MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR DESKRIPTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS
SISWA SMK PADA MATERI IKATAN KIMIA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan
Oleh :
SUHAETI SRI MULYASIH 1102528
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
KONSENTRASI PENDIDIKAN KIMIA-SL
SEKOLAH PASCASARJANA UPI
BANDUNG
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis
Siswa SMK pada Materi Ikatan Kimia
Oleh
Suhaeti Sri Mulyasih S.Pd UPI Bandung, 2000
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi
Pendidikan Kimia-SL
© Suhaeti Sri Mulyasih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Nopember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
Tesis ini telah disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I,
Dr. rer nat. Omay Sumarna, M. Si NIP. 196404101989031025
Pembimbing II,
Dr. Sri Mulyani, M.Si NIP. 196111151986012001
Mengetahui,
Ketua Prodi IPA Sekolah Pascasarjana UPI
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ Model Pembelajaran
Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Berpikir
Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia “ ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Nopember 2014 Yang membuat pernyataan,
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis telah
diberikan kelancaran dan kesehatan untuk dapat menyelesaian tesis yang berjudul
“Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK pada Materi Ikatan Kimia”,
untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi
IPA konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan di Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Penelitian ini memberikan informasi tentang bagaimana penggunaan
model pembelajaran siklus belajar deskriptif untuk meningkatkan pemahaman
konsep dan berpikir kritis siswa SMK pada materi ikatan kimia kepada guru kimia
sebagai model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan di sekolah.
Penulis menyadari sepenuhnya, baik dalam penulisan maupun kajian
dalam tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan yang lebih
baik lagi, oleh karena itu mudah-mudahan tesis ini sedikitnya bisa menjadi
sumbangan yang berharga bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan kimia.
Bandung, Nopember 2014
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak dibantu oleh berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. rer nat Omay Sumarna, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, membimbing
dan mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
2. Ibu Dr. Sri Mulyani, M.Si selaku dosen pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu, membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
3. Ibu Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si selaku Ketua Program Studi IPA yang
telah banyak membantu selama penulis menempuh pendidikan di Sekolah
Pasca Sarjana UPI Bandung.
4. Ahmad Yasin, M.Pd suamiku yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melanjutkan studi beserta anak-anakku Fathan Al Ghifari, Fathia Nur
Azizah, Fikri Ahmad Mushoddaq dan Fadiyah Nur Anisa atas kesabaran dan
pengertiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
5. Ibu Dra. Elis Herawati, M.Pd selaku Kepala SMKN Situraja Sumedang yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
6. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Alloh SWT membalas kebaikan yang telah bapak, ibu dan saudara
berikan.
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Penulis
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... A. Implementasi Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif... B. Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa melalui Siklus Belajar
Deskriptif... C. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Siklus Belajar Deskriptif ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN...
36 36
44
64
80 80 80
82 86
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
2.1. Indikator dan sub indikator berpikir kritis...
2.2. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti...
2.3. Standar kompetensi dan kompetensi dasar konsep
prasyarat materi ikatan kimia ...
2.4. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi ikatan kimia...
2.5. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
menggunakan materi ikatan kimia sebagai prasyarat ...
2.6. Sifat-sifat unsur gas mulia...
2.7. Pertanyaan penelitian dan hipotesis untuk pemahaman
konsep ...
2.8. Pertanyaan penelitian dan hipotesis keterampilan
berpikir
kritis...
3.1. Hasil perhitungan CVR untuk soal pemahaman konsep..
3.2. Hasil perhitungan CVR untuk soal keterampilan
berpikir kritis...
3.3. Penafsiran nilai koefisien Cronbach’s alpha ...
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3.4. Hasil perhitungan nilai koefisien Cronbach’s
alpha...
3.5. Kategori nilai n-gain...
4.1. Data deskriptif dari pemahaman siswa kelas kontrol
dan kelas eksperimen...
1.2.Data deskriptif dari keterampilan berpikir kritis siswa
kelas kontrol dan kelas eksperimen...
31
2.4. Daya hantar listrik senyawa ion...
2.5. Padatan, lelehan dan larutan senyawa NaCl...
2.6. Molekul air dalam wujud padat, cair dan gas...
2.7. Kerangka berpikir...
3.1. Desain penelitian...
3.2. Alur penelitian...
4.1. Grafik perbedaan rata-rata n-gain setiap indikator
pencapaian kompetensi pemahaman konsep...
4.2.Grafik perbedaan rata-rata n-gain setiap sub indikator
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran.1. Rancangan model pembelajaran siklus belajar
deskriptif pada topik ikatan kimia...
Lampiran.2. RPP kelas eksperimen...
Lampiran.3. Kisi-kisi instrumen...
Lampiran.4. LKS 1...
Lampiran.5. Jawaban LKS 1 kelas eksperimen...
Lampiran.6. LKS 2...
Lampiran.7. Jawaban LKS 2 kelas eksperimen...
Lampiran.8. Soal pretes dan postes...
Lampiran .9. Jawaban soal pretes siswa kelas eksperimen...
Lampiran.10. Jawaban soal posttes siswa kelas eksperimen...
Lampiran.11.Tabulasi jawaban siswa kelas kontrol...
Lampiran.12.Tabulasi jawaban siswa kelas eksperimen...
86
101
117
133
143
151
164
174
180
184
188
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR DESKRIPTIF UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PADA MATERI IKATAN KIMIA
ABSTRAK
Suhaeti Sri Mulyasih (1102528) SPs UPI Bandung
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penggunaan model pembelajaran siklus belajar deskriptif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa di salah satu SMK di Kabupaten Sumedang pada konsep ikatan kimia. Indikator pencapaian kompetensi yang diselidiki yaitu menjelaskan proses pembentukan ikatan ion, menuliskan rumus kimia yang terbentuk antara ion positif dan ion negatif, menyebutkan pasangan atom unsur yang dapat membentuk ikatan kovalen, menuliskan struktur Lewis suatu molekul, menyebutkan jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan dalam suatu molekul dan menyebutkan jenis ikatan yang terdapat pada suatu molekul. Variabel lain yang diselidiki yaitu keterampilan berpikir kritis siswa pada kelompok indikator berpikir kritis mempertimbangkan penjelasan sederhana (elementary
clarification) dan kelompok indikator menyimpulkan (inference) dengan sub indikator
memberikan penjelasan sederhana, menyatakan tafsiran, mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan kemungkinan jawaban dan mengidentifikasi kesimpulan. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian
nonequivalen pretes-posttes control group design. Proses pembelajaran berlangsung tiga
tahapan yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan konsep dan fase aplikasi konsep. Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab. Instrumen yang digunakan berupa soal tes berbentuk essai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran siklus belajar deskriptif dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Pada penelitian ini indikator pencapaian kompetensi yang dapat dikembangkan menyebutkan jenis ikatan yang terdapat pada suatu molekul, sedangkan untuk indikator keterampilan berpikir kritis adalah pada kelompok indikator mempertimbangkan penjelasan sederhana untuk sub indikator mengidentifikasi kesimpulan.
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
THE LEARNING MODEL OF CYCLE DESCRIPTIVE STUDY TO IMPROVE THE UNDERSTANDING OF THE CONCEPT AND CRITICAL THINKING OF SMK
STUDENTS IN CHEMICAL BONDING LESSON
ABSTRACT
Suhaeti Sri Mulyasih (1102528) SPs UPI Bandung
This study is aimed to obtain information about the use of the learning model of cycle descriptive study in improving the understanding of the concept and critical thinking skills of students in one of SMK in Sumedang region on the concept of chemical bonds. The investigated competencies achievement indicators are describing the process of forming an ionic bond, writing the chemical formulas that formed between the positive ions and negative ions, mentioning the pair of atomic elements that can form a covalent bond, writing the Lewis structure of a molecule, mentioning the amount of electrons that are used for bonding in a molecule and mentioning the type of bond contained in a molecule. The other investigated variables are students' critical thinking skills in critical thinking indicator groups considering a simple explanation (elementary clarification), and the concluded indicator group (inference) with the sub-indicators of giving simple explanation, stating the interpretation, identifying or formulating the criteria to consider the answer possibility and identifying the conclusions. This research used the quasi experiment method with the research design
nonequivalent free test-posttest control group design. The learning process lasted for three
stages, they are the exploration phase, the concept introduction phase and the concept application phase. The learning methods used in this research are the discussion and the question-answer. The instruments used in this research is in the form of essay test. The result of the research show that the learning model of cycle descriptive study can improve the understanding of the concepts and students’ critical thinking skills. In this research, the competencies achievement indicators that can be developed is mentioning the type of bond that contained in a molecule, whereas for the critical thinking skills indicator is at the considering a simple explanation indicator group for the sub-indicators of identifying the conclusions.
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada kurikulum 2006 dalam Standar Isi sesuai dengan Permendiknas Nomor
22 Tahun 2006 disebutkan bahwa kimia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan mata pelajaran yang termasuk kedalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kelompok mata pelajaran ini dimaksudkan untuk
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi,
kecakapan dan kemandirian kerja.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, selain Standar Isi,
dari delapan standar nasional yang paling berkaitan dengan proses belajar
mengajar adalah standar kompetensi lulusan yang terdiri dari Standar Kompetensi
Lulusan Satuan Pendidikan dan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran.
Salah satu tujuan dari standar kompetensi lulusan mata pelajaran kimia di SMK
adalah menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif secara
mandiri sehingga dalam proses pembelajarannya siswa disiapkan untuk dapat
berpikir tingkat tinggi dalam mencari solusi apabila menemukan masalah dalam
dunia usaha dan dunia industri (DU/DI). Berkaitan dengan hal tersebut maka salah
satu tugas guru adalah dapat menciptakan suasana belajar yang dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Pada topik ikatan kimia, fakta menunjukkan masih banyak siswa yang
mempunyai kesulitan untuk memahaminya. Nugroho dalam Fauziah (2009: 1)
menyatakan bahwa dalam bidang sains kemampuan siswa Indonesia berada pada
tingkat paling bawah karena siswa hanya mampu mengingat fakta, ternimologi
dan hukum sains yang bersifat umum. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum
memahami dengan benar konsep-konsep yang dipelajarinya. Karena proses
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
penelitian Suhardan dalam Fauziah (2009: 2) menyatakan bahwa pembelajaran di
sekolah cenderung teoritik sehingga anak kurang memahami konsep yang
dipelajari. Yasin (2007: 3) menyatakan bahwa guru pada pengajarannya kurang
variatif sehingga peran aktif siswa selama proses pembelajaran sangat kurang,
akibatnya siswa sulit untuk memahami konsep yang sedang dipelajari. Sejalan
dengan Amalia (2009: 3) yang menyatakan bahwa guru menjelaskan
konsep-konsep ikatan kimia hanya dengan metode ceramah saja sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep ikatan kimia.
Agar topik ikatan kimia dapat dipahami oleh siswa maka pada saat mengajar
guru dapat menggunakan pembelajaran konstruktivisme karena proses
pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student centered), guru hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator saja pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Jean Piaget dalam Yamin (2012: 15)
mengemukakan bahwa pengetahuan diperoleh seseorang dengan cara aktif,
perkembangan pengetahuan yang diperoleh anak tergantung seberapa aktif
mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Salah satu model pembelajaran yang
menggunakan paham konstruktivisme adalah model siklus belajar (Herron dalam
Dahar, 1996: 164).
Menurut Patrick,et al (2012: 247) pola interaksi yang terjadi antara guru dan
siswa selama proses siklus belajar mempunyai implikasi bagi proses belajar
mengajar ilmu pengetahuan di sekolah yaitu dapat memfasilitasi siswa untuk
belajar lebih efektif dan siswa memperoleh pengetahuan lebih bermakna. Tujuan
utama interaksi tersebut adalah untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa.
Sejalan dengan hasil penelitian dari Bevenino, Degel dan Adams (Akar,
2005: 24) yang menunjukkan bahwa dengan menggunakan siklus belajar, guru
dapat membuat serangkaian kegiatan yang bermakna bagi siswa dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan berpikir kritis. Lord (Akar,
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang berpusat pada guru dengan dua kelas yang menggunakan
model siklus belajar dengan melibatkan pertanyaan berpikir kritis. Siswa yang
belajar dengan model siklus belajar dapat memahami materi pelajaran lebih
mendalam dengan cara yang lebih komprehensif.
Hasil penelitian lain yang dilakukan Amalia (2009: 81) menunjukkan bahwa
model pembelajaran siklus belajar deskriptif dengan menggunakan media animasi
komputer dapat membantu siswa menemukan kecenderungan unsur untuk
mencapai kestabilan dan meningkatkan penguasaan konsep siswa untuk semua
kelompok kemampuan siswa.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pemahaman konsep dapat
ditingkatkan dan keterampilan berpikir kritis dapat dilatih dengan menggunakan
model pembelajaran siklus belajar. Berdasarkan latar belakang tersebut dianggap
perlu untuk mengadakan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran
siklus belajar deskriptif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi ikatan kimia.
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Kondisi suasana belajar di kelas belum dapat meningkatkan pemahaman
konsep dan melatih keterampilan berpikir kritis siswa SMK sebagai persiapan
atau latihan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi di dunia kerja
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2. Guru di sekolah masih melakukan proses pembelajaran dengan hanya
memperhatikan aspek kognitif saja tanpa memperhatikan keterampilan berpikir
kritis siswa.
3. Diperlukan proses pembelajaran alternatif yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa dan dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa.
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam tesis ini adalah “Bagaimanakah model pembelajaran siklus belajar
deskriptif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir
kritis siswa pada materi ikatan kimia ?”
Untuk memudahkan penelitian, rumusan masalah ini dijabarkan menjadi
pertanyaan- pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah implementasi model pembelajaran siklus belajar deskriptif pada
materi ikatan kimia ?
2. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep siswa pada
materi ikatan kimia dengan menggunakan model pembelajaran siklus belajar
desktriptif ?
3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa
pada materi ikatan kimia dengan menggunakan model pembelajaran siklus
belajar deskriptif ?
4. Indikator pencapaian kompetensi pemahaman konsep apa yang dapat
berkembang melalui penggunaan model pembelajaran siklus belajar deskriptif
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
5. Indikator keterampilan berpikir kritis apa yang dapat berkembang melalui
penggunaan model pembelajaran siklus belajar deskriptif pada materi ikatan
kimia ?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penggunaan
model pembelajaran siklus belajar deskriptif untuk meningkatkan pemahaman
konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMK pada materi ikatan kimia.
D.Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru kimia dalam merencanakan proses
pembelajaran kimia khususnya pada materi ikatan kimia sehingga hasil belajar
siswa meningkat.
2. Memberikan informasi tentang penggunaan model pembelajaran siklus belajar
deskriptif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir
kritis siswa pada materi ikatan kimia.
3. Membantu siswa memahami konsep-konsep kimia khususnya pada level
simbolik untuk meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa pada materi ikatan kimia.
E.Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan penelitian maka konsep ikatan kimia yang dijadikan
sebagai objek penelitian dibatasi hanya pada konsep ikatan ion dan ikatan kovalen
di kelas X SMK. Sedangkan keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah
beberapa indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis yaitu
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kemungkinan jawaban, mengidentifikasi kesimpulan, memberikan penjelasan
sederhana dan menyatakan tafsiran.
F. Penjelasan Istilah
1. Model pembelajaran siklus belajar deskriptif adalah pembelajaran yang terdiri
dari fase eksplorasi, siswa mengeksplor fenomena dan menemukan pola, fase
pengenalan konsep, guru memperkenalkan istilah dalam bentuk pelabelan
merujuk pada pola tersebut, fase aplikasi konsep, pembahasan fenomena
tambahan yang melibatkan konsep yang sama (Lawson, 1988: 142).
2. Pemahaman konsep diartikan sebagai kemampuan siswa memahami makna
ilmu pengetahuan secara ilmiah baik secara teori maupun penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari (Slameto dalam Fauziah, 2009: 7)
3. Keterampilan berpikir kritis merupakan berpikir masuk akal dan reflektif yang
difokuskan pada pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa kelas X pada salah satu
SMK di Kabupaten Sumedang. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas X
program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) 2 dengan jumlah siswa
sebanyak 34 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X RPL 3 dengan jumlah
siswa sebanyak 34 orang sebagai kelas kontrol. Kedua kelas yang dijadikan
sampel relatif homogen karena berasal dari program keahlian yang sama yaitu
RPL. Pada awal masuk sekolah ini siswa diseleksi melalui tes, selanjutnya
pembagian kelas dilakukan secara random sehingga diantara kedua kelas ini tidak
ada kelas yang memiliki siswa lebih unggul.
B.Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain
penelitian nonequivalen pretes-posttes control group design, desain ini hampir
sama dengan pretest-posttest control group design tetapi pada penelitian ini kelas
kontrol dan kelas eksperimen tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2009: 79).
Desain penelitian digambarkan sebagai berikut :
Kelas Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran siklus belajar deskriptif dan kelas kontrol menggunakan
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Pretes dan postes berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan
sesudah penerapan model pembelajaran siklus belajar deskriptif.
C.Instrumen Penelitian
1. Penyusunan dan Validasi soal
Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dan
keterampilan berpikir kritis terhadap materi ikatan kimia pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen berupa pretes dan postes dengan bentuk soal essai yang
sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi pemahaman konsep dan indikator
keterampilan berpikir kritis (Lampiran.3).
Jumlah soal seluruhnya yang digunakan untuk mengetahui pemahaman
konsep dan berpikir kritis siswa sebanyak 27 butir soal. Soal tersebut dibagi
menjadi soal untuk konsep prasyarat yaitu no. 1a,1b, 1c, 1d, 1e, 2a, 2b, 3a, 4a, 5a,
dan 6a. Soal ini dibuat untuk mengetahui apakah siswa masih mengalami
kesulitan atau sudah memahami konsep tersebut. Soal untuk pemahaman konsep
yaitu soal no. 2c, 2d, 2e, 3b, 3c, 4b, 4c, 4d, 5b, 5c, 5d, 6b, 6c dan 6d. Soal untuk
keterampilan berpikir kritis yaitu soal no. 2c, 2d, 2e, 3c, 4b, 4c, 4d, 5b, 5c, 5d, 6b,
6c, 6d, 7a dan 7b.
Instrumen divalidasi dengan melakukan validitas isi dengan cara meminta
“judgment” kepada lima orang ahli dalam bidang yang diukur. Validitas isi
dievaluasi dengan menggunakan rumus CVR (Content Validity Ratio) menurut
Lawshe (1975) sebagai berikut :
CVR =
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ne = jumlah panelis yang menyetujui butir soal
N = jumlah seluruh panelis
CVR mempunyai karakteristik berikut :
Bila kurang dari setengahnya mengatakan valid maka nilai CVR adalah negatif
Bila setengahnya mengatakan valid dan setengahnya tidak maka nilai CVR adalah nol
Bila semua mengatakan valid maka nilai CVR adalah satu
Bila jumlah yang mengatakan valid lebih dari setengahnya maka nilai CVR antara 0-0,99
Soal konsep prasyarat tidak diikutsertakan dalam perhitungan CVR. Hasil
perhitungan CVR untuk soal pemahaman konsep ditunjukan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Hasil perhitungan CVR untuk soal pemahaman konsep
Indikator pencapaian kompetensi No soal
CVR
Menjelaskan proses pembentukan ikatan antara ion
positif dan ion negatif 2c
1
Menyebutkan jenis ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif
2d -1
Menuliskan rumus kimia yang terbentuk antara ion positif dan ion negatif
2e 1
Meyebutkan pasangan atom unsur yang dapat membentuk ikatan kovalen
3b 0,6
Menuliskan struktur Lewis suatu molekul 3c 1
4b 1
5b 0,6
6b 1
Menyebutkan jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan dalam suatu molekul
4c 1
5c 1
6c -0,2
Menyebutkan jenis ikatan yang terdapat pada suatu molekul
4d 1
5d 1
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Setelah dilakukan perhitungan CVR terhadap soal untuk pemahaman konsep
maka tidak semua soal yang telah dibuat dapat digunakan dalam penelitian ini.
Soal yang tidak digunakan adalah soal yang mempunyai nilai CVR -1 yaitu soal
no. 2d dan soal yang mempunyai nilai CVR -0,2 yaitu soal no. 6c sehingga
jumlah soal untuk mengetahui pemahaman konsep siswa menjadi 12 butir soal.
Soal yang digunakan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa
merupakan soal yang sama dengan soal untuk mengetahui pemahaman konsep
siswa ditambah dengan soal no. 7a dan 7b.
Hasil perhitungan CVR tentang soal keterampilan berpikir kritis diperlihatkan
pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan CVR soal keterampilan berpikir kritis
Sub Indikator keterampilan berpikir kritis No soal CVR
Memberikan penjelasan sederhana 2c 1
7a 1
7b -1
Menyatakan tafsiran 2d -1
2e 1
4c 1
5c 1
6c -0,2 Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk
mempertimbangkan kemungkinan jawaban
3c 1
4b 1
5b 0,6
6b 1
Mengidentifikasi kesimpulan 4d 1
5d 1
6d 1
Setelah dilakukan perhitungan CVR terhadap soal untuk keterampilan
berpikir kritis maka tidak semua soal yang telah dibuat dapat digunakan dalam
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
-1 yaitu soal no. 2d dan 7b serta soal yang mempunyai nilai CVR -0,2 yaitu soal
no. 6c sehingga jumlah soal untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa
menjadi 12 butir soal.
2. Reliabilitas Soal
Untuk menentukan reliabilitas soal, sebelum digunakan soal diujicobakan
kepada kelas yang bukan sampel, lalu dihitung nilai koefisien Cronbach’s alpha
-nya dengan menggunakan program SPSS.18. Nilai koefisien Cronbach’s alpha
yang diperoleh ditafsirkan sesuai tafsiran reliabilitas menurut Leech, et al. (2005:
67) seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Penafsiran nilai koefisien Cronbach’s alpha
Koefisien Cronbach’s alpha Kategori
> 0,9 Reliabilitas sempurna
0,7 - 0,9 Reliabilitas tinggi
0,5 - 0,7 Reliabilitas sedang
< 0,5 Reliabilitas rendah
(Leech, et. al, 2005: 67)
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS.18 diperoleh
nilai koefisien Cronbach’s alpha seperti ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil perhitungan nilai koefisien Cronbach’s alpha
Instrumen Nilai Cronbach’s alpha Jumlah soal
Pemahaman konsep 0,635 12
Keterampilan berpikir kritis
0,670 12
Pada Tabel 3.4. ditunjukkan bahwa soal untuk pemahaman konsep
mempunyai nilai koefisien Cronbach’s alpha 0,635 sedangkan untuk soal
keterampilan berpikir kritis mempunyai nilai koefisien Cronbach’s alpha 0,670.
Berdasarkan penafsiran nilai koefisien Cronbach’s alpha yang terdapat pada
Tabel 3.3. dapat diketahui bahwa baik soal pemahaman konsep maupun soal
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu D.Alur Penelitian diskusi dan tanya jawab
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2. Alur Penelitian
Tahapan yang ditempuh dalam penelitian ini seperti yang digambarkan pada
Gambar 3.2, meliputi :
1. Tahap persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu mengkaji variabel-variabel
yang terdapat dalam penelitian yaitu kajian tentang konsep ikatan kimia,
kajian keterampilan berpikir kritis dan kajian model pembelajaran siklus
belajar deskriptif yang kajiannya dituangkan dalam rancangan model
pembelajaran (Lampiran 1).
Pembuatan RPP (Lampiran 2) sebagai patokan minimal dari proses
pembelajaran, pembuatan LKS (Lampiran 4 & 6) yang digunakan sebagai
panduan bagi siswa selama berdiskusi dalam kelompok.
Instrumen yang dibuat adalah soal tes bentuk essai yang digunakan untuk
mengukur pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa
(Lampiran 3).
Postes
Analisis data
Temuan
Kesimpulan
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Setelah pembuatan instrumen penelitian selesai, maka dilakukan uji validitas
dan reliabilitas. Selanjutnya hasil validitas dan reliabilitas dijadikan patokan
untuk memperbaiki instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini.
Tahap berikutnya melakukan ujicoba pembelajaran dan ujicoba instrumen
terhadap kelas yang bukan sampel.
2. Tahap pelaksanaan
Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, baik kelas kontrol maupun kelas
eksperimen, maka dilakukan pretes terhadap kedua kelas dengan menggunakan
instrumen yang telah dibuat.
Selanjutnya pembelajaran yang telah disusun pada rancangan model
pembelajaran diimplementasikan pada saat pembelajaran untuk kelas
eksperimen. Implementasi model pembelajaran membutuhkan waktu lima kali
pertemuan (setiap pertemuan dua jam pelajaran) yang terdiri dari dua kali
pertemuan untuk mempelajari konsep ikatan ion dan tiga kali pertemuan untuk
mempelajari konsep ikatan kovalen.
Untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran “konvensional” sebanyak
lima kali pertemuan. Kegiatan akhir pada tahap pelaksanaan yaitu postes.
3. Tahap akhir
Setelah implementasi pembelajaran dan data yang diperlukan terkumpul
selanjutnya data dianalisis, dilakukan pembahasan dan penarikan kesimpulan.
E.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Tehnik pengumpulan dan analisis data untuk menjawab setiap pertanyaan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama yaitu untuk mengetahui
bagaimana implementasi model pembelajaran siklus belajar deskriptif pada
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dituangkan dalam RPP (Lampiran 2), keterlaksanaannya direkam secara audio
video.
2. Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua yaitu bagaimanakah peningkatan
pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia dengan menggunakan
model pembelajaran siklus belajar desktriptif dan pertanyaan penelitian ketiga
yaitu bagaimanakah peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
ikatan kimia dengan menggunakan model pembelajaran siklus belajar
deskriptif dilakukan :
a. Pemberian skor pada setiap jawaban siswa berdasarkan rubrik yang telah
dibuat (Lampiran 3)
b. Penghitungan jumlah skor mentah dari setiap jawaban pretes dan postes
untuk masing-masing siswa (Lampiran 11 dan 12)
c. Untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir
kritis siswa, dihitung nilai normalized gain (n-gain) setiap siswa dengan
menggunakan rumus (Hake, 1998) :
Normalized gain =
(lampiran 11 dan 12)
d. Menginterpretasikan nilai n-gain berdasarkan kategori menurut Hake (1998:
65) diperlihatkan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5. Kategori Nilai n-gain
Nilai n-gain Kategori
n-gain ≥ 0,7 Tinggi
0,7 > n-gain ≥ 0,3 Sedang
n-gain < 0,3 Rendah
(Hake, 1998: 65)
3. Untuk mengetahui perbedaan skor rata-rata n-gain sebagai akibat dari
perlakuan atau kesalahan perhitungan maka dilakukan uji statistik
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian statistik adalah :
a. Menentukan normalitas dengan melihat nilai skewness dari masing-masing
data.
b. Menentukan homogenitas dengan melihat nilai sig. pada Levene’s tes
equiality of varian. Jika nilai sig. Levene’s tes equality of varian lebih
besar dari 0,05 maka diasumsikan bahwa data homogen.
c. Melakukan uji perbedaan dua rata-rata n-gain dengan two independent t-tes
jika data terdistribusi normal dan uji Man Withney jika data tidak
terdistribusi normal.
4. Untuk menjawab pertanyaan penelitian keempat yaitu indikator pencapaian
kompetensi pemahaman konsep apa yang dapat berkembang melalui penerapan
model pembelajaran siklus belajar deskriptif pada materi ikatan kimia dan
pertanyaan penelitian kelima yaitu indikator keterampilan berpikir kritis apa
yang dapat berkembang melalui penerapan model pembelajaran siklus belajar
deskriptif dilakukan uji-t terhadap nilai rata-rata n-gain dengan menggunakan
program SPSS.18.
5. Melakukan uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai p terhadap nilai α0,05. Ho
diterima jika nilai p > 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan signifikan antara
kelas kotrol dan kelas eksperimen. Ho ditolak jika nilai p < 0,05 artinya
terdapat perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dalam penelitian ini diperoleh informasi mengenai penggunaan model
pembelajaran siklus belajar deskriptif terhadap peningkatan pemahaman konsep
dan keterampilan berpikir kritis siswa SMK. Dari hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Implementasi model pembelajaran siklus belajar deskriptif yang dilaksanakan
dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab pada kelas eksperimen
untuk mempelajari konsep ikatan kimia mempunyai karakteristik bersifat spiral
karena konsep yang telah dipelajari digunakan kembali pada siklus selanjutnya.
2. Penggunaan model pembelajaran siklus belajar deskriptif dengan cara diskusi
dapat meningkatkan pemahaman konsep ikatan kimia.
3. Penggunaan model pembelajaran siklus belajar deskriptif dengan cara diskusi
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
4. Pada penelitian ini, indikator pencapaian kompetensi yang dapat
dikembangkan melalui model pembelajaran siklus belajar deskriptif adalah
menyebutkan jenis ikatan yang terdapat pada suatu molekul.
5. Indikator keterampilan berpikir kritis yang dapat dikembangkan adalah pada
kelompok indikator mempertimbangkan penjelasan sederhana untuk indikator
menganalisis argumen pada sub indikator mengidentifikasi kesimpulan.
B. SARAN
1. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran
siklus belajar deskriptif dapat meningkatkan pemahaman konsep dan
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
disebabkan karena masih terdapat miskonsepsi pada konsep prasyarat. Agar
diperoleh peningkatan pemahaman konsep yang lebih baik, disarankan bagi
guru kimia yang akan menggunakan model pembelajaran siklus belajar
deskriptif pada saat mengajarkan konsep ikatan kimia agar memperhatikan
konsep prasyarat yang telah dimiliki oleh siswa sehingga penggunaan model
pembelajaran siklus belajar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa
secara optimal.
2. Pada penelitian ini indikator pencapaian kompetensi yang dapat dikembangkan
melalui model pembelajaran siklus belajar deskriptif yaitu menyebutkan jenis
ikatan yang terdapat pada suatu molekul. Sedangkan untuk indikator
keterampilan berpikir kritis yaitu pada kelompok indikator mempertimbangkan
penjelasan sederhana untuk indikator menganalisis argumen pada sub indikator
mengidentifikasi kesimpulan.
Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti indikator pencapaian
kompetensi maupun indikator keterampilan berpikir kritis yang lainnya yang
dapat dikembangkan melalui model pembelajaran siklus belajar baik dengan
menggunakan model pembelajaran siklus belajar deskriptif maupun model
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. N. (2013). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kritis
Matematika Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Teams-Assisted Individualization. Tesis. SPs UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Akar, E. (2005).” Effectiveness of 5E Learning Cycle Model on Student
Understanding of Acid and Base Concept”. Unpublished Master Tesis. Midle East Technical University. Angkara.
Amalia, I. (2009). Model Siklus Belajar Deskriptif Menggunakan Media Animasi
Komputer untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa pada topik Ikatan Kimia.Tesis. SPs UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Anderson. L. W & Krathwohl. D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ḉalik.M & Ayas. A. (2005). “ A Cross-Age Study on The Understanding of Chemical Solution and Their Component”. Dalam International Education
Journal [Online]. 6, (1), 30-41. Tersedia:
http://file.eric.ed.gov/fulltext/EJ854953.pdf. [3 Juni 2013]
Costa, A.L. (1988). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Association for Supervisor and Curiculum Development. Alexandria Virginia.
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Davis. R. E, et.al. (2002). Modern Chemistry.USA: Holt, Rinehart & Winston, Inc.
Ennis , R. H. (1993). “Critical Thinking Assessment”. Dalam Teory Into Practice
[Online]. 32, (3), 179-186. Tersedia:
http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFile/file/Ennis_critical_thinking. [25 Juni 2013]
Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking. New Jersey : Prentice Hall, Uper Saddle River.
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Facione, P. A., Facione, N.C & Giancarlo, C. (2000). “The Disposition Toward Critical Thinking: Its Character, Measurement, and Relationship to Critical
Thinking Skills”. Journal of Informal Logic. 20, (1), 61- 84.
Fauziah, M. R. (2009). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Topik Larutan Penyangga. Tesis. SPs UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia UPI Bandung.
Hadiwijaya.R. (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
Menggunakan Multimedia Learning Modules(MLMs) In Hybrid Online untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasan Konsep Fisika Siswa Kelas VIII SMP. Tesis. SPs UPI Bandung :tidak diterbitkan.
Hake. R. R. (1998). “Interactive-Engagement versus Tradisional Method : A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory
Physics Courses”. Dalam American Journal of Physics [Online], 66, (1),
64-74. Tersedia:
http://irgwiki.uta.edu/twiki/pub/main/groupphysicseducation/six_thousand _student...[ 3 Juni 2013]
Inch, et. al. (2006). Critical Thinking and Communication The Use of Reason in
Argument. Boston : Pearson Education Inc.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Kemdiknas
Kementerian Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta : Kemdiknas
Kementerian Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional no. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta :
Kemdiknas
Kementerian Pendidikan Nasional. (2009). Lampiran Surat Edaran Dirjen
Mendikdasmen mengenai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD)dan Rincian Pembelajaran Materi Adaptif SMK. Jakarta :
Kemdiknas
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Lawshe.C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Dalam
Personal Psycology [Online], (28), 563-575. Tersedia:
http://www.bwgriffin.co./gsu/courses/edur9131/content/Lawshe_content_v alidity.pdf. [13Mei 2013]
Leech. et al. ( 2005). SPSS for Intermediate Statistics : Use and Interpretation. Second Edition. London : Lawrence Erlbaum Associates.
Maulana,Y. (2011). Profil Model Mental Mahasiswa Calon Guru Kimia Tingkat
Pertama Pada Beberapa Konsep Dasar Ikatan Kimia. Skripsi FPMIPA
UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Mc. Murry & Fay. (2004). Chemistry. 4th Ed: Pearson-Prentice Hall Inc.
Meisya. M.D. (2008). Ikatan Kimia. Dalam Chemistry e-learning [Online]. Tersedia:
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Mulyani_Dwi_M(0 606421)/sifatsenyawaion.htmp. [25 Maret 2013]
Metler, Craig A.(2001). “Designing scoring rubrics for your classroom”. Dalam
Practical Assessment, Research & Evaluation [Online], 7, (25), 9
halaman. Tersedia: http://pareonline.net/getvn.asp?v=7&v=25. [25 Juni 2013]
Olmsted,J.A & William,G.M. ( 2005). Chemistry. John Wiley & Sons Inc.
Oxtoby, et. al (2004). Prinsip-prinsip Kimia Modern. Edisi keempat. Jakarta : Erlangga
Patrick. et al. (2012).”Effect of 5E Learning Cycle on Students’ Achivement
Biology and Chemistry”. Dalam Cypriot Journal Educational Sciences
[Online], 7, (3), 244-262. Tersedia :
http://word_educatioc_center.org/index.php/cjes/artikel/viewfile/7.3.9/7.3. 9. [ 9 Januari 2013].
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi keempat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandng: Alfabeta.
Supriyadi. (2013). Praktikum Virtual untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Konsep Daur Biogeokimia. Tesis SPs
UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Suhaeti Sri Mulyasih, 2014
Model Pembelajaran Siklus Belajar Deskriptif untuk Meningkatkan pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMK Pada Materi Ikatan Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tuna, A. & Kaҫar, A. (2013). “The effect of 5E Learning Cycle Model in Teaching Trigonometry on Students’ Academic Achievement and The
Permanence of Their Knowledge”. Dalam International Journal on New
Trends in Education and Their Implications [Online], 4, (1), 80-95.
Tersedia: http://ijonte.org/fileupload/ks63207/file/07.tuna.pdf. [20 Januari 2013]
Yamin, M. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi.
Yasin, A. (2007). Model Pembelajaran Empiris Induktif untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Sel Elektrokimia. Tesis. SPs UPI Bandung :tidak