sampel penelitian ini ada 7 siswa yang

memiliki gizi kurang, 7 siswa yang memiliki gizi lebih, dan 7 siswa yang

(18)

27

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

C. Definisi Operasional

1. Gizi dapat diartikan sebagai suatu proses penggunaan makanan yang

dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti,

absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat

tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi

norma dari organ-organ serta menghasilkan energi. Sedangkan ilmu gizi

diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari zat-zat pangan yang

bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada pangansejak

dikonsumsi, dicerna sampai diserap sampai dimanfaatkan tubuh serta

dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup

manusia serta faktor yang mempengaruhinnya (Atikah Proverawati dkk,

2010:1).

2. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel

tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu

(Atikah Proverawati dkk, 2010:139).

3. Menurut Rusli Lutan (1988:93) mengatakan bahwa kemampuan motorik kasar

adalah kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan

suatu keterampilan yang relatif melekat pada saat masa kanak-kanak.

4. Motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku

gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia (Wikipedia, 2013).

5. Robbin (2007:57) dalam Milman Yusdi (2011) Kemampuan berarti kapasitas

seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tes Antropometri Gizi

Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status

gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri.

(19)

28

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan baku

harvard.

Berat badan (kg)

IMT = __________________________________________

Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

Grafik 3.3

Grafik Pertumbuhan berdasarkan BMI/U untuk anak laki-laki

(20)

29

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

a. Mengukur Tinggi Badan

Alat-alat yang digunakan :

1) Statometer

2) Alat-alat tulis

Cara Mengukur Tinggi Badan

1) Sebelum pengukuran dilakukan, maka semua jenis alas kaki

dilepas dan semua yang menutupi kepala harus dilepas.

2) Anak yang disuruh berdiri tegak dan menempel pada dinding

dan dengan pandangan lurus kedepan dan sejajar dengan lantai,

sedangkan tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian

belakang menempel pada tembok.

3) Letakkan statometer diatas kepala dengan salah satu sisi

penggaris menempel pada bagian atas kepala yang tertinggi.

4) Selanjutnya bacalah hasil pengukuran pada alat pengukur dan

mencatatnya pada buku yang telah tersedia.

b. Menimbang Berat Badan

Alat-alat yang diperlukan :

1) Timbangan berat badan manual yang berkekuatan kurang lebih

100kg

(21)

30

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

Cara Menimbang Berat Badan

1) Timbangan diletakan di tempat yang datar dan terang agar

mudah dibaca hasilnya

2) Tempat berpijak pada timbangan sebelum digunakna terlebih

dulu diberi alas agar tidak mudah kotor

3) Timbangna disetel terlebih dahulu sebelum digunakan (yang

memakai jarum penunjuk, jarumnya disetel pada angka nol).

2. Tes Kemampuan Motorik

Motor ability adalah kemampuan umum seseorang untuk bergerak

secara lebih spesifik mengenai pengertian motor ability adalah kapasitas

seseorang untuk melakukan bermacam-macam gerakan yang

memerlukan keberanian dalam olahraga. Johnson dan Nelson (1969)

mengemukakan mengenai tes motor ability ini, terdiri dari beberapa jenis

butir tes yang mengukur mengenai aspek kekuatan, daya, kelincahan,

koordinasi mata dan tangan, keseimbangan. (Drs. H. Nurhasan,

2007:127)

Disini peneliti akan melakukan beberapa tes yang diadopsi dari buku

tes dan pengukuran yang ditulis oleh Drs. H. Nurhasan, M.Pd. tes ini

mempunyai reliabilitas sebesar 0,93 dan validitasnya sebesar 0,87,

dengan butir-butir tes sebagai berikut:

a) Tes Shuttle Run 4 x 10 meter

Tujuan : Mengukur kelincahan dalam bergerak

(22)

31

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

Alat/fasilitas : Stopwatch, lintasan yang lurus dan datardengan

jarak 10 meter.

Pelaksanaan : Start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba

“bersedia” anak coba berdiri sedekat mungkin

dengan garis start.

b) Tes Lempar Tangkap Bola

Tujuan : Mengukur kemampuan koordinasi mata dan

tangan.

Alat / fasilitas : Bola tenis, Stopwatch , dan tembok yang rata.

Pelaksanaan : Subyek berdiri dibelakang garis batas sambil

memegang bola tenis dengan kedua tangan di

depan dada. Aba-aba “ya” subyek dengan segera

melakukan lempar tangkap kedinding selama 30

detik.

Skor : Dihitung jumlah tangkapan bola yang dapat

dilakukan selama 30 detik.

c) Tes Lari Cepat 30 meter

Tujuan : Mengukur Kecepatan lari

Alat dan Fasilitas : Stop, lintasan yang lurus dan rata sejauh 30

meter, bendera.

Pelaksanaan : Start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba

(23)

32

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

lari menuju garis finish dengan jarak 30 meter

sampai melewati garis finish.

d) Tes Stork Stand Positional Balance

Tujuan : mengukur keseimbangan tubuh

Alat : Stopwatch

Pelaksanaan : Subyek berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kedua

tangan bertolak ke pinggang, kedua mata

dipejamkan, lalu letakkan kaki kanan pada lutut

kaki kiri sebelah dalam. Pertahankan sikap selama

mungkin.

D. Pelaksanaan Penelitian

Adapun langkah-langkah persiapan yang penulis tempuh dalam pelaksanaan

penelitian ini adalah :

a. Menyiapkan perizinan dari Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Meminta perizinan untuk melaksanakan penelitian kepada staf prodi ilmu

keolahragaan.

c. Memilih sampel penelitian secara totally sampling terhadap siswa kelas 1, 2,

dan 3.

d. Melakukan Tes Antropometrik yaitu dengan mengukur tinggi dan berat badan

siswa. Dan seterusnya diolah untuk menghasilkan IMT setiap siswa.

e. Melakukan tes kemampuan motorik.

1. Tes shuttle run 4 x 10 meter

2. Tes lempar tangkap bola

3. Tes stork stand

(24)

33

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

E. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan

komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for

windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi

serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu

dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara

pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1). Dalam data penelitian ini, data yang

terkumpul berupa angka-angka maka penyusun menggunakan analisis statistik.

Teknik yang dipakai untuk menganalisis data penelitian adalah statistik deskripsi

(25)

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data yang telah dilakukan oleh

peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Setelah Uji T-Skor didapatkan nilai rata-rata keseluruhan pada tes

kemampuan motorik pada siswa yang memiliki gizi kurang adalah 49,99.

2. Setelah Uji T-Skor didapatkan nilai rata-rata keseluruhan pada tes

kemampuan motorik pada siswa yang memiliki gizi normal adalah 49,99.

3. Setelah Uji T-Skor didapatkan nilai rata-rata keseluruhan pada tes

kemampuan motorik pada siswa yang memiliki gizi lebih adalah 49,99.

4. Dilihat dari tabel uji one way anova nilai signifikan 1,000 > 0,05, maka Ho

diterima atau tidak terdapat perbedaan kemampuan motorik yang

signifikan antara siswa yang memiliki gizi kurang, normal, dan lebih.

B. SARAN

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya

peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman

dan literatur tambahan:

1. Kepada orang tua siswa kelas 1, 2, dan 3 untuk lebih memperhatikan lagi

asupan gizi anaknya agar nantinya anak-anak dapat tumbuh dan

berkembang dengan asupan gizi yang baik.

2. Kepada guru olahraga dan orang tua agar lebih banyak memberikan

latihan dan tes kemampuan motorik untuk siswa sekolah dasar hal ini

diharapkan agar siswa memiliki kemampuan motorik yang sesuai dengan

(26)

43

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

3. Pengetahuan tentang gizi dan kemampuan motorik sangat penting di

terapkan di sekolah maupun di rumah karena diharapkan kita semua

mampu sadar gizi dan kemampuan motorik sejak dini.

4. Kepada pengelola sekolah agar lebih sering mensosialisasikan tentang

anak sadar gizi sejak usia dini seperti makan makanan yang bergizi,

minum minuman yang bergizi, serta asupan gizi yang lainnya.

5. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kemampuan motorik yang

berhubungan gizi pada anak-anak sekolah dasar masih sangat jarang

(27)

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2004). Prinsip-Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Apriadji, W. H. 1986. Gizi Keluarga. P.T. Penebar Swadaya, Jakarta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Atikah Proverawati, dkk (2010). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan &Gizi Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Dede Nurhidayat. 2012.http://thelapanbelazmei.blogspot.com/2012.

Dedi Muchtadi. 2002. Pengantar Ilmu Gizi. Jakarta:Alfabeta

Depkes, RI, 2004, PedomanPenanggulangan KekuranganEnergi Protein (KEP)

danPetunjuk Pelaksanaan PMTpada Balita. Direktorat Bina Gizi

Masyarakat, Ditjen BinkesmasDepkes RI, Jakarta

Desi Khairina. 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi

Berdasarkan Imt Pada Pembantu Rumah Tangga (Prt) Wanita Di

Perumahan Duta Indah Bekasi. Depok: Universita Indonesia.

Khumaidi, M. 1994. Gizi Masyarakat. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Jalal, F. & Sumali, M. A. 1998. Gizi Kualitas Hidup : Agenda Perumusan

Program Gizi Repelita VII Untuk Mendukung Sumber Daya Manusia yang

Berkualitas,dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. LIPI,

Jakarta.

Milman Yusdi. 2011. http://milmanyusdi.blogspot.com/.

Nix, S. 2005. William’s Basic Nutrition & Diet Therapy, Twelfth Edition. Elsevier

Nurhasan,2007, Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

Nyoman,I Dewa dkk, 2012, Penilaian Status Gizi, Jakarta, EGC

Rosidi,Ali dan Agustin Syamsianah, 2012, Optimalisasi Perkembangan Motorik

Kasar dan Ukuran Antropometri Anak Balita di Posyandu “Balitaku Sayang” Kelurahan Jangli Kecamatan Tembalang Kota Semarang,

jurnal.unimus.ac.id/index.php/ psn12012010/article/view/508/557 (Diunduh

(28)

45

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

Rusli Lutan,1998, Belajar keterampilan Gerak Pengantar Teori dan Metode,

Jakarta, P2LPTK, Ditjen Perguruan Tinggi Mosby Inc, USA.

Santoso, Soegoeng dan Anne Lies Ranti, 2009, Kesehatan dan Gizi, Jakarta,

Rineka Cipta

Siswanto, Hadi, 2010, Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini, Yogyakarta,

Pustaka Rihana

Soegeng Santoso, dkk. 2009. Kesehatan dan Gizi.Jakarta: PT.Rineka Cipta dan

PT. Bina Adiaksara

Soerjodibroto. W. 1993. Diit dan Exercise dalam Penanggulangan Kegemukan,

dalam Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, No.6, Agustus.

Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit.

alfabeta.

Sukamti,Endang Rini, 2007, Diktat Perkembangan Motorik,

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Diktat%20Motorik.pdf

Sukintaka.2001.Teori Pendidkan Jasmani ( Filosofi, Pembelajaran, dan Masa

Depan). Bandung: Nuansa.

Sulistyoningsih,Hariyani, 2011, Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Yogjakarta,

Graha Ilmu

Suhardjo, 1996,Perencanaan Pangan dan Gizi . Penerbit Bumi Aksara bekerja

Sama dengan Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB

Sugiyanto, 2005, Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universita

Terbuka

Suyono, S. 1986. Hubungan Timbal Balik antara Kegemukan dengan Berbagai

Penyakit, dalam Kegemukan : Masalah dan Penanggulangannya. Penerbit

Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Toho Cholik Mutohir dan Gusril. (2004). Perkembangan Motorik pada Masa

Anak-anak. Jakarta: Depdiknas.

Wardlaw, G.M. & Jeffrey, S. H. 2007. Perspectives in Nutrition. Seventh Edition.

Mc Graw Hill Companies Inc, New York.

(29)

45

Wawan Syafutra, 2014

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal

Yudha M. Saputra .2006. Perkembangan Motorik : Sebuah Konsep Implementasi .

Gambar

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian
Grafik 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui jenis kelamin yang terbanyak pada pasien stroke iskemik dan hemoragik rawat inap di RSUP dr.

Kedua komponen tegak lurus dalam tanda kurung pertama, yang ditunjukan Gambar 10a, memberikan satu resultante yang sama dengan Rω2, yang dapat ditunjukan mempunyai arah

Metode situasional, dimana materi diangkat dari anak yang sedang menunjukan gambar bangun datar, kemudian guru mengadakan percakapan dengan siswa mengenai bangun datar persegi

Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian diubah namanya menjadi

Bencana iklim terutama banjir dan kekeringan juga rawan terjadi pada sebagian lahan rawa pasang surut, meskipun sebagian responden menyatakan tidak menerima dampak yang besar dari

Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara yang dapat menumbuhkan minat belajar Matematika bagi yang tidak begitu menyukai bidang studi ini. Dengan permainan (game) diharapkan

Kebijakan perubahan IAIN Bandung menjadi UIN merupakan sebuah langkah yang cukup mendasar. Di satu sisi, perubahan itu menuntut adanya perubahan segenap

Sebagian dari anakâanak menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit dan membosankan karena di dalam buku matematika hanya menemukan angkaâangka, rumusârumus